IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 10 MEI 2025
STUDY YUSUF
Subtema: MANUSIA ALLAH
Shalom.
Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena
rahmat-Nya kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus
sehingga kita boleh datang menghadap TUHAN lewat Ibadah Kaum Muda Remaja, tentu
karena kemurahan TUHAN.
Saya tidak lupa menyapa anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut
bergabung lewat online, baik live streaming, maupun video internet baik
dari YouTube, maupun Facebook, atau media sosial lainnya yang dapat digunakan,
dimanapun saudara berada. Kiranya damai Sejahtera dari sorga memberi satu
sukacita dan Bahagia saat kita duduk mendengarkan sabda Allah.
Mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman penggembalaan untuk
Ibadah Kaum Muda Remaja. Namun jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh, mohon
kemurahan TUHAN supaya Firman Allah meneguhkan hati kita sekaliannya pribadi
lepas pribadi.
Sekarang kita akan membaca Kejadian 43…
Kejadian 43:25-26
(43:25) Sesudah
itu mereka menyiapkan persembahannya menantikan Yusuf datang pada waktu tengah
hari, sebab mereka telah mendengar, bahwa mereka akan makan di situ. (43:26)
Ketika Yusuf telah pulang, mereka membawa persembahan yang ada pada mereka
itu kepada Yusuf di dalam rumah, lalu sujud kepadanya sampai ke tanah.
Kakak-kakak Yusuf membawa persembahan mereka kepada Yusuf, lalu sujudlah
mereka sampai ke tanah.
Adapun persembahan dari kakak-kakak Yusuf tertulis dengan lengkap di
dalam Kejadian 43:11, dimana terdapat enam perkara:
1. Balsam
(dalam ejaan lama: getah harum).
2. Madu
(dalam ejaan lama: madu).
3. Damar
(dalam ejaan lama: rempah-rempah).
4. Damar
ladan (dalam ejaan lama: kemenyan).
5. Kemiri
(dalam ejaan lama: buah keras).
6. Buah
badam (buah badam).
Itulah yang menjadi persembahan dan yang dipersembahkan oleh kakak-kakak
Yusuf kepada Yusuf.
Kejadian 43:12, 20-22
(43:12) Dan
bawalah uang dua kali lipat banyaknya: uang yang telah dikembalikan ke
dalam mulut karung-karungmu itu haruslah kamu bawa kembali; mungkin itu suatu
kekhilafan. (43:20) "Mohon bicara tuan! Kami dahulu datang ke mari
untuk membeli bahan makanan, (43:21) tetapi ketika kami sampai ke tempat
bermalam dan membuka karung kami, tampaklah uang kami masing-masing dengan
tidak kurang jumlahnya ada di dalam mulut karung. Tetapi sekarang kami
membawanya kembali. (43:22) Uang lain kami bawa juga ke mari untuk
membeli bahan makanan; kami tidak tahu siapa yang menaruh uang kami itu ke
dalam karung kami."
Uang untuk pembelian gandum dari kakak-kakak Yusuf dikembalikan, akan
tetapi persembahan mereka diterima oleh Yusuf. Hal ini menunjukkan bahwa
kedudukan Yusuf sebagai penerima persembahan jelas lebih tinggi dari
kakak-kakaknya.
Kemudian, setelah mempersembahkan enam hal yang dijadikan persembahan
kepada Yusuf, selanjutnya sujudlah mereka kepada Yusuf sampai ke tanah.
Kejadian 43:27-28
(43:27) Sesudah
itu ia bertanya kepada mereka apakah mereka selamat; lagi katanya: "Apakah
ayahmu yang tua yang kamu sebutkan itu selamat? Masih hidupkah ia?" (43:28)
Jawab mereka: "Hambamu, ayah kami, ada selamat; ia
masih hidup." Sesudah itu berlututlah mereka dan sujud.
Yusuf bertanya tentang kabar Yakub, lalu kakak-kakak Yusuf menjawab: "Hambamu,
ayah kami, ada selamat; ia masih hidup."
Kemudian, setelah memberitahukan kabar tentang Yakub, kakak-kakak Yusuf
kembali berlutut dan sujud kepada Yusuf.
Singkat kata: kakak-kakak Yusuf berlutut dan bersujud kepada Yusuf
sebanyak dua kali, antara lain;
-
Yang pertama: Pada saat mempersembahkan enam
persembahan kepada Yusuf.
-
Yang kedua kali: Setelah memberitahukan kabar selamat
tentang Yakub, ayah mereka.
Dari peristiwa ini kita dapat melihat bahwasannya Yusuf berada pada
satu kedudukan yang sangat tinggi sebab YUSUF DIPERMULIAKAN OLEH TUHAN.
Perlu untuk diketahui:
-
Sejauhmana kita menyangkali diri dan memikul salibnya,
maka sejauh itulah TUHAN mengangkat harkat dan martabat kita.
-
Sejauhmana kita ditolak di bumi ini karena TUHAN, maka
sejauh itu nanti TUHAN mengakui keberadaan kita. Jadi jangan euphoria dengan sanjungan-sanjungan.
-
Sejauhmana kita direndahkan di bumi ini, maka sejauh
itulah nanti TUHAN meninggikan kita.
Oleh sebab itu, jangan berkecil hati, jangan putus asa, jangan menjadi
lemah saat kita ditolak, direndahkan -- saat menyangkal diri dan memikul salib
--.
Kita akan membuktikan fakta kebenaran ini dituliskan di dalam…
Filipi 2:5-7
(2:5) Hendaklah
kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (2:7)
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Yesus telah melepaskan segala reputasi-Nya,
sebab;
-
Ia telah meninggalkan kemuliaan-Nya sebagai
Allah.
-
Ia telah meninggalkan rumah-Nya dan meninggalkan
Bapa-Nya di Sorga.
Hal ini sama dengan Yusuf yaitu dicuri diculik dari Kanaan lalu dibawa
ke Mesir itu adalah perjalanan salib, seperti Yesus turun dari Sorga ke bumi
dan menjadi sama dengan manusia.
Pendeknya: Yesus menjadi sama dengan manusia, berarti Yesus adalah
Allah yang menjadi manusia, manusia Ilahi, manusia Rohani (Filipi 2:7).
1 Timotius 6:11
(6:11) Tetapi
engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah,
kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
Manusia Allah menjauhkan dirinya dari sifat dan dari keinginan
manusia daging, sebab yang dikejar oleh manusia Allah adalah:
1. KEADILAN
à
Orang yang adil dan tidak curang; tidak berpihak kepada ketidakadilan sebab
padanya ada timbangan keadilan dan kebenaran.
2. IBADAH
à
Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok sesuai dengan pola kerajaan Sorga,
antara lain:
-
Tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan
perjamuan suci.
-
Tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan
kesaksian Roh.
-
Tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan.
3. KESETIAAN
à
Kehidupan yang tidak terpisahkan dari kasih Allah baik dalam keadaan apapun;
baik dalam suka maupun dalam duka, kecuali oleh maut.
4. KASIH.
Kegunaan
kasih adalah: Menutupi banyak sekali dosa = Berkuasa mengampuni kesalahan
sekalipun tersakiti.
5. KESABARAN.
Itu berarti, sabar kepada sesama, sabar dalam kesesakan, sabar dalam segala
perkara sehingga dengan demikian oleh kesabaran ini bermanfaat untuk menolong
orang lain.
6. KELEMBUTAN.
Lembut =
Lunak dan lemas (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia), sehingga mudah untuk dibentuk
oleh TUHAN.
Ayo kejarlah enam hal ini saudara. Haleluya…
Praktek manusia Allah.
Fil 2:7
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Yesus mengambil rupa seorang hamba
dan tidak mengambil rupa seorang tuan yang hanya bisa mengatur dan memerintah.
Terkait dengan rupa hamba, kita lihat di dalam…
Kisah Para Rasul 22:13-17
(22:13) Ia datang
berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan
melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. (22:14)
Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk
mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk
mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. (22:15) Sebab engkau
harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan
yang kaudengar. (22:16) Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu?
Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil
berseru kepada nama TUHAN! (22:17) Sesudah aku kembali di Yerusalem dan
ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohku diliputi oleh kuasa
ilahi.
Roh Paulus diliputi kuasa Ilahi menunjukkan bahwa Paulus adalah
manusia Allah, manusia ilahi, manusia rohani. Sedangkan manusia Allah mengambil
rupa seorang hamba, terlihat pada ayat 15: Paulus harus menjadi
saksi-Nya TUHAN, hamba-Nya TUHAN.
Hamba TUHAN untuk tiga hal, antara lain:
1. Untuk
mengetahui kehendak Allah = Hamba Allah.
2. Untuk
melihat yang benar = Hamba kebenaran.
3. Untuk
mendengar Firman Allah yang keluar dari mulut Allah = Hamba
yang dengar-dengaran.
Jadi jelas praktek manusia Allah adalah mengambil rupa seorang hamba,
menjadi hamba untuk kehendak Allah, menjadi hamba kebenaran, menjadi hamba yang
dengar-dengaran.
Jadilah hamba Allah berarti melakukan kehendak Allah, jadilah hamba
kebenaran, jangan hamba dosa lagi, jadilah hamba yang dengar-dengaran, pasti
berhasil, kalau berontak terus, tidak berhasil.
Ketika mengambil rupa seorang hamba maka kita tidak perlu ragu-ragu.
Maksud “tidak perlu ragu-ragu” adalah:
- Tidak
perlu mendua hati.
- Tidak
perlu berpikir dua kali.
Tanda tidak ragu-ragu: “BANGUNLAH”, berarti berada dalam suasana
kebangkitan = Melayani dalam hidup yang baru.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas;
-
Sejauhmana kita menyangkali diri dan memikul salibnya,
maka sejauh itulah TUHAN mengangkat harkat dan martabat kita.
-
Sejauhmana kita ditolak di bumi ini, maka sejauh itu
nanti TUHAN mengakui keberadaan kita.
-
Sejauhmana kita direndahkan di bumi ini, maka sejauh
itulah nanti TUHAN meninggikan kita.
Itulah Yusuf, ia berada pada satu kedudukan yang sangat tinggi karena TUHAN
mempermuliakan Yusuf.
Uang pembelian gandum dikembalikan Yusuf, tetapi enam hal yang
dipersembahkan oleh kakak-kakak Yusuf diterima, berarti kedudukannya sebagai
yang menerima persembahan jauh lebih tinggi dari pada yang membawa persembahan
karena selanjutnya setelah mereka mempersembahkan persembahannya, mereka
berlutut dan bersujud sampai ke tanah.
Demikian juga, setelah mereka memberitahukan kabar tentang Yakub
selanjutnya kakak-kakak Yusuf, sujud dan berlutut sampai ke tanah.
Jadi dari peristiwa ini kita bisa memetik suatu Pelajaran yang indah,
kita memang harus menyangkal diri dan memikul salib, tidak malu ketika kita
ditolak supaya kita diakui oleh TUHAN, tidak perlu malu ketika direndahkan
supaya kelak ditinggikan TUHAN.
Kita tidak bisa berada di tempatnya TUHAN dengan kekuatan kita, kita
tidak mungkin bisa berada pada kedudukan TUHAN kalau kita masih mempertahankan
kedudukan manusia daging. Jadi membawa diri di tempat yang rendah itu sudah
menjadi harga mati. Menyangkal diri, memikul salib, ditolak, itu sudah menjadi
harga mati supaya kita diakui oleh TUHAN. Jangan menginginkan supaya manusia
mengakui kita. Kan kecenderungan dari manusia adalah supaya dirinya diakui,
diterima. Ketika ditolak menangis, bersungut-sungut, cemberut, uring-uringan.
Tidakkah TUHAN sungguh mulia hatinya supaya kelak kita dipermuliakan?
Filipi 2:8-10
(2:8) Dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib. (2:9) Itulah sebabnya Allah sangat
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, (2:10)
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada
di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Sebagai manusia Yesus telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Oleh sebab itulah, Allah menunjukkan dua hal:
YANG PERTAMA: Allah sangat meninggikan Dia.
Kalau kita merendahkan diri, taat sampai mati maka TUHAN akan
meninggikan kita.
Ayat referensi saat Yesus ditinggikan.
Ibrani 1:3b-4
(1:3) Ia adalah
cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada
dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian
dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
(1:4) jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti
nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Setelah Ia mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang
Mahabesar, di tempat yang tinggi, maksudnya lebih tinggi dari pada
malaikat-malaikat.
Jadi pada saat kapan Yesus merendahkan diri? Pada saat Yesus mengadakan
penyucian dosa di atas kayu salib.
Roma 8:34
(8:34) Kristus
Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit,
yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela
bagi kita?
Yesus telah mati, bangkit pada hari ketiga, sekarang duduk di sebelah
kanan Allah, menjadi Pembela bagi kita = Ditinggikan.
Pendeknya: Tangan kanan Allah menjadi pembela bagi kita. Ini suasana
saat ditinggikan.
Jadi bayangkan saja kalau Yesus tidak ditinggikan (duduk di sebelah
kanan Allah Bapa), bagaimana keadaan manusia? Keadaan manusia bisa lebih rendah
dari malaikat, keadaan manusia tidak ada pembelaan. Tetapi saat Yesus
merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya, Dia ditinggikan setinggi-tingginya.
- Yang
pertama; lebih tinggi dari para malaikat.
- Yang
kedua; menjadi pembela bagi kita semua.
Itu sebabnya Yesus perlu untuk ditinggikan. Maka Yesus juga harus
merendahkan diri terlebih dahulu, menderita sengsara bahkan mati di atas kayu
salib.
YANG KEDUA: Allah mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama.
Kisah Para Rasul 4:12
(4:12) Dan keselamatan
tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong
langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita
dapat diselamatkan."
Di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan yang adalah nama Yesus. Jadi kita
diselamatkan oleh karena nama Yesus, sebab Allah mengaruniakan kepada-Nya nama
di atas segala nama. Banyak nama di atas muka bumi ini, tetapi tidak ada
satupun nama-nama itu yang dapat menyelamatkan manusia selain nama Yesus.
Pendeknya: Nama Yesus di atas segala nama yang ada di bawah kolong
langit ini (di bumi ini).
Filipi 2:10-11
(2:10) supaya
dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan
yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (2:11)
dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah TUHAN," bagi
kemuliaan Allah, Bapa!
Akhirnya oleh karena nama Yesus:
a. Bertekuk
lutut segala yang ada di langit, di atas, di bumi, dan yang ada di bawah bumi
kepada nama Yesus.
b. Segala
lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah TUHAN dan Juruselamat."
Singkat kata: Oleh karena nama Yesus semua yang bernafas berlutut dan
menyembah dengan seruan bahwa Yesus adalah TUHAN dan juruselamat.
Jadi tidak akan sampai kepada kedudukan yang tinggi apabila Yesus tidak
terlebih dahulu merendahkan diri serendah-rendahnya, demikian juga Yusuf dari
Kanaan dibawa ke Mesir itu adalah perjalanan salib, ia sangat direndahkan.
Ibrani 1:4
(1:4) jauh lebih
tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan
kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Singkat kata: Nama Yesus adalah nama yang indah, melebihi keindahan dari
semua nama-nama yang ada di kolong langit ini.
Jadi karena nama Yesus bertekuk lutut segala yang di langit, di bumi,
dan di bawah bumi dan segala lidah mengaku bahwa Yesus adalah TUHAN bagi kemuliaan Allah Bapa.
Saudara-saudara Yusuf berlutut dan sujud sampai ke tanah sebanyak dua
kali, sebenarnya hal itu telah dinubuatkan oleh Yusuf sebelum hal tersebut
terjadi di dalam Kejadian 37.
Dalam Kejadian 37:3-9, Yusuf dibenci di rumahnya sendiri karena
dua hal:
1. Karena
jubah yang maha indah.
Jubah yang
maha indah à
Karunia-karunia dan jabatan Roh El Kudus yang dikaruniakan oleh TUHAN kepada
seorang imam.
Jadi jubah
yang maha indah yang diberikan Yakub menunjukkan bahwa Yusuf adalah seorang
imam (pelayan TUHAN).
2. Kebencian
tersebut bertambah menjadi dua kali lipat setelah kepada Yusuf
dikaruniakan mimpi.
Mimpi
berbicara soal pembukaan rahasia Firman Allah. Perlu untuk diketahui: Semakin
dipercayakan pembukaan rahasia Firman Allah, maka kebencian itu semakin
bertambah-tambah kepada Yusuf.
Jadi,
jangan kita heran apabila kebencian dunia semakin bertambah-tambah kepada kita.
Semakin rahasia Firman dibukakan dan kita menghidupinya, jelas kebencian dunia
itu semakin kita rasakan. Sebelum kita menghidupi pembukaan rahasia Firman,
dengan lain kata; sebelum kita menikmati pembukaan rahasia Firman dan
menghidupinya, kita sama dengan orang dunia. Tetapi semakin kita menghidupi
pembukaan rahasia Firman, maka kebencian dunia itu semakin nyata. Dahulu
sebelum menghidupi pembukaan rahasia Firman, hidup kita sama dengan dunia,
persis seperti dunia. Gaya hidupnya seperti dunia, bicaranya seperti dunia,
cara berdandannya seperti dunia, cara berpikirnya seperti dunia, glamornya juga
seperti dunia. Tetapi begitu dia menghidupi pembukaan Firman Allah maka semakin
terasalah kebencian dunia ini semakin berlipat-lipat ganda.
Adapun mimpi Yusuf antara lain:
-
Sebelas berkas saudara Yusuf sujud kepada berkas Yusuf.
-
Matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud menyembah
kepada Yusuf.
Ini adalah suatu nubuatan, namun karena mimpinya ini Yusuf disingkirkan
dari rumahnya sendiri; ia dijual kepada orang Midian seharga dua puluh syikal
perak lalu saudara-saudaranya merampas jubahnya. Namun tidak berhenti sampai
situ, Yusuf juga difitnah oleh isteri Potifar sehingga isteri Potifar pun
merampas jubahnya.
-
Jubah yang pertama dirampas oleh saudara-saudaranya di
rumahnya sendiri
-
Pakaiannya dirampas oleh isteri Potifar, saat ia
difitnah oleh isteri Potifar.
Demikian juga ketika Yesus dari Sorga turun ke bumi, Ia menderita
sengsara bahkan mati di atas kayu salib, jubah-Nya diundi, sedangkan pakaian-Nya
dibagi menjadi empat bagian. Jadi sebanyak dua kali pakaiannya dilepaskan.
Itu sebabnya saya katakan, sejauh mana kita direndahkan, sejauh itulah TUHAN
meninggikan kita.
Tadi kita sudah melihat, saudara-saudara Yusuf dua kali berlutut dan
sujud menyembah sampai ke tanah. Jadi jelas sejauh mana kita direndahkan,
sejauh itu juga kita ditinggikan oleh TUHAN. Maka menyangkal diri, memikul
salib di Tengah pengikutan kita kepada TUHAN, sudah menjadi harga mati supaya
kelak Dimana TUHAN ada, di situ kita berada.
Jadi jangan ragu-ragu lagi untuk mengambil rupa sebagai seorang hamba,
jangan berpikir dua kali lagi. Itu praktek manusia Ilahi, mengambil rupa sebagai
seorang hamba. Hamba untuk kehendak Allah, hamba kebenaran, dan hamba yang
dengar-dengaran, tidak usah ragu-ragu, pasti berhasil. Tetapi kalau hanya
mengikuti keinginannya sendiri (euphoria) dalam keinginannya sendiri
bagaimana mau berhasil? Tidak bisa dipakai TUHAN kehidupan semacam ini.
Sadarlah mulai dari sekarang, sadari semua kebodohan-kebodohan, tanggalkan
sifat manusia daging. Jadilah manusia Ilahi, manusia Allah, manusia Rohani
untuk mengejar enam hal dan itu harus kita persembahkan seperti saudara-saudara
Yusuf mempersembahkan enam hal itu kepada Yusuf.
Ayo malam ini kita datang tersungkur di kaki salib, sadarilah kemalangan
kita selama ini, dengan hancur hati kita akan menyembah TUHAN, Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA,
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment