KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, August 29, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 27 AGUSTUS 2020



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 27 AGUSTUS 2020


KITAB RUT
(Seri: 107)

Subtema: DARI PERSEKUTUAN MENJADI LADANG TUAIAN

Shalom.
Selamat malam, salah sejahtera, dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi. Malam ini saya mengucap syukur kepada TUHAN; karena TUHAN masih memberi kesempatan kepada kita untuk mengusahakan dan memelihara Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook dimanapun anda berada. Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya kiranya TUHAN kembali membukakan firman-Nya bagi kita malam ini.

Kita segera sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Rut 2:20.
Rut 2:20B
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita." Intinya di sini, Naomi menjelaskan perihal Boas kepada Rut menantunya itu dalam dua hal:
1.      Boas adalah kerabat atau saudara terdekat dari Elimelekh, suami Naomi yang sudah mati itu.
2.      Boas adalah salah seorang yang wajib menebus mereka, Naomi dan Rut.
Perihal Boas tentang kedua hal tersebut telah dijelaskan lewat pemaparan-pemaparan firman Tuhan. Selanjutnya kita akan memasuki ayat 21.

Rut 2:21
(2:21) Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: "Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku."

Penjelasan Naomi tersebut mengingatkan Rut kembali terhadap perkataan yang pernah diucapkan oleh Boas kepada Rut, yakni: “Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku."

Rut 2:8
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.

Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini ...” Kita bersyukur karena hari ini dan sampai pada saat detik ini, kita masih di ladang TUHAN, tidak berada di ladang yang lain, yaitu ladang si pemalas dan ladang dunia, karena kedua ladang tersebut menghasilkan onak dan duri, dan itu sangat menyakiti dan merugikan karena sifatnya menusuk dan menyakiti hidup gereja TUHAN.

Perkataan Boas yang dimaksud oleh Rut adalah“ ... Tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.” Jelas hal ini berbicara tentang persekutuan. Persekutuan, bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, terkena kepada “papan-papan jenang.”

Keluaran 26:15-18, 20, 22
(26:15) Haruslah engkau membuat untuk Kemah Suci papan dari kayu penaga yang berdiri tegak, (26:16) sepuluh hasta panjangnya satu papan dan satu setengah hasta lebarnya tiap-tiap papan. (26:17) Tiap-tiap papan harus ada dua pasaknya yang disengkang satu sama lain; demikianlah harus kauperbuat dengan segala papan Kemah Suci. (26:18) Haruslah engkau membuat papan-papan untuk Kemah Suci, dua puluh papan pada sebelah selatan. (26:20) Juga untuk sisi yang kedua dari Kemah Suci, pada sebelah utara, kaubuatlah dua puluh papan (26:22) Untuk sisi belakang Kemah Suci, pada sebelah barat, haruslah kaubuat enam papan

Ada sebuah perintah untuk membuat kemah suci dari papan-papan jenang. Kemah suci menunjuk Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci.
Papan-papan jenang tersebut:
-          Sebelah selatan, terdiri dari 20 papan-papan jenang.
-          Sebelah utara, terdiri dari 20 papan-papan jenang
-          Sebelah barat atau bagian belakang, terdiri dari 6 papan-papan jenang.
Kemudian, ukuran dari satu papan jenang:
-          Tinggi papan jenang: 10 hasta.
-          Lebar papan jenang: 1,5 hasta.

Dengan ukuran-ukuran tersebut, berarti 20 (dua puluh) papan-papan jenang jika disatukan, maka lebar seluruhnya adalah 30 (tiga puluh) hasta, jelas hal itu menunjuk kepada panjang Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci.
-          Panjang Ruangan Suci = 20 (dua puluh) hasta.
-          Sedangkan panjang Ruangan Maha Suci = 10 (sepuluh) hasta.

Keluaran 26:26-27
(26:26) Juga haruslah kaubuat kayu lintang dari kayu penaga: lima untuk papan-papan pada sisi yang satu dari Kemah Suci, (26:27) lima kayu lintang untuk papan-papan pada sisi yang kedua dari Kemah Suci, dan lima kayu lintang untuk papan-papan pada sisi Kemah Suci yang merupakan sisi belakangnya, pada sebelah barat.

Kemudian, pada tiap-tiap sisinya haruslah dibuat;
-          5 (lima) kayu lintang atau palang pada sisi Selatan,
-          dan 5 (lima) kayu lintang atau palang pada sisi Utara,
-          serta 5 (lima) kayu lintang atau palang pada sisi Barat.
Sedangkan sebelah Timur (pada pintu Kemah) tidak dipalangi dengan kayu lintang, tetapi di situ juga terdapat 5 (lima) batang tiang pintu kemah.

Jadi, Kemah Suci ini seluruhnya dikelilingi oleh angka 5 (lima);
-          Sebelah Utara terdapat 5 (lima) kayu lintang.
-          Sebelah Barat terdapat 5 (lima) kayu lintang.
-          Sebelah Selatan terdapat 5 (lima) kayu lintang.
-          Sebelah Timur (pada pintu kemah) terdapat 5 (lima) batang tiang pintu kemah.
Pendeknya, papan-papan jenang tersebut diikat dan disatukan dengan 5 (lima) kayu lintang.

Angka 5 (lima) jelas itu menunjuk 5 (lima) luka utama yang dialami oleh TUHAN Yesus Kristus.
Kesimpulannya: Papan-papan jenang dengan 5 (lima) kayu lintang, artinya; terciptanya persekutuan dari anak-anak TUHAN, jelas itu dikerjakan oleh korban dari Yesus, Anak Allah, di atas kayu salib.

Kita, anak-anak TUHAN, dijadikan satu, jelas karena korban Kristus; itu sebabnya kita bisa bersatu karena korban Kristus. Kalau Yesus, Anak Allah, tidak disalibkan (dikorbankan) di atas kayu salib, maka kita tidak mungkin bersatu di tempat ini. Tidak ada kekuatan apapun di atas muka bumi ini yang dapat mempersatukan anak-anak TUHAN selain 5 (lima) kayu lintang, baik sisi Selatan, baik sisi Utara, baik sisi Barat.

Yohanes 20:24-25
(20:24) Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. (20:25) Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."
 
Tomas tidak percaya bahwa murid-murid telah melihat TUHAN Yesus Kristus. Mengapa demikian? Karena Tomas tidak bersama-sama atau tidak menyatu dengan murid-murid ketika Yesus memperlihatkan diri-Nya kepada murid-murid.

Yohanes 20:26-28
(20:26) Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" (20:27) Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." (20:28) Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"

Akan tetapi, ketika Tomas berkumpul dengan murid-murid yang lain, tiba-tiba Yesus berdiri di tengah-tengah mereka, lalu Yesus berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Lalu Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!”.

Yohanes 20:29
(20:29) Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Pendeknya, iman Tomas adalah melihat dulu, baru percaya. Sebenarnya, iman yang murni dan benar di hadapan Allah adalah percaya walaupun tidak melihat.

Jadi, sudah sangat jelas, bahwa; terciptanya persekutuan jelas karena Yesus mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib.

Efesus 4:3-6
(4:3) Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: (4:4) satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, (4:5) satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, (4:6) satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

Berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera
Jadi, supaya tetap terciptanya persekutuan, ada kebersamaan di antara anak-anak TUHAN, maka marilah berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. Jangan kita sama seperti Tomas, dia tidak percaya dengan berita yang disampaikan oleh murid-murid yang lain, tetapi ketika ia berkumpul bersama dengan murid-murid, lalu Yesus menampilkan diri-Nya, barulah Tomas percaya. Oleh sebab itu, berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.
Oleh sebab itu, jangan rusak damai sejahtera itu. Jangan sampai kita tidak percaya, itu sebabnya di sini dikatakan: “satu Tuhan, satu iman, satu baptisan”. Berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. Biarlah kiranya damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita masing-masing.

Upayakan jangan ada penonjolan diri, sebab itu adalah tanda pemisahan. Jangan sampai ada kekerasan hati dan lain sebagainya, tetapi berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; supaya tetap dalam persekutuan yang indah dengan TUHAN dan dengan sesama, maka berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.

TUJUAN DARI PERSEKUTUAN.
Rut 2:21
(2:21) Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: "Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku."

Tujuan dari persekutuan adalah untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan, yakni penyabitan di ladang Boas.

Kita semua harus ada di dalam persekutuan yang baik dan persekutuan yang indah di hadapan TUHAN supaya kita dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan Allah. Saya tidak bisa menyelesaikan seluruh pekerjaan ini dengan kekuatan saya sendiri, demikian juga dengan sidang jemaat harus tetap di dalam persekutuan untuk dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan, yakni penyabitan di ladang Boas rohani, yakni; Tuhan Yesus Kristus.

Terkait dengan persekutuan, mari kita melihat tujuannya:
Yohanes 4:31-33
(4:31) Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah." (4:32) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." (4:33) Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"

TUHAN menolak makanan dari murid-murid yang hanya sekedar memenuhi kebutuhan manusia secara lahiriah, namun tidak memenuhi kebutuhan manusia batiniah atau manusia rohani.

Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Makanan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia secara batiniah -- atau manusia rohani -- adalah melakukan kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Mari kita lihat KETIKA YESUS MENYELESAIKAN PEKERJAAN-NYA di atas muka bumi ini.
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Yesus, Anak Allah, telah melakukan kehendak Allah Bapa, sebab Ia telah minum cawan Allah, yakni menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung di atas kayu salib, menanggung penderitaan karena dosa manusia, dengan demikian kehendak Allah terlaksana oleh-Nya.

Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Sesudah melakukan kehendak Allah Bapa (minum anggur asam), selanjutnya berkatalah Ia: “Sudah selesai” Dengan demikian, Ia telah menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib. Setelah Ia menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib, Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya (mati kayu salib).

Yohanes 19:32-34
(19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Melihat bahwa Yesus telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari prajurit itu menombak lambung Yesus dan segera mengalir keluar darah dan air. Jelas, ini berbicara tentang terwujudnya pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, karena tidak ada satu pun dari tulang-tulang Yesus yang dipatahkan.
Jadi, semua anggota tubuh-Nya tetap berada di dalam keutuhan atau satu kesatuan yang sempurna, karena tidak ada satu pun dari tulang-tulang Yesus yang dipatahkan. Pendeknya, tubuh Kristus tidak terpiash-pisah.

Kejadian 2:22-23
(2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (2:23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

Allah membentuk perempuan itu dari salah satu tulang rusuk Adam, ini merupakan gambaran dan bayangan dari pengorbanan Yesus di atas kayu salib. Pendeknya, sesudah perempuan itu dibentuk, berkatalah Adam: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” Dengan demikian, terwujudlah pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, yakni: Tubuh Mempelai.

Wahyu 19:6-9
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] (19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Singkatnya: Sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah -- tidak lain tidak bukan -- pesta nikah Anak Domba, dengan lain kata; terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, itulah antara Israel dan bangsa kafir. Dengan demikian, TUHAN telah menyelesaikan pekerjaan-Nya. Di atas muka bumi ini.

PRAKTEK MENYELESAIKAN PEKERJAAN ALLAH.
Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Kita sudah melihat pekerjaan itu sudah diselesaikan oleh Yesus di atas kayu salib, dan nanti penggenapannya adalah pesta nikah Anak Domba, sebab itulah sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini, yaitu menjadi mempelai TUHAN, itulah tubuh Kristus yang sempurna.

Lalu, pada ayat 35 ...
Yohanes 4:35
(4:35) Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.

Terlebih dahulu kita melihat kalimat dari ayat ini: “Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai?” Jelas ini menunjuk waktu yang tepat di mana akan terjadi suatu kegerakan, yakni 4 (empat) bulan.


4 (empat) bulan = 4 (empat) x 30 (tiga puluh) hari = 120 (seratus dua puluh) hari.
Berbicara 120 (seratus dua puluh), tentu saja mengingatkan kita dengan kisah di loteng Yerusalem, di mana 120 (seratus dua puluh) murid-murid dipenuhkan dengan Roh-El Kudus.
Kemudian, 120 (seratus dua puluh) Yobel atau 120 (seratus dua puluh) x 50 (lima puluh) = 6.000 (enam ribu) tahun, jelas itu menunjuk zaman Allah Roh Kudus atau kegerakan hujan akhir.
Adapun pembagian 6.000 (enam ribu) tahun itu adalah;
-          2.000 (dua ribu) tahun yang pertama, itulah zaman Allah Bapa.
-          2.000 (dua ribu) tahun yang kedua, itulah zaman Allah Anak.
-          2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga, itulah zaman Allah Roh Kudus, zaman kemurahan, itulah zaman sekarang.

Jadi, jelas, 6.000 (enam ribu) tahun adalah 2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga -- itulah zaman Allah Roh Kudus, berarti kegerakan hujan akhir. Tanda dari kegerakan hujan akhir adalah penggenapan dari Firman Allah yang dapat dilihat dengan jelas, yaitu hukuman-hukuman sudah mulai dijatuhkan pada dunia, antara lain;
-          Yang Pertama: Hukuman dari ke-7 (tujuh) meterai, yaitu bagi mereka yang tidak menghargai kegiatan Roh Kudus -- zaman Allah Roh Kudus, zaman kemurahan sekarang ini --, tidak menghargai ibadah dan pelayanan di hari-hari terakhir ini. Hal ini ditulis dalam Wahyu 6:1-17, Wahyu 8:1.
-          Yang Kedua: Hukuman dari ke-7 (tujuh) sangkakala, yaitu bagi mereka yang tidak menghargai Firman Allah. Hal ini ditulis dalam Wahyu 8:6-13, Wahyu 9:1-21, Wahyu 11:15-19.
-          Yang Ketiga: Hukuman dari ke-7 (tujuh) cawan murka Allah, yaitu bagi mereka yang tidak menghargai Kasih Allah. Hal ini ditulis dalam Wahyu 16:1-21.
Jadi, ada 3 (tiga) kali 7 (tujuh) penghukuman akan dijatuhkan atas dunia ini.

Saya berharap, kita semua bisa mengerti apa yang saya sampaikan ini, termasuk juga saudara-saudara yang terkasih, yang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming, kiranya dapat diikuti dan dapat dipahami dengan baik.

Untuk hukuman yang ketiga dari 7 (tujuh) kali cawan murka Allah, kita akan memperhatikan Wahyu 16:16-17.
Wahyu 16:16-17
(16:16) Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon. (16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana."

Cawan murka Allah yang ketujuh atau yang terakhir ditumpahkan ke angkasa, lalu terdengarlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: “Sudah terlaksana”, ini sama dengan “sudah selesai”. Inilah perwujudan dari perkataan Yesus ketika Ia menyelesaikan pekerjaan-Nya di kayu salib.
Ayo, peliharalah kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.

Wahyu 16:18-20
(16:18) Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.(16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya. (16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.

Setelah cawan murka Allah yang ketujuh itu ditumpahkan ke angkasa, lalu terbelahlah kota besar itu menjadi 3 (tiga) bagian.
-          Bagian yang pertama adalah kota dari naga itu.
-          Bagian yang kedua adalah kota antikris.
-          Bagian yang ketiga adalah kota dari nabi-nabi palsu.
Singkatnya: Kota Babel yang besar itu sudah dihancurkan, itu sebabnya pada ayat 20 dikatakan: “semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung”.

Jadi, inilah yang akan terjadi ketika Yesus berkata di atas kayu salib: “Sudah selesai”. Bagi mereka yang masuk dalam pesta nikah Anak Domba, itu merupakan keselamatan bagi mereka. Tetapi bagi mereka yang tidak masuk dalam pesta nikah Anak Domba, itu merupakan penghukuman, seperti TUHAN menghukum dunia ini dengan 3 (tiga) kali 7 (tujuh) penghukuman.
-          7 (tujuh) penghukuman yang pertama, itulah penghukuman dari 7 (tujuh) meterai.
-          7 (tujuh) penghukuman yang kedua, itulah penghukuman dari 7 (tujuh) sangkakala.
-          7 (tujuh) penghukuman yang ketiga, itulah penghukuman dari 7 (tujuh) cawan murka Allah.

Tentu, supaya kita juga mendapat bagian dari keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib, karena memang Ia sudah menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib, maka mulai dari sejak sekarang, tentu saja kita harus menyerahkan diri kita ini sepenuhnya kepada TUHAN diawali dari persekutuan, di mana tadi setelah Naomi menjelaskan perihal Boas -- sebagai kerabat dan sebagai penebus --, tiba-tiba Rut teringat dengan perkataan Boas -- yang tertulis dalam Rut 2:8 -- : “tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan”, artinya; tetap berada di dalam persekutuan yang baik antara yang satu dengan yang lain.
Tujuan dari persekutuan itu adalah untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan, yakni penyabitan di ladang Boas rohani, yakni: Tuhan Yesus Kristus, berarti itu berbicara tentang penuaian. Maka, sudah sejak dari sekarang, kita seharusnya berada di dalam persekutuan yang indah. Itu sebabnya, di atas tadi berulang-ulang saya katakan: berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. Jangan sampai kita tidak berada dalam kesatuan Roh oleh karena roh-roh yang asing, termasuk roh jahat dan roh najis.

SYARAT untuk menghadapi atau lepas dari hukuman yang akan dijatuhkan pada dunia.
Yohanes 4:35
(4:35) Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.

Gereja TUHAN sudah selekasnya berada dalam keadaan yang matang rohani, dengan kata lain; dewasa rohani, itulah suatu kehidupan yang siap dituai di akhir zaman nanti.

Di sini kita melihat, Yesus berkata: “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.” Pendeknya, Yesus memandang perempuan Samaria tersebut sebagai ladang tuaian -- sebab Injil Yohanes 4 itu berbicara tentang percakapan antara Yesus dengan perempuan Samaria --.
Mari kita pandang sekeliling, lihat sekeliling masing-masing. Pandanglah ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Pandang sekelilingmu sebagai ladang tuaian, jangan pandang sesama/orang lain dengan hawa nafsu kejahatan kenajisan; tetapi pandang dia sebagai ladang tuaian. Itu adalah tanda bahwa sejak dari sekarang kita sudah berada dalam persekutuan yang indah dengan TUHAN dan sesama, supaya kita siap nanti menghadapi penghukuman yang terakhir, yaitu 7 (tujuh) cawan murka Allah yang terakhir yang ditumpahkan ke atas angkasa, lalu meledaklah bumi dan Babel besar terpecah menjadi tiga bagian -- satu bagian adalah naga besar, satu bagian adalah antikris, satu bagian adalah nabi-nabi palsu --, kesatuan mereka sudah dihancurkan (dipecahkan) sehingga tidak terlihat lagi pulau-pulau dan gunung-gunung. Dan itu merupakan penghukuman bagi dunia, tetapi cawan murka Allah yang ketujuh merupakan tanda keselamatan bagi gereja TUHAN yang sempurna, yang sudah masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna.

Sebelum saya lanjutkan kembali, tentu saja kita mengucap syukur dan berterima kasih kepada TUHAN, sebab Ia telah melakukan kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib supaya demi terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, sehingga sekalipun ada penghukuman yang terakhir, itulah cawan murka yang ketujuh sebagai tanda penghukuman bagi dunia, teapi bagi mereka yang masuk dalam pembentukan tubuh Kristus -- dengan lain kata menjadi tubuh mempelai -- itu merupakan tanda keselamatan. Kita harus mengucap syukur berterima kasih kepada TUHAN, sebab Dia sudah menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib.
Oleh sebab itu, marilah kita melihat sekeliling, dengan lain kata; pandang sekelilingmu sebagai ladang tuaian, jangan pandang dengan hawa nafsu.

Mari kita lihat, apakah memang TUHAN Yesus melakukan seperti apa yang Dia katakan kepada murid-murid, yaitu: “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.” Pendekya; apakah perkataan Yesus sesuai dengan perbuatan-Nya?

Yohanes 4:12
(4:12) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"

Awalnya, perempuan Samaria ini melihat Yakub lebih besar dari pribadi Yesus sendiri, karena memang antara Samaria dan orang Yahudi masih tetap berseberangan, tidak ada pertemuan -- orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria ... Yohanes 4:9.

Yohanes 4:13-14
(4:13) Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, (4:14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

Singkatnya, Yesus menawarkan air kehidupan kepada perempuan Samaria tersebut, karena Yesus sendiri berkata: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.

Dan hal yang senada juga kita alami malam ini, di mana TUHAN menawarkan air kehidupan kepada kita supaya kita jangan haus lagi. Sebab, kebanyakan manusia selalu haus dalam berbagai-bagai hal; ada yang haus kedudukan,  ada yang haus jabatan, ada yang haus hawa nafsu yang lain, termasuk haus atau tidak puas dengan kenajisannya. Tetapi melihat situasi seperti yang dialami perempuan Samaria tersebut, segera saja TUHAN tawarkan air kehidupan, dan TUHAN juga sedang mengulurkan dua tangan-Nya kepada kita, artinya TUHAN sedang menawarkan air kehidupan itu. Lalu bagaimana dengan sikap kita sekarang; apakah kita mau menyambut-Nya atau tidak?

Yohanes 4:15
(4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."

Di sini kita melihat reaksi dari perempuan Samaria setelah mendengarkan tawaran dari TUHAN Yesus, di mana ia berkata: “Tuhan, berikanlah aku air itu”. Perempuan Samaria itu merindukan air kehidupan.
Tujuan dari perempuan Samaria itu merindukan air kehidupan, itu bisa dengan jelas kita lihat dari pengakuannya;
Jawab YANG PERTAMA: “Supaya aku tidak haus.”
Manusia, apalagi jika ia hidup di luar TUHAN (tidak tergembala), akan mengalami kehausan, seperti yang dikatakan Yesus: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi”, tetapi selanjutnya Yesus berkata: “barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Jawab YANG KEDUA: “Supaya aku tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.
Tidak salah jika seseorang menuntut (menimba) ilmu setinggi-tingginya, itu tidak salah selagi itu masih positif. Tetapi seperti apapun dalamnya kita menimba ilmu, walaupun itu kita timba sampai dalam-dalam, namun itu belum sempurna untuk memberi keselamatan jiwa kita masing-masing. Maka, kita juga harus belajar dari dua kali pengakuan dari perempuan Samaria ini, yang berbicara tentang kerendahan hati.

Yohanes 4:16
(4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."

Melihat reaksi sebagai kerinduan yang mendalam dari perempuan Samaria ini, Yesus segera berkata kepadanya: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.”Artinya, yang pertama-tama diperiksa oleh TUHAN adalah nikah suci.
Apakah hubungan kita dengan TUHAN merupakan hubungan nikah suci -- sebagai hubungan nikah secara rohani --? Demikian juga nikah jasmani antara suami dengan isteri atau isteri dengan suami, apakah berada dalam nikah suci? Itu dulu yang diperiksa oleh TUHAN.

Sebab, kalau kita bandingkan dengan Wahyu 18:2, dosa yang paling dibenci oleh TUHAN adalah dosa kenajisan. Jangan sampai nikah suci dirusak (dirongrong) oleh kenajisan atau perzinahan di dalam hati, pikiran dan perasaan. Itu sebabnya, setelah melihat kerinduan yang mendalam yang luar biasa dari perempuan Samaria ini, Yesus berkata: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini”, TUHAN koreksi dulu dalam hal nikah suci.
Yang kaum muda remaja, nikah rohanimu dengan TUHAN juga diperiksa oleh TUHAN; sejauh mana hubunganmu dengan TUHAN, itu diperiksa TUHAN. Hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan dalam nikah suci; itu harus dipertahankan. Biarlah kita sama-sama belajar dan sama-sama mendoakan. Saya tidak mengatakan bahwa saya sudah lebih sempurna dari saudara, tetapi marilah kita sama-sama berdoa, sama-sama kita belajar.

Setelah melewati syarat itu, apakah perempuan Samaria ini mau dikoreksi? Karena itu merupakan syarat mutlak untuk menikmati air Firman yang hidup; nikah suci kita harus mau dikoreksi, hubungan kita dengan TUHAN harus mau dikoreksi, singkatnya; dosa kenajisan itu harus dihancurkan, dosa kenajisan harus dibongkar dengan tuntas.

Yohanes 4:17-18
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, (4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."

Lihat, kata perempuan itu: “Aku tidak mempunyai suami.” Jawaban ini menunjukkan bahwa perempuan Samaria ini mengakui seluruh dosa kenajisannya, mengakui segenap perzinahannya di hadapan TUHAN.
Melihat jawaban dan pengakuan yang tulus dari perempuan Samaria ini, kata Yesus kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami”. Kalau mengakui dosa, harus diakui dengan tepat dan benar dan jujur dan dengan tulus, juga dengan ikhlas. Kalau kita sudah mengakui dengan tuntas semua dosa, maka tidak mungkin kita melakukannya lagi, tetapi kalau ada keinginan untuk menyembunyikan sebagian lagi dosa kenajisan, maka tidak tertutup kemungkinan, Setan akan menuntut dia untuk kembali mengulangi dosa yang sama.

Tetapi melihat jawaban yang jujur, tulus, dan benar dari perempuan Samaria, maka Yesus berkata kepada perempuan Samaria: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami”, sebab ternyata, perempuan Samaria ini sudah mempunyai 5 (lima) laki-laki, dia sudah hidup dengan 5 (lima) laki-laki, lalu yang ada sekarang ketika dia berbicara dengan Yesus, itu juga bukan suaminya, sehingga oleh karena pengakuan yang tulus, yang tepat dan jujur ini, maka Yesus berkata: “Dalam hal ini engkau berkata benar.

Biarlah kiranya kita dibenarkan oleh TUHAN karena pengakuan yang tuntas, karena kita mau mengakui dosa dengan jujur. Pemuda-pemuda yang sudah mengakui dosa, jangan diulangi lagi. Berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.
Itu sebabnya, berkali-kali saya berkata kepada pemuda-pemuda: Kalau engkau melihat kenajisan di depan matamu, kalau engkau melihat kenajisan menggodamu, langsung tengking itu di dalam hatimu. Dan bagi perempuan, jangan suka menggoda, supaya kita bisa fokus melayani pekerjaan TUHAN ini. Pekerjaan TUHAN ini besar, tidak boleh dirusak dengan dosa kenajisan.

Biarlah TUHAN yang membenarkan kita, karena seringkali saya melihat, masih saja ada diantara kita yang berusaha untuk membenarkan dirinya dengan bahasa-bahasa penyangkalan. Dia melakukan kesalahan tetapi dia benarkan dirinya. Banyak cara seseorang untuk membenarkan dirinya; bisa dengan gerak-gerik, bisa dengan air mata, bisa dengan mulut yang tidak berhenti untuk membenarkan dirinya. Tetapi di sini kita melihat, perempuan Samaria itu ketika nikahnya dituntut, dia mengakui dengan tuntas, akhirnya TUHAN berkata kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami. Dalam hal ini engkau berkata benar.” TUHAN yang membenarkan perempuan Samaria, demikian juga TUHAN yang akan membenarkan kita kalau kita mau betul-betul mengakui dosa kita dengan sebenar-benarnya. Sekali lagi dengan tandas; biarlah TUHAN yang membenarkan kita.

Yohanes 4:19
(4:19) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.

Sampai akhirnya, TUHAN mencelikkan mata rohani perempuan Samaria itu. Dia dapat melihat pribadi Yesus sebagai seorang “nabi.”
Tugas nabi adalah bernubuat, untuk menyingkapkan segala rahasia yang terselubung, menyingkapkan segala dosa yang disembunyikan, sama dengan; dosa dibongkar dengan tuntas.
Perempuan Samaria mengakui bahwa Yesus adalah seorang nabi. Biarlah kiranya kita mengakui pembukaan Firman TUHAN malam ini, jangan keraskan hati, dengan kata lain; memberi diri dikoreksi.

CIRI-CIRI telah dibenarkan oleh TUHAN (dosa dibongkar dengan tuntas/nikah sudah disucikan).
Yohanes 4:20
(4:20) Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."

Perempuan Samaria ini sudah berada pada penyembahan; karena ada kerinduan, ada gairah untuk menyembah kepada TUHAN.

TUHAN menuntut supaya ibadah kita berada pada tingkat yang tertinggi, itulah doa penyembahan; itulah yang TUHAN tuntut dari kehidupan kita masing-masing. Ini merupakan ciri-ciri kalau dosa seseorang sudah dibongkar dengan tuntas, akan timbul gairah, sudah berada pada tingkat yang tertinggi, yaitu doa penyembahan.
Untuk hidup dalam doa penyembahan itu semata-mata bukan hanya sekedar berlutut. Saya tahu, ada di antara kita yang menyembah tetapi hanya sekedar berlutut. Dari mana saya tahu dia sekedar berlutut? Dari tabiatnya, dari pikirannya, dari perasaannya yang tidak baik. Intinya, kalau seseorang liar, ini menunjukkan bahwa penyembahannya hanya sekedar berlutut, belum dalam tanda penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah.
Kalau ibadah sudah berada pada tingkat yang tertinggi (berada pada doa penyembahan) dan menikmatinya, biar berapa jam saja kita menyembah, sungguh itu bisa dinikmati, tidak ada rasa jenuh, justru itu merupakan kesempatan untuk menumpahkan isi hati kita kepada TUHAN.

Sungguh hebat sekali cara TUHAN untuk mempersiapkan hidup kita sebagai ladang tuaian. TUHAN giring kita sampai kepada penyembahan, sebagaimana TUHAN menggiring perempuan Samaria ini sampai kepada doa penyembahan; itulah hebatnya TUHAN. Manakala hidup gereja Tuhan sudah matang, berarti siap dituai, sehingga penghukuman dari tujuh meterai, penghukuman dari tujuh sangkakala, penghukuman dari tujuh cawan murka Allah, itu hanya berlaku pada dunia, sebaliknya itu merupakan tanda keselamatan bagi mempelai TUHAN yang sudah matang (dewasa rohani), di mana rohaninya sudah pada puncaknya (doa penyembahan).
Kita bersyukur kepada TUHAN, karena hati kita malam ini diperkuat dan dipenuhkan oleh kasih karunia. Belajar bijaksana, belajar bersikap dewasa.

Yohanes 4:21
(4:21) Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.

Selanjutnya Yesus berkata kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan”.
Sesudah dosa dibongkar dengan tuntas, kemudian ada gairah di dalam penyembahan, barulah Yesus menyebut dia untuk yang pertama kali “hai, perempuan”. Inilah kehidupan yang sudah dibentuk sebagaimana setelah perempuan (Hawa) dibentuk, barulah Adam berkata kepada perempuan itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku”, sebagai milik kepunyaan TUHAN, gereja TUHAN yang sempurna, itulah mempelai TUHAN.

Kalau kita melihat cara TUHAN untuk mengerjakan hidup rohani kita ini, maka tentu saja kita mengucap syukur dan terima kasih dari kedalaman hati yang paling dalam.
Seseorang tidak akan bisa dewasa, tidak akan bisa menjadi matang rohani dengan pengertiannya, dengan kekuatannya, dengan kemampuannya, tetapi TUHAN sudah menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib bagi kita semua.
Saya berharap, manakala kita menyembah malam ini, jangan hanya air mata, tetapi juga harus diikuti dengan keubahan. Dan keubahan itu bukan dari mulut, melainkan harus dari praktek perbuatan hidup. Masing-masing kita harus membuktikannya di hadapan TUHAN, seperti halnya perempuan Samaria yang juga membuktikannya, bukan dari mulut lagi, supaya kita diakui dan Yesus berkata: “Hai, perempuan”.

Sebagaimana tadi sesudah perempuan itu dibentuk dari salah satu tulang rusuk Adam, lalu Adam berkata kepada perempuan itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku”, demikian juga Yesus mengakuinya kepada perempuan Samaria: “Hai, perempuan”. Biarlah kita semua berada dalam kedewasaan rohani, matang rohani, supaya kita diakui sebagai mempelai TUHAN, siap untuk dituai.

Yohanes 4:24-26
(4:24) Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." (4:25) Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." (4:26) Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."

Sampai akhirnya, Kristus menjadi Kepala atas kehidupan perempuan Samaria tersebut. Barulah pada ayat 27, datanglah murid-murid Yesus dan mereka heran bahwa ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan, tetapi tidak seorang pun yang berkata: “Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?

Yohanes 4:28-29
(4:28) Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: (4:29) "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"

Akhirnya, perempuan Samaria itu meninggalkan tempayannya, ia meninggalkan kehidupannya yang lama, meninggalkan dosa kenajisan, sampai pada akhirnya, dia menjadi suatu kesaksian yang besar kepada orang-orang Samaria.

Tempayannya ditinggalkan, itu adalah gambaran dari manusia daging, di mana dosa itu berkuasa, termasuk memberi kepuasan terhadap kenajisannya. Dan pada ayat 29, perempuan Samaria in menjadi kesaksian yang besar untuk memenangkan seisi kota Samaria.
Kita ini sekarang ada di kota kudus, kota Yerusalem, biarlah kita menjadi kesaksian yang besar. Kalau di kota kudus saja kita tidak bisa menjadi kesaksian, saya ragukan di luar ibadah pun tidak bisa menjadi kesaksian, bahkan bisa lebih parah lagi.

Rut 2:22-23
(2:22) Lalu berkatalah Naomi kepada Rut, menantunya itu: "Ya anakku, sebaiknya engkau keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya perempuan, supaya engkau jangan disusahi orang di ladang lain." (2:23) Demikianlah Rut tetap dekat pada pengerja-pengerja perempuan Boas untuk memungut, sampai musim menuai jelai dan musim menuai gandum telah berakhir. Dan selama itu ia tinggal pada mertuanya.

"Ya anakku, sebaiknya engkau keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya perempuan, supaya engkau jangan disusahi orang di ladang lain." Tetaplah dalam persekutuan yang indah bersama dengan TUHAN dan sesama, sampai akhirnya kita tidak mengalami kesusahan di ladang orang, termasuk ladang antikris.

Demikianlah Rut tetap dekat dengan pengerja-pengerja perempuan untuk memungut sampai musim menuai jelas dan musim menuai gandum berakhir, dan selama itu ia tinggal pada mertuanya.
Ibu Naomi merupakan gambaran dari gembala sidang, hamba TUHAN yang menerima jabatan gembala. Rut tetap tinggal bersama dengan Naomi, berarti tetap tergembala, sampai menyelesaikan pekerjaan, yakni penuaian di ladang Boas. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment