KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, October 6, 2022

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 02 JUNI 2022


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 02 JUNI 2022
 
KITAB RUT PASAL 4
 
Subtema: RENCANA KERELAAN MENURUT KEHENDAK ALLAH
 
Oleh kemurahan hati TUHAN, kita dimungkinkan untuk berada di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Salam sejahtera dan bahagia di dalam kita menikmati Sabda Allah.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung dan di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa tekun untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet YouTube, Facebook di mana pun berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan kehadiran kita pada malam ini.
 
Kita sambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, dari Rut 4.
Rut 4:14B
(4:14) Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.
Perempuan-perempuan Betlehem berkata kepada Naomi: “Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.
 
Pertanyaannya: SIAPAKAH NAMA ANAK LAKI-LAKI YANG DILAHIRKAN OLEH RUT BAGI BOAS?
Rut 4:17A
(4:17) Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki"; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud.
 
Perempuan-perempuan Betlehem kembali berkata: “Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki Selanjutnya perempuan-perempuan Betlehem menyebutkan nama anak laki-laki Rut yang dilahirkan kepada Boas adalah Obed.
 
Sebenarnya, nama Obed dan riwayatnya tidak dituliskan atau tidak dikisahkan secara terperinci (secara detail) di dalam Kitab Suci, baik di dalam Perjanjian Lama maupun di dalam Perjanjian Baru, untuk mengetahui apakah nama Obed benar-benar termasyhur.
Sesungguhnya, nama Obed tertulis di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru hanyalah terkait dengan silsilah saja.
 
Hal itu dapat kita buktikan pada Rut 4:17B: Dialah ayah Isai, ayah Daud. Jadi, Obed adalah ayah Isai, ayah Daud
 
Rut 4:18,21-22
(4:18) Inilah keturunan Peres: Peres memperanakkan Hezron, (4:19) Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, (4:20) Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, (4:21) Salmon memperanakkan Boas, Boas memperanakkan Obed, (4:22) Obed memperanakkan Isai dan Isai memperanakkan Daud.
 
Silsilah Daud diawali oleh Peres yang dilahirkan oleh Tamar bagi Yehuda. Kemudian pada Rut 4:22, Obed memperanakkan Isai, dan Isai memperanakkan Daud.
Singkat kata: Nama Obed dalam Perjanjian Lama dikaitkan dengan silsilah Daud.
 
Sekarang kita akan melihat “nama Obed” dalam Perjanjian Baru di dalam Injil Matius 1, dengan perikop: “Silsilah Yesus Kristus
Matius 1:1,17
(1:1) Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. (1:17) Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
-      Ada 14 (empat belas) keturunan dari Abraham sampai ke Daud.
-      Ada 14 (empat belas) keturunan dari Daud sampai ke pembuangan.
-      Ada 14 (empat belas) keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus lahir.
 
Singkat kata:
-      Dalam perjanjian Lama, nama Obed dikaitkan dengan silsilah Daud.
-      Dalam perjanjian Baru, nama Obed dikaitkan dengan silsilah Yesus Kristus; Dialah Tunas Daud, Raja di atas segala raja, bahkan Nama di atas segala nama, dengan nama yang termasyhur di Israel.

Pendeknya: Perkataan perempuan-perempuan di Betlehem kepada Naomi, ternyata adalah sebuah nubuatan yang heran tentang pribadi Yesus Kristus, yang pada akhirnya pribadi Yesus Kristus ini dimasyhurkan di Israel sampai kepada bangsa-bangsa lain, yang bukan bangsa Israel.
 
1 Petrus 1:20
(1:20) Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
 
Kristus telah dipilih sebelum dunia ini dijadikan, namun pada akhirnya Kristus yang disalibkan itu dimasyhurkan kepada semua bangsa pada zaman akhir ini.
 
Kita langsung hubungkan pada Roma 16, dengan perikop: “Segala kemuliaan bagi Allah
Roma 16:25-26
(16:25) Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, -- menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, (16:26) tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman --
 
Rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad, itulah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan itu, pada akhirnya, di zaman akhir ini dinyatakan atau dimasyhurkan kepada semua bangsa di bumi. Tujuannya adalah untuk membimbing bangsa-bangsa kepada ketaatan iman.
 
Sekarang, kita akan memperhatikan Efesus 1, dengan perikop: “Kekayaan orang-orang yang terpilih
Efesus 1:3
(1:3) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
 
Terpujilah Allah Bapa di sorga, sebab yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Jadi, segala berkat rohani di dalam sorga kita terima dari Allah oleh karena Kristus Yesus yang disalibkan itu.
 
Efesus 1:4
(1:4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
 
Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan -- sebelum kita dikandung di dalam rahim ibu kita masing-masing -- oleh karena Kristus. Kemudian, kita dipilih supaya hidup kudus dan tidak bercacat cela di hadapan Allah, berarti; kedudukan dari kualitas rohani kita sudah sederajat dengan Mempelai Pria Sorga, sampai akhirnya kita menjadi milik kepunyaan Allah sendiri. Jadi, kita patut bersyukur; kalau Allah memilih kita jelas karena Kristus Yesus.
 
Efesus 1:5-6
(1:5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, (1:6) supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
 
Dari semula, kita ditentukan menjadi anak-anak Allah, itu juga oleh karena Kristus Yesus, sesuai dengan kerelaan kehendak Allah.
Sengsara atau kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, itu merupakan kehendak Allah; dan hal itu telah dikerjakan dengan segala kerelaan, bukan dengan paksaan.

Dengan demikian, kita juga harus dengan segala kerelaan untuk datang menghadap TUHAN, dan dengan segala kerelaan untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, bukan dengan secara paksa, bukan karena aturan-aturan gerejawi, karena Yesus Kristus telah mengerjakan segala pekerjaan Allah, telah melakukan kehendak Allah dengan kerelaan-Nya, bukan secara paksa.
Oleh sebab itu, terpujilah kasih karunia Allah yang mulia yang telah dikaruniakan Allah kepada kita di dalam Kristus yang dikasihi Allah.
 
Efesus 1:7-8
(1:7) Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, (1:8) yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.
 
Oleh darah salib Kristus, kita beroleh penebusan, berarti; dosa diampuni. Hal itu merupakan kekayaan kasih karunia Allah yang dilimpahkan dan dimasyhurkan kepada kita lewat pembukaan Firman Allah, yang adalah hikmat dan pengertian.
 
Efesus 1:9-10
(1:9) Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus (1:10) sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.
 
Allah telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita. Kehendak Allah ialah sengsara atau kematian Yesus Kristus di atas kayu salib.
Perkara itu merupakan suatu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad, dari keturunan ke keturunan namun telah dinyatakan atau dimasyhurkan kepada kita untuk masa sekarang ini, yang memang dari semula telah ditetapkan Allah dalam Kristus Yesus, yakni apabila waktunya telah genap, segala sesuatunya akan dipersatukan di dalam Kristus, baik yang di sorga maupun di bumi ini.

Suatu kali akan tergenapi di mana nanti segala sesuatu akan dipersatukan oleh karena Kristus yang disalibkan itu, oleh darah salib. Jadi, nama Yesus akan dimasyhurkan; Dialah rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad, namun pada akhirnya akan dimasyhurkan kepada bangsa-bangsa sampai pada waktunya genap, segala sesuatu akan dipersatukan, baik yang di sorga maupun yang di bumi, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya.
Jadi, rencana Allah tergenapi oleh karena Kristus yang disalibkan, Dialah rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad, sampai akhirnya nanti baik yang di sorga maupun yang di bumi, semuanya dipersatukan, karena Kristus adalah Kepala dari segala sesuatu.
 
Efesus 1:22-23
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
 
Kristus telah diberikan kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada, sedangkan jemaat adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Kristus yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
 
Selanjutnya, mari kita perhatikan Efesus 2, dengan perikop: “Dipersatukan di dalam Kristus
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- (2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. (2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
 
Yang dahulu “jauh” sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus, oleh darah salib di Golgota.
 
Yang dahulu “jauh” à Bangsa kafir, disebut juga orang-orang yang tidak bersunat secara lahiriah.
Keadaan bangsa kafir dahulu:
1.      Tanpa Kristus, berarti; tanpa kepala atas tubuh.
2.      Tidak termasuk kewargaan Israel.
3.      Tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan.
4.      Tanpa pengharapan.
5.      Tanpa Allah di dalam dunia.
Yang “dekat” à Bangsa Israel secara jasmaniah.
 
Tetapi di sini dikatakan: Baik bangsa kafir, yang “jauh”, maupun bangsa Israel, “yang dekat”, dipersatukan oleh darah salib Kristus. Pada akhirnya, kafir dan Israel menjadi satu oleh karena darah salib Kristus. Terpujilah kasih karunia Allah yang mulia itu.
 
Efesus 2:14-16
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, (2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, (2:16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
 
Kristus adalah damai sejahtera kita. Buktinya: Ia telah mempersatukan bangsa Israel dan bangsa kafir; Ia telah mempersatukan yang “jauh” menjadi “dekat”. Kalau ada damai sejahtera, maka tentunya ada kesatuan. Caranya: Dengan merubuhkan tembok pemisah, itulah hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya.
 
Hukum Taurat adalah tembok pemisah antara Israel dan kafir, sebab kelemahan hukum Taurat ialah menuduh dan membela.
Kelemahan hukum Taurat, yang pertama: MENUDUH.
-      Bangsa Israel menuduh bahwa bangsa kafir adalah bangsa yang tidak bersunat.
-      Bangsa Israel menuduh bahwa bangsa kafir itu tanpa Kristus; menuduh bahwa bangsa kafir tidak termasuk kewargaan Israel; menuduh bahwa bangsa kafir tidak mendapat bagian dalam ketentuan yang dijanjikan; menuduh bahwa bangsa kafir itu tanpa pengharapan; menuduh bahwa bangsa kafir itu tanpa Allah di dalam dunia.  
Kelemahan hukum Taurat, yang kedua: MEMBELA. Bangsa Israel mengklaim dirinya sebagai bangsa pilihan yang akan diselamatkan.
 
Mengapa mereka dengan percaya diri menuduh bangsa kafir dan mengklaim kedudukan semacam itu? Karena memang pertama-tama kepada merekalah dipercayakan hukum Taurat dan sunat itu, sesuai dengan Roma 3:1-2.
 
Tetapi oleh karena darah salib Kristus, kafir dan Israel dipersatukan; oleh sebab itu, memang nama Kristus harus dimasyhurkan supaya kehendak Allah terlaksana menurut rencana kerelaan-Nya.
Bila waktunya genap, maka kafir dan Israel akan bersatu di dalam Kristus Yesus, baik yang di sorga maupun yang di bumi, yang dipersatukan oleh darah salib; itu sebabnya, termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.
Dan memang pada akhirnya, pribadi Kristus Yesus, rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dimasyhurkan kepada kita pada zaman sekarang ini lewat hikmat Allah dan pengertian; itulah pembukaan Firman Allah. Tanpa pembukaan Firman, kita tidak akan pernah mengerti tentang rencana kerelaan kehendak-Nya kepada bangsa kafir yang dinyatakan di dalam Kristus.
 
Pendeknya: Salib Kristus telah melenyapkan perseteruan, melenyapkan perbedaan, melenyapkan perselisihan yang ditimbulkan oleh hukum Taurat.
Kalau seseorang menjalankan ibadah Taurat (ibadah lahiriah), pasti di dalam dirinya ada tembok pemisah antara satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, biarlah kita mengerjakan segala sesuatunya ini bukan dengan paksa, tetapi dengan kerelaan rencana Allah dinyatakan di dalam diri kita semua.

Efesus 2:17-18
(2:17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", (2:18) karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
 
Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk membawa damai sejahtera. Buktinya adalah kedua pihak, itulah kafir dan Israel, dalam satu Roh beroleh jalan untuk dibawa masuk ke dalam Kerajaan Bapa sorgawi.
Jadi, oleh karena darah salib Kristus itulah kafir dan Israel dipersatukan, sehingga di dalam Roh yang satu dan yang sama, kita beroleh jalan untuk masuk ke dalam Kerajaan Bapa Sorgawi.
 
Efesus 2:19
(2:19) Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
 
Bangsa kafir bukan lagi orang asing, bangsa kafir bukan lagi pendatang di hadapan Allah,  melainkan kita semua yang adalah bangsa kafir yang menjadi kawan sewarga dari orang-orang kudus dan menjadi anggota-anggota keluarga Allah.
Kita bangsa kafir akhirnya menjadi Israel secara rohani, yang berhak untuk mendapat ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, menjadi warga kerajaan Sorgawi. Terpujilah kasih karunia Allah yang mulia itu.

Jadi, kita tidak perlu termakan dan terpaku terhadap pengakuan bangsa Israel secara daging (jasmani), tetapi terlebihlah kita terpaku oleh salib di Golgota, di mana dua tangan sudah terpaku, dua kaki sudah terpaku, lambung sudah tertombak.
Kita harus terpaku dengan darah salib di Golgota. Jangan terpaku dengan omongan manusia, jangan terpaku (termakan) oleh situasi kondisi keadaan dalam melayani TUHAN, dalam melayani pekerjaan TUHAN, tetapi kita harus terpaku oleh darah salib di Golgota di tengah-tengah ibadah pelayanan, di tengah-tengah melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
 
Jangan kalau nanti jemaat ribuan barulah kita semangat-semangat, tetapi kalau jemaat sedikit, penundukan pun mulai berkurang (mulai pudar), penyerahanpun mulai pudar, masing-masing mulai menonjolkan dirinya, tidak lagi menempatkan Kristus Kepala; ternyata, selama ini melayani hanya karena dilihat orang, bukan karena Kristus Kepala.
Kita harus terpaku dengan darah Kristus;
-      Dua tangan Kristus sudah terpaku, maka tangan inipun harus terpaku dengan darah salib di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
-      Melangkah bersama dengan TUHAN pun harus terpaku dengan darah salib.
-      Sampai lambung yang sudah ditusuk oleh tombak, maka hati ini pun harus terpaku dengan tombak.
Jangan terpaku dengan situasi. Itulah yang benar.
 
Singkat kata: Bangsa kafir bukan lagi orang asing di hadapan Allah, bangsa kafir bukan lagi pendatang di hadapan Allah, melainkan:
-      Menjadi kawan sewarga dari orang-orang kudus.
-      Menjadi anggota-anggota keluarga Allah.
 
Hal itu akan kita buktikan di dalam Wahyu 14, dengan perikop: “Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus-Nya
Wahyu 14:1-3
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. (14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
 
Ayat 1, berbicara tentang gunung Sion yang merupakan inti mempelai.
Sedangkan ayat 2, berbicara tentang doa penyembahan, sebagai wujud nyata dari gunung Sion
Dan ayat 3, terdengar nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun; ini berbicara tentang hubungan intim atau hubungan dalam nikah yang suci antara Kristus sebagai suami (Kepala) dan Mempelai Pria Sorga dengan sidang jemaat sebagai mempelai wanita-Nya berdasarkan kasih.
 
Lebih jauh kita melihat tentang gunung Sion, sebagai inti mempelai di dalam ayat 4-5.
Wahyu 14:4-5
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. (14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
 
Inilah gunung Sion, inti mempelai, di mana jumlah mereka adalah 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang:
YANG PERTAMA: Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, itulah Izebel dan Babel, maka mereka murni sama seperti perawan.
-      Perempuan Izebel à Perempuan asing yang licin perkataan, itulah nabi-nabi palsu.
-      Perempuan Babel à Ibu dari gereja-gereja pelacur atau kenajisan percabulan, seperti Esau.
YANG KEDUA:  Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi = Sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN
YANG KETIGA: Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Ibadah pelayanan yang dipercayakan TUHAN merupakan hak kesulungan yang tidak boleh dijual. Lewat ibadah pelayanan ini, TUHAN jadikan kita sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba.
YANG KEEMPAT: Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta. Hal ini menunjukkan bahwa mereka hidup penuh dengan Roh Kudus. Kalau mereka penuh dengan Roh Kudus, maka Roh Kudus itu akan mengajar mereka dalam segala sesuatu, sehingga seseorang yang dipenuhkan oleh Roh Kudus tidak perlu diajar oleh orang lain, dan ajaran-Nya itu benar, tidak dusta.
YANG KELIMA: Mereka tidak bercela = Telah memakai kain lenan halus yang putih berkilau-kilauan.
 
Sekarang, kita akan melihat dari “sisi bangsa kafir” di dalam Wahyu 5.
Wahyu 5:8
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
 
Singkat kata: Wahyu 5:8 ini berbicara tentang doa penyembahan.
 
Tadi kita melihat: Inti mempelai diawali dengan gunung Sion, namun di sini diawali dengan doa penyembahan, yang juga nanti menjadi gunung Sion.
 
Wahyu 5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
 
Bangsa kafir yang ditebus oleh darah salib Kristus dari berbagai suku bahasa dan bangsa, selanjutnya membuat mereka menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, disebut juga imamat yang berkerajaan sorgawi, menjadi milik kepunyaan Allah sendiri.

Jadi, baik bangsa kafir, yang dahulu “jauh”, maupun bangsa Israel, yang “dekat”, juga sama-sama menjadi milik kepunyaan allah sendiri oleh darah salib di Golgota.
Kita bersyukur, Kristus yang disalibkan, Dia adalah suatu rahasia yang heran dalam rencana kerelaan kehendak-Nya bagi semua bangsa di bumi ini, sebab oleh darah salib di Golgota, yang “jauh”, itulah kafir, menjadi “dekat”, menjadi satu dengan Israel secara jasmani.
 
Hal di atas membuktikan kita untuk mendapatkan penyimpulannya: Antara Wahyu 14:1-5 dari sisi bangsa Israel sebagai inti mempelai dan Wahyu 5:8-10 dari sisi bangsa kafir, penyimpulannya ada pada Wahyu 7.
 
Wahyu 7:4
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
 
144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang telah dimeteraikan adalah keturunan dari 12 (dua belas) suku Israel, inilah gunung Sion, di mana wujudnya adalah doa penyembahan; inilah inti mempelai. Jadi, gunung Sion, inti mempelai itu datang dari 12 (dua belas) keturunan Israel, bukan dari bangsa kafir.
 
Wahyu 7:5-8
(7:5) Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu, (7:6) dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu, (7:7) dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu, (7:8) dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.
 
Adapun rinciannya: 12 (dua belas) suku Israel x 12.000 (dua belas ribu) orang dari tiap-tiap suku Israel = 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang. Inilah yang menjadi inti mempelai, gunung Sion, yang datang dari 12 (dua belas) suku Israel.
 
Sedangkan bangsa kafir, sebagai bayangan dari inti mempelai, yang ditebus oleh darah salib dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa, itu juga ada pada Wahyu 7, dengan perikop: “Orang banyak yang tidak terhitung banyaknya
Wahyu 7:9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
 
Suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, datang dari segala bangsa, datang dari segala suku, datang dari segala kaum, datang dari segala bahasa yang ada di atas muka bumi ini berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, dengan keadaan memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
-      Memakai jubah putih sudah jelas menunjukkan bahwa mereka adalah bayangan dari inti mempelai. Mereka juga merupakan bagian dari mempelai wanita TUHAN, tetapi mereka adalah bayangan dari inti mempelai.
-      Memegang daun-daun palem, artinya; mereka tiba pada hari perhentian kekal, Yerusalem yang baru. Merayakan hari raya pondok daun adalah hari perhentian kekal.
 
Jadi;
-      Wahyu 14:1-5 berbicara tentang inti mempelai yang datang dari Israel tulen, tanpa campuran.
-      Sedangkan Wahyu 5:8-10 adalah bayangan dari inti mempelai yang datang dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa, yang ditebus oleh darah Kristus, darah Anak Domba.
Penyimpulan keduanya ada pada  Wahyu  7:
-      Wahyu 7:1-8 berbicara tentang inti mempelai dari 12 (dua belas) suku bangsa Israel.
-      Sedangkan Wahyu 7:9-17 merupakan mempelai wanita TUHAN, tetapi bayangan dari inti mempelai, yang datang dari berbagai-bagai suku, kaum, bahasa dan bangsa, yang ditebus oleh darah salib, yang akhirnya berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba.
 
Wahyu 7:10
(7:10) Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!"
 
Bayangan dari inti mempelai yang datang dari bangsa kafir, dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa, dengan suara nyaring berseru: “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” Mereka menyuarakan soal keselamatan yang sudah mereka klaim, dan keselamatan itu datang dari Allah yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba.
 
Wahyu 7:14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
 
Bayangan dari inti mempelai datang dari berbagai suku kaum bahasa dan bangsa. Dan mereka itu menjadi bayangan dari inti mempelai hanya karena darah salib di Golgota, yang telah dimasyhurkan di antara bangsa-bangsa, lewat hikmat dan pengertian, itulah pembukaan rahasia Firman, tidak ada yang lain.

Bangsa kafir tidak akan pernah menjadi bayangan inti mempelai jikalau tanpa darah salib di Golgota. Jadi, kita perlu melumuri seluruh kehidupan ini -- tubuh, jiwa, roh, hati, pikiran, perasaan -- oleh darah salib. Tanpa darah salib, tidak mungkin kita menjadi bayangan dari inti mempelai. Kita perlu mencelupkan jubah dalam darah Anak Domba.
Manakala ada pergumulan di tengah ibadah pelayanan, ada korban-korban yang harus dipersembahkan; ayo, manfaatkanlah itu, sebab darah salib adalah peluang emas, momentum yang indah untuk menjadikan kita sebagai bayangan dari inti mempelai.
 
Wahyu 7:15
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
 
Oleh darah salib, mereka berdiri di hadapan takhta Allah. Kemudian, Oleh darah salib, mereka juga melayani Dia di dalam Bait Suci-Nya. Dan di sisi lain, Allah berdiam bertabernakel di antara mereka.
 
Apa yang terjadi kalau Allah bertabernakel, diam di antara kita?
Wahyu 7:16
(7:16) Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.
 
Jika Allah bertabernakel, diam di antara kita, maka 3 (tiga) hal terjadi:
1.      Tidak menderita lagi untuk selama-lamanya.
2.      Tidak lapar dan dahaga lagi untuk selama-lamanya.
3.      Matahari dan panas terik tidak akan menimpa lagi untuk selama-lamanya.
Singkat kata: Tidak ada lagi ujian pencobaan di dalam Kerajaan Sorga.
 
Jikalau Kristus yang disalibkan itu tetap menjadi rahasia yang tersembunyi, dengan lain kata; nama itu tidak dimasyhurkan di antara bangsa-bangsa, maka habislah kita, yang merupakan bangsa kafir ini, sedangkan yang selamat hanyalah bangsa Israel.
Tetapi kita bersyukur: Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel. Suatu pernyataan yang menjadi nubuatan heran bagi kita sampai detik ini.
 
Wahyu 7:17
(7:17) Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
 
Bagian A: Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan.
Kehidupan yang digembalakan akan dituntun ke mata air kehidupan. Jadi, mau tidak mau, kita harus tergembala selama kita diam di bumi untuk dituntun ke mata air kehidupan, dituntun sampai kepada pribadi Yesus Kristus; Dialah sumber air kehidupan.
 
Bagian B: Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka. Tidak ada lagi ratap tangis dan dukacita, tidak ada lagi derita.
 
Jadi, sudah terbukti sekali: Pribadi Kristus Yesus yang disalibkan, rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad telah dimasyhurkan di zaman akhir ini lewat hikmat dan pengertian, lewat pembukaan Firman, sehingga kita bisa mengerti rencana kerelaan menurut kehendak Allah. Sehingga, bila waktunya sudah genap, maka kafir dan Israel bersatu, karena Kristus Kepala, anggota-Nya banyak, tetapi sekalipun banyak, kita adalah satu kesatuan. Kristus adalah satu, maka tubuh juga harus satu walaupun anggota tubuh banyak, termasuk kafir dan Israel sudah dipersatukan. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment