Tema: ORANG-ORANG BERSUNAT
Mula pertama saya mengucapkan puji dan syukur kepada TUHAN, yang telah menghimpunkan kita kembali di atas gunung TUHAN lewat Kebaktian Paskah Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) sebagai SESI YANG KETIGA, berarti sesi yang terakhir. Kalau TUHAN telah menolong kita pada dua sesi sebelumnya, maka tentu, pada sesi yang ketiga ini TUHAN tetap menolong kita dan seterusnya menolong kita sekaliannya. Dan kiranya damai sejahtera dari Sorga memenuhi hati kita, memberi satu sukacita, bahagia saat kita duduk diam mendengarkan Sabda Allah.
Saya juga turut menyapa bapak/ibu, saudara/i yang bergabung lewat online / live streaming / video internet, baik dari Youtube maupun Facebook atau media sosial lainnya yang dapat dipergunakan atau diakses.
Kita kembali untuk memperhatikan tema yang ada di hadapan kita: ORANG-ORANG YANG BERSUNAT.
Kita awali dari…
Filipi 3:2
(3:2) Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,
Pada ayat ini terdapat 3 (tiga) kali kata “hati-hatilah”…
Hati-hatilah terhadap anjing-anjing.
Hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat.
Hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu.
Kata “hati-hatilah” 🡪 suatu usaha dan perjuangan yang begitu hebat di dalam menghadapi pekerja-pekerja yang jahat yaitu; anjing-anjing dan penyunat-penyunat palsu. Tetapi kita semua; rekan-rekan hamba TUHAN yang saya kasihi, kita bukanlah anjing-anjing dan penyunat-penyunat palsu.
Kita kembali memperhatikan…
PERJUANGAN DAUD DI DALAM MENGHADAPI ANJING-ANJING DAN PENYUNAT-PENYUNAT PALSU.
Tetapi saya tetap berpesan, tetaplah berdoa dalam Roh, mohonlah kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita pribadi lepas pribadi, karena terbatas segala sesuatu yang ada di dalam diri saya ini. Supaya malam terakhir ini menjadi malam yang bisa dikenang untuk selama-lamanya, menjadi malam yang terindah.
1 Samuel 17:32
(17:32) Berkatalah Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu."
Di sini kita melihat; Daud bersiap maju untuk menghadapi Goliat orang Filistin yang tidak bersunat itu.
Kita harus berjuang menghadapi penyunat-penyunat palsu dan anjing-anjing.
1 Samuel 17:33
(17:33) Tetapi Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit."
Ternyata, bagi Saul, keinginan dari Daud untuk menghadapi Goliat, itu adalah hal yang mustahil (tidak mugnkin). Alasannya;
Daud masih muda.
Pengertian lain “masih muda”; minim pengalaman. Artinya; masih bau kencur tidak tau apa-apa.
Sedangkan Goliat seorang prajurit yang berpengalaman dari sejak muda.
Hal itu disampaikan oleh Saul, karena dia selalu berhadapan dengan Goliat orang Filistsin itu dengan lain kata, si kulit khatan ini selalu ada di mata Saul dari sejak muda.
Inikan pengertian yang konyol dari seorang pemimpin, jemaat mau maju, justru gembala mengatakan; tidak mungkin. Harusnya, kita justru support dan dukung saja, jangan selalu ingat masa lalu.
1 Samuel 17:34-38
(17:34) Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, (17:35) maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. (17:36) Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup." (17:37) Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau." (17:38) Lalu Saul mengenakan baju perangnya kepada Daud, ditaruhnya ketopong tembaga di kepalanya dan dikenakannya baju zirah kepadanya.
Singkat kata, di sini kita melihat, Daud ternyata tidak menjadi lemah terhadap pernyataan Saul di dalam menghadapi orang Filistin. Justru Daud yakin dengan pengalamannya yaitu; “biasa” menggembalakan kambing domba ayahnya.
Kata “biasa” di sini bukan suatu rutinitas, tetapi “biasa” di sini menunjukan kepada kita satu kehidupan domba yang tergembala; sampai mendarah daging.
Jadi, sayapun sebagai gembala kecil harus tergembala, karena ada Gembala Agung yaitu; Yesus Kristus. Apa buktinya saya digembalakan sampai mendarah daging dan menjiwai? Tekun dalam tiga macam ibadah. Bukan jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon saja yang digembalakan, tetapi saya juga digembalakan. Yang menggembalakan saya adalah TUHAN Yesus Kristus, korban sehari-hari itu yang menggembalakan saya di atas gunung TUHAN yang kudus. Korban sehari-hari adalah korban sembelihan dan korban santapan; tidak boleh dihilangkan dari atas gunung TUHAN.
Pada saat kekejutan terjadi, pembinasa keji berdiri, korban sehari-hari dihilangkan. Itu sebabnya saya kata; saya juga digembalakan dan biasa digembalakan. Biar ada undangan-undangan dengan amplop berjuta-juta, kalau itu bertepatan dengan tiga macam ibadah pokok; saya tidak akan terima itu – isteri dan sidang jemaat saksinya. Waktu persekutuan PPT di Jawa Tengah tahun lalu, saya diminta melayani Minggunya, tetapi saya memilih pulang, padahal itu gerejanya mewah.
Ini bukanlah kesombongan, tetapi kata “biasa” digembalakan ini harus sampai mendarah daging, menjiawi.
Saya berharap kita semua “biasa” tergembala sampai mendarah daging. Dan kalau kita tergembala / menjadi satu kawanan domba yang dihimpunkan nanti;
Gembala Agung tampil sebagai pembela, seperti yang diceritakan oleh Daud; Ia melepaskan domba dari mulut Singa.
Yesus telah mati, bangkita dan naik ke Sorga itu adalah tanda Ia tampil sebagai pembela.
Tangan Gembala Agung melepaskan dari cakar beruang.
Kalau kita bicara Singa, kaitannya adalah mulut. Kalau kita bicara beruang, selalu kaitannya dengan kaki dan cakar.
Bila cakar sudah tertancap, domba-domba tidak akan bisa melepaskan dirinya dari cakar itu. Kemudian, apabila beruang memukul, tidak ada yang tidak rubuh.
Jadi, tidak ada seorangpun yang dapat bertahan berdiri di hadapan antikris, walaupun ia punya banyak kelebihan; harta, kekayaan, uang, ilmu tinggi dan lain sebagainya.
Inilah yang TUHAN perkenalkan kepada kita, mau tidak menerima pengertian ini. Atau masih mau sibuk dengan metode-metode untuk membaca buku sana dan buku sini, filsafat sana atau filsafat sini? Saya kira kita punya pengalaman pengalaman yang sama dengan Yohanes di pulau Patmos; duduk di kaki salib dan menangis di bawah kaki TUHAN, pasti terbuka Firman-Nya. Kalau yang lain ditolong, aku juga. Tetapi tetap harus membaca Alkitab, jangan hanya menangis saja.
Pendeknya, tergembala adalah satu-satunya cara untuk lepas dari mulut singa dan cakar Beruang. Bahkan, dengan tergembala Daud sanggup membunuh singa dan beruang dengan cara menangkap janggut.
Kita pulang dari sini kita sama seperti Yakub; klimis. Tetapi sekalipun dia klimis-klimis ia tidak mau menjual perkara yang rohani demi yang lahiriah. Beda dengan yang jenggotan dari kepala sampai kaki; dia jual hak kesulungan demi perkara lahiriah. Jadi jangan andalkan jenggot-jenggot. Jangan tersinggung, karena kita sedang membahas Kitab Suci, korban Paskah disertai dengan makan sayur pahit. Ingat; korban Paskah disertai dengan makan sayur pahit.
Setelah Daud menceritakan kepada Saul pengalamannya sebagai gembala kambing domba, akhirnya;
Saul memberi doa restu kepada Daud, karena Saul berkata; pergilah TUHAN menyertaimu.
Kemudian, Saul melengkapi Daud dengan perlengkapan perang yang dia miliki.
Tetapi kita melihat lagi dalam…
1 Samuel 17:39
(17:39) Lalu Daud mengikatkan pedangnya di luar baju perangnya, kemudian ia berikhtiar berjalan, sebab belum pernah dicobanya. Maka berkatalah Daud kepada Saul: "Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku mencobanya." Kemudian ia menanggalkannya.
“Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku mencobanya."
Kalau kita datang di tengah ibadah dan pelayanan, jangan coba-coba gunakan pengalaman orang lain, tetapi harus pengalaman sendiri bersama dengan TUHAN, karena pelayanan ini bukan untuk coba-coba dan gagah-gagahan, tetapi harus dengan pengalaman sendiri dengan TUHAN. Bukan juga kata pendeta si A, si B.
Jadi jubah Saul adalah jubah ketakutan dan kegagalan, sebab didalamnya terkandung 2 (dua) hal;
Cemas hati, kuatir, tidak tenang, tidak punya keberanian.
Melarikan diri
Itulah kandungan dari jubah kekalahan, jubah kegagalan. Untuk apa jubah seperti ini? Itu sebabnya Daud menanggalkan jubah Saul.
Apa yang membuat kita gagal selama ini? Tanggalkanlah! sekalipun dengan berat hati, menggagalkannya tidak ada rasa sayang. Inilah keputusan Daud.
Setelah jubah kegagalan itu ditanggalkan, Daud menggunakan apa…?
1 Samuel 17:40
(17:40) Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu.
Pada akhirnya Daud melengkapi dirinya, sesuai dengan pengalamannya sebagai gembala kambing domba, antara lain:
Tongkat gembala di tangannya.
Lima batu licin dari dasar sungai.
Membawa kantong gembala.
Umban ditangannya.
Kalau tadi siang kita sudah melihat perlengkapan yang pertama yaitu; TONGKAT GEMBALA DI TANGANNYA, doa dan harapan saya, biarlah kiranya itu menjadi motivasi baru bagi kita semua. Jemaat juga tenang bila kekejutan itu tiba, tetapi dengan syarat; ibadah harus sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi / puncak ibadah itulah doa penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah, bukan lagi kepada kehendak yang lain-lain, termasuk kehendak daging. Itulah penyembahan, kaitannya dengan kekekalan.
Malam ini kita akan masuk pada pembahasan tentang: LIMA BATU LICIN YANG DIPILIH DARI DASAR SUNGAI.
Kalimat ini kita bagi untuk beberapa bagian…
YANG PERTAMA: Lima batu.
Angka lima 🡪 lima luka utama pada tubuh Yesus, dengan rincian sebagai berikut;
Dua luka tusuk di tangan Yesus.
Dua luka tusuk di kaki Yesus.
Satu luka tusuk di lambung.
Terkait dengan rincian ini mari kita bahas…
Yohanes 19:30 --- Perikop: “Yesus mati”
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Yesus telah mati di atas kayu salib dengan 4 (empat) luka, dengan rincinan;
Dua luka tusuk di tangan.
Dua luka tusuk di kaki
Dengan empat tusukan ini, sebetulnya Yesus telah mati di kayu salib. Artinya; dengan empat luka saja, bangsa Israel telah diselamatkan. Tetapi yang menjadi persoalannya adalah sampai hari ini orang Yahudi tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias, TUHAN yang menjadi Juruselamat, TUHAN yang menjadi sesembahan mereka.
Sekarang pertanyaannya , bagaimana nasib bangsa kafir (orang-orang bukan Yahudi)? Sebab dengan empat luka saja Yesus sudah mati untuk orang Yahudi.
Mari kita lihat nasib bangsa kafir…
Yohanes 19:31 --- Perikop: “Lambung Yesus ditikam”
(19:31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. (19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Ketika melihat Yesus telah mati di atas kayu salib, tentara Romawi tidak mematahkan kaki Yesus tetapi menikam lambung Yesus dan dari satu tusukan inilah segera mengalir keluar darah dan air.
Ketika darah dan air keluar dari lambung Yesus, itu sama seperti bayi yang baru lahir; ditandai dengan air ketuban dan darah.
Berarti; bangsa kafir telah dilahirkan kembali. Kalau bangsa Israel tidak perlu dilahirkan kembali, sebab Israel adalah bangsa dipilih, milik kepunyaan Allah sendiri, tetapi bangsa kafir harus dilahirkan kembali dengan lain kata; harus mengalami kelahiran baru.
Inilah satu tusukan itu, inilah lima batu yang dipilih oleh Daud. Jadi dia tidak sembarang memilih batu. Daud ini visioner; memandang jauh ke depan. Yesus adalah Tunas Daud; memandang jauh ke depan, Dia perhatikan bangsa kafir, Dia perhatikan semua bangsa termasuk bangsa batak; batak Karo, batak Toba, batak Simalungun, Batak Dairi dan Pakpak.
Saudara, bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel…
Air ketuban terkena kepada KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA.
Kolam Pembasuhan Tembaga bicara soal;
Baptisan air 🡪 pengalaman Yesus di dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
Suasana kematian; mengubur dosa (hidup yang lama)
Suasana kebangkian; hidup dalam hidup yang baru.
Ayat referensi; Roma 6:3-6
Pembaharuan (hidup yang sudah dibaharui).
Penyucian oleh mandi air dan Firman.
Ayat referensi; Efesus 5:25-26
Pendeknya, tanpa pembaharuan dan penyucian, kita tidak dapat beribadah dan melayani TUHAN serta pekerjaan TUHAN dan kita tidak dapat mentahbiskan diri kepada TUHAN, Justru akan mengalami kematian rohani.
Darah terkena kepada MEZBAH KORBAN BAKARAN.
Mezbah korban bakaran adalah bayangan dari salib, dimana Kristus yang menjadi korban-Nya.
Pendeknya, korban berdarah-darah 🡪 pertobatan sebagai salah satu syarat mutlak untuk dibaptis.
Tidak boleh dibaptis sebelum bertobat. Oleh sebab itu, anak-anak tidak boleh dibaptis, karena harus terlebih dahulu bertobat. Ayat referensi; Matius 2:11, Kisah Para Rasul 2:8
Sekarang pertanyaannya: Mengapa bangsa kafir harus dilahirkan kembali?
Jawabnya; karena bangsa kafir bukan bangsa Israel (bukan orang-orang Yahudi).
Kita bandingkan dulu dengan orang-orang Yahudi.
Keluaran 19:4-6 --- Perikop: “TUHAN menampakkan diri di gunung Sinai”, terkait dengan pembangunan Tabernakel.
Saudara, sayang sekali, karena kebanyakan orang Kristen hanya tahu Musa turun dari gunung Sinai membawa sepuluh hukum, sebenarnya tidak. Kalau hanya sepuluh hukum yang ditulis pada dua loh batu, tidak sampai berapa menit pasti sudah selesai. Tetapi, terkait dengan pembangunan Tabernakel, Musa 40 hari 40 malam berpuasa (tidak makan dan tidak minum), untuk menerima Tabernakel sesuai dengan petunjuk Allah. Untuk apa dua loh batu yang berisi sepuluh hukum tetapi tidak ada Tabernakelnya? Sebaliknya, untuk apa Tabernakel,tanpa sepuluh hukum dalam dua loh batu? Mau disimpan dimana dua loh batu itu?
Pendeknya, Pengajaran Mempelai sejalan dengan Pengajaran Tabernakel; tidak boleh terpisah.
Dua loh batu itu berbicara Pengajaran Mempelai, sebab sepuluh hukum intinya adalah kasih (dasar nikah).
Kemudian, Tabernakel yang dibangun oleh Musa, itulah Pengajaran Tabernakel, pembangunan tubuh Kristus / rumah TUHAN.
Dua loh batu tidak bisa melangkah sendiri tanpa Tabernakel. Sebaliknya, Tabernakel tidak ada tanpa ada dua loh batu yang berisikan sepuluh hukum. Jadi, Pengajaran Mempelai dengan Pengajaran Tabernakel, seiring dan sejalan. Terimalah Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel! Ini bukan omon-omon (omong kosong).
Tadi malam saya sudah katakan, hanya ada 2 (dua) jenis ibadah;
IBADAH YANG MURNI; mengunjungi janda-janda (tidak punya suami).
Ini adalah Pengajaran Mempelai.
IBADAH SEJATI; terkait dengan persembahan.
Dua klimaks sedang dinantikan oleh TUHAN. Dan dua klimaks ini adalah kategori yang sangat dihormati oleh TUHAN. Inilah yang harus ditanamkan saudara.
Tidak salah memiliki karunia kesembuhan, karunia mujizat, karunia iman untuk menggeser gunung, itu semua diperlukan. Tetapi, ukuran untuk masuk Sorga bukan karunia, melainkan Yesus mati di atas kayu salib. Kadang saya gemas melihat hamba TUHAN yang hari-harinya sibuk dengan karunia saja. Kalau karunia saja, tidak usah Yesus turun ke bumi dan mati di atas kayu salib. Turunkan saja kuasa karunia itu kepada hamba-hamba TUHAN; selesai. Tetapi mata dunia harus melihat, Tabernakel sejati yakni; pribadi Yesus Kristus yang telah mengalami perobekan daging. Pengertian ini harus dimiliki oleh gereja TUHAN, supaya jangan kita hanya berlari kepada mujizat-mujizat.
Pertahankan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, itu sejoli / sepasang, yang tidak bisa dipisahkan sampai kapanpun.
Keluaran 19:4
(19:4) Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. (19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. (19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Israel itu…
Imamat rajani; orang yang melayani dalam suasana kerajaan Sorga.
Masa iya, percaya, bertobat dan dibaptis lagi? Tidak mungkin. Bertobat setiap hari artinya; harus berubah. Tetapi bertobat sebagai syarat untuk dibaptis, itu tidak mungkin.
Jadi, syarat untuk melayani harus terlebih dahulu; percaya, langkah berikutnya; bertobat kemudian dibaptis, lalu penuh Roh Kudus, baru diberi kesempatan untuk melayani. Inilah yang disebut bangsa yang terpilih = imamat rajani. Itu sebabnya, dengan empat luka, Yesus telah mati bagi bangsa Israel.
Bangsa yang kudus, milik kepunyaan Allah sendiri → mempelai TUHAN, juga tidak mungkin dilahirkan kembali.
Contoh: saya tidak mungkin berkata kepada isteri saya supaya lahir kembali, itu tidak mungkin. Kemudian, kepada orang yang sudah melayani; dibaptis lagi, itu tidak mungkin.
Yang TUHAN minta kepada Israel / bangsa Yahudi sampai sekarang adalah;
Sungguh-sungguh mendengarkan Firman Allah.
Berpegang kepada perjanjian TUHAN, yakni menjadi milik kepunyaan TUHAN, menjadi anak sulung.
Tugas anak sulung:
Melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN
Menjadi pendamaian.
Itu perjanjian TUHAN kepada Israel.
Itu saja yang diminta oleh TUHAN. Tetapi sangat disayangkan sampai hari ini; mereka keras kepala.
Itulah perbedaan antara Israel dengan kafir. Saat bangsa Israel percaya bahwa Yesus adalah Mesias, mereka sudah selamat, tidak perlu lagi dilahirkan kembali. Sedangkan bangsa kafir, memang harus dilahirkan kembali dengan satu tusukan, tidak boleh dilewatkan. Jangan samakan bangsa kafir dengan bangsa Israel, umat pilihan -- sebab keselamatan datang dari Israel.
Bangsa Israel cukup dengan pengakuan, bahwa Yesus adalah Mesias; selamat. Tetapi kita bangsa kafir; tidak bisa seperti itu, sebab bangsa kafir harus dilahirkan kembali.
Efesus 2: 11-12 --- “Dipersatukan di dalam Kristus”
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- (2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
Inilah kondisi bangsa kafir yang disebut sebagai orang yang tidak bersunat.
Keadaan berikutnya dari bangsa kafir…
Tanpa Kristus.
Tidak termasuk kewargaan Israel.
Tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan.
Tanpa pengharapan.
Tanpa Allah di dalam dunia.
Alangkah malangnya nasib bangsa kafir. Sehingga, melihat situasi ini, orang-orang Israel menjadi sombong; keras kepala dan kepala batu, lupa diri.
Efesus 2:13
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Oleh darah salib; empat luka + satu tusukan di lambung, bangsa kafir dan bangsa Israel menjadi satu.
Itulah lima batu yang dipilih oleh Daud.
Efesus 2:14
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
Tembok pemisah itulah hukum Taurat. Justru karena hukum Taurat inilah, bangsa Israel mengata-ngatai dan menuduh bangsa kafir; tidak bersunat dan tidak punya lima hal. Jadi, hukum Taurat menjadi tembok pemisah, menjadi perseteruan antara Israel dan kafir.
Efesus 2:15
(2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
Dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat = kesombongan dirontokkan.
Jadi sudah sangat jelas terlihat perbedaan antara bangsa Israel dengan kafir.
Kafir harus dilahirkan kembali menjadi manusia baru.
Sedangkan Israel tinggal mengakui bahwa Yesus adalah Mesias.
Tetapi sayangnya, sampai hari ini bangsa Israel belum mengakui Yesus adalah Mesias. Oleh sebab itu, sampai hari ini masih terus berperang dengan Filistin. Karena Filistin adalah gambaran setan sedangkan Israel gambaran dari gereja TUHAN.
Kalimat ini kita bagi beberapa bagian…
YANG KEDUA: Batu licin.
Saudara, kalau kita berbicara tentang batu licin, maka pikiran kita akan mengarah kepada lumut -- batu ada di air; dia licin --- kenapa bisa licin? Karena ada lumut yang ada pada dinding batu.
Soal lumut yang ada pada dinding batu, pelajarannya ada pada…
1 Raja-raja 4:32
(4:32) Ia menggubah tiga ribu amsal, dan nyanyiannya ada seribu lima.
Sebagai tambahan, Salomo adalah ahli seni.
Kalau kita mempunyai pembukaan Firman, maka jemaat akan diperlengkapi dengan ahli seni; seni tarik suara, seni melukis, seni menciptakan lagu, menjadi komposer dan seni-seni yang terkait dengan kerohanian. Masa Salomo dipakai, kita tidak?
1 Raja-raja 4:33
(4:33) Ia bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia berbicara juga tentang hewan dan tentang burung-burung dan tentang binatang melata dan tentang ikan-ikan.
Lumut yang tumbuh pada dinding batu disebutlah itu hisop.
Jadi, kata hisop ini kita terima dari raja Salomo, dia cukup berpengalaman menyampaikan itu lewat pembukaan rahasia Firman (hikmat).
Saudara, sebagai tambahan, semoga menjadi motivasi; kalau melayani TUHAN, jangan tunggu-tunggu imbalan, tetaplah menjadi bangsa yang besar. Itu adalah satu kunci untuk menjadi bangsa yang besar seperti Musa, Daniel, Daud dan Salomo.
Terkait dengan HISOP….
Ibrani 9:18-19
(9:18) Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah. (9:19) Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat,
Kalau tidak ada hisop tidak ada pemercikan darah kepada umat Israel dan kitab Taurat.
Pendeknya, tanpa hisop; tidak ada pembenaran. Jadi ternyata kita butuh hisop, di lima batu itulah tumbuh hisop, itu yang diambil oleh Daud.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, tanpa hisop kita tidak akan mengalami pemercikan darah, dengan lain kata; tidak akan pernah berdamai dengan TUHAN. Ingat jasa hisop! Bangsa yang besar tidak lupa dengan jasa-jasa pahlawannya.
Singkat kata, hisop adalah gambaran dari hamba TUHAN, utusan TUHAN yang sanggup menyerap darah salib Kristus sebanyak-banyaknya untuk dipakai oleh TUHAN sebagai pendamaian.
Jadi hamba TUHAN itu harus seperti hisop. Hai Daniel jadilah hisop, rekan-rekanku hamba TUHAN jadilah hisop, jangan sesuka hati di dalam melayani TUHAN!
Sekarang mari kita melihat secara detail fungsi dari hisop…
Keluaran 12:7 --- Perikop: “Tentang perayaan Paskah”
(12:7) Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya.
Darah korban Paskah harus dibubuhkan kepada…
Dua tiang pintu 🡪 jiwa dan Roh ditandai dengan darah.
Ambang atas pintu 🡪 tubuh.
Keluaran 12:22
(12:22) Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorang pun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.
Darah Anak Domba harus disapukan pada ambang atas dan kedua tiang pintu.
Berarti fungsi dari hisop adalah menjadi pengantara antara Allah dengan manusia.
Malam itu TUHAN akan melewati kemah-kemah dari bangsa Israel, kalau TUHAN melihat darah pada ambang atas dan kedua tiang pintu, maka tulah pemusnah tidak akan masuk pada kemah-kemah orang Israel, karena Israel tetap menjadi anak sulung, umat pilihan, bangsa yang kudus, milik kepunyaan Allah, imamat yang rajani. Tetapi, pada kemah-kemah orang Mesir tidak ada tanda darah, kenapa? Karena tidak ada hisopnya.
Hamba-hamba TUHAN, jadilah hisop untuk tubuh, jiwa dan roh sidang jemaat, supaya tulah pemusnah tidak masuk dan membunuh dia, tetapi TUHAN mau menjadikan sidang jemaat sebagai anak sulung, itulah jasa hisop.
Jadi jangan lupa; TUHAN itu hisop. Yesus Kristus Imam Besar Agung, Dia telah mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia 2000 tahun yang lalu supaya kita tetap menjadi anak sulung.
Saudara, kita lengkapi lagi bukti bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung. Ayat referensinya ada dalam Yohanes 19:29 --- Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
1 Yohanes 2:1-2 --- Perikop: “Kristus Pengantara kita”
(2:1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2:2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Yesus adalah Imam Besar Agung, tugasnya; menjadi pendamaian. Hisop yang menyapukan darah kepada kedua tiang pintu dan ambang pintu --- tubuh, jiwa dan roh supaya gereja TUHAN tetap menjadi milik TUHAN sebagai anak sulung.
Apakah kita yang meminta Dia menjadi hisop? Tidak. Dia rela menjadi hisop. Dia tidak tunggu imbalan. Untuk rencana yang mulia, Yesus (hisop) berkata; Ya Bapa-Ku, cawan Allah harus Ia minum, Ia harus menyerap darah sebanyak-banyaknya, karena Dia harus menjadi pengantara untuk memperdamaikan dosa dunia.
Kita langsung menuju hisop secara rohani…
2 Korintus 5:18-19 --- “Pelayanan untuk pendamaian”
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Kepada hamba TUHAN, di tengah pengutusannya, dipercayakan 2 (dua) hal…
Pelayanan pendamaian.
Berita pendamaian.
Jadi, pelayanan pendamaian itu harus terjadi dan beritanya juga harus berita pendamaian. Jangan berita satu ayat lalu ditambah dengan cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, cerita si kancil dan buaya, disertai dengan guyon-guyon. Lalu sesudah itu, dia pancing sidang jemaat dengan berkata: “beri kemuliaan bagi TUHAN…” Semangat apa itu? Saudara harus bisa membedakan semangat daging atau semangat Firman yang diurapi.
Anehnya, banyak pendeta-pendeta berkata; yes yes yes terhadap Firman seperti itu. Jengkel rasanya, kok tidak bisa memilah-milah.
Saudara, beritakan saja berita salib di tengah ibadah dan pelayanan, jangan berita mamon, nanti berkat TUHAN akan menyusul. Ikuti Alkitab, jangan ikuti metode-metode dari mana-mana. Kenapa saya berkata demikian? Karena semua yang saya katakan adalah pengalaman saya.
Tahun pertama masuk Banten; tidak ada jemaat, tidak ada kolekte, tidak ada apa-apa, kering kerontang. Saya ikuti teman-teman hamba-hamba TUHAN ke persekutuan-persekutuan, itu langkah awal saya. Lalu saya bertanya bagaimana cara supaya ada pertumbuhan jemaat…? Seorang hamba TUHAN menyuruh saya untuk membaca multi pertambahan jiwa, bukunya dari Korea di sana ada hamba TUHAN dengan 24.000 jemaat, lalu saya disuruh untuk membuat kelompok-kelompok sel. Tidak seperti itu saudara, pengalaman bersama dengan dengan TUHAN secara pribadi saja, tetapi sesuai dengan Firman TUHAN. Jangan sampai saudara pergi ke Pasar Senen hanya untuk membeli buku tentang metode-metode dalam mencari jiwa, atau pergi ke Jatinegara beli buku tentang metode Santo Nikolaus dalam mengumpulkan jiwa-jiwa dan lain sebagainya.
Singkat kata, hisop adalah alat pendamaian antara Allah dengan manusia, sebab hisop sanggup menyerap darah sebanyak-banyaknya. Demikian juga seorang hamba TUHAN di tengah pelayanannya kepada TUHAN, dipercayakan pelayan pendamaian dan berita pendamaian.
Mazmur 51:9
(51:9) Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop. Yang dimaksud dosa Daud di sini adalah…
Berzinah dengan Batsyeba, isteri Uria orang Het.
Membunuh Uria, suami Batsebya
Ini adalah dosa yang luar biasa, sudah berzinah lalu dibunuh pula suaminya, ini termasuk dosa kekejian.
Tetapi, sekeji-kejinya dosa itu, sekotor-kotornya dosa kita, ternyata bisa putih. Siapa yang memutihkan? Ada hisop, lumut yang tumbuh pada dinding batu.
Saudara, bila tidak ada gembala sidang yang membawa pelayanan pendamaian dan berita pendamaian, apa jadinya jemaat? Sudah narkoba, judi, berzinah, membunuh, tetapi tidak ada hisop, apa jadinya?
Jadi, sidang jemaat juga harus bersyukur dan tetaplah doakan gembalanya, supaya gembala tetap menjadi hisop rohani.
Jadi pendeknya, dosa Daud tersebut telah dibersihkan dengan hisop.
Kalimat ini kita bagi beberapa bagian…
YANG KETIGA: Dipilihnya dari dasar sungai.
Terkait dengan hal ini kita akan lebih fokus dengan kata “pilih” dan “dasar”
1 Petrus 2:6 --- Perikop: “Yesus Kristus batu penjuru”
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
Di ayat ini kita menemukan; sebuah batu penjuru yang dipilih adalah batu penjuru yang mahal.
Dipilih menjadi batu penjuru, dipilih menjadi dasar bangunan. Jadi sudah ketemu dua kata “dipilih” dan “dasar.”
Dasar = batu penjuru.
1 Petrus 2:7
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
Yesus Kristus yang telah menderita sengsara dan mati di atas kayu salib telah menjadi batu penjuru atau dasar bangunan. Tetapi sangat disayangkan, batu pilihan telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan.
Tukang-tukang bangunan 🡪 ahli-ahli Taurat, imam imam kepala dan tua-tua.
Bayangkan saja, tukang bangunan adalah ahli bangunan, mereka membangun tetapi tanpa dasar / tanpa pondasi yang kuat, inikan aneh.
Matius 7:26-27
(7:26) Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. (7:27) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Mendengar Firman tetapi tidak melakukan Firman Allah yang disampaikan = bodoh.
Ciri-ciri orang bodoh: mendirikan rumah di atas pasir.
Pasir 🡪 daging dengan tabiat-tabiat dan segala keinginan yang jahat. Perbuatan daging ada dalam Galatia 5:19-21.
Dampak negatif mendirikan rumah di atas pasir; tidak sanggup menghadapi 3 (tiga) jenis ujian, antara lain;
Turunlah hujan, berarti ujian yang datang dari atas yaitu; tipu daya dari pada si ular tua naga merah padam.
Ketika TUHAN Yesus menghadapi pengadilan, mulai dari Mahkama Agama diadili oleh imam besar Kayafas dan imam-imam kepala di situ, banyak tuduhan-tuduhan palsu yang sangat menyakiti hati, tetapi mulut TUHAN berdiam.
Demikian juga di hadapan Herodes, dan kembali lagi ke Pilatus, banyak tuduhan palsu, tetapi TUHAN Yesus tetap berdiam (tidak buka mulut) = daging tidak bersuara.
Ingat, pergumulan kita bukan melawan darah dan daging (sesama), tetapi melawan tipu muslihat setan. Andaikata, TUHAN Yesus marah-marah kepada imam besar Kayafas, berarti; TUHAN Yesus terperangkap dengan jerat setan = rencana Allah gagal.
Datanglah banjir. Banjir 🡪 ujian dari antikris yang disebut juga pembinasa keji.
Banjir yang kita tahu pertama-tama adalah zaman Nuh. Oleh banjir ini banyak jiwa yang mati, hanya empat pasang nikah yang diselamatkan serta beberapa pasang binatang. Tetapi jangan salah, menjelang kedatangan Anak Manusia, keadaan dunia sama seperti zaman Nuh, sibuk dengan dosa….
Makan minum 🡪 dosa daging.
Kawin dan mengawinkan = kenajisan percabulan = air yang banyak.
Karena dalam Wahyu 17:1-2 dikatakan; air yang banyak itu sudah diduduki oleh Babel (kenajisan percabulan), itulah roh antikris.
Angin melanda rumah itu 🡪 ajaran palsu dari nabi-nabi palsu
Inilah tiga ujian yang dihadapi oleh bangunan tanpa batu pilihan / dasar bangunan / batu penjuru.
Akibatnya: rubuhlah rumah itu dan hebatlah rusaknya.
Saudara, mari kita berjuang, setiap kali kita mengadakan event semacam ini, tetaplah acara ini kita kerjakan dengan batu pilihan dan batu penjuru. Jangan lagi kita mengerjakan pekerjaan ini dengan bangunan tanpa batu pilihan dan batu dasar; yang penting banyak yang datang dan hebat-hebat -- jangan. Saya berdoa untuk pengurus pusat, daerah dan cabang, termasuk kepada DPC PPT, yaitu; bapak Gideon Sondakh dan jajarannya, bapak Siahaan dan bapak Sitorus, bila TUHAN percayakan PPT tahun depan; tetaplah kita gunakan batu pilihan dan batu penjuru sebagai dasar dari fellowship.
Sekarang kita bandingkan dengan rumah yang didirikan di atas batu penjuru.
Matius 7:24
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Mendengar dan melakukan Firman TUHAN = bijaksana.
Ciri orang bijaksana; mendirikan rumah di atas batu pilihan dan batu dasar / batu penjuru.
Matius 7:25
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Dampak positif rumah dibangun di atas batu; rumah tidak rubuh dalam menghadapi tiga jenis ujian, dia tetap kuat dan teguh hati karena ada batu penjuru, ada batu pilihan (dasar bangunan),
Itu sebabnya dalam 1 Petrus 2:6 --- Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
Pelayanan dibangun di atas dasar batu pilihan dan batu penjuru; tidak dipermalukan.
Saudara, setan itu ahlinya mendakwa, tetapi kita tidak ada cela, asal hidup kita di bangun di atas batu pilihan dan batu penjuru. Berapa kali setan membuka cela untuk menjelek-jelekkan PPT ini, tetapi semua terpatahkan, karena ada dasarnya itulah batu pilihan dan batu penjuru. Kita bersyukur kepada TUHAN karena rahmat, anugerah, kemurahan-Nya, kekal untuk selama-lamanya.
Mazmur 118:22-23
(118:22) Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. (118:23) Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Suatu perbuatan ajaib di mata kita. Yesus ajaib, TUHAN kita ajaib, kasih-Nya kekal untuk selama-lamanya.
Lima batu licin dipilih dari dasar sungai inilah nanti yang memperlengkapi Daud untuk menghadapi Goliat si kulit khatan (noda kekafiran).
Terkait dengan kantung gembala dan umban, tunggulah di tahun depan, jika TUHAN kehendaki. AMIN.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment