KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, October 14, 2022

KEBAKTIAN PENTAKOSTA PPT (SESI 1), 15 JUNI 2022


 
KEBAKTIAN PENTAKOSTA PPT (SESI 1), 15 JUNI 2022
 
Tema: KETURUNAN PERES YANG DILAHIRKAN TAMAR BAGI YEHUDA
 
Subtema: MENJADI AHLI WARIS KARENA ROH KUDUS
 
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN yang sudah memungkinkan kita untuk berada di hadirat TUHAN, menghadap TUHAN lewat Kebaktian Hari Pentakosta sesi pertama dalam wadah Persekutuan Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT); semua karena kemurahan hati TUHAN.
 
Saya tidak lupa menyapa rekan-rekan hamba TUHAN yang juga ikut bersama-sama dalam persekutuan ini. Kami tidaklah merasa lebih dari pada saudara Bapak Ibu rekan-rekanku yang saya kasihi, tetapi kami adalah hamba TUHAN yang betul-betul merindu melayani TUHAN saja, tidak lebih tidak kurang. Oleh sebab itu, rekan-rekan hamba TUHAN, izinkanlah saya memohon; doakan kami, doakan pelayanan PPT ini, doakan pemberitaan Firman untuk malam ini, supaya kita semua penuh dengan Roh-El Kudus.
PPT sesi pertama ini bukanlah kita kerjakan dengan lahiriah, tetapi betul-betul kita kerjakan lahir dan batin untuk hormat dan kemuliaan hanya bagi Dia; Dialah Kepala, Dialah Mempelai, Dialah Raja, Dialah sesembahan kita, junjungan kita senantiasa.
 
Demikian juga sidang jemaat yang ada di Bandung dan di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet YouTube, Facebook, baik di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada; kiranya TUHAN menyatakan uluran tangan-Nya sebagai pertolongan dari kasih kemurahan-Nya bagi kita sekaliannya.
Oleh sebab itu, sidang jemaat yang mengikuti secara tatap muka, maupun mengikuti secara online live streaming, saya minta kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN supaya TUHAN berkenan untuk menyatakan isi hati-Nya, membukakan Firman-Nya bagi kita, supaya kita boleh merasakan pertolongan TUHAN, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, di mana kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi.
 
Hari sudah petang, tidak lama lagi kita akan menghadapi suasana gelap malam, maka sekarang ini kita butuh yang namanya Roh Allah yang suci untuk memberi kekuatan bagi kita, menembus ke luar dari kesusahan, menembus ke luar dari kesulitan yang akan terjadi pada saat antikris menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia ini.
 
Sebagaimana janji saya kepada TUHAN di hadapan rekan-rekan hamba TUHAN yang sudah saya janjikan pada saat kesempatan persekutuan Paskah PPT dua sesi pada bulan lalu: Kalau TUHAN memang izinkan (kehendaki) untuk kita kembali melihat tema yang sama soal keturunan dari pada Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda. Rupanya, TUHAN menjawab doa kita, dan malam ini kita siapkan hati kita untuk menerima ularan tangan TUHAN untuk mendapatkan pertolongan sampai pada hari TUHAN tiba.
 
Mari, kita sambut RUT 4, kita langsung memperhatikan ayat 12.
Rut 4:12
(4:12) keturunanmu kiranya menjadi seperti keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda oleh karena anak-anak yang akan diberikan TUHAN kepadamu dari perempuan muda ini!"
 
Kiranya anak yang dilahirkan oleh Rut bagi Boas menjadi seperti keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda. Inilah yang menjadi doa dan pengharapan, serta kerinduan dari saksi-saksi yang hadir di pintu gerbang Betlehem untuk Naomi.
 
Perlu untuk diketahui: Doa yang lahir dari hati yang tulus dan murni amat besar kuasanya, sebab doa yang demikian sifatnya hanya untuk menyenangkan hati TUHAN dan mempermuliakan nama TUHAN saja.
 
Selanjutnya, mari kita melihat: SEPERTI APAKAH KETURUNAN PERES YANG DILAHIRKAN TAMAR BAGI YEHUDA?
Kejadian 38:27
(38:27) Pada waktu perempuan itu hendak bersalin, nyatalah ada anak kembar dalam kandungannya.
 
Waktu proses persalinan berlangsung, ternyata Tamar mengandung anak kembar, yakni dua anak laki-laki.
 
Kejadian 38:28
(38:28) Dan ketika ia bersalin, seorang dari anak itu mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya dengan benang kirmizi serta berkata: "Inilah yang lebih dahulu keluar."
 
Pada saat persalinan itu berlangsung, seorang anak mengeluarkan tangannya. Lalu dengan gerak cepat tangan yang keluar itu dipegang dan diikat langsung dengan benar merah (benang kirmizi) oleh bidan yang menangani persalinan itu, maksudnya dan tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai tanda bahwasanya anak itulah yang lebih dahulu keluar.
 
Kejadian 38:29
(38:29) Ketika anak itu menarik tangannya kembali, keluarlah saudaranya laki-laki, dan bidan itu berkata: "Alangkah kuatnya engkau menembus ke luar," maka anak itu dinamai Peres.
 
Ketika anak -- yang tangannya diikat benang kirmizi -- itu menarik tangannya kembali (masuk kembali ke rahim ibunya), dengan cepat keluarlah saudaranya laki-laki; maka, anak itu dinamai Peres. Peres, artinya: memiliki kekuatan untuk menembus ke luar.
 
Kejadian 38:30
(38:30) Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah.
 
Jadi, intisari dari Kejadian 38:27-30 adalah memiliki kekuatan untuk menembus ke luar jelas ada kaitannya dengan korban Kristus, ada kaitannya dengan darah salib di Golgota. Sebab benang merah (kirmizi) → Korban Kristus atau darah salib di Golgota.
 
Terkait dengan hal ini, kita hubungkan langsung dengan 1 Korintus 1.
1 Korintus 1:22-24
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
 
Memberitakan Kristus yang disalibkan -- disebut juga pengajaran salib -- adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Namun tidak dipungkiri …
-          Ada saja yang menganggap bahwa pengajaran salib adalah sebuah batu sandungan. Hal ini pernah disampaikan oleh seorang hamba TUHAN -- yang tidak mau saya sebut namanya --, di mana beliau dengan sengaja menentang habis-habisan pengajaran salib ini.
Jadi, ada saja orang yang menganggap bahwasanya pengajaran salib adalah suatu batu sandungan. Mengapa demikian? Sebab dia hanya menghendaki tanda heran, ataupun mujizat-mujizat kesembuhan, serta sensasi-sensasi yang dibuat oleh hamba TUHAN (pemimpin-pemimpin rohani) di dalam setiap pertemuan ibadah.
-          Kemudian, ada juga orang yang menganggap bahwa pengajaran salib adalah suatu kebodohan. Mengapa demikian? Sebab dia hanya mencari hikmat semata atau pengetahuan semata tentang tata cara ibadah untuk memberi suatu daya tarik, dengan lain kata; supaya orang lain terpikat untuk melihat ibadahnya..
 
Tetapi tentang kedua hal itu, Rasul Paulus tidak peduli, sebab dengan pendirian yang teguh dan tegas, Rasul Paulus tetap memberitakan Kristus yang disalibkan, Rasul Paulus tetap memberitakan pengajaran salib, baik untuk orang Yahudi, maupun untuk bangsa kafir (non Yahudi).
 
Dengan demikian, setiap orang yang mau menerima dan yang mau menghargai pengajaran salib tentu saja ia akan memiliki kekuatan yang besar untuk menembusi ke luar dari kesusahan, untuk menembus ke luar dari kesulitan yang menghimpit dan yang menghadang di atas muka bumi ini. Itulah keturunan Peres yang memiliki kekuatan untuk menembus ke luar oleh karena darah salib di Golgota; itu tidak bisa dipungkiri.
 
Biar sejuta kali terjadi mujizat di depan mata, terjadi Kegerakan Rohani semacam kesembuhan-kesembuhan, tetapi kalau orang itu menolak salib, maka ia adalah orang yang lemah, tidak akan memiliki kekuatan apapun.
Kekuatan yang sejati hanya berasal dari salib di Golgota untuk menembus ke luar dari segala kesulitan, menembus ke luar dari segala hadangan-hadangan pergumulan yang ada di atas muka bumi ini.
 
2 Korintus 4:7-9
(4:7) Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (4:8) Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; (4:9) kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
 
Harta dalam bejana tanah liat adalah kekuatan berlimpah-limpah yang datang dari Allah, bukan dari manusia, bukan dari diri sendiri. Sekalipun dia adalah seorang sarjana yang memiliki ijazah tinggi, sekalipun dia memiliki harta kekayaan yang banyak, tetapi kekuatan yang berlimpah-limpah itu berasal dari Allah, itulah harta dalam bejana tanah liat.
 
Bukti bahwa harta dalam bejana tanah liat adalah kekuatan yang berlimpah-limpah:
-      Ketika tertindas, namun tidak terjepit. Sebaliknya, tidak terjepit walaupun tertintas; ini adalah kekuatan yang berlimpah-limpah.
-      Sekalipun habis akal, namun tidak putus asa. Sebaliknya, tidak berputus asa, tidak putus harap walaupun habis akal; ini adalah kekuatan yang berlimpah-limpah dalam bejana tanah liat.
-      Dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendiri. Sebaliknya, tidak merasa sendirian walaupun dianiaya. Biasanya, kalau seseorang berada dalam aniaya penderitaan yang hebat, selalu merasa seorang diri, tidak ada orang yang mau mengerti, tetapi di sini bisa melihat, ketika harta rohani ada di dalam bejana tanah liat; walaupun dianiaya, namun tidak merasa sendirian.
-      Dihempaskan, namun tidak binasa. Biasanya, kalau dihempaskan, dibanting-banting, ujung-ujungnya pasti mati (binasa), tetapi di sini kita melihat; tidak binasa walaupun dihempaskan, tidak binasa walaupun dibanting-banting oleh banyaknya persoalan, oleh banyaknya pergumulan, oleh banyaknya pukulan, karena kekuatan yang berlimpah-limpah dalam bejana tanah liat.

Sebenarnya, kehidupan manusia digambarkan seperti bejana tanah liat, berarti rapuh dan mudah hancur.
Misalnya; kalau vas bunga yang terbuat dari tanah liat terjatuh, sudah pasti dia akan hancur berkeping-keping. Tetapi karena harta dalam bejana liat itu ada, maka kita mempunyai kekuatan yang berlimpah-limpah dari Allah; inilah keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda.
 
2 Korintus 4:10
(4:10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
 
Jika merasa tidak berdaya, rapuh, bahkan mudah hancur, maka seyogianya, marilah kita membawa kematian Yesus dalam tubuh kehidupan masing-masing kita, supaya kematian Yesus menjadi nyata di dalam tubuh, nyata di dalam kehidupan kita masing-masing, sehingga kita memiliki kekuatan yang berlimpah-limpah.
 
2 Korintus 4:11-12
(4:11) Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. (4:12) Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.
 
Rasul Paulus terus menerus diserahkan kepada maut karena memberitakan Kristus yang disalibkan -- itulah pengajaran salib -- kepada sidang jemaat di Asia kecil, terkhusus sidang jemaat di Korintus.
 
Oleh karena Kristus yang disalibkan, oleh karena pengajaran salib ini:
-          Maut giat di pihak Rasul Paulus sebagai si pemberita pengajaran salib. Maut = Tanda kematian.
-          Hidup giat dalam diri sidang jemaat -- secara khusus sidang jemaat di Korintus --, sebagai yang menerima pengajaran salib. Hidup = Tanda kebangkitan.
Pengalaman Yesus di dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang juga harus kita alami di dalam pribadi kita masing-masing selama kita hidup di atas muka bumi ini. Jadi, pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan itu juga harus kita alami selama kita hidup di atas muka bumi ini; itulah yang harus menjadi perjalanan kita di atas muka bumi ini.
 
2 Korintus 4:13-14
(4:13) Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. (4:14) Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan TUHAN Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.
 
Rasul Paulus berkata: Kami memiliki roh iman yang sama. Artinya: Seorang pemimpin rohani atau seorang hamba TUHAN yang memberitakan Firman Allah harus hidup sesuai dengan Firman Allah yang disampaikan.
Istilah dalam bahasa Jawa adalah “jangan omdo”, artinya; jangan omong doang. Dan Firman ini pun ditujukan kepada saya sendiri supaya sidang jemaat juga mengikuti teladan atau meneladani teladan yang ada. Kita ikuti teladan dari TUHAN Yesus, sebagai Dialah Gembala Agung.
 
2 Korintus 4:14
(4:14) Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan TUHAN Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.
 
Bagian A: Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan TUHAN Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Jikalau menjadi satu dengan kematian Kristus, tentu saja kita menjadi satu dengan kebangkitan-Nya. Berarti, jika matinya benar, maka bangkitnya juga benar; tetapi kalau matinya tidak benar, maka kebangkitannya palsu.
 
Bagian B: Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya. Selama hidup di bumi ini, kita harus menyatu dengan pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
Jejak-jejak anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN di bumi ini adalah mati bangkit, tekun di dalam pengalaman kematian dan kebangkitan; itu tidak boleh dipungkiri. Kalau kita tekun di dalamnya, maka suatu kali nanti akan dihadapkan dengan diri-Nya, dipermuliakan bersama dengan Dia.

Inilah yang menjadi dasar atau pokok, bahkan menjadi tolak ukur bagi kita untuk selanjutnya dipenuhkan atau dibaptis oleh Roh Kudus.
 
1 Yohanes 5:6-8
(5:6) Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. (5:7) Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. (5:8) Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
 
Yesus datang dari air dan darah, dan Roh Allah yang suci yang menjadi saksinya.
 
Hal ini kita kaitkan dengan pola Tabernakel, di mana soal 3 (tiga) hal ini ada di daerah halaman.
-          Yesus Kristus datang dengan darah, terkena pada Mezbah Korban Bakaran → Pertobatan.
-          Kemudian, Yesus Kristus datang dengan air, itulah Kolam Pembasuhan Tembaga → Baptisan air, berbicara soal pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Sesudah bertobat, barulah masuk dalam baptisan air; jadi, anak kecil tidak boleh dibaptis, selain untuk diserahkan, sebab anak kecil tidak mengerti untuk bertobat, karena syarat untuk dibaptis adalah bertobat.
-          Dan saksinya adalah Roh Kudus, Roh Allah yang suci, terkena pada Pintu Kemah (rasul-rasul yang diurapi).
Jadi, tiga bagian ini tidak dapat dipisahkan, ini harus menjadi saksi di bumi; mati, bangkit, dan akhirnya dipenuhkan Roh Kudus;
-          Dibaptis oleh darah Yesus.
-          Dibaptis oleh air.
-          Dibaptis oleh Roh Kudus.
Kita tidak perlu kaget kalau mendengar “baptisan darah”. Kalau ada baptisan Roh, masakan tidak ada baptisan darah? Yang benar adalah dibaptis oleh darah, dibaptis oleh air, dibaptis oleh Roh Kudus.
 
Pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan (Mezbah Korban Bakaran dan Kolam Pembasuhan Tembaga) saksinya adalah Roh Allah yang suci, kepenuhan Roh Kudus, itulah Pintu Kemah. Tiga hal ini adalah saksi di bumi.
Jadi, ukuran seseorang untuk dipenuhkan Roh Kudus bukanlah manusia, bukan hamba TUHAN, tetapi ukurannya adalah pengajaran yang benar.
 
Dari “pengalaman kematian dan kebangkitan -- Mezbah Korban Bakaran dan Kolam Pembasuhan Tembaga --, di mana saksinya adalah Roh Allah yang suci (Pintu Kemah) -- kita berangkat untuk membaca apa yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Roma di dalam Roma 8.
 
Roma 8:6
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
 
Daging adalah maut (kematian), tetapi Roh adalah hidup (kebangkitan).
Jadi, daging itu mati, tetapi Roh yang membangkitkan, menghidupkan; oleh sebab itu, kita tidak boleh mempertahankan daging dan keinginannya. Tidak ada sesuatu yang bisa kita andalkan dari daging ini, sebab daging itu mati, Roh adalah hidup (kebangkitan). Jadi, jangan coba-coba kita andalkan daging, supaya kita tidak mati, tetapi biarlah kita andalkan Roh TUHAN saja.
 
1 Korintus 15:30-31
(15:30) Dan kami juga -- mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? (15:31) Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, TUHAN kita, aku katakan, bahwa hal ini benar.
 
Setiap hari Rasul Paulus menghadapi bahaya dan maut, supaya sidang jemaat menerima pengajaran salib, itulah Injil Keselamatan, di Asia kecil, termasuk jemaat di Korintus.
Jadi, untuk pengajaran salib yang disampaikan kepada sidang jemaat, sebagai kebanggaannya di hadapan TUHAN, di sini kita perhatikan; Rasul Paulus setiap hari menghadapi bahaya dan maut; dan itu benar, dia tidak dusta.
 
Tetapi marilah kita lihat pengakuan Rasul Paulus berikutnya …
1 Korintus 15:32
(15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".
 
Sekalipun seorang hamba TUHAN terlihat hebat dan luar biasa seperti apa yang dialami oleh Rasul Paulus di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya, tetapi jika orang mati tidak dibangkitkan, atau jika manusia daging tidak mengalami baptisan Roh Kudus, maka yang terlihat hebat itu tidak ada artinya, yang terlihat hebat-hebat tadi sia-sia saja.  
Oleh sebab itu, Rasul Paulus berkata: "marilah kita makan dan minum sebab besok kita mati" Ini adalah perbuatan daging, perbuatan maut. Jadi, tidak ada yang bisa kita andalkan dari daging ini, sebab daging itu maut (mati), tetapi Roh Allah yang suci yang menghidupkan kita.
 
Sehebat-hebatnya hamba TUHAN yang terlihat keren, tetapi kalau dia tidak penuh dengan Roh Kudus, maka dia tetap daging (mati). Kalau memang akhirnya mati, ayo mari kita berbuat dosa saja.
Dosa makan minum, itulah narkoba, merokok, minum-minuman keras (mabuk), dan itu akan dilanjutkan dengan dosa kawin mengawinkan, itulah kenajisan; ayo, itu saja yang kita perbuat sekarang ini, kalau memang mati, kalau memang hanya mengandalkan daging saja.
Maka, daging ini jelas tidak ada artinya. Roh Allah yang suci memberi hidup (kebangkitan. Tidak ada yang bisa diandalkan dari daging ini. Kita harus jujur kepada Firman di hadapan TUHAN.
 
Kita kembali untuk membaca Roma 8.
Roma 8:8-9
(8:8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. (8:9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
 
Yang hidup dalam daging tidaklah berkenan bagi Allah, tetapi Rasul Paulus berkata: “Kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh Allah yang suci, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu
Kalau Roh Allah diam di dalam kehidupan saya dan saudara, maka kita maka kita tidak mati.
 
Biarlah kiranya kita semua penuh dengan Roh Allah yang suci. Biarlah malam ini kita boleh merasakan kemurahan TUHAN, kita boleh dibaptis oleh Roh Allah yang suci. Daging tidak berkenan kepada TUHAN, sebab daging itu mati.
 
Sekalipun terlihat hebat-hebat, sekalipun kelihatannya keren, sekalipun ibadah yang dikerjakan mempunyai daya tarik luar biasa dengan lampu yang kelap-kelip, namun itu semua tidak ada artinya, itu semua tidak berkenan. Yang daging daging tidak berkenan bagi Allah.
Tetapi kalau kita hidup dalam Roh, maka Roh yang hidup dalam kita itu yang membuat kita berkenan di hadapan Allah. Jadi, janganlah kita beribadah melayani TUHAN menggunakan ukuran pikiran manusia daging, tetapi kita harus kembali kepada Firman TUHAN.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Jika seseorang tidak memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah milik Kristus = Mati = Daging mentah. Orang mati bukanlah milik Kristus.
 
Roma 8:10-11
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. (8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
 
Suasana kebangkitan adalah jelas suasana kepenuhan Roh Kudus, dibaptis oleh Roh suci Allah. Itulah suasana kebangkitan, karena yang membangkitkan Kristus dari maut adalah Roh Allah yang suci.
Biarlah Roh Allah yang suci diam dalam hidup kita supaya kita berada dalam suasana kepenuhan Roh Kudus, dengan lain kata; hidup kita ini betul-betul ada dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah yang suci itu, tidak lagi dalam pengaruh daging mentah yang membawa kita kepada maut (mati).
 
Jadi, bertitik tolak dari Mezbah Korban Bakaran, naik menuju Kolam Pembasuhan Tembaga (mati dan bangkit), sampai disaksikan oleh Roh Allah yang suci, dibaptis oleh Roh Allah yang suci.
Kepenuhan Roh Kudus itu bukan seenaknya saja, bukan sesuka hati. Baru saja suami ini bertengkar (berantem) dari rumah, tetapi ketika masuk ibadah tiba-tiba “sikaraba, sikaraba, sendalawa, sedalawas, sandal jepit, sandal jepang, sandal usang” Hati-hati, bukan itu tolak ukurnya, tetapi ukurannya adalah Firman Allah.
Tidak usah ciut karena orang berbicara bahasa-bahasa asing, jangan, sebab ukurannya adalah TUHAN Yesus. Kristus Kepala yang memenuhkan segala sesuatu dalam tubuh-Nya, bukan manusia. Setan hanya ingin mendakwa, ingin membuat kita menjadi minder, rendah diri, tidak percaya diri, tetapi kembalilah kepada Firman saja.
Anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN menerima karunia yang berbeda-beda dari TUHAN; jadi, tidak usah terlalu kecil hati. Yang penting adalah kembali kepada Firman, pegang Firman, hidupi Firman.
 
Manfaat Roh Kudus dalam hidup manusia, YANG PERTAMA.
Roma 8:12-13
(8:12) Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. (8:13) Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
 
Roh Allah yang suci berkuasa untuk mematikan perbuatan-perbuatan daging. Itulah manfaat Roh Kudus; maka, kita butuh Roh Kudus malam ini.
 
Kiranya Roh Kudus dicurahkan atas setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, baik saya sebagai hamba TUHAN sampai kepada rekan-rekanku hamba TUHAN yang kukasihi dalam Kristus, sampai kepada sidang jemaat yang hadir yang tatap muka juga yang online, juga sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, umat ketebusan TUHAN juga yang senantiasa tekun di dalam dan di luar negeri, lewat online live streaming video internet YouTube, Facebook; biarlah kiranya kita semua dipenuhkan oleh Roh Kudus, kita semua mengalami baptisan Roh Kudus, karena Roh Kudus itu berkuasa untuk mematikan segala perbuatan-perbuatan daging. Itulah manfaat Roh Kudus yang pertama.  
 
Roh Kudus itu bukan untuk dipamer-pamer, bukan untuk diperjual-belikan, bukan untuk dipertontonkan, bukan untuk sensasi-sensasi. Manfaat Roh Kudus adalah untuk mematikan perbuatan-perbuatan daging.
Jangan terpukau dengan sensasi-sensasi yang tiba-tiba lari ke sana untuk melakukan “tos tos tos tos tos”, bukan begitu, tidak ada artinya yang begitu-begitu. Capek kita kalau menjalankan ibadah yang begitu-begitu. Kita harus jernih dalam berpikir.
 
Roh Kudus itu bukan untuk dipertontonkan, salib di Golgota bukan untuk dipertontonkan, tetapi kita harus hidup di dalamnya supaya kita menjadi Pelita Emas, menjadi terang.
Dari mana pelita menyala? Dari minyak yang dihasilkan oleh buah pohon zaitun yang ditumbuk. Yesus sudah mengalami penumbukan di atas kayu salib, sehingga dia mengalami pemerasan dari pohon zaitun sebagai minyak urapan untuk menjadi, menjadi kesaksian. Kalau tidak ada penumbukan pohon zaitun, maka tidak mungkin ada minyak untuk lampu. Sadarlah sesadar-sadarnya mulai dari sekarang; Roh Kudus bukan untuk dipermain-mainkan.
Mengapa ada hamba TUHAN yang mempermain-mainkan Roh Kudus? Karena dia tidak paham. Lalu mengapa bisa terjadi mujizat? Karena TUHAN tidak mau dipermalukan. Hal ini jangan susah untuk dimengerti.
Inilah yang saya maksud sehingga kita harus bersehati, bersepakat, bergandengan tangan; inilah bagian dari hati saya.
 
Ada dua jalan di bumi yang disediakan oleh TUHAN, namun TUHAN tidak mau paksa.
-          Jalan sempit dan pintu sesak.
-          Jalan lebar dan pintu luas.
Mana yang kita pilih?
-          Kalau jalan sempit dan pintu sesak menuju kepada kehidupan kekal, itulah penumbukan buah pohon zaitun, pemerasan buah pohon zaitun di kayu salib, yang menghasilkan minyak urapan.
-          Tetapi kalau jalan lebar dan pintu luas leluasa bagi daging; itu menuju kepada kebinasaan.
Tetapi sayangnya, anehnya, jalan lebar (kepuasan untuk daging) itu banyak ditempuh oleh orang lain walaupun menuju kepada kebinasaan.
TUHAN mau supaya kita boleh mengalami penumbukan pohon zaitun, pemerasan pohon zaitun di kayu salib, supaya menghasilkan minyak pohon zaitun, menghasilkan urapan.
 
Jadi, urapan itu bukan dari minyak yang seringkali dipergunakan oleh hamba-hamba TUHAN dari minyak dapur seorang ibu yang digunakan untuk memasak, bukan. Urapan itu bukan datang dari minyak yang yang dipergunakan oleh seorang ibu untuk menggoreng ikannya, bukan, tetapi hasil dari pemerasan (penumbukan) di kayu salib. Hal ini harus kita sadari.
Ayo, sidang jemaat harus dewasa; jangan asal menikmati hidangan yang tersaji di atas meja.  
 
Tadi di dalam Roma 8:12-13 dikatakan: Roh Allah yang suci berkuasa untuk mematikan perbuatan-perbuatan daging.
Kalau memang Roh Allah yang suci berkuasa untuk mematikan perbuatan-perbuatan daging, dalam hal ini kita berhutang banyak; bukan kepada daging, tetapi kepada Roh Allah yang suci yang telah mematikan perbuatan-perbuatan daging dan kepentingannya, sehingga kita hidup, tidak mati. Daging itu mati, tetapi Roh yang memberi hidup.
Jadi, kita berhutang banyak kepada TUHAN, kita berhutang banyak kepada darah salib di Golgota; Yesus sudah mengalami menumbukan (pemerasan) di atas kayu salib.
 
Persamaan dari Roma 8:12-13 ini ada pada ayat 2.
Roma 8:2
(8:2) Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
 
Singkat kata: Roh Kudus memberi hidup, juga memberi kita kemerdekaan. Sekali merdeka oleh Roh Kudus tetap merdeka; oleh sebab itu, biarlah kita semua dibaptis oleh Roh Kudus, supaya kita dimerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut.
 
Hukum dosa dan hukum maut, jelas itu adalah hukum Taurat, sesuai dengan 1 Korintus 15:55-56, Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
 
Persamaan dari Roma 8:12-13, Roma 8:2 ada pada Galatia 5:16,18, dengan perikop: “Hidup menurut daging atau Roh
Galatia 5:16,18
(5:16) Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. (5:18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
 
Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Jadi, kuasa Roh Kudus adalah mematikan perbuatan daging, sekaligus memberi kita kemerdekaan dari hukum dosa dan hukum maut, itulah hukum Taurat. Oleh sebab itu, kalau kita memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus, maka kita tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat.
Jadi, Galatia 5:16,18 sama dengan Roma 8:12-13, Roma 8:2.
 
Roh Kudus berkuasa untuk mematikan perbuatan daging supaya kita hidup oleh Roh Allah yang suci, kita tidak hidup di bawah hukum Taurat.
 
CIRI-CIRI HUKUM TAURAT:
1.      Mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas kejahatan = mengasihi sesama, tetapi membenci musuh.
2.      Ibadah pelayanan dikerjakan secara lahiriah. Hanya dijalankan secara liturgis saja, tetapi tidak mengandung janji dan kuasa. Apa itu ibadah lahiriah? Mulutnya terlihat memuliakan TUHAN, tetapi hatinya jauh dari TUHAN, hatinya jauh dari Firman yang disampaikan = Tubuh jasmani ada di rumah TUHAN atau dipersembahkan kepada TUHAN, tetapi manusia batiniah (manusia rohani) tidak dipersembahkan kepada TUHAN.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Manfaat Roh Kudus dalam kehidupan kita adalah untuk mematikan dari perbuatan daging, memerdekakan kita dari hukum dosa dan hukum maut, itulah hukum Taurat, sehingga kita tidak menjalankan ibadah secara Taurat, melainkan menjalankan ibadah yang berkenan bagi TUHAN, menjadi korban persembahan ukupan yang berbau harum menyenangkan hati TUHAN.
Intinya: Kalau Roh Kudus berkuasa, maka ibadah kita benar, karena tidak lagi menjalankan ibadah secara Taurat.
 
Manfaat Roh Kudus dalam hidup manusia, YANG KEDUA.
Roma 8:14
(8:14) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
 
Semua orang yang dipimpin Roh Allah yang suci, jelas itu adalah anak Allah. Berarti, oleh Roh Allah yang suci itu kita menjadi anak-anak Allah. Sebaliknya, kita menjadi anak Allah, jika Roh Allah yang suci berkuasa atas kita.
 
Kita tidak bisa mengklaim diri kita sebagai anak Allah hanya karena pamer-pamer, karena terlihat seperti rohaniawan, bukan, tetapi ini dalam bentuk batiniah (secara rohani). Tidak pernah hal yang lahiriah menjadi kita sebagai anak Allah. Yang menjadikan kita anak Allah, ukurannya adalah Firman, yaitu bilamana Roh Allah berkuasa atas kita.
Inilah manfaat yang kedua dari Roh Allah, di mana Roh Alalh itu menjadikan kita sebagai anak-anak Allah, bukan yang lahiriah, bukan karena terlihat hebat-hebat. Yang lahiriah tidak akan bisa membawa kita sebagai anak Allah, siapapun dia. Entah dia adalah pejabat tinggi, kedudukannya tinggi, pangkatnya tinggi, entah dia adalah orang kaya, bukan itu yang menjadi tolak ukur supaya dikatakan anak Allah, tetapi apabila Roh Allah yang suci berkuasa atas hidupnya, itulah yang menjadikan dia sebagai anak Allah.
Inilah pentingnya malam ini kita semua mengharapkan janji Allah; 10 (sepuluh) hari kemudian turunlah lidah-lidah api. Ingat: Hal yang lain tidak mungkin menjadikan kita sebagai anak-anak Allah.
 
Terkait dengan “anak Allah” ini harus ada PEMBUKTIANNYA.
Matius 3:16-17
(3:16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, (3:17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
 
Yesus adalah Anak Allah yang dikasihi, dan Allah berkenan kepada Anak Allah. Mengapa Allah berkenan kepada Yesus? Karena Dia adalah Anak yang dikasihi Allah. Yesus diakui sebagai Anak Allah, dan Yesus adalah Anak yang dikasihi-Nya.
Tetapi itu tidak terlepas dimulai dari baptisan air, yang berbicara tentang; pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan. Baptisan air adalah bayangan dari pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
 
Kemudian, sesudah dibaptis, PERISTIWA YANG PERTAMA terjadi sesudah dibaptis adalah langit terbuka. Artinya, kalau kita bertekun di dalam pengalaman Yesus, di dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya, maka kelak kita akan dipermuliakan.
Itu adalah rumus; selama kita hidup di bumi, kita harus masuk dalam pengalaman Yesus dalam tanda kematian kebangkitan, dan tekun di dalamnya. Kalau kita tekun, maka suatu kali nanti akan dipermuliakan, tingkap-tingkap langit terbuka; TUHAN nyatakan kasih dan kemurahan-Nya dengan limpah dicurahkan atas kita.
Malam ini TUHAN mau mencurahkan kuasa Roh Kudus bagi kita sekaliannya, TUHAN mau baptis kita dengan Roh Allah yang suci; langit terbuka, sebab TUHAN mau curahkan janji-Nya kepada kita.
 
Kemudian, PERISTIWA YANG KEDUA terjadi sesudah dibaptis adalah Roh Allah turun ke atas Yesus. Inilah yang membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Jadi, sudah cukup jelas; yang menjadi kita sebagai anak Allah adalah Roh Allah itu. Kalau kita hanya hidup menurut daging, tidak mungkin menjadi anak Allah, walaupun setiap hari di dalam rumah TUHAN.
 
Kemudian, sesuai dengan apa yang dilihat oleh nabi Yohanes Pembaptis, dikatakan di sini: Roh Allah itu seperti burung merpati, artinya adalah:
YANG PERTAMA: Di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN tidak ada kepahitan; tidak ada perbantahan, tidak ada persungutan, tidak sikut menyikut satu dengan yang lain, tidak merasa lebih baik, lebih benar, lebih hebat dari yang lain.
Kalau kita melayani tanpa kepahitan, maka semuanya enak, semuanya baik;
-          Setelah isteri selesai memasak di dapur, maka terciumlah bau terasi, tetapi kalau tidak ada kepahitan, luar biasa harumnya ketika memandang isteri.
-          Sebaliknya, ketika suami pulang dari bertani atau dari ladang atau dari pekerjaannya, sekalipun tercium bau keringat kecut campur soda, tetapi kalau kita penuh Roh Kudus, tidak ada kepahitan, maka bau soda, bau kecut terasa harum; sang isteri menyambut dengan sukacita.
Mungkin di sekitar kita ada yang kecut-kecut, tetapi izinkanlah Roh Kudus itu berkuasa sepenuhnya atas kehidupan kita masing-masing, sehingga tidak ada kepahitan. Andaikata ada orang yang mau coba membuat kepahitan, namun tetap tidak ada kepahitan, sehingga bau harum semua.
 
YANG KEDUA: Roh Allah yang suci menjadikan kita tulus dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.
Biarlah kita cerdik seperti ular, tetapi tulus seperti merpati. Terkait dengan “menjadikan kita tulus”, mari kita baca Wahyu 21, dengan perikop: “Yerusalem yang baru
Wahyu 21:10-11
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. (21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
 
Pengantin perempuan mempelai Anak Domba bercahaya kemuliaan Allah. Jadi, suasana mempelai itu bercahaya kemuliaan Allah, sama seperti permata yaspis, permata yang paling indah, jernih seperti kristal.
Kristal, berarti transparan, sama artinya; tampil apa adanya, dengan lain kata; di luar dan di dalam sama, berarti; jujur.
 
Mari kita lihat SUMBER DARI TRANSPARAN (JUJUR), di dalam Amsal 11.
Amsal 11:3
(11:3) Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.
Sumber dari kejujuran, sumber menjadi kristal, transparan, permata yaspis, permata yang paling indah adalah ketulusan Roh Kudus.
Tidak bisa seseorang menjadi jernih seperti kristal, transparan, tampil apa adanya, luar dan dalam sama, tidak ada kemunafikan, tidak ada kecurangan, kalau tidak penuh dengan Roh Kudus. Jadi, kejujuran itu jelas dipimpin oleh ketulusan.
 
Sumber dari permata yaspis (suasana mempelai) adalah Roh Kudus; maka, itu pentingnya kita penuh dengan Roh Kudus. Roh Kudus itu sensitif sekali; tidak boleh dipadamkan, tidak boleh didukakan. Yang berduka adalah karena adanya kematian. Kematian, jelas itu adalah daging.
 
Jadi, Roh Kudus itulah yang menjadikan kita anak-anak Allah yang transparan; inilah manfaat yang kedua dari Roh Kudus. Tidak ada perkara yang bisa membuat kita menjadi anak-anak Allah selain Roh Allah itu sendiri.
 
Kita kembali untuk membaca Roma 8:15.
Roma 8:15
(8:15) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
 
Oleh Roh Kudus (Roh Allah yang suci), kita menjadi anak-anak Allah yang optimis, menjadi anak-anak Allah yang percaya diri, tidak ada rasa takut (tidak gentar) lagi. Mengapa? Sebab oleh Roh Kudus, oleh Roh Allah yang suci itu, kita bebas dari perhambaan (perbudakan) dosa.
 
Inilah kelebihan dari anak-anak Allah yang dipenuhkan oleh Roh Kudus, yaitu optimis;
-          optimis terhadap masa depan,
-          optimis terhadap karir,
-          optimis dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN,
-          optimis dalam menjalankan hidup di hari-hari terakhir ini.
= Tidak tawar hati, tidak kecut hati, sekalipun sekarang ini terjadi gempa bumi, di mana dunia sudah digoncang oleh Covid-19.
Siapapun dapat dimatikan oleh Covid-19, tetapi hanya darah salib yang dapat membuat kita bertahan hidup; itu sebabnya kita semua harus menjadi keturunan Peres.
 
Bukti ada kebebasan di dalam diri anak-anak Allah ketika menjalankan kehidupannya dan ibadah pelayanannya di hari-hari terakhir ini ialah oleh Roh Allah yang suci, anak-anak Allah beseru: Ya Abba, ya Bapa.” Jadi, oleh Roh Allah itu, anak-anak Allah tidak ragu berseru dengan seruan: “Ya Abba, ya Bapa.
 
Banyak kali anak-anak TUHAN di hari-hari terakhir ini yang ketakutan; takut ini, takut itu, akhirnya tidak berani apa-apa.
Tetapi lihatlah anak-anak Allah yang penuh dengan Roh Allah ada percaya diri, yakin, tidak ada rasa takut, karena sudah bebas dari perhambaan dosa, sebab dia optimis. Dan dalam keadaan optimis, kita berani datang menghadap TUHAN, berani beribadah dan melayani pekerjaan TUHAN, dan saat itu juga berani berkata: “Ya Abba, ya Bapa”, tidak takut apa-apa.
 
Banyak kali kita ketakutan, akhirnya melakukan “salam” yang diinginkan oleh Setan dengan “tonjok-tonjokan”. Tidak puas dengan “tonjok-tonjokan”, selanjutnya melakukan “salam” dengan “disikut”.
Ayo, biarlah kita kembali ke Roh Allah, dinetralisir semua perasaan daging, optimis melayani TUHAN, percaya diri melayani pekerjaan TUHAN, dan selanjutnya kita berkata: “Ya Abba, ya Bapa”, tidak ada rasa takut.
Saya lebih suka melakukan “salam” dengan berjabat tangan seperti yang tertulis di Alkitab; jangan kita ubah Alkitab, bahkan kalau bisa kita genggang kencang saat berjabat tangan itu. Seandainya rekan-rekan hamba TUHAN hadir tatap muka, maka saya akan peluk (rangkul) hamba-hamba TUHAN, saya akan pegang erat; saya tidak takut, sebab oleh darah salib, kita menjadi optimis.
Kehidupan yang dipenuhkan oleh Roh Kudus adalah kehidupan yang optimis. Tetapi hamba dosa pasti akan dikuasai rasa takut; takut ketahuan, takut begini, takut begitu. Jika seseorang sudah bebas dari dosa, Rasul Paulus berkata: “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Jadi, jangan kita “tonjok-tonjokan”, apalagi “sikut-sikutan”.
Ayo, kita serukan: “Ya Abba, ya Bapa”, jangan tutup mulut. Bagaimana kita mau berseru “Ya Abba, ya Bapa” kalau kita tutup mulut?
 
Sekali lagi saya sampaikan: Kalu kita penuh dengan Roh Kudus, maka kita dengan bebas berkata: “Ya Abba, ya Bapa”, dengan lain kata; kita percaya diri di dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.
Dengan seruan “Ya Abba, ya Bapa”, artinya; oleh Roh itu kita mengakui bahwa TUHAN Yesus Kristus adalah Bapa yang baik. Abba = Bapa, dalam wujud “Bapa yang baik”.
 
Dalam Injil Matius 7:9-10
YANG PERTAMA: Bapa yang baik tidak memberi batu apabila anak-Nya meminta roti.
Bayangkan, andaikata perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari tidak menikmati roti hidup yang sudah dipecah-pecahkan di atas kayu salib, maka perempuan itu akan mendapatkan hukuman dari batu, tetapi puji TUHAN; Yesus adalah Bapa yang baik, Dia sudah mengeksekusi (menggenapi) hukum Taurat di atas kayu salib. 10 (sepuluh) hukum itu satu per satu sudah dieksekusi habis, sudah digenapi oleh TUHAN Yesus di kayu salib, sehingga perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari menikmati roti hidup; dan itu adalah kasih.
Itu sebabnya Yesus menulis di tangan dengan ujung jari-Nya sebanyak 2 (dua) kali:
1.      Yesus membungkuk untuk yang pertama kali → Kasih kepada TUHAN, mewakili loh batu yang pertama.
2.      Yesus membungkuk untuk yang kedua kali → Kasih kepada sesama, mewakili loh batu yang kedua.
Jadi, kalau sampai malam ini kita bisa menikmati roti hidup, itu karena kasih. TUHAN tidak akan memberikan batu jika anak-Nya meminta roti; jadi, bersyukur saja kepada TUHAN.
Inilah yang kita akui dari mulut kita: “Ya Abba, ya Bapa
YANG KEDUA: Bapa yang baik tidak memberi ular apabila anak-Nya meminta ikan.
Ikan → Roh Kudus. TUHAN mencurahkan Roh Kudus-Nya bagi kita semua; kalau tidak, maka kehidupan manusia persis seperti ular yang meliuk-liuk, terlalu banyak tikungan-tikungan, terlalu banyak liku-liku hidupnya.
Tetapi TUHAN tidak memberikan ular kepada anak-Nya yang meminta ikan. TUHAN curahkan Roh Kudus malam ini bagi kita, TUHAN mau penuhkan kita dengan Roh Kudus, supaya hidup kita jangan seperti ular. Ular hanya bisa menjadi lurus jika sepotong kayu salib ditusuk dari mulut sampai ekor; barulah ia lurus. Hanya salib yang bisa membuat kita lurus, bukan sensasi yang diperjual-belikan seperti yang saya sampaikan di atas tadi.
 
Pertanyaannya: MENGAPA ROH ALLAH YANG SUCI MENJADIKAN KITA SEBAGAI ANAK-ANAK ALLAH? Untuk apa kita dijadikan sebagai anak-anak Allah?
Roma 8:16-17
(8:16) Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. (8:17) Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
 
Mengapa Roh Allah yang suci menjadikan kita sebagai anak-anak Allah? Jawabnya adalah supaya kelak kita menjadi ahli waris dari Kerajaan Sorga.
Meterai dari milik kepunyaan Allah adalah Roh Allah. Tanpa Roh Allah, maka kita bukanlah milik Allah, kita tidak menjadi anak Allah. Kita butuh meterai di dahi, kita butuh tanda di dalam tubuh ini; kita butuh Roh Kudus sebagai meterai dari milik kepunyaan Allah, sehingga dengan demikian, kita layak menerima milik pusaka yang sudah diwasiatkan kepada kita, layak untuk menerima Kerajaan Sorga, mewarisi Kerajaan Sorga.
 
Itulah fungsi Roh Allah; menjadikan kita sebagai anak-anak Allah, supaya kita layak untuk mewarisi Kerajaan Sorga. Tanpa Roh Allah, kita tidak mungkin naik ke sorga.
Ingat: Waktu Yesus naik ke sorga, Dia ditutupi oleh embun atau awan, di mana saksinya adalah dua pohon zaitun, itulah Musa dan Elia, yang berkata: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” Jadi, seperti itu Yesus naik, seperti itu jugalah Yesus turun pada kali yang kedua; ditutupi oleh awan (embun).
Artinya, untuk menantikan Dia pada kali yang kedua di awan nan permai, maka kita juga harus berada di awan nan permai (ditutupi oleh awan), dengan lain kata; kita harus penuh dengan Roh Kudus.
 
Mengapa Roh Kudus menjadikan kita anak Allah? Supaya kita layak. Tidak mungkin Bapa mewariskan milik pusaka-Nya kepada tetangga; itu tidak mungkin, itu konyol.
Tetapi Bapa akan mewarisi Kerajaan Sorga kepada anak kandung-Nya; itu sebabnya Roh Kudus menjadikan kita sebagai anak Allah, anak kandung secara rohani, sebab kita bukanlah anak gampangan yang lahir di luar nikah.
Mengapa seseorang menjadi anak gampang? Karena ia tidak mau menerima hajaran dan didikan dari bapanya.
 
Tetapi malam ini kita sudah menerima didikan “ya Abba, ya Bapa”, kita menjadi anak-anak Allah untuk mewarisi Kerajaan Sorga, kita berhak untuk menerima janji-janji Allah.
Kalau kita mewarisi Kerajaan Sorga atau berhak menerima janji-janji Allah, maka sama dengan; memiliki kekuatan untuk menembus ke luar dari kesulitan dunia. Jadi, Roh Kudus itulah yang memberi kekuatan untuk menembus ke luar dari segala persoalan di dunia ini. Itulah keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda.
Tidak mungkin kita bisa menembusi segala perkara yang ada di bumi ini kalau kita tidak memiliki kekuatan powerfull dari Roh Allah itu sendiri. Jadi, Roh itu yang membawa kita untuk naik ke sorga, dengan lain kata; mewarisi Kerajaan Sorga, berarti sama saja; memiliki kekuatan untuk menembus ke luar dari dunia ini.
 
Galatia 4:6-7
(4:6) Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" (4:7) Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
 
Kita adalah keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda. Oleh Roh itu, kita memiliki kekuatan untuk menembus ke luar dari dunia ini, untuk selanjutnya naik ke sorga.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 

No comments:

Post a Comment