KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, October 5, 2022

IBADAH PEMBAPTISAN, 01 JUNI 2022

 

IBADAH PEMBAPTISAN, 01 JUNI 2022
 
Tema: BAPTISAN YANG BERASAL DARI SORGA
 
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah-tengah perhimpunan Ibadah Pembaptisan di siang hari ini, dan sebelum acara baptisan diadakan terlebih dahulu kita mendengar Firman TUHAN, kita puji TUHAN, kita sembah TUHAN, kita agungkan TUHAN dari hati, pikiran, perasaan, tubuh, jiwa, roh kita teramat lebih saat mendengar Firman TUHAN seperti Maria, itu juga merupakan cara kita memuja TUHAN dan menyembah TUHAN.
 
Salam sejahtera, bahagia dalam kita menikmati sabda Allah, tidak lupa saya menyapa umat ketebusan TUHAN yang juga senantiasa tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” lewat live streaming dimanapun berada baik dalam maupun luar negeri, juga pengguna media sosial baik Youtube, Facebook TUHAN memberkati dan TUHAN mengurapi, juga sidang jemaat di Bandung dan di Malaysia.
Sebelum kita mendengarkan Firman TUHAN saya berucap syukur kepada TUHAN karena saya melihat langit di atas dengan warna biru, kemarin saya sudah berpikir karena beberapa hari ini hujan terus dan sampai tadi malam juga masih hujan, rupanya tadi pagi menjelang siang langit cerah berwarna biru, itu artinya TUHAN perkenankan kita untuk mengadakan acara baptisan. Terimakasih untuk doa-doanya semua yang sudah berdoa untuk acara baptisan ini, Tuhanlah yang membelaskan berlipat-lipat ganda, jadilah pendoa-pendoa syafaat untuk kemuliaan TUHAN.
 
Mari kita sambut pemberitaan firman TUHAN untuk acara baptisan di siang hari yang indah ini, dari Matius 3, dengan perikop: “Yesus dibaptis oleh Yohanes.”
Matius 3:13
(3:13) Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.
 
Datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes, tujuannya adalah supaya Yesus dibaptis oleh Yohanes.
Ini adalah sebuah contoh teladan yang harus kita teladani dari Yesus Kristus, artinya jikalau Yesus dibaptis air maka kita juga harus dibaptis air. Tidak boleh ada baptisan-baptisan yang lain, karena Yesus adalah Firman Allah maka kita harus mengikuti perintah Firman Allah.
 
Sekali lagi saya katakan: Jika Yesus dibaptis air maka kita juga harus dibaptis air, jangan ada baptisan yang lain. Hanya satu baptisan itulah baptisan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus supaya sasaran kita ke Sorga tepat. Kalau tidak ikuti cara TUHAN maka kita tidak tepat berada di Sorga.
 
Matius 3:14
(3:14) Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
 
Tetapi Yohanes mencegah Yesus untuk dibaptis.
Apa alasan Yohanes mencegah Yesus? Di sini Yohanes berkata: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
Pendeknya; Yohanes menggunakan logika manusia. Logika Yohanes adalah …
-          Yesus adalah TUHAN,
-          sedangkan Yohanes adalah hamba TUHAN atau manusia biasa,
maka tentu saja dengan logika semacam ini manusia tidak mungkin membaptis TUHAN Yesus dan sebaliknya TUHANlah yang seharusnya membaptis manusia.
 
Baptisan yang sedang kita kerjakan saat ini bukan karena logika dan pengetahuan manusia tetapi baptisan yang kita kerjakan sekarang ini karena iman. Itu sebabnya, syarat dari pada untuk dibaptis adalah bertobat.
Kalau iman dituntut kepada anak kecil, anak kecil tidak paham soal iman. Kemudian, kalau anak kecil disuruh untuk bertobat, anak kecil tidak mengerti untuk bertobat. Jadi, baptisan yang kita kerjakan ini bukan karena logika manusia, bukan karena pengetahuan manusia, bukan karena aturan gerejawi, bukan karena keturunan nenek moyang, tetapi baptisan yang kita kerjakan saat ini karena iman kepada TUHAN Yesus. Ini baptisan yang benar.
 
Matius 3:15
(3:15) Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
 
Baptisan yang kita kerjakan saat ini bertujuan untuk menggenapkan seluruh kehendak Allah.
Yesus berkata kepada Yohanes Pembaptis: "Biarlah hal itu terjadi” artinya: Yohanes harus membaptis Yesus Kristus di sungai Yordan. Kemudian, Yesus kembali berkata: “Demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah."
Jadi, tanpa baptisan tidak mungkin seseorang dapat menggenapkan seluruh kehendak Allah, tetapi lewat baptisan kita menggenapkan seluruh kehendak Allah. Berarti, dengan lain kata; baptisan air itu sebuah sarana yang sudah difasilitasi oleh TUHAN supaya kehendak Allah terlaksana dalam kehidupan kita.
 
Kita lihat lebih jauh tentang baptisan di dalam Roma 6, dengan perikop: “Mati dan bangkit dengan Kristus.”
Roma 6:1
(6:1) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
 
Kita tidak boleh bertekun dalam dosa apapun karena tidak akan menimbulkan kasih karunia. Dosa tidak pernah menimbulkan kasih karunia; kejahatan dan kenajisan tidak menimbulkan kasih karunia, kejahatan dan kenajisan yang dilakukan manusia dari sana tidak timbul kemurahan.
 
Roma 6:2-4
(6:2) Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? (6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? (6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
 
Baptisan air adalah bayangan dari pengalaman Yesus selama Dia ada di bumi ini, yaitu pengalaman di dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
-          Kuasa kematian Yesus Kristus adalah mengubur hidup yang lama.
-          Kuasa kebangkitan Yesus Kristus adalah hidup dalam hidup yang baru dan yang lama sudah berlalu.
 
Roma 6:5
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
 
Jika kita satu dengan kematian Yesus maka kita juga akan menjadi satu dengan kebangkitan-Nya.
Kalau satu dengan kematian yang benar maka kita juga akan menjadi satu dalam kebangkitan yang benar. Kalau kematiannya tidak benar maka kebangkitannya juga tidak benar.
 
Yang pasti Yesus telah mati di atas kayu salib dan bangkit pada hari yang ketiga. Dengan demikian, Yesus telah menggenapkan seluruh kehendak Allah.
Jadi, benar sekali perkataan Yesus kepada Yohanes tadi, sekali-kali dalam kita mengadakan acara baptisan jangan sekali-kali menggunakan logika manusia, jangan menggunakan pengetahuan yang berasal dari manusia, jangan kita mengadakan baptisan karena peraturan gerejawi. Sebab, baptisan bukan aturan gereja melainkan aturan dari Sorga dan dibawa turun ke bumi supaya kita mengenal pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
 
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
 
Yesus dari Sorga turun ke bumi, tujuannya adalah Yesus harus meminum cawan Allah yang berisi anggur, artinya: Yesus harus menanggung penderitaan yang tidak harus Dia tanggung sampai mati di atas kayu salib karena dosa manusia. Sesudah menanggung penderitaan yang tidak harus Dia tanggung di atas kayu salib, Yesus berkata: “jadilah kehendak-Mu!"  Dalam hal ini Yesus telah menggenapkan seluruh kehendak Allah.
 
Jadi, baptisan ini bukanlah aturan gereja tetapi merupakan bayangan Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya supaya kita menyatu di dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Kalau kita sudah menyatu dengan kematian Yesus maka hidup lama terkubur. Lihat saja orang yang mati, sekalipun dia dimarahi, dimaki-maki, diapakan saja dia tidak terpengaruh, tidak terbawa perasaan. Itulah orang yang mati karena yang lama sudah berlalu dari hari ketiga Yesus bangkit itulah hidup yang baru, dengan demikian kehendak Allah terlaksana atau Yesus telah menggenapkan seluruh kehendak Allah.
 
Kalau Yesus tidak menanggung sengsara atau mati di atas kayu salib tidak mungkin kehendak Allah terlaksana. Kalau tidak ada baptisan itulah bayangan dari kematian dan kebangkitan Yesus maka tidak tergenapi kehendak Allah di bumi ini, maka Yesus datang seperti sia-sia saja. Jadi, baptisan ini murni dari Allah, dari Sorga dan tidak boleh dilakukan dengan pengetahuan manusia dan aturan-aturan gereja supaya kita menyatu dengan pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan sehingga kehendak Allah tergenapi atau terlaksana di atas kayu salib.
Semua hukum Taurat yang tidak sempurna sudah dieksekusi, digenapi, disempurnakan di atas kayu salib dan kehendak Allah terlaksana oleh karena kematian dan kebangkitan-Nya.
 
Mari kita baca Matius 5, dengan perikop: “Yesus dan hukum Taurat.”
Matius 5:17
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
 
Yesus datang ke dalam dunia ini bukan untuk meniadakan atau melenyapkan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapkan hukum Taurat di atas kayu salib.
Memang hukum Taurat ini belum sempurna dan masih ada kelemahan-kelemahannya, mari kita lihat kelemahannya.
 
Roma 2:15
(2:15) Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
 
Kelemahan dari hukum Taurat adalah suka menuduh, mendakwa, mempersalahkan orang yang bersalah.
Sesudah menuduh, mempersalahkan kesalahan orang lain, mengungkit-ngungkit kesalahan orang lain, melihat kesalahan orang lain, selanjutnya membela dirinya menurut kebenaran dirinya.
Seharusnya yang benar adalah supaya manusia benar harus dibenarkan oleh darah salib, maka setiap kali kita melakukan kesalahan tidak boleh kita tutup-tutupi. Tetapi setiap orang yang berada di bawah hukum Taurat suka menuduh dan suka membela. Itulah kelemahan dari hukum Taurat, belum sempurna. Oleh sebab itu, Yesus datang ke dunia ini bukan untuk meniadakan atau melenyapkan hukum Taurat tetapi menggenapkan hukum Taurat atau dieksekusi habis sepuluh hukum itu di atas kayu salib.
 
Kalau manusia berdoa dan tidak dibenarkan oleh darah salib di atas kayu salib maka manusia berdosa akan binasa, itu bukan kasih karunia. Tetapi Yesus datang bukan untuk melenyapkan kekurangan tetapi menyempurnakan kita dari kekurangan supaya manusia berdosa tidak binasa.
Dahulu kita sebelum mengenal TUHAN sama seperti berada di bawah hukum Taurat; menuduh dan menuding orang bersalah tetapi ketika dituding membela diri. Jadi, hukum Taurat belum sempurna dan Yesus datang ke dunia ini untuk menyempurnakan yang kurang dari hukum Taurat, supaya kehendak Allah terlaksana lewat baptisan ini.
 
Di dalam hukum Taurat ada 9 (sembilan) kali kata “jangan” justru dengan kata jangan manusia berbuat dosa. Berarti, hukum Taurat tidak bisa membenarkan manusia.
 
Yang pertama.
Matius 5:21
(5:21) Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
 
Hukum Taurat: Jangan membunuh dan siapa yang membunuh akan dihukum mati.
Mungkin kita tidak membunuh dengan hurufiah itulah membunuh sampai memutilasi, menikam dengan pedang atau dipukul, tetapi kita semua sering membunuh secara batiniah yaitu ada di dalam 1 Yohanes 3:15; membenci sesama setara dengan membunuh manusia.
Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Kapan selamatnya jika berbuat dosa langsung dihukum?
 
Matius 5:22
(5:22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
 
Sebelum membunuh amarah saja sudah langsung dihukum, inilah cara TUHAN menggenapi supaya kita jangan membunuh.
 
Yang kedua.
Matius 5:27
(5:27) Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
 
Hukum Taurat: Jangan berzinah.
 
Matius 5:28-29
(5:28) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. (5:29) Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
 
TUHAN tidak mau kitia binasa, TUHAN tidak mau kita ada dalam perzinahan, maka mata ini disucikan oleh firman yang mencungkil.
 
Yang ketiga.
Matius 5:33
(5:33) Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
 
Dalam hukum Taurat: Boleh bersumpah.
 
Matius 5:34-37
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, (5:35) maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; (5:36) janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. (5:37) Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
 
Zaman hukum Taurat boleh bersumpah demi apapun kalau memang dia benar. Tetapi sekarang sumpah ini disempurnakan dengan: Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Jadi, apapun resikonya kalau memang tidak katakan tidak, kalau memang ya katakan ya. Karena kalau ya kita katakan tidak atau sebaliknya tidak tapi kita katakan ya, itu berasal dari si jahat.
 
Inilah cara TUHAN menyempurnakan hukum Taurat soal berpegang pada sumpah. Kalau sudah tergenapi maka kehendak Allah terlaksana dalam kehidupan kita. Kehendak Allah tidak dapat terlaksana dalam dirinya, oleh sebab itu baptisan tidak boleh dikerjakan oleh aturan manusia, aturan gereja melainkan harus aturan dari Sorga, yang TUHAN bawa dari Sorga turun ke bumi ini. TUHAN Yesus datang ke bumi ini untuk membawa aturan-aturan gereja, termasuk baptisan air. Kalau baptisan air bisa dirubah berarti aturan sakral yang lain termasuk aturan sakral pemberkatan nikah ubah saja jikalau memang bisa. Segala sesuatu yang dibawa oleh TUHAN Yesus dari Sorga turun ke bumi harus kita kerjakan. Jangan bertahan dengan cara ibadah yang lama.
 
Yang keempat.
Matius 5:38
(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
 
Mata ganti mata dan gigi ganti gigi, artinya: Kalau kita rusakkan mata orang maka gantinya mata kita dirusak, kalau kita rontokkan gigi orang maka gantinya gigi kita dirontokkan.
Itulah hukum Taurat, jadi tidak ada yang selamat kalau menjalankan hukum Taurat. Tetapi Yesus datang ke dunia ini untuk menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib; mati di atas kayu salib dan bangkit pada hari yang ketiga.
 
Matius 5:39-41
(5:39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. (5:40) Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. (5:41) Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
 
Di sini tidak berlaku lagi gigi ganti gigi dan mata ganti mata, tetapi; kalau pipi kiri ditampar maka berilah pipi kanan, kalau orang menginginkan pakaian maka berilah jubah, kalau orang memaksakan berjalan sejauh satu mil maka berjalanlah sejauh dua mil, artinya: Balas kejahatan dengan kebaikan. Itulah hukum kasih karunia.
 
Yang kelima.
Matius 5:43
(5:43) Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
 
Hukum Taurat: Sesama dikasihi tetapi musuh dibenci.
 
Matius 5:44-45
(5:44) Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (5:45) Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
 
Musuh juga kasihi, bahkan doakan dia.
Memang tidak enak sudah dikasihi namun tetap didoakan, namun inilah penggenapan hukum Taurat di atas kayu salib, inilah bayangan dari baptisan air. Jadi, ini bukan seremonial, bukan liturgis, bukan Taurat, tetapi supaya kehendak Allah tergenapi dalam kehidupan kita masing-masing. Kalau tidak demikian maka tidak mungkin kehendak Allah tergenapi dalam kehidupan kita.
 
HASIL PENGGENAPAN seluruh kehendak Allah.
Matius 5:17-18
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (5:18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
 
Hasil dari penggenapan seluruh kehendak Allah atau hukum Taurat di atas kayu salib ialah kita semua menjadi satu IOTA dan satu TITIK.
 
Iota adalah huruf terkecil dari abjad Yunani; a sampai i, artinya: Menjadi orang yang rendah hati.
Orang yang rendah hati TUHAN katakan dalam Matius 11:29 “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Berarti, mendapatkan ketenangan dari TUHAN.
Sekalipun kita hebat kalau kita sombong maka tidak akan pernah tenang, sebab hanya orang yang rendah hati yang mendapat ketenangan.
 
Titik. Titik lebih kecil dari semua abjad Yunani, bahkan lebih kecil dari semua tanda baca, artinya: Kita semua harus mau menjadi kecil dan rela dikecilkan. Kalau rela menjadi kecil dan dikecilkan maka kuasanya adalah dosa berhenti.
Kalau koma masih diulang kembali tetapi kalau titik dosa berhenti. Tidak ada orang yang menulis kalau sudah titik disambung kembali. Kalau titik maka berhenti, kalau lanjut pasti dimulai dengan huruf besar; sombong lagi.
 
Jadi, baptisan ini bukan simbolisasi, itu adalah bayangan dari pengalaman Yesus selama di bumi ini dalam tanda kematian dan kebangkitannya. Oleh sebab itu, jangan kita datang hanya dengan simbolisasi, hanya dengan liturgis, sebab penuh dengan kelemahan; menuduh dan membela diri.
 
Matius 5:19
(5:19) Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
 
Hukum Taurat sudah digenapi bukan untuk ditiadakan. Siapa yang meniadakan hukum Taurat maka tempatnya lebih rendah dari Sorga, berarti neraka. Jadi, orang berdosa harus diampuni bukan untuk dilenyapkan atau ditiadakan, kalau seseorang meniadakan atau melenyapkan orang-orang yang berdosa maka tempatnya lebih rendah dari Sorga berarti neraka.
 
Matius 3:15
(3:15) Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
 
Lewat kematian dan kebangkitan Yesus seluruh kehendak Allah sudah tergenapi, seluruh kehendak Allah terlah tergenapi dalam kehidupan kita masing-masing.
 
Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
Akhirnya Yohanes menuruti kehendak Yesus, menuruti perintah Yesus. Oleh sebab itu, kitapun harus menurutinya, kalau Yesus dibaptis di dalam sungai Yordan maka kita juga harus dibaptis air, jangan dilawan.
 
Jadi, baptisan air adalah pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan, dengan pengalaman kematian dan kebangkitan ini seluruh kehendak Allah tergenapi. Maka kalau kita sudah mengerti arti baptisan, kita harus menuruti dan jangan bertahan dengan aturan gerejawi. Kalau baptisan dapat diubah maka ubah juga sakramen pemberkatan nikah, cukup ke KUA dan pesta adat nikah. Satupun apa yang sudah dibawa dari TUHAN dari Sorga turun ke bumi jangan pernah diubah, Yohanespun tidak lagi menggunakan logika dan akhirnya Yohanespun menuruti-Nya. Maka, kitapun harus menuruti-Nya dan jangan bertahan dengan kekerasan di hati.
 
Matius 3:16
(3:16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
 
Setelah Yesus dibaptis maka dua hal yang terjadi:
YANG PERTAMA: Langit terbuka, berarti Sorga terbuka bagi kita.
Kalau pintu Sorga terbuka maka segala sesuatu yang ada di dalamnya menjadi milik kita, dan kita menjadi milik pribadi Allah yang ada di dalam kerajaan Sorga. Singkat kata: Memperoleh keselamatan.
Kalau kita tidak tekun dalam pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya maka tidak mungkin pintu Sorga terbuka, tetapi karena kita sudah berada dalam baptisan air. Kalau kita tekun di bumi dalam pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya, maka ketika Yesus turun ke bumi untuk kali yang kedua dalam kemuliaan-Nya maka kita akan berada dalam kemuliaan-Nya; mati, bangkit, dan dipermuliakan.
Jadi, selama kita di bumi tekunlah dalam pengalaman kematian dan kebangkitan sambil menantikan kemuliaan-Nya. Kalau kita tekun dengan pengalaman kematian dan kebangkitan maka akan dipermuliakan, tetapi jika tidak tekun maka tidak akan dipermuliakan. Oleh sebab itu, hargailah baptisan air dan jangan gunakan peraturan gerejawi.
 
Baptisan ini dikerjakan dengan iman, anak kecil tidak mengerti iman yang dimengerti anak kecil adalah aman di tangan ibunya. Oleh sebab itu, tangan ibu harus menyerahkan kepada tangan TUHAN.
 
YANG KEDUA: Yohanes melihat Roh Allah turun seperti merpati ke atas-Nya.
Secara kasat mata kita tidak dapat melihat Roh Allah karena Roh Allah bukan bentuk secara fisik atau lahiriah tetapi itu bentuk yang sifatnya Ilahi. Namun, kita juga bisa melihat wujud yang Ilahi itu manakala kita ada di tengah ibadah dan pelayanan.
Wujud Ilahi Roh Allah ada di tengah ibadah dan pelayanan: Seperti burung merpati turun ke atas Yesus.
Burung merpati itu kelebihannya;
-          Tidak ada kepahitan; antara satu dengan yang lain tidak ada kepahitan.
-          Tulus dan jujur.
 
Baptisan yang kita kerjakan ini bukan logika melainkan meneladani teladan Yesus supaya ada dalam tanda kematian dan kebangkitan, dan kehendak Allah tergenapi.
 
Matius 3:17
(3:17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
 
Kalau baptisannya benar maka kita berkenan kepada TUHAN.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 

No comments:

Post a Comment