IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 15 MEI
2025
KITAB MALEAKHI PASAL 2
(Seri 20)
Subtema: MENUTUPI MEZBAH TUHAN
DENGAN AIR MATA.
Mula pertama saya mengucap syukur kepada TUHAN, oleh karena
rahmatNya kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus,
sehingga kita datang menghadap Dia lewat Ibadah Pendalaman Alkitab yang
disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan
TUHAN yang turut bergabung lewat online atau live streaming, video internet,
baik dari YouTube, maupun dari Facebook, atau media sosial lainnya yang dapat
digunakan.
Selanjutnya doa saya, biarlah kiranya damai sejahtera
memenuhi setiap kehidupan kita sekaliannya untuk memberi suatu sukacita dan
bahagia saat kita duduk diam mendengarkan firman TUHAN di dekat kaki TUHAN.
Selanjutnya marilah kita sambut STUDY MALEAKHI sebagai
firman penggembalaan untuk ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan
suci. Namun jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh mohon kemurahan TUHAN supaya
firman yang dibukakan itu nanti meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas
pribadi.
Maleakhi 2:11-13 Perikop: TUHAN memarahi Israel karena kawin
campur dan perceraian.
(2:11)
Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem,
sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dan telah
menjadi suami anak perempuan allah asing. (2:12) Biarlah TUHAN melenyapkan dari kemah-kemah Yakub segenap
keturunan orang yang berbuat demikian, sekalipun ia membawa persembahan kepada
TUHAN semesta alam! (2:13) Dan
inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air
mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena Ia tidak lagi berpaling kepada
persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu.
Kita melihat 2 kesalahan fatal diperbuat oleh Yehuda.
YANG PERTAMA: Yehuda
berkhianat.
Prakteknya: Yehuda menjadi suami anak perempuan allah asing
(kawin campur) disebutlah itu pasangan yang tidak seimbang (2 Korintus 6:14)
YANG KEDUA: Melakukan
perbuatan keji di Israel dan di Yerusalem
Prakteknya: Mengabaikan korban sehari-hari yakni korban sembelihan dan korban santapan.
Akibat perbuatan keji: Yehuda menajiskan tempat kudus yang
dikasihi TUHAN.
Setelah kita melihat dua kesalahan fatal yang diperbuat oleh
Yehuda di Israel dan di Yerusalem pada ayat
11, selanjutnya di ayat 13
kesalahan berikutnya yang diperbuat adalah; Yehuda menutupi mezbah TUHAN dengan air mata dan tangisan dan rintihan
(keluh kesah)
Pendeknya, sabanhari dalam pengikutannya menangis dan
meratap, hari-hari merintih dan mengeluh. Akibatnya: Menutupi Mezbah TUHAN. Jadi kalau pekerjaannya tiap hari mengeluh
dan mengeluh, berkeluh kesah, tidak tau bersyukur kepada TUHAN, dengan
pekerjaan semacam ini akan menutupi mezbah TUHAN. Orang kalau berkeluh kesah setiap hari pasti
menutupi mezbah TUHAN.
Selanjutnya kita akan melihat Mezbah-mezbah yang ada di
dalam Tabernakel.
-
Di daerah halaman ada Mezbah korban bakaran.
Bila mezbah ini ditutup maka tidak ada lagi korban yang harus
dipersembahkan di atasnya.
Mezbah korban bakaran adalah gambaran atau bayangan dari salib, dimana Kristus menjadi korban. Jadi salib adalah tempat dimana Yesus sebagai anak domba
Allah harus disembelih. Jadi kalau tidak ada korban yang harus dipersembahkan
di atas Mezbah, itu sebetulnya merugikan diri sendiri dan fatal akibatnya.
Yesaya 53:6-7
(53:6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita
mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan
kita sekalian. (53:7) Dia
dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di
depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Yang dikatakan sebagai "orang
sesat" adalah;
apabila seseorang mengambil jalannya sendiri atau bertindak menurut kehendaknya
sendiri. Akan tetapi, di sini kita melihat; TUHAN telah menanggung kejahatan
dan kesesatan kita, sebab, Dia dianiaya tetapi Ia membiarkan diri ditindas dan
tidak membuka mulut-Nya.
Tidak membuka mulut digambarkan seperti:
a.
Anak domba yang dibawa ke pembantaian.
b.
Induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting
bulunya.
Akan
tetapi baik anak domba maupun induk domba sama-sama tidak membuka mulutnya.
Tidak
membuka mulut artinya; tidak ngomel, tidak bersungut-sungut, tidak menangis dan
meratap, tidak sibuk menggerutu, tidak sibuk berkeluh kesah, tetap berdiam
diri, itu namanya ketika dia ditindas dia membiarkan dirinya dianiaya dan tidak
membuka mulut. Bayangkan kalau hari-hari
pekerjaan kita mengeluh, dikit dikit mengeluh, saban hari mengeluh pasti mezbah
yang ada di halaman itulah Mezbah korban bakaran tertutupi, sehingga tidak ada
lagi korban yang harus dipersembahkan di atasnya, dan itu merugikan diri
sendiri. Tapi lihatlah TUHAN kita, sekalipun Dia dianiaya, Dia memberi diri
ditindas dan tidak membuka mulut sama sekali, tidak berkeluh kesah, tidak
mengeluh, tidak ada rintihan. Tapi orang yang tidak mengerti rencana TUHAN
pekerjaannya saban hari mengeluh, saban hari ngomel, saban hari
bersungut-sungut, akhirnya mezbah korban bakaran yang ada di halaman itu
tertutupi.
Jadi
jangan kita larut di dalam rintihan, jangan sabanhari berkeluh kesah, jangan
sibuk dengan keluhan-keluhan, baik imam sampai kepada seluruh sidang jemaat
tanpa terkecuali,
Tujuannya:
a.
Supaya dapat menikmati
pembukaan rahasia Firman Allah à anak domba yang dibawa ke
pembantaian.
b.
Supaya dapat menikmati
kasih dan kemurahan Allah à
induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya. Bagaikan
pakaian TUHAN Yesus yang digunting menjadi 4 bagian, dan jubahNya diberikan
dengan cuma-cuma sehingga manusia memperoleh kebenaran dan kasih.
Tetapi kenyataannya banyak diantara imam-imam saban hari berkeluh
kesah, tiap hari mengeluh, mungkin karena keuangan (ekonomi) mungkin tidak
cocok dengan sesamanya dan orang-orang yang disekitarnya, atau rekan kerjanya,
dan seterusnya, dan seterusnya, itu menutupi Mezbah korban bakaran. Tapi TUHAN
kita hatinya mulia, tulus mengasihi kita, sehingga sampai ini kita menikmati
pembukaan firman Allah à
anak domba yang dibawa ke pembantaian, menikmati kebenaran dan kasihNya à Induk domba yang yang keluh di depan orang yang menggunting
buluNya bagaikan pakaian TUHAN Yesus yang
digunting menjadi 4 bagian, dan jubahNya diberikan dengan cuma-cuma sehingga manusia
memperoleh kebenaran dan kasih.
Wahyu 5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau
layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah
dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan
menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di
bumi."
Anak Domba Allah telah disembelih dan darah-Nya telah menebus kita
bagi Allah dari tiap-tiap suku, bahasa dan bangsa.
Muara dari penebusan:
-
Menjadi suatu kerajaan.
-
Menjadi imam-imam bagi
Allah kita.
Disebutlah
itu imamat rajani. Selanjutnya Imamat rajani memerintah sebagai raja di bumi
dengan lain kata; tidak diperintah dosa, bukan hamba dosa.
Jadi imamat rajani adalah suatu kedudukan yang
sangat tinggi, sedangkan hamba dosa kedudukannya sangat hina (rendah) di bumi
ini.
Sejenak
kita lihat …
1
Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang
terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri,
supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah
memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Pekerjaan
dari imamat rajani adalah: untuk
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah (memberitakan salib di
Golgota). Jadi dimanapun kita berada yang kita beritakan lewat perkataan
dan perbuatan adalah salib di Golgota, bukan lagi soal-soal yang lahiriyah
seperti orang yang suka minum di lapo tuak, yang dibicarakan tentang dunia ini.
Lihat orang kalau duduk di kedai-kedai tuak semua yang dibicarakan perkara
duniawi. Tetapi imamat rajani yang diberitakan baik dari mulutnya, maupun dari
perbuatannya adalah salib di Golgota, itu saja titik. Itu sebabnya di atas tadi
saya sampaikan bahwasanya imamat rajani kedudukannya sangat tinggi karena dia
bukan hamba dosa; diperintah dosa , hari-hari sibuk membicarakan tentang berita
salib, tidak sibuk berkeluh kesah, tidak sibuk mengeluh dengan segala
rintihan-rintihannya, dengan lain kata air matanya tidak menggenangi, tidak
membasahi api di Mezbah korban bakaran.
Jadi
sudah siap jadi imamat rajani? Pekerjaanya senantiasa memberitakan salib, baik
dalam perkataannya, maupun dalam perbuatannya. Imamat rajani tidak suka mengeluh,
tidak berkeluh kesah, tidak ada rintihan, senantiasa mengucap syukur.
Selanjutnya
keadaan imamat rajani…
Roma
8:32
(8:32) Ia, yang tidak menyayangkan
Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan
Dia?
Anak
domba Allah telah disembelih, darahNya telah menebus kita, selanjutnya Allah
mengaruniakan segala sesuatu. Ini esensi Anak domba telah disembelih; Allah
mengaruniakan segala sesuatunya kepada kita.
Tujuan
Anak domba sembelih: darahNya menebus kehidupan dari berbagai suku, bahasa,
kaum dan bangsa. Allah mengaruniakan segala sesuatu kepada kita, ini esensi
(tujuan) dari Anak Domba Allah telah disembelih dan darahNya menebus kita.
Jadi
muara penebusan gereja tidak hanya dijadikan sebagai imamat rajani, tetapi
untuk mengaruniakan segala sesuatu kepada kita. Itu sebabnya, sekali lagi saya
sampaikan dengan tandas, jangan pekerjaan kita setiap hari mengeluh, jangan
dikit-dikit ngomel terus, mengeluh saban hari, akhirnya menutupi mezbah korban
bakaran yang ada di halaman. Dan itu merugikan diri sendiri, tidak pernah bisa
menikmati pembukaan firman, tidak pernah memperoleh kasih dan kemurahan dari
TUHAN, percayalah. Ayo, lepaskan diri dari pekerjaan yang bodoh; saban hari
mengeluh, belajar mengucap syukur, supaya wajahmu nampak bersukacita.
Soal
Allah mengaruniakan segala sesuatu kepada kita ada di dalam Yohanes 3:16.
Yohanes
3:16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal.
Allah
mengaruniakan AnakNya yang tunggal = mengaruniakan segala sesuatu termasuk
hidup kekal.
Kita
kembali membaca…
Roma
8:32-37
(8:32) Ia, yang tidak menyayangkan
Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan
Dia? (8:33) Siapakah yang akan
menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah
yang akan menghukum mereka? (8:34) Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan
lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang
malah menjadi Pembela bagi kita? (8:37)
Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh
Dia yang telah mengasihi kita.
Oleh
darah Anak Domba Allah, orang-orang pilihan Allah:
-
Dibenarkan.
Kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena kepada daerah
HALAMAN, itu daerah pembenaran. Kita menjadi benar karena darah salib dan
kematianNya di atas kayu salib.
-
Dibela.
Kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena kepada
RUANGAN SUCI.
Prakteknya; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, sebagaimana
dengan 3 alat yang ada di ruangan suci. Praktek
TUHAN membela kita, tekun tiga macam ibadah pokok, pasti dibela.
-
Lebih dari para pemenang.
Kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena kepada
RUANGAN MAHA SUCI.
Berarti; menjadi mempelai TUHAN bermahkotakan 12 bintang di atas
kepala. Orang yang berkemenangan pasti memperoleh mahkota.
Jadi jelas sekali, karena Anak domba disembelih darahNya menebus
kita, sampai akhirnya memperoleh segala sesuatu, termasuk hidup kekal. Jadi
sudah dijabarkan di dalam Roma 8:32-34, 37; dibenarkan, dibela, dan lebih daripada
pemenang, itulah mempelai TUHAN bermahkotakan 12 bintang di atas kepala.
Itulah mezbah korban bakaran di halaman. Jadi kalau saban hari
mengeluh, saban hari berkeluh kesah, saban hari
bersungut-sungut, saban hari ngomel, akibatnya
menutupi mezbah. Di dalam Tabernakel ada 2
Mezbah, satu mezbah korban bakaran di halaman, yang
kedua Mezbah Dupa;
ada di Ruangan Suci.
Kemudian kita akan melihat di Ruangan Suci ada Mezbah
Dupa.
-
Di Ruangan suci ada Mezbah dupa.
ngomel-ngomel maka
gereja TUHAN hanya memiliki dua alat saja,
yaitu:
- Meja
Roti sajian.
- Pelita
emas.
Kenapa
hanya dua saja? Karena Mezbah Dupa sudah tertutupi oleh karena keluh kesah,
keluhan-keluhan, setiap hari bersungut-sungut, setiap hari ngomel, akhirnya
menutupi Mezbah.
Jadi kalau kita tau keluh kesah, rintihan itu menutupi
Mezbah TUHAN, baik itu Mezbah korban bakaran, maupun Dupa jangan selalu
dipertahankan keluh kesah, jangan setiap hari bersungut-sungut saja. Jangan
dipertahankan sifat atau tabiat yang seperti itu, karena itu merugikan diri
sendiri.
Sejenak kita melihat…
Wahyu 12:1,5 -- Perikop: “Perempuan dan naga”
(12:5)
Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua
bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada
Allah dan ke takhta-Nya.
Tiba-tiba anaknya dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan
ke takhta-Nya à doa penyembahan,
Sebab, hanya satu perkara yang melepaskan kita dari perkara di bumi ini yaitu;
doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan naik di hadirat Allah menembusi
takhta Allah. Hanya satu perkara yang bisa melepaskan kita dari dunia ini,
yaitu; Asap dupa.
Semua benda termasuk pulpen di tangan saya, kalau saya
lempar ke atas pasti jatuh ke bawah, kenapa? karea ada medan magnet bumi (daya
tarik bumi). Tetapi asap dupa kemenyan lepas (bebas) dari daya tarik bumi
sehingga ia naik ke hadirat Allah menebusi takhta Allah. Jadi hanya satu yang
dapat merampas jiwa kita bilamana kita sudah sampai puncak ibadah; doa
penyembahan.
Wahyu 12:14
(12:14)
Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya
ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat
ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
Kepada mempelai perempuan TUHAN diberikan sayap dari burung
nasar yang besar.
Kegunaan sayap burung nasar: menerbangkan mempelai TUHAN ke
tempatnya di padang gurun untuk dipelihara dari masa aniaya antikris selama 3,5
tahun.
Jadi dari sini kita bisa melihat; ibadah-ibadah di bumi
harus sampai kepada puncaknya, yaitu doa penyembahan, supaya layak menerima
sayap burung nazar yang besar, menerbangkan kita ke tempatnya dimana dipelihara
disitu jauh dari mata ular, jauh dari masa aniaya antikris.
Jadi kalau tidak sampai kepada Mezbah dupa (doa penyembahan)
maka nanti banyak orang kristen yang akhirnya mati martir dengan syarat ia
tetap mempertahankan nama TUHAN.
Tapi menurut saya tidak mudah mempertahankan
nama TUHAN, sebab dari sekarang saja hati ini disenggol saja kita sudah
ngomel-ngomel, sudah bersungut-sungut, apalagi kalau digorok leher ini
pelan-pelan oleh pedang antikris. Itu sebabnya yang kita perjuangkan di
hari-hari terakhir ini (petang hari ini) adalah; bagaimana supaya hidup rohani
kita dibawa sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan, itu yang sedang
kita perjuangan di hari-hari terakhir ini, sebab itu kita harus tekun tiga
macam ibadah pokok, sebagaimana dengan Lukas
17:34-36.
Lukas 17:34-36 --- Perikop: “Kedatangan Kerajaan Allah”
(17:34)
Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat
tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang perempuan
bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan
ditinggalkan." (17:36) [Kalau
ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan
ditinggalkan.]
Ada dua orang di atas tempat tempat tidur; satu dibawa satu
ditinggal, kemudian ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang; satu dibawa
satu ditinggal, selanjutnya ada dua orang diladang; satu dibawa satu ditinggal.
-
Tempat
tidur bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena pada Mezbah Dupa
-
Mengilang
bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena pada Meja roti sajian
-
Diladang
bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena pada Pelita emas
Perlu untuk diketahui:
Dalam ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, Yesus tampil
sebagai Imam Besar Agung untuk memimpin ibadah tersebut sampai pada puncak ibadah itulah doa
penyembahan. Jadi untuk berada puncak ibadah tidak cukup hanya berada pada
ketekunan Ibadah Doa Penyembahan, tapi harus tekun 3 macam ibadah pokok, atau
tidak cukup hanya ibadah Pelita emas itulah ibadah Raya Minggu, atau tidak
cukup hanya ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci (Bible
Study), tetapi harus tekun tiga macam ibadah pokok tersebut, karena TUHAN Yesus
sebagai Imam besar Agung tampil di tengah ketekunan tiga macam ibadah pokok
untuk memimpin kita sampai kepada puncak ibadah Doa Penyembahan, karena disini
dikatakan satu orang dibawa, satu orang yang ditinggal. Jadi dari sini kita
harus belajar dengan sungguh-sungguh untuk tekun tiga macam ibadah pokok, Yesus
tampil sebagai Imam Besar Agung untuk memimpin ibadah-ibadah tersebut sampai
kepada tingkat ibadah yang tertinggi, sampai kepada puncak ibadah, itulah doa
penyembahan. Jadi ada yang dibawa, ada yang tertinggal, tergantung sejauh mana
kita meresponi firman Allah malam ini.
Lukas 17:37
(17:37)
Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka:
"Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."
Mayat atau bangkai itu berbicara soal pengalaman kematian =
penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah. Mati itu
penyerahan diri, menjadi mayat (bangkai)
itu penyerahan diri, dimana ada penyerahan diri disitu TUHAN kirimkan
sayap burung nazar yang besar.
Jadi saudara, kita tidak boleh menutupi Mezbah dupa hanya
karena saban hari mengeluh (berkeluh kesah), saban hari ada rintihan, hari-hari
bersungut-sungut, hari-hari ngomel. Kita tidak boleh menutupi Mezbah dupa
dengan keluhan.
Siapa yang suka mengeluh sehingga menutupi Mebah Dupa …
Lukas 17:32-33
(17:32)
Ingatlah akan isteri Lot! (17:33)
Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan
barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.
Istri Lot hari-hari berkeluh kesah, hari-hari mengeluh
sampai menutupi Mebah dupa.
Jadi yang TUHAN mau adalah menyerahkan nyawa, maka ia akan
menyelamatkan nyawanya = ibadahnya sudah sampai kepada puncaknya itulah doa
penyembahan (mezbah dupa), selanjutnya kepadanya dipercayakan sayap burung
nazar yang besar. Tetapi istri Lot mengeluh, berkeluh kesah karena hari-hari
tekun tiga macam ibadah pokok, itu bisa dilihat ketika ia menoleh ke belakang,
ia tidak memandang kedepan lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok, hidupnya
tidak mau dipimpin sampai kepada puncak ibadah, akhirnya dia mengeluh dan oleh
keluhan ini menutupi mezbah Dupa.
Jangan kita sama seperti istri Lot sibuk mengumpulkan harta
di bumi, sibuk mempertahankan nyawanya. Kalau sibuk mengumpulkan harta di bumi
= mempertahankan nyawa berarti tidak sampai kepada penyerahan nyawa, tidak
sampai kepada puncak ibadah, maka kepadanya tidak dipercayakan sayap burung
nazar yang besar, kenapa? dia berkeluh kesah sehingga dia mengeluh ketekunan
tiga macam ibadah pokok, sehingga menutupi Mezbah dupa.
Barangsiapa mempertahankan nyawanya dia akan kehilangan
nyawa, barang siapa menyerahkan nyawanya; doa penyembahan, kepadanya
dipercayakan sayap burung nazar yang besar, jangan kita seperti istri Lot saban
hari mengeluh.
Tidak salah kuliah, tidak salah bekerja, tapi jangan
mengeluh soal ketekunan tiga macam ibadah pokok karena TUHAN mau memimpin hidup
rohani kita sampai kepada doa penyembahan, jangan lagi mempertahankan nyawa
karena perkara di bawah.
Mazmur 141:1 --- Perikop: Doa dalam pencobaan
(141:1)
Mazmur Daud. Ya TUHAN, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku,
berilah telinga kepada suaraku, waktu aku berseru kepada-Mu! (141:2) Biarlah doaku adalah bagi-Mu
seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahan
korban pada waktu petang.
Doa penyembahan sama seperti persembahan ukupan, sedangkan
kedua tangan yang terangkat = penyerahan diri sepenuh, dan biarlah itu terjadi,
karena hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir disebut juga pada waktu
petang.
Jadi, pada waktu petang sudah seharusnya ibadah kita berada
pada puncak ibadah itulah doa penyembahan bagaikan mengangkat dua tangan kepada
TUHAN, itu tanda penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak
Allah.
Sudah tahu tidak berdaya tetapi tidak mau menyerah itu bodoh
namanya. Kalau kita sadar kita tidak berdaya, maka tinggal mengangkat tangan
saja, tekun tiga macam ibadah pokok
Jadi sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; jangan lagi
kita mengeluh, jangan lagi kita berkeluh kesah, jangan lagi ada rintihan,
jangan lagi ngomel, bersungut-sungut setiap hari, supaya jangan menutupi mezbah
TUHAN. Mezbah TUHAN di Tabernakel ada dua:
1. Mezbah
korban bakaran di halaman.
2. Mezbah
dupa di Ruangan suci.
Jadi kalaupun TUHAN mendidik kita untuk tekun tiga macam
ibadah pokok jangan kita berkeluh kesah seperti seperti istri Lot; dia
mengeluh; hari-hari ibadah, hari-hari ibadah tapi engkau tidak berhasil, engkau
tidak punya uang, tidak bisa apa-apa,
perkataan itu salah. Justru lewat ketekunan itu lambat laun nanti TUHAN
tolong.
Jadi kalau kita sadar tidak berdaya mestinya menyerah akan
dua tangan. Kita melayangkan pandangan ke gunung-gunung pertolongan datang dari
mana?. Tapi yang pasti yang saya tau pertolongan hanya datang dari TUHAN.
Maleakhi 2:13
(2:13)
Dan inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air
mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena Ia tidak lagi berpaling kepada
persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu.
Penyebab mereka berkeluh kesah, mengeluh, ngomel saban hari
karena mereka sadar bahwa TUHAN tidak lagi berpaling (melihat) kepada persembahan
mereka dan TUHAN tidak lagi berkenan menerima persembahan mereka dari tangan
mereka, karena mereka sudah tidak layak lagi bagi TUHAN.
Tetapi malam ini oleh karena perkenanan TUHAN kita diizinkan
TUHAN untuk datang menghadap Dia lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
perjamuan suci, itu jelas karena kemurahan hati TUHAN. Selagi TUHAN masih
berkemurahan mari kita hargai kemurhanNya, sebab satu kali kemurahanNya akan
diangkat dari atas muka bumi ini.
Ingat, Mezbah korban esensinya adalah ibadah dan pelayanan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment