KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, May 26, 2025

IBADAH RAYA MINGGU, 18 MEI 2025

 


IBADAH RAYA MINGGU, 18 MEI 2025

 

WAHYU PASAL 19

(Seri 5)

 

Tema: PENYEMBAHAN DUA PULUH EMPAT TUA-TUA DAN EMPAT MAKHLUK

 

Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, datang menghadap TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian Roh.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN lewat online atau live streaming, video internet, baik dari YouTube, maupun dari Facebook, atau media sosial lainnya yang dapat digunakan, biarlah kiranya damai sejahtera memenuhi hati kita sekaliannya, dan memberi satu sukacita, serta bahagia saat kita duduk diam mendengarkan sabda Allah.

 

Selanjutnya mari kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk  Ibadah Raya Minggu.

 

Wahyu 19:1-4  --- Perikop: “Nyanyian atas jatuhnya Babel”

(19:1) Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita, (19:2) sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu." (19:3) Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya." (19:4) Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."

 

Dari ayat ini kita menemukan 3 kata HALELUYA:

-          HALELUYA YANG PERTAMA kaitannya adalah kemenangan yang dialami gereja TUHAN di bumi ini, sebab TUHAN telah menghakimi gereja palsu itulah Babel (perempuan jalang), karena dia telah merusakkan bumi dengan kenajisan pecabulan. Sehingga, oleh kemenangan ini terdengarlah suara nyaring dari himpunan besar di Sorga.

Kalau oleh karena kemenangan yang dialami gereja di bumi Sorga bersorak, itu berarti ada kontak (hubungan) antara Sorga dengan bumi, menunjukkan bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung yang telah mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia, Ayat referensi 1 Yohanes 2:1-2.

-          HALELUYA YANG KEDUA, ada kaitannya dengan asap yang naik sampai selama-lamanya, menunjukkan bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung yang telah memimpin ibadah kita sampai ke puncak ibadah itulah doa penyembahan, bagaikan asap kemenyan yang naik kehadirat Allah menembusi takhta Allah, Ayat referensi: Wahyu 8:3-4

-          HALELUYA YANG KETIGA datang dari dua puluh empat tua-tua dan empat makhluk, penyembahan itu sudah mendarah daging bagi mereka.

Doa dan harapan saya kiranya kita semua tekun dalam tiga macam ibadah pokok, di tengah-tengahnya Yesus tampil sebagai Imam Besar Agung untuk memimpin ibadah-ibadah kita sampai kepada puncaknya itulah Doa Penyembahan, bahkan nanti penyembahan itu nanti sudah menjadi tabiat, sudah mendarah daging.

 

Namun sebelum berkata Haleluyah dua puluh empat tua-tua dan empat makhluk terlebih dahulu berkata AMIN.

AMIN adalah bahasa Ibrani, artinya; sungguh, benar dan pasti.

Pendeknya, dengan berkata AMIN, dua puluh empat tua-tua dan empat makhluk telah memuliakan TUHAN, sebab Kristus adalah YA bagi semua janji Allah (2 Korintus 1:20)

 

2 Korintus 1:20

(1:20) Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.

 

Dengan mengatakan Amin terhadap semua janji Allah itu menunjukan bahwa dua puluh empat tua-tua dan empat makhluk telah memuliakan TUHAN, sebab Kristus adalah Ya untuk semua kehendak Allah.

Jadi Kristus adalah hamba TUHAN, Dia pemimpin jemaat, Dia berkata Ya Bapa untuk kehendak Allah, itu hamba TUHAN yang dengar-dengaran.

Kalau kita dengar-dengaran kepada janji Firman Allah, bukan saja diberkati, tetapi kita berhasil di dalam hal mengerjakan pekerjaan yang TUHAN kehendaki; Firman Allah digenapi dalam hidup kita masing-masing. Jadi dengar-dengaran itu jauh lebih baik dari korban persembahan, tapi biasanya orang yang dengar-dengaran pasti “Ya” atas segala kehendak Allah; mempersembahkan segala sesuatunya kepada TUHAN.

 

Singkat kata, HALELUYA itu merupakan suatu penyembahan dan penyembahan itu datang dari Sorga.

Sedangkan penyembahan artinya; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah saja, itu berarti, kehidupan gereja TUHAN tidak lagi taat kepada kehendak daging, kehendak dunia dan arusnya, dan kehendak iblis setan dengan segala tipu dayanya.

Bertitik dari hal ini, kita lanjutkan pembacaan ayat firman TUHAN dalam Efesus 2:2-3.

 

Efesus 2:2-3 Perikop: Semuanya adalah kasih karunia

(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.  (2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

 

Dahulu sebelum kita terpanggil, pengalaman kita sama seperti yang dialami oleh rasul Paulus, antara lain:

a.       Mengikuti jalan dunia = taat kepada dunia.

b.      Mentaati penguasa kerajaan angkasa yakni; iblis setan dengan segala tipu dayanya = taat kepada kehendak setan.

c.       Hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging yang jahat.

 

Efesus 2:4-7

(2:4) Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, (2:5) telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan -- (2:6) dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, (2:7) supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.

 

Seharusnya, kita binasa karena taat kepada dunia, taat kepada kehendak setan dan taat kepada kehendak daging, tetapi oleh karena kekayaan dan kelimpahan kasih karunia-Nya...

-          Telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus dan kita diselamatkan.

-          Telah membangkitkan kita dan memberi tempat bersama-sama dengan Dia di Sorga

Terpujilah kelimpahan kasih karunia TUHAN.

 

Efesus 2:8-10

(2:8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (2:9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (2:10) Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

 

Kita adalah buatan Allah: rumah TUHAN / Bait Allah / Tabernakel.

Jadi, jelas sekali kita diselamatkan oleh iman, yaitu; ibadah buatan tangan Allah, itulah ibadah yang menggunakan pola kerajaan Sorga yaitu; PENGAJARAN TABERNAKEL. Jangan kita datang beribadah di tengah-tengah ibadah buatan tangan manusia. Banyak sekarang ini ibadah buatan tangan manusia, oleh karena kelicikan dari nabi-nabi palsu orang bisa beribadah hanya di internet, di chanel-chanel YouTube, dan seterusnya.

 

Masih ada lagi ibadah buatan tangan manusia dengan sebutan gereja sepuluh jam saja, gereja delapan jam saja, gereja setengah jam saja, dan seterusnya, dan seterusnya. Adalagi ibadah buatan tangan manusia dengan sebutan ibadah pertengahan minggu. Saya tidak pernah menemukan sebutan-sebutan itu di dalam Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu. Itu sebabnya, kita harus beribadah dengan ibadah buatan tangan Allah itulah ibadah yang menggunakan pola kerajaan Sorga yakni; Pengajaran Tabernakel.  Manusia adalah ciptaan tangan TUHAN, Tabernakel adalah ciptaan tangan TUHAN, tetapi Tabernakel sejati adalah pribadi Yesus Kristus, Dia adalah rumah yang sejati, disitu kita nanti ada, sebab dimana Ia ada di situ kita ada.

 

Jadi sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; kita diselamatkan oleh iman, yakni ibadah buatan tangan Allah; itulah ibadah yang menggunakan Pola kerajaan Sorga, bukan karena perbuatan baik di pinggir jalan; orang lewat suka diberi, lewat pengemis diberi. Pola Kerajaan Sorga yakni; Pengajaran Tabernakel, kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, segambar dengan Tabernakel sejati.

Perlu untuk diketahui: IBADAH BUATAN TANGAN ALLAH, TELAH DIPERSIAPAKAN ALLAH SEBELUMNYA, kiranya kita hidup di tengah-tengahnya, kirannya kita hidup di dalamnya.

 

Mari kita lihat ibadah buatan tangan TUHAN, ibadah itu jauh sebelum kita ada, ternyata sudah dipersiapkan Allah, bahkan sebelum Adam ada ibadah ini sudah dipersiapkan Allah …

 

Marilah kita lihat ibadah yang telah dipersiapkan Allah….

Kejadian 2:15 -- Perikop: “Manusia dan taman Eden”

(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

 

TUHAN Allah mengambil manusia dan menempatkannya di taman Eden. Tujuannya: untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden

Pendeknya, taman Eden adalah ibadah dan pelayanan dan sekarang kita sudah beribadah di dalamnya untuk mengusahakan dan memelihara ibadah-ibadah tersebut. Ini yang dimaksud oleh Rasul Paulus itulah Firman Allah yang diajarkan Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus Pasal 2 tadi. Jadi kita harus menjalankan ibadah buatan tangan TUHAN, jangan kita datang beribadah dan berada di tengah-tengah ibadah buatan tangan manusia.

 

Jadi jauh sebelumnya ibadah dengan menggunakan pola kerajaan Sorga, ibadah dengan menggunakan Pengajaran Tabernakel sudah dipersiapkan oleh TUHAN.  Saya anologikan; kalau Taman Eden dikaitkan dengan Tabernakel;

  • Bumi ini adalah daerah halaman. 

  • Sedangkan Ruangan Suci adalah Eden. 

  • Sementara Taman Eden adalah Ruangan Maha Suci. 



Jadi semua bisa dimasukan dalam Pola Tabernakel, apalagi tubuh raga ini. 

  • Nanti ada empat sungai mengalir itu terkena pada empat tiang. 

  • Ada dua pohon di taman Eden; pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat  seperti dua kerub yang ada di atas tutupan Grafirat. 

Jadi Taman Eden adalah bebricara soal ibadah dan pelayanan, dan di tengah-tengahnya kita ada, tujuannya untuk mengusahakan dan memelihara ibadah tersebut. Demikian juga Adam (manusia) ditempatkan di dalamnya tujuannya hanya untuk mengusahakan dan memelihara Taman Eden. TUHAN juga bawa kita di Taman Eden rohani; yaitu ketekunan tiga macam ibadah pokok, supaya kita usahakan, dan kita pelihara sampai TUHAN datang. Kalau kita usahakan ketekunan tiga macam ibadah pokok, maka  TUHAN yang mengusahakan kita, TUHAN mengerjakan kita. Kalau kita memelihara ketekunan tiga macam ibadah pokok sebaliknya TUHAN yang akan memelihara hidup rohani kita, ibadah dan pelayanan, nikah rumah tangga kita, dan buah nikah niscaya pasti dipelihara oleh TUHAN secara ajaib, diluar logika. Jadi jangan andalkan manusia dengan kekuatannya, supaya jangan kita terkutuk, sebab terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya, sebab orang  yang mengandalkan manusia dan kekuatannya hatinya jauh dari TUHAN (Yeremia 17:5). Sebab itu jangan tinggalkan jam-jam ibadah, jangan jauh dari ketekunan tiga macam ibadah pokok, sebagai pola kerajaan Sorga.

 

Ibadah yang dipersiapakan TUHAN jauh sebelum Adam ada…

Kejadian 2:16-17

(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

 

Ketika Adam mengusahakan dan memelihara taman itu, selanjutnya Allah memberi perintah kepada manusia.

Jadi, jangan kita menjalankan ibadah ini dengan sesuka hati, tetapi ikuti perintah, ikuti aturan, ikuti ketetapan sebagai rambu-rambu di tengah ibadah dan pelayanan. Jangan sesuka hati, dengan berkata; aku kan aku, gembala ya gembala, jangan atur-atur aku, misalnya; aku tidak pulang ke rumah, aku merokok, aku berjudi, aku bertengkar dengan tetangga sebelah kiri dan kanan, aku malas-malasan beribadah, aku adalah aku, gembala ya gembala, itu tidak benar.

Jadi sekali lagi saya sampaikan; kita menjalankan ibadah ini harus ikuti rambu-rambu, perintah Allah, kita tidak boleh beribadah sesuka hati, hari ini ibadah, besok tidak, minggu ini ibadah, minggu depan tidak, nanti macam-macam alasannya; arisan dan lain sebagianya, itu kan sesuka hati namanya. Padahal jelas disini dikatakan; Allah memberi perintah kepada manusia di dalam hal mengusahakan dan memelihara taman eden.

 

Dalam menjalankan ibadah harus mengikuti perintah Allah, jangan sesuka hati. Hanya satu pengajaran yang sanggup memulihkan nikah itulah Pengajaran Mempelai, saya terlalu berani mengatakan itu.

Bukankah manusia tidak lagi perawan; sudah jatuh dalam dosa? Tetapi lihatlah rasul Paulus mengusung Pengajaran Mepelai dalam terang Tabernakel dalam 2 Korintus 11:2  -- Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus, bukan hanya kepada bangsa Israel, tetapi kepada bangsa kafir yang sudah menodai keperawanannya dahulu, hidup dalam kenajisan percabulan dan kekejian, serta hidup dalam penyembahan berhala – itu kecenderungan daripada bangsa kafir  – tetapi, satu Pengajaran yang sungguh luar biasa dahsyat, bisa memperawankan yang sudah rusak keperawanannya, coba bayangkan. Oleh sebab itu, jangan ragu dengan Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, kalau ragu, berarti tidak mau lagi berubah.

Jangan heran kalau ada hamba TUHAN bawa rantai, golok lalu terjadi mukjizat, tidak usa heran yang begitu-begitu, itu hanya berlaku di bumi, tetapi untuk mempertunangkan kita hanya satu Pengajaran, itulah Pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernekel.

 

Jadi sekali lagi saya sampaikan; Allah memberi perintah kepada manusia sebagai syarat untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden (Ibadah dan pelayanan) yaitu;

a.        Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas.

b.      Allah melarang makan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Supaya kita bisa melihat hal ini lebih jauh (lebih rinci) marilah kita membaca ayat 8-9…

 

Kejadian 2:8-9

(2:8) Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. (2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

 

TUHAN menumbuhkan berbagai-bagai pohon di bumi yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya. Kalimat ini menunjukan kepada kita bahwa Adam dan Hawa pada mulanya tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat. Yang dimakan oleh Adam dan Hawa adalah buah pohon yang menarik dan baik untuk dimakan, tidak makan daging di sana. Nanti setelah Adam dan Hawa melanggar hukum Allah – pelanggaran hukum Allah itu dosa – akhirnya mereka menjadi telanjang, lalu TUHAN menyembelih seekor binatang, lalu dikuliti, dari kulit itulah digunakan untuk menutupi ketelanjangan mereka, sejak itulah daging yang disembelih itu dinikmati. Jadi sebelum jatuh dalam dosa jelas Adam dan Hawa pada mulanya tidak hidup dalam Hawa nafsu dan tidak hidup menuruti keinginan daging yang jahat. Memang kalau kita betul-betul penuh dengan Roh El-Kudus, lalu menyerahkan diri sepenuhnya untuk dipimpin, dikendalikan oleh Roh El-Kudus, maka sudah pasti kehidupan kita sama seperti buah yang menarik dan yang baik begitu indah dipandang oleh mata TUHAN. Sama seperti sembilan buah Roh Kudus, tidak ada satupun yang menentang buah Roh Kudus di dalam kitab Galatia 5:22-23.

 

Galatia 5:22-23.

(5:22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (5:23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

 

Tidak ada hukum yang menentang sembilan buah Roh Kudus, sungguh menarik sekali, sungguh indah, sungguh elok. Kehidupan yang betul-betul dipenuhkan Roh Kudus, lalu menyerahkan dirinya untuk dikendalikan sepenuhnya oleh Roh Kudus, sama seperti buah yang baik dan yang menarik untuk dimakan.

 

Tetapi, di tengah-tengah taman Eden ada 2 pohon yaitu:

1.      Pohon kehidupan.

Buahnya; boleh dimakan, antara lain;

  1. Buah anggur yang manis, berbicara soal persekutuan yang indah dengan TUHAN dan sesama, sebab Yesus adalah pokok anggur yang benar (Yohanes 15:1-5) dan buahnya adalah buah anggur manis dicicipi, itu berbicara soal persekutuan yang indah dengan TUHAN dan sesama. Kalau ranting tidak melekat pada pokok anggur, maka ranting akan menjadi kering; tidak akan menghasilkan buah. Tetapi ranting akan berbuah apabila ranting melekat pada pokok anggur, ini berbicara soal persekutuan yang indah dengan TUHAN dan sesama, lalu menghasilkan buah anggur yang manis.
  2. Buah ketaatan, sebab Yesus adalah pohon keselamatan, ayat referensinya Ibrani 5:8-9:  Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,

Yesus pokok keselamatan berbicara ketaatan kepada Bapa di Sorga; Dia menderita sengsara tapi taat, walaupun Dia anak.

  1. Buah kesempurnaan, seperti kota kudus Yerusalem baru (mempelai TUHAN) sebab Yesus adalah pohon kehidupan, ayat referensi Wahyu 22:19: Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

Jadi buah kesempurnaan adalah Kota kudus Yerusalem baru.

2.      Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Buah pohon ini dilarang untuk dimakan. Apabila larangan ini  dilanggar, maka konsekuensinya (akibatnya) fatal; mati (binasa). Untuk bisa menyoroti (mengenali) lebih jelas tentang buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat ini, saya akan mengajak saudara untuk melihat firman yang diajarkan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Dan harapan saya kiranya dari firman yang diajarkan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus ini, kita semua sidang jemaat GPT Betania dapat melihatnya dengan baik.

 

Buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat dilarang dimakan,  tapi kalau aturan itu dilanggar maka akibatnya fatal; mati (binasa). Kita lihat hal yang tidak binasa di dalam 1 Korintus 13.

 

1 Korintus 13:4-7

(13:4) Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. (13:5) Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. (13:6) Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. (13:7) Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

 

Buah dari kasih antara lain…

(1) sabar; kasih itu (2) murah hati;  (3) ia tidak cemburu. (4) Ia tidak memegahkan diri dan (5) tidak sombong. (6) Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan (7) tidak mencari keuntungan diri sendiri. (8) Ia tidak pemarah dan (9) tidak menyimpan kesalahan orang lain.  Jangan suka dendam saudara, jangan suka menyimpan kesalahan orang lain. Saya seperti apapun tegasnya mendidik anak; cukup sampai disitu saja, tidak akan pernah melihat dan mengingat kesalahan orang lain, itu harus menjadi tabiat, supaya kasih itu lancar, tidak kaku. Kenapa orang kaku/ karena di hatinya masih suka melihat kesalahan orang lain, jangan kita seperti itu, tidak baik, merugikan diri sendiri, merugikan orang disekitarmu, jangan lanjutkan. Jangan simpan-simpan kesalahan orang lain, supaya jangan kaku kita, berbicara tidak kaku, mempraktekkan hal yang baik kepada sesama siapapun dia yang sekitar kita tidak kaku, memberi dan menolong atau berbuat sesuatu tidak kaku. Tetapi orang yang menyimpan kesalahan, melihat mukanya sudah jijik duluan, kadang lebih jijik melihat mukanya dari pada melihat kotoran, bisa seperti itu, karena saya pernah seperti itu dahulu sebelum di dalam TUHAN, lebih senang melihat kotoran dari pada melihat mukanya, tapi sekarang oleh kekayaan TUHAN, kelimpahan kasih karunia dilimpahkan ya sudahlah.

(10) Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. (11) Ia menutupi segala sesuatu, (12) percaya segala sesuatu, Kalau kita mau dipercaya, kita juga harus percaya kepada orang lain. (13) mengharapkan segala sesuatu, (14) sabar menanggung segala sesuatu. Jangan kita berkata: ah disitu korbanya banyak-banyak, kolektenya banyak-banyak, soalnya masih belum punya gedung gereja, sudah berhenti saja beribadah, eh rugi sendiri. TUHAN membawa kita di taman eden, ibadah itu sudah dipersiapkan jauh sebelumnya, tiga macam ibadah pokok, hanya saja banyak gereja tidak menyelidiki, tetapi kepada kita TUHAN berkemurahan.

 

1 Korintus 13:8

(13:8) Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.

 

Kasih tidak berkesudahan = kekal = abadi. Tetapi orang yang menikmati buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat akibatnya mati, tetapi kasih tidak berkesudahan berarti kekal abadi.

Sedangkan…

-          Nubuat (pembukaan rahasia Firman Allah) akan berakhir.

-          Bahasa Roh / bahasa lidah akan berhenti.

-          Pengetahuan akan lenyap.

Pengetahuan kita ini belum sempurna untuk membawa kehidupan gereja TUHAN sampai masuk ke dalam kerajaan Sorga. Jadi yang kekal abadi adalah kasih. Orang yang mengasihi TUHAN dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatannya tidak akan serampangan, maksudnya ia tahu yang baik, tetapi melakukan juga  yang tidak baik, itu serampangan, dan kalau orang makan buah semacam ini konsekuensinya adalah mati, tetapi kasih bersifat kekal abadi, tidak pernah mati. Semua akan berakhir termasuk bahasa lidah.

        

1 Korintus 13:9-10

(13:9) Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. (13:10) Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.

 

Kasih itulah hidup kekal, kaitannya adalah kesempurnaan; sidang mempelai TUHAN; sempurna adanya. Tidak sempurna; tidak layak masuk Sorga; tidak kekal; itulah orang yang makan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Tau yang baik tapi melakukan yang jahat, itu bukan kasih, kehidupan semacam ini tidak akan pernah sempurna. Kaitan kesempurnaan adalah kasih; hidup kekal, itulah sebabnya TUHAN menciptkan kita segambar dan serupa dengan Allah, maka ibadah kita juga harus kita jalankan dengan ibadah buatan tangan TUHAN, jangan buatan tangan manusia, sebab manusia (Tabernakel) diciptakan segambar serupa dengan Tabernakel sejati.

 

Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat berbicara tentang kasih yang merupakan dasar dari nikah. Kalau menikah dasarnya kasih, kalau belum tau kasih jangan dulu menikah, nanti nikah iu hancur-hancuran. Dahulu saya merasa paling benar, berpikir; suami adalah kepala; pemimpin maka semua yang ada di rumah itu harus ada di dalam kendali suami, padahal bukan seperti itu pengertian pemimpin. TUHAN mengajarkan kepada murid-murid, bawasanya pemimpin adalah pelayanan berarti melayani seisi rumah. Pemimpin yang bisanya ngatur itu adalah pemimpin dunia, tapi kalau di dalam TUHAN pemimpin adalah  pelayan, jadi melayanilah sungguh-sungguh.

 

Singkat kata...

-          Pohon kehidupan berbicara soal penyembahan.

Jadi kalau ibadah kita hidup maka ibadah itu akan dipimpin sampai pada puncaknya, yaitu Doa Penyembahan; itu ibadah yang hidup.

-          Pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat bicara soal kasih, yang merupakan dasar nikah.

Jadi hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan kasih. Satu kali nanti Gereja TUHAN yang sempurna akan menikah dengan Dia. Mempelai perempuan akan dibawa masuk dalam perjamuan malam pesta kawin Anak Domba, dasarnya kasih.

 

Ini loh saudara ibadah yang TUHAN persiapkan jauh sebelum kita ada, jauh sebelum Adam ada, dan kita sekarang ada di tengah-tengahnya untuk mengusahakan dan memeliharanya, jangan diabaikan. Kalau kita usahakan ketekunan tiga macam ibadah pokok, maka TUHAN akan usahakan hati kita, digarap, dikerjakan, dibentuk. Kalau kita memelihara ketekunan tiga macam ibadah pokok nyata pemeliharaan TUHAN dalam hidup, ibadah, pelayanan dalam nikah rumah tangga, buah nikah dipelihara. Berbahagialah saya dan saudara ditempatkan di tengah Taman Eden untuk mengusahkan dan memelihara ibadah dan pelyanan menggunakan pola kerajaan Sorga, itulah Pengajaran Tabernakel dalam terangnya mempelai, jangan alergi dengan pola kerajaan Sorga.

 

Kembali kita baca..

Kejadian 2:15,18

(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

(2:18) TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

 

Imam-imam itulah pribadi yang dipercayakan oleh TUHAN untuk melayani pekerjaan TUHAN harus menjadi penolong yang baik untuk pekerjaan TUHAN yang mulia ini.

Singkat kata; TUHAN memberikan penolong yang baik bagi Adam dan bagi kita  gereja TUHAN di hari terakhir ini di dalam hal mengusahakan dan memelihara taman Eden; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.

Jadi untuk sampai kepada kesempurnaan, yakni; pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, TUHAN mengirimkan / memberikan penolong yang sepadan, sebab tidak mungkin mengusahakan dan memelihara ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok tanpa penolong yang lain. Jadi dalam mengusahakan dan memelihara ibadah dan pelayanan ini kita tidak boleh mengandalkan manusia dan kekuatannya, suami-suami jangan sombong jadi suami, istri adalah penolong yang sepadan. Istriku ini adalah penolong yang baik, penolong yang sepadan, bukan untuk memuji dia. Saya mengerti ini lama sekali, lama sekali berproses, tapi hari demi hari TUHAN garap kehidupan ini untuk mengerti rencana TUHAN. TUHAN sudah memberikan penolong yang baik kepada seorang suami yang baik, maka suami yang baik tidak pantas berlaku sombong. Tidak mungkin kita sanggup mengusahakan dan memelihara ibadah ini tanpa penolong yang lain, TUHAN mengerti kita debu tanah.

 

Yohanes 14:15-16 --- Perikop: Yesus menjanjikan Penghibur

(14:15) "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. (14:16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, (14:17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

 

Penolong yang lain adalah Roh kebenaran yang senantiasa menyertai perjalanan rohani kita selama kita hidup di dunia ini. TUHAN memberikan (mengirimkan) penolong yang lain supaya menyertai kita, TUHAN menyertai hidup kita, TUHAN menyertai perjalanan rohani kita selama kita hidup didunia ini, kita butuh penyertaan dari penolong yang lain.

 

Seperti pujian…

BIMBINGLAH DAKU YA YESUS

DI SEPANJANG JALAN HIDUPKU

FIRMANMU BAGAIKAN SULUH

AGAR KU TAK SESAT DI JALAN

 

TANPA YESUS DISISIKU

TANPA YESUS MEMBIMBINGKU

TANPA YESUS MENOPANGKU

KU KAN JATUH

 

TANPA YESUS DISISIKU

TANPA YESUS MEMBIMBINGKU

TANPA YESUS MENOPANGKU

KU KAN JATUH

 

TUHAN kirimkan penolong yang lain supaya kita tetap kuat di dalam mengusahakan dan memelihara taman Eden; tekun tiga macam ibadah pokok.

 

Yohanes 14:17

(14:17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

 

Dunia tidak dapat menerima Dia (Penolong yang lain), sebab...

-          Dunia tidak melihat Dia.

-          Dunia tidak mengenal Dia.

 

Kenapa TUHAN berkata dunia tidak dapat menerima Dia (penolong yang lain), dunia tidak dapat melihat Dia (penolong yang lain), Dunia tidak mengenal Dia (penolong yang lain), jawabanya ada di dalam Yohanes 3:5.

 

Yohanes 3:4-5

(3:4) Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" (3:5) Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

 

Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Jadi harus dilahirkan kembali untuk menjadi manusia rohani. Tanda kelahiran adalah; darah dan air ketuban; bertobat dan dibabtis air, juga dibaptis Roh Kudus.

 

Orang heran kalau saya katakan baptisan darah. Kalau bisa disebut baptisan Roh dan baptisan air, kenapa tidak bisa disebut baptisan darah, karena tiga saksi di bumi; baptisan darah, baptisan air, dan baptisan Roh (1 Yohanes 5:8)

-          Baptisan darah terkena pada MEZBAH KORBAN BAKARAN berarti bertobat.

-          Babtisan air terkena pada KOLAM PEMASUHAN TEMBAGA, berarti mati dan bangkit (lahir baru)

-          Babtisan Roh terkena pada PINTU KEMAH.

Sebab ada tiga saksi di bumi sesuai dengan suatan 1 Yohanes 5:7-8; Roh, air, dan darah; itu tanda kelahiran baru. Ada juga tiga saksi di Sorga: Bapa, firman dan Roh Kudus

 

Yohanes 3:6-8

(3:6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. (3:7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. (3:8) Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

 

Kehidupan yang dilahirkan kembali sama seperti angin; menghampakan diri.

Jadi dunia tidak mengenal yang disebut menghampakan diri, yang mereka tahu disampingnya harus "ada sesuatu", dan sesuatu memberi pertolongan kepada dia, itu yang dunia tau. Tetapi bagi anak-anak TUHAN yang dilahirkan kembali adalah kehidupan yang sudah menghampakan diri. Hampa (kosong) sudah berada di titik nol, merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan TUHAN, inilah kehidupan yang mendapatkan pertolongan dari penolong yang lain.

Dunia tidak mengenal penolong yang lain, yang dia kenal kalau ada sesuatu disampingnya, dan sesuatu itu memberi manfaat untuk kepentingan dagingnya, tapi di dalam TUHAN tidak seperti itu, TUHAN memberi penolong yang lain, sampai betul-betul kita menghampakan diri (kosong); nol, berada di titik terendah, titik nadir.

Kita tidak mungkin bisa mengusahakan, kita tidak mungkin bisa memelihara ketekunan tiga macam ibadah pokok dengan mengandalkan manusia dengan kekuatannya seperti dunia, kita harus menghampakan diri. Tapi jangan salah, ketika menghampakan diri, TUHAN sudah memberikan penolong yang lain, Roh kebenaran, Roh El-Kudus yang TUHAN kirimkan untuk menyertai kita, menolong kita, untuk memberi kekuatan di dalam hal mengusahakan dan memelihara ibadah dan pelayanan (taman Eden) rohani ini.

 

Dalam hal menghampakan diri tidak asing bagi kita, tapi dunia tidak mengenal itu. Jangan juga kita seperti dunia tidak bisa melihat soal menghampakan diri, tidak bisa mengenal soal menghampakan diri, aneh bagi saya. Jangan kita seperti kristen-kristen yang di luaran sana, gereja tapi tidak mengenal soal menghampakan diri, tidak mengenal soal merendahkan diri. Dunia memang tidak mengenal, tapi kita harus mengenal; tidak asing bagi  kita soal merendahkan diri di tengah pengikutan kepada TUHAN – meskipun engkau punya kedudukan tinggi di dunia ini, engkau punya sekolah; s1, s2, s3 sampai doktor propesor – supaya kita nanti sampai pada dua pohon yang di tengah taman Eden; POHON KEHIDUPAN dan POHON PENGETAHUAN yang baik dan yang jahat; kasih; kekal; sempurna.

 

  • Bumi → Halaman 

  • Eden → Ruangan suci

  • Taman Eden → Ruangan Maha Suci, bagaikan dua kerup di atas di atas tutupan pendamaian.



Berbahagialah, bersyukurlah menerima Pengajaran Tabernakel, ini ibadah yang sudah dipersiapkan TUHAN. Kalau TUHAN mempersiapkan ini jauh sebelumnya, berarti rencana TUHAN soal Pesta kawin Anak Domba, TUHAN juga sudah persiapkan dalam Wahyu 19:6-8.

Kita tidak akan pernah gagal dalam mengusahakan dan memelihara teman Eden, karena ternyata TUHAN memberi penolong yang lain yang sepadan, dia mampu mengimbangi penyerahan kita. Isteri-istri harus mengimbangi penyerahan diri sang suami, itu yang akan membawa kita kepada kasih; kekekalan

 

Kembali kita baca…

Wahyu 19:5

(19:5) Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!"

 

Kedengaranlah suatu suara dari takhta Allah (dari Sorga). Suara itu adalah; pujilah Allah kita.

Pendeknya, yang memuji Allah adalah orang yang mendengar suara dari Sorga.

Kalau mendengar suara dari daging, setan dan dunia; tidak akan pernah memuji TUHAN, padahal, TUHAN senang dipuja dan dipuji, ditinggikan, dimuliakan.

Kalau kita tau TUHAN senang dipuji, senang dipuja, diagungkan, dimuliakan, ayo lakukanlah apa yang menjadi kesenangan TUHAN, jangan lakukan apa yang menjadi kesenangan daging.

 

Siapa orang yang dapat memuji TUHAN; inilah  orang yang mendengar suara dari Sorga. Malam ini kita sudah mendengar suara dari Sorga, TUHAN memperdengarkan suaranya dari Sorga, firman Allah disampaikan pujilah TUHAN.

Pendeknya; orang yang memuji TUHAN adalah orang yang mendengar suara dari Sorga. Sebab itu biar kiranya kita senantiasa mendengar suara dari Sorgam, yakni firman Allah, jangan dengar suara lain.

 

Matius 17:1 -- Perikop: Yesus dimuliakan di atas gunung

(17:1) Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.

 

Gunung selalu berbicara soal ibadah, tetapi disini ada dua jenis gunung:

1.      Gunung dari setan; penyembahan tertinggi dari setan adalah kerajaan dunia dan segala kemuliaannya,

2.      tetapi puncak gunung TUHAN disini adalah puncak ibadah yaitu doa penyembahan, disitulah kita sendirian nanti, dengan lain kata; TUHAN memelihara kita semua.

 

Matius 17:2-3

(17:2) Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. (17:3) Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.

 

Matius 17:2-3 bicara tentang Yesus dipermuliakan di atas gunung; bercahaya kemuliaan Allah. Satu kali gereja TUHAN juga akan dipermuliakan di atas gunung; bercahaya kemuliaan Allah, itulah permata Yaspis, permata yang paling indah, bercahaya kemuliaan Allah. Tetapi bukan itu yang mau sampaikan, saya sampaikan ini karena ada kaitannya dengan ayat 4 dan ayat 5….

 

Matius 17:4-5

(17:4) Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." (17:5) Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."

 

Dengarkanlah Anak manusia, dengarkanlah Yesus Kristus Anak Allah, karena Allah berkenan kepada Dia untuk membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus. Kalau kita banyak berkata-kata tidak bisa dengar suara Allah. Tetapi TUHAN sangat mengasihi Petrus, suara daging dihentikan supaya ia bisa mendengarkan suara dari Sorga. Pada saat ia mendengar suara dari Sorga barulah ia dibawa masuk dalam kegerakan yang besar, itulah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai TUHAN.

 

Jadi yang layak untuk membangun tubuh Kristus adalah TUHAN Yesus Kristus, lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, itu harga mati. Tidak bisa kita menolak Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, itu harga mati. Kalau kita sibuk mendengar suara-suara yang lain, tidak ada kesempatan memuji TUHAN apalagi dibawa masuk dalam kegerakan yang besar; pembangunan tubuh Kristus yang sempurna; kemah-kemah yang dimaksud tadi. Tetapi TUHAN berkemurahan, TUHAN menaruh belas kasih kepada Petrus; omongannya, suara dagingnya langsung dihentikan supaya dia sempat mendengarkan suara dari Sorga, sehingga dengan demikian dia bisa memuji TUHAN, dibawalah dia masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, dan wujudnya ayat 6….

 

Matius 17:6

(17:6) Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan.

 

Tersungkur itu adalah puncak ibadah, yaitu doa penyembahan, disertai dengan takut akan TUHAN, benci kejahatan. Kalau takut TUHAN berarti benci kejahatan, sekalipun mata manusia tidak melihat dia tidak akan berani melakukan dosa. Kalau hanya di depan orang kita baik-baik, itu bukan takut akan TUHAN, itu takut manusia.

Inilah yang dimaksud dengan; Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!" Hamba TUHAN, hamba kebenaran, pelayan TUHAN, imam-imam, pujilah TUHAN. Kamu yang takut akan TUHAN, benci kejahatan pujilah TUHAN, baik kecil maupun yang besar semua lapisan dari semua golongan pujilah TUHAN, syaratnya dengar suara dari Sorga.

 

Wahyu 19:5

(19:5) Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!"

 

Orang yang memuji TUHAN adalah orang yang mendengar suara TUHAN, sebab itu TUHAN hentikan suara daging, itu kemurahan. Kalau suara daging di hentikan di tengah ibadah dan pelayanan jangan marah, supaya kita memuji TUHAN dengan segala kerelaan di hati, amin…

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment