KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, May 7, 2025

KEBAKTIAN PASKAH PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) di TANAH KARO, RABU 23 APRIL 2025 (SESI 2)

 

 


KEBAKTIAN PASKAH PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) di TANAH KARO, RABU 23 APRIL 2025  (SESI 2)

 

Tema: ORANG-ORANG BERSUNAT

 

Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmatNya kita kembali dihimpunkan di atas gunung TUHAN lewat kebaktian Paskah sesi dua pada saat pagi hari ini. Selamat pagi, salam sejahtera, salam dalam kasihNya TUHAN kita Yesus Kristus yang sudah memberi kesempatan bagi kita untuk berada pada sesi 2 ini.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang turut bergabung lewat online, atau live streaming, atau video internet, baik dari Youtube, maupun facebook, atau media sosial apapun yang dapat digunakan atau diakses. Kiranya TUHAN hadir di tengah-tengah perhimpunan kebaktian paskah PPT sesi 2 pagi ini, dan memberi damai sejahtera, sukacita, sehingga kita boleh bahagia saat kita duduk diam mendengarkan firman Allah.

 

Mari kita kembali untuk memeriksa tema yang sudah kita bahas bersama pada sesi pertama, yaitu; orang-orang yang bersunat.

Kilas balik sedikit, orang-orang yang tidak bersunat adalah orang yang keras kepala, keras hati, tegar tengkuk, kepala batu, itulah goliat, orang Filistin. Ciri-cirinya suka menentang pekerjaan Roh El-Kudus. Dan kita sudah melihat Goliat mencemooh barisan Israel, itu ciri-ciri daripada orang yang tidak bersunat; suka mencemoohkan barisan orang Israel. Saya kira masih jelas dalam ingatkan kita bukan?

 

Sekarang kita akan masuk dalam kebaktian yang kedua ini dengan tema yang sama, kita langsung membaca Filipi 3:2.

 

Filipi 3:2

(3:2) Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,

 

Disini kita melihat terdapat 3 kali kata “hati-hatilah

1.      Hati-hatilah terhadap anjing-anjing.

2.      hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat.

3.      hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu.

 

3 kali kata hati-hatilah → satu usaha dan perjuangan dalam menghadapi pekerja-pekerja yang jahat, yakni; anjing-anjing dan penyunat-penyunat yang palsu. Penyunat-penyunat palsu = tidak bersunat.

 

Marilah kembali kita memperhatikan perjuangan Daud di dalam hal menghadapi anjing-anjing dan orang-orang yang tidak bersunat dalam 1 Samuel 17:26, 28, 29, 32.

 

1 Samuel 12:26,28,29, 23 Perikop: Goliat menentang tentara Israel

(17:26) Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?" (17:28) Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran." (17:29) Tetapi jawab Daud: "Apa yang telah kuperbuat? Hanya bertanya saja!"

(17:32) Berkatalah Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu."

 

Daud bersiap maju menghadapi Goliat orang Filistin itu dengan keyakinan penuh, maksudnya:

a.       Berjuang tanpa mengharapkan imbalan.

b.      Bukan karena merasa diri gagah dan hebat (ayat 28,29).

c.       Tidak tawar hati (ayat 32)

 

1 Samuel 12:33

(17:33) Tetapi Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit."

 

Semangat juang Daud di dalam  menghadapi Goliat orang Filistin, bagi Saul adalah hal yang tidak mungkin. Jadi Saul tidak yakin Daud sanggup menghadapi goliat, alasannya: Daud masih muda, sedangkan goliat adalah seorang prajurit yang berpengalaman dari sejak muda. Ini adalah hal yang aneh, sebab Saul lebih percaya kepada Goliat sebagai musuh daripada kepada Daud sebagai tentara Tuhan. Daud berpihak kepada Saul (berpihak kepada TUHAN), tetapi Saul sendiri lebih percaya kepada pengalaman Goliat, kan ini tidak masuk akal.

 

1 Samuel 17:34-35

(17:34) Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, (17:35) maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.

 

Sekalipun Saul tidak yakin, tetapi keinginan Daud untuk menghadapi Goliat tidak surut, dia tidak goyah, tidak mau dilemahkan oleh perkataan Saul, justru ia menceritakan pengalamannya kepada Saul sebagai gembala kambing domba yang bertanggung jawab.

 

Jadi Daud ini adalah gembala yang berpengalaman, sekaligus bertanggung jawab, buktinya:

a.       Daud melepaskan domba dari mulut singa atau beruang.

b.      Daud menghajar, membunuh singa atau beruang.

 

-          Saul menceritakan pengalaman Goliat (musuh).

Kalau Saul lebih mengunggulkan (lebih yakin) pengalaman Goliat = kalah sebelum berperang.

-          Tapi Daud menceritakan pengalamannya sendiri. Sekalipun ia mendengarkan pernyataan Saul, hatinya tidak surut untuk menghadapi Goliat orang filistin itu, karena Daud punya pengalaman sebagai gembala kambing domba yang bertanggung jawab. Apa bukti ia bertanggung jawab;

1.      Melepaskan domba dari mulut singa atau beruang.

2.      membunuh singa atau beruang.

 

Pengalaman Daud di tengah-tengah menggembalakan kambing domba kita bandinggkan; dengan firman TUHAN yang diajarkan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma.

 

Roma 8:34

(8:34) Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?

 

Yesus telah mati, bangkit, lalu dipermuliakan = Yesus pembela  bagi kita. Jadi lewat pengalaman kematian, kebangkitan, lalu naik ke Sorga (dipermuliakan) menunjukan bahwa Yesus adalah pembela bagi kita, Dia Gembala Agung, sama seperti Daud melepaskan domba dari mulut singa atau beruang.

 

Roma 8:36

(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

 

Melepaskan kambing domba dari mulut singa atau beruang, berarti tampil sebagai pembela bagi kawanan domba yang digembalakan. Kemudian dia menghajar, membunuh singa dan beruang berarti berkemenangan. Juga firman TUHAN diajarkan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, Paulus menceritakan bahwa Yesus tampil sebagai pembela, buktinya; Yesus mati, Yesus bangkit, Yesus dipermuliakan, kemudian ayat 36, 37 Yesus memberi kemenangan karena TUHAN telah mengasihi kita, maut telah dikalahkan, Dia memberi kemenangan.

 

Pendeknya, Yesus adalah Gembala Agung, tampil sebagai:

1.      Pembela.

2.      dam memberi kemenangan sebab Yesus telah mati, bagkit, sekarang duduk di sebelah kanan Allah. Pengalaman inilah yang diceritakan Daud kepada Saul.

Saul berkata: Kamu masih muda, pengalamanmu masih cetek seumur jagung, sedangkan Goliat sudah berpengalaman dari sejak muda, dia sudah jadi prajurit. Daud tidak surut mendengarkan pernyataan itu, hatinya tetap maju untuk memerangi Goliat, orang Filistin, orang yang tidak bersunat, si kulit khatan yang tidak tau diri itu.

 

Jadi suatu pengalaman yang tidak pernah dialami siapapun yang diceritakan Daud kepada Saul. Pengalaman Goliat tidak sebanding dengan pengalaman TUHAN kita Yesus Kristus; mati, bangkit, naik ke Sorga. Tidak ada orang yang punya pengalaman seperti itu, itu sebabnya Daud tidak takut dan tidak gentar menghadapi Goliat yang disebut jug si kulit khatan itu.

Inilah soal hati-hati tadi; ada usaha dan berjuang menghadapi si kulit khatan orang yang tidak bersunat itu. 

 

Kita kembali membaca…

1 Samuel 17:11-12

(4:11) Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu. (4:12) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

 

Perjanjian baru disebut Injil, tetapi injil sinoptik ialah; Matius, Markus, Lukas, Yohanes, secara khusus menceritakan pribadi Yesus dari sorga; menderita sengsara, mati di atas kayu salib, hari ketiga bangkit, lalu naik kembali ke Sorga.

 

Jadi sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; Pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN kita Yesus Kristus disebutlah itu berita injil. Pendeknya berita injil semacam ini harus diajarkan oleh pemimpin jemaat (gembala sidang) tujuan supaya jangan dianggap rendah, karena usia pelayanan masih muda, jangan dikecilkan karena usia pelayanan masih muda. Sesungguhnya bersama dengan pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN kita Yesus Kristus orang muda bisa menjadi:

a.       Teladan dalam perkataan.

b.      Teladan dalam tingkah laku salah tingkah (perbuatan).

c.       Teladan dalam kasih.

Mengasihi sesama berarti mengampuni dosa, tidak suka melihat kesalahan orang lain lagi, tidak suka berkata; aku tau kartunya; tiap hari main kartu.

d.      Teladan dalam kesetiaan.

Setia kepada istri, setia kepada suami, setia di tengah ibadah dan pelayanan; taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.

e.       Teladan dalam kesucian

Itu kehidupan yang diselamatkan, tadi malam sudah disinggung.

 

Jadi Israel sudah diselamatkan dari Mesir dan penjajahan Firaun (setan) itu karena korban paskah, demikian juga kita sudah diselamatkan dari dunia ini, kita bukan lagi mencari keselamatan, karena keselamatan itu sudah disediakan, tetapi kita mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Takut dan gentar kepada TUHAN maksudnya; jangan di depan kita baik, tetapi dibelakang tidak baik. Tetapi sekalipun umur pelayanan masih muda dapat menjadi teladan dalam kesucian. Itulah yang diberitakan Daud kepada Saul yang merasa tidak mungkin mengalahkan Goliat.

 

1 Samuel 17:36-37

(17:36) Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup." (17:37) Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."

 

Dengan pengalaman sebagai gembala kambing domba, Daud yakin dapat mengalahkan Goliat orang Filistin yang tidak bersunat itu. Jadi tergembala adalah harga mati, sudah disinggung tadi malam pada sesi pertama; tekunlah tiga macam ibadah pokok. Tidak ada cara lain untuk menyelamatkan kawanan domba, selain tekun tiga macam ibadah pokok.

 

Jadi, Daud yang masih muda itu yakin dapat mengalahkan Goliat orang filistin yang tidak bersunat itu dengan pengalamannya sebagai gembala kambing domba.

-          Goliat → Daging besar yang suka menjengkali hal yang rohani.

Tadi malam kita sudah melihat, orang yang menghidupi daging besar suka menjengkali hal yang rohani. Dari mana kita bisa tau itu? karena Goliat tingginya enam hasta sejengkal.

-          Tidak bersunat → Noda kekafiran.

Noda kekafiran orang-orang yang tidak mengenal Allahnya Israel:

1.      Penyembahan berhala.

2.      Kenajisan percabulan.

 

1 Samuel 17:35

(17:35) maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.

 

Menangkap janggut bahwa kuasa dan wibawa TUHAN melebihi kuasa dan wibawa raja kegelapan.

 

Jadi mohon maaf, hamba TUHAN jangan pelihara kumis dan jenggot. Jangan ada yang tersinggung, kita sedang membahas firman TUHAN, kita bersama-sama sedang membahas korban Paskah, Kalau menikmati daging Paskah harus disertai sayur pahit. Wibawa kita dari TUHAN, nanti ada urapan penyambung sampai kepada ujung jubah.

 

Jadi kemulian TUHAN melebihi daripada raja setan. Mati, bangkit, naik ke sorga atau dipermuliakan itu jenggot TUHAN Yesus, tapi jenggot setan itulah kemulian dari Goliat orang Filistin yang tidak bersunat. Itu yang diunggul-unggulkan oleh Saul, oh Daud berkata; aku tangkap jenggotnya, kubunuh dia. Cara membunuh; kutangkap jenggotnya. Jadi orang yang jenggotan mudah sekali dikalahkan menurut Alkitab, bukan menurut saya.

Jadi menangkap janggut menunjukan bahwa kuasa dan wibawa TUHAN melebihi kuasa dan wibawa raja kegelapan.

 

Reaksi Saul terhadap pengalaman Daud.

1 Samuel 17:37

(17:37) Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

 

Saul berkata: Pergilah! TUHAN menyertai engkau.

-          Kata pergilahpengalaman kematian, kebangkitan dan kemuliaan hingga dipenuhkan oleh Roh Kudus (Yohanes 16:7) lebih berguna TUHAN Yesus pergi.

Yesua telah mati, bangkit, lalu dipermuliakan, barulah roh kudus turun (penuh dengan Roh Kudus)

Jadi dalam hal menghadapi peperangan rohani bukan karena gagah hebat di tengah ibadah dan pelayanan di gereja lokal masing-masing, bukan karena kekuatan, namun oleh Roh TUHAN. Itulah arti pergilah.

-          TUHAN menyertai engkauDoa restu seorang pemimpin kepada pejuangnya, tentaranya.

Doa restu ini sangat penting bagi kita, sekalipun itu doa restu dari pemimpin yang jahat dan bengis, sebab apabila Daud maju berperang tanpa doa restu menunjukan:

a.       Daud mengharapkan imbalan dan ada kepentingan, itu bukan bangsa yang besar.

b.      Ada kesombongan seperti yang ditunjuk oleh abangnya Eliab (ayat 28 dan 29).

c.       Mengandalkan kemampuan daging.

Jadi doa restu itu penting, biarpun itu doa restu dari pemimpin yang jahat dan bengis.

 

1 Samuel 17:38

(17:38) Lalu Saul mengenakan baju perangnya kepada Daud, ditaruhnya ketopong tembaga di kepalanya dan dikenakannya baju zirah kepadanya. (17:39) Lalu Daud mengikatkan pedangnya di luar baju perangnya, kemudian ia berikhtiar berjalan, sebab belum pernah dicobanya. Maka berkatalah Daud kepada Saul: "Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku mencobanya." Kemudian ia menanggalkannya.

 

Selain doa restu, Daud juga dilengkapi dengan perlengkapan senjata yang dimiliki Saul. Tetapi Daud tidak dapat berjalan apalagi berperang melawan Goliat orang Filistin yang tidak bersunat itu, sebab Daud belum pernah mencoba jubah Saul.

 

Perlu untuk diketahui bersama-sama, jangan kita maju atau datang di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam bentuk pelayanan apapun itu dengan menggunakan pengalaman orang lain atau pengalaman yang belum pernah kita alami, karena dampaknya nanti ibadah dan pelayanan itu tidak akan berjalan, apalagi berkemenangan, itu tidak mungkin.

 

Kita harus mempunyai pengalaman bersama dengan TUHAN, jangan karena kata pendeta, karena kata orang, karena kata orang tua, karena si a, si b, tidak seperti itu, karena dampaknya nanti ibadah dan pelayanan itu tidak akan berjalan, apalagi kemenangan. Tetapi  mari kita maju (datang) di tengah ibadah dan pelayanan dengan pengalaman kita bersama dengan TUHAN secara pribadi, bukan karena kata orang, karena ibadah dan pelayanan bukan untuk coba-coba, juga bukan untuk gagah-gagahan. Tetapi ibadah dan pelayanan adalah soal kerajaan sorga (soal kepastian).

 

Mari kita maju di tengah ibadah dan pelayanan ini dengan pengalaman secara pribadi dengan TUHAN, jangan menggunakan studi ini, studi banding dengan ini, dengan itu, pergi ke Korea karena jemaatnya 24.000. Baca multi pertambahan, jangan, tidak ada artinya itu. Pengalaman pribadi aja bersama dengan TUHAN; mati, bangkit, tekun disitu nanti dipermuliakan pada saat TUHAN datang pada kali yang kedua. Kalau kita menggunakan pengalaman orang lain; jangankan berkemenangan, maju melangkah saja tidak bisa.

 

1 Samuel 17:39

(17:39) Lalu Daud mengikatkan pedangnya di luar baju perangnya, kemudian ia berikhtiar berjalan, sebab belum pernah dicobanya. Maka berkatalah Daud kepada Saul: "Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku mencobanya." Kemudian ia menanggalkannya.

 

Kalau tidak ditanggalkan, ibadah dan pelayanan tidak dapat berjalan, ibadah dan pelayanan tetap berjalan di tempat dari tahun ke tahun tidak terjadi pertumbuhan, baik secara kualitas, maupun secara kuantitas, begitu terus. Berjalan di tempat = tidak maju dan tidak berkemenangan.

Seharusnya kualitas rohani kita bertumbuh hari demi hari, waktu demi waktu walaupun pelan-pelan, itu sebabnya Daud menanggalkan jubah Saul, sebab itu bukan pengalamannya.

 

1 Samuel 17:40

(17:40) Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu.

 

Akhirnya Daud memperlengkapi dirinya sesuai  dengan pengalamannya sebagai gembala kambing domba. Jangan pengalaman supir di gunakan untuk bertani, tidak bisa. Atau pengalaman bertani digunakan sopir, nanti nabrak.

 

Jadi akhirnya Daud memperlengkapi dirinya sesuai dengan pengalamannya sebagai gembala kambing domba, yakni memperlengkapi diri dengan:

1.      Tongkat di tangannya.

2.      5 batu licin dari dasar sungai.

3.      membawa kantong gembala.

4.      Umban di tanganya.

 

Marilah kita lihat empat perkara itu, diawali dengan tongkat di tangan.

 

Keterangan: TONGKAT DI TANGAN.

Sekarang tongkat gembala ada di tangan Daud, sebab Daud adalah seorang gembala. Dia tidak bisa menggunakan jubah Saul, tetapi dia sangat piawai menggunakan tongkat gembala, karena pengalamannya disitu.

 

1 Samuel 17:41-45

(17:41) Orang Filistin itu kian dekat menghampiri Daud dan di depannya orang yang membawa perisainya. (17:42) Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. (17:43) Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud. (17:44) Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang." (17:45) Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.

 

Intisarinya; Goliat mendatangi Daud dengan pedang, tombak, dan lembing.

 

ADAPUN FUNGSI PEDANG: untuk membunuh lawan dengan cara menggorok leher supaya kepala terpisah dari daging. Itulah sebabnya Goliat berkata kepada Daud; aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan binatang-binatang di padang.

 

-          Burung-burung di udararoh-roh najis = antikris. Ayat referensi Wahyu 18:2-, itu berbicara soal kenajisan percabulan; mabuk anggur itu kenajisan percabulan.

-          Binatang-binatang di padangroh-roh jahat = nabi-nabi palsu, itu kata Goliat.

Tapi yang saya tau kalau domba-domba tergembala di hadapan TUHAN, sebagai Gembala Agung TUHAN pasti pelihara hidup kita. dari masa ke masa TUHAN pasti pelihara hidup kita. Perkataan Goliat itu hanya omongan kosong, sekedar menakut-nakuti saja.

 

Perlu untuk diketahui; tubuh tanpa kepala, maka tentu saja tubuh menjadi liangnya serigala dan sarangnya burung, artinya dikuasai nabi-nabi palsu dan antikris.

Matius 8:20: Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."

Kepala terpisah dari tubuh itu maksud Goliat, tapi itu tidak akan mungkin terjadi.

 

-          Liang serigala = dikuasai nabi-nabi palsu.

-          Sarangnya burung = dikuasai kenajisan percabulan (antikris).

 

Itu fungsi (kegunaan) pedang; membunuh lawan dengan cara menggorok leher sehingga nanti tubuh terpisah dari kepala, itu sebabnya Goliat berkata; aku serahkan nanti tubuhmu kepada burung dan binatang di padang, tapi itu tidak mungkin.

 

 

FUNGSI TOMBAK: Membunuh dengan cara menikam tubuh lawan dari jarak dekat, bukan dari jarak jauh.

Umpama lambung Yesus ditikam itu ditusuk oleh tombak, satu tusukan oleh tombak, itu dari dekat, tidak dari jauh.

 

FUNGSI LEMBING: Membunuh lawan dengan cara menikam tubuh lawan dari jarak jauh.

Jadi dari jarak 20 atau 30 meter lawan bisa tertusuk. Dengan lain kata Goliat ini seolah-olah mampu menyerang dan membunuh musuh dari jarak jauh dan dari jarak dekat, itulah sebabnya Goliat menghina Daud, sebab Daud itu masih muda kemerah-merahan dan elok parasnya.

 

1 Samuel 17:42

(17:42) Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya.

 

Karena Goliat merasa bisa membunuh dari jarak jauh, dan dapat membunuh dari jarak dekat akhirnya Goliat menghina Daud; dan menganggap masih kanak-kanak.

 

1 Samuel 17:43

(17:43) Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud.

 

Setelah menghina Daud, sedangkan Goliat berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?"

Namun sebaliknya, Daud mendatangi Goliat dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.

-          Nama  TUHAN semesta alam berarti TUHAN berkuasa di langit di bumi.

-          Barisan Allah = tentara yang diurapi terlatih dan terampil serta piawai menggunakan tongkat.

 

Selanjutnya marilah kita membahas TONGKAT GEMBALA…

Yehezkiel 20:36

(20:36) Seperti Aku beperkara dengan nenek moyangmu di padang gurun tanah Mesir, begitulah Aku akan beperkara dengan kamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH.

 

Ayat 36 ini berbicara soal suasana di luar penggembalaan, berarti domba-domba tidak tergembala = keadaan bangsa Israel di Mesir, berada dalam perbudakan dosa, diperbudak kerja paksa sampai mengalami tekanan yang sangat berat, itu suasana di luar penggembalaan. Tetapi beda kalau domba tergembala, sesulit apapun, pasti Gembala Agung memelihara domba-domba, sebab itu merupakan pengalaman Daud… TUHAN Gembala Agung takkan kekurangan aku (Mazmur 23:1)

Pengertian takkan kekurangan aku itu berlaku secara jasmani, dicukupkan makan, minum, pakaian.

Takan kekurangan aku berlaku secara rohani; dosa ketelanjangan tertutupi, itu pengalaman tergembala.

 

Itulah keadaan di luar penggembalaan seperti Israel di Mesir. Sedangkan Mesir juga digambarkan sebagai padang gurun, berarti gersang, tandus, kering-kering rohani = hidup tanpa persekutuan dengan TUHAN. Ranting kalau dia tidak melekat pada pokok anggur, ranting menjadi kering, ranting kering tidak akan berbuah.

Kita tahu Yesus adalah pokok anggur, Yesus adalah pokok keselamatan, Yesus adalah pohon kehidupan, kalau ranting tidak melekat pada pokok anggur akan kering, tidak berbuah, itulah suasana Mesir; tandus, kering-kering rohani, tidak ada persekutuan dengan TUHAN akhirnya tidak menghasilkan buah. Memang diluar TUHAN kita tidak bisa berbuat apa-apa.

 

Yehezkiel 20:37

(20:37) Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.

 

Tadi kita sudah melihat Daud memperlengkapi dirinya dengan tongkat gembala.

Jadi domba-domba dibiarkan lewat dari bawah tongkat gembala.  Pendeknya; tugas gembala adalah memasukan domba ke kandang, tujuannya; supaya domba-domba tergembala.  Itu berarti domba-domba tidak mengembara di gunung-gunung, maksudnya domba-domba tidak berada di semua tempat peribadatan. Jadi gembala harus memasukan domba ke kandang supaya domba tergembala, kalau domba tergembala domba tidak mengembara, tidak liar. Arti tidak mengembara adalah; domba tidak berada di semua tempat-tempat peribadatan sebagaimana dalam Yeremia 50:6.

 

Yeremia 50:6.

(50:6) Umat-Ku tadinya seperti domba-domba yang hilang; mereka dibiarkan sesat oleh gembala-gembalanya, dibiarkan mengembara di gunung-gunung, mereka berjalan dari gunung ke bukit sehingga lupa akan tempat pembaringannya.

 

Mengembara di gunung-gunung maksudnya; domba-domba berada di semua tempat peribadatan.

Gunung itu tempat ibadah. Gunung tertinggi = puncak ibadah.

Jadi kalau mengembara berarti;  berada di semua gunung-gunung, berada di semua tempat-tempat peribadatan. Alasan domba berada di semua tempat peribadatan; mencari yang hijau-hijau, disitu ada firman om, alasanya cari firman om.

 

Jadi tugas gembala memasukan domba ke kandang penggembalaan supaya domba-domba tidak liar, tidak mengembara, berarti tidak berada di semua gunung-gunung. Nanti KKR di lapangan di Berastagi ada disitu, KKR dimana ada disitu, nanti di gereja a ada disitu, gereja b ada disitu, tujuanya; cari firman, bukan begitu tergembala. Yang benar; harus tekun tiga macam ibadah pokok, digembalakan oleh seorang gembala, bukan 2 atau 3 gembala.

Jadi tugas gembala; memasukan domba ke kandang supaya domba tergembala, domba-domba tidak mengembara di gunung-gunung, tidak berada di semua tempat peribadatan.

 

Kidung Agung - - - 1:5 Perikop: Mempelai perempuan dan putri-putri Yerusalem.

Ada 2 golongan gereja, ada gunung sion (inti mempelai) ada putri Yerusalem.

(1:5) Memang hitam aku, tetapi cantik, hai puteri-puteri Yerusalem, seperti kemah orang Kedar, seperti tirai-tirai orang Salma.

 

Elok, Cantik → tubuh Kristus yang sempurna, yakni; sidang mempelai TUHAN.

 

Bagaimana hidup Mempelai TUHAN?

Kidung Agung 1:6

(1:6) Janganlah kamu perhatikan bahwa aku hitam, karena terik matahari membakar aku. Putera-putera ibuku marah kepadaku, aku dijadikan mereka penjaga kebun-kebun anggur; kebun anggurku sendiri tak kujaga.

 

Mempelai TUHAN rela mempertaruhkan nyawanya demi orang lain, demi saudara-saudaranya, itu Roh mempelai. Kalau hanya memperhatikan kepentingannya itu bukan Roh mempelai, itu Roh egosentris. Tetapi Roh Mempelai seperti mempelai TUHAN rela mempertaruhkan nyawa demi orang lain, demi saudara-saudaranya.

 

Mari lebih tajam lagi kita lihat mempelai TUHAN …

Kidung Agung 1:7

(1:7) Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda menggembalakan domba, di mana kakanda membiarkan domba-domba berbaring pada petang hari. Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?

 

Disini kita melihat dengan jelas sekali kerinduan mempelai TUHAN ialah berada dalam kandang penggembalaan. Jadi kehidupan yang rindu untuk digembalakan adalah tanda bahwa hidup rohaninya dikuasai Roh Mempelai. Kalau liar mengembara itu bukan Roh Mempelai.

 

Berada di semua gunung-gunung baru disebut putri Yerusalem, tetapi kalau dia mempelai TUHAN, maka rindu untuk digembalakan oleh kakandanya; Mempelai laki-laki sorga, Dialah Gembala Agung. Ini yang harus kita tanamkan di gereja lokal kita saudara, bukan hari-hari undang pendeta. Jangan karena dia pembawa perisai di depan, lalu kita ijinkan dia penginjilan kemana-mana. Banyak begitu, karena jemaatnya pembawa perisai di depan diijinkan kemana-mana yang penting perpuluhannya ke sini, itu salah.

 

Ini lah Daud; di tangannya ada tongkat gembala supaya domba-domba lewat dari bawah tongkat gembala. Tujuan kita tergembala menjadi mempelai TUHAN, karena tidak selamanya kita ada di dunia ini.

Jadi kerinduan mempelai TUHAN adalah berada di dalam kandang penggembalaan.

 

Ternyata Kandang penggembalaan disebut juga tempat domba-domba berbaring.

Kata berbaringkeadaan yang tenang, itu berarti domba-domba tidak terkejut sekalipun kekejutan itu ada nanti. Kalau domba mengembara, nanti bisa terkejut bila kekejutan itu tiba.

Jadi kandang domba disebut juga tempat domba-domba berbaring → suatu keadaan yang tenang. Jadi bilamana ada kekejutan dia tetap tenang saja. Lihat orang yang berbaring pulas, mau terjadi gempa bumi pun tenang saja.

Inilah tongkat gembala di tangan Daud. Pengertian dari sorga ini yang kita cari seperti kata bapak pemimpin pujian tadi; hikmat itu yang kita cari, bukan imbalan saudara.

 

Puncak kekejutan terjadi saat antikris menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia.  Ayat referensinya; (Matius 20:25)

 

Matius 20:25

(20:25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.

 

Pada saat nanti antikris menjadi raja atas seantero duni ini:

-          Mereka memerintah dengan tangan besi.

-          Berkuasa dengan kekerasan (otoriter).

 

Lukas 22:25

Dari pasal 20 menjadi 22; itu berarti;  kekejamannya 2 kali lipat.

(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.

 

Antikris lama-lama disebut sebagai pelindung. Nanti banyak orang bernaung di bawah perlindungan mereka dengan lain kata antikris menyatakan dirinya sebagai TUHAN allah yang harus disembah  sebagaimana di dalam 2 Tesalonika 2:3-4.

 

2 Tesalonika 2:3-4.

(2:3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (2:4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.

 

Ujung-ujungnya mereka disebut naungan, padahal TUHANlah yang senantiasa melindungi kita.

 

Tadi memerintah dengan tangan besi di Matius 20, di injil Lukas 22 (2 kali lipat) sudah menjadi naungan, menjadi Allah yang harus disembah, dan itu ditegaskan kembali oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika.

 

Matius 24:15-21

(24:15) "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel -- para pembaca hendaklah memperhatikannya – (24:21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.

 

Ini kekejutan, ini puncak pencobaan pada saat antikris menjadi raja disitu ada aniaya besar, ada siksaan yang dahsyat, dan orang yang tidak mengerti kandang penggembalaan, dia tidak mau menjadi suatu kehidupan domba tergembala, maka hari-hari terkejut. Nanti suami aneh-aneh istri terkejut, nanti istri aneh-aneh suami terkejut, anak aneh-aneh terkejut orang tua, terkejut, terkejut.

Itu sebabnya kandang domba disebut juga tempat pembaringan → suatu keadaan yang tenang, itu yang TUHAN mau. Itu sebabnya TUHAN memperlengkapi Daud sebagai pemimpin dengan tongkat gembala.

 

BUKTI KANDANG DOMBA ADALAH TEMPAT PEMBARINGAN

Kita kembali membaca…

Yehezkiel 20:37

(20:37) Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.

 

Jadi tugas gembala; memasukan domba ke kandang. Selanjutnya gembala juga menghitung domba-domba.

 

Soal MENGHITUNG kita belajar di…

Imamat 27:32

(27:32) Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN.

 

Domba-domba yang lewat dari bawah tongkat gembala disini dikatakan akan dihitung oleh gembala. Kemudian hitungan kesepuluh menjadi persembahan kudus bagi TUHAN. Persembahan kudus bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel (pola kerajaan Sorga) tentu terkena pada Ruangan Kudus (Ruangan Suci).

 

Di ruangan suci ada 3 macam alat → Ketekunan 3 macam ibadah pokok, antara lain:

-          MEJA ROTI SAJAIAN → Ketekunan Ibadah Pendalam Alkitab  disertai dengan perjamuan suci.

-          PELITA EMAS → Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.

-          MEZBAH DUPA → Ketekunan Ibadah Doa Penyembahan.

 

Doa penyembahan adalah tingkat ibadah yang tertinggi atau disebut juga dengan puncak ibadah. Namun untuk berada pada puncak ibadah (tingkat ibadah) ada prosesnya. Mari kita belajar bersama-sama, ini soal pembaringan tadi, supaya lepas dari kekejutan tadi. ..

 

Lukas 17:24

(17:24) Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya.

 

Jadi kalau  guru-guru palsu berkata; TUHAN ada di bilik. Itu bukan tanda kedatangan TUHAN sebab bilik adalah; sekat/pemisah.

Atau kalau ada hamba TUHAN berkata, lihat Dia ada di padang, supaya domba-domba menjelajah dari Utara ke Timur; itu ajaran yang sesat.

Kedatangan TUHAN kembali pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga disini jelas dikatakan; seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu (timur) ke ujung langit yang lain (Barat).

Intinya tanda kedatangan TUHAN akan nampak Pembangunan Tubuh.

Tubuh satu, walaupun terdiri dari banyak anggota, itu tanda kedatangan TUHAN. Jadi kalau masih ada bilik, sekat-sekat, kemudian masih ke padang mengembara, itu bukan tanda kedatangan TUHAN, jangan percaya.

Jadi jelas kedatangan TUHAN Itu kaitannya dengan Tabernakel, tidak asal comot-comot ayat, tetap dengan Tabernakel. Jadi harus yakin dengan Pengajaran Tabernakel supaya tau tempat pembaringan ini. Jadi jangan pakai konsep-konsep yang dari Korea Selatan, baca buku multi pertambahan, tidak seperti itu, tetapi kita harus menggunakan cara Daud.

 

Lukas 17:25-27

(17:25) Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini. (17:26) Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: (17:27) mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

 

Menanggung banyak penderitaan dan ditolak bila dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel jelas terkena pada Mezbah korban bakaran.

Mezbah korban bakaran → pertobatan. Syarat untuk dibaptis bertobat.

 

Air bah pada zaman Nuh bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada kolam pembasuhan tembaga → Baptisan air.

 

Lukas 17:31

(17:31) Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali.

 

Tetaplah berada dalam kegiatan Roh, yakni ibadah dan pelayanan oleh sebab itu…

a.       Yang di peranginan jangan turun dari situ hanya untuk perkara-perkara lahiriah, tetaplah dalam kegiatan Roh, jangan turun dari situ, hanya untuk perkara lahiriah.

b.      Yang berada di ladang TUHAN jangan kembali pada tabiat lama.

Bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada pintu kemah, artinya penuh dengan Roh Kudus.

 

Lukas 17:32

(17:32) Ingatlah akan isteri Lot!  (17:33) Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

 

Dalam mengikuti TUHAN jadilah satu kehidupan domba, jangan seperti istri Lot, maksudnya lebih baik sangkal diri, pikul salib, rela kehilangan nyawa, daripada mempertahankan nyawa tapi nanti kehilangan nyawa. Untuk apa seseorang memperoleh seisi dunia tetapi ia harus kehilangan nyawa pada akhirnya. Jangan kita seperti istri Lot. Itu sebabnya ketika sudah berada dalam kegiat Roh, jangan lagi turun ke bawah karena perkara lahiriah. Ketika sudah ada di ladang TUHAN, (ladang Roh) jangan lagi kembali kepada tabiat lama, jangan kita seperti istri Lot, tapi biarlah kita sangkal diri pikul salib = kehilangan nyawa, jangan lagi menoleh ke belakang.

 

Klimak berbaring ….

Lukas 17:34-36

(17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."  (17:36) [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]

 

Ada dua perempuan: di tempat tidur, mengilang, dan di ladang.

1.      Tempat tidur.

Bila dikaitkan dengan 3 alat yang ada di dalam ruang suci (kudus) terkena pada Mezbah dupa → ketekunan ibadah doa penyembahan.

2.      Mengilang.

Mengilang kalau dikaitkan dengan 3 alat dalam Ruangan Suci terkena pada Meja Roti sajian emas → Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

3.      Di ladang, bila dikaitkan dengan 3 alat yang ada di dalam ruang kudus terkena pada Pelita Emas → Ketekunan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.

 

Lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok, TUHAN Yesus Kristus sebagai Imam Besar Agung memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah) yaitu doa penyembahan. Tidak mungkin kita berada pada puncak ibadah (doa penyembahan) kalau tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Namun kenyataannya di hari-hari terakhir ini orang kristen hanya tau ketekunan Ibadah Raya Minggu (pelita emas), itu bukan puncak ibadah. Itu yang sangat saya sayangkan, saya kulik-kulik tadi malam, kok ada gereja 10 jam saja, siapa yang menentukan itu, itu gereja buatan tangan manusia. Ada lagi ibadah pertengahan minggu, saya cari di Alkitab tidak ada ibadah pertengahan minggu. Yang saya tau dengan pelajaran tongkat gembala di tangan Daud adalah tekun tiga macam ibadah pokok, dan itu Roh Mempelai.

Seringkali saya sampaikan itu bila kami duduk bersama bapak pendeta Philip, ayo pak lanjutkan pak.

Ya pak, pelan-pelan pak, sahut beliau. Memang tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan, jemaat bisa habis nanti. Pelan-pelan saja, jadi pelan-pelannya; keluar satu, diganti satu. Kalau frontal; habis semua, tapi kalau siap puasa tiap hari ya tidak.

 

Jadi untuk berada pada puncak ibadah harus tekun dalam  tiga macam ibadah pokok, kalau hanya satu macam ibadah tidak akan sampai kepada puncak ibadah (doa penyembahan), tidak bisa, Alkitab yang berkata, jangan kita berbantah-bantah, lebih baik kita percaya kepada firman, daripada logika. Itulah Pengajaran Pembangunan Tabernakel  supaya kita menjadi satu.

 

Saya akan buktikan di dalam ketekunan 3 macam ibadah pokok Yesus tampil sebagai Imam besar memimpin ibadah-ibadah sampai kepada puncaknya …

Wahyu 8:3-4

(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

 

Malaikat itu tidak lain tidak bukan ialah pribadi Yesus, Dia Imam besar Agung memimpin ibadah-ibadah (ketekunan tiga macam ibadah pokok) sampai kepada puncak ibadah yaitu doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan, naik kehadirat Allah menebusi takhta Allah.

 

Semua perkara kalau dilempar ke atas pasti jatuh ke bawah, hanya satu perkara yang bisa melepaskan kita dari daya tarik bumi (magnet bumi) itulah asap dupa kemenyan (doa penyembahan), tidak ada cara lain. Mau tiap hari ibadah di lapangan, ibadah di sana, di mol, di gedung, tidak ada artinya itu, ibadah di gunung-gunung mana saja tidak ada artinya, yang terpenting tekun tiga macam ibadah pokok, itu tempat pembaringan.

 

Apakah kita ragu dengan pengajaran pembangunan Tabernakel? seharusnya kita ragu dengan logika. Kalau Alkitab ayat menjelaskan ayat apa yang harus kita ragukan.

 

Tadi bentuk rohani, sekarang mari kita lihat bentuk fisik doa penyembahan

Matius 27:50

(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

 

Ketika Yesus diperintahkan menderita sengsara mati di kayu salib, Yesus berkata; Ya Bapa, “Eli, Eli, lama sabakhtani?, ini disebut juga penyembahan.

Penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah. Itu sebabnya setelah Yesus berseru dengan suara nyaring, lalu Yesus menyerahkan nyawaNya. Jadi doa penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah, itu doa penyembahan, –  itu puncak ibadah, bukan Raya Minggu – ini puncak ibadah secara fisikly. Secara rohani; malaikat lain yang kuat itu tidak lain tidak bukan TUHAN Yesus Kristus memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai pada puncaknya, yaitu doa penyembahan.

Jadi sekalipun nanti ada kekejutan tetap domba-domba seperti berbaring, mau dunia kiamat, jungkir balik tetap domba-doma seperti dalam keadaan berbaring. Ini yang TUHAN berikan kepada kita, tapi seringkali kita abaikan, lebih suka kepada logika, kenapa kita tidak gunakan ini?. Ini juga tanggung jawab saya, saya siap tidak tidur pagi siang malam yang penting pengertian ini sampai ke Tanah Karo.

 

Jadi kandang penggembalaan disebut juga tempat pembaringan. Lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok kita berada pada pada puncak ibadah doa penyembahan, itu domba sedang berbaring, sekalipun dalam kekejutan. Pada saat antikris berkuasa ada aniaya besar, memerintah dengan tangan besi, menjalankan kuasa dengan kekerasan . Dan 2 kali lipat pada Lukas 22; harus disembah, kalau tidak diinjak-injak, tapi sekalipun kekejutan itu tiba nanti, kalau domba-domba sudah ada di tempat pembaringan ia akan tetap berada dalam suatu keadaan yang tenang. Uang banyak tidak bisa melawan antikris. Jenggot singa hanya bisa dilawan oleh jenggot TUHAN.

 

Tidakkah saudara terharu betapa hati TUHAN dilimpah ruahkan kepada kita. Siapa yang pernah naik ke sorga untuk melihat isi hatiNya, tidak ada. Tapi kalau hari ini tumpahkan isi hatinya kenapa kita pura-pura tidak butuh? padahal itu kebutuhan utama. Kandang penggembalaan itu Tempat pembaringan, kita butuhkan bila kekejutan itu tiba, bulan-bulan lalu kekejutan; amblas longsor, itu kekejutan, tidak bisa Bapak pendeta Philip ke sini, dari Medan ke karo, dari Karo ke Medan tidak bisa, kekejutan, tapi puncaknya nanti saat antikris menjadi raja. Itulah yang TUHAN maksud, supaya kita punya prinsip, sikap yang tegas kita buktikan mulai dari sekarang. Jangan seperti ramai-ramai melayani tetapi tidak ada sikap yang  tegas, untuk apa, hanya kelihatan hebat-hebat, dengan tamborin hebat-hebat, tidak ada artinya kalau tidak tekun tiga macam ibadah pokok, habis bila tiba kekejutan nanti. Marilah kita sebagai pemimpin membawa domba-domba ke kandang tempat pembaringan, biarpun nanti terjadi kekejutan tidak jadi soal.

 

Lukas 17:37

(17:37) Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."

 

Ayat ini sinkron dengan injil Matius 27:50: Yesus sudah menjadi mayat (bangkai), Yesus berseru; Eloi-eloi; baru bangkai; penyerahan diri sepenuhnya; taat; ini puncak ibadah; (doa penyembahan). Setelah berada pada puncak ibadah doa penyembahan barulah TUHAN kirimkan sayap burung nazar yang besar untuk menolong domba-domba yang selalu berbaring dari sekarang sampai puncak kekejutan tiba. Ini tongkat gembala, kenapa kita sia-siakan ini; berguru dengan ini itu ini itu, capek berguru-guru seperti itu.

Jadi kalau sudah pada puncak ibadah (doa penyembahan) barulah TUHAN kirimkan sayap burung nazar yang besar. Jadi tiga macam ibadah pokok tidak boleh ditawar-tawar lagi.

 

Wahyu 12:6 - - - Perikop: Perempuan dan naga

Mempelai disini adalah mempelai TUHAN, buktinya Wahyu 12:1; tiga benda penerang sudah menjadi miliknya, berselubungkan matahari, bulan di kaki, mahkota 12 bintang di kepala.

Wahyu 12:6

(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. (12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

 

Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa = Tidak pernah mengalami kekejutan karena domba ada di tempat pembaringan.

 

Jadi biarlah domba-domba itu lewat dari tongkat gembala, karena kadang penggembalaan itu tempat pembaringan. Tidak ada cara lain untuk berada pada puncak ibadah, jangan cari ilmu-ilmu yang lain, ini kuncinya tidak ada yang lain, tidak usah berguru ke Korea dengan logika-logika yang lain, tidak usah, mantapkan diri dengan pengertian ini, mantapkan diri dengan tongkat gembala yang ada di tangan Daud, tidak usah selidiki ajaran-ajaran asing tidak ada artinya, habisi waktu, kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi.

Tanggung jawab kita domba-domba di pundak kita ini. Jadi lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok Imam besar Agung tampil memimpin ibadah-ibadah  sampai tingkat ibadah tertinggi (puncak gunung) doa penyembahan, wujudnya; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah saja, tidak ada yang lain lagi.

 

Saudara, kita sudah melihat tongkat gembala di tangan Daud, jika TUHAN ijinkan nanti kita akan melihat 5 batu licin di tangan Daud

 

Inikan pelajaran yang manis-manis, kenapa kita sia-siakan. Sayapun datang dari jauh untuk kita saling mengasihi. Saudara pun datang dari jauh, kalau kita tidak memanfaatkan kesempatan untuk apa, lebih baik kita tinggal di gereja lokal masing-masing.

Biarlah lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok, kita dibawa sampai kepada puncak ibadah, yaitu doa penyembahan, syarat mutlak untuk menerima 2 sayap burung nazar yang besar. 

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

No comments:

Post a Comment