IBADAH RAYA MINGGU, 27 APRIL 2025
WAHYU PASAL 19
(Seri 2)
Tema: DUA KALI HALELUYA
Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, berterimakasih buat rahmat-Nya yang telah menghimpunkan kita di atas gunung TUHAN, beribadah kepada TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu. TUHAN masih memberi kita nafas hidup, umur panjang, kesehatan, itu tanda bahwa TUHAN memberi kesempatan bagi kita untuk mendekat kepada Dia lewat Ibadah Raya Minggu malam ini. Terpujilah kasih karunia TUHAN yang mulia.
Terimakasih saya ucapkan kepada TUHAN, karena doa-doa saudara TUHAN menolong pelayanan kami selama dua hari, tiga kali ibadah pemberitaan Firman TUHAN untuk melayani Paskah PPT Tanah Karo dengan tema: ORANG-ORANG BERSUNAT seri yang ketiga. Berarti sudah sembilan kali pemberitaan Firman dengan tema yang sama, terkait dengan perjuangan Daud menghadapi Goliat, orang Filistin, orang yang tidak bersunat, si kulit khatan. Dan juga kelanjutannya sebagai seri yang ketiga nanti di tempat ini dalam Paskah PPT, sebagai agenda tahunan, kiranya TUHAN tolong dan membukakan Firman-Nya. Seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Terimakasih buat doa-doanya. TUHAN menyertai perjalanan kami menuju Tanah Karo, TUHAN jaga, lindungi, bela di darat, baik juga kembali dengan selamat dan kita bisa bertatap muka, tidak kurang suatu apapun.
Saudara, betapa pentingnya untuk tergembala. Bayangkan, kalau saja Daud berdiam diri, tidak memperlengkapi diri sebagai gembala kembing domba antar lain; tongkat gembala, lima batu licin yang diambil dari dasar sungai, umban, kantong gembala, bagaimana jadinya keadaan domba-domba di kandang penggembalaan? Tetapi kita sudah melihat dua perlengkapan yang dipercayakan TUHAN kepada Daud. Salah satunya adalah tongat gembala; supaya domba-domba lewat dari bawah tongkat gembala, lalu gembala membawa masuk domba-domba ke kandang penggembalaan.
Ternyata kandang penggembalaan disebut juga tempat pembaringan. Tempat pembaringan menunjuk suatu keadaan yang tenang, artinya; kalau domba-domba tergembala, domba-domba tetap dipelihara, dilindungi dan dibela oleh TUHAN. Sekalipun kekejutan terjadi, domba-domba bagaikan di tempat pembaringan. Dunia boleh gonjang-ganjing, jungkir balik, tetapi kalau domba-domba tergembala dengan baik; tetap dalam keadaan yang tenang.
Oleh sebab itu, jadilah kehidupan domba yang tergembala, tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok, jangan jauh dari situ, itu sudah menjadi harga mati, tidak bisa ditawar-tawar. Kita menjalankan ibadah ini menggunakan pelajaran Pengajaran Tabernakel itulah pola kerajaan Sorga. Kita beribadah bukan ibadah buatan tangan manusia yaitu; ibadah 10 jam saja, ibadah 5 jam saja, ibadah pertengahan minggu saja, saya tidak pernah temukan itu tertulis di dalam Alkitab. Yang saya tahu, ketika menggunakan pelajaran dari Pengajaran Tabernakel, itulah pola kerajaan Sorga, ada tiga alat di dalam Ruangan Suci semua menunjuk kepada ketekunan tiga macam ibadah pokok. Itu adalah tanda domba tergembala dengan sungguh-sungguh. Dan lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok, Imam Besar Agung memimpin ibadah-ibadah itu sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembaan.
Jadi, puncak ibadah adalah doa penyembahan, bukan Ibadah Raya Minggu (pelita emas0. Kalaupun ini saya sampaikan terus menerus, bukan berarti saya ingin menunjuk dosa saudara, tetapi terus mengingatkan saja, karena ini adalah tugas dan tanggungjawab yang sudah ditaruh di atas punda dan itu harus saya pikul. Jangan ada satupun dari satu kawanan domba yang TUHAN sudah percayakan itu hilang, mengingat kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi, tanda-tanda kedatangan sudah sangat jelas.
Jadi, saudara jangan bermain-main lagi dengan nyawa ini, nyawa manusia tidak sama dengan nyawa binatang. Nyawa binatang; dilahirkan hanya untuk ditangkap dan dimusnahkan, tetapi nyawa manusia tidak sama dengan nyawa hewan. Itu sebabnya antikris disebutlah binatang pertama yang keluar dari dalam laut, mereka dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan.
Demikian juga nabi-nabi palsu disebut juga binatang yang kedua yang keluar dari dalam bumi, juga; dilahirkan, ditangkap untuk dimusnahkan. Tetapi kehidupan kita bukan dilahirkan, ditangkap lalu dimusnahkan. TUHAN sudah rela melepaskan segala reputasi-Nya, TUHAN sudah tinggalkan segala kemuliaan-Nya, rumah-Nya di Sorga, Bapa-nya di Sorga dan Ia datang ke dunia, menjadi manusia, menderita sengsara dan mati di kayu salib untuk mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia. Dia telah mengadakan pendamaian karena Dia Imam Besar, Dia pengantara. Kalau TUHAN Yesus tidak mati di atas kayu salib, siapa yang menjadi Pengantara atas manusia dengan Allah, siapa yang menjadi penghubung antara manusia dengan Allah? Tidak ada.
Jadi saudara, kita patus bersyukur kita punya Allah yang heran, dahsyat, luar biasa, Dia adalah Yesus Kristus TUHAN dan Juruselamat. Dia Gembala Agung menuntun domba-domba-Nya, Dia Imam Besar Agung memimpin tiga macam ibadah pokok sampai kepada puncaknya; doa penyembahan. Dia adalah Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedek, yang disebut juga Raja Salem, pertama-tama Raja damai sejahtera, Dia Mesias, Dia Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga. Dia yang memelihara, melindungi, membela dan menyelamatkan tubuh-Nya. Haleluya…
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, bapak/ibu, saudara/I yang turut bergabung lewat online / live streaming / video internet dimanapun saudara berada, dalam dan luar negeri.
Sebelum kita membaca ayat Firman TUAN, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.
Malam ini kita kembali untuk memperhatikan Wahyu 19. Pada minggu yang lalu kita sudah berada pada PENDAHULUAN dari Wahyu 19, tentu kita semua masih ingat.
Wahyu 19:1-2 --- Perikop: “Nyanyian atas jatuhnya Babel”
(19:1) Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita, (19:2) sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu."
Suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di Sorga, katanya: HALELUYA!
Pendeknya, di Sorga ada penyembahan dan penyembahan itu timbul karena:
- Allah telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya
- Allah telah membalaskan darah hamba-hambaNya atas pelacur itu
Pelacur 🡪 Babel, tempatnya roh jahat dan roh najis.
Singkat kata, Firman TUHAN memberi kemenangan kepada gereja TUHAN di bumi dan oleh karena kemenangan itu, Sorga bersorak. Kalau Sorga ikut bersorak, itu berarti, ada hubungan / kontak antara bumi dengan Sorga, dengan demikian; kita diingatkan bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar Agung; Ia adalah pengantara yang mengadakan hubungan antara gereja TUHAN di bumi dengan Sorga
Mari kita membaca..
1 Yohanes 2:1 --- Perikop: “Kristus pengantara kita”
(2:1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa
Firman Allah disampaikan dengan baik dan benar sesuai dengan kehendak Allah dalam lisan maupun tulisan, tujuannya adalah supaya kita jangan berbuat dosa.
Jadi, ibadah tanpa Firman Allah disampaikan, tidak ada artinya ibadah itu. Ibadah tetapi hanya karena karunia kesembuhan, mujizat, mengusir setan, menggeser gunung; tidak ada artinya. Inti ibadah adalah pemberitaan Firman, supaya kita jangan berbuat dosa. Namun jika ada yang berdosa, Alkitab berkata: kita mempunyai pengantara kepada Bapa yaitu; Yesus Kristus, yang adil.
Saudara, kadang kalau suami berbuat salah, isteri bisa langsung bersungut-sungut. Atau sebaliknya, kalau suami berbuat salah, isteri tersinggung. Anak berbuat salah, orangtua tersinggung. Tetapi lihatlah kebaikan TUHAN, jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara kepada Bapa yaitu; Yesus Kristus yang adil.
Seharusnya, upah dosa adalah maut, tetapi yang berdosa ini masih terus dihubung-hubungkan dengan Sorga, apa itu namanya kalau bukan kasih karunia? Siapa yang menghubungkan? Yaitu seorang pengantara, itulah pribadi TUHAN Yesus Kristus yang adil. Itu sebabnya, ketika Firman TUHAN memberi kemenangan terhadap gereja TUHAN di bumi, Sorga bersorak dan itu langsug mengingatkan kita kepada pribadi Yesus Kristus, Dialah Imam Besar, Pengantara, Kristus yang adil.
Marilah kita melihat letak keadilan TUHAN….
Wahyu 19:1-2
(19:1) Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita, (19:2) sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu."
Benar dan adil segala penghakiman-Nya, Ia telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu, karena pelacur itu yang merusakan bumi, dialah yang menjadikan banyak orang-orang pilihan hidup dalam kenajisan percabulan.
Kata "darah" 🡪 pengorbanan dari hamba-hamba TUHAN / orang-orang pilihan TUHAN.
Roma 8:34-37
(8:34) Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? (8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? (8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Yesus Kristus yang adil tampil sebagai pembela sekaligus memberi kemenangan terhadap orang-orang pilihan TUHAN.
Hal itu ada kaitannya dengan darah pengorbanan, sebab di sini kita melihat rasul Paulus telah dianggap sebagai "domba-domba sembelihan."
Jadi saudara, sekecil apapun pengorbanan dari anak-anak TUHAN, hamba TUHAN, hamba kebenaran, itu diperhitungkan oleh TUHAN itu sebabnya TUHAN menghukum perempuan Babel. Itu baru pengorbanan kecil, apalagi kalau pengorbanan banyak; melayani dan beribadah disertai dengan korban berdarah-darah, maka; TUHAN akan bela dengan luar biasa. Itulah tentang: Yesus Kristus yang adil.
Pengajaran salib memang harus ditegakkan di tengah ibadah dan pelayanan; tidak boleh tidak. Tidak boleh bicara yang lahiriah, karena langit dan bumi ini akan berlalu, tidak bisa menyelamatkan kita. Yang menyelamatkan kita adalah darah salib, bukan karunia-karunia yang dimiliki oleh hamba TUHAN.
Kita lihat lebih rinci mengenai darah pengorbanan...
Mazmur 51:18-19
(51:18) Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. (51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Korban sembelihan / korban berdarah-darah kepada Allah ialah...
Jiwa yang hancur.
Saya harus akui, anak-anak TUHAN yang disebut pengikut TUHAN, maka dia harus menyangkal diri, memikul salib, dengan lain kata; banyak mengalami jiwa yang hancur, itu tidak bisa dipungkiri. Tetapi, tidak perlu kecil hati, tidak usah menjadi lemah dan putus asa
Hati yang patah dan remuk
Inilah korban sembelihan kepada Allah, dan tidak dipandang hina oleh TUHAN, berarti; mulia dihadapan TUHAN.
Jadi, orang yang mempersembahkan korban berdarah-darah adalah satu kehidupan yang mulia dihadapan TUHAN.
Saudara, dahulu, sebelum kita terpanggil di dalam TUHAN, pemahaman semacam ini jauh dari kehidupan kita. Yang kita tahu adalah, orang benar harus benar, orang benar tidak boleh dipersalahkan, orang benar harus tetap benar sampai kapanpun, tetapi di dalam TUHAN tidak seperti itu. Yang dimaksud korban sembelihan / korban berdarah-darah kepada TUHAN adalah jiwa yang hancur. Kita lakukan yang benar tetapi dipersalahkan sampai jiwa hancur. Kita melakukan yang benar tetapi disalahkan, dizalimi, difitnah, disakiti, diomongi dibelakang sampai hati patah dan remuk. Tetapi percayalah; tidak dipandang hina oleh TUHAN. Justru kehidupan semacam ini dipandang mulia oleh TUHAN.
Jadi kita tahu bagaimana cara TUHAN mempermuliakan anak-anak TUHAN, caranya tidak dengan gagah-gagah dan hebat seperti orang dunia. Orang dunia dipandang mulia kalau dia punya kelebihan, entah itu kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi, gaji bulanan yang lebih besar atau berhasil dalam bisnis yang dikelola dan seterusnya akhirnya diangkat sintua di tengah ibadah dan pelayanan, tidak seperti itu. Tetapi, untuk menjadi satu kehidupan yang dipermuliakan oleh TUHAN, berangkat dari korban berdarah-darah kepada TUHAN.
Kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, ayat ini terkena kepada Mezbah Korban Bakaran, alat yang paling besar ukurannya dari semua alat yang ada di dalam Tabernakel. Panjang dan lebar lima hasta dan tingginya tiga hasta. Mezbah korban bakaran adalah gambaran dan bayangan dari salib, dimana Yesus yang menjadi korban.
Setelah kita melewati Pintu Gerbang berarti; menerima Yesus = percaya, mau tidak mau harus bertobat. Pertobatan ini masih dasar dan dasar ini membawa kita sampai kepada kemuliaan (Ruangan Maha Suci).
Jadi, dasar kita untuk dipermuliakan adalah membawa korban berdarah-darah kepada TUHAN (korban sembelihan). Jangan lain pikiran kita dari pengertian ini. Itu sebabnya tadi, ketika Firman TUHAN memberi kemenangan kepada gereja TUHAN di bumi; Sorga bersorak. Itu tidak terlepas dari pribadi Yesus sebagai Imam Besar Agung; menghubungkan bumi dengan Sorga dan itu sudah Ia kerjakan begitu rupa 2000 tahun yang lalu.
Ulangan 32:43
(32:43) Bersorak-sorailah, hai bangsa-bangsa karena umat-Nya, sebab Ia membalaskan darah hamba-hamba-Nya, Ia membalas dendam kepada lawan-Nya, dan mengadakan pendamaian bagi tanah umat-Nya."
Dalam satu kesempatan, TUHAN membalas dendam kepada lawan-Nya (itulah perempuan Babel yang merusakan bumi dengan kenajisan percabulannya), terkait dengan hamba-hamba-Nya (orang-orang pilihan). Namun, dalam kesempatan yang lain; TUHAN mengadakan pendamaian dan penebusan atas dunia ini. Menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah seorang pengantara, menghubungkan bumi dengan Sorga. Tidak ada yang seperti Dia, jadi Dialah yang harus diceritakan di setiap ibadah, bukan soal kegerakan rohani. Kesembuhan itu perlu, tetapi inti ibadah adalah pembukaan Firman yang memberi kemenangan kepada gereja TUHAN di bumi ini, nanti di Sorga ada sorak-sorai dari himpunan orang banyak.
Siapa yang suruh TUHAN menebus dosa kita? Tidak ada. Siapa yang menyuruh TUHAN memperdamaikan kita dengan Allah? Tidak adak. Itu dikerjakan dengan segala kerelan-Nya. Demikian kiranya kita datang menghadap TUHAN lewat ibadah dan pelayanan di muka bumi ini dengan segala kerelaan di hati disertai dengan kerendahan di hati.
Kita buktikan bahwa Yesus telah mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dunia...
Matius 20:28
(20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini untuk 2 (dua) hal:
Melayani saya dan saudara.
Bayangkan, andaikata ibadah ini tidak ada, bagaimana kita mendapat pelayanan dari TUHAN, bagaimana jadinya hidup dan masa depan kita? Hidup kita tidak mendapat pelayanan, nikah kita tidak mendapat pelayanan.
Pendeknya, kalau tidak ada ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, apa jadinya hidup ini?
Memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan, sekaligus memperdamaikan dosa dunia.
Inilah tugas Yesus sebagai Imam Besar, betul-betul Dia adalah seorang pengantara yang adil.
Saya bersyukur kepada TUHAN, hidup dan nikah saya dilayani oleh Imam Besar Agung. Kalau hidup rohani saya tidak dilayani oleh TUHAN, saya akan selalu merasa sebagai kepala / suami itu harus menjadi pemimpin maksudnya; benar tetap benar. Tetapi setelah mendapat pelayanan dari Imam Besar, saya mengerti apa arti pemimpin, ternyata pemimpin adalah pelayan.
Suami juga akhirnya mengerti bahwa isteri adalah penopang yang baik, ras yang kuat, diciptakan dari tulang rusuk seorang suami. Artinya, seorang isteri datang dari seorang suami, bukan diciptakan dari debu tanah. Kalau binatang juga Adam diciptakan dari debu tanah. Lalu, ketika Adam seorang diri, dia hendak mencari pasangan dari binatang yang diciptakan oleh Allah. Ia menemukan bebek, tetapi terlalu cerewet. Dia mau memperisterikan ular nanti berlilitkan hutang lagi. Menikah dengan singa dan beruang takut diterkam setiap hari. Akhirnya dia mengadu kepada TUHAN dan TUHAN berkata; tidur dulu = masuk dalam pengalaman kematian. Sehingga nanti TUHAN mengadakan untuk mengambil satu dari tulang rusuk, lalu dibangunlah seorang perempuan. Ketika dibangun seorang perempuan itulah Hawa, dia melihat betapa cantik dan moleknya isterinya itu dan ia berkata; inilah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.
Jadi wajar seorang isteri menjadi penopang, tunduk kepada suaminya. Kenapa isteri mengerti hal itu? Karena Yesus datang ke dunia ini untuk...
Melayani hidup dan nikah kita semua.
Tidak berhenti sampai disitu Yesus mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia.
Apa jadinya kalau kita tidak diperdamaikan dengan Allah? Tentu saja kita akan terpisah jauh dari TUHAN.
Jad, Dialah Pengantara, Dialah pendamaian, Yesus Kristus yang adil.
Kita kembali membaca...
Wahyu 19:3
(19:3) Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."
Untuk kedua kalinya himpunan orang besar di Sorga berkata; HALELUYA.
Lalu, sesudah terdengar suara penyembahan itu, asapnya naik sampai selama-lamanya. Hal ini menunjukkan bahwa Babel tidak akan bangkit untuk selama-lamanya.
Wahyu 8:3
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Di sini kita melihat Yesus tampil sebagai Imam Besar Agung untuk memimpin ibadah-ibadah di atas muka bumi ini sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah) itulah doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan naik ke hadirat Allah. Sebab, kepada malaikat itu diberikan banyak kemenyan, lalu kemenyan itu dibakar, asapnya naik ke atas.
Jadi, tugas Imam Besar adalah untuk memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan. Jadi puncak ibadah bukan Raya Minggu tetapi doa penyembahan.
Kita kembali lagi kepada..
Wahyu 19:3
(19:3) Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."
Demikian juga ibadah di bumi ini, kalau dipimpin sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan, berarti; untuk selama-lamanya kita bersama dengan TUHAN, bagaikan asap dupa kemenyan naik kehadirat Allah, menembusi takhta Allah, bersama-sama dengan Allah selama-lamanya.
Tidak akan pernah lagi kita mengalami kekalahan oleh karena tipu daya dari perempuan Babel yang merusakkan bumi dengan percabulannya. Itu sebabnya, dari tempat ini saya sampaikan dengan tandas, pastikan hidup kita masing-masing dipimpin sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan. Jangan ada diantara kita berpikir lain untuk meninggalkan Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, rugi nanti. Mungkin hari ini wujudnya tidak nampak, tetapi nanti. Itulah perbedaan kita dengan gereja yang menolak Pengajaran Mempelai. Memang kita dianggap kuno, ketinggalan zaman; tidak apa-apa. Bukan awal yang menentukan, tetapi akhir yang menentukan (Pengkhotbah 7:8); bertahan saja.
Jadi saudara...
Asap yang pertama itu karena ada kemenangan di bumi; Sorga bersorak.
Tetapi Haleluya / penyembahan yang kedua, asapnya naik sampai selama-lamanya.
Berarti lepas dari daya tarik bumi, magnet bumi, kenajisan percabulan oleh karena perempuan Babel.
Kalau asapnya naik untuk selama-lamanya menunjukan kepada kita bahwasanya Babel tidak akan bangkit-bangkit lagi untuk selama-lamanya, dia tidak akan bisa lagi mempengaruhi gereja TUHAN di bumi ini.
Yesaya 34:8 --- Perikop: “Hukuman atas bangsa-bangsa termasuk Edom”
Edom adalah Esau, karena Esau adalah seorang yang suka tinggal di padang, seorang yang pandai berburu daging binatang, ini juga bagian dari antikris.
Yesaya 34:8
(34:8) Sebab TUHAN mendatangkan hari pembalasan dan tahun pengganjaran karena perkara Sion.
Singkat kata, lagi-lagi kita melihat bahwa TUHAN mendatangkan hari pembalasan dan tahun pengganjaran karena Sion. Berarti, TUHAN membalaskan perempuan Babel sebagai ganjaran karena perempuan Babel telah merusakkan bumi dengan kenajisan percabulannya.
Saudara perhatikan saja, kalau anak-anak TUHAN dikuasai oleh roh kenajisan percabulan dia terganggu menjalankan ibadahnya. Jadi, TUHAN satu kali akan mengadakan pembalasan. Lihat orang yang dikuasai oleh kenajisan percabulan, dia tidak bisa serius untuk beribadah, dia tidak bisa tekun dalam tiga macam ibadah pokok, dan TUHAN marah sekali kepada perempuan Babel ini, sehingga TUHAN mendatangkan hari pembalasan dan tahun pengganjaran karena perkara Sion. Tetapi kita telah diajar oleh TUHAN untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok supaya lepas dari kenajisan percabulan. Mungkin saudara bertanya-tanya apa sih kenajisan percabulan? Kenajisan percabulan adalah seseorang menjadi kaya namun oleh karena kelimpahan hawa nafsu perempuan Babel (Wahyu 18:3).
Yesaya 34:9
(34:9) Sungai-sungai Edom akan berubah menjadi tér, dan tanahnya menjadi belerang; negerinya akan menjadi tér yang menyala-nyala
Sungai-sungai Edom akan berubah menjadi tér.
Ter itu semacam minyak. Bayangkan, sungai berubah menjadi minyak, apa jadinya?
Tanahnya menjadi belerang, yang ada di kawah gunung-gunung, aromanya menyengat.
Sudah ada minyak (ter), tanah juga sudah minyak, tanah menjadi belerang, tinggal disulut api, maka apinya akan menyala untuk selama-lamanya.
Yesaya 34:10
(34:10) Siang dan malam negeri itu tidak akan padam-padam, asapnya naik untuk selama-lamanya. Negeri itu akan menjadi reruntuhan turun-temurun, tidak ada orang yang melintasinya untuk seterusnya.
Kalau ibadah dipimpin sampai ke tingkat ibadah yang tertinggi, itulah doa penyembahan, bagaikan asap kemenyan naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah, berada bersama dengan Allah untuk selama-lamanya, berarti kita sudah berkemenangan atas perempuan Babel. Tetapi dalam kesempatan yang lain; perempuan Babel akan dihukum untuk selama-lamanya, asapnya juga naik untuk selama-lamanya.
Jadi, gereja TUHAN harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Tidak ada ibadah sepuluh jam saja, atau ibadah pertengahan minggu; tidak ada. Yang saya tahu dari Pengajaran Tabernakel adalah tekun dalam tiga macam ibadah pokok, supaya ada hubungan kita dengan TUHAN.
Kalau kita tekun dalam Ibadah Raya Minggu hubungan kita secara pribadi dengan Allah Roh Kudus.
Kalau kita tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab hubungan kita secara pribadi dengan Yesus Allah Anak.
Kalau kita tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan supaya kita ada hubungan pribadi dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya yang besar.
Singkat kata, TUHAN YESUS KRISTUS – tiga menjadi satu ada di dalam kita. TUHAN di dalam kita, kita di dalam TUHAN. Kalau kita menyatu hanya dengan Allah Roh Kudus lewat Ibadah Raya Minggu, lalu Bapa dan kasih-Nya dimana (doa penyembahan)? Yesus Anak Allah / Firman-Nya dimana (Ibadah Pendalaman Alkitab)? Itu sesuatu yang tidak mungkin.
Jadi saudara, begitu ada penyembahan yang kedua; asapnya naik sampai selama-lamanya.
Berarti dari sini kita bisa melihat, kelepasan terjadi. Dalam satu kesempatan gereja mempelai mendapat kelepasan bagaikan asap dupa kemenyan, tetapi di dalam kesempatan yang lain; negeri Babel di hukum untuk selama-lamanya dan asapnya naik untuk selama-lamanya.
Saudara, malam ini kita sudah mendapat lawatan, walaupun mungkin berkat Firman sederhana dan singkat. Doakan supaya minggu depan kita membahas Wahyu 19:4-5. Jika TUHAN berkehendak, pasti TUHAN tolong dan berkati kita, sebagaimana TUHAN tolong dan memberkati kita lewat pembukaan rahasia Firman malam ini.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, lihat, ada dua kali Haleluya.
HALELUYA YANG PERTAMA adalah tanda bahwa TUHAN menghukum pelacur itulah perempuan Babel.
Firman TUHAN memberi kemenangan kepada gereja TUHAN di bumi, lalu Sorga bersorak, itu arti Haleluya yang pertama
Tetapi HALELUYA YANG KEDUA, ini adalah Haleluya dimana kemenangan sudah menjadi milik gereja TUHAN bersifat permanen, tetapi dengan syarat ibadah kita harus dipimpin sampai tingkat yang teringgi, itulah doa penyembahan. Penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah, tidak lagi kepada yang lain-lain termasuk kepentingan daging.
Doa saya sebagai gembala sidang (pemimpin jemaat), kiranya kita semua dipimpin oleh TUHAN sampai kepada tingkat ibadah tertinggi itulah doa penyembahan – asapnya naik ke hadirat Sorga untuk selama-lamanya. Tetapi di dalam kesempatan yang lain; Babel juga dihukum lalu asapnya juga naik untuk selama-lamanya, karena negerinya sudah berubah menjadi ter dan belerang. Baik sungainya, tanahnya sudah dipenuhi dengan ter dan minyak dan apinya terus menyala-nyala.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment