KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, October 8, 2022

IBADAH PENTAKOSTA (IBADAH RAYA MINGGU), 05 JUNI 2022


 
IBADAH RAYA MINGGU, 05 JUNI 2022
 
KITAB WAHYU
PASAL 14
(Seri: 08)
 
Subtema: DOSA DIHAPUSKAN DALAM SATU HARI SAJA
 
Salam sejahtera dan bahagia di dalam kita menikmati Sabda Allah. Saya tidak lupa mengucap syukur kepada TUHAN, karena sore petang ini kita diizinkan oleh TUHAN untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian zangkoor dan kesaksian dari 2 (dua) orang yang baru saja dibaptis.
Kemudian, Ibadah Raya Minggu hari ini juga dirangkai dengan Hari Pentakosta, Hari Pencurahan Roh-El Kudus. Biarlah kiranya kesempatan di sore hari ini betul-betul kita merasakan pertolongan dan kemurahan TUHAN, lewat pembukaan Firman yang sebentar akan kita terima.
Oleh sebab itu, kita mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita yang hadir secara tatap muka, maupun yang mengikuti ibadah dan pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming, sehingga ibadah ini betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
 
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia. Sekali lagi kita mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita.
 
Kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, itulah KITAB WAHYU. Kita kembali untuk yang kesekian kali kita membaca Wahyu 14:1.
Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Anak Domba berdiri di bukit Sion bersama dengan 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang. Kemudian, di dahi dari 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang tersebut tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya, dengan lain kata; meterai Allah ada pada dahi mereka.
 
Kita lanjut untuk membaca Wahyu 7.
Wahyu 7:4
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
 
Di sini kembali ditegaskan, bahwasanya: Jumlah mereka yang dimeteraikan itu ialah 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang dari semua keturunan Israel, dari 12 (dua belas) suku Israel.

Dengan perincian …
Wahyu 7:5-8
(7:5) Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu, (7:6) dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu, (7:7) dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu, (7:8) dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.
 
12 (dua belas) suku x 12.000 (dua belas ribu) dari tiap-tiap suku = 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang. Inilah yang menjadi inti mempelai Sebenarnya, hal ini telah dinubuatkan oleh nabi Yehezkiel.
 
Yehezkiel 9:3-4
(9:3) Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci dan Dia memanggil orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis di sisinya. (9:4) Firman TUHAN kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana."
 
Kepada orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis diperintahkan untuk menuliskan huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji di Yerusalem.

Singkat kata: Huruf T adalah meterai Allah untuk orang-orang yang berkeluh kesah, atau dengan rela menyangkal dirinya dan memikul salibnya.
Jadi, sudah sangat jelas; upah dari menyangkal diri dan memikul salib itu ada, dan upahnya itu besar. Oleh sebab itu, kita tidak perlu ragu di dalam menyangkal diri dan memikul salib; tidak perlu berpikir dua kali untuk membawa korban dan mempersembahkannya di atas mezbah. Itu sebabnya, di dalam setiap pertemuan ibadah, kita harus membawa korban, selanjutnya dipersembahkan di atas mezbah.
 
Yehezkiel 9:5-6
(9:5) Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: "Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu dan pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan. (9:6) Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci.
 
Pada ayat 5 dan ayat 6 ada perintah: Semua orang yang ditandai huruf T itu jangan disinggung, berarti; meterai di dahi adalah sebuah jaminan yang heran dari Allah bagi kita semua.

Huruf T (sangkal diri, pikul salib) adalah jaminan hidup. Oleh sebab itu, marilah kita mempercayakan hidup kita hanya kepada darah salib di Golgota, hanya kepada korban Kristus, tidak kepada yang lain-lain.
 
Persamaan Yehezkiel 9:5-6 di dalam Wahyu 7, dengan perikop: “Orang-orang yang dimeteraikan dari bangsa Israel.”
Wahyu 7:1
(7:1) Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.
 
4 (empat) malaikat berdiri pada 4 (empat) sudut bumi atau penjuru bumi, itulah Timur, Barat, Utara, Selatan, atau atas seantero dunia ini. Adapun tugas 4 (empat) malaikat tersebut adalah menahan keempat angin bumi, maksudnya adalah; supaya jangan ada angin bertiup baik di darat, di laut, dan di pohon-pohon.
 
Wahyu 7:2-3
(7:2) Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, (7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"
 
Kepada 4 (empat) malaikat itu ditugaskan untuk merusakkan bumi, laut dan pohon-pohonan.
-      Bumi adalah bayangan dari segala kepalsuan-kepalsuan yang terjadi, itulah kepalsuan yang dikerjakan nabi-nabi palsu.
-      Laut adalah bayangan dari segala kenajisan percabulan yang telah terjadi dan dikerjakan oleh antikris. Binatang pertama yang keluar dari dalam laut itulah antikris dengan segala kenajisan yang telah dikerjakannya.
-      Pohon-pohonan adalah bayangan dari manusia duniawi yang hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat
 
Tetapi, sebelum bumi, laut dan pohon-pohonan dirusak, pada ayat 3 dikatakan: Orang-orang yang memiliki meterai dari Allah tidak disinggung, tidak dirusak.
Pendeknya: Huruf T pada dahi (kehidupan yang dimeteraikan) mendapat suatu JAMINAN.
Jadi, meterai Allah pada dahi adalah jaminan sehingga tidak disinggung, tidak dirusak seperti bumi, laut dan pohon-pohonan.
 
Tuhan memang memerintahkan empat malaikat pada empat sudut bumi untuk menahan angin supaya jangan dulu merusakkan bumi, laut dan pohon-pohonan, tetapi pada akhirnya nanti bumi, laut dan pohon-pohonan akan dirusak. Namun, sebelum dirusak terlebih dahulu Tuhan memeteraikan tanda milik kepunyaan-Nya pada dahi mereka.
Jadi, meterai Allah pada dahi adalah sebuah jaminan yang heran bagi kita. Segala perkara yang ada di atas muka bumi ini tidak bisa dijadikan jaminan tetapi meterai Allah pada dahi adalah sebuah jaminan yang heran untuk tidak disinggung, tidak turut dirusak bersama dengan laut, bumi dan pohon dirusak. Oleh sebab itu, sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan sebab masa sekarang adalah masa penantian, tidak lama lagi Tuhan datang. Maka, pada masa pemeteraian ini jangan dukakan Roh Kudus.
 
2 Korintus 1:21-22
(1:21) Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, (1:22) memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
 
Roh Allah yang dimeteraikan pada dahi adalah jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.

Singkat kata: Roh Kudus adalah meterai dari milik kepunyaan Allah.
Jadi, milik kepunyaan Allah, tandanya (meterainya) adalah Roh Kudus (Roh Allah yang suci) yang sudah dimeteraikan pada dahinya, diberikan di dalam hati kita masing-masing.
Oleh sebab itu, biarlah kiranya TUHAN memberi tanda pada dahi kita masing-masing; TUHAN mengurapi kehidupan kita, sebab memang kita rindu untuk menjadi milik-Nya. Biarlah kiranya hati kita sepenuhnya menjadi milik Roh Allah yang suci.
 
Jangan sampai ada cap lain ada di dalam tubuh kita dan jangan biarkan itu ada.
Huru T itulah tanda darah, itulah kehidupan.
 
Efesus 1:13-14
(1:13) Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. (1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
 
Roh Kudus adalah meterai dari milik kepunyaan Allah dan Roh Kudus adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya.
Pendeknya: Menjadi milik Allah untuk memuji kemuliaan Allah, bukan memuji yang lain-lain.
 
Jadi, orang yang sudah menerima meterai Allah di dahi tidak akan disinggung, tidak dirusak walaupun si perusak akan tiba nanti. Sebab, jaminannya adalah METERAI ALLAH dan tidak ada yang lain yang bisa kita jadikan jaminan. Oleh sebab itu, fokus menerima Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, jangan mendua hati dan jangan menyimpang ke kiri dan ke kanan supaya kita tertolong pada hari Tuhan nanti.
 
Zerubabel tidak terlalu membesar-besarkan hari besar di bumi ini, melainkan membesarkan batu penjuru yang ada di tangannya itulah dasar bangunan kita.
-      Dasar dari ibadah adalah kasih dari Sorga, itulah salib di Golgota.
-      Dasar dari nikah adalah adalah salib di Golgota, itulah kasih dari Allah.
Oleh sebab itu, jangan kita membesar-besarkan yang lain.
 
Yehezkiel 9:11
(9:11) Lihat, orang yang berpakaian lenan itu dan yang mempunyai alat penulis di sisinya memberikan laporan, katanya: "Aku sudah kerjakan seperti Engkau perintahkan kepadaku."
Orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis memberikan laporan kepada Allah: "Aku sudah kerjakan seperti Engkau perintahkan kepadaku." Artinya: Pekerjaan terakhir dari seorang malaikat sidang jemaat (gembala sidang atau pemimpin rohani) adalah membawa sidang jemaat atau membawa gereja TUHAN untuk menerima meterai Allah yang hidup.
 
Bukan soal berkat-keberkatan, bukan soal keberhasilan, bukan soal mujizat kesembuhan, tetapi tugas terakhir dari seorang malaikat sidang jemaat (gembala sidang atau pemimpin rohani) adalah membawa gereja Tuhan untuk sampai menerima meterai Allah yang hidup, tidak ada yang lain dan jangan mau disesatkan oleh pengertian yang lain.
 
Wahyu 1:20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Ketujuh bintang di tangan kanan TUHAN adalah malaikat ketujuh sidang jemaat, disebut juga gembala sidang atau pemimpin rohani.
 
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
 
Tugas pokok dari bintang-bintang di langit (ketujuh bintang di tangan kanan Tuhan) adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran.
 
Apa yang dinubuatkan oleh nabi Daniel jauh sebelumnya sudah dibenarkan oleh Rasul Paulus. Jadi, antara nabinya Tuhan dengan rasulnya Tuhan itu sama, satu Roh, dikerjakan oleh Roh Tuhan yang satu yang sama itu.
 
Kita baca Filipi 2, dengan perikop: “Tetaplah kerjakan keselamatanmu.”
Filipi 2:12-17
(2:12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, (2:13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (2:14) Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, (2:15) supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, (2:16) sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. (2:17) Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian.
 
Untuk menjadi bintang-bintang yang bercahaya di antara orang-orang yang bengkok hatinya dan yang sesat, YANG PERTAMA: Diawali dengan TAAT (ayat 12).
Taat, berarti; patuh pada ajaran yang benar. Tanda seseorang yang taat ialah mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar di hadapan TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, bukan di hadapan manusia. Kalau hanya di hadapan manusia; kita bisa berbuat baik di depan manusia, tetapi belum tentu di belakangnya.
 
Untuk menjadi bintang-bintang yang bercahaya di antara orang-orang yang bengkok hatinya dan yang sesat, YANG KEDUA: MEMILIKI KEMAUAN DAN KERELAAN YANG BERASAL DARI TUHAN (ayat 13).
Di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN harus memiliki kemauan, imam-imam atau hamba TUHAN harus memiliki kemauan, harus memiliki kerelaan yang berasal dari TUHAN (yang dikerjakan oleh TUHAN) di dalam diri kita. Jangan kita datang beribadah, apalagi imam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN dengan kemauan dan keinginan sendiri; rela karena ada maunya, bukan itu yang TUHAN mau. Tetapi kita harus memiliki kemauan dan kerelaan yang dikerjakan oleh TUHAN untuk kita, selanjutnya kita boleh datang menghadap TUHAN, melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.

Tanda melayani TUHAN dengan kemauan dan kerelaan yang dari TUHAN ialah tidak suka bersungut-sungut dan tidak suka berbantah-bantah di dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN (ayat 14).
Yang lucunya adalah sudah salah, tetapi justru berani membantah. Bayangkan, jika seseorang lalai hanya karena main game semalam-malaman sampai jauh pagi, tetapi justru berani membantah; ditegur, tetapi berani membantah.
 
Dampak positif bila tidak berbantah-bantah dan tidak bersungut-sungut ialah tidak beraib, tidak bernoda dan tanpa cacat cela (ayat 15), berarti; bisa menjadi contoh teladan yang diteladani setiap orang.
 
Untuk menjadi bintang-bintang yang bercahaya di antara orang-orang yang bengkok hatinya dan yang sesat, YANG KETIGA: BERPEGANG TEGUH KEPADA FIRMAN KEHIDUPAN (ayat 16-17).
Firman kehidupan à Pengajaran salib. Rela bersusah-susah, rela berkorban, itu adalah pengajaran salib.
Pendeknya: Bintang-bintang di langit harus berpegang teguh pada Firman kehidupan, yakni terus memberitakan Kristus yang disalibkan, seperti Rasul Paulus rela bersusah-susah di dalam melayani TUHAN dan melayani pemberitaan TUHAN, sampai mencurahkan darah untuk korban dan ibadah iman dari sidang jemaat.
Itulah wujud dari Firman kehidupan, yaitu tetap berpegang teguh kepada pengajaran salib; jangan dirubah-rubah. Ada juga Firman yang bukan kehidupan, tetapi pengajaran salib yang diberitakan di tengah ibadah pelayanan dalam setiap pertemuan ibadah, itulah yang disebut Firman Kehidupan.
 
1 Korintus 1:22-23
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
           
Rasul Paulus tetap memberitakan Kristus yang disalibkan, sekalipun pemberitaan itu adalah ...
-      Suatu sandungan bagi orang-orang Yahudi. Mengapa? Karena orang Yahudi hanya menghendaki tanda atau mujizat di tengah ibadah.
-      Suatu kebodohan bagi orang-orang Yunani (bangsa kafir). Mengapa? Karena orang Yunani datang beribadah hanya untuk mencari hikmat pengetahuan dalam tata cara mengelola ibadah supaya ibadah pelayanan itu ada sebuah daya tarik secara lahiriah, mempesona sehingga banyak orang datang ke sana, tetapi mengabaikan berita Kristus yang disalibkan.
Tetapi Rasul Paulus tetap memiliki pendirian yang kuat, dengan lain kata; berpegang teguh kepada Firman kehidupan.
 
Inilah keadaan seorang hamba TUHAN yang disebut ketujuh bintang di tangan kanan TUHAN, di mana tugasnya adalah menuntun sidang jemaat sampai kepada kebenaran. Dan pekerjaan terakhir dari malaikat dari ketujuh bintang adalah membawa gereja TUHAN untuk menerima meterai dari Allah yang hidup.
 
Sekarang, kita akan memperhatikan: ARAH PELAYANAN dari ketujuh bintang di tangan kanan TUHAN.
Wahyu 1:20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Ketujuh sidang jemaat di Asia Kecil menjadi 7 (tujuh) kaki dian emas.
 
Wahyu 1:10-12
(1:10) Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, (1:11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia." (1:12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
 
Tujuh sidang jemaat di Asia kecil, itulah:
1.      Efesus.
2.      Smirna.
3.      Pergamus.
4.      Tiatira.
5.      Sardis.
6.      Filadelfia.
7.      Laodikia.
 
Inilah sasaran pelayanan dari ketujuh bintang di tangan kanan TUHAN, yaitu supaya ketujuh sidang jemaat di Asia kecil ini menjadi tujuh kaki dian, menjadi pelita emas, menjadi terang di tengah dunia ini.
 
Wahyu 4:5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
 
7 (tujuh) obor atau 7 (tujuh) kaki dian yang menyala-nyala di hadapan takhta, itulah ketujuh Roh Allah.
 
Lebih jauh kita melihat tentang KETUJUH ROH ALLAH, di dalam Wahyu 5.
Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
 
Anak Domba bermata tujuh, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Pendeknya: Diurapi untuk diutus, itulah ketujuh mata TUHAN. Jadi, hamba-hamba TUHAN yang diutus di atas muka bumi ini adalah ketujuh mata TUHAN.
 
Kita sekaliannya, keluarga Allah, sidang jemaat GPT “BETANIA” diutus oleh TUHAN di atas bumi provinsi Banten; kiranya kita semua betul-betul menjadi ketujuh Roh Allah, ketujuh mata Allah yang diutus oleh TUHAN di atas bumi provinsi Banten ini.

Inilah sasaran dari pada pelayanan ketujuh bintang di tangan kanan, yaitu menjadikan ketujuh sidang jemaat di Asia Kecil menjadi tujuh kaki dian, menjadi terang di tengah-tengah pengutusan. Itulah hamba-hamba TUHAN yang diurapi, yang diutus untuk menjadi terang; itulah ketujuh Roh Allah, ketujuh mata TUHAN.
Jadi, ketujuh Roh Allah, kehidupan yang diurapi, adalah mata TUHAN yang diutus untuk menjelajahi seluruh bumi ini, untuk menjangkau jiwa-jiwa, untuk menjaring jiwa-jiwa.
 
Itu sebabnya, pada akhirnya, setelah Yesus naik ke sorga, 10 (sepuluh) hari kemudian turunlah Roh Kudus dalam bentuk lidah-lidah api memenuhi 120 (seratus dua puluh) jiwa di loteng Yerusalem. Dan akhirnya mereka pun berkata-kata sesuai dengan bahasa-bahasa di dunia ini. Mereka diutus oleh TUHAN sesuai dengan bahasa-bahasa di dunia ini untuk menjaring jiwa-jiwa. Itulah hari Pentakosta; diurapi untuk diutus, itulah ketujuh mata Allah, itulah orang-orang yang diurapi.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Kehidupan yang diurapi diutus untuk menjaring jiwa-jiwa. Biarlah kiranya kita semua menjadi ketujuh mata Allah, 7 (tujuh) Roh Allah yang diutus.
Kalau kita menjadi kaki dian, kalau kita diurapi untuk diutus, menunjukkan bahwa kita adalah duta sorgawi yang diutus untuk bumi ini. Dengan urapan itu sudah menjadikan kita sebagai duta sorgawi.
 
Tentang hal “diurapi untuk diutus”, itulah ketujuh mata Allah menjelajah seluruh bumi, kita akan membaca Zakharia 4, dengan perikop: “Penglihatan kelima: Kandil emas yang berhiaskan dua pohon zaitun
Zakharia 4:1
(4:1) Datanglah kembali malaikat yang berbicara dengan aku itu, lalu dibangunkannyalah aku seperti seorang yang dibangunkan dari tidurnya.
 
Bangun dari tidur à Pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan.
Ini harus dialami oleh setiap hamba TUHAN manakala dia harus menerima penglihatan-penglihatan dari sorga, itulah pembukaan rahasia Firman, untuk selanjutnya disampaikan. Jadi, hamba TUHAN harus ada di dalam pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan (bangun dari tidur).
 
Zakharia 4:2-3
(4:2) Maka berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu. (4:3) Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya."
 
Kandil emas dengan 7 (tujuh) pelitanya, kemudian dua pohon zaitun terukir di sebelah kanan dan di sebelah kiri tempat minyak dari kandil itu.
Mengapa Zakharia menerima penglihatan yang mulia soal “diurapi untuk diutus” itu? Karena dia sudah terlebih dahulu masuk dalam pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan. Kalau matinya benar, maka bangkitnya pun benar, sehingga hasilnya adalah pembukaannya luar biasa.
 
Zakharia 4:4-6
(4:4) Lalu berbicaralah aku, kataku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu: "Apakah arti semuanya ini, tuanku?" (4:5) Maka berbicaralah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!" (4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
 
Arti penglihatan yang dilihat oleh Zakharia di dalam Zakharia 4:2-3 ialah seorang hamba TUHAN di dalam melayani TUHAN bukan dengan keperkasaan, bukan dengan mengandalkan kekuatan, melainkan melayani TUHAN dengan Roh TUHAN, dengan api Roh Kudus yang menyala-nyala, bagaikan lidah-lidah api.
 
Zerubabel adalah seorang bupati Yehuda (seorang pemerintah). Jadi, sekalipun Zerubabel bukanlah seorang imam, tetapi kalau dia mau menyerahkan dirinya untuk menjadi duta sorgawi, juga bisa dipakai oleh TUHAN dengan luar biasa; bukan dengan keperkasaan, bukan dengan kekuatan, melainkan melayani TUHAN dengan Roh TUHAN.
 
Kalau kita melayani TUHAN dengan roh yang bernyala-nyala bagaikan lidah-lidah api, perhatikan ayat 7.
Zakharia 4:7
(4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
 
Jika melayani TUHAN dengan roh yang bernyala-nyala, maka gunung yang besar menjadi tanah rata. Artinya, dengan roh yang bernyala-nyala, kita mampu menghadapi persoalan besar di atas bumi ini, semuanya rata; tidak ada pergumulan yang tidak bisa dihadapi, semuanya menjadi rata, kalau kita melayani TUHAN dengan roh yang bernyala-nyala.
Tidak ada sesuatu yang bisa menghalang-halangi hamba-hamba TUHAN, imam-imam yang melayani TUHAN dengan Roh TUHAN; persoalan besar pun rata, pergumulan besar pun rata, kesulitan besar pun rata, yang bengkok-bengkok pun rata, lembah-lembah pun rata, tidak ada yang sulit.
 
Kalau melayani TUHAN dengan kekuatan manusia daging, sekalipun pergumulan itu kecil, tetapi hal itu menjadi besar dan berat sekali rasanya, seperti beban 100 (seratus) Kg yang ditaruh di atas pundak.
Tetapi kalau kita melayani dengan roh yang bernyala-nyala, maka gunung besar dan tinggi menjadi rata; kesulitan tidak bisa menjadi penghalang, semuanya rata; pergumulan pun menjadi rata; apa saja menjadi rata.
 
Itulah lidah-lidah api; siapapun bisa dipakai TUHAN, bukan hanya seorang imam saja. Pemerintah daerah, seperti Zerubabel pun bisa dipakai oleh TUHAN.
 
Zakharia 4:10A
(4:10) Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."
 
Orang yang tidak terlalu membesar-besarkan hari-hari peristiwa apapun di atas muka bumi ini, pasti senang, bersukaria, bahagia melihat batu penjuru yang diangkat oleh Zerubabel, artinya; senang melihat salib di Golgota, senang mengarahkan pandangan ini hanya kepada korban Kristus.

Mengapa orang senang memandang salib di Golgota (korban Kristus)? Karena dia tidak terlalu membesar-besarkan hari-hari peristiwa di bumi ini.
Ada kalanya 17 (tujuh belas) Agustus lebih besar dari pada ibadah pelayanan ini, sehingga salib di Golgota menjadi lebih kecil, hari ulang tahun menjadi lebih besar dari pada hari ibadah; akhirnya, tidak mau memandang salib di Golgota. Ulang tahun tetangga dari nenek buyut yang jauh sekalipun didatangi, sampai meninggalkan ibadah, dan akhirnya tidak mengarahkan pandangannya kepada korban Kristus.
Tetapi kalau seseorang tidak menganggap hari-hari apa saja yang ada di atas muka bumi ini lebih besar dari ibadah pelayanan, maka ia senantiasa mengarahkan pandangannya kepada salib di Golgota; oleh sebab itu, jangan terlalu membesar-besarkan hari-hari peristiwa yang ada di bumi ini.
 
Zakharia 4:10B
(4:10) Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."
 
Yang tujuh ini (hamba TUHAN yang diurapi) adalah mata TUHAN, yang diutus menjelajah seluruh bumi untuk memperhatikan orang lain supaya sungguh-sungguh menjalankan ibadah di hari-hari terakhir ini.

Yang tujuh ini (diurapi untuk diutus) adalah mata TUHAN untuk memperhatikan jiwa-jiwa di bumi ini, terkhusus di bumi Provinsi Banten, lebih spesifik lagi keluarga GPT “
BETANIA” Serang Cilegon, Indonesia, yang belum tekun 3 (tiga) macam ibadah pokok, yang sedang tidak berdaya menghadapi dagingnya. Biarlah saya dan kita semua rindu menjadi pribadi yang tujuh, itulah mata TUHAN, untuk memperhatikan orang lain.
 
Inilah sasaran pelayanan dari ketujuh bintang di tangan kanan TUHAN, yaitu membawa sidang jemaat sampai memperoleh meterai Allah; diurapi sebagai milik kepunyaan Allah.
 
Zakharia 4:11-14
(4:11) Lalu berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua pohon zaitun yang di sebelah kanan dan di sebelah kiri kandil ini?" (4:12) Untuk kedua kalinya berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua dahan pohon zaitun yang di samping kedua pipa emas yang menyalurkan cairan emas dari atasnya itu?" (4:13) Ia menjawab aku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!" (4:14) Lalu ia berkata: "Inilah kedua orang yang diurapi yang berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi!"
 
Kedua pohon zaitun yang terukir pada tempat minyak pada kandil itu sebelah kiri dan kanan, itulah kedua pohon zaitun, itulah ketujuh mata TUHAN, yang diurapi untuk diutus, menjelajah ke seluruh bumi ini untuk memperhatikan jiwa-jiwa yang tidak berdaya karena banyak perkara yang sedang dihadapinya.
 
Sebetulnya, apa yang dilihat oleh Zakharia, nabi kecil ini, merupakan nubuatan heran, yang suatu kali nanti menjadi suatu kenyataan yang luar biasa, yang akan kita perhatikan di dalam Wahyu 11, dengan perikop: “Dua saksi Allah
Wahyu 11:3
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
 
Dua saksi Allah, itulah kedua pohon zaitun yang terukir pada tempat minyak dari pada kandil, itulah Musa dan Elia.
Pada saat itu, mereka ditugaskan untuk bernubuat sambil berkabung, berarti; menyampaikan Firman TUHAN disertai dengan kerendahan hatinya. Dan itu berlangsung tepatnya pada saat antikris menjadi raja di atas muka bumi ini selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari = 42 (empat puluh dua) bulan = 1 (satu) masa + 2 (dua) masa + ½ (setengah) masa = 3.5 (tiga setengah) tahun.
 
Artinya; masih ada kesempatan; selagi masih ada kesempatan, itu adalah panjang sabarnya TUHAN.
Tidak mungkin dua saksi Allah, itulah Musa dan Elia, turun bersaksi (bernubuat), namun pekerjaan itu menjadi sia-sia; itu tidak mungkin. Berarti, selagi masih ada kesempatan, itu merupakan panjang sabarnya TUHAN.
 
Mungkin ada di antara kita yang sudah “terlanjur”, tetapi masih ada kesempatan; oleh sebab itu, manfaatkanlah kesempatan itu. Jangan sia-siakan, tetapi sungguh-sungguhlah; jangan sampai menyesal di kemudian hari.
Saya sudah berikan contoh; kalau sampai dilemparkan ke dalam api neraka, di sana ada ratapan dengan beberapa sebutan yang berbeda-beda:
1.      Panas!
2.      Aduh!
3.      Sakit!
4.      Aduh, mama!
5.      Waw!
Tetapi teriakan-teriakan itu tidak ada artinya lagi.
Sekalipun ada request dari alam maut, namun itu pun tidak diperdulikan oleh bapa Abraham: “Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.” Sekalipun mujizat yang mati menjadi hidup menyampaikan Firman, namun itu tidak ada artinya, sebab yang terpenting adalah nubuatan ini. Request alam maut tidak diresponi oleh bapa Abraham; oleh sebab itu, perhatikan Firman ini.
Hal-hal ini sudah berkali-kali saya sampaikan, tetapi mengapa masih tidak mau menerimanya? Apakah kita sudah kuat berada di neraka? Kalau tidak sanggup menghadapi neraka, maka marilah kita sungguh-sungguh.
Yang lucunya, request pertama di alam maut sudah tidak didengar, tetapi masih saja ngeyel. Jangan ngeyel-ngeyel lagi mulai dari sekarang. Lemah lembut dan rendah hati saja; itu jauh lebih bagus.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Selagi masih ada kesempatan, itu adalah panjang sabar TUHAN. Tidak mungkin diutus untuk bernubuat sambil berkabung, namun hal itu menjadi sia-sia; itu tidak mungkin. Artinya, walaupun kesempatan itu kecil (sedikit), manfaatkanlah kesempatan itu dengan sungguh-sungguh sampai nanti kita berada di Sorga dengan selamat dan bahagia.  
Tetapi bertahanlah; selama kita mendiami kemah tubuh ini, banyak kali kita menderita, tetapi sabar-sabar saja; izinkan lidah-lidah api berterbangan memenuhi kehidupan kita. Jadilah diurapi dan diutus, itulah tujuh mata Allah, itulah Musa dan Elia yang diutus menjelajah selurub bumi, mereka bernubuat sambil berkabung selama 3.5 (tiga setengah) tahun.
 
Wahyu 11:4
(11:4) Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
 
Musa dan Elia, itulah kedua pohon zaitun yang terukir pada tempat minyak pada kandil. Kedua pohon zaitun, itulah Musa dan Elia, berdiri di hadapan TUHAN semesta alam.
Apa buktinya kedua pohon zaitun itu adalah Musa dan Elia? Dalam Wahyu 11:5-7 dijelaskan tentang pengalaman Musa dan Elia.

Jadi, selagi ada kesempatan, manfaatkan kesempatan itu. Ketujuh Roh Allah, itulah hamba TUHAN yang diurapi dan diutus untuk bernubuat sambil berkabung; manfaatkan.
Saat ini TUHAN sedang gencar-gencarnya menyatakan suatu nubuatan tentang apa yang terjadi di masa yang akan datang. Maka, saya pun dengan berkabung, dengan rendah hati memohon: Perhatikanlah hal ini, perhatikanlah Firman ini, jangan sampai menyesal di kemudian hari, sebab untuk apa kita memperoleh seisi dunia ini kalau akhirnya kita harus kehilangan nyawa.
 
Oleh sebab itu, baik kepada sidang jemaat di Malaysia, yang di Bandung, para simpatisan, umat ketebusan TUHAN yang senantiasa tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Indonesia, lewat live streaming video internet YouTube, Facebook, saya tegaskan: Sungguh-sungguhlah perhatikan Firman malam ini, sebab tidak ada lagi gunanya penyesalan di kemudian hari. Penyesalan selalu datang terlambat; sebelum menyesal nanti, maka menyesallah sekarang.
 
Zakharia 3:9
(3:9) Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua -- satu permata yang bermata tujuh -- sesungguhnya Aku akan mengukirkan ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.
 
Kita perhatikan: Satu permata yang bermata tujuh.
-      Satu permata à Pribadi Kristus
-      Bermata tujuh, itulah hamba-hamba TUHAN yang diurapi, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Pendeknya: Oleh ketujuh mata TUHAN, Ia akan menghapuskan kesalahan kita dalam satu hari saja.
Dibutuhkan hamba-hamba TUHAN yang diurapi untuk diutus menjelajah ke seluruh bumi, untuk memperhatikan kehidupan yang tidak berdaya, baik oleh dagingnya, baik oleh dunia dan arusnya, baik oleh Setan (penghulu di udara) dengan segala tipu dayanya.
Semua itu diperhatikan oleh 7 (tujuh) mata Allah, yang diutus untuk memperhatikan jiwa-jiwa, sebab TUHAN berkata dan berjanji: “Aku akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja”, tidak perlu dua hari, tidak perlu tiga hari, tidak perlu berhari-hari, tetapi satu hari saja.

Izinkan lidah-lidah api berterbangan memenuhi ruangan hati kita. Biarlah hati ini menjadi milik Roh Allah yang suci supaya kita menjadi ketujuh mata Allah yang diutus, sehingga oleh utusan itu (kalau kita mau menerima utusan itu), TUHAN berjanji: “Aku akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.
Itu sebabnya, ketika TUHAN mengutus Musa dan Elia, itu bukanlah utusan yang sia-sia. Kalau utusan itu diutus, berarti manfaatkanlah kesempatan itu, maka TUHAN akan menghapuskan kesalahan dari kehidupan kita masing-masing dalam satu hari. Bahkan yang terlanjur-lanjur pun bisa diampuni asal kita manfaatkan kesempatan; jangan buang peluang emas ini.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: TUHAN berjanji menghapuskan kesalahan kita dalam satu hari saja, asal kita mau menghargai mata TUHAN yang sudah memperhatikan kita malam ini.
 
Soal “satu hari” ini penting. Dan mengapa tidak dua hari? Mari kita perhatikan jawabannya di dalam 2 Petrus 3.
2 Petrus 3:7
(3:7) Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.
 
Oleh Firman itu juga, langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api, dengan lain kata; masih terpelihara, belum menerima hukumannya. Tetapi bila tiba waktu penghakiman nanti, semua akan dihancurkan, semua akan dibinasakan, termasuk orang fasik, sombong, angkuh yang tidak menghargai ibadah pelayanan akan dibinasakan.
Jangan kiranya hal ini terjadi menimpa kita; oleh sebab itu, hargai utusan TUHAN, dua saksi Allah, tujuh mata Allah yang diurapi diutus menjelajah seluruh bumi untuk memperhatikan keluh kesah, memperhatikan orang yang tak berdaya karena dagingnya, karena dunia dan arusnya, karena Setan dan tipu dayanya.
 
Kalau TUHAN sudah utus, perhatikanlah dan manfaatkanlah kesempatan, sebab yang ada ini tiba nanti waktunya untuk dihancurkan dan dibinasakan, termasuk orang fasik pun dibinasakan dan dilemparkan ke dalam api neraka. Tetapi TUHAN sudah berjanji; kalau kita mau menghargai utusan TUHAN, maka TUHAN akan hapuskan kesalahan negeri ini satu hari saja.

2 Petrus 3:8
(3:8) Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
 
Di hadapan TUHAN, 1 (satu) hari = 1000 (seribu) tahun. Sebaliknya, 1000 (seribu) tahun = 1 (satu) hari.
 
Untuk melihat “TUHAN akan menghapuskan kesalahan dalam satu hari”, dikaitkan dengan peta zaman.
Dari Adam sampai dengan zaman sekarang ini = 6000 (enam ribu) tahun, dengan perincian;
-      Zaman Allah Bapa, itulah Adam sampai Abraham, itu 2000 (dua ribu) tahun.
-      Zaman Abraham sampai Yesus Kristus naik ke Sorga, itu 2000 (dua ribu) tahun yang kedua.
-      Setelah Yesus naik, selanjutnya Roh Kudus turun sampai sekarang, itu 2000 (dua ribu) tahun yang ketiga, itulah zaman Allah Roh Kudus. Berarti, sekarang ini adalah itu 2000 (dua ribu) tahun yang ketiga.
Jadi, seluruhnya ada 6000 (enam ribu) tahun = 6 (enam) hari. Sebaliknya, di hadapan TUHAN; 6 (enam) hari = 6000 (enam ribu) tahun. Bahkan, saat ini sudah lebih 22 (dua puluh dua) tahun, berarti sekarang ini sudah 6022 (enam ribu dua puluh dua) tahun. Tetapi kok TUHAN belum datang? Ini adalah panjang sabar TUHAN kepada saya dan saudara. TUHAN masih memberi kesempatan supaya jangan kita dibinasakan seperti orang fasik dibinasakan kelak, pohon-pohon juga akan dihancurkan, langit bumi juga akan disinggung (dirusakkan).
 
Satu hari yang dimaksud dalam “TUHAN akan menghapuskan kesalahan dalam satu hari”, itulah seribu tahun damai, hari ketujuh. 1 (satu) hari = 1000 (seribu) tahun, itulah hari ketujuh.
Kalau TUHAN berjanji akan menghapuskan kesalahan negeri dalam satu hari, artinya; TUHAN mau hapuskan dan TUHAN mau sempurnakan kita.

Ukuran TUHAN menghapuskan dosa dalam “satu hari” diukur dengan ukuran “hari ketujuh”, itulah seribu tahun damai, sempurna. Kalau TUHAN menghapus dosa, bukan hanya dosa yang dihapuskan, tetapi sekaligus kita dibenarkan, disucikan, sampai kita nanti disempurnakan, itulah Tabernakel yang terdiri dari 3 (tiga) daerah:
1.      Halaman, itulah pembenaran oleh darah salib.
2.      Ruangan Suci, itulah kehidupan yang tergembala dikuduskan.
3.      Sampai nanti berada di dalam Ruangan Maha Suci, berarti; dipermuliakan, disempurnakan, itulah hari ketujuh.
Itulah cara TUHAN menghapuskan dosa dalam “satu hari”. Kalau TUHAN bekerja, Dia bekerja dengan ajaib dan heran.
Kita mungkin berkata: Apa mungkin, saya yang orang berdosa bisa sempurna? Semuanya mungkin bagi TUHAN, sebab tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.  
 
Tujuh mata TUHAN, ketujuh Roh Allah sudah diutus; oleh sebab itu, terimalah utusan itu. Hari ini adalah tepat hari Pentakosta; terimalah lidah-lidah api yang turun di tengah-tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu.
Manfaatkan kesempatan yang masih ada untuk menerima utusan itu, maka TUHAN akan menghapuskan dosa negeri hanya dalam satu hari saja, tidak perlu dua hari, bahkan bukan hanya dosa yang dihapuskan, tetapi kita dibenarkan, dikuduskan, sampai disempurnakan; oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah.
 
Seribu tahun damai, itulah hari ketujuh, hari perhentian. Penekanannya juga dapat kita temukan dalam Matius 12, dengan perikop: “Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat
Saat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi protes kepada Yesus; karena menurut ukuran Yahudi, pada hari ketujuh (hari Sabat, hari Sabtu) tidak boleh pergi ke ladang untuk memetik bulir-bulir gandum.
Untuk menghadapi hal itu, Yesus berkata pada Matius 12:6-8.
Matius 12:6-8
(12:6) Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. (12:7) Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. (12:8) Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
 
Walaupun dalam keadaan lapar, namun ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi melarang untuk pergi ke ladang gandum, karena itu adalah hari Sabtu; itu sebabnya ahli Taurat berkata: “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat
Tetapi TUHAN berkata: Yang TUHAN kehendaki adalah belas kasihan, kemurahan yang TUHAN mau nyatakan, bukan ibadah yang dijalankan secara Taurat, bukan persembahan yang dijalankan secara lahiriah, bukan ibadah yang dijalankan secara Taurat, sehingga menghalangi orang untuk datang beribadah.
 
Jadi, TUHAN mau hapus kesalahan kita dalam “satu hari” saja. Kalau TUHAN bekerja, Dia akan bekerja dengan heran;
-      Oleh darah salib, Dia benarkan kita.
-      Oleh darah salib, Dia kuduskan kita.
-      Oleh darah salib, kita dibawa sampai kepada kemuliaan, kita disempurnakan oleh-Nya, itulah hari ketujuh, hari Sabat.
Sabatnya orang Yahudi adalah hari Sabtu. Tetapi Sabat TUHAN Allah adalah hari ketujuh, hari perhentian TUHAN Allah; di situlah TUHAN akan menghapuskan dosa kita sampai kita menjadi sempurna.
 
Yang Kukehendaki ialah belas kasihan; jadi, semua hanya karena kemurahan TUHAN saja. Kalau TUHAN terapkan hukum Taurat, maka tidak ada yang selamat.
Misalnya; andaikata satu dari sepuluh hukum yang tertulis pada dua loh batu dituntut untuk kita lakukan, pastilah tidak sanggup kita melakukannya. Pilih satu dari sepuluh hukum, contohnya; hukum yang kelima, yaitu hormati orang tua, tetapi belum tentu kita bisa sanggup melakukannya, sebab seringkali kita masih membantah. Selain itu, seandainya kita memilih melakukan hukum yang pertama, tentu lebih parah lagi, kita tidak sanggup melakukannya.
Tetapi TUHAN menaruh belas kasih kepada kita, bukan soal persembahan lahiriahnya, bukan ibadah Tauratnya, tetapi belas kasih; oleh sebab itu, Anak Manusia, Yesus yang disalibkan adalah TUHAN atas hari Sabat.
 
Inilah manfaatnya hari Pentakosta, hari Pencurahan Roh Kudus, sampai membawa kita sempurna pada hari ketujuh; kita dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Mungkin bagi manusia mustahil; “saya orang jahat, saya orang najis bibir, saya orang pezinah, kenajisan percabulan, saya penipu, saya pendusta”, itu kata manusia. Tetapi kalau kita mau menerima utusan, mata TUHAN, maka TUHAN akan menghapuskan kesalahan negeri ini satu hari saja; itulah ukuran TUHAN untuk menghapuskan dosa.
Hargailah kemurahan TUHAN, sebab tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Firman Allah sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada; apa yang tidak mungkin, namun segalanya mungkin bagi Firman Allah, asal kita mau menyerah. Jangan bertahan dengan kekerasan di hati dan kebenaran diri sendiri.
 
Kita selalu berkata “mungkinkah …”, tetapi tidak mau menyerah; itu orang bebal namanya. Kalau kita bertanya: “mungkinkah …”, biarlah sambil kita menyerah kepada TUHAN.
Mungkin sekarang ini saudara sudah tidak berdaya seperti kecut hati, tawar hati, putus asa, jengkel, uring-uringan, tetapi TUHAN berkuasa atas kehidupan kita masing-masing, asal kita mau menyerah. TUHAN Yesus memberkati kita dengan urapan kudus-Nya yang memenuhi kita semua, dan itu merupakan meterai dari milik kepunyaan Allah sendiri.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment