IBADAH RAYA MINGGU, 11 MEI 2025
WAHYU PASAL 19
(Seri 4)
Tema: PENYEMBAHAN 24 TUA-TUA DAN 4 MAKHLUK
Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita sekaliannya dikumpulkan di atas gunung TUHAN yang kudus lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian dan zangkoor. Kiranya damai sejahtera dari Sorga memenuhi ruangan ini, hati kita, memberi damai sejahtera, sukacita dan bahagia saat kita menikmati Sabda Allah, duduk dekat kaki TUHAN.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung dengan online / live srtreaming baik dari Youtube, Facebook atau dari media sosial lainnya yang digunakan (diakses). Dan malam ini kita bersyukur kepada TUHAN, kita mendapat kunjungan dari hamba-Nya Pdt. Chandra Silalahi dari Medan, yang juga mengikuti Mubes di Surabaya. Beliau bertahan sampai hari ini, karena kerinduan hati dari beliau supaya nanti bersama-sama untuk berfellowship (bersekutu) lewat Kebaktian Paskah PPT tanggal 21-22 Mei 2025 hari Rabu dan Kamis, dua hari tiga kali ibadah dan pemberitaan Firman Allah. Kita doakan supaya kita bersama-sama dengan beliau dan juga dengan hamba-hamba TUHAN yang turut datang dari Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Sumatera Utara, Lampung, Riau, Jabodetabek dan lain sebagainya yang saya tidak bisa sebut. Kita doakan supaya Paskah PPT berjalan dengan baik dan kiranya tangan TUHAN menolong, memberkati dan membukakan rahasia Firman-Nya, segala sesuatu yang tertutup; terbuka oleh Firman yang dibukakan. Namun, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita.
Selanjutnya mari kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan dari Ibadah Raya Minggu.
Wahyu 19:1-2 --- Perikop: “Nyanyian atas jatuhnya Babel”
(19:1) Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita, (19:2) sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu." (19:3) Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."
Terdengarlah suara nyaring dari himpunan besar orang banyak di Sorga, katanya: HALELUYA sebanyak dua kali.
Haleluya yang pertama kaitannya dengan penghakiman Allah atas perempuan Babel (pelacur besar).
Adapun pekerjaan dari pelacur besar adalah: merusakkan bumi dengan percabulannya.
Kalau anak-anak TUHAN / orang Kristen hidup dalam kelimpahan hawa nafsu perempuan Babel, menunjukkan bahwa ia adalah bagian dari kehidupan yang dirusakkan oleh perempuan Babel. Sebab yang dimaksud dengan kelimpahan hawa hawa nafsu dari perempuan Babel adalah kaya tetapi oleh kelimpahan oleh hawa nafsu perempuan Babel.
Jangan kita mau dirusakkan oleh perempuan Babel, jangan kita kaya dan berkelimpahan karena mabuk anggur perempuan Babel, karena dia adalah perempuan cabul. Maksudnya; jangan tinggalkan jam-jam ibadah karena kelimpahan, kalau itu dilakukan berarti dia sudah dirusakkan oleh perempuan Babel. Ayat referensi: Wahyu 17:1-2, Wahyu 18:3,8
Intinya, TUHAN membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur besar itu.
Yesaya 34:8
(34:8) Sebab TUHAN mendatangkan hari pembalasan dan tahun pengganjaran karena perkara Sion.
TUHAN mendatangkan hari pembalasan dan tahun pengganjaran karena Sion.
Jadi, besar perhatian TUHAN dan tertuju kepada gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini.
Haleluya yang kedua kaitannya dengan asap yang naik sampai selama-lamanya
Singkat kata...
Haleluya yang pertama menunjukkan bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung yang TELAH MENGERJAKAN PENEBUSAN ATAS DOSA DUNIA. Sebagai Imam Besar Agung, Yesus telah menghubungkan antara Allah di Sorga dengan manusia di bumi. Kalau tidak ada pengantara, maka, Allah di Sorga dan manusia di bumi tidak mungkin terhubung.
Itu sebabnya, ketika TUHAN memberi kemenangan terhadap Sion, Sorga bersorak, berarti ada kontak / hubungan antara langit dengan bumi, antara TUHAN di Sorga dengan manusia di bumi.
Ayat referensi: 1 Yohanes 2:1-2, 1 Timotius 2:5-6, 2 Korintus 5:18-20
Haleluya kedua menunjukkan bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung, MEMIMPIN IBADAH-IBADAH DI BUMI SAMPAI TINGKAT IBADAH TERTINGGI DISEBUT SEBAGAI PUNCAK IBADAH YAKNI; DOA PENYEMBAHAN.
Penyembahan adalah penyerahan diri dan itu sama dengan kekekalan.
Ayat referensi:
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Di sini kita melihat Haleluya yang kedua menunjukkan bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung, memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan, bagaikan asap yang naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah.
Jadi, penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah. Itu berarti; setan, daging dan dunia tidak lagi berkehendak, itulah puncak ibadah (doa penyembahan).
Itulah Wahyu 19:1-3 dan hal itu sebetulnya sudah diterangkan di minggu-minggu yang lalu, namun saya ingatkan kembali supaya memberi kepastian.
Sekarang, masuklah kita pada pembahasan…
Wahyu 19:4
(19:4) Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
Di sini kita melihat, 24 tua-tua dan 4 makhluk, tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta-Nya, selanjutnya mereka berkata: "Amin, Haleluya."
Mengapa mereka harus mengatakan “Amin, Haleluya”?
Mari kita lihat penjelasannya…
Mengapa ada kata AMIN?
Amin adalah bahasa Ibrani artinya; pasti, benar, sungguh.
Jadi, “Amin” adalah bahasa Ibrani bukan bahasa Arab. Kita mengatakan “Amin” bukan karena ikut-ikutan dengan yang lain.
Kita akan kaji lebih dalam, kenapa ada ucapan “amin”?
2 Korintus 1:20 --- Perikop: “Perubahan dalam rencana Paulus”
(1:20) Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
Oleh karena Dia, yaitu; pribadi Yesus Kristus, kita mengatakan “Amin”, untuk memuliakan Allah.
Jadi, begitu kita mendengar Firman yang dibukakan, kalau itu memberkati, katakan: “Amin.” Selain itu, kalau kita mengatakan “Amin”, itu adalah tanda bahwa kita benar-benar datang memuliakan TUHAN dalam setiap pertemuan ibadah.
Semangat-semangat saja, jangan melempem, biarpun banyak ujian, badai, gelombang menghantam bahtera hidup, bahtera nikah, kita tidak usah lemas-lemas, semangat saja. Saya mengatakan ini berarti saya harus melakukannya juga.
Sekali lagi saya sampaikan: mengapa kita harus mengatakan "amin"? Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah dan juga “ya” bagi semua kehendak Allah. Itu berarti, Kristus adalah pribadi yang dengar-dengaran kepada Bapa di Sorga.
Yesus turun ke dunia lalu menderita sengsara dan mati di atas kayu salib, itu bukan karena kehendak-Nya, tetapi itu adalah kehendak Bapa. Dan untuk kehendak Bapa, Yesus berkata; “Ya Bapa” sebagaimana dalam Matius 26:39 -- Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Saudara, Yesus berkata: “Ya Bapa” itu terkait dengan kehendak Allah yakni; Yesus harus minum cawan Allah -- menderita sengsara dan mati di atas kayu salib. Untuk janji Allah dan untuk segala kehendak Allah Yesus berkata: “Ya”. Itu berarti Yesus adalah pribadi yang dengar-dengaran. Sedangkan adalah kunci keberhasilan, oleh sebab itu jangan gunakan logika.
Ciri-ciri orang yang dengar-dengaran
2 Korintus 1:17-18
(1:17) Jadi, adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak terdapat "ya" dan "tidak"? (1:18) Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak".
Sebagai hamba TUHAN (pelayan TUHAN) yang telah menerima jabatan rasul, Paulus tidak bertindak serampangan.
Imam-imam / pelayan TUHAN; tidak boleh bertindak serampangan…
Baik dalam perencanaan-perencanaan,
Baik dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN,
Baik dalam hal berjanji kepada jemaat yang harus dilayani, dikunjungi.
Dalam hal ini Paulus harus mengunjungi jemaat di Korintus.
Kita tidak boleh serampangan, tidak boleh di dalam diri serentak "ya" dan "tidak". Kalau “ya” harus “ya”, kalau “tidak” harus “tidak”, itu yang benar. Paulus tidak serampangan di tengah ibadah dan pelayanannya baik di dalam hal bertindak, merencanakan sesuatu. Untuk satu janji atau satu perencanaan berkata “ya”, tetapi dalam kesempatan yang lain ia berkata “tidak” itu namanya serampangan.
Pendeknya, orang yang serampangan dengan lain kata di dalam dirinya serentak “ya” dan “tidak” adalah…
Orang yang tidak setia.
Orang yang tidak bertanggungjawab.
Orang yang tidak dapat dipercaya.
Akan tetapi, rasul Paulus tidak serampangan di dalam melayani TUHAN dan dalam berjanji kepada jemaat di Korintus, juga dalam setiap perencanaan-perencanaannya.
Ciri orang yang dengar-dengaran, tidak serampangan, di dalam dirinya tidak serentak “ya” dan “tidak.” Satu kali saat berkobar-kobar berkata ‘ya” tetapi ketika ada ujian berkata; “tidak”, itu namanya serampangan, tidak bisa dipercaya, tidak setia dan tidak bertanggungjawab. Tetapi Paulus tidak seperti itu, sebab dia adalah pribadi yang dengar-dengaran, “ya” untuk semua janji Allah dan segala kehendak Allah.
Dampak positif dengar-dengaran
2 Korintus 1:21-22
(1:21) Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, (1:22) memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Kehidupan yang dengar-dengaran; diurapi oleh TUHAN. Pasti diurapi, tidak mungkin tidak, dan urapan itu tidak bisa dibuat-buat. Sekalipun ia berkata-kata: “sikaraba-raba”, kalau tidak diurapi ya tidak diurapi. Urapan itu datang dari TUHAN, sebab itu kita harus dengar-dengaran supaya kita diurapi oleh TUHAN.
Doa saya, kiranya keluarga GPT “Betania” Serang & Cilegon diurapi oleh TUHAN, kita semua dengar-dengaran dihadapan TUHAN dan mengikuti TUHAN tidak serampangan.
Sedangkan urapan Roh Kudus adalah meterai dari milik kepunyaan Allah sendiri.
Segala sesuatu ada meteranyianya….
Kehidupan yang ditebus meterainya adalah berdarah-darah dalam melayani dan beribadah kepada TUHAN.
Meterai dari seorang gembala adalah dua tiga ekor domba.
Meterai suami adalah isteri.
Meterai isteri adalah suami.
Meterai orangtua adalah anak.
Meterai anak adalah orang tua.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan; kehidupan yang dengar-dengaran niscaya diurapi oleh TUHAN, sedangkan urapan adalah meterai milik kepunyaan Allah sendiri. Berarti, dari sini kita bisa melihat betapa pentingnya menjadi satu kehidupan domba yang dengar-dengaran, jangan lagi serampangan dalam melayani, bertindak dan dalam pengikutan kita kepada TUHAN.
Doa saya, biarlah kita semua menjadi milik kepunyaan TUHAN, yang sudah dimeteraikan; Roh Kudus.
Saya tambahkan sedikit…
Wahyu 7: 2-3 --- Perikop: “Orang-orang yang dimeteraikan dari bangsa Israel”
(7:2) Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, (7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"
Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Satu kali bumi, pepohonan, laut akan dirusak, tetapi milik kepunyaan Allah tidak akan dirusak, karena ada meterai Allah di dahi mereka.
Itulah yang sekarang kita harus kejar. Apa yang masih ketinggalan dalam hidup kita; kejar, kemudian masih kurang dalam hal dengar-dengaran? Juga kita kejar. Mulai sekarang ayo dengar-dengaran, supaya selanjutnya kita diurapi TUHAN (meterai dari milik kepunyaan Allah) dan kita tidak turut dirusak oleh empat malaikat yang diutus untuk merusakan bumi, laut dan pohon-pohonan.
Jadi saudara, kalau di depan rumah ada pohon mangga simanalagi, harum manis, puji TUHAN, tetapi jangan berharap selama-lamanya kepada pohon tersebut. Tetapi kita semua harus dengar-dengaran supaya Roh TUHAN mengurapi kita, dan itu merupakan meterai Allah supaya kita jangan turut dirusakkan seperti malaikat merusakkan bumi, pohon-pohonan dan laut. Oleh sebab itu, jangan terlena dengan dunia ini. Langit bumi yang pertama akan berlalu termasuk antikris pun akan berlalu.
Itulah pemaparan soal “amin.” Kenapa mereka harus berkata “amin”? Adalah satu tanda bahwa mereka dengar-dengaran, selanjutnya diurapi. Kita belajar dari sifat 24 tua-tua dan 4 makhluk ini. Firman TUHAN yang disampaikan jangan diabaikan begitu saja supaya kedatangan kita, tenaga kita, waktu yang sudah habis, jangan menjadi sia-sia, tetapi harus diperhatikan.
Apa yang keluar dari mulut itu berasal dari dalam. Kalau seseorang hanya suka bicara soal dunia, itu berarti hatinya masih terikat dengan dunia, kalau bicara soal yang jorok-jorok berarti hatinya jorok.
Mengapa mereka harus mengatakan “Amin, Haleluya”?
Mengapa ada kata HALELUYA?
Dengan berkata “Haleluya”, menunjukkan bahwa 24 tua-tua dan 4 makhluk turut dalam penyembahan itu.
Wahyu 5:8-9
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. (5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
4 makhluk dan 24 tua-tua tersungkur dihadapan Anak Domba.
Pada saat tersungkur, di tangan mereka ada satu kecapi dan satu cawan emas, kemudian mereka menyanyikan suatu nyanyian baru 🡪 doa penyembahan disertai dengan bahasa lidah (bahasa Roh).
Kecapi dan cawan emas 🡪 penyembahan
Nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun 🡪 bahasa lidah (bahasa Roh).
Jadi, tidak ada orang yang tahu arti dari bahasa lidah, kecuali dia yang melangsungkan hubungan intim lewat doa penyembahan kepada TUHAN.
Bahasa lidah tidak bisa dipelajari, sebab TUHAN yang mengaruniakan itu. kalau TUHAN tidak karuniakan bahasa lidah, cukup katakan “Haleluya”, turutlah dalam penyembahan dalam Wahyu 19:1-3 tadi. Pendeknya, penyembahan jangan dikarang-karang.
Perlu untuk diketahui:
Penyembahan yang benar didorong oleh pembukaan rahasia Firman yakni; gulungan kitab yang terbuka sebagaimana pada Wahyu 5:8A tadi --- Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu. Jangan sampai, baru datang ke gereja langsung “sikaraba-sikaraba, silalala-silalala”, padahal di rumah baru saja berantem / bertengkar.
Sekali lagi saya tandaskan; penyembahan yang benar didorong oleh pembukaan rahasia Firman yakni; gulungan kitab yang terbuka. Sesudah kita menikmati pembukaan rahasia Firman, barulah kita tersungkur di bawah kaki salib, menyembah kepada TUHAN dengan kata-kata “Haleluya” dan kalau TUHAN karuniakan bahasa lidah; puji TUHAN, itu tanda hubungannya begitu intim dengan TUHAN. Itu sebabnya ibadah adalah nikah, nikah adalah ibadah, hubungan kita dengan TUHAN bukan sebatas datang ibadah, lalu TUHAN hanya TUHAN yang ada di Sorga, tidak seperti itu.
Sekarang, kita lihat lagi kaitan “kecapi dan cawan emas”…
Wahyu 4:9-10
(4:9) Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, (4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
Empat makhluk mempersembahkan puji-pujian, hormat dan nyanyian syukur kepada TUHAN, itu bagaikan diiringi kecapi.
Sedangkan dua puluh empat tua-tua; tersungkur di hadapan Allah lalu menyembah Dia sampai selama-lamanya, bagaikan cawan emas dan di dalamnya ada kemenyan yang sudah dibakar, asapnya naik ke hadirat Allah. Itulah penyembahan dari dua puluh empat tua-tua.
Tanda penyembahan yang terukur menurut pola kerajaan Sorga:
24 tua-tua melemparkan mahkotanya di hadapan takhta Allah, itu berarti: segala kemuliaan hanya bagi TUHAN dan itu nampak dari ungkapan mereka --- "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan." (Wahyu 4:11).
Penyembahan yang keluar dari mulut dua puluh empat tua-tua adalah penyembahan yang terukur.
Jadi jelas, kalau ibadah sudah sampai kepada penyembahan yang benar, terukur dengan pola kerajaan Sorga, maka kemulian hanya bagi TUHAN. Saya juga belajar dan terus belajar, bukan saja di tengah ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan, tetapi kalau TUHAN utus keluar; tetaplah segala kemuliaan hanya bagi TUHAN. Itulah tanda penyembahannya benar dan terukur menurut pola kerajaan Sorga.
Selanjutnya, dua puluh empat tua-tua dan empat makhluk kita kaitkan dengan Pengajaran Tabernakel.
DUA PULUH EMPAT TUA-TUA
Bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Meja Roti Sajian.
Pendeknya, dua puluh empat tua-tua adalah bayangan / gambaran dari 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir. Sebab, meja dengan 12 roti di atasnya adalah bayangan dari gereja TUHAN dengan rasulnya,
12 rasul hujan awal dan 12 rasul rasul hujan akhir 🡪 sungai air kehidupan yang keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba sebagaimana dalam Wahyu 22:1 --- Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Selain itu ada juga dalam…
Zakharia 14:8
(14:8) Pada waktu itu akan mengalir air kehidupan dari Yerusalem; setengahnya mengalir ke laut timur, dan setengah lagi mengalir ke laut barat; hal itu akan terus berlangsung dalam musim panas dan dalam musim dingin.
Air kehidupan yang keluar dari Yerusalem: setengah mengalir ke lautan Timur dan setengah lagi ke lautan Barat.
Ini adalah bayangan dari 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir.
Yang mengalir ke laut Timur 🡪 kegerakan hujan awal (12 rasul hujan awal), sehingga lautan dunia ini:
Menerima Yesus sebagai TUHAN dan Juruselamat = percaya, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada PINTU GERBANG
Setelah percaya bertobat, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada MEZBAH KORBAN BAKARAN.
Lahir baru, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA.
Oleh sebab itu, anak-anak yang baru lahir tidak boleh dibaptis, karena syarat dibaptis adalah bertobat dulu.
Lautan dunia penuh dengan Roh Kudus, terkena kepada PINTU KEMAH.
Pintu kemah adalah pemisah antara Ruangan Suci dengan Halaman.
Memang Pengajaran hujan awal membuat orang percaya, bertobat, lahir baru dan penuh Roh Kudus, tetapi jangan salah pintu kemah adalah pemisah antara Ruangan Suci dan Halaman. Sebab, Halaman masih berbau daging sekalipun di situ sering terjadi karunia kesembuhan, karunia mujizat, karunia mengusir setan, karunia iman untuk menggeser gunung.
Itulah kuasa dari kegerakan 12 rasul hujan awal bagaikan air kehidupan yang ke laut Timur, sementara pengikutan kita tidak boleh berhenti hanya sampai di situ. Tetapi anehnya, banyak orang Kristen suka sekali di tengah ibadah hanya sibuk dengan karunia-karunia; karunia mujizat, karunia kesembuhan, karunia mengusir setan, karunia iman untuk menggeser gunung.
Kalau hanya karunia saja, Yesus tidak perlu turun ke dunia, menderita sengsara dan mati di kayu salib, cukup dari Sorga TUHAN curahkan karunia. Tetapi, Yesus harus menderita dan mati di atas kayu salib, artinya; kegerakan oleh karena karunia-karunia tidak menyelamatkan, tetapi itu perlu supaya yang sakit sembuh, yang kerasukan setan; diusir, itu perlu bukan saya anti.
Awal pelayanan saya, banyak sekali mujizat; yang sakit kusta, yang rahimnya mandul, yang kerasukan berkali-kali dan lain sebagainya; semua dilepaskan tetapi ibadah itu masih berbau daging. Oleh sebab itu, perlu Pengajaran dari 12 rasul hujan akhir.
Yang mengalir ke laut Barat 🡪 kegerakan hujan akhir (12 rasul hujan akhir), sehingga lautan dunia ini dibawa masuk ke dalam kegerakan yang besar, yakni; pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai TUHAN, menjadi milik kepunyaan Allah sendiri, masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Itulah kegerakan yang besar, bukan saja karunia kesembuhan. Itulah sasaran akhir dari perjalanan gereja TUHAN di bumi ini, bukan soal sembuh saja.
Sebagaimana dalam RUANGAN MAHA SUCI terdapat TABUT PERJANJIAN, inilah sasaran ibadah kita, bukan sekedar diberkati, kesembuhan. Itu memang perlu, tetapi masih ada lagi kegerakan hujan akhir / pengajaran hujan akhir dari 12 rasul hujan akhir untuk masuk dalam kegerakan besar yaitu; menjadi mempelai TUHAN, sebagaimana Tabut Perjanjian ada di dalam Ruangan Maha Suci, sementara Ruangan Maha Suci kedudukannya ada di sebelah Barat.
Kerinduan saya, kiranya kita semua betul-betul dibawa dan masuk dalam kegerakan yang besar; menjadi mempelai TUHAN, milik kepunyaan Allah sendiri. Itu sebabnya, mau tidak mau, kita harus menggunakan pola Tabernakel, supaya kita mengerti kedudukan kita seperti apa. Tabernakel bukan ajaran sesat, justru dengan Pengajaran Tabernakel kita bisa melihat dan berkaca kedudukan kita sudah sampai dimana.
Arti rohani TABUT PERJANJIAN:
Takhta Allah
Hubungan nikah / hubungan intim / hubungan suami isteri berdasarkan kasih.
Hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan suami isteri, sebab Kristus sebagai kepala sedangkan gereja TUHAN adalah tubuhnya. Dasar nikah adalah kasih, tidak boleh uang, mamon, kuat gagah atau kelebihan yang kita punya. Satu kali kelebihan kita berakhir; nikah hancur, tetapi hubungan nikah itu harus dibangun di atas dasar kasih, sehingga nikah itu utuh untuk selama-lamanya sampai TUHAN datang dan kita masuk dalam nikah rohani.
Pendeknya, kita butuh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, itulah kegerakan 12 rasul hujan akhir; membawa kita masuk dalam kegerakan yang besar yaitu; menjadi mempelai TUHAN, seperti Tabut Perjanjian di dalam Ruangan Maha Suci.
Jangan ragu lagi terima Pengajaran Mempelai. Doakan suami, isteri, anak, orangtua, supaya mereka berpegang teguh kepada Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Begitu juga dengan anda yang sedang bergabung lewat online / live streaming lewat Youtube, Facebook atau media sosial apapun yang dapat diakses, dimanapun saudara berada.
Kemudian saudara, Tabut Perjanjian terdiri dari 2 (dua) hal yaitu;
Peti.
Peti terbuat dari kayu penaga, gambaran dari daging dan tabiatnya. Tetapi peti ini sudah disalut dengan emas murni dari dalam dan dari luar.
Emas adalah gambaran dari tabiat Ilahi, kesucian dari Roh Kudus.
Tutupan grafirat / tutupan pendamaian dengan dua kerub di atasnya 🡪 Allah Trinitas yaitu; TUHAN, Yesus, Kristus sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga.
Saudara, perlu untuk digaris bawahi, air kehidupan yang mengalir ke sebalah Barat (kegerakan 12 rasul hujan akhir), dimulai dari; RUANGAN SUCI sampai akhirnya dibawa masuk ke dalam RUANGAN MAHA SUCI.
Jadi, kesucian itu bukan akhir, tetapi "awal" untuk mencapai kesempurnaan.
RUANGAN SUCI artinya bagi kita sekarang adalah tekun dalam tiga macam ibadah pokok sebagaimana tiga alat yang ada di dalam Ruangan Suci yaitu:
MEJA ROTI SAJIAN 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci = domba-domba diberi makan.
PELITA EMAS 🡪 ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian = domba-domba diberi minum.
MEZBAH DUPA 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = domba-domba diberi nafas hidup
Lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, Yesus sebagai Imam Besar Agung memimpin ibadah-ibadah di muka bumi ini sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan. Jadi, kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, sebab itu adalah sarana untuk menikmati Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, itulah kegerakan dua belas rasul hujan akhir. Kuasanya: membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi tubuh mempelai, tubuh yang sempurna itulah sidang mempelai TUHAN.
Sedikit saya berikan analogi dalam 1 Korintus 15:5-7
1 Korintus 15:5 itu berbicara soal 12 murid.
Tetapi, setelah Yesus naik, Roh Kudus turun, 12 murid bagian dari 120 orang di loteng Yerusalem, penuh Roh Kudus, sehingga 12 murid berubah menjadi 12 rasul (1 Korintus `5:7).
Ini yang disebut 12 rasul hujan awal, supaya lautan dunia di sebelah Timur itu percaya, bertobat, lahir baru dan penuh Roh Kudus.
Tetapi dalam 1 Korintus 15:8 -- Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Jadi, Paulus adalah gambaran/bayangan dari kegerakan 12 rasul hujan akhir
Pengajaran apa yang diusung oleh 12 rasul hujan akhir (dari Paulus)?
2 Korintus 11:2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Rasul Paulus, gambaran/bayangan dari 12 rasul hujan akhir, sedang berjuang untuk mempertunangkan gereja TUHAN, ia berusaha membawa kita menjadi perawan suci. Sebab, sebenarnya, gereja TUHAN sudah hilang keperawananya sejak Adam jatuh dalam dosa dan dosa itu menjalar sampai sekarang.
Tetapi, lewat Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, itulah yang disebut 12 rasul hujan akhir, membawa kita sebagai perawan suci kepada Mempelai Laki-Laki Sorga.
Itulah kegerakan 12 rasul hujan akhir; Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Jadi, kenapa kita ragu dengan Pengajaran Tabernakel ini dan harus mencari ajaran yang lain yang belum jelas arah dan juntrungannya? Hanya bisa bicara soal berkat dan mujizat.
Saudara, jangan kecil hati, jangan berkata; “aku paling berdosa dan tidak mungkin lagi menjadi perawan”, bagi manusia memang tidak bisa, tetapi bagi TUHAN tidak ada yang mustahil.
2 Korintus 11:3
(11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
Tetaplah berpegang teguh dalam Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, tolak dengan tegas ajaran lain, supaya kita menjadi perawan suci.
Selanjutnya, dua puluh empat tua-tua dan empat makhluk kita kaitkan dengan Pengajaran Tabernakel.
EMPAT MAKHLUK
Bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada EMPAT TIANG.
Mari kita baca tentang empat makhluk dalam Tabernakel di Sorga..
Wahyu 4:6-8
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. (4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. (4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Adapun empat makhluk tersebut adalah…
Makhluk yang pertama sama seperti singa,
Makhluk yang kedua sama seperti anak lembu,
Makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia,
Makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
Kemudian, yang tidak kalah penting, dagingnya telah ditutupi oleh enam sayap sekelilingnya.
Artinya; daging tidak boleh masuk dalam tempat suci.
Di atas tadi kita sudah melihat, empat makhluk terkena kepada empat tiang dan empat tiang adalah penopang TABIR BAIT SUCI. Sedangkan empat makhluk ini adalah pribadi yang pernah mengalami perobekan daging.
Jadi, empat tiang menunjuk kepada orang-orang yang sudah mengalami perobekan daging dan kemudian terangkat hidup-hidup ke Sorga yaitu; Henokh, Musa, Elia, TUHAN Yesus Kristus.
Inilah pelajaran yang kita dapat dari Wahyu 19:1-3; dua kali Haleluya, Wahyu 19:4 ada penyembahan dari dua puluh empat tua-tua dan empat makhluk, itu sebabnya mreka berkata; Amin, Haleluya. Saya berharap sekali pembahasan malam ini memberkati kita semua.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment