KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, August 2, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 30 JULI 2020



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 30 JULI 2020


KITAB RUT
(Seri: 103)

Subtema: PEREMPUAN JALANG; IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR DAN KEKEJIAN BUMI

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN; oleh karena kasih dan kemurahan hati-Nya, kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Kiranya damai sejahtera Kristus memenuhi hati dan tempat ini.
Saya juga tidak lupa menyapa umat TUHAN, anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan dari TUHAN, supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya untuk melawat kehidupan kita, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, berarti keadaan dunia sudah semakin gelap dan keadaan dunia sudah semakin jahat. Yang jahat akan semakin jahat, yang suci akan semakin suci, asal kita sungguh-sungguh memikul salib Kristus.

Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Lagi kata Naomi kepada Rut, menantunya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Singkatnya, Naomi menjelaskan tentang (perihal) Boas kepada Rut, menantunya itu, bahwasanya, YANG PERTAMA: Boas adalah kaum kerabat atau saudara terdekat dari Elimelekh, suami Naomi, yang sudah mati itu.
“Kerabat”, sama artinya; sanak atau saudara yang paling terdekat.

Amsal 7:4-5
(7:4) Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu, (7:5) supaya engkau dilindunginya terhadap perempuan jalang, terhadap perempuan asing, yang licin perkataannya.

Di sini dikatakan: “Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu” Biarlah kiranya hikmat itu menjadi saudara kita dan pengertian menjadi sanak kita.

Manfaat bila “hikmat dijadikan sebagai saudara” dan “pengertian sebagai sanak” adalah dilindungi terhadap dua perempuan, yaitu:
1.      Perempuan jalang.
2.      Perempuan asing, yang licin perkataannya.
Kedua perempuan tersebut dijelaskan dalam kitab Wahyu, itulah perempuan Izebel dan perempuan Babel.

Kitab Wahyu adalah kitab yang terakhir, penutup dari semua kitab. Artinya, di hari-hari yang terakhir, karakter atau pun tabiat dari kedua perempuan tersebut, di mana geliatnya akan terlihat dengan jelas di tengah-tengah setiap ibadah-ibadah di atas muka bumi ini, lewat pelayanan-pelayanan dari hamba-hamba TUHAN yang tidak berpegang teguh terhadap perkataan TUHAN dan yang tidak menyimpan perkataan TUHAN di dalam hati-Nya. Itu sebabnya, Amsal 7:1 mengatakan: “Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu.”

Mari kita melihat KARAKTER kedua perempuan tersebut.
Keterangan: “PEREMPUAN JALANG”
Jalang, artinya; liar. Berarti, hatinya tidak menyatu dengan hati TUHAN; inilah yang menajiskan seseorang. Kalau hati kita tidak menyatu dengan hati TUHAN, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi najis, sebab apa yang keluar itu berasal dari dalam hati.
Sekali lagi saya sampaikan; kalau hati kita tidak menyatu dengan hati TUHAN, maka itulah yang menajiskan seseorang. Di dalam keliaran itu, di situ nanti akan nyata kenajisan-kenajisan itu. Oleh sebab itu, biasakanlah hati menyatu dengan hati TUHAN; biarlah kita menyatu dengan hati Kristus, yang adalah Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga; Dialah suami yang kita kasihi -- bagaikan tubuh dan kepala menyatu sehingga menjadi satu hati, tidak liar, tidak mendua hati --.

Pemuda-pemudi jangan liar, supaya engkau mendapat pasangan hidup menurut pilihan TUHAN. Tetapi kalau engkau liar, maka diizinkan TUHAN untuk mendapat pasangan yang liar, supaya engkau diajar oleh TUHAN lewat liarnya pasangan itu nanti.

Wahyu 17:1-5
(17:1) Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. (17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya." (17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. (17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. (17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."

Perempuan Babel adalah perempuan jalang atau liar, sebab di sini dikatakan bahwa ia adalah “ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi”. Berarti, Babel ini adalah perempuan jalang, perempuan liar, karena dia adalah;
1.      Ibu dari wanita-wanita pelacur.
2.      Ibu dari kekejian di bumi.

Singkatnya, Babel besar disebut juga dengan “ibu”.
Ibu à seorang gembala sidang yang seharusnya berlaku ramah terhadap anak-anaknya, sebab tugas dari seorang ibu atau gembala sidang adalah mengasuh dan merawati anak-anaknya, sesuai dengan 1 Tesalonika 2:7. Tetapi sebaliknya, di sini kita melihat; Babel besar itu menjadi ibu untuk dua hal:
1.      Ibu dari wanita-wanita pelacur.
2.      Ibu dari kekejian di bumi.
Berarti, benar sekali bahwa Babel ini betul-betul perempuan liar (jalang), karena dia merupakan ibu dari wanita-wanita pelacur dan ibu dari kekejian bumi, yang menyebabkan sehingga terjadinya keliaran (jalang).
Oleh sebab itu, kembali saya sampaikan: Biasakan hati menyatu dengan hati TUHAN. Semata-mata bukan hanya pada saat beribadah, tetapi juga di luar ibadah jangan liar.

Tadi kita sudah melihat, bahwa; Babel besar itu menjadi ibu untuk dua hal:
1.      Ibu dari wanita-wanita pelacur.
2.      Ibu dari kekejian di bumi.
Sekarang, kita akan melihat penjelasan dua hal di atas.

YANG PERTAMA, tentang: “Ibu dari wanita-wanita pelacur”
Jelas hal ini menunjuk kepada; gereja TUHAN yang hidup dalam perzinahan atau kenajisannya. Mengapa gereja TUHAN hidup dalam perzinahan atau kenajisannya ? Tentu karena disebabkan oleh “ibu”, itulah Babel.
Jadi, seorang gembala sangat menentukan sekali keberadaan dari sebuah penggembalaan. Oleh sebab itu, sidang jemaat harus bersyukur kepada TUHAN, jikalau TUHAN mempercayakan seorang gembala sidang (seorang ibu) yang melakukan tugasnya dengan tanggung jawab penuh di hadapan TUHAN, supaya sidang jemaat tidak menjadi wanita-wanita pelacur (tidak melacur), tidak turut berbuat zinah dengan kenajisannya, dan tidak menduakan hati TUHAN.

Wahyu 17:2
(17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."

Lihatlah, dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul; kemudian orang-orang di bumi telah mabuk oleh hawa nafsu daging oleh anggur percabulannya. Jadi, dialah yang menimbulkan sehingga raja-raja di bumi atau hamba-hamba TUHAN telah berbuat cabul. Tidak hanya hamba-hamba TUHAN, tetapi kemudian orang-orang (penghuni-penghuni) di bumi mabuk hawa nafsu daging oleh anggur percabulan dari pada perempuan Babel. Singkatnya, raja-raja menjadi liar dan penduduk bumi (sidang jemaat, umat TUHAN) juga menjadi liar.

Pada minggu lalu, pelajaran yang kita terima adalah tentang sidang jemaat terkait dengan gembala. Rut yang adalah gambaran dari gereja TUHAN (mempelai TUHAN), terkait erat hubungannya dengan Naomi yang adalah ibu mertua (gembala sidang).

Contoh: raja-raja atau hamba-hamba TUHAN telah berbuat cabul.
Ibrani 12:15
(12:15) Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.

Jagalah supaya jangan ada seorang pun yang menjauhkan diri dari kasih karunia. Kasih karunia yang dimaksud di sini ialah sengsara salib atau korban Kristus, yang memang harus kita pikul bersama di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.

Jangan jauh dari kasih karunia, jangan jauh dari korban Kristus yang memang harus kita pikul bersama-sama di tengah-tengah (ibadah dan pelayanan), karena sengsara salib atau korban Kristus merupakan hikmat Allah. Jangan jauh dari hikmat Allah, tujuannya adalah “supaya jangan tumbuh akar yang pahit.” Sekali lagi saya tandaskan; jangan jauh dari kasih karunia, jangan jauh dari hikmat Allah, supaya jangan tumbuh akar yang pahit, sebab akar pahit atau kepahitan kepada seseorang;
1.      Menimbulkan kerusuhan.
2.      Mencemarkan banyak orang.

Hati-hati, sakit hati kepada orang lain, itu adalah kepahitan. Dendam kepada orang lain, itu juga adalah kepahitan. Tidak mengampuni orang yang bersalah, itu juga gambaran dari akar pahit. Inilah yang menimbulkan terjadinya kerusuhan, persilihan, dan ketidaktertiban, juga mencemarkan banyak orang.

Kasih karunia ini terkait dengan ayat 16-17.
Ibrani 12:16-17
(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. (12:17) Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.

Contoh orang yang berlaku cabul atau mempunyai nafsu rendah ialah pribadi Esau. Sebab Esau rela menjual hak kesulungannya, itulah ibadah dan pelayanan, demi sepiring kacang merah, demi sesuap nasi, demi uang, harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, kekuasaan di bumi ini.

Cabul, berarti; nafsunya rendah, murahan. Orang yang meninggalkan ibadah, orang seperti ini pasti murahan. Lihat saja; sikapnya murahan, tabiatnya murahan, perkataannya juga adalah perkataan yang murahan, tidak berlaku bijaksana.

Kemudian, ketika Esau datang untuk mencari berkat yang satu itu (berkat dari hak kesulungan), ia ditolak, sebab tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya (kelakuannya). Kesempatan emas dibuang oleh Esau, karena dia lebih sibuk berburu daging. Betul-betul Esau ini hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat, tidak peduli dengan kesempatan emas, tidak menghargai hak kesulungan (ibadah dan pelayanan) ini.

Kesempatan yang TUHAN berikan bagi kita untuk beribadah dan melayani TUHAN di hari-hari terakhir ini merupakan panjang sabarnya TUHAN, itu merupakan kemurahan hati TUHAN untuk memperoleh keselamatan kekal; jangan digunakan untuk berburu daging. Pendeknya, jangan sampai hanya karena sesuap nasi lantas kita tinggalkan ibadah dan pelayanan.

Mari kita lihat peristiwa itu dalam Kejadian 27.
Kejadian 27:41
(27:41) Esau menaruh dendam kepada Yakub karena berkat yang telah diberikan oleh ayahnya kepadanya, lalu ia berkata kepada dirinya sendiri: "Hari-hari berkabung karena kematian ayahku itu tidak akan lama lagi; pada waktu itulah Yakub, adikku, akan kubunuh."

Di sini kita melihat, bahwa; Esau berniat untuk membunuh Yakub, adiknya. Rencana untuk membunuh, menunjukkan bahwa di dalam diri Esau telah tumbuh akar pahit, sebab di sini juga dikatakan: “Esau menaruh dendam kepada Yakub”.

Ketika dia datang untuk mencari hak kesulungan itu namun ia ditolak oleh Ishak, ayahnya, karena hak kesulungan itu sudah jatuh ke tangan Yakub, sehingga tidak ada lagi kesempatan bagi dia untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya; oleh karena itulah, maka timbullah niat (rencana) untuk Esau membunuh Yakub, adiknya. Hal ini menunjukkan bahwa akar pahit tumbuh di dalam diri Esau. Inilah yang menimbulkan kerusuhan, menimbulkan kecemaran-kecemaran di dalam diri dari hidup gereja TUHAN.

Oleh sebab itu, berusahalah untuk menjaga diri, dengan cara; jangan menjauhkan diri dari kasih karunia, jangan menjauhkan diri dari sengsara salib -- di mana di tengah-tengah ibadah kita memikul salib --, supaya jangan tumbuh akar pahit. Terimalah pengertian ini dengan lapang hati, menjadi suatu pengertian yang menyatu dengan pengertian kita sebagai manusia, supaya kita berlaku bijaksana di hadapan TUHAN.

Kejadian 27:15
(27:15) Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.

Sebetulnya, Esau adalah seorang hamba TUHAN, seorang imamat rajani / raja-raja dan imam-imam (pelayan TUHAN), tetapi sayangnya, dia menyimpan jubah yang maha indah di rumah (disimpan di dalam lemari). Ini adalah tanda bahwa dia tidak menghargai hak kesulungan.
Lalu jubah yang maha indah diambil oleh Ribka dan diberikan kepada Yakub. Singkatnya, hak kesulungan itu jatuh ke tangan Yakub, berikut dengan jubah yang maha indah tentunya.

Kalau kita menghargai hak kesulungan (ibadah dan pelayanan), maka tentu akan diperlengkapi dengan jubah yang maha indah, harta yang indah, itulah karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh Kudus di dalam rumah TUHAN yang disediakan oleh TUHAN. Jangan sampai seorang imam sibuk memancing ikan di luaran sana, sementara hari itu adalah hari ibadah. Jangan sibuk dengan perkara lahiriah di bumi ini, selagi masih ada kesempatan.
Ingat; suatu kali nanti akan terjadi kompetisi besar-besaran, karena TUHAN akan terus bukakan firman-Nya. Karena pada dasarnya nanti, orang banyak akan berduyun-duyun mencari gunung Sion. Sekali lagi saya sampaikan; manfaatkan kesempatan ini. Saya tidak sedang mengancam, tetapi saya sedang mengarahkan saudara untuk lebih menghargai ibadah dan pelayanan di mana di dalamnya disediakan karunia-karunia Roh Kudus, di dalamnya disediakan jabatan-jabatan di dalam rumah TUHAN.

Mengapa Esau menyimpan jubah yang maha indah di dalam rumah (di dalam lemari) ? Sebab ia telah berlaku cabul atau nafsu rendah. Hanya karena sepiring kacang merah, hanya karena sesuap nasi, Esau meninggalkan ibadah dan pelayanan; hanya karena daging, hanya karena bekerja untuk mendapat upah, dia tinggalkan ibadah dan pelayanan; itulah yang disebut orang cabul, nafsunya rendah sekali. Itu sebabnya, jubah yang maha indah itu jatuh ke tangan Yakub, sebab hak kesulungan sudah satu paket dengan jubah yang maha indah.

Esau telah berlaku cabul. Bagi orang cabul, jubah yang maha indah itu tidak terlalu penting, karunia-karunia Roh Kudus, jabatan-jabatan dalam rumah TUHAN tidak terlalu penting bagi dia, termasuk talenta-talenta yang dipercayakan oleh TUHAN tidak terlalu penting bagi dia, persis bagaikan hamba yang ketiga yang kepadanya dipercayakan satu talenta saja.

Kalau sudah dipercayakan karunia-karunia Roh Kudus, sungguh-sungguhlah layani TUHAN dengan karunia-karunia yang dipercayakan oleh TUHAN, termasuk yang sudah menerima jabatan. Saya ini adalah hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala sidang, di mana meterainya adalah sidang jemaat yang dipercayakan oleh TUHAN. Jadi, meterai dari seorang gembala sidang adalah kawanan dombanya (dua tiga ekor domba).

Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.

Esau menjadi seorang yang pandai berburu dan seorang yang suka tinggal di padang, di dunia (luaran) sana. Berbanding terbalik dengan Yakub; dia adalah seorang yang tenang dan yang suka tinggal di kemah, suka tinggal di dalam rumah TUHAN, sudah dipancangkan dalam rumah TUHAN, menjadi penopang dalam rumah TUHAN.

Esau menjadi seorang yang pandai berburu, dia sibuk berburu daging; oleh sebab itu, dia tinggal di padang, di dunia (luaran) sana. Orang dunia tidak suka tinggal di dalam rumah TUHAN, melainkan lebih suka tinggal di padang (dunia) untuk berburu daging. Kesempatan yang ada disia-siakan oleh Esau; padahal, kesempatan adalah panjang sabar TUHAN, kesempatan adalah kemurahan TUHAN untuk memperoleh pertolongan untuk diselamatkan.

Kejadian 25:28
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.

Perhatikan: “Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub”.
Pendeknya; sayang itu adalah hubungan daging, yang sifatnya sementara, sedangkan kasih bersifat kekal di dalam Kerajaan Sorga.
-          Segala perkara-perkara daging di atas muka bumi ini bersifat sementara =  Ishak sayang kepada Esau.
-          Tetapi kasih bersifat kekal di dalam Kerajaan Sorga, seperti Ribka kasih kepada Yakub.
Jadi, ibadah dan pelayanan ini merupakan kasih Allah kepada saya dan saudara, di mana di tengah-tengahnya diberikan jubah yang maha indah.

Jangan simpan-simpan jubah yang maha indah itu karena hanya sibuk memancing ikan di laut. Saya tidak habis pikir dengan imam yang demikian, padahal dia sudah mempunyai pengertian yang indah dari TUHAN. Betapa bebalnya hati itu. Dan saya tidak tahu, apakah dia mau berubah atau tidak.

Babel besar adalah ibu dari wanita-wanita pelacur. Dan kita sudah melihat; raja-raja sudah melacur, sehingga menimbulkan gereja TUHAN (wanita-wanita) juga turut melacur. Contohnya; Esau sudah melacur, dan berlaku cabul, berarti nafsunya rendah. Jadi, Esau ini adalah gambaran dari wanita-wanita pelacur; karena perzinahannya yang menduakan hati TUHAN; liar. Hidup seperti ini tidaklah kekal, hanya sebatas sayang. Oleh sebab itu, saya tandaskan; jangan murahan lagi.

YANG KEDUA, tentang: “Ibu dari kekejian bumi”
Jadi, yang menimbulkan kekejian itu adalah Babel, sehingga terjadilah kekejian di atas muka bumi ini; dan itu akan tergenapi, karena Firman TUHAN yang mengatakannya, bukan saya. Tetapi karena Firman TUHAN yang mengatakannya, kita patut bersyukur, sebab kita memperoleh pengertian dan pengertian inilah yang menyelamatkan. Oleh sebab itu, Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu. Pembukaan Firman TUHAN adalah saudara dan sanak kita; itulah yang menolong kita, itulah yang menebus kita dari penjara dunia ini, tidak ada yang lain.
Berhala tidak bisa membawa kita dekat dengan TUHAN; harta, kekayaan, uang, kedudukan, jabatan yang tinggi, termasuk kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang di atas muka bumi ini tidak sanggup membawa hidupnya kepada TUHAN. Maka, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan katakan kepada pengertian dari sorga: “Engkaulah sanakku.” Hikmat lebih dari segala-galanya. Jadikanlah itu sebagai saudara.

Hikmat TUHAN adalah saudara kita; pengertian dari sorga lewat pembukaan firman adalah sanak kita; oleh sebab itu, tidak usah kuatir. Saya justru kuatir melihat kehidupan seseorang manakala dia tidak menghargai pengertian lewat pembukaan firman. Kalau seseorang menghargai hikmat pembukaan firman, saya tidak kuatir, sebab pasti ia dipelihara oleh TUHAN. Yakinkan dirimu, mantapkan dirimu bahwa hikmat adalah saudara kita. Walaupun kita ditinggalkan semua orang di atas muka bumi ini, saya tidak peduli, asal jangan TUHAN yang meninggalkan kita.

Terkait dengan “ibu dari kekejian bumi” kita akan meliat Titus 1.
Titus 1:15
(1:15) Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.

Bagi orang suci, tentu semuanya menjadi suci. Tidak mungkin orang suci mendambakan hal yang tidak suci, tetapi orang suci pasti mendambakan hal-hal yang suci. Kita masih butuh TUHAN, kita masih butuh ibadah dan pelayanan, serta karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh Kudus di dalam rumah TUHAN; itulah yang kita butuhkan, kita tidak butuh yang lain.

Kalau kita diberkati dengan berkat-berkat lahiriah, puji TUHAN, tidak perlu ditolak; tetapi bagi orang suci semuanya suci, baik perkataannya suci, perbuatannya suci, gerak-gerik sekecil apapun juga suci. Kalau seorang hamba TUHAN datang beribadah melayani pekerjaan TUHAN dalam tahbisan yang benar, maka hal-hal yang najis tidak melekat di dalam dirinya, selain hal-hal yang suci. Pakaiannya juga menampilkan (mencerminkan) dirinya sebagai orang suci; dari ujung rambut sampai ujung kaki menampilkan (mencerminkan) dirinya sebagai orang suci, karena bagi orang suci semuanya suci.’

Sebaliknya, “bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci”. Orang najis, orang yang tidak beriman kepada TUHAN, yakni; orang yang tidak menghargai ibadah dan pelayanan (tidak memiliki firman iman); suatu pun tidak ada yang suci. Mengapa demikian? Karena baik akal mereka maupun suara hati -- itulah tabiat dan perkataan yang terlihat di luar -- mereka najis.

Ayat 15 ini terkait erat hubungannya dengan ayat 16; maka, kita harus membaca ayat 16.
Titus 1:16
(1:16) Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.

Lihatlah, orang najis, orang yang tidak suci itu berkata dan mengaku bahwa mereka mengenal Allah, tetapi praktek hidup (perbuatan) mereka menyangkal Allah yang menciptakan langit, bumi dan hidupnya.
Tanda apabila seseorang menyangkal Allah (menyangkal salib Kristus) ialah berlaku keji dan durhaka atau memberontak kepada Allah, berarti; tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.

Lebih rinci di dalam suratan 1 Yohanes 2.
1 Yohanes 2:18-19
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.

Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang” Tanda bahwa hari ini adalah hari-hari terakhir adalah telah bangkit banyak antikris, telah terlihat karakter dan tabiat atau pun geliat dari pada perempuan jalang itu di tengah-tengah ibadah-ibadah, lewat pelayanan-pelayanan dari hamba-hamba TUHAN.
Kemudian, “memang mereka berasal dari antara kita”, dia bukanlah orang asing, dia betul-betul kenal TUHAN Yesus Kristus, dia bukan penganut agama lain; antikris ini berasal dari antara anak-anak TUHAN, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh di dalam hal menyangkal diri dan tidak sungguh-sungguh memikul salib dan tidak sungguh-sungguh mengikut TUHAN; itulah antikris. Kalau sudah melihat geliat yang demikian, itu sudah tanda bahwa roh antikris sudah menyusupi hidup orang itu.

Kalau sudah tidak lagi sungguh-sungguh menyangkal dirinya, tidak sungguh-sungguh lagi memikul salibnya, tidak sungguh-sungguh lagi mengikut TUHAN, ini merupakan geliat yang sangat jelas dilihat oleh mata, bahwa orang itu sudah disusupi oleh roh antikris.

1 Yohanes 2:20-21
(2:20) Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. (2:21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.

Oleh karena pengurapan dari Allah Roh Kudus, serta oleh karena pembukaan firman atau hikmat, maka kita mengetahui geliat dari roh antikris, sebab tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. Mengaku mengenal Allah, tetapi tidak sungguh-sungguh menyangkal dirinya,  tidak sungguh-sungguh memikul salibnya, tidak sungguh-sungguh mengikut TUHAN, maka terang saja; tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. Dari urapan Roh Kudus dan pembukaan firman inilah kita dapat mengerti segala sesuatu, termasuk mengerti tentang roh antikris.

Sekali lagi dan untuk yang kesekian kalinya saya sampaikan dengan tandas: Jangan bersungut-sungut manakala kita harus memikul salib dan menyangkal dirinya, jangan bersungut-sungut saat berkorban di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Sudah seharusnya di hari-hari terakhir ini; seorang imam, pelayan TUHAN, hamba TUHAN, apalagi pemimpin sidang jemaat menyatu dengan salib Kristus. 
Mengaku mengenal Allah tetapi tidak sungguh-sungguh menyangkal diri,  tidak sungguh-sungguh memikul salib, tidak sungguh-sungguh mengikut TUHAN, ia adalah pendusta. Tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran, sebab itu adalah roh antikris.

Tetapi di hari-hari ini, geliat dari perempuan jalang ini sudah terlihat di tengah-tengah ibadah. Bahkan, seorang hamba TUHAN berkata bahwa soal tanda cap meterai antikris 666 (enam ratus enam puluh enam) bukanlah sesuatu yang aneh; ia juga mempersalahkan adanya angka 666 (enam ratus enam puluh enam) yang ditaruh di dahi, dan dia mengatakan bahwa itu adalah gambar yang diedit. Sesungguhnya, gambar itu memang harus ada supaya kita tetap berjaga-jaga, bukan berarti kalau kita sudah tahu tentang geliat dari antikris ini, lantas kita tidak membutuhkan pembukaan; justru karena kita sudah mengetahuinya, maka kita harus semakin berjaga-jaga dan mawas diri. Itulah sebabnya mengapa ada Kitab Ulangan.

Jikalau malam ini TUHAN kembali mengingatkan kita tentang antikris, itu bukan berarti kita tidak mengetahui tentang antikirs, namun supaya kita tetap berjaga-jaga, mawas diri, jangan sampai terseret. Karena roh antikris -- roh jalang dan roh liar -- tidak serta merta begitu langsung ditempelkan di dahi dan di tangan kanan, melainkan bergerak perlahan-lahan sampai betul-betul digiring kepada satu titik yang dikehendaki oleh Setan dan akhirnya menjadi bilangan dari antikris. Kalau antikris langsung serta merta menyatakan cap meterainya, mungkin kita akan langsung lari untuk menghindar.
Lihatlah sekarang; cluster pendidikan sudah dipengaruhi oleh chip atau barcode, tetapi hamba TUHAN -- yang saya lihat di Youtube -- berkata bahwa hal itu bukanlah apa-apa, sebab sudah ada sejak dari dahulu. Tetapi sesungguhnya, yang benar adalah kita harus mawas diri. Dan kelak, cluster medis pun akan dipengaruhi, bahkan semua cluster. Jadi, antikris ini bergerak perlahan menjalar ke semua cluster, ke semua bidang; tetapi puji TUHAN, Dia sudah memberikan pengertian kepada kita.

1 Yohanes 2:22
(2:22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.

Siapa pendusta itu? Pendusta itu ialah antikris, karena mereka menyangkal salib Kristus, dan menyangkal Bapa.

Jadi, kita memang harus kena mengena dengan darah salib Kristus. Jangan bersungut-sungut kalau diajar berkorban, baik tenaga, baik pikiran, baik waktu, bahkan materi, uang, apa saja yang bisa kita korbankan, biarlah itu semua kita korbankan. TUHAN tidak akan menjadikan kita bangkrut.
Biarlah kiranya hal ini dapat dipahami. Jangan tolak pengertian yang sungguh agung dan mulia ini. Kemudian, jangan lupakan pengertian ini terkhusus saat esok hari diperhadapkan dengan salib.

Lebih jauh kita melihat 1 Yohanes 4.
1 Yohanes 4:1-3
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.

Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh. Jangan terlalu mudah dalam menerima pelayanan, tetapi kita harus tahu seperti apa model pelayanan dari seorang hamba TUHAN, baik karakter, tabiat, geliatnya itu harus terlihat dengan jelas. Oleh sebab itu, ujilah roh-roh itu; roh pelayanan dari seorang imam (hamba TUHAN) harus perlu diuji. Jangan langsung begitu saja menerima pelayanan.
Mengapa roh itu harus diuji? Karena sekarang ini adalah hari-hari terakhir, di mana nabi-nabi palsu sedang merajalela di seluruh dunia.

Setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah; jika mengaku Kristus dan salib-Nya, menerima Kristus yang satu paket dengan salib-Nya, itu adalah Roh yang dari Allah. Tetapi setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, menolak salib-Nya, berarti ia tidak berasal dari Allah. Setiap orang yang tidak mengakui Kristus dan salib-Nya, itu adalah roh antikristus. Kalau tidak mau memikul salib, atau menolak salib karena uang, tanda bahwa dia sudah dikuasai oleh roh antikristus.

Kalau hamba TUHAN sibuk berbicara soal perkara lahiriah, sibuk untuk membuat seminar soal keuangan, saya rasa itu adalah roh antikristus. Mohon maaf, saya tidak menghakimi hamba TUHAN yang pernah mengadakan seminar-seminar hanya seminar soal keuangan. Tetapi, saya terlalu yakin; dengan menyangkal diri dan memikul salib, serta sungguh-sungguh di dalamnya, maka pasti akan diberkati TUHAN. Tidak usah menggunakan pelajaran-pelajaran soal keuangan, karena sesungguhnya salib Kristus  itu mendidik kita dalam segala perkara.
Karena hamba TUHAN ini sibuk mengadakan seminar-seminar soal keuangan, akhirnya sidang jemaat pun menjadi bodoh. Di mana letak kebodohannya? Ketika hamba TUHAN ini mati, maka sidang jemaatnya pun menggunakan ayat untuk mengidupkan hamba TUHAN itu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka menjadi bodoh, tidak mengerti rencana TUHAN, karena hamba TUHAN ini sibuk mengadakan seminar soal keuangan. Bayangkan, sidang jemaat termasuk hamba-hamba TUHAN yang melayani di situ menggunakan ayat – tentang anak perempuan Sunem dihidupkan kembali -- untuk menghidupkan gembalanya. Bukankah ini adalah hal yang aneh? Tetapi puji TUHAN kita tidak bisa diselewengkan dari kebenaran yang hakiki.

Setiap orang yang tidak mengakui salib Kristus adalah roh antikris. Jadi, menyangkal salib Kristus = tidak sungguh-sungguh mengikuti TUHAN. 
Kemudian, kita harus mengetahui ukuran atau sentral dari ibadah pelayanan yang dikerjakan di atas muka bumi ini adalah kehendak Allah, yakni sengsara salib, bukan berkat-berkat lahiriah, atau bukan mujizat-mujizat kesembuhan yang diadakan oleh setiap hamba-hamba TUHAN dalam pertemuan-pertemuan ibadahnya. Sekali lagi saya tandaskan; ukuran atau sentral dari ibadah pelayanan adalah kehendak Allah (sengsara salib), bukan mujizat kesembuhan dan bukan soal berkat-berkat lahiriah.

Kalau tolak ukur atau sentral dari ibadah pelayanan adalah uang, maka gereja kecil tidak layak untuk masuk sorga, melainkan hanya gedung gereja yang besar dan mewah saja yang masuk sorga serta orang kaya, biar seperti apapun bentuk pelayanan di dalamnya; kalau memang berkat lahiriah dan kesembuhan ilahi menjadi tolak ukur. Tetapi puji TUHAN, yang pasti, tolak ukur atau sentral dari ibadah dan pelayanan adalah sengsara salib. Jangan kita keliru lagi.

Daniel 12:11
(12:11) Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.

Antikris atau pembinasa keji berdiri di tempat kudus selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Dan pada saat itu, mereka akan menghentikan korban sehari-hari.

Mari kita melihat KORBAN SEHARI-HARI lebih jauh dalam Daniel 11.
Daniel 11:31
(11:31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.

Antikris menajiskan tempat kudus dengan menghapuskan korban sehari-hari, lalu mereka menegakkan kekejian yang membinasakan itu.

Daniel 9:27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."

Selama satu kali tujuh masa” = 7 (tujuh) tahun = 2 (dua) x 3.5 (tiga setengah) tahun.
Pada pertengahan tujuh masa -- itulah 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua -- antikris akan menghentikan korban sehari-hari, itulah korban sembelihan dan korban santapan. Pada saat korban sehari-hari dihentikan, maka di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan.  Pendeknya, antikris itu disebut juga “pembinasa keji”.

Mengapa timbul kekejian di bumi? Jelas karena perempuan jalang (liar) karena perempuan Babel dengan kenajisan dan percabulannya, sehingga akhirnya suatu kali nanti, selama 3.5 (tiga setengah) tahun -- yang terakhir --, rumah TUHAN akan dinajiskan, lalu korban sehari-hari -- itulah korban sembelihan dan korban santapan -- dihentikan. Pada saat korban sehari-hari dihentikan, maka muncullah sayap kekejian yang membinasakan.

Terlebih dahulu kita melihat tentang KORBAN SEHARI-HARI yang menunjuk kepada dua hal, yaitu korban sembelihan dan korban santapan.
“Korban santapan” à Firman Allah sebagai makanan rohani sehingga kebutuhan pokok jiwa kita (hidup rohani). Ketika korban santapan ini dihentikan, maka tergenapilah Amos 8:11, di mana TUHAN akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air (minuman), melainkan -- lapar dan haus -- akan mendengarkan firman TUHAN. Korban santapan sudah dihentikan pada saat rumah TUHAN dinajiskan oleh pembinasa keji (antikris).
“Korban sembelihan” à Korban Kristus atau sengsara salib yang memang harus dipikul atau dipersembahkan oleh anak-anak TUHAN di atas mezbah, yaitu ibadah dan pelayanan, di hadapan TUHAN. Kira-kira, jika korban sembelihan dihentikan, bagaimana nasib orang banyak, bagaimana nasib penduduk di bumi ini? Bukankah salib adalah pengantara (penyambung) antara langit dan bumi? Sebab Yesus adalah Imam Besar yang menjadi pengantara, menjadi pendamaian terhadap dosa manusia degan Allah. Dan bukankah Yesus yang disalibkan merupakan korban penebusan bagi dosa, bagi orang yang terjual kepada maut? Lalu, kalau korban sembelihan dihentikan, bagaimana nasib orang banyak? Maka, selagi ada kesempatan di tengah ibadah dan pelayanan, biarlah kita memikul salib; hargai, jangan liar!
Oleh sebab itu, kalau beribadah, jangan menjalankan ibadah liturgis, melainkan harus betul-betul menikmati hubungan itu dengan TUHAN, betul-betul pembukaan firman itu memberikan suatu pengertian yang besar. Jangan saudara pikir ibadah ini sama dengan ibadah yang hanya menyanyi-nyanyi selama satu jam lebih, kemudian sibuk menyampaikan satu dua ayat lalu sibuk dengan mengadakan mujizat- mujizat, tetapi sidang jemaat tidak diajar untuk memikul salib dan mengikut TUHAN. Kalau kita datang beribadah tanpa pengertian yang benar, maka ibadah itu pasti tidak menyenangkan hati TUHAN.

Seharusnya, kedalaman hati TUHAN harus dinyatakan kepada kita, biarlah itu dihargai, jangan menganggap enteng. Banyak di antara kita yang masih menganggap enteng pembukaan firman; itulah yang membuat hati TUHAN sedih. TUHAN mau mengulurkan dua tangan-Nya, tetapi kita tolak dengan menganggap enteng pembukaan firman; itulah yang membuat hati TUHAN sedih.

2 Timotius 3:10-12
(3:10) Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. (3:11) Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya. (3:12) Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,

Perikop ayat ini ialah “Iman bertumbuh dalam penganiayaan (sengsara salib) dan dalam pembacaan Kitab Suci”. Di dalam Kitab Suci tertulis Firman Allah. Biarlah kita sering-sering membaca Firman Allah supaya iman bertumbuh. Jangan sampai begitu tiba di rumah setelah pulang bekerja, langsung tidur, cerita ngawur, teleponan, main game; iman dari orang yang semacam ini tidak akan pernah bertumbuh. Jadi, iman itu bertumbuh dalam aniaya (sengsara salib) dan membaca Kitab Suci, di mana di dalamnya Firman TUHAN tertulis. Baca saja Firman TUHAN, maka pasti iman bertumbuh.
Mengapa orang Kristen tidak bisa membaca Alkitab, tetapi membaca komik bisa cepat? Itu karena dia malas membaca Firman TUHAN, sehingga imannya pun tidak bertumbuh.

Memang -- tidak disangkali -- setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya; itu tidak bisa dipungkiri. Jadi, jangan memandang aneh dengan sengsara salib; jangan merasa asing dengan korban Kristus. Jangan bersungut-sungut kalau diajar untuk berkorban tenaga, pikiran, waktu, materi, uang, apapun yang diajarkan oleh TUHAN. Sama seperti Timotius, anak rohani dari Rasul Paulus;
-          Mengikuti ajaran sehat, itulah ajaran menyangkal diri, memikul salib, dan ikut TUHAN.
-          Mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh Rasul Paulus, yaitu: cara hidupnya, pendiriannya, imannya, kesabarannya, dan ketekunanya, semuanya diikuti oleh Timotius.
Berarti, tidak dipungkiri dan tidak dapat disangkal setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.

Kalau ada orang Kristen bersungut-sungut di tengah ibadah pelayanan karena salib Kristus, berarti ia belum mengerti tentang kebenaran, belum memiliki pengertian yang baik, sehingga orang yang semacam ini, hamba TUHAN yang semacam ini, tidak akan pernah menyenangkan hati TUHAN di tengah-tengah ibadahnya kepada Tuhan. Ibadah dan pelayanannya hanya liturgis saja, mencuri kemuliaan TUHAN.

2 Timotius 3:13-14
(3:13) sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan. (3:14) Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.

Orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, dan mereka menyesatkan dan disesatkan, menjadi bodoh.

Kalau tidak menyangkal diri dan memikul salib satu kali nanti orang yang semacam ini akan menyesatkan dan akan disesatkan antikris.
-          Menyesatkan itu jalang = liar.
-          disesatkan juga jalang = liar.
Apa kaitannya dengan ayat 14? Pada ayat 14 dikatakan: “Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran ...” Biarlah kita berpegang teguh kepada kebenaran yang datang dari salib sebagai ajaran yang sehat.

Singkatnya;
-          Daniel 9:27Pada pertengahan tujuh masa akan dihentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan.
-          Daniel 12:11Dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan.
Jadi, setelah korban sehari-hari dihentikan, itulah korban sembelihan dan korban santapan, datanglah dewa-dewa kekejian yang membinasakan di atas sayap kekejian.

Mari kita melihat DEWA KEKEJIAN.
Wahyu 13:1-2
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.

Binatang yang keluar dari dalam laut à antikris. Wujud dari binatang itu (antikris), yaitu:
1.       Bertanduk sepuluh.
2.       Berkepala tujuh.
3.       Sepuluh mahkota di atas tanduk-tanduknya.
Tetapi pada atas kepala binatang itu tertulis nama-nama hujat.

Kemudian, binatang itu merupakan gabungan dari tiga jenis binatang, yaitu:
1.      Macan tutul.
2.      Beruang.
3.      Singa.
Bayangkan, tiga jenis binatang tersebut merupakan binatang buas;
-          Macan tutul itu berbicara tentang kecepatan, sehingga betapa cepat dan tangkasnya antikris apabila tiba waktunya.
-          Kemudian, berbicara tentang beruang, dua kaki belakang dapat digunakan untuk berdiri, kemudian dua kaki di depan dapat digunakan untuk mencabik-cabik musuh, sampai pada akhirnya tiga tulung rusuk ada di antara gigi-giginya, di dalam mulutnya.
-          Singa dengan auman-aumannya yang dapat meluluhlantahkan hati orang-orang yang mendengarkan auman itu.
Jadi, binatang yang keluar dari dalam laut, itulah gambaran dari antikris, yang merupakan gabungan dari tiga jenis binatang yang luar biasa;
-          memiliki kecepatan,
-          memliki dua kaki bagian belakang dan bagian depan yang cukup cekatan,
-          memiliki mulut yang mengaum-ngaum untuk memperdayakan hati dari orang-orang yang mendengar auman itu.
Tetapi puji TUHAN, Singa dari suku Yehuda sudah mengaum, siapa yang tidak gentar? Lewat pembukana firman TUHAN kita menjadi kehidupan yang takut dan gentar.

Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

Satu dari antara tujuh kepala binatang tersebut terkena luka parah yang membahayakan hidupnya, namun luka itu sembuh. Pendeknya, antikris mengadakan mujizat kesembuhan di tengah-tengah pelayanannya.

Kemudian, oleh karena mujizat kesembuhan yang terjadi; seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. Kalau mengikut binatang itu, sama artinya menjadi pengikut-pengikut antikris. Jadi, sudah benar sekali, orang yang tidak mau menyangkal diri dan memikul salib, suatu kali nanti selain menyesatkan, tetapi juga akan disesatkan.

Inilah akhirnya; antikris mengadakan mujizat kesembuhan, lalu oleh karena mujizat itu seluruh dunia heran dan mengikuti binatang itu, menjadi pengikut antikris. Pengikut antikris tadinya berasal dari antara kita, namun mereka tidak sungguh-sungguh memikul salib; lebih sibuk kepada perkara lahiriah, berkat-berkat lahiriah, harta kekayaan, kedudukan jabatan, mereka haus dengan itu semua. Akhirnya, pada saat mereka melihat mujizat kesembuhan yang diadakan oleh antikris, mereka heran dan menjadi pengikut antikris, menyesatkan dan disesatkan.

Luka parah atau penderitaan itu kalau dikaitkan dengan lima luka utama Yesus atau korban Kristus -- yaitu dua di kaki, dua di tangan, dan satu tusukan pada lambung --, sesungguhnya itulah yang selanjutnya membawa Dia mati di kayu salib; tetapi antikris tidak demikian, luka yang membahayakan hidupnya justru sembuh.
Seharusnya, sengsara salib yang melukai tubuh ini lanjut kepada pengalaman kematian Yesus Kristus di atas kayu salib.
Singkatnya, yang benar adalah luka itu harus lanjut kepada pengalaman kematian dan kebangkitan. Pendeknya, antikris ini adalah pendusta, kalau hanya berbicara soal mujizat kesembuhan, itu adalah pendusta

Kemudian, bukankah binatang itu keluar dari dalam laut? Laut itu jelas berbicara tentang baptisan Kristus, berarti berbicara tentang pengalaman dari Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya. Singkatnya, laut merupakan bayangan dari baptisan; mati dan bangkit.
Tetapi rupanya, luka pada binatang itu langsung sembuh, berarti menolak pengalaman kematian. Kalau sudah terluka, seharusnya lanjut dengan pengalaman kematian, sama dengan; satu titik. Apa fungsi titik? Mengakhiri riwayat dosa. Inilah pelayanan antikris; tipu-tipu, akal-akalan.

Tetapi kita tidak bisa ditipu oleh pelayanan dari antikris, karena kita sungguh-sunguh menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut TUHAN. Oleh sebab itu, jangan dustai TUHAN, jangan bersungut-sungut saat memikul salib.
Saya masih melihat beberapa sidang jemaat hanya memberi dua ribu untuk persembahan biaya cetak majalah, namun untuk keinginan daging mau dan rela mengeluarkan banyak biaya. Sesungguhnya, engkau sedang mendustai dirimu, mendustai hati nuranimu.

Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"

Akhirnya, orang-orang yang heran dengan mujizat kesembuhan yang diadakan oleh antikris itu:
-          Menyembah naga itu, disebut juga ular tua atau Iblis atau Setan.
-          Menyembah binatang itu, itulah antikris. Pada saat mereka menyembah binatang itu, mereka menyombongkan diri dan berkata: siapakah yang dapat berperang melawan dia? Antikris itu manusia, bukan TUHAN, tapi banyak orang sudah menjadi keliru.
Maka, kita dapat mengambil kesimpulan; mulailah dewa-dewa kekejian ditegakkan. Sebab kalau bukan “dewa”, untuk apa disembah? Berarti, mulailah dewa-dewa ditegakkan.

Jadi, proses dari antikris itu pelan (perlahan-lahan) tetapi pasti, begitu licik.

Wahyu 13:5-6
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

Antikris menjadikan dirinya sebagai dewa dan menyombongkan dirinya, dengan bukti:
1.      Menghujat Allah.
2.      Menghujat nama-Nya.
3.      Menghujat kemah kediaman-Nya.
4.      Menghujat mereka semua yang diam di sorga.
Antikris menjadikan dirinya dewa yang disembah, dia sudah menegakkan dewa-dewa kekejian di atas sayap kekejian, di atas ibadah-ibadah pelayanan. Biarlah kita berada di bawah kepak sayap TUHAN dalam pelayanan yang benar.

Matius 12:30
(12:30) Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.

“Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku ...” Kalau tidak berada di dalam ibadah pelayanan, kepak sayap TUHAN (firman dan Roh), berarti orang yang semacam ini melawan TUHAN. Kalau membutakan perkara lahiriah; (kuliah, pekerjaan, harta kekayaan, kedudukan jabatan), lebih dari Tuhan sama artinya melawan TUHAN.

“ ... Siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan” Kalau tidak mengumpulkan bersama dengan TUHAN, tidak mewujudkan kerinduan dari pada TUHAN, yaitu supaya kita menjadi satu tubuh walaupun anggota berbeda-beda, berarti dia mencerai-beraikan.
Tidak ada di bawah kepak sayap TUHAN, berarti sengaja meninggalkan ibadah karena sesuap nasi, karena uang, karena pekerjaan, berarti melawan TUHAN. Biarlah kita memperhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh, dan kita memiliki hikmat yang dari sorga. Ini bukanlah tanda kekejaman TUHAN, tetapi TUHAN sedang memperhatikan kita semua di hari-hari terakhir ini.

Matius 12:31
(12:31) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.

“Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.” Jadi, sudah sangat jelas, kalau tidak berada di bawah kepak sayap TUHAN menjadi lawannya TUHAN.

Hari-hari ini TUHAN begitu derasnya menyatakan isi hati-Nya kepada kita. Oleh sebab itu, selayaknyalah kita mengucap syukur kepada Dia, kita tidak boleh menyombongkan diri lagi. Ingat; tidak berada di bawah kepak sayap TUHAN hanya karena pekerjaan, kesibukan lahiriah, uang, kedudukan jabatan, kuliah, ijazah, berarti menjadi lawannya TUHAN. Seharusnya, kita mengumpulkan bersama-sama dengan TUHAN.
Firman ini bukanlah suatu kebetulan, saya pun tadi bertanya kepada salah seorang dari sidang jemaat tentang ibadah yang dia jalankan, bukan suatu kebetulan, melainkan supaya jangan menjadi lawannya TUHAN.

Pendeknya, sayap-sayap kekejian itu membinasakan.

Wahyu 13:8
(13:8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.

Setiap orang yang diam di bumi akan menyembah dewa-dewa kekejian, yaitu orang-orang yang namanya tidak tertulis di dalam kitab kehidupan, orang-orang yang tidak terdaftar di sorga, itulah pengikut-pengikut antikris.

Wahyu 13:14
(13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.

Orang yang menyembah binatang itu mendirikan patung binatang itu (patung dari antikris). Tujuannya adalah untuk menghormati binatang yang terluka parah, itulah antikris.

Tidak salah, apabila saudara menghormati atasan di tempat bekerja, kemudian tidak salah, apabila menghormati pemimpin-pemimpin negara kita; hal itu tidak salah. Tetapi di sini kita melihat; orang-orang yang mengikuti antikris, penghormatannya lebih besar kepada dewa-dewa kekejian dari pada kepada TUHAN.
Kalau terhadap dewa-dewa kecil di bumi penghormatannya tinggi, terhadap pekerjaan penghormatannya tinggi, tetapi kepada TUHAN, kepada ibadah, kepada pelayanan, tidak memberi penghormatan, berarti dewa-dewa kekejian telah ditegakkan. Padahal, yang seharusnya disembah adalah TUHAN, sebab Dialah Allah yang hidup

Wahyu 13:15
(13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.

Patung binatang itu hidup. Kemudian patung binatang itu dapat berbicara dan dapat bertindak begitu rupa.
-          Dapat berbicara, berarti; dapat menyampaikan visi misi dari antikris itu sendiri.
-          Bertindak begitu rupa, berarti; tindakannya begitu rupa. Apa yang dimaksud begitu rupa? Tidakannya seperti memberi pengertian dan begitu mempesona orang-orang yang mengikuti dia. Sepertinya antikris menyajikan keselamatan.

Wahyu 13:16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. (13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

Karena patung itu dapat berbicara dan bertindak begitu rupa, dialah yang menyebabkan sehingga kepada semua orang tanpa terkecuali diberikan tanda pada tangan kanan atau di dahi, dan tidak ada seorang pun yang dapat membeli dan menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu. Itulah kegunaan tanda dari binatang itu.
Jadi, mereka yang menerima tanda diberi hak untuk menjual, diberi hal untuk membeli, singkatnya; roh antikris adalah roh jual beli. 

Adapun tanda di tangan kanan atau di dahi, sebagai cap meterai antikris adalah nama bilangan binatang itu, yaitu enam ratus enam puluh enam (666).
Tiga angka enam (666 à tubuh, jiwa, dan roh telah dikuasai oleh daging.
-          Angka 6 (enam) yang pertama à tubuh dikuasai daging.
-          Angka 6 (enam) yang kedua à jiwa dikuasai daging.
-          Angka 6 (enam) yang ketiga à roh dikuasai daging.
Padahal, kalau kita bandingkan dengan Injil Matius 26:41 dikatakan; “ ... roh memang penurut, tetapi daging lemah.”  Namun di sini bukan hanya daging lemah, atau tubuh yang lemah, tetapi roh dan jiwanya lemah sebab dikuasai oleh daging. Kalau tubuh, jiwa, roh sudah dikuasai daging = antikris.
Tetapi yang penting ialah hikmat, Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan katakan kepada pengertian lewat pembukaan firman: “Engkaulah sanakku”, karena Dialah yang berhak untuk menebus kehidupan manusia yang terjual kepada maut, Dialah yang berhak membebaskan kita dari penjara dunia ini.

Kalau kita sudah mendapat pengertian, izinkan pengertian itu berkuasa di hati, pikiran, perasaan, dan tubuh, jiwa, roh kita, jangan kita sangkali. Biarlah kita membiasakan diri kita untuk tunduk dan taat kepada pembukaan rahasia firman.

Wahyu 17:4
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.

Lihatlah, di tangan perempuan Babel ini ada suatu cawan emas isinya penuh dengan:
1.       Segala kekejian.
2.       Segala kenajisan percabulannya.
Kedua hal tersebut telah diuraikan di atas tadi. Jadi, jangan liar, tetapi tetaplah berada di bawah kepak sayap Allah. Kalau tidak mengumpulkan bersama dengan TUHAN, berarti dia sedang mencerai-beraikan, sebab itu hormatilah nikah suci.
Dahulu, sebelum mengenal yang benar, yang suci; banyak orang Kristen bangga dengan kenajisannya; memiliki lebih dari satu isteri, tetapi di dalam TUHAN tidak demikian.

Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

Babel adalah tempat bersembunyi semua kenajisan, sementara kenajisan sangat dibenci oleh TUHAN. Oleh sebab itu, hati dan pikiran tidak boleh liar.

Wahyu 18:3
(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."

Babel adalah tempat bersembunyinya semua dosa kenajisan, sehingga menimbulkan:
1.      Raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia. “Raja-raja”, itulah imamat rajani, hamba-hamba TUHAN.
2.      Pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya, itulah roh jual beli, antikris, kekejian di bumi.
Jelas, bahwa; yang menimbulkan wanita-wanita (gereja Tuhan) menjadi pelacur dan yang menimbulkan kekejian di bumi adalah Babel.

Kita akan melihat kelanjutannya di minggu yang akan datang, jika TUHAN masih berkehendak. Amin .


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman;
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment