KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, October 17, 2022

KEBAKTIAN PENTAKOSTA PPT (SESI 2), 16 JUNI 2022


 
KEBAKTIAN PENTAKOSTA PPT (SESI 2), 16 JUNI 2022
 
Tema: KETURUNAN PERES YANG DILAHIRKAN TAMAR BAGI YEHUDA
 
Subtema: MERINDUKAN ROH KUDUS SEBAGAI CAP METERAI
 
Kembali saya menaikkan ucapan syukur kepada TUHAN; Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga yang kita kasihi, yang sudah mengizinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Kebaktian untuk merayakan hari Pentakosta Persekutuan Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT).
Semua karena kemurahan hati TUHAN, bukan karena gagah hebat kuat kita. Saya yakin ini bukan suatu kebetulan jika kita berada dalam persekutuan yang sama; semua karena kemurahan TUHAN.
 
Dan saya mengucap syukur juga kepada rekan-rekan hamba-hamba TUHAN, gembala-gembala sidang atau pemimpin rohani, juga ada pengerja, juga ada yang mendaftarkan diri sebagai penginjil, yang sudah menerima jabatan-jabatan dari TUHAN; TUHAN memberkati saudara, TUHAN menyatakan kasih dan kemurahan-Nya, menyatakan rahmat-Nya bagi kita dengan limpah.
Biarlah kita senantiasa bergandengan tangan, bertumbuh bersama ke arah Dia, Kristus Kepala, Dia Mempelai Pria Sorga; TUHAN memberkati kita semua.
 
Tidak lupa juga saya menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia untuk tekun untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Banten, Indonesia. Demikian juga sidang jemaat yang mengikuti tatap muka; TUHAN memberkati, salam sejahtera, bahagia di dalam kita menikmati sabda Allah.
Kita berdoa, kita mohon, supaya Firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan kehidupan kita sebagaimana TUHAN sudah meneguhkan kita pada sesi yang pertama.
 
Kita sangat membutuhkan Roh Allah yang suci, yang berkuasa seutuhnya dalam kehidupan kita; itulah yang membawa kita supaya ibadah dan pelayanan kita berkenan kepada TUHAN.
Kemudian, Roh Kudus juga menjadikan kita sebagai anak-anak Allah, sehingga sebagai anak-anak Allah, kita berhak untuk menerima milik pusaka yang diwariskan, itulah tanah air sorgawi. Berarti dengan demikian, kita memiliki kekuatan powerfull untuk menembus, menerobos ke luar dari segala kesusahan, ke luar dari segala kesulitan-kesulitan yang menghadang di atas muka bumi ini, yang nanti akan memuncak pada saat antikris menjadi raja berkuasa di atas muka bumi ini (seantero dunia ini) selama 3.5 (tiga setengah) tahun, itulah yang disebut sebagai puncak kesesakan.
Tetapi sekalipun demikian, biarlah kita semua menjadi keturunan Peres yang dilahirkan oleh Tamar bagi Yehuda sampai kepada tunas Daud, Singa dari suku Yehuda, mewarisi Kerajaan Sorga. Itulah yang menjadi kerinduan kita, tidak yang lain-lain, tetapi kalau pun diberkati (dicukupkan) TUHAN ya puji TUHAN saja.
 
Mari kita sambut tema yang sama, yaitu kiranya kita semua menjadi keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda, yang terambil dari Rut 4.
Rut 4:12
(4:12) keturunanmu kiranya menjadi seperti keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda oleh karena anak-anak yang akan diberikan TUHAN kepadamu dari perempuan muda ini!"
Kiranya anak yang dilahirkan oleh Rut, perempuan Moab, bagi Boas menjadi seperti keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda. Inilah yang menjadi doa dan pengharapan serta kerinduan dari saksi-saksi yang hadir di pintu gerbang Betlehem untuk Naomi.
 
Doa yang lahir dari hati yang tulus dan doa yang lahir dari hati yang murni amat besar kuasanya, sebab doa yang demikian sifatnya hanya untuk menyenangkan hati TUHAN, sifatnya hanya untuk mempermuliakan nama TUHAN, bukan yang lain-lain.
 
Selanjutnya mari kita lihat: SEPERTI APA KETURUNAN PERES YANG DILAHIRKAN TAMAR BAGI YEHUDA?
Kejadian 38:27
(38:27) Pada waktu perempuan itu hendak bersalin, nyatalah ada anak kembar dalam kandungannya.
 
Ketika proses persalinan berlangsung, ternyata Tamar mengandung anak kembar, yakni dua anak laki-laki.
 
Kejadian 38:28
(38:28) Dan ketika ia bersalin, seorang dari anak itu mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya dengan benang kirmizi serta berkata: "Inilah yang lebih dahulu keluar."
 
Pada saat persalinan itu, satu dari anak kembar itu mengeluarkan tangannya lalu dengan gerak cepat tangan yang keluar itu dipegang dan diikat dengan benang merah (kirmizi) oleh bidan yang menangani persalinan itu, tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai tanda bahwa anak itulah yang lebih dahulu keluar.
 
Kejadian 38:29
(38:29) Ketika anak itu menarik tangannya kembali, keluarlah saudaranya laki-laki, dan bidan itu berkata: "Alangkah kuatnya engkau menembus ke luar," maka anak itu dinamai Peres.
 
Peres, artinya: Memiliki kekuatan powerfull untuk menembus (menerobos) ke luar.
 
Kejadian 38:30
(38:30) Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah.
 
Intisari dari Kejadian 38:27-30 ialah memiliki kekuatan untuk menembus ke luar ada kaitannya dengan korban kristus atau darah salib di Golgota (darah Kalvari).
Benang merah (kirmizi) adalah bayangan dari Korban Kristus atau darah salib di Golgota. Inilah yang menjadi kekuatan kita untuk menembus ke luar dari segala kesulitan yang akan terjadi.
 
1 Korintus 1:22-24
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
 
Singkat kata: Kristus yang disalibkan adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Sekalipun Kristus yang disalibkan itu adalah kekuatan Allah, yang juga seharusnya menjadi kekuatan manusia, namun …
1.      Ada saja orang yang menganggap bahwa pengajaran salib adalah suatu batu sandungan. Mengapa demikian? Sebab ia hanya menghendaki tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, serta sensasi-sensasi yang dikerjakan oleh hamba-hamba TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah; itu saja yang dikehendaki, tetapi salib di Golgota diabaikan.
2.      Kemudian, ada juga orang yang menganggap bahwa pengajaran salib (didikan salib) adalah suatu kebodohan. Mengapa demikian? Sebab yang dia cari hanyalah hikmat, hanyalah pengetahuan semata tentang tata cara ibadah pelayanan, sehingga ibadah ibadah dan pelayanan itu akan terlihat menarik secara lahiriah (jamani).
 
Tetapi tentang kedua hal itu, tentang keinginan orang Yahudi dan keinginan orang Yunani (bangsa kafir), Rasul Paulus tidak peduli, sebab dia memiliki pendirian yang teguh, dia memiliki pendirian yang kuat; itu sebabnya dia tetap memberitakan Kristus yang disalibkan, ia tetap menyampaikan pengajaran salib.
Maka orang yang mau menerima, mau menghargai pengajaran salib, tentu saja ia akan memiliki kekuatan yang besar dan heran (ajaib) untuk menembus ke luar dari kesulitan-kesulitan dunia yang menghadang ini, yang memuncak pada saat antikris berkuasa nanti selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Jadi, jangan sibuk kita dengan perkara-perkara yang lain
 
2 Korintus 4:7-9
(4:7) Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (4:8) Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; (4:9) kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
 
Harta dalam bejana tanah liat, itulah kekuatan berlimpah-limpah yang datang dari Allah, bukan dari manusia. Tidak ada kekuatan yang berasal dari dunia, dari bumi, dari Setan, yang bisa menandingi kekuatan yang berasal dari darah salib di Golgota.
 
Sehingga dengan kekuatan yang kita miliki:
-          Sekalipun dalam keadaan tertindas, namun tidak terjepit.
-          Sekalipun habis akal, namun tidak putus asa.
-          Sekalipun teraniaya, namun tidak ditinggalkan sendiri.
-          Sekalipun dihempaskan, namun tidak binasa.
Itu artinya kita memiliki kekuatan, powerful, untuk menembus ke luar dari segala kesulitan yang menghadang di atas muka bumi ini.
Biarlah kiranya kita semua menjadi keturunan Peres yang dilahirkan oleh Tamar bagi Yehuda.
 
Kembali saya tegaskan: Manusia ini sama saja dengan bejana tanah liat, artinya; rapuh, mudah hancur. Bila bejana jatuh, maka dia akan hancur berkeping-keping, tetapi kalau bejana tanah liat memiliki kekuatan yang berlimpah-limpah, itulah harta dalam bejana tanah liat, maka bejana tanah liat akan memiliki kekuatan yang berlimpah-limpah
 
Kelanjutan dari 2 Korintus 4 ini, kita langsung loncat pada ayat 16.
2 Korintus 4:16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
 
Meskipun manusia daging (manusia lahiriah) merosot, Rasul Paulus berkata: "Kami tidak tawar hati", sebab manusia batiniah dari Rasul Paulus dibaharui dari hari ke sehari.
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwasanya Rasul Paulus adalah manusia rohani, bukan manusia daging; dia bukan manusia lahiriah, tetapi dia adalah manusia rohani. Berarti saja saja artinya; penuh dengan Roh Kudus. Tidak mungkin manusia daging penuh dengan Roh Kudus, tetapi manusia manusia batiniah, berarti; penuh dengan Roh-El Kudus, Roh Allah yang suci itu.
 
2 Korintus 4:17
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
 
Rasul Paulus sadar betul bahwasannya dibalik sengsara salib TUHAN akan menyatakan kemuliaan-Nya.
Kemudian, Rasul Paulus juga sadar bahwa hidup di bumi ini hanya bersifat sementara. Kalau hidup di bumi hanya bersifat sementara, maka  penderitaan yang kita alami dan kita tanggung di bumi ini juga hanya bersifat sementara. Jadi, sabar-sabar saja; sabar-sabar menyangkal diri dan memikul salib, sabar-sabar menanggung penderitaan, aniaya karena Firman.
 
2 Korintus 4:18
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
 
Rasul Paulus adalah manusia rohani, berarti; penuh dengan Roh Kudus. Buktinya ialah ia senantiasa memusatkan perhatiannya kepada perkara yang tidak kelihatan, mengarahkan pandangannya kepada perkara di atas (perkara rohani).
Hanya manusia rohani yang bisa memusatkan perhatiannya kepada perkara di atas, perkara rohani yang tidak kelihatan itu. Orang yang sudah dipenuhkan Roh Kudus, maka ia senantiasa memusatkan perhatiannya kepada perkara yang tidak kelihatan, itulah Kerajaan Sorga.
 
Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
 
Mereka yang hidup menurut daging memikirkan hal-hal dari daging saja. Sebaliknya, mereka yang hidup menurut Roh atau orang-orang yang penuh dengan Roh Allah yang suci, maka ia akan  memikirkan hal-hal dari Roh, memusatkan perhatiannya kepada perkara yang tak kelihatan, yaitu Kerajaan Sorga.
Itu sebabnya, di saat menanggung banyak penderitaan, Rasul Paulus tidak tawar hati sekalipun manusia daging habis, tubuh ini habis, hati ini habis. Yang terpenting adalah manusia dalam, manusia batin, manusia rohani dibaharui terus menerus dari sehari ke sehari; itu menunjukkan bahwa Rasul Paulus penuh dengan Roh Kudus = Manusia rohani yang senantiasa memperhatikan perkara di atas, perkara yang tak kelihatan, itulah Kerajaan Sorga.
 
Orang yang memperhatikan yang tak kelihatan (Kerajaan Sorga), wujudnya bagi kita di bumi ialah sibuk memperhatikan ibadah dan pelayanan, berarti; tidak sibuk berburu daging, tidak sibuk memikirkan dirinya sendiri.
 
Roma 8:6
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
 
Daging adalah maut (mati), sedangkan Roh adalah hidup. Berarti, yang terpenting bagi kita adalah haruslah dipenuhkan oleh Roh Allah yang suci supaya kita hidup. Jangan kita sibuk berburu daging, sebab daging itu mati (binasa).
 
Yang terpenting bagi kita adalah biarlah kita semua dipenuhkan oleh Roh Kudus, dari pada sibuk berburu daging, sibuk mengumpulkan harta di bumi, tetapi kehilangan nyawa, sesuai dengan dengan Injil Matius 16.
 
SEBAGAI BUKTI bahwa Rasul Paulus betul-betul powerful, memiliki kekuatan yang berlimpah-limpah untuk menembusi kesulitan-kesulitan di bumi ini.
Filipi 4:10-11A
(4:10) Aku sangat bersukacita dalam TUHAN, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. (4:11) Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
 
Rasul Paulus bersukacita dalam TUHAN, dengan lain kata; bersukacita dalam Roh Allah yang suci.
Mengapa Rasul Paulus bersukacita di dalam Roh? Sebab pikiran dan perasaan jemaat di Filipi ini bertumbuh kepada Rasul Paulus, dengan lain kata; perhatian sidang jemaat di Filipi ini tertuju kepada Rasul Paulus, walaupun sebetulnya tidak ada kesempatan untuk berbagi.
Sebagai sidang jemaat, jemaat di Filipi tidak ada kesempatan untuk membawa korban-korbannya, tetapi yang pasti; perhatiannya tertuju kepada Rasul Paulus.
 
Tetapi Rasul Paulus mengatakan "bersukacita dalam Roh", itu bukan karena ia kekurangan, bukan karena ia sedang pandai-pandai “berpantun”, tetapi dia murni, dia jujur menyampaikan hal itu. Orang jujur pasti dipimpin oleh ketulusan Roh Kudus. Orang jujur itu disebut juga dengan “permata yaspis”, permata yang paling indah, itulah suasana mempelai.
Biarlah kita semua -- baik sidang jemaat, umat TUHAN, juga kepada rekan-rekan hamba TUHAN --, kita tampil di tengah ibadah pelayanan kita sebagai permata yaspis, permata yang paling indah di mata TUHAN, permata hati TUHAN, milik kepunyaan Allah sendiri.
 
Filipi 4:11B-12
(4:11) Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. (4:12) Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
 
Jadi, sudah sangat jelas: Rasul Paulus mengatakan "bersukacita dalam Roh", bukan karena ia kekurangan lalu berpantun, tidak, tetapi betul-betul dia bersukacita dalam Roh karena perhatian sidang jemaat.
Saya juga akan bahagia tentunya kalau sidang jemaat dengan segala perhatiannya kepada saya, sebagai gembala sidang, sebagai pemimpin rohani. Kalau gembala sidang mendapat perhatian dari sidang jemaat, itu wajar-wajar saja, karena tanggung jawab seorang gembala sidang (hamba TUHAN) untuk memimpin sidang jemaat itu besar sekali.
Jadi, wajar saja kalau sidang jemaat memberi perhatiannya dalam bentuk apa saja, baik tenaga, pikiran, waktu, dan ide-ide yang baik untuk memajukan pelayanan, bila perlu juga harta kekayaan. Yang saya katakan ini bukan sedang berpantun, tetapi yang saya katakan di sini adalah “wajar saja apabila ada perhatian dari sidang jemaat”, karena tanggung jawab besar untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang dipercayakan di atas pundak ini.
 
Singkat kata: Rasul Paulus telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
Jadi, waktu Rasul Paulus bicara memuji sidang jemaat di Filipi, itu bukan karena sedang berpantun, tetapi Rasul Paulus telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan;
-          baik dalam hal kenyang maupun dalam hal kenyang kelaparan,
-          baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
Itu semua merupakan hal yang biasa saja bagi Rasul Paulus.
Kalau kenyang tidak kaget, kalau lapar juga tidak kaget; biasa saja. Tahu kelimpahan, tahu kekurangan; biasa saja.

Maksudnya adalah
-          Dalam hal kenyang, Rasul Paulus tidak lantas merasa puas dan menjadi egois kenyang sendiri.
-          Dalam hal kelaparan, Rasul Paulus tidak menjerit dan tidak berteriak.
-          Dalam hal kelimpahan, Rasul Paulus tidak menjadi hamba TUHAN yang sombong atau suka pamer-pamer, lupa diri.
-          Dalam kekurangan Rasul Paulus tidak menjadi pengemis, tidak mau menjadi rendah diri, atau tukang minta-minta dengan berpantun-pantun.
 
Tentang perkara yang ketiga, yaitu “dalam hal kelimpahan, Rasul Paulus tidak menjadi hamba TUHAN yang sombong atau suka pamer-pamer, lupa diri”, dasar saya mengatakan ini ialah sebab ketika diberkati, ada saja hamba TUHAN yang mengaku: “Oh, karena kemurahan TUHAN.” Lalu ada nanti berkat baru, entah itu rumah mewah, mobil mewah, atau apa saja harta yang dimiliki, dia selalu katakan: “Karena kemurahan TUHAN”, lalu disertai dengan raut wajah yang memelas. Tetapi anehnya, berkat yang dia terima sebagai kemurahan justur dipamer-pamer; itulah yang membuat saya heran. Tadi awalnya dia bersaksi “kemurahan TUHAN”, tetapi anehnya pamer-pamer.
Tetapi Rasul tidak lupa diri; kalaupun dalam kelimpahan, Rasul Paulus tidak menjadi sombong atau pamer, lupa diri, sebab itu semua biasa saja bagi dia.
 
Bagi Rasul Paulus, itu semua biasa saja, itu semua adalah perkara yang tidak asing bagi dia, yang harus dihadapi. Itu adalah bukti nyata bahwa Rasul Paulus ini benar-benar memiliki kekuatan untuk menembusi ke luar dari kesulitan itu.
Maka, tema kita di malam ini untuk merayakan Hari Pentakosta adalah biarlah kita semua menjadi keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda, sebagaimana doa saksi-saksi di pintu gerbang di Betlehem.
 
MENGAPA HAL ITU BISA TERJADI?
Filipi 4:13
(4:13) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
 
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan. Pendeknya: Oleh darah Salib di Golgota, oleh karena Kristus yang disalibkan itu, Rasul Paulus memiliki kekuatan untuk menembus keluar dari segala kesulitan-kesulitan yang menghimpit.
Jadi, yang membuat dia memiliki kekuatan untuk menembus ke luar dari kesulitan, itu karena salib di Golgota, Kristus yang disalibkan; itulah kekuatan kita masing-masing, tidak ada yang lain lagi.  
 
Sekarang, kita akan melihat: CIKAL BAKAL MEMILIKI KEKUATAN UNTUK MENEMBUS KE LUAR.
Terlebih dahulu kita akan melihat atau mengetahui “anak-anak Yehuda”, di dalam 1 Tawarikh 2.
1 Tawarikh 2:3-4
(2:3) Anak-anak Yehuda ialah Er, Onan dan Syela, tiga orang, yang lahir bagi dia dari anak perempuan Syua perempuan Kanaan itu. Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata TUHAN, maka Ia membunuhnya. (2:4) Tamar, menantu perempuan Yehuda, melahirkan baginya Peres dan Zerah. Semuanya anak-anak Yehuda ada lima orang.
 
Lima anak Yehuda yang lahir dari rahim 2 (dua) perempuan:
1.      Perempuan Kanaan, anak Syua, melahirkan 3 (tiga) anak laki-laki.
2.      Dari Tamar, yang sejatinya adalah menantunya, lahirlah 2 (dua) anak laki-laki bagi Yehuda.
 
Jadi, cikal bakal memiliki kekuatan untuk menembus ke luar, kita akan melihat lebih jelas lagi tentang “anak-anak Yehuda” di dalam Kejadian 38, dengan perikop: “Yehuda dan Tamar
Kejadian 38:1-5
(38:1) Pada waktu itu Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan menumpang pada seorang Adulam, yang namanya Hira. (38:2) Di situ Yehuda melihat anak perempuan seorang Kanaan; nama orang itu ialah Syua. Lalu Yehuda kawin dengan perempuan itu dan menghampirinya. (38:3) Perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamai anak itu Er. (38:4) Sesudah itu perempuan itu mengandung lagi, lalu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamai anak itu Onan. (38:5) Kemudian perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki sekali lagi, dan menamai anak itu Syela. Yehuda sedang berada di Kezib, ketika anak itu dilahirkan.
 
Yehuda menikah dengan perempuan Kanaan, anak Syua. Dari perempuan ini, Yehuda mempunyai 3 (tiga) orang anak laki-laki:
1.      Er.
2.      Onan.
3.      Syela.
 
Kejadian 38:6-7
(38:6) Sesudah itu Yehuda mengambil bagi Er, anak sulungnya, seorang isteri, yang bernama Tamar. (38:7) Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata TUHAN, maka TUHAN membunuh dia.
 
Akhirnya, Yehuda menikahkan anak sulungnya, itulah Er, kepada Tamar. Tetapi sayangnya, Er ini jahat di mata TUHAN, sehingga oleh kejahatan itu, ia mati terbunuh = Binasa.
 
Kejadian 38:8-10
(38:8) Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: "Hampirilah isteri kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti kakakmu dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu." (38:9) Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya. (38:10) Tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat di mata TUHAN, maka TUHAN membunuh dia juga.
 
Kemudian, Onan, saudara Er, menikahi Tamar, sesuai dengan peraturan di Israel. Namun sayangnya, Onan juga melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, maka ia mati terbunuh = Binasa..
Adapun kejahatan Onan adalah membuang maninya dengan sengaja setiap kali ia menghampiri Tamar.
 
Pesan saya kepada kaum muda: Hindari oral seks, hindari onani, sebab itu jahat di mata TUHAN, supaya engkau jangan mati terbunuh.
 
Kejadian 38:11
(38:11) Lalu berkatalah Yehuda kepada Tamar, menantunya itu: "Tinggallah sebagai janda di rumah ayahmu, sampai anakku Syela itu besar," sebab pikirnya: "Jangan-jangan ia mati seperti kedua kakaknya itu." Maka pergilah Tamar dan tinggal di rumah ayahnya.
 
Akhirnya Yehuda memulangkan Tamar kepada rumah ayahnya sebagai seorang janda.
Mengapa Yehuda tega melakukan itu? Karena ternyata, di sini kita perhatikan; Yehuda mengalami traumatic; takut kalau anak ketiganya, yaitu Syela, mati, seperti anak pertama dan anak kedua dari pada Yehuda.
 
Anak-anak TUHAN, apalagi imam-imam, tidak boleh trauma, sebab itu adalah dosa. Di dalam TUHAN tidak boleh trauma, sebab apa saja yang terjadi, itu semua terjadi atas seizin TUHAN. Jadi, oleh karena trauma dari pada Yehuda ini, Yehuda melanggar hukum yang berlaku di Israel.
Di dalam Ulangan 25:5-6, “Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang dari pada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya; saudara suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia menjadi isterinya dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar. Maka anak sulung yang nanti dilahirkan perempuan itu haruslah dianggap sebagai anak saudara yang sudah mati itu, supaya nama itu jangan terhapus dari antara orang Israel.”
Sudah menjadi peraturan di Israel, bahwa harus melakukan kewajiban perkawinan ipar, supaya silsilahnya itu sampai kepada Singa dari suku Yehuda. Tetapi dalam hal ini, Yehuda sudah melanggar peraturan yang berlaku di Israel, bahkan sebetulnya itu adalah perbuatan jahat, karena silsilah terputus. Siapa yang bisa sampai kepada Singa dari suku Yehuda, itulah Tunas Daud, kalau silsilah putus? Jadi, aturan ini tidak boleh dilanggar sebetulnya.
 
Intinya: Silsilah Yehuda terputus dari 3 (tiga) anak yang dilahirkan perempuan Kanaan. Ini adalah kondisi yang sangat mengkhawatirkan dan sangat menakutkan sekali; jangan sampai silsilah itu terputus.
 
Kejadian 38:12
(38:12) Setelah beberapa lama matilah anak Syua, isteri Yehuda. Habis berkabung pergilah Yehuda ke Timna, kepada orang-orang yang menggunting bulu domba-dombanya, bersama dengan Hira, sahabatnya, orang Adulam itu.      
 
Singkat kata: Matilah perempuan Kanaan, anak Syua, isteri Yehuda, lalu Yehuda berkabung.
Setelah selesai masa berkabung, Yehuda pergi ke Timna untuk melihat (menengok) hamba-hambanya yang sedang menggunting bulu domba-dombanya bersama dengan Hira, sahabatnya.
 
Sedikit tentang “sahabat”: Sahabat mempelai selalu dekat dengan mempelai untuk mendengar suara mempelai. Kita bukan “teman” mempelai, tetapi kita harus menjadi “sahabat mempelai”.
Kalau “teman-teman” itu sama seperti orang yang duduk di pasar; tidak suka mendengar suara seruling, tidak suka mendengar nyanyian ratapan.
-          Nyanyian seruling, itulah apa yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis.
-          Nyanyian ratapan, itulah sengsara salib yang membawa kita menjadi mempelai TUHAN.
Namun hal itu tidak disukai oleh “teman-teman” yang duduk di pasar.
Jadi, kita harus menjadi sahabat dari pada Singa dari suku Yehuda, Raja di atas segala raja, Mempelai Laki-Laki Sorga.
Harus menjadi “sahabat”, bukan menjadi “teman”. Banyak “teman”, tetapi “sahabat” sangat jarang sekali. Hanya sahabat yang tahu isi hati, sebab seorang sahabat tidak pernah lupa (Amsal 17:17).
Jadi, kita semua harus menjadi sahabat Mempelai; oleh sebab itu, dengarkan Pengajaran Pembangunan Tabernakel, jangan mendengar suara pikiran perasaan manusia daging. Janganlah kita seperti “teman-teman” yang duduk di pasar, yang tidak mau menerima bunyi seruling dan kidung duka.
 
Sekarang, kita lanjut memperhatikan ayat 13.
Kejadian 38:13
(38:13) Ketika dikabarkan kepada Tamar: "Bapa mertuamu sedang di jalan ke Timna untuk menggunting bulu domba-dombanya,"
 
Kabar kepergian dari Yehuda ke Timna untuk menggunting bulu domba-dombanya, ternyata kabar itu sampai ke sepasang telinga dari Tamar.
Kabar baik, yakni Injil Keselamatan, itu sampai juga kepada bangsa kafir, itulah orang yang bukan Yahudi.
 
Mari kita lihat INJIL KESELAMATAN yang sampai kepada bangsa kafir di dalam Yesaya 53.
Yesaya 53:6
(53:6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
 
Inilah keadaan bangsa kafir atau orang yang hidup di luar TUHAN, yang tidak mengenal Allah orang Israel, yakni; sesat seperti domba, kemudian masing-masing mengambil jalan sendiri.
Melangkah sesuai keinginan hatinya adalah domba yang sudah sesat.
 
Sidang jemaat sudah seharusnya secepatnya menjadi satu kawanan domba Allah yang tergembala dalam satu penggembalaan. Jangan berada di semua gunung-gunung, sebab itu adalah “mengembara”, tidak berada di tempat berbaring.
Jadi, domba-domba harus tergembala; kalau tidak, maka sama seperti keadaan bangsa kafir sebelum mengenal TUHAN Yesus, sebelum mengenal Allahnya Israel, yang sesat mengambil jalannya sendiri. Dan hal itu dibenarkan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 12:2-3.
 
1 Korintus 12:2, Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu, dengan lain kata; dengan mudah menyembah berhala. Itulah keadaan bangsa kafir; sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalannya sendiri.
Jadi, kalau bertindak dan melangkah hanya menuruti keinginan di hati, tidak mau mengikuti Gembala yang menuntun di depan, tidak dengar-dengaran, sesat, itulah bangsa kafir.
 
Tetapi bandingkan dengan kehidupan yang sudah dipenuhkan oleh Roh Kudus, dalam 1 Korintus 12:3, Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah TUHAN", selain oleh Roh Kudus.
Seseorang tidak mungkin dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!", kalau dia penuh dengan Roh Kudus. Sebaliknya, kalau kita penuh dengan Roh Kudus, maka kita akan mengaku “Ya Abba, Ya Bapa”, Yesus adalah TUHAN dan Juruselamat.
 
Itulah keadaan dari bangsa kafir seperti Tamar.
 
Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.   
 
Dia dianiaya tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya. Jelas ini adalah suatu nubuatan yang sudah digenapi oleh Yesus 2000 (dua ribu) tahun yang lalu di atas kayu salib. Inilah kabar baik, inilah Injil Keselamatan yang harus disampaikan kepada bangsa kafir untuk menyelamatkan kita yang adalah bangsa kafir.
 
Injil Keselamatan yang sudah diajarkan Yesus di atas kayu salib harus disampaikan kepada bangsa kafir; seperti Rasul Paulus memberitakan Kristus yang disalibkan, itulah yang disebut Pengajaran Salib, Pengajaran Firman yang murni dan benar. Di luar pengajaran salib; tidak murni.
Inilah kabar baik, Injil Keselamatan yang sudah didengar oleh Tamar, bangsa kafir.
 
Wujud dari kabar baik / Injil Keselamatan bagi bangsa kafir.:
YANG PERTAMA: Seperti anak domba dibawa ke pembantaian.
Yesus telah dibantai di atas kayu salib, sehingga potongan-potongan daging dari Anak Domba yang dibantai dan dipersembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran itu dapat kita nikmati sampai malam ini.
Yesus juga disebut roti hidup, roti yang turun dari sorga, yang sudah memecahkan segenap hidupnya di atas kayu salib; Ia sudah dibantai, potongan daging Anak Domba sudah kita nikmati malam ini.
Injil Keselamatan sudah kita nikmati malam ini, lanjut kepada Injil Kerajaan (Pengajaran Mempelai) yang membawa kita sampai kepada Kerajaan Sorga. Tetapi yang pasti, kabar baik (Injil Keselamatan) sudah disampaikan, sudah didengar oleh Tamar. Kita harus peka dengan kabar baik (Injil Keselamatan) itu.
YANG KEDUA: Seperti induk domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Ini berbicara soal kasih Allah. Kasih yang sempurna mampu mengampuni dosa. Bukan saja diampuni, tetapi disucikan dari dosa, sampai nanti disempurnakan. Itulah bulu domba yang sudah digunting itu.
Inilah kabar baik (Injil Keselamatan) yang telah didengar oleh Tamar tadi.
Dalam Yesaya 1:18, Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Itulah kasih; bukan hanya mengampuni, tetapi menghapus dan menyucikan kita dari dosa itu supaya kita jangan mengulangi dosa yang sama.
 
“Sudah selesai” adalah kata terakhir di bukit Golgota, berarti; dosa jangan diulangi lagi, kemudian jangan ungkit-ungkit dosa orang lain.
Inilah kabar baik (Injil Keselamatan) yang didengar oleh Tamar.
 
Bandingkan dengan PERJANJIAN BARU, supaya nyata bahwa; setiap nabi bernubuat, pasti tergenapi.
Yohanes 3:16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
 
Kasih Allah adalah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya dunia terselamatkan, itulah kasih,  itulah Injil Keselamatan. Pembantaian di Golgota itu Injil Keselamatan. Dan itu sudah sampai di telinga Tamar.

Jadi, Tamar ini rupanya memiliki sepasang telinga yang cukup diberkati oleh TUHAN; Tamar memiliki telinga yang penuh rahmat. Kiranya sepasang telinga kita penuh dengan rahmat TUHAN, diberkati oleh TUHAN, peka dengan Injil Keselamatan yang sudah dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib.
 
Sekarang, kita lanjut memperhatikan Kolose 1, dengan perikop: “Pelayanan dan Penderitaan Paulus
Kolose 1:24
(1:24) Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.
 
Rasul Paulus berkata: Menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat
Pengakuan Rasul Paulus ini sepintas memberi kesan:
-          Seolah-olah penderitaan Kristus masih kurang sempurna.
-          Sebaliknya, seolah-olah penderitaan Rasul Paulus lebih sempurna dari pada penderitaan Yesus di atas kayu salib.
Pengakuan Rasul Paulus ini perlu kita telaah terus, tidak cukup dengan satu ayat. Maka, kita akan melihat lebih jauh, kita telaah, apa maksud dari kalimat pada Kolose 1:24, yang akan kita temukan pada ayat 25-26.
 
Kolose 1:25-26
(1:25) Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, (1:26) yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.
Sesuai dengan tugas yang dipercayakan, Rasul Paulus meneruskan Firman TUHAN dengan sepenuhnya kepada bangsa kafir, itulah jemaat di Asia kecil, terkhusus jemaat Kolose, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad, dari keturunan ke keturunan, itulah Kristus yang disalibkan.
 
Jadi, ketika Yesus mati di kayu salib, yang melihat, yang mengetahui, dan yang mendengar berita itu hanyalah segelintir, yaitu orang-orang Yahudi saja (yang menyalibkan Yesus). Lalu bagaimana dengan nasib bangsa kafir yang tidak mengenal Allah? Bagaimana nasib bangsa Indonesia ini?
Kalau berita tentang salib di Golgota hanya diterima (dilihat dan didengar) oleh bangsa Yahudi, bangsa Israel, maka penderitaan Yesus di atas kayu salib tidak sempurna, bahkan saya tambahkan; salib di Golgota tidak adil, curang.
Tetapi Yesus adil, salib-Nya adil, maka Rasul Paulus ditugaskan (dipercayakan) untuk memberitakan Kristus yang disalibkan kepada bangsa kafir, supaya penderitaan Kristus sempurna.
 
Inilah nubuatan nabi Yesaya, Injil Keselamatan, di mana penderitaan Kristus -- sebagai rahasia yang selama ini tersembunyi dari abad ke abad -- itu sudah disampaikan dengan sepenuh hatinya kepada jemaat TUHAN, itulah tubuh-Nya.
 
Saya adalah orang Batak; jadi, tahu sedikit history tentang orang Batak. Orang Batak itu lama mengenal TUHAN; baru-baru ke sini saja. Itu pun setelah penginjilan dari Nomensen datang dari Jerman. Coba kalau berita salib tidak dibawa kepada daerah Batak, maka berita salib tidak sempurna.
Maka, inilah Rasul Paulus; di dalam pelayanannya, ia menyempurnakan penderitaan Kristus. Itu sebabnya, Rasul Paulus harus menyampaikan pengajaran salib kepada bangsa kafir, itulah Injil Keselamatan.
Terpujilah sepasang telinga yang sama seperti telinga Tamar, bangsa kafir.
 
Kolose 1:27
(1:27) Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!
 
Betapa kaya, betapa mulianya kabar baik, itulah Injil Keselamatan, yaitu berita tentang Kristus yang disalibkan itu sudah sampai atau ada di tengah-tengah bangsa lain, itulah bangsa kafir, bangsa yang tidak mengenal Allah.
Dahulu, dengan mudah kita ditarik kepada berhala-berhala yang jahat, tetapi sekarang berita salib sudah disampaikan kepada bangsa kafir, termasuk kepada kita semua pada malam hari ini.
 
Kolose 1:28
(1:28) Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
 
Rasul Paulus fokus untuk memberitakan Kristus yang disalibkan, itulah rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad, dari keturunan ke keturunan; Rasul Paulus hanya fokus di situ saja.
Itu sebabnya, dalam 1 Korintus 3:6 dikatakan: Paulus menanam, Apolos menyiram. Dasar bangunan adalah batu penjuru, salib di Golgota.
 
Kolose 1:29
(1:29) Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.

Seorang hamba TUHAN (gembala sidang, pemimpin rohani) harus berjuang dan bergumul untuk memberitakan Injil Keselamatan, yaitu pengajaran Salib.
Jangan sibuk dengan yang lain-lain. Kalau sibuk dengan cara-cara yang lain, maka sidang jemaat tidak akan sampai untuk dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Biarlah kita buktikan pengakuan Yesus kepada murid-murid, yaitu Jalan Kebenaran dan Hidup kekal sorgawi.
 
Sekarang, kita akan melihat: TINDAKAN TAMAR SETELAH MENDENGAR KABAR BAIK.
Kejadian 38:14
(38:14) maka ditanggalkannyalah pakaian kejandaannya, ia bertelekung dan berselubung, lalu pergi duduk di pintu masuk ke Enaim yang di jalan ke Timna, karena dilihatnya, bahwa Syela telah menjadi besar, dan dia tidak diberikan juga kepada Syela itu untuk menjadi isterinya.
 
Tindakan dari Tamar setelah mendengar kabar baik (Injil Keselamatan) adalah ditanggalkannyalah pakaian kejandaannya.
Jadi, selama ini Tamar setia, walaupun jauh dari mertua. Masih adakah Tamar Tamar di hari-hari terakhir ini? Sekalipun tidak di depan mata mertua, tetapi masih tetap setia; itulah Tamar.
 
Jadi, tindakan Tamar ketika dia mendengar kabar keselamatan itu ialah dia menanggalkan pakaian kejandaannya, lalu menutupi seluruh badannya, bertelukung, menyelubungi, lalu duduk di pinggir jalan, di pintu gerbang masuk ke Enaim, tempat Yehuda akan lewat; secepatnya Tamar melakukan hal itu.
Mengapa Tamar melakukan itu? Karena Tamar melihat bahwa Yehuda tidak adil, Yehuda curang, Yehuda tidak menikahkan Tamar dengan Syela, putera yang ketiga.
 
Dalam hal ini, kita harus hati-hati memaknai Firman ini; Tamar itu bukan perempuan yang tidak baik. Justru dari sini kita melihat; Tamar itu perempuan baik-baik. Tamar tahu dan mengerti rencana TUHAN soal silsilah; dia tahu kalau Yehuda tidak melanjutkan silsilahnya (keturunannya), maka Yehuda sampai di situ saja. Tetapi justru bangsa kafir ini mengerti rencana TUHAN.
Jangan sampai silsilah kita berhenti di tengah jalan. Ini adalah hamba TUHAN yang luar biasa.
 
Bukan Yehuda yang luar biasa, tetapi kalau pada akhirnya silsilah Yehuda sampai kepada Tunas Daud, itu karena peran dari pada Tamar. Itu sebabnya, nama Tamar tertulis dalam silsilah itu. Tamar adalah perempuan yang setia dan mengerti rencana TUHAN.
 
Kita sudah baca di dalam Ulangan 25:5-6, kalau ada seorang mati, maka isteri atau perempuan yang ditinggalkan harus menikah dengan saudara sedaging dari orang yang mati itu, supaya silsilahnya jangan putus sampai di situ. Maka, anak yang lahir itu nanti dianggap sebagai anak dari pada yang mati itu.  Jadi, harus ada melakukan kewajiban perkawinan ipar. Namun Yehuda justru melanggar aturan itu. Tetapi Tamar ini hatinya mulia; dia tidak biarkan silsilah itu berhenti sampai di situ.
Kita semua, baik imam-imam, sidang jemaat, hamba TUHAN, harus memiliki hati yang mulia.
 
Kejadian 38:15-16A
(38:15) Ketika Yehuda melihat dia, disangkanyalah dia seorang perempuan sundal, karena ia menutupi mukanya. (38:16) Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata: "Marilah, aku mau menghampiri engkau," sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: "Apakah yang akan kauberikan kepadaku, jika engkau menghampiri aku?"
 
Kadang memang, banyak orang tidak mengerti satu dengan yang lain;
-          Suami tidak memahami hati seorang isteri. Sebaliknya, isteri kadang tidak memahami hati seorang suami.
-          Atau bisa juga anak tidak memahami hati orang tua, atau pun orang tua tidak memahami hati anak.
-          Juga bisa saja dalam penggembalaan ini; sidang jemaat tidak memahami hati seorang gembala, atau bisa saja gembala juga tidak memahami hati sidang jemaat.
Itu semua bisa terjadi, karena hal ini pun ada tertulis (terjadi) di dalam Alkitab, berarti dalam kehidupan sehari-hari pun pasti ada terjadi.
Terkadang banyak orang tidak mengerti bahwa sebetulnya ada sebuah rencana indah; itu sebabnya, lihatlah pikiran Yehuda: Ketika Yehuda melihat dia, disangkanyalah dia seorang perempuan sundal, karena ia menutupi mukanya. Yehuda salah mengerti, salah tafsir.
 
Akhirnya, Yehuda pun menghampiri Tamar, menantunya itu, sebab ia menyangka bahwa Tamar adalah perempuan sundal.
 
Kejadian 38:16B
(38:16) Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata: "Marilah, aku mau menghampiri engkau," sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: "Apakah yang akan kauberikan kepadaku, jika engkau menghampiri aku?"
 
Kemudian, Tamar menanyakan tentang imbalan yang akan diberikan. Tamar rela dituduh dan dianggap sebagai perempuan sundal, bahkan Tamar mau dihampiri, asalkan harus ada imbalannya.
 
Kejadian 38:17
(38:17) Jawabnya: "Aku akan mengirimkan kepadamu seekor anak kambing dari kambing dombaku." Kata perempuan itu: "Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku."
 
Yehuda berjanji untuk memberikan seekor anak kambing domba kepada Tamar. Tetapi sebelum menerima anak kambing domba, Tamar meminta tanggungannya.
Jadi, sebelum anak kambing domba itu tiba di tangan Tamar, maka saat itu juga Tamar meminta tanggungannya. Arti rohaninya; sebelum Anak Domba kembali ke dunia ini untuk kedua kalinya, maka tentu saja TUHAN memberi jaminan kepada kita.

Kita tidak mungkin sampai kepada perjamuan malam, pesta kawin Anak Domba tanpa ada tanggungan. Ibadah adalah bagian dari tanggungan yang kita dapat dari TUHAN. Persekutuan kita malam ini adalah bagian dari tanggungan.
Kalau kita perhatikan dalam Wahyu 19:6-9, itu berbicara soal perjamuan malam, pesta kawin Anak Domba, sebagai himpunan besar yang datang dari berbagai suku, kaum, bahasa, bukan hanya bangsa Israel.
Kemudian di dalam Wahyu 21:2, Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Ini adalah tugas dari mempelai perempuan, supaya nanti layak masuk dan bersanding dengan Mempelai Laki-Laki Sorga.
Tidak mungkin kita masuk sorga jika tanpa ibadah sebagai tanggungan; itu mustahil. Jadi, harus ada tanggungannya, harus ada jaminannya. Maka, TUHAN sudah mengerjakannya di atas kayu salib; dan oleh karena salib, Yesus memberi tanggungan ini, memberi ibadah ini kepada kita, dan karunia-karunia jabatan-jabatan diberikan kepada orang-orang kudus-Nya bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.
 
Mari kita melihat TANGGUNGANNYA, sebelum Tamar menerima anak kambing domba itu.
Kejadian 38:18
(38:18) Tanyanya: "Apakah tanggungan yang harus kuberikan kepadamu?" Jawab perempuan itu: "Cap meteraimu serta kalungmu dan tongkat yang ada di tanganmu itu." Lalu diberikannyalah semuanya itu kepadanya, maka ia menghampirinya. Perempuan itu mengandung dari padanya.
 
Ada 3 (tiga) tanggungan yang diterima Tamar, sebelum ia menerima anak kambing domba:
1.      Cap meterai.
2.      Kalung di leher Yehuda.
3.      Tongkat yang ada di tangan Yehuda.
Lalu Yehuda menghampiri Tamar, dan Tamar pun mengandung.
 
Kalau Tamar tidak melakukan ini semua, maka habislah silsilah Yehuda, karena ketiga putera Yehuda tidak layak untuk menurunkan silsilah.
 
Tibalah saatnya bagi kita untuk berada pada puncaknya, yaitu tiga tanggungan yang diterima oleh Tamar dari Yehuda sebelum Tamar menerima anak kambing domba.
Malam ini, puncaknya adalah tentang CAP METERAI, sebagai perjalanan sampai nanti dipenuhkan Roh Kudus.
 
Tentang: CAP METERAI
Hati-hati dengan cap meterai, sebab ada banyak cap meterai di dunia ini.
 
Mari kita perhatikan dalam Wahyu 13, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi
Wahyu 13:16-17
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
 
Binatang pertama yang keluar dari dalam laut adalah antikris. Bilangan binatang itu adalah bilangan manusia, bilangannya adalah 666 (enam ratus enam puluh enam). Dan itu merupakan tanda atau cap meterai dari antikris, baik di tangan kanan atau pun di dahi.
Apa kegunaan cap meterai? Bebas membeli dan bebas menjual. Jika tidak ada tanda (cap meterai) itu, maka tidak bebas; inilah meterai dari pada antikris.

Wahyu 13:18
(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
 
Yang terpenting di sini ialah hikmat, di mana sumbernya adalah pengajaran salib, sebab Kristus yang disalibkan adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Berarti, kita tidak membutuhkan cap meterai dari antikris, kita hanya butuh cap meterai dari Allah yang hidup.
 
Mari kita perhatikan Wahyu 7:1-3, dengan perikop: “Orang-orang yang dimeteraikan dari bangsa Israel
Wahyu 7:1
(7:1) Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.
 
Angin-angin ini sangat berbahaya. Petrus berjalan dengan yakin, dengan iman di atas air; ketika melangkah beberapa langkah, dia tidak tenggelam. Tetapi ketika mulai ada angin sepoi-sepoi, barulah dia tenggelam. Hati-hati dengan angin-angin ini!
Maka, sebelum ada pemeteraian, TUHAN utus 4 (empat) malaikat pada 4 (empat) penjuru bumi -- 4 (empat) sudut bumi, itulah Timur, Barat, Utara, Selatan, dengan lain kata; seantero dunia -- untuk menahan empat angin bumi itu, supaya jangan bertiup di darat, di laut, atau di pohon-pohonan.
 
Wahyu 7:2-3
(7:2) Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, (7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"
 
Sebelum bumi, laut dan pohon-pohonan dirusak, di sini kita melihat; malaikat yang berasal dari Allah memeteraikan orang-orang yang menjadi milik kepunyaan-Nya sendiri (hamba-hamba Allah).
Jadi, TUHAN tidak membiarkan hamba-hamba Allah, milik kepunyaan-Nya itu disinggung (dirusak) seperti akhirnya nanti laut, bumi (darat), pohon-pohonan disinggung (dirusak).
 
Hati-hati dengan angin-angin pengajaran palsu, yang akan merusakkan bumi, laut dan pohon-pohonan! Tetapi sebelum dirusak, TUHAN terlebih dahulu memeteraikan hamba-hamba Allah di dahi mereka, itu adalah tanda milik kepunyaan Alalh, supaya mereka jangan disinggung seperti laut, bumi (darat), pohon-pohonan dirusak nanti.
 
Efesus 1:13
(1:13) Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
 
Setelah sepasang telinga yang diberkati menerima Injil Keselamatan -- atau kabar baik, itulah Kristus yang disalibkan --, maka pada saat itu, kita yang percaya akan dimeteraikan oleh Roh Kudus, sesuai dengan janji Allah.
Sesudah Yesus naik, janji Allah adalah 10 (sepuluh) hari kemudian turunlah lidah-lidah api di loteng Yerusalem, tepat sesuai dengan janji Allah. Itulah yang disebut hari Pentakosta.
 
Jaid, hari Pentakosta yang kita rayakan malam ini, itu sesuai dengan janji TUHAN.
 
2 Korintus 5:5
(5:5) Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.
 
Meterai Allah itulah Roh Allah yang suci. Dan Roh Kudus itu merupakan jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.
 
Efesus 1:14
(1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
 
Roh Kudus adalah meterai dari Allah sendiri, dan Roh Kudus merupakan jaminan yang menjadikan kita sebagai milik kepunyaan Allah.
Jadi, tanda sebagai milik kepunyaan Allah, meterainya adalah Roh-El Kudus.
 
Biarlah kiranya kita percaya kepada berita Injil Keselamatan, itulah Kristus yang disalibkan; selama kita percaya, maka saat itulah Roh Kudus dimeteraikan dalam kehidupan kita. Jangan ragu lagi, tetapi percayalah!
 
2 Korintus 1:21-22
(1:21) Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, (1:22) memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
 
Tadi malam saya sudah sampaikan:
-          Sekalipun seorang isteri bau terasi di dapur, tetapi kalau Roh Kudus itu memenuhi hati seorang suami, maka bau terasi pun begitu harum.
-          Sebaliknya, ketika suami pulang dari ladang, dari pekerjaan, dari mana saja, disertai bau keringat, bau kecut, bau asam bercampur soda, tetapi bagi seorang isteri yang dipenuhkan Roh Kudus, itu adalah bau harum.
-          Ada lagi; sekalipun kulkas kosong tidak ada apa-apa, tetapi itu tidak jadi soal, asal hati berisi penuh Roh Kudus.
 
Biarlah kiranya Roh Kudus dimeteraikan di dalam hati kita masing-masing.
 
Mari kita melihat Yehezkiel 9:1-11, dengan perikop: “Orang-orang fasik di Yerusalem dibunuh
Pada Yehezkiel 9:1-4, di situ ada cerita tentang; TUHAN utus 6 (enam) orang laki-laki dengan alat pemukul di tangannya. Tetapi, TUHAN juga tidak lupa mengutus seorang malaikat yang berkain lenan -- itulah malaikat sidang jemaat atau gembala sidang --, lalu di sisinya ada alat penulis.
Sebelum orang fasik dibunuh, dipukul dengan alat pemukul di tangan 6 (enam) laki-laki), terlebih dahulu TUHAN memerintahkan satu malaikat untuk memberi tanda huruf T di dahi, berarti; ada meterai Allah di dahi mereka.
Siapakah mereka? Itulah orang-orang yang berkeluh kesah di Yerusalem, yang banyak menanggung penderitaan, itulah Kristus yang disalibkan, itulah pengajaran salib. Jika bertahan dengan pengajaran salib, percaya dengan pengajaran salib, maka pada saat itulah ada tertulis huruf T di dahi, dimeteraikan oleh TUHAN.
Tetapi pada Yehezkiel 9:5-6, Enam laki-laki yang memiliki alat pemukul di tangannya akan membunuh orang fasik yang tidak memiliki meterai Allah di dahi mereka. Maka, jangan sampai jiwa-jiwa ini binasa.
 
Itu sebabnya, kalau kita perhatikan ayat 11.
Yehezkiel 9:11
(9:11) Lihat, orang yang berpakaian lenan itu dan yang mempunyai alat penulis di sisinya memberikan laporan, katanya: "Aku sudah kerjakan seperti Engkau perintahkan kepadaku."
 
Sudah jelas, dari ayat ini kita melihat; tugas terakhir sebagai pertanggungan jawab terakhir kepada Allah dari seorang gembala sidang (malaikat sidang jemaat, hamba TUHAN, pemimpin rohani) adalah membawa sidang jemaat untuk menerima meterai Allah yang hidup di dahi mereka.
 
Tugas gembala sidang bukan untuk soal perkara lahiriah, harta kekayaan, bukan; tetapi tugas tanggung jawab terakhir yang harus dilaporkan kepada Allah Yang Mahakuasa adalah membawa sidang jemaat untuk menerima meterai Allah yang hidup di dahi mereka, tidak ada yang lain.  
Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Biar satu jiwa, dua jiwa, tiga jiwa, sepuluh jiwa, tetapi TUHAN pasti perhatikan, TUHAN pasti pelihara hamba-hamba TUHAN; biar di kota maupun di desa, perhatikan TUHAN tetap sama. Soal makan, minum dan pakaian, TUHAN cukupkan secara ajaib.
Jadi, jangan sibuk lagi kita mencari yang lahiriah, jangan sibuk lagi kita dengan perkara-perkara yang lain, tetapi tanggung jawab yang terakhir ini adalah membawa sidang jemaat untuk menerima meterai Allah.
 
Cap meterai, itulah yang diharapkan oleh Tamar. Gereja Tamar di hari-hari terakhir ini harus mendambakan cap meterai dari Allah, bukan cap meterai dari antikris, itulah roh jual beli, perkara lahiriah, kekayaan -- itulah yang disebut ibadah laut --.
Sebagaimana dengan Tirus, dalam Yesaya 23:1-18, Yehezkiel 27:1-3, itu adalah ibadah laut yang berbicara soal berkat keberkatan, bicara soal berhasil keberhasilan, sebab Tirus adalah bayangan dari antikris (binatang pertama yang keluar dari dalam laut). Tetapi bukan itu tugas dari seorang hamba TUHAN.
Tugas pertanggung jawaban yang terakhir dari hamba TUHAN di hadapan TUHAN adalah membawa sidang jemaat untuk menerima meterai Allah yang hidup, ada meterai Allah di dahi, ada cap meterai yang diterima oleh gereja Tamar di hari-hari terakhir ini.
 
Wahyu 7:4
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
 
Ada 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang dari 12 (dua belas) keturunan Israel. Masing-masing setiap suku 12.000 (dua belas ribu) orang x 12 (dua belas) suku, berarti; 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang. Inilah Inti Mempelai yang berdiri di bukit Sion (Wahyu 14:1).

Tetapi Wahyu 7:9 adalah bayangan dari Inti Mempelai, yang datang dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa, yang sudah menerima meterai Allah di dahi mereka. Itulah gereja Tamar, bangsa kafir; sudah menerima cap meterai di dahi mereka, dan meterai dari milik kepunyaan Allah adalah Roh Allah yang suci.
 
Efesus 4:30-31
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. (4:31) Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. (4:32) Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
 
Hari-hari ini jelas adalah hari-hari terakhir, masa di mana kita sedang menantikan kedatangan Anak Domba Allah untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Oleh sebab itu, janganlah kita mendukakan Roh Kudus Allah yang suci.
Saat ini adalah hari-hari (masa-masa) di mana kita sedang dimeteraikan. Hai gereja Tamar yang percaya kepada pemberitaan Pengajaran Salib, Injil Keselamatan, jangan dukakan Roh Kudus Allah, supaya Roh Kudus Allah itu tetap berdiam, menjadi meterai di hati kita, memenuhi hati kita.
 
Oleh sebab itu, jangan dukakan Roh Kudus menjelang hari pemeteraian, menjelang kedatangan TUHAN yang sudah tidak lama lagi.
Saat kapan Roh Kudus berduka? Saat ada kematian, itulah daging.  Apa itu perbuatan daging? Itulah kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, fitnah, termasuk kejahatan lainnya.
 
Tetapi hendaklah kita ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra satu dengan yang lain, saling mengampuni satu dengan yang lain sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kita semua. Kita banyak berhutang bukan kepada daging, tetapi kita berhutang kepada Roh Allah yang suci, karena Roh Kudus itu berkuasa mematikan perbuatan daging.
 
Itulah keberadaan dari gereja Tamar.
 
Jadi, kita sudah mengikuti urutan-urutannya, sampai akhirnya berada pada klimaksnya, yaitu dipenuhkan oleh Roh Kudus. Sidang jemaat harus perhatikan tindakan Tamar yang luar biasa ini, sampai akhirnya dia mendapatkan pemeteraian dari Allah Roh Kudus.
Inilah tanggungan sambil kita menantikan kedatangan TUHAN sebagai Raja, Mempelai Pria Sorga. Jadi, tidak “tiba-tiba” masuk sorga, tidak dengan “tiba-tiba” kita menjadi milik Anak Domba, tidak mungkin, tetapi harus ada tanggungannya dahulu.
 
Yang pasti, cap meterai dari Allah, bukan dari antikris. Meterai dari milik kepunyaan Allah adalah Roh Allah yang suci. Kiranya kita semua penuh dengan Roh Allah yang suci, dicurahkan sesuai dengan janji-Nya tergenapi.
 
Kekekalan; Penyembahan. Kekekalan; Penyerahan diri.
Penyembahan; Kekekalan. Penyerahan diri; Kekekalan.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
 Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment