KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, October 13, 2022

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 JUNI 2022

 
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 JUNI 2022
 
KITAB KOLOSE 3
 
Subtema: ROTI HIDUP, YANG TURUN DARI SORGA
 
Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat dan kemurahan-Nya kita dimungkinkan untuk berada di tengah perhimpunan ibadah doa penyembahan. Dan sebentar kita akan membawa hidup kita rendah di kaki salib TUHAN, atau menggunakan leher untuk menundukan kepala, supaya leher ini utuh, tidak diserahkan kepada antikris. Dan saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa untuk tekun digembalakan oleh GPT BETANIA, Serang, Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, di manapun anda berada, kita bergandengan tangan untuk menghadap TUHAN di malam ini.
Dan kita berdoa, kita mohon supaya firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan kita, membawa hidup kita rendah di bawah kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada Dia, segala pujian dan hormat bagi Dia dari sekarang sampai selama-lamanya.
 
Malam ini kita akan sambut firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan, dari surat yang dikirim Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 3:21
(3:21) Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
 
Singkat kata; hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu.
 
Perintah TUHAN untuk memperingatkan bapa-bapa: Supaya bapa-bapa jangan menyakiti hati anaknya.
 
Minggu lalu sudah saya saksikan sedikit, saya ini adalah anak yang tersakiti, yang banyak menanggung penderitaan dari bapak saya. Secara khusus dari lahir sampai umur empat tahun saya banyak menderita -- mendapat pukulan secara fisik dari bapak saya -- Tetapi oleh karena kemurahan TUHAN, rasa sakit di hati itu sudah terobati, sudah dipulihkan oleh TUHAN, karena Dia adalah Yehova Rapha “sang penyembuh" bilur-bilurnya sudah menyembuhkan segala sesuatu, baik lahir, maupun batin, dan tidak ada lagi akar pahit. Bahkan dua tahun sebelum bapak saya meninggal dunia, saya tiga kali mengunjungi beliau di tempat kediamannya di Medan, di Tanjung Morawa, Deli Serdang, beliau bekerja di polda Sumatera Utara. Jadi, selama tiga kali saya berkunjung, bahkan kunjungan yang kedua sebelum beliau meninggal dunia -- bapak saya mengalami sakit tumor -- untuk pertemuan yang ketiga kali, saya mengantarkan beliau sampai ke taman makam pahlawan, di Sumatera Utara, Medan.
Jadi, kepahitan semua sudah terobati -- lahir batin sudah terobati dari sakit hati yang begitu dalam -- puji TUHAN, itu semua karena kemurahan hati TUHAN.
 
Yang pasti, peringatan kepada bapak-bapak; jangan sakiti hati anakmu.
 
Terkait dengan perintah TUHAN kepada bapak-bapak, kita baca Matius 7. Perikop: Hal pengabulan doa.
Matius 7:9-11
(7:9) Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, (7:10) atau memberi ular, jika ia meminta ikan? (7:11) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
 
Singkat kata; bapa yang jahat saja tau untuk memberi pemberian yang baik kepada anak-anaknya. Hal itu memang betul (benar), tidak salah; bahkan binatang saja bisa memberi pemberian yang baik kepada anak-anaknya.
 
Tetapi perlu untuk diketahui: Hati seorang anak tidak akan merasa damai dan nyaman oleh karena pemberian yang baik itu, jika saja seorang bapak berlaku jahat di mata TUHAN.
Oleh sebab itu, semua bapa-bapa di bumi ini harus belajar kepada Bapa di Sorga, sebab Bapa di Sorga:
-          Bapa di Sorga tidak memberi batu, apabila anak-Nya meminta roti.
-          Bapa di Sorga juga tidak memberi ular, jika anakNya meminta ikan.
 
Bukti Bapa di sorga tidak memberi batu jika anak-Nya meminta roti
Kita lihat di dalam Matius 26. Perikop: Penetapan Perjamuan Malam.
Matius 26:26
(26:26) Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku."
 
Yesus berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku"
Singkat kata: Yesus telah memecah-mecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib.
 
Bertitik dari Matius 26:26 kita akan lanjut membaca 1 Korintus 10:16b
1 Korintus 10:16b
(10:16) Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?
 
Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Artinya; Yesus Kristus adalah Bapa yang baik, sebab Ia tidak memberi batu kepada anak-anakNya, tetapi memberi roti kepada anak-anakNya.
 
Di dalam Injil Yohanes 6, Yesus menyatakan dirinya sebagai Roti hidup, roti yang turun dari sorga sebanyak 3 kali:
Yang Pertama:
Yohanes 6:33-35
(6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." (6:34) Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." (6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya  kepada-Ku, ia tidak akan haus  lagi.
 
Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
Yesus adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga untuk memberi hidup kepada dunia.

Untuk pertama kali Yesus berkata: "Akulah roti hidup" Barangsiapa makan roti hidup, ia tidak lapar dan tidak haus lagi.
 
Untuk pertama kali Yesus memproklamirkan diriNya sebagai Roti hidup, Roti yang turun dari sorga, Barangsiapa makan roti hidup, ia tidak lapar dan tidak haus lagi untuk selama-lamanya.
 
Amos 8:11 Perikop: Lapar dan Haus
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
 
Suatu kali, TUHAN akan mengirimkan kelaparan yang hebat atas negeri ini, tetapi bukan kelaparan akan makanan, bukan pula kehausan akan air, melainkan lapar dan haus akan mendengarkan firman TUHAN.
 
Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, jangan bermasa bodoh, jangan kita anggap enteng apa yang telah disampaikan dengan pernyataan Amos 8:11, karena firman Allah satu kali akan tergenapi karena firman Allah itu “Ya” dan “Amin”, artinya pasti tergenapi. Apa saja yang disampaikan oleh firman Allah satu kali akan tergenapi.
 
Amos 8:12
(8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.
 
Oleh karena bala kelaparan yang besar ini banyak orang yang lapar dan haus. Dan orang yang lapar dan  haus akan roti hidup tadi akan bertindak, tetapi keliru dalam tindakannya, sebab mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari Utara ke Timur untuk mencari roti hidup, tetapi mereka tidak akan menemukannya lagi.
 
TENTANG MENGEMBARA DARI LAUT KE LAUT
Istilah mengembara dapat kita temukan dalam Yeremia 50:6.
Yeremia 50:6
(50:6) Umat-Ku tadinya seperti domba-domba yang hilang; mereka dibiarkan sesat oleh gembala-gembalanya, dibiarkan mengembara di gunung-gunung, mereka berjalan dari gunung ke bukit sehingga lupa akan tempat pembaringannya.
 
Mengembara dari gunung satu ke gunung yang lain, mengapa? Karena mereka sibuk mengembara dari gunung yang satu ke gunung yang lain, tidak menetap dalam satu penggembalaan.
Sehingga lupa akan tempat pembaringannya = SESAT dan TERHILANG.

Sekalipun berada di gunung-gunung, tetapi bila tidak ada di satu tempat (tidak tergembala) = mengembara = sesat dan terhilang.
 
Itu sebabnya pada kesempatan Ibadah Raya Minggu saya sudah sampaikan; sesibuk-sibuknya kita bekerja di luar kota, harus kembali ke kandang penggembalaan. Kalau dalam keadaan mendesak, maka ikuti live streaming.
Yeremia 50:7
(50:7) Siapa pun yang menjumpai mereka, memakan habis mereka, dan lawan-lawan mereka berkata: Kami tidak bersalah! Karena mereka telah berdosa kepada TUHAN, tempat kebenaran, TUHAN, pengharapan nenek moyang mereka!
 
Resiko yang akan ditanggung apabila lupa akan tempat pembaringan: Menjadi santapan, menjadi makanan empuk bagi lawan atau musuh = Dimangsa habis oleh musuh.
Ada 3 musuh abadi:
1.      Dunia dengan arusnya yang menghanyutkan hidup rohani
2.      Daging dengan segala keinginannya, itulah gambaran dari binatang buas (antikris dan nabi palsu)
3.      Iblis Setan dengan tipu muslihatnya
 
Kita bandingkan dengan kerinduan mempelai
Kidung Agung 1:7
(1:7) Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda menggembalakan domba, di mana kakanda membiarkan domba-domba berbaring pada petang hari. Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?
 
Mempelai perempuan merindukan akan tempat pembaringan = Rindu untuk tergembala dalam satu tempat penggembalaan dengan satu gembala.

Kita semua sebagai anak-anak TUHAN harus memiliki kerinduan seperti kerinduan mempelai perempuan TUHAN, yaitu rindu akan tempat pembaringan, dengan lain kata; menyerahkan dirinya untuk menjadi domba yang tergembala dengan baik dan benar dalam sebuah kandang penggembalaan.
 
Mengapa anak-anak TUHAN harus rindu akan tempat pembaringan (tergembala)? Jawabnya: Sebab hari ini sudah menunjuk petang hari = Tidak lama lagi akan menghadapi waktu malam di mana orang tidak dapat lagi bekerja.
 
Kita harus sungguh-sungguh mencari tempat pembaringan -- rindu untuk digembalakan -- karena hari-hari ini adalah hari-hari terakhir -- waktu menuju petang --  Apabila petang sudah berlalu, maka masuklah pada waktu malam -- dimana orang tidak dapat lagi bekerja --
 
Sekali lagi saya sampaikan: Waktu yang tersisa ini tinggal sedikit, jangan disia-siakan. Tidak lama lagi akan menghadapi waktu malam -- dimana orang tidak dapat lagi bekerja --
 
Matius 20:1-7. Perikop: Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur.
(20:1) "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. (20:2) Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.(20:3) Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. (20:4) Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. (20:5) Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.(20:6) Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? (20:7) Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
 
Kesempatan untuk bekerja bagi pekerja-pekerja di kebun anggur TUHAN, itu dimulai pukul 6 pagi sampai pukul 6 petang hari.

Kemudian, orang-orang yang masuk bekerja pada:
-          Waktu 6 pagi, sepakat untuk menerima upah sedinar sehari.
-          Yang pukul 9, juga sepakat sedinar sehari.
-          Yang pukul 12 siang, juga sepakat sedinar sehari.
-          Yang pukul 3 petang, juga sepakat sedinar sehari.
-          Bahkan yang pukul 5 petang sepakat sedinar sehari.
 
Luar biasa perhatian TUHAN kepada orang yang menganggur di pasar. Kepada mereka diberi kesempatan untuk bekerja di ladang anggur Allah.
 
Sekarang ini adalah hari-hari terakhir, jelas sudah menuju pukul 5 petang. Jadi, waktu yang tersisa tinggal sedikit saja, dari pukul 5 ke pukul 6, tinggal satu jam,  tidak ada waktu lagi untuk berfoya-foya, memboroskan harta rohani. Oleh sebab itu jangan bermain-main lagi, jangan berfoya-foya waktu siang hari -- sibuk hanya untuk yang lahiriah --
 
Hati-hati, jangan bermasa bodoh. Peringatan TUHAN adalah tanda perhatiannya -- sebagaimana Tuhan memperhatikan mereka yang masuk dari pukul 12 siang, pukul 3 petang, pukul 5 petang --  peringatan TUHAN bukan untuk menyiksa kita.
Matius 20:8
(20:8) Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.
 
Ketika hari sudah malam, pekerja-pekerja yang bekerja di ladang anggur, mulai dari yang terdahulu masuk pukul 6 pagi, sampai yang terakhir masuk pukul 5 petang sama-sama menerima upah sedinar sehari.

Jadi, waktu malam adalah waktu untuk menerima upah dari sorga, bukan lagi waktu untuk bekerja,
sebab orang tidak lagi bekerja waktu malam.
 
SYARAT bekerja di ladang anggur TUHAN (pada waktu siang hari):
Matius 20:9
(20:9) Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.
 
Mereka yang bekerja pada pukul lima, berarti hanya bekerja satu jam saja, menerima upah sedinar sehari, sesuai dengan kesepakatan.

Matius 20:10
(20:10) Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. .
 
Ketika pekerja-pekerja terakhir menerima upah sedinar sehari, pekerja-pekerja yang masuk pada pagi hari pukul 6 pagi menyangka bahwa mereka akan menerima dua kali lipat.
 
Kalau mereka menyangka bahwa mereka akan menerima upah dua kali lipat, atau upah lebih banyak dari mereka yang bekerja pada pukul 5 (lima) petang, itu artinya mereka melupakan kesepakatan perjanjian mereka.
 
Jangan kita lupa dengan perjanjian TUHAN. Banyak orang lupa, mengapa? karena sibuk dengan hatinya, sibuk dengan pemikirannya, sibuk dengan perasaan daging, akhirnya lupa dengan perjanjian TUHAN
Kalau sibuk dengan perasaan manusia daging, pasti lupa dengan perjanjian yang telah disepakati di awal tadi. Apalagi kalau sudah merasa banyak bekerja, merasa paling berjasa, oh akan lupa dengan perjanjian TUHAN.
 
Jangan sibuk dengan perasaan daging, itu akan menyebabkan kita lupa dengan perjanjian yang sudah disepakati di awal tadi.
 
Matius 20:11-12
(20:11) Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (20:12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
 
Akhirnya pekerja-pekerja yang masuk pukul 6 pagi bersungut-sungut. Dalam sungut-sungut itu, mereka merasa paling berjasa, merasa sudah paling banyak bekerja untuk TUHAN. Padahal sudah sangat jelas di dalam 1  Petrus 4:12: Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Penderitaan yang kita alami tidak melebihi kekuatan kita. Bahkan pengorbanan kita tidak sebanding dengan pengorbanan TUHAN. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk bersungut-sungut.
 
Seberapa besar pengorbanan kita, seberapa berat pekerjaan yang sudah kita kerjakan, belum sebanding dengan darah salib di Golgota. Jadi, jangan pernah merasa paling berjasa, paling banyak berkorban, paling berat pekerjaannya.
 
Jadi ini SYARAT bekerja di ladang anggur TUHAN (pada waktu siang hari): Waktu bekerja di ladang TUHAN, jangan bersungut-sungut di hadapan TUHAN,  karena TUHAN adalah Tuan dari hamba-hamba TUHAN.
Kalau bekerja, bekerja saja, jangan melihat kekurangan orang lain, Jangan merasa paling berjasa, jangan merasa kita sudah lebih banyak bekerja dari orang lain, jadi, jangan sesekali bersungut-sungut, jangan berbantah-bantah dengan si pemilik kebun anggur.
 
Jangan bersungut-sungut, jangan berbantah-bantah. Masuk di ladang anggur TUHAN pun sudah bersyukur, apalagi kalau diberi kesempatan bekerja.
 
Ibadah dan pelayanan ini adalah perusahaan TUHAN, perusahaan dari sorga, Yesus adalah pokok anggur, Bapa di Sorga pengusahanya. Kalau kita di ladang anggur saja sudah bersyukur, apalagi kalau diberi kesempatan bekerja
 
Mazmur 37:5-6
(37:5) Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; (37:6) Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.
 
Dari pihak orang-orang yang bekerja di ladang anggur ialah menyerahkan diri kepada TUHAN dan percaya kepada TUHAN = tidak usah bersungut-sungut. Maka, nanti dari pihak TUHAN pemilik ladang anggur akan bertindak 2 hal:
1.      Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang.
2.      Ia akan memunculkan hakmu seperti siang.
 
Jadi, kalau diberi kesempatan untuk bekerja di ladang anggur, itu adalah hak, itu adalah upah, itulah sedinar sehari.
 
Mazmur 37:7-8
(37:7) Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. (37:8) Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
 
Dua hal harus menjadi perhatian khusus bagi orang yang mau bekerja di ladang anggur TUHAN waktu siang hari:
1.      Berdiam diri di hadapan TUHAN -- itu berbicara soal pengalaman kematian, nanti hari ketiga bangkit; itu pertolongan TUHAN -- 
2.      Berhenti marah, tinggalkan panas hati; jangan bersungut-sungut, jangan berbantah-bantah. Jangan karena sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi, tidak sesuai dengan harapan langsung uring-uringan, tinggalkan TUHAN, tinggalkan penggembalaan, tinggalkan semua pelayanan.
 
Mengapa kita harus memperhatikan 2 (dua) hal ini? Ingat: Upah terang dan hak siang adalah sedinar sehari.
Jangan sampai upah sedinar sehari yang sudah ada di tangan kita -- upah sesuai perjanjian di awal -- akhirnya lepas hanya karena persungutan, marah, jengkel, kecewa, tinggalkan TUHAN, tinggalkan penggembalaan.
 
Lebih jauh mengenai “upah sedinar sehari” ada di dalam Wahyu 22.
Wahyu 22:5
(22:5) Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
 
Suasana dalam Kerajaan Sorga:
a.        Malam tidak akan ada lagi di sana = siang hari.
b.      TUHAN Allah akan menerangi mereka = Kebenaran.
Inilah upah pekerja sedinar sehari, yaitu upah kerajaan sorga.
 
Yohanes 11:9
(11:9) Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini.
 
Satu hari = 12 (dua belas) jam.
 
Siapa yang berjalan pada siang hari, melangkah sesuai ketetapan Firman, kakinya tidak terantuk,
dengan lain kata; orang yang bekerja pada waktu siang, ia tidak akan tersandung, sekalipun ada sandungan pada waktu malam. Puncak gelap malam itu terjadi saat antikris menjadi raja atas seantero dunia ini. Tetapi sekalipun yang berjalan pada siang hari -- melangkah sesuai ketetapan Firman -- berjalan pada waktu malam, kakinya tidak terantuk (tersandung). Mengapa tidak tersandung kakinya? Karena ia melihat terang dunia.
 
Jadi, kalau kita bekerja di ladang TUHAN -- bekerja pada siang hari -- , bekerjalah untuk TUHAN; arahkan pandangan kepada Dia yang sudah mati di kayu salib (terang dunia), maka kita pasti diterangi.
 
Ada 12 jam sehari. Gunakan itu dengan baik; jangan sia-siakan, jangan berfoya-foya pada waktu siang hari. Jangan kita hidup dengan perbuatan malam -- yaitu tidur dan mabuk --  = memboroskan harta rohani pada siang hari. Gunakan satu hari penuh itu dengan baik, selagi hari masih siang.
 
Yohanes 11:10
(11:10) Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya."
 
Jadi, kesempatan untuk bekerja adalah selagi hari masih siang.
 
Roma 13:13
(13:13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
 
Orang-orang siang yang bekerja pada waktu siang hari: Hidup dengan sopan, tidak dengan pesta pora  kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
 
Kembali kita baca Amos 8.
Amos 8:11-12
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN. (8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.
 
Ketika TUHAN mengirimkan kelaparan dan kehausan atas negeri ini, maka orang-orang yang lapar dan haus itu akan mengembara dari laut ke laut, lupa tempat penggembalaan. Kerinduan mempelai perempuan ialah rindu mencari tempat pembaringan -- mempelai perempuan rindu untuk digembalakan --
 
Selain mengembara, orang yang lapar dan haus juga menjelajah dari Utara ke Timur, untuk mencari firman TUHAN. Menjelajah dari Utara ke Timur untuk mencari Firman TUHAN, kalau dikaitkan dengan pola pengajaran Tabernakel terkena pada meja roti sajian.

Kedudukan meja roti sajian adalah di sebelah Utara.
Berarti: Menjelajah dari Utara ke Timur untuk mencari Firman TUHAN = Penyangkalan terhadap roti hidup, roti yang dipecah-pecahkan di atas kayu salib.
 
Yesus adalah roti hidup; Dialah Firman yang menjadi daging, tetapi Dia sudah memecah-mecahkan segenap hidupNya di atas kayu salib; itulah yang disangkali.
 
Kerohanian kita semakin hari harus semakin naik -- dari Timur sampai ke Barat, sampai sempurna --
Tapi disini kita melihat; menjelajah dari Utara ke Timur, berarti; turun rohani. Kalau menyangkali roti hidup, maka kerohanian pasti merosot sampai ke pintu gerbang, sampai akhirnya keluar dari pintu gerbang -- keluar dari anggota tubuh Kristus --
 
Contoh menyangkali Roti hidup, YANG PERTAMA: Simon Petrus
Simon Petrus menyangkali Yesus sebanyak 3 (tiga) kali:
1.      Matius 26:70, Simon Petrus berkata: Aku tidak tahu apa yang engkau maksud, artinya; sudah tahu tetapi pura-pura tidak tahu.Pura-pura tidak tahu, padahal sudah tau, itu penyangkalan yang pertama terhadap roti hidup. Banyak imam-imam seperti ini; sudah tahu dan sudah melihat ada pekerjaan di depan mata, tapi  pura-pura tidak tahu.
2.      Matius 26:72,  Simon Petrus berkata: Aku tidak kenal orang itu, padahal siang malam bersama dengan Yesus selama 3 tahun. Sering kali juga anak TUHAN mengalami hal yang seperti ini; sudah kenal, tapi pura-pura tidak kenal. Hal ini terjadi karena ada tembok pemisah, yaitu ada kebenaran diri sendiri dan kebencian.
3.      Matius 26:74, Petrus kembali berkata: Aku tidak kenal orang itu, tetapi diawali dari mengutuk dan bersumpah. Dosa orang tua turun ke anak, itu kutuk yang belum terpatahkan.

Karena penyangkalan terhadap roti hidup, akhirnya Petrus dikuasai oleh setan.
 
Contoh menyangkali Roti hidup (salib di Golgota), YANG KEDUA:
1 Petrus 2:6-7
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan. (2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
 
Contoh menyangkali Roti hidup (salib di Golgota), YANG KEDUA: Ahli-ahli bangunan, itulah imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, tua-tua orang Yahudi; mereka membuang batu penjuru, tidak menghargai salib di Golgota. Mereka disebut "ahli bangunan", tetapi mengabaikan dasar bangunan (batu penjuru)
 
Contoh menyangkali Roti hidup, YANG KETIGA: Antikris
1 Yohanes 2:20-22
(2:20) Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. (2:21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. (2:22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
 
Antikris adalah pendusta. Mengapa? Karena mereka menyangkali roti hidup. Orang yang menyangkali roti hidup adalah pendusta, seperti antikris.
 
Menjelajah dari Utara ke Timur. Mengapa mereka bertindak dengan keliru? karena satu kali TUHAN akan kirimkan kelaparan atas bumi ini, bukan lapar karena makanan, bukan haus karena minuman, melainkan lapar dan haus mendengarkan firman TUHAN.
Tapi ingat; TUHAN YESUS KRISTUS adalah Bapa yang baik, Dia tidak akan memberi batu, jika anaknya minta roti. Yesus sudah memecah-mecahkan segenap hidupnya di atas kayu salib, Dia lah roti hidup, roti yang turun dari sorga untuk memberi hidup bagi dunia, supaya kita jangan sakit hati dan kecewa mengikut TUHAN.
Kalau tidak ada roti hidup, anak-anak TUHAN akan merasa tersakiti selalu. Mengapa saya katakan akan tersakiti hatinya?
 
Kalau hukum manusia; yang benar harus benar, yang salah harus salah, tapi hukum dari sorga yang turun ke bumi -- itulah roti yang turun dari sorga, dari Allah -- yang salah dapat diperbaiki dapat diperbaiki roti hidup. Yesus yang sudah memecahkan segenap hidupnya di atas kayu salib, yang salah dapat dibenarkan, hukum taurat disempurnakan (digenapkan) di atas kayu salib.
Ketika Yesus (roti hidup dari sorga) menggenapkan segala sesuatu, tidak mungkin hati ini tersakiti lagi.
Maka kita harus menyadari, hal ini terjadi atas seijin TUHAN, untuk semakin membentuk kehidupan kita.
 
Kelemahan hukum taurat: Menuduh yang salah, dan membela diri sendiri; itu belum sempurna. Kalau kita tetap berpegang pada hukum seperti ini, maka hati anak-anak akan tetap tersakiti. Tetapi Yesus Allah Bapa yang baik; Dia tidak memberi batu, jika anakNya meminta roti, maka hati-hati anak-anak tidak akan tersakiti.
 
Sebagai bapa-bapa kita belajar terhadap Bapa sorgawi.
 
Yohanes 8:1-2
(8:1) tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. (8:2) Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
 
Malam hari, Yesus naik ke bukit zaitun = Hidup dalam doa penyembahan.
Pada pagi hari, Yesus mengajar di Bait Allah = Belajar dari pengalaman hidup.
 
Malam hari banyak menyembah, besok pagi banyak belajar dari pengalaman hidup. Kalau sudah ada pengalaman di waktu yang lalu, berarti besok paginya kita harus belajar dari pengalaman itu.Pengalaman adalah guru, jadi belajarlah dari pengalaman itu.
 
Yohanes 8:3-9
(8:3) Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. (8:4) Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. (8:5) Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" (8:6) Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. (8:7) Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (8:8) Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. (8:9) Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
 
Sementara Yesus mengajar di Bait Allah pada pagi hari, tiba-tiba orang Farisi datang membawa perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari.
Sesudah menempatkan perempuan itu di hadapan Yesus, selanjutnya mereka berkata kepada Yesus: menurut hukum taurat; diperintahkan untuk melempari orang yang kedapatan berzinah.
 
Setelah menyatakan 10 (sepuluh)  hukum yang tertulis pada batu-batu itu, mereka berkata: Apa pendapatMu tentang hal itu?
 
Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya.
Itu hukum taurat; mencobai, mencari kelemahan-kelemahan, bukan menutupi kelemahan. Inilah kelemahan hukum yang tertulis dalam dua loh batu itu.
 
Matius 8:7
(8:7) Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (8:8) Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. (8:9) Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
 
Yesus tidak memberi batu jika anakNya meminta roti, prakteknya: Yesus membungkuk dan menulis di tanah sebanyak dua kali, barulah Dia bangkit = Pengalaman Yesus dalam tanda kematian & kebangkitan. Ini adalah KASIH yang sudah digenapi di atas kayu salib -- dituliskan sebanyak 2 (dua) kali di atas tanah -- :
1.      Kasih kepada TUHAN, mewakili hukum yang tertulis pada loh batu pertama
2.      Kasih kepada sesama, mewakili hukum yang tertulis pada loh batu kedua
 
Itulah roti hidup yang diberikan kepada perempuan yang kedapatan berzinah, karena kasih-Nya. Wujudnya; Yesus rela mati dan bangkit. TUHAN sudah berikan roti hidup, roti yang turun dari sorga.
Yesus tidak memberi batu jika anakNya meminta roti. Yesus adalah Bapa yang baik yang penuh pengampunan dan kasih; Dia tidak mau menyakiti hati anak-anak-Nya.
 
Kalau TUHAN menuruti maunya ahli taurat dan orang Farisi, maka tidak ada yang selamat. Betul-betul Yesus Bapa yang baik. Ia tidak mau menyakiti hati anakNya, sekalipun anakNya sudah bersalah, sekalipun perempuan yang kedapatan berzinah jelas salah, najisnya minta ampun, tapi TUHAN YESUS tidak mau menyakiti hatinya.
Berapa banyak kita berlaku najis  dan cabul di hadapan TUHAN? Kenajisan dan percabulan kita begitu banyak. Berapa banyak dusta kita, berapa banyak tipu dari mulut kita, berapa banyak pikiran-pikiran yang tidak baik ambisi-ambisi manusia duniawi, tapi TUHAN Bapa yang baik, Dia tidak mau menyakiti hati anak-anakNya, Yesus tidak memberi batu jika anakNya meminta roti. Selagi kita ada di rumah TUHAN, TUHAN tidak akan memberi batu, tapi TUHAN memberi roti, sebab Dia Bapa yang baik.
Kita sadar, kita banyak  kenajisan percabulan, kita banyak kekurangan dan kelemahan. Kalau menurut hukum taurat; kita harus dilempari sampai mati,. Tapi sampai hari ini kita diberi kesempatan untuk berada di kebun anggur Allah, itu kemurahan. Dan diberi kesempatan untuk bekerja, itu kemurahan double. Jadi jangan anggap enteng ibadah ini.
 
Yohanes 8:10-11
(8:10) Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" (8:11) Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
 
TUHAN sudah memberikan roti hidup, roti yang turun dari sorga; Dia penuh dengan pengampunan. Mulai sekarang, pergi tinggalkan hidup lama, jangan berbuat dosa lagi.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 
 
 
 

No comments:

Post a Comment