KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, October 12, 2022

IBADAH RAYA MINGGU, 12 JUNI 2022

 


 
IBADAH RAYA MINGGU, 12 JUNI 2022
 
KITAB WAHYU
PASAL 14
(Seri: 09)
 
Subtema: PEREMPUAN ASING YANG LICIN PERKATAANNYA
 
Salam sejahtera bahagia di dalam kita menikmati sabda Allah. Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet YouTube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan TUHAN supaya kiranya Firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan kehadiran kita pribadi lepas pribadi malam ini, untuk kita semua boleh melihat rencana-rencana yang indah dari Allah, yang dinyatakan bagi kita.
Kiranya kita semua ada di dalam rencana TUHAN yang indah itu, dan kita pun melangkah sesuai dengan ketetapan Firman Allah, tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan, supaya kita berhasil dan beruntung sampai kepada tujuan akhir perjalanan rohani kita, Yerusalem yang baru.
 
Kita bersyukur kepada TUHAN; oleh karena rahmat-Nya, kita diizinkan, dimungkinkan untuk mengusahakan ibadah ini dan memeliharakannya, itu semua karena kemurahan TUHAN. TUHAN fasilitasi kita supaya kita memperoleh keselamatan. Kalau tidak ada ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, maka mustahil manusia sampai di Sorga; itu sebabnya, Yesus Gembala Agung, Yesus Imam Besar Agung harus mati di kayu salib untuk memberikan semuanya itu kepada kita.
Jadi, mustahil manusia bisa sampai ke Sorga bila dia tidak tergembala dan tekun tiga macam ibadah pokok. Kalau ada hamba TUHAN berkata: “Cukup ibadah saja” tanpa mengerti penggembalaan, ya silahkan saja kalau memang sampai di situ pemahamannya. Tetapi kita cukup mengerti rencana TUHAN, Firman dibukakan (disingkapkan), sehingga kita boleh melihat segala kemuliaan-Nya dinyatakan kepada kita sekaliannya. Terpujilah kasih karunia TUHAN.
 
Kita secepatnya menyambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian Roh dan kesaksian zangkoor. Sekarang kita berada di dalam Wahyu 14, secara khusus ayat 4-5.
Namun izinkanlah saya terlebih dahulu untuk membaca ayat 1-3 sebagai dasar untuk kita bisa memasuki ayat 4-5.
 
Kita memperhatikan Wahyu 14, dengan perikop: “Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus-Nya
Wahyu 14:1-3
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. (14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
 
Ayat 1, berbicara tentang 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang berdiri di gunung Sion. Kemudian, di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya
Sedangkan pada ayat 2, ada bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Ayat ini berbicara tentang doa penyembahan sebagai wujud dari gunung Sion.
Sedangkan ayat 3, tentang nyanyian baru yang tak dapat dipelajari oleh siapapun, kecuali 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang tersebut. Jadi, ayat ini berbicara tentang hubungan intim, hubungan dalam nikah yang suci.

Berarti, penyembahan yang benar diukur dari pengalaman pribadi menurut hubungan intim, menurut hubungan dalam nikah yang suci bersama dengan TUHAN.
Jadi, penyembahan itu bukan tiruan, tetapi harus datang dari pengalaman kita sendiri bersama dengan TUHAN. Penyembahan itu ukurannya bukanlah pemikiran manusia, bukan pemikiran aturan gerejawi atau seorang hamba TUHAN, tetapi penyembahan itu harus dari pengalaman kita sendiri bersama-sama dengan Anak Domba; itulah nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh  siapapun.
 
Perlu untuk kita ketahui: Penyembahan adalah suatu kuasa yang heran, yang dahsyat, yang TUHAN berikan kepada kita, dengan maksud supaya kita dapat bertahan pada penyucian yang terakhir, yakni dua kali tujuh percikan darah, di tengah ibadah pelayanan ini.
Darah Yesus menguduskan kita; kita dibenarkan, dikuduskan, sampai akhirnya nanti kita disempurnakan.
 
Kita dapat melihat di dalam Imamat 16:14-15 ada 2 (dua) kali percikan darah, yakni:
-      Tujuh percikan darah yang pertama di atas tutup pendamaian.
-      Tujuh percikan darah yang kedua di depan tabut perjanjian.
Dua kali tujuh percikan darah di atas tutup pendamaian dan di depan tabut perjanjian berbicara tentang sengsara tanpa dosa sebagai penyucian yang terakhir. Sengsara tanpa dosa, artinya; orang lain berbuat dosa, tetapi kita yang harus menanggung derita = Sengsara salib, itu adalah penyucian yang terakhir.

Tujuan dari penyucian terakhir adalah untuk membawa kita sampai kepada kesempurnaan dari mempelai perempuan TUHAN, menjadi milik kepunyaan TUHAN; seperti gunung Sion tadi, 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang sebagai inti mempelai, tetapi kita juga bisa menjadi bayangan dari inti mempelai.
 
Mari kita lihat di dalam Kejadian 15.
Kejadian 15:12
(15:12) Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan.
 
Suatu kali nanti, hal ini akan terjadi; puncak gelap malam terjadi pada saat antikris menjadi raja dan berkuasa seantero dunia ini, di empat penjuru bumi (Timur, Barat, Utara, Selatan). Pada saat antikris menjadi raja; mereka akan memerintah dengan tangan besi dan menjalankan kuasanya dengan kekerasan (otoriter).
Jadi, Kejadian 15:12 ini merupakan nubuatan yang akan terjadi, itu adalah puncak gelap malam atau masa kesesakan pada saat antikris menjadi raja atas seantero duni.
 
Kejadian 15:13
(15:13) Firman TUHAN kepada Abram: "Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya.
 
TUHAN menunjukkan kepada Abram, bahwa; bangsa Israel diperbudak (dianiaya) di Mesir selama 400 (empat ratus) tahun.
Dari apa yang ditunjukkan TUHAN kepada Abram tentang keturunannya nanti, di sini kita melihat; sepertinya Yakub (Israel), keturunan Abraham itu disingkirkan oleh TUHAN. Ayat ini adalah suatu nubuat yang akan terjadi.

Singkat kata: 400 (empat ratus) tahun di Mesir x 360 (tiga ratus enam puluh) hari = 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang, yang merupakan jumlah orang yang disingkirkan supaya hidup untuk TUHAN.
Jadi, kita perlu untuk disingkirkan dari dunia ini, disingkirkan dari kesibukan dunia ini, disingkirkan dari ikatan-ikatan berhala dunia ini, tujuannya; supaya hidup untuk TUHAN, seperti 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang berdiri di gunung Sion, di mana wujudnya adalah penyembahan, dan ukuran penyembahan adalah hubungan kita dengan TUHAN -- sejauh mana pengalaman hubungan kita dengan TUHAN --, itulah nyanyian baru yang tidak bisa ditiru-tiru, tidak bisa dipelajari oleh siapa pun.
 
Sekarang kita akan melihat: BUKTI DISINGKIRKAN UNTUK TUHAN.
Wahyu 14:4-5
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. (14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
 
Kita disingkirkan dari dunia ini dan kesibukan-kesibukan, disingkirkan dari segala berhala, kejahatan kenajisan, dan lain sebagainya, supaya kita hidup untuk TUHAN.
Ada 5 (lima) bukti-bukti disingkirkan supaya hidup untuk TUHAN:
1.      Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan.
2.      Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.
3.      Mereka ditebus dari antara manusia di atas bumi ini sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba.
4.      Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta.
5.      Mereka tidak bercela
 
Marilah kita mengikuti penjelasan tentang 5 (lima) hal tersebut, dimulai dari penjelasan YANG PERTAMA, yakni: MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YANG TIDAK MENCEMARKAN DIRINYA DENGAN PEREMPUAN-PEREMPUAN, KARENA MEREKA MURNI SAMA SEPERTI PERAWAN.
Di sini kita melihat: 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang itu murni sama seperti perawan, berarti; suci di atas suci, sebab kemurnian mereka sama seperti perawan yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan.
Perempuan-perempuan à Dua perempuan yang dapat mencemarkan hidup rohani dari gereja TUHAN.
 
Mari kita melihat DUA PEREMPUAN yang dapat mencemarkan hidup rohani gereja TUHAN, yang dituliskan oleh raja Salomo di dalam Amsal 7.
Amsal 7:1-3
(7:1) Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu. (7:2) Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu. (7:3) Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu.
 
Singkat kata: Loh hati kita sudah harus menjadi Meja Roti Sajian, artinya; hati kita harus menjadi tempatnya Firman Allah, dengan lain kata; Firman itu sudah dimeteraikan oleh Roh Kudus, bukan ditulis dengan tinta lagi, tetapi dituliskan (dimeteraikan) oleh Roh Kudus di dalam loh daging, itulah hati kita, sehingga dengan demikin, kita semua menjadi surat pujian, surat Kristus yang dapat dikenal dan dibaca, baik perkataan kita, tutur kata kita dapat dibaca dan dikenal, baik solah tingkah, perbuatan, tindak-tanduk kita semua dapat dibaca, gerak-gerik sekecil apapun dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang, menjadi surat Kristus, surat pujian, sesuai dengan yang tertulis di dalam 2 Korintus 3:1-3.
 
Sedangkan 2 Korintus 3:6-8, biarlah kiranya kita menikmati pelayanan Roh, pelayanan dalam Perjanjian Baru. Kalau menikmati pelayanan dalam Perjanjian Lama, itu sama seperti huruf-huruf yang tertulis di dalam Alkitab ini “mati”, atau huruf-huruf yang dituliskan (digoreskan) pada dua loh batu “mati”.
Setelah mendengar Firman, banyak di antara kita yang menangis, karena Firman itu menjawab segala persoalan; itu tidak salah, tetapi tidak cukup hanya menangis, tidak cukup hanya menjangkau rasa manusia. Kalau hanya sebatas menangis, tetapi Firman itu tidak difollow-up, tidak ditindak-lanjuti, tidak dilakukan, tidak dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, sama artinya; menikmati pelayanan dalam bentuk perjanjian lama -- di mana huruf-huruf Firman dituliskan pada dua loh batu, huruf-huruf Firman tertulis di dalam Alkitab atau lembaran-lembaran yang tertulis dalam gulungan kitab --
Tetapi menikmati pelayanan Roh (menikmati pelayanan dalam perjanjian yang baru), sama artinya; Firman yang didengar, selanjutnya Firman itu mendarah daging, Firman itu sudah dimeteraikan dalam loh daging, bukan lagi ditulis dengan tinta, tetapi dimeteraikan oleh Roh-El Kudus, sehingga dengan demikian kita bisa menjadi surat Kristus, surat pujian yang dapat dibaca, dapat dikenal, apapun yang kita perbuat, semuanya itu adalah kitab yang tertulis.
 
Amsal 7:4
(7:4) Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu,
 
Hikmat yang kita peroleh lewat pembukaan rahasia Firman yang disampaikan, itulah yang menjadi saudara sejati lebih dari saudara sedaging, lebih dari siapapun di atas muka bumi ini.
Pengertian yang kita miliki lewat pembukaan rahasia Firman, itulah yang menjadi sanak yang sejati lebih dari saudara sedaging, lebih dari siapapun di atas muka bumi ini.
 
Mengapa hikmat dan pengertian harus menjadi saudara sejati melebihi saudara sedaging di bumi ini?
Amsal 7:5
(7:5) supaya engkau dilindunginya terhadap perempuan jalang, terhadap perempuan asing, yang licin perkataannya.
 
Supaya kita dilindungi dilindungi dari perempuan-perempuan yang dapat mencemarkan hidup rohani gereja TUHAN, itulah:
1.      Perempuan jalang.
2.      Perempuan asing yang licin perkataannya.
 
Jadi, kedua perempuan ini bukanlah perempuan biasa; ini adalah perempuan yang heran, ini bukan sembarang perempuan, ini bukan perempuan lemah, ini adalah perempuan kuat yang dipakai oleh Setan dalam rangka untuk menghabiskan manusia di muka bumi ini, mencemarkan hidup rohani gereja TUHAN.
 
Ayo, jadikanlah hikmat lewat pembukaan rahasia Firman menjadi saudara sejati melebihi dari saudara sedaging, jadikanlah pengertian yang kita miliki lewat pembukaan rahasia Firman menjadi sanak sejati melebihi dari saudara sedaging, karena Firman itu yang dapat melindungi dari dua perempuan yang dapat mencemarkan hidup gereja TUHAN.
Tetapi tadi kita sudah melihat; 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang berdiri di bukit Sion tidak mencemarkan diri mereka terhadap perempuan-perempuan itu, mengapa? Karena mereka murni seperti perawan; suci di atas suci.
 
Dua perempuan tersebut ada dalam kehidupan nyata, dan kisah dari dua perempuan tersebut ditulis dengan jelas di dalam Kitab Wahyu.  
 
Terlebih dahulu kita melihat tentang: PEREMPUAN ASING YANG LICIN PERKATAANNYA.
Kita akan melihat “perempuan asing yang licin perkataannya” ini di dalam Wahyu 2, dengan perikop: “Kepada jemaat di Tiatira
Wahyu 2:18-19
(2:18) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga: (2:19) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.
 
Yesus tampil sebagai Firman Anak Allah untuk membedah, untuk memeriksa (mengoreksi) hidup rohani dari sidang jemaat di Tiatira.
Setelah dikoreksi (dibedah) oleh Firman Anak Allah, akhirnya TUHAN tahu segala pekerjaan dari sidang jemaat di Tiatira ini, yakni:
1.      TUHAN tahu kasih mereka dan iman mereka.
2.      TUHAN tahu pelayanan mereka maupun ketekunan mereka.
Bahkan di sini dikatakan; pekerjaan dari sidang jemaat di Tiatira yang terakhir lebih banyak dari yang pertama, yakni soal kasih dan iman mereka, soal pelayanan dan ketekunan mereka lebih banyak dari yang pertama.
Memang kita harus bekerja, kita harus mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar.
-      Pekerjaan soal kasih dan iman harus ada di dalam diri kita.
-      Pekerjaan soal pelayanan dan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok juga harus kita kerjakan.
Bahkan pekerjaan dari sidang jemaat di Tiatira yang terakhir lebih banyak dari yang pertama. Kiranya hal ini nyata dalam kehidupan kita, tetapi mari kita simak ayat berikutnya.
 
Wahyu 2:20
(2:20) Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
 
Izebel adalah perempuan asing yang licin perkataannya, sebab Izebel menyebut atau mengaku dirinya sebagai nabiah.
Tujuannya ialah supaya ia mendapat kesempatan untuk mengajar dan menyesatkan sidang jemaat di Tiatira, sampai mengajar hamba-hamba TUHAN. Padahal, jelas Rasul Paulus dengan tegas berkata bahwa perempuan tidak diizinkan untuk mengajarkan laki-laki, perempuan cukup berdiam diri di tengah pertemuan ibadah. TUHAN mau supaya kita tunduk; Kristus adalah Kepala yang mengajar kita tentang segala sesuatu.
 
Jadi, sudah sangat jelas; luar biasa sekali perempuan Izebel, yang disebut perempuan asing yang licin perkataannya, untuk mengajar dan menyesatkan hamba-hamba TUHAN sampai kepada sidang jemaat di Tiatira, supaya mereka berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
Oleh sebab itu, TUHAN mencela sidang jemaat di Tiatira, sekalipun TUHAN tahu pekerjaan mereka, yakni kasih dan iman mereka, juga pelayanan dan ketekunan mereka, bahkan pekerjaan yang terakhir -- soal kasih dan iman, soal pelayanan dan ketekunan -- lebih banyak dari yang pertama.
 
Dari kisah ini kita dapat berkaca, bercermin kepada Firman. Jangan berkaca kepada hal-hal yang duniawi, yang lahiriah, yang ada di dunia ini, sebab perkara di bawah ini sifatnya sementara, semuanya akan berlalu. Untuk apa kita berkaca kepada yang sifatnya berlalu, berkacalah kepada perkara yang sifatnya kekal, bercerminlah kepada Firman, sebab Firman itu kekal.
 
Kita memang harus bekerja lebih banyak dari yang pertama, tetapi kita harus hati-hati dengan perempuan asing yang licin perkataannya. Jangan asal kerja hantam kromo, tidak memperhatikan soal perempuan asing yang licin perkataannya.
Bekerja memang harus, sebab Alkitab mengatakan: “Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar” Pekerjaan soal kasih dan iman, pekerjaan pelayanan dan ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok memang harus diperhatikan, memang harus kita kerjakan di hari-hari terakhir ini, tetapi jangan bodoh, harus bijak, hati-hati dengan perempuan asing yang licin perkataannya. Hati-hati dengan Izebel yang menempatkan dirinya menjadi kepala, sebab seharusnya Kristus yang menjadi Kepala.
 
Oleh sebab itu, kalau kita datang beribadah, belajarlah untuk dengar-dengaran, tempatkan Kristus sebagai Kepala. Jangan selalu ingin menggurui dan menggurui, sebab itu adalah roh Izebel.
Demikian juga dengan isteri-isteri di rumah harus belajar dengar-dengaran; tempatkan Kristus sebagai Kepala. Jangan mengaku diri sebagai nabi, tetapi tujuannya untuk mengajar dan menyesatkan; itu salah di hadapan TUHAN.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Soal pekerjaan ini memang harus kita kerjakan, secara khusus; kasih dan iman, pelayanan dan ketekunan tiga macam ibadah pokok memang harus kita kerjakan, tetapi hati-hati dengan perempuan yang bisa mencemarkan hidup rohani gereja TUHAN, seperti perempuan asing yang licin perkataannya, itulah Izebel.
Untuk apa banyak bekerja, tetapi TUHAN mencela hanya karena ajaran yang tidak diperhatikan. Hati-hati; anak-anak TUHAN di hari-hari terakhir ini harus selektif memilih tempat penggembalaan. Jangan bawa emosi sesaat karena engkau jengkel, lalu engkau abaikan hati nuranimu, engkau abaikan akal sehatmu, engkau tinggalkan yang benar karena tidak terpenuhi keinginan hatimu; hati-hati, ini adalah hari-hari terakhir.
 
Biarlah kiranya TUHAN tolong kita di hari-hari terakhir ini. Jangan minder, jangan rendah diri, jangan cepat putus asa. Selagi masih ada waktu, berarti masih ada kesempatan; TUHAN pasti bisa tolong, asal kita sungguh-sungguh. Biarlah kiranya kita menjadi Meja Roti Sajian.
-      Jadikanlah hikmat yang kita peroleh lewat pembukaan Firman semacam ini menjadi saudara sejati melebihi dari saudara sedaging.
-      Jadikanlah pengertian yang kita  peroleh lewat pembukaan Firman yang disampaikan sebagai sanak sejati melebihi dari saudara sedaging.
Itulah yang dapat menyelamatkan kita dari dua perempuan yang dapat mencemarkan hidup rohani sidang jemaat; oleh sebab itu, sungguh-sungguh.
 
1 Timotius 4:14-15
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. (4:15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.
 
Jangan lalai di dalam mempergunakan karunia yang ada, berarti; giat melayani TUHAN, giat dalam pekerjaan TUHAN, dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah. Tujuannya ialah supaya kerohanian kita masing-masing maju dan nyata di depan semua orang, dengan lain kata; menjadi contoh dan teladan yang dapat diteladani orang lain.  
 
Hal ini sudah bagus; mengerjakan pekerjaan keselamatan dengan takut dan gentar, itu sudah bagus, tetapi mari kita perhatikan ayat 16.
1 Timotius 4:16
(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
 
Rasul Paulus berkata kepada Timotius: “Awasi dirimu”, kemudian “awasi ajaranmu”, jangan hanya giat bekerja.
Memang harus bekerja dengan giat supaya nyata kemajuan rohani, tetapi dengan tegas Rasul Paulus berkata:
-      Awasi dirimu, berarti; hati-hati dengan perempuan asing.
-      Awasi ajaranmu, supaya jangan sampai perempuan asing yang mengajar dengan perkataannya yang licin.
 
Seorang hamba TUHAN memang harus mengawasi dirinya dan mengawasi ajarannya dengan segala kewaspadaan. Kalau seorang hamba TUHAN bertekun mengawasi diri dan ajarannya, maka dengan demikian;
-      ia menyelamatkan dirinya sendiri,
-      dan menyelamatkan sidang jemaat yang mendengarkan Firman yang disampaikannya itu.
Hamba TUHAN tersebut tertolong dan selamat, sidang jemaat juga tertolong dan selamat.
 
Oleh sebab itu, bersyukur saja kepada TUHAN, sebab TUHAN dengan kedua tangan-Nya yang kuat sudah menarik kita, menghimpunkan kita untuk berada di tengah-tengah penggembalaan GPT “BETANIA”.
Kalau ada kekurangan saya secara pribadi atau kekurangan saya dalam pelayanan ini, doakan saja, karena saya tidak pernah bermaksud jahat, tetapi saya rindu Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) ini disebar-luaskan supaya banyak jiwa-jiwa mengerti tentang rencana Allah untuk selanjutnya dibawa masuk dalam pembangunan tubuh yang sempurna, menjadi bayangan dari mempelai.
Inti mempelai adalah 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang datang dari 12 (dua belas) keturunan Israel, tetapi kita juga bisa menjadi bayangan dari inti mempelai.
 
Jadi, seorang hamba TUHAN harus menjaga dirinya dan menjaga ajarannya dengan segala kewaspadaan; kalau bertekun di situ, maka dirinya tertolong dan sidang jemaat juga tertolong.
Kita tidak boleh bekerja bodoh, tetapi harus bijaksana. Bekerja memang harus bekerja, baik itu soal kasih dan iman, soal melayani TUHAN dan tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, itu harus; tetapi juga harus bijaksana. Jangan asal ada berita Firman, lalu diterima mentah-mentah.
Kemarin saya berbicara tegas kepada jemaat di Malaysia; kalau dia tidak mau terima, ya tidak apa-apa, tetapi saya sudah menunjukkan suatu tanggung jawab.
 
Lebih rinci tentang PEREMPUAN IZEBEL atau perempuan asing yang licin perkataannya di dalam 1 Raja-Raja 16, dengan perikop: “Ahab menyembah Baal
1 Raja-Raja 16:29
(16:29) Ahab, anak Omri, menjadi raja atas Israel dalam tahun ketiga puluh delapan zaman Asa, raja Yehuda. Dan Ahab bin Omri memerintah dua puluh dua tahun lamanya atas Israel di Samaria.
 
Ahab bin Omri menjadi raja atas Israel; dia memerintah 22 (dua puluh dua) tahun lamanya atas Israel.
 
1 Raja-Raja 16:30-32
(16:30) Ahab bin Omri melakukan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya. (16:31) Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya. (16:32) Kemudian ia membuat mezbah untuk Baal itu di kuil Baal yang didirikannya di Samaria.

Tetapi, kejahatan Ahab lebih parah dari raja-raja sebelum dia menjadi raja. Adapun kejahatan Ahab ialah ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam.
 
Apa itu dosa Yerobeam? Hal itu ditulis di dalam 1 Raja-Raja 13:29-32, di mana ia mendirikan patung lembu lebih banyak dari patung lembu yang didirikan oleh Israel di padang gurun; jadi, Yerobeam mendirikan dua patung lembu di Dan dan di Betel. Pada saat Yerobeam menjadi raja, Israel harus beribadah kepada lembu yang ada di Betel, juga beribadah kepada lembu yang ada di Dan. Berarti, ini berbicara soal kekerasan hati yang double.  
 
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN. Kalau karena pekerjaan lalu kita tinggalkan ibadah, itu adalah berhala. Kalau karena perkara lahiriah lalu kita tinggalkan ibadah, itu adalah berhala.
Tetapi pengertian berhala yang kedua ialah kekerasan di hati. Keras hati juga berhala. Jadi, kalau mendirikan patung lembu di dua tempat, yaitu di Dan dan di Betel, itu adalah kekerasan di hati yang double; itulah dosa Yerobeam.
 
Kemudian, pada ayat berikutnya, yaitu 1 Raja-Raja 13:33-34, Yerobeam juga tidak mau mengikuti aturan-aturan dari sorga;
-      dia mengangkat imam-imam sekehendak diri saja, sesuka hatinya. Kalau dia suka, dia angkat; kalau dia tidak suka, dia turunkan.
-      Kemudian, dia mengadakan perayaan-perayaan dengan hari-hari yang ditentukan sendiri.
Jadi, semua dia lakukan sesuka hatinya. Itulah dosa Yerobeam, dan itu dilanjutkan oleh Ahab. Itulah kesalahan dari Ahab, raja Israel, pada saat dia menjadi raja.
 
Bukan hanya mengikuti dosa Yerobeam, tetapi ada lagi kejahatan yang lebih parah, yang lebih jahat lagi yang dilakukan oleh Ahab, yaitu dia mengambil Izebel menjadi isterinya. Akhirnya, oleh karena Izebel, perempuan asing yang licin perkataannya, Ahab pun beribadah kepada berhala Baal dan sujud menyembah kepadanya, bahkan Ahab pun membuat mezbah untuk Baal.

1 Raja-Raja 16:33
(16:33) Sesudah itu Ahab membuat patung Asyera, dan Ahab melanjutkan bertindak demikian, sehingga ia menimbulkan sakit hati TUHAN, Allah Israel, lebih dari semua raja-raja Israel yang mendahuluinya.
 
Kemudian, di sini kita perhatikan: Bukan hanya mendirikan patung Baal, tetapi dia juga mendirikan patung Asyera.
 
-      Sudah hidup dalam dosa Yerobeam,
-      kemudian mengambil Izebel menjadi isterinya,
-      kemudian mendirikan patung Baal,
-      mendirikan patung Asyera,
-      mendirikan mezbah untuk Baal,
-      mendirikan mezbah untuk Asyera,
itu semua menimbulkan sakit hati TUHAN. Hati TUHAN pilu karena kejahatan Ahab ini lebih dari kejahatan raja-raja yang mendahului dia.
 
Hati-hati dengan perempuan asing yang licin perkataannya, sebab itulah yang membuat hati TUHAN sakit sekali. Ingat: Jangan sakiti hati TUHAN.
Lihatlah, perkataan perempuan asing itu cukup menyakiti hati TUHAN. Cukup sampai di sini kita menyakiti hati TUHAN; jangan dilanjutkan lagi, tetapi “sampai di sini”, berarti sampai di sini TUHAN tolong kita, Eben Haezer.
 
1 Raja-Raja 16:34
(16:34) Pada zamannya itu Hiel, orang Betel, membangun kembali Yerikho. Dengan membayarkan nyawa Abiram, anaknya yang sulung, ia meletakkan dasar kota itu, dan dengan membayarkan nyawa Segub, anaknya yang bungsu, ia memasang pintu gerbangnya, sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Yosua bin Nun.
 
Pada waktu itu, setelah meruntuhkan kota Yerikho, Yosua berkata dan berjanji: “Terkutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun kembali kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan meletakkan dasar kota itu dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya!”, sesuai dengan Yosua 6:26. Tetapi waktu Ahab menjadi raja atas Israel, Yerikho kembali dibangun.
 
Jadi, Ahab ini adalah raja terkutuk. Kalau pemimpinnya terkutuk, maka rakyatnya terkutuk. Kalau pemimpin rohani terkutuk, maka sidang jemaat yang dipimpin juga pasti terkutuk.
Apakah saudara mau terkutuk? Apakah sidang jemaat juga mau terkutuk? Kalau tidak mau, maka doakan pemimpin saudara, doakan saya, supaya tetap mengawasi diri dan mengawasi ajaran. Kalau bertekun di situ -- mengawasi diri dan mengawasi ajaran --, maka saya tertolong dan saudara yang mendengar ajaran juga tertolong; TUHAN tolong kita semua.
 
Kita lanjut melihat dan membedah soal Izebel, perempuan asing yang licin perkataannya, di dalam 1 Raja-Raja 17, dengan perikop: “Elia di tepi sungai Kerit
1 Raja-Raja 17:1
(17:1) Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."
 
Oleh karena kejahatan Ahab yang sudah mengambil Izebel menjadi isterinya, maka atas seizin TUHAN, Elia berdoa sehingga hujan tidak turun atas bumi Israel selama 3 (tiga) tahun.
Hati-hati dengan berhala, itu yang membuat kerohanian kita kering-kering; tetapi biarlah hati ini dihujani pembukaan rahasia Firman Allah. Jangan kita menyembah berhala, sebab itulah yang membuat kering-kering rohani kita, sama seperti Israel yang akhirnya mengalami kekeringan selama 3 (tiga) tahun.
 
Atas seizin TUHAN, Elia berdoa, sehingga langit tidak menurunkan hujan atas bumi Israel pada waktu itu, sehingga kering-kering, karena penyembahan berhala oleh pengaruh Izebel kepada Ahab, akhirnya semua, termasuk Israel, menyembah berhala Baal dan Asyera.
Biar sudah disampaikan Firman TUHAN tetap tidak mengerti juga; itu kering-kering. Atau sudah mengerti, tetapi tidak mau hancur hati, tidak mau berubah; itu juga kering-kering. Mengapa? Karena berhala, baik itu berhala Baal juga berhala Asyera.
 
Kita akan memperhatikan kisah selanjutnya di dalam 1 Raja-Raja 18, dengan perikop: “Elia bertemu dengan Ahab” Setelah 3 (tiga) tahun berlalu, akhirnya Elia bertemu dengan Ahab, karena TUHAN juga mengasihi umat Israel. Jangan sampai karena seorang pemimpin, akhirnya Israel menjadi korbannya; itu sebabnya, akhirnya Elia bertemu dengan Ahab.
 
1 Raja-Raja 18:17-18
(18:17) Segera sesudah Ahab melihat Elia, ia berkata kepadanya: "Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?" (18:18) Jawab Elia kepadanya: "Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan engkau ini telah mengikuti para Baal.
 
Setelah bertemu, Ahab menuduh Elia; dia berkata bahwasanya Elia  yang mencelakakan Israel sehingga Israel mengalami kekeringan (kering-kering rohani).
Tetapi lihat jawaban Elia: “Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan engkau ini telah mengikuti para Baal.” Yang mencelakakan umat Israel adalah pemimpinnya sendiri, itulah Ahab. Oleh pengaruh Izebel, isterinya, maka Ahab sampai seluruh Israel menyembah Baal dan Asyera.
 
TUHAN tidak pernah mencelakakan umat-Nya. Kalau ada kekeringan, kalau ada kesusahan, itu bukan rancangan kecelakaan dari TUHAN. Biarlah kita melihat segala sesuatu peristiwa yang terjadi di atas muka bumi ini, bahkan yang menimpa atas kita ini, kita melihat dari sudut yang positif, bahwasanya TUHAN izinkan segala sesuatu terjadi dari sisi yang positif untuk memperbaiki kisa semua, sebab Wahyu 13:9 berkata: Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar. Oleh sebab itu, buka hatimu, sebab Aku berdiri di muka pintu dan mengetok.
 
Jadi, bukan Elia yang mencelakakan bangsa Israel, tetapi pemimpin Israel yang mencelakakan Israel oleh pengaruh Izebel, isteri Ahab sendiri. Keluarga Ahab dan kaum keluarganya, termasuk isterinyalah yang mencelakakan Israel, sehingga Israel kekeringan rohani.
Saya berdoa; janganlah kita mengalami kekeringan rohani, sebab itu adalah suatu kecelakaan besar. Kalau hujan tidak dicurahkan dengan limpah sebagai kemurahan, itulah pembukaan Firman, itu adalah kecelakaan besar.
-      Kalau hanya bicara soal kegerakan mujizat, itu adalah kecelakaan besar.
-      Kalau hanya bicara soal berkat-berkat, tanpa pembukaan Firman, itulah kecelakaan besar.
Padahal pembukaan Firman itu memberi hikmat, pembukaan Firman adalah pengertian, untuk kita jadikan saudara sejati, kita jadikan sanak sejati lebih dari saudara sedaging untuk memelihara dan melindungi kita dari perempuan-perempuan yang dapat mencemarkan hidup rohani gereja TUHAN.
 
1 Raja-Raja 18:19
(18:19) Sebab itu, suruhlah mengumpulkan seluruh Israel ke gunung Karmel, juga nabi-nabi Baal yang empat ratus lima puluh orang itu dan nabi-nabi Asyera yang empat ratus itu, yang mendapat makan dari meja istana Izebel."
 
Yang menjadi raja Israel adalah Ahab, tetapi lihatlah; 450 (empat ratus lima puluh) nabi-nabi untuk berhala Baal dan 400 (empat ratus) nabi-nabi untuk berhala Asyera makan dari meja istana Izebel.
Bukankah ini adalah istana Ahab? Tetapi di sini justru dikatakan; baik nabi Baal maupun nabi Asyera “makan dari meja istana Izebel” Berarti, yang menjadi kepala adalah Izebel, bukan Ahab.

Kita tidak boleh sembarangan untuk menikmati makanan yang terhidang di meja. Sedapat mungkin jadilah seperti Daud; sesibuk-sibuk apapun kita di dunia ini, kembali ke penggembalaan. Demikian halnya dengan Daud; sesibuk-sibuknya dia di istana Saul, tetapi Daud tetap kembali untuk menggembalakan dua tiga ekor kambing domba Isai, ayahnya.
 
Hati-hati dengan makanan yang terhidang di meja. Hati-hati kalau perempuan yang menjadi kepala. Kristuslah yang harus menjadi Kepala untuk memenuhkan segala sesuatu di dalam tubuh-Nya, itulah sidang jemaat.
Perempuan tidak bisa memenuhi segala kebutuhan dari segala sesuatu; hanya Kristus Kepala yang dapat memenuhkan segala sesuatu, sesuai dengan Efesus 1:22-23.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Hati-hati di dalam hal menikmati hidangan yang tersedia di meja. Karena tidak sempat pulang ke penggembalaan, akhirnya menganggap: “Wah, itu sama saja, pokoknya yang penting adalah gereja”, hati-hati. Sidang jemaat di Bandung, hati-hati; sidang jemaat di Malaysia, hati-hati.
Coba bayangkan: 450 (empat ratus lima puluh) nabi Baal dan 400 (empat ratus) nabi Asyera, mereka semua makan dari meja istana Izebel.
 
Singkat kata: Izebel mengaku dirinya nabiah sehingga ia mendapat kesempatan untuk mengajar dan menyesatkan hamba-hamba Allah, sesuai dengan teguran dari pada TUHAN kepada jemaat di Tiatira.
 
Di dalam 1 Raja-Raja 18:19, Elia meminta kepada Ahab supaya semua nabi-nabi itu berkumpul di gunung Karmel. Sekarang, kita akan memperhatikan ayat 20, dengan perikop: “Elia di gunung Karmel.
1 Raja-Raja 18:20
(18:20) Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel.
 
Singka kata: Baik nabi Baal maupun nabi-nabi Asyera, serta seluruh Israel berkumpul di gunung Karmel.
 
1 Raja-Raja 18:21
(18:21) Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.
 
Setelah nabi Baal dan nabi Asyera, serta seluruh Israel berkumpul di gunung Karmel, pada saat itu Elia berkata kepada mereka: Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia. Dan kalau Baal itu Allah, ikutilah dia. Jangan berlaku timpang dan bercabang hati.
-      Timpang = Tidak memiliki pendirian.
-      Bercabang hati = Mendua hati.
Itu sebabnya; kalau TUHAN itu Allah, ikutilah TUHAN saja. Dan kalau Baal itu Allah yang hidup, maka ikutilah Baal itu.
 
Jangan mendua hati dan pendirian harus kuat di dalam satu penggembalaan yang benar dengan seorang gembala, tidak boleh tukar-tukar mimbar, supaya sidang jemaat tidak memperoleh pengertian yang bermacam-macam.
Saya sudah alami sendiri; sekali waktu saya disuruh duduk dan jemaat yang kotbah. Tidak ada ayat yang menuliskan hal seperti itu. Dari pengalaman demi pengalaman itulah, akhirnya saya tidak mau lagi memberi kesempatan, sudah cukup, saya yang bertanggung jawab untuk kerohanian sidang jemaat.
 
Waktu Elia berkata: “Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia”, tetapi rakyat itu tidak mau menjawab Elia dengan sepatah katapun. Berarti, rakyat dan nabi-nabi Baal serta nabi-nabi Asyera itu berdiam diri.
Berdiam diri di sini bukanlah berdiam diri untuk masuk dalam pengalaman kematian di hadapan TUHAN, guna menantikan kemurahan TUHAN. Berdiam diri, berarti; tidak mau bertindak untuk mau berubah walaupun ada tegoran = Sudah ditegor tetapi tidak mau berubah.
 
1 Raja-Raja 18:22
(18:22) Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya.
 
Hanya Elia seorang diri yang tinggal bertahan sebagai nabi TUHAN, padahal nabi Baal itu ada 450 (empat ratus lima puluh) orang dan nabi Asyera ada 400 (empat ratus) orang, dan seluruh rakyat itu sudah berlaku timpang dan bercabang hati.

Memang, ketulusan dan kemurnian yang sama seperti perawan suci itu perbandingannya ialah satu Elia dengan 450 (empat ratus lima puluh) nabi-nabi Baal.
 
1 Raja-Raja 18:23
(18:23) Di gunung Karmel itu, Elia berkata: Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka memilih seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka tidak boleh menaruh api, tidak boleh ada pemantik (korek api). Aku pun akan mengolah lembu yang seekor lagi, melakukan hal yang sama, meletakkannya ke atas kayu api dan juga tidak akan menaruh api (pematik, korek api).
 
1 Raja-Raja 18:24-25
(18:24) Sesudah itu, Elia berkata kepada nabi-nabi itu: Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan aku pun akan memanggil nama TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh rakyat menyahut, katanya: "Baiklah demikian!" (18:25) Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu dan olahlah itu dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi kamu tidak boleh menaruh api untuk membakar korban persembahan di atas mezbah."
 
1 Raja-Raja 18:26
(18:26) Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, dari jam 6 (enam) pagi sampai jam 12 (dua belas) siang, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada api yang menyambar kayu api itu untuk membakar persembahan di atas mezbah. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu, tetapi tidak ada jawaban; api pun tidak membakar kayu api untuk membakar korban di atas mezbah korban bakaran.
 
1 Raja-Raja 18:27
(18:27) Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah?" Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
 
Bayangkan, patung Baal itu dikatakan: Ayo, panggil lebih keras? Bukankah dia allahmu? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga, belum bangun-bangun.
 
1 Raja-Raja 18:28
(18:28) Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka.
 
Itulah akibat kalau menyembah berhala semacam Baal ini; doa tidak terkabulkan. Sampai kita menoreh-noreh daging ini pun dengan tombak dan pedang, bahkan darah bercucuran di situ, tetapi doa tidak terkabulkan.
Coba saja dalam kesulitan kita berkata: “Hai, pekerjaan, hai, bisnisku, aku ini sedang bermasalah dengan suamiku, atau bermasalah dengan isteriku. Hai, pekerjaanku, hai, jabatanku, tolong beri jawaban.” Sampai kita toreh-toreh daging ini juga tidak akan bisa ada jawaban.
 
1 Raja-Raja 18:29
(18:29) Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, jam 6 (enam) sore, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian.
 
Berbeda dengan TUHAN kita; kalau kita datang di kaki salib dan menangis, membawa segala pergumulan, persoalan yang kita hadapi, pasti kita mendengar suara, pasti kita mendengar jawaban dan ada perhatian yang besar tertuju kepada kita semua, karena Dia adalah Allah yang hidup.
Tetapi berhala tidaklah demikian; walaupun saudara mempunyai bisnis yang berhasil, coba saja minta tolong kepada “keberhasilan bisnis” itu: “Anakku nakal loh, bisnisku. Bagaimana caranya supaya dia nurut?” Tidak akan ada jawaban, tidak ada suara, tidak ada perhatian. Nanti kita akan datang menyembah TUHAN, mari kita bawa semua pergumulan.
 
1 Raja-Raja 18:30-31
(18:30) Setelah melihat itu, kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu. (18:31) Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub. -- Kepada Yakub ini telah datang firman TUHAN: "Engkau akan bernama Israel." --  Ia mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat suatu parit sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih.
 
Setelah mezbah itu diruntuhkan, akhirnya Elia mendirikan mezbah untuk TUHAN. Apa buktinya bahwa itu adalah mezbah untuk TUHAN? Dia membuat mezbah dari 12 (dua belas) batu, sebab Allah Israel adalah Allah yang hidup.
Jadi, Elia ini menyembah Allah yang hidup dan mempersembahkan korban kepada Allah yang hidup.
 
1 Raja-Raja 18:33-39
(18:33) Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas kayu api itu. (18:34) Sesudah itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!" Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya, (18:35) sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itu pun penuh dengan air. (18:36) Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. (18:37) Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali."
(18:38) Ketika Elia mempersembahkan korban dan dia memohon doa, lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, menyambar habis kayu api, menyambar habis batu dan menyambar habis tanah itu, menyambar habis air yang dalam parit itu habis dijilatnya. (18:39) Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
 
Tadi di awal dikatakan: Kalau Dia menjawab dengan api, maka Dialah Allah.
Tetapi waktu nabi Baal itu mempersembahkan korban sebagai korban bakaran;
-      walaupun mereka sudah memohon, namun api tidak turun,
-      sampai mereka menyakiti daging mereka pun, namun api tetap tidak turun,
-      bahkan sampai kerasukan Setan pun, namun api tidak turun.
 
Lalu pada saat giliran Elia mempersembahkan korban, dia memohonkan permohonan, maka turunlah api dari sorga menjilat habis yang ada di atas Mezbah Korban Bakaran. Dari situlah bangsa Israel tahu bahwa Allah yang disembah Elia adalah Allah yang hidup, yang bisa menjawab segala persoalan hidup kita semua.
 
Siapa saja yang bermasalah di sini?
-      Kayu → Manusia daging yang hidup penuh dengan kedagingan.
-      Batu → Manusia yang hidup dalam kekerasan hati dan menjalankan ibadah Taurat, penuh dengan kemunafikan.
-      Air → Manusia yang hidup dalam kenajisannya.
-      Tanah → Manusia yang hina karena kebodohan-kebodohannya.
Semua dilawat oleh TUHAN, tidak ada yang tidak dilawat oleh TUHAN.
Kita datang dari latar belakang apapun, asal kita dengan tulus hati merendahkan diri dalam doa di hadapan TUHAN, maka TUHAN jawab doa kita. Tidak usah rendah diri dan jangan putus asa.
 
1 Raja-raja 18:40-41
(18:40) Kata Elia kepada mereka: "Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorang pun dari mereka tidak boleh luput." Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke sungai Kison dan menyembelih mereka di sana. (18:41) Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran."
 
Setelah nabi-nabi ini dihabisi, barulah hujan turun. Selama ada penyesatan, pasti ada kekeringan, tetapi setelah penyesatan itu dibinasakan, barulah turun hujan.
Oleh sebab itu, janganlah kita sembarangan menikmati makanan yang terhidang di atas meja. Di mana pun kita berada -- baik yang dari Tambak, baik yang dari Cilegon, dari Merak, dari Serang sekitarnya, atau dari Tangerang --, sesibuk apapun kita kembalilah ke dalam kandang penggembalaan. Jangan asal makan makanan dalam hidangan yang tidak kita kenal.
 
Sekarang, mari kita perhatikan 1 Raja-Raja 21, dengan perikop: “Kebun anggur Nabot
1 Raja-Raja 21:18-19
(21:18) "Bangunlah, pergilah menemui Ahab, raja Israel yang di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
 
Kejahatan Ahab kembali terjadi; Ahab merampas kebun anggur milik Nabot, yang ada di Yizreel itu. Sementara kebun anggur Nabot ini adalah warisan nenek moyang, milik pusaka yang harus dipertahankan.
 
Kita sekarang ada di kebun anggur Allah yang sudah diwariskan oleh TUHAN kepada kita; inilah milik pusaka yang harus dipertahankan sampai kita mewarisi Kerajaan Sorga. Jadi, jangan jual ibadah ini hanya demi ini dan itu.
 
1 Raja-Raja 21:1-2
(21:1) Sesudah itu terjadilah hal yang berikut. Nabot, orang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria. (21:2) Berkatalah Ahab kepada Nabot: "Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang."
 
Ahab menginginkan kebun anggur Nabot, alasannya:
1.      Karena kebun anggur itu hendak dijadikan kebun sayur.
2.      Karena kebun anggur Nabot dekat dengan rumah Ahab.
Lalu sebagai gantinya, Ahab memberikan tawaran:
1.      Diganti dengan kebun anggur yang lebih baik.
2.      Dibayar dengan uang yang banyak.
 
Kebun anggur bukan untuk diganti, kebun anggur juga bukan untuk dijual walaupun dengan uang yang banyak. Jangan jual ibadah ini karena overtime, karena bisnis; itu tidak boleh. Kita semua ada di kebun anggur Allah, jangan jual, jangan gantikan dengan apapun, jangan ganti dengan bisnis, jangan ganti dengan usaha lain. Jangan tinggalkan jam-jam ibadah; jangan ganti dengan uang yang banyak sekalipun.
 
Terhadap tawaran yang menggiurkan ini, bagaimana hati dari pada Nabot?
1 Raja-Raja 21:3
(21:3) Jawab Nabot kepada Ahab: "Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!"
 
Ternyata, kebun anggur Nabot itu adalah warisan dari nenek moyang. Warisan itu adalah milik pusaka. Berarti, Nabot ini sangat menghargai pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan.  
 
Pertahankan kebun anggurmu; ibadah ini adalah milik pusaka yang diwariskan kepada kita supaya kita mewarisi Kerajaan Sorga. Jangan pernah jual.
 
1 Raja-Raja 21:4
(21:4) Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot, orang Yizreel itu, kepadanya: "Tidak akan kuberikan kepadamu milik pusaka nenek moyangku." Maka berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan.
 
Ahab ini adalah orang yang mudah putus asa.
 
Lihat, ciri-ciri orang yang mudah putus asa pada ayat selanjutnya.
1 Raja-Raja 21:5-7
(21:5) Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya: "Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?" (21:6) Lalu jawabnya kepadanya: "Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu: Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kebun anggur kepadamu sebagai gantinya. Tetapi sahutnya: Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu." (21:7) Kata Izebel, isterinya, kepadanya: "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu."
 
Bayangkan, begitu perkasanya Izebel ini; jadi, Izebel ini bukan perempuan biasa. Ahab sebagai suami, sebagai kepala rumah tangga tidak bisa memiliki (mencaplok) hak orang lain dengan sembarangan begitu saja, apalagi kebun anggur yang adalah milik pusaka yang diwariskan untuk dipertahankan.
Sorga itu harus kita pertahankan. Wujudnya adalah pertahankan ibadahmu, tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, jangan dijual.  
Tetapi Izebel dengan lantang berkata kepada Ahab: “Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.
 
Jadi, sudah jelas; Izebel ini bukan perempuan sembarangan, sebab licin perkataannya. Mari kita lihat PERKATAAN LICIN.
1 Raja-Raja 21:8-15
(21:8) Kemudian ia menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot. (21:9) Dalam surat itu ditulisnya demikian: "Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat. (21:10) Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi terhadap dia, dengan mengatakan: Engkau telah mengutuk Allah dan raja. Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati." (21:11) Orang-orang sekotanya, yakni tua-tua dan pemuka-pemuka, yang diam di kotanya itu, melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka, seperti yang tertulis dalam surat yang dikirimkannya kepada mereka. (21:12) Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. (21:13) Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya: "Nabot telah mengutuk Allah dan raja." Sesudah itu mereka membawa dia ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai mati. (21:14) Setelah itu mereka menyuruh orang kepada Izebel mengatakan: "Nabot sudah dilempari sampai mati." (21:15) Segera sesudah Izebel mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari sampai mati, berkatalah Izebel kepada Ahab: "Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati."

Betapa liciknya dia merampas kebun anggur Nabot; dia harus memfitnah Nabot lewat dua orang dursila dengan saksi dusta mereka. Sesudah naik dua saksi dusta, ditariklah Nabot ke luar, lalu dilempari dengan batu sampai mati.
 
Begitu licinnya perkataan perempuan asing ini. Raja saja tidak bisa mencaplok kebun anggur Nabot, sebab itu adalah milik pusaka yang harus dipertahankan. Ayo, sampai tetes darah yang terakhir, pertahankan ibadah pelayanan kebun anggur ini, sebab inilah milik pusaka kita sampai kita mewarisi Kerajaan Sorga.
Sorga sudah diwariskan sebagai milik pusaka kita, maka pertahankanlah. Jangan jadikan kebun anggur menjadi kebun sayur. Apa itu kebun sayur? Itulah perkara lahiriah dan kesibukan-kesibukannya
 
Siapa yang rindu mau selamat? Jika kita mau selamat, perhatikanlah Firman TUHAN. Jangan ganti kebun anggurmu dengan kebun sayur. Jangan ganti kebun anggur dengan bayaran uang yang banyak. Ingat ini sebelum menyesal di kemudian hari, sebab ada upah yang kita terima dari setiap tindakan kita di hari ini.
 
Jadi, Izebel adalah perempuan asing yang licin perkataannya.   
 
1 Raja-Raja 21:18-19
(21:18) "Bangunlah, pergilah menemui Ahab, raja Israel yang di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya. (21:19) Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu."
 
Anjing hutan, serigala-serigala, itu adalah nabi palsu. Kalau hari ini kita tidak menghargai kebun anggur yang diwariskan oleh TUHAN sebagai milik pusaka, lihatlah; anjing-anjing hutan (nabi-nabi palsu) akan menghabisi nyawa seseorang. Ini adalah nubuatan untuk diperhatikan sekarang.
 
Saya ini bukan sedang menakut-nakuti, saya ini sedang menceritakan apa yang akan terjadi. Jadi, sebelum menimpa kita, jauh lebih baik kita perhatikan Firman ini dengan rendah hati, kita dengar-dengaran kepada Firman.
Jangan kita jengkel lalu kita cari hidangan yang sesuai dengan selera hati tetapi binasa. Untuk apa binasa, kalau kita bisa selamat jika kita mau belajar rendah hati? Jangan kita keras hati untuk binasa, tetapi biarlah kita lembut hati untuk selamat. Jangan keras hati seperti dosa Yerobeam yang juga dikerjakan oleh Ahab, itulah kekerasan hati yang double, karena mendirikan patung lembu emas di Betel dan di Dan.
 
1 Raja-Raja 21:20-23
(21:20) Kata Ahab kepada Elia: "Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?" Jawabnya: "Memang sekarang aku mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. (21:21) Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan malapetaka kepadamu, Aku akan menyapu engkau dan melenyapkan setiap orang laki-laki dari keluarga Ahab, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel. (21:22) Dan Aku akan memperlakukan keluargamu sama seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia, oleh karena engkau menimbulkan sakit hati-Ku, dan oleh karena engkau mengakibatkan orang Israel berbuat dosa. (21:23) Juga mengenai Izebel TUHAN telah berfirman: Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel.
 
Pengaruh Ahab ini luar biasa membuat sakit hati TUHAN, tetapi Ahab ini menjadi hamba diperbudak oleh Izebel yang licin perkataannya.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel. Mari, kita akan melihat hal ini di dalam 2 Raja-Raja 9, dengan perikop: “Yoram dan Ahazia dibunuh
Yoram adalah anak Ahab, yang menjadi raja Israel melanjutkan Ahab -- setelah Ahab mati --, tetapi Izebel masih hidup, pengaruh Izebel ini masih ada. Sedangkan Ahazia ini adalah raja Yehuda. Pada saat Yoram menjadi raja Israel, ia berteman karib dengan Ahazia.
 
2 Raja-Raja 9:22
(9:22) Tatkala Yoram melihat Yehu, bertanyalah ia: "Apakah ini kabar damai, hai Yehu?" Jawabnya: "Bagaimana ada damai, selama sundal dan orang sihir ibumu Izebel begitu banyak!"
 
Atas perintah TUHAN, Yehu bertemu Yoram, lalu Yoram berkata: “Apakah ini kabar damai, hai Yehu?
Jawab Yehu: “Bagaimana ada damai, selama sundal dan orang sihir ibumu Izebel begitu banyak!
Singkat kata: Selama Izebel, perempuan asing dengan perkataan licin masih tetap hidup, maka tidak akan ada damai, sebab Izebel ini adalah perempuan sundal, juga perempuan sihir.
 
Izebel adalah perempuan sundal. Perempuan sundal adalah perempuan yang suka mendua hati. Seharusnya, kita berpaut, cinta dengan TUHAN, terikat dengan kasih Mempelai kepada Kristus Kepala, tetapi dia justru mendua hati kepada Baal dan Asyera, sehingga Israel pun bercabang hati (mendua hati) dan berlaku timpang di hadapan TUHAN; itu adalah sundal rohani. Kalau hamba TUHAN melayani karena uang, itu adalah pelacuran (persundalan).

Izebel juga disebut perempuan sihir. Sihir, berarti; sesuatu yang terjadi tanpa proses. Seharusnya, perubahan terjadi melalui proses; manusia daging (manusia nafsani) menjadi manusia rohani, prosesnya adalah salib di Golgota.
Kalau sihir; simsalabim jadi kaya, tetapi salib tidak dipikul, itulah sihir. Kalau melayani TUHAN hanya bicara berkat dan keberhasilan, melayani TUHAN hanya bicara kegerakan atau pun mujizat, tetapi salib diabaikan, itu adalah sihir rohani.
 
Jadi, selama perempuan asing dengan perkataan licin hidup, maka tidak ada damai. Damai itu ada kalau salib ditegakkan di tengah ibadah dan pelayanan. Damai itu ada kalau salib ditegakkan di tengah-tengah nikah dan rumah tangga.  
Bagaimana ada damai, selama sundal dan orang sihir ibumu Izebel begitu banyak! Tidak akan ada damai. Salib yang membuat kita damai; itu sebabnya kita senantiasa menikmati berita salib.
 
Tadi sudah dikatakan oleh Elia kepada Ahab, bahwa: Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel.
Mari, kita perhatikan ayat 30, dengan perikop: “Izebel dibunuh
2 Raja-Raja 9:30
(9:30) Sampailah Yehu ke Yizreel. Ketika Izebel mendengar itu, ia mencalak matanya, dihiasinyalah kepalanya, lalu ia menjenguk dari jendela.
 
Di sini kita perhatikan: Izebel mencalak matanya; di seluruh kelopak matanya dihiasi dengan celak, ditambah warna-warna merah atau biru di wajahnya, ditambah lagi lipstik merah di bibirnya.
 
Banyak ibadah mencalak; kelihatan hebat mencalak, tetapi hanya bagian luarnya saja yang mencalak; TUHAN tidak suka yang demikian. Mengapa ada ibadah mencalak-mencalak? Karena perempuan Izebel licin perkataannya.
Coba kalau pengajaran salib, pengajaran yang tulus dan murni disampaikan, maka pelayanan ini sederhana saja. Apa yang TUHAN sampaikan ke hati saya, maka itu yang akan saya sampaikan; itu namanya pelayanan yang sederhana saja, yang tulus dan murni, sama seperti perawan suci (suci di atas suci). Tidak perlu mencalak-mencalak, tetapi sederhana saja, tidak ditambah-tambahkan dengan kiasan-kiasan, lampu-lampu kelap-kelip.
 
Sedikit kesaksian: Suatu kali saya melayani di Surabaya, dan gembala sidang setempat pun baik kepada saya. Setelah beliau mendengar saya berkotbah di satu persekutuan, lalu beliau meminta saya berkotbah di gerejanya di Surabaya. Sesudah Firman disampaikan, selanjutnya saya kembalikan kepada beliau sebagai gembala sidang, tetapi gembala setempat kembalikan lagi kepada saya untuk mendoakan sidang jemaat.
Cara mendoakannya mencalak-mencalak; semua sidang jemaat itu, baik laki-laki maupun perempuan harus saya peluk satu per satu. Beliau berkata: “Doakan, mereka butuh pelukan kasih sayang.” Dalam hati saya berkata: “Kasih sayang apa yang seperti ini?” Lalu saya tolak permintaan beliau; saya tidak mau memeluk baik itu laki-laki -- karena saya bukan homo --, lebih lagi perempuan -- supaya tidak ada kenajisan --.
Cukup tumpang tangan saja; itu pun kalau tangan saya berkuasa ya puji TUHAN, tetapi kalau tidak juga ya puji TUHAN. Tidak usah mencalak; sok keren padahal tidak ada apa-apanya.
 
Kemudian, di sini kita perhatikan tindakan Izebel selanjutnya: Sampailah Yehu ke Yizreel. Ketika Izebel mendengar itu, ia mencalak matanya, dihiasinyalah kepalanya, lalu ia menjenguk dari jendela saja.
Yesus adalah pintu. Jadi, Izebel ini tidak pernah mengalami pengalaman kematian, hanya cerita yang mencalak-mencalak, hanya menceritakan hal-hal yang lahiriah yang kelihatannya “waw” untuk memikat perhatian sidang jemaat supaya banyak orang berkumpul di situ. Mengapa bisa demikian? Karena Izebel, dia adalah perempuan asing, perkataannya licin sekali, 1001 (seribu satu) macam cara dinyatakan untuk menyedot perhatian sidang jemaat, padahal sedang mencalak-mencalak.
 
Jadi, TUHAN melihat pekerjaan sidang jemaat di Tiatira ini, yaitu soal kasih dan iman, pelayanan dan ketekunan 3 (tiga) macam ibadah pokok, bahkan pekerjaan yang terakhir dikerjakan lebih banyak dari yang pertama; itu bagus, tidak salah. Tetapi apa artinya itu semua kalau Izebel, perempuan asing, yang licin perkataannya, mengakui dirinya sebagai nabi untuk mendapat kesempatan untuk mengajar dan menyesatkan hamba-hamba TUHAN.
 
Kita harus bersyukur kepada TUHAN; saudara duduk diam mendengar Firman bisa sampai 2 (dua) jam, tetapi pekerjaan ini tidak sia-sia.
Kiranya kita senantiasa bercermin kepada Firman saja. Jangan putus asa. Selagi yang ada namanya “waktu”, itu adalah kesempatan untuk kita pergunakan. Dan TUHAN tidak izinkan pelayanan yang mencalak-mencalak di tempat ini; itu adalah suatu kemurahan, anugerah besar, untuk kita boleh alami bersama-sama.
 
Tadi, perempuan Izebel adalah perempuan asing yang licin perkataannya. Tentang “licin perkataannya”, mari kita memperhatikan Wahyu 13, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
 
Binatang yang keluar dari dalam bumi adalah gambaran dair nabi-nabi palsu yang licin perkataannya.
Apa buktinya? Buktinya ialah …
-      Bertanduk dua seperti anak domba, berarti; tidak jauh dari ibadah pelayanan,
-      tetapi apabila ia berbicara persis seperti seekor naga, berarti; penuh dengan kepalsuan, licin perkataannya.
 
Jadi, dapat kita ambil suatu kesimpulan, bahwa: Izebel, perempuan asing yang licin perkataannya adalah gambaran dan bayangan dari nabi-nabi palsu.
 
Sampai di sini Firman TUHAN sudah disampaikan; sampai di sini kiranya TUHAN menolong kita dan TUHAN memberkati kita.
Tetap saya kembali untuk mengingatkan kita, bahwasanya; 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang berdiri di gunung Sion, mereka itu adalah inti mempelai, sebab meterai Allah ada di dahi mereka. Kemudian, wujud dari gunung Sion adalah doa penyembahan, ibadah sudah berada pada puncaknya, sehingga ada nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun.
Berarti, penyembahan dengan ukuran yang benar adalah pengalaman kita bersama dengan TUHAN. Penyembahan itu tidak bisa ditiru-tiru dari orang lain, tetapi itu berdasarkan pengalaman kita, itulah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
 
Dengan ibadah yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, kita memiliki kuasa yang heran untuk sanggup bertahan menghadapi penyucian yang terakhir, itulah dua kali tujuh percikan darah, itulah sengsara tanpa dosa.
Sengsara tanpa dosa, artinya; orang yang berbuat dosa, tetapi kita yang harus menanggungnya. Mengapa hal ini terjadi diizinkan oleh TUHAN? Supaya kita semakin disucikan sampai sempurna. Jadi, darah salib berkuasa untuk menyucikan kita semua.
 
Penyucian terakhir adalah dua kali tujuh percikan darah:
-      Yang pertama: Di atas tutup pendamaian.
-      Yang kedua: Di depan tabut perjanjian.
Itulah sengsara tanpa dosa.
Jadi, tidak usah heran; kalau menanggung penderitaan bukan karena kesalahan, namun itu bisa terjadi diizinkan TUHAN, itu adalah kemurahan, supaya kita semua mengalami penyucian sampai sempurna.
-      Darah salib pertama-tama membenarkan kita, itulah di daerah halaman.
-      Lalu terus darah itu juga dilumuri sampai ke atas tanduk-tanduk yang di sudut-sudut pada Mezbah Dupa di Ruangan Suci.
Jadi, darah yang dari Mezbah Korban Bakaran -- gambaran dari Salib -- terus dibawa juga sampai ke Ruangan Suci.
Singkatnya: Darah itu …
-      Membenarkan = Daerah Halaman.
-      Menguduskan = Ruangan Suci.
-      Sampai menyempurnakan = Ruangan Maha Suci, di mana ada dua kali percikan darah di situ.
Jadi, darah itu berkuasa untuk membenarkan, menguduskan dan menyempurnakan kita semua. Darah salib itu tidak pasif, darah salib itu aktif dan hidup, aktif dan bekerja.
 
Darah itu begerak mulai dari taman Eden, di mana Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka telanjang, dilemparkan dari taman Eden; mulai dari situ darah salib berkuasa, terus bergerak melangkah maju sampai hari ini. Dan penyucian yang terakhir adalah sengsara tanpa dosa; dua kali tujuh percikan darah, sesuai dengan Imamat 16:15.
Ayatnya jelas; semuanya jelas. Jangan kita mencari dan menerima Firman yang tidak jelas, tetapi mencalak-mencalak.
 
Mengapa bisa terjadi mencalak-mencalak, kelihatan mewah? Karena perkataannya licin. Coba kalau jujur, murni, tulus, pasti sederhana saja; apa yang ditanamkan TUHAN di dalam hati ini, itu yang disampaikan, tidak usah dibuat mencalak-mencalak dengan membuat tamborin sexy-sexy, itu tidak perlu; dia hanya bisa menjenguk dari jendela.
Tetapi kalau dia adalah gembala, ibu yang baik, maka dia harus melalui pintu; melalui pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Yesus adalah pintu; Dialah kematian kebangkitan.
 
Inilah nabi-nabi palsu yang licin perkataannya.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment