IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 05 JUNI 2025
KITAB MALEAKHI PASAL 2
(Seri 22)
Subtema: CELAKA PERTAMA (SANGKAKALA DITIUP MALAIKAT KE-5)
Mula pertama saya mengucapkan puji
syukur kepada TUHAN yang telah menghimpunkan kita sekaliannya di atas gunung
TUHAN, sehingga kita boleh datang menghadap TUHAN lewat Ibadah Pendalaman
Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Saya juga tidak lupa menyapa
anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung lewat online atau live streaming, video internet, baik dari
Youtube, maupun dari Facebook, atau media sosial lainnya yang dapat digunakan.
Kiranya damai sejahtera dari Sorga
memenuhi ruangan ini, memenuhi hati kita masing-masing, maupun yang mengikuti
secara online, untuk memberi satu sukacita, serta bahagia saat kita duduk diam
mendengarkan firman Allah dekat kaki TUHAN, sampai nanti kita membawa
berkas-berkas itu pulang.
Selanjutnya, mari kita sambut STUDY
MALEAKHI sebagai firman penggembalaan untuk ibadah Pendalaman Alkitab disertai
dengan perjamuan suci.
Jangan lupa berdoa dalam Roh, mohon
kemurahan TUHAN supay firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita
masing-masing.
Maleakhi
2:13 – Perikop: TUHAN memarahi Israel karena
kawin campur dan perceraian.
(2:13) Dan inilah yang kedua yang kamu
lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air mata, dengan tangisan dan
rintihan, oleh karena Ia tidak lagi berpaling kepada persembahan dan tidak
berkenan menerimanya dari tanganmu.
Salah satu kesalahan fatal yang
diperbuat oleh orang-orang Yehuda di Yerusalem maupun Israel adalah menutupi
mezbah TUHAN dengan...
-
Air
mata.
-
Tangisan
dan rintihan.
Pendeknya, air mata dapat dijadikan
sebagai senjata untuk menutupi Mezbah TUHAN.
Jadi, kita semua, teramat lebih para
wanita atau para istri-istri berhati-hatilah dengan air mata, maksudnya;
janganlah air mata itu dijadikan sebagai senjata untuk tidak mendirikan Mezbah
bagi TUHAN, dengan lain kata; air mata dijadikan sebagai senjata untuk tidak
datang beribadah dan melayani kepada TUHAN.
Demikian pula dengan tangisan dan rintihan
(keluh kesah) dapat juga dijadikan sebagai senjata untuk menutupi Mezbah TUHAN;
dapat juga dijadikan sebagai alasan untuk tidak datang beribadah kepada TUHAN.
Hari-hari mengeluh, hari-hari berkeluh kesah, dan itu dijadikan sebagai alasan
untuk tidak datang beribadah kepada TUHAN = menutupi Mezbah TUHAN.
Sekali lagi saya sampaikan dengan
tandas; jangan kita menutupi Mezbah
TUHAN, sekalipun kita berada di tengah-tengah kesulitan.
Pendeknya, mezbah TUHAN harus tetap
didirikan bagi TUHAN, itu berarti ibadah dan pelayanan harus tetap berjalan,
sehingga kita mendapatkan kesempatan untuk membawa korban, sekaligus
mempersembahkannya di atas Mezbah TUHAN itu sendiri.
Sejenak kita membaca…
1 Korintus 9:13-14
(9:13) Tidak tahukah kamu, bahwa mereka
yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu
dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah
itu?
(9:14) Demikian pula Tuhan telah
menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan
Injil itu.
Yang melayani tempat kudus dan yang
melayani Mezbah TUHAN mendapatkan perhatian khusus dari TUHAN serta dipelihara
langsung oleh TUHAN.
Jadi para imam; orang-orang yang
melayani TUHAN di tengah-tengah ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan, saya rasa
tidak perlu merasa rugi untuk melayani TUHAN, karena mereka yang melayani TUHAN
mendapat perhatian khusus, serta dipelihara langsung oleh TUHAN, seperti
hamba-hamba TUHAN yang sungguh-sungguh menyerahkan segenap hidupnya kepada TUHAN.
Bukan hanya pada zaman Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru yang tertulis dalam
Alkitab, zaman ini pun dipelihara langsung oleh TUHAN. Jadi selain mendapatkan perhatian secara khusus,
yang melayani tempat kudus dan yang melayani Mezbah TUHAN juga dipelihara langsung dari Sorga.
Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan
Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.
Jadi kalau kita mendirikan Mezbah,
tidak menutupi Mezbah dengan air mata, tidak menutupi Mezbah dengan tangisan
dan keluh kesah, itulah rintihan, maka TUHAN yang menetapkan bahwa mereka
yang memberitakan Injil, mereka yang
mendirikan Mezbah bagi TUHAN; harus
hidup dari pemberitaan Injil itu dan bahagian mereka dari Mezbah itu.
1 Korintus 9:15
(9:15) Tetapi aku tidak pernah mempergunakan
satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun
diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh,
kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!
Inti pembahasan pada ayat 15 adalah;
rasul Paulus lebih suka mati dari pada ...!
Tanda “!” → sikap
yang tegas, disiplin dalam hal melakukan firman TUHAN di tengah ibadah dan
pelayanannya di hadapan TUHAN.
Kemudian, "Titik-titik" di
sini (ayat ini) dapat diisi dengan…
a.
Tidak mendirikan mezbah bagi TUHAN.
b.
Tanpa ibadah pelayanan.
c.
Tidak memberitakan Injil Kristus
yaitu; pengajaran salib
Jadi Rasul Paulus lebih suka mati
dari pada….
a.
Tidak mendirikan mezbah bagi TUHAN.
b.
Tanpa ibadah pelayanan.
c.
Tidak memberitakan Injil Kristus
yaitu; pengajaran salib.
Pendeknya;
-
Mendirikan mezbah bagi TUHAN adalah
harga mati.
-
Beribadah dan tekun dalam tiga macam
ibadah pokok adalah harga mati.
-
Tergembala dalam satu penggembalaan
adalah harga mati.
-
Melayani TUHAN adalah harga mati.
Inilah semua firman Allah yang
diajarkan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, juga diajarkan kepada
kita malam ini. Jadi kita harus tau dimana kita meletakan harga mati. Jangan
untuk sesuatu yang tidak berarti kita letakan harga mati, itu namanya mati
konyol, jangan kita mati konyol seperti orang-orang duniawi yang tidak
memperoleh pengertian apa-apa.
1 Korintus 9:16
(9:16) Karena jika aku memberitakan Injil,
aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan
bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
Mendirikan Mezbah bagi TUHAN dalam
bentuk pemberitaan Injil – itulah pengajaran salib – adalah keharusan bagi
Rasul Paulus. Itu sebabnya Rasul Paulus berkata: “celakalah aku, jika aku tidak mendirikan Mezbah dalam bentuk
memberitakan Injil; Pengajaran salib.
Pendeknya, menutupi mezbah TUHAN
dengan air mata serta dengan tangisan dan rintihan (keluh kesah) adalah orang
yang celaka. Tapi kita semua bukanlah orang yang celaka.
Selama kita hidup di bumi, kita
harus berjuang dan bergumul dalam doa supaya kita semua jangan celaka di tengah
jalan, hingga nanti kita sampai ke tujuan hidup. Kalau orang suka celaka-celaka
di tengah jalan, orang ini perlu koreksi diri. Alkitab yang mengatakan ini.
Lebih rinci kita memperhatikan
tentang CELAKA …
Wahyu 8:13 – Perikop: Keempat
sangkakala yang pertama
(8:13) Lalu aku melihat: aku mendengar
seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring:
"Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi
sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya."
Setelah keempat sangkakala yang
pertama ditiup oleh malaikatnya, maka akan menyusul tiga sangkakala berikutnya
sebagai tiga kali celaka.
-
Celaka
satu merupakan sangkakala
kelima.
-
Celaka
dua merupakan sangkakala
keenam.
-
Celaka
tiga merupakan sangkakala
ketujuh.
Jadi, seluruhnya ada 7 (tujuh)
sangkakala yang ditiup oleh ketujuh malaikat TUHAN sebagai penghukuman bagi
anak-anak TUHAN yang tidak menghargai
(menolak) Firman Allah.
Sesungguhnya ada tiga kali tujuh penghukuman dari Allah Tritunggal:
-
Yang pertama; TUJUH METERAI YANG
DIBUKAKAN merupakan; penghukuman kepada orang-orang yang tidak
menghargai (menolak) kegiatan Roh / ibadah pelayanan.
-
Yang kedua; TUJUH SANGKAKALA YANG
DITIUP TUJUH MALAIKAT merupakan; penghukuman kepada orang-orang yang tidak
menghargai (menolak) sangkakala (suara Firman Allah.)
-
Yang ketiga; PENGHUKUMAN DARI TUJUH
CAWAN MURKA ALLAH; penghukuman bagi
orang-orang yang tidak menghargai kasih Allah.
Yohanes 12:47-48
(12:47) Dan jikalau seorang mendengar
perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku
datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. (12:48) Barangsiapa menolak Aku, dan
tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah
Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.
Mendengar tapi tidak melakukan
firman, TUHAN Yesus tidak menjadi hakimnya, sebab Yesus datang ke dalam dunia
ini bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan dunia.
Lalu yang menghakimi orang yang
menolak firman siapa? Barangsiapa
menolak Sang Firman itu (berita keselamatan) ia akan dihukum (dihakimi) oleh Firman itu sendiri pada akhir zaman. Jadi
orang yang menolak firman akan dihukum oleh firman itu sendiri, itulah tujuh
sangkakala yang ditiup oleh ketujuh malaikat TUHAN, sebagai penghukuman bagi
mereka yang menolak firman Allah.
Pendeknya, setelah keempat
sangkakala pertama ditiup akan menyusul tiga sangkakala yang akan ditiup oleh
tiga malaikat lain yakni sangkakala lima,
sangkakala enam, dan sangkakala tujuh yang disebut lah itu sebagai tiga kali celaka menyusul setelah
keempat sangkakala yang pertama ditiup oleh keempat malaikat yang pertama.
Jadi, kalau sampai pada detik ini
TUHAN menyatakan kemurahanNya yaitu firman yang disampaikan jangan kita
mengeraskan hati, dengan lain kata jangan kita menolak Firman Allah yang kita
dengar dari TUHAN.
Dengar, lakukan jangan ditolak
supaya kita semua penuh dengan firman Allah, firman yang menyelamatkan, firman
yang menyucikan. Kalau kita menolak firman, maka firman itu yang akan menghukum
orang-orang yang menolak firman Allah saat ini.
CELAKA PERTAMA: Terjadi pada saat sangkakala lima ditiup oleh malaikat kelima.
Minggu lalu hal ini sudah
disinggung, tetapi hal ini akan kita bahas lebih dalam (lebih rinci). Saya
merasa terbeban membahas hal ini lebih rinci (lebih dalam).
Wahyu 9:1
(9:1) Lalu malaikat yang kelima meniup
sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas
bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.
Bintang kejora jatuh dari langit ke
atas bumi, lalu kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.
Fungsi anak kunci: untuk membuka
pintu lobang jurang maut.
Lobang jurang maut adalah jurang
yang sangat dalam, sangat gelap sekali, jurang ini amat besar dan luas.
Orang-orang murtad, pendurhaka-pendurhaka kepada Allah semua berkumpul menjadi
satu bersama setan (bintang kejora) di dalamnya.
Perhatikanlah firman ini dengan
sungguh-sungguh, dunia ini akan berlalu, jangan merasa sayang terhadap dunia
dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Kita harus lebih memperhatikan
nyawa, itu kaitannya dengan keabadian, itu lebih berharga daripada dunia dengan
segala sesuatu yang ada didalamnya, termasuk aktivitas-aktivitas yang menjadi
bagian kita, hati-hati.
Wahyu 9:2
(9:2) Maka dibukanyalah pintu lobang
jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar,
dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu.
Pada saat pintu lobang jurang maut
dibuka, pada saat itu naiklah asap
bagaikan asap tanur besar (tebal).
Asap tebal → penyembahan
tertinggi dari iblis setan, yakni; kerajaan dunia dengan segala
kemewahan-kemewahannya dan keindahan-keindahan di dalamnya sebagaimana yang
tertulis di dalam injil Matius
4:8-9.
Oleh karena asap tebal yang keluar
dari lobang jurang maut; matahari dan angkasa menjadi gelap.
-
Matahari
menjadi gelap = terang dari kasih Allah tidak lagi bersinar.
Jadi
dapat dipastikan orang tidak lagi mengasihi sesamanya, kemudian orang tidak lagi
bangkit lagi dari tempatnya untuk datang beribadah dan melayani kepada TUHAN.
Dan memang hal itu masuk akal, masuk di logika. Lihatlah orang-orang yang ada
di negara maju, setelah mereka menikmati atau berada di asap tebal itu mereka
sangat sulit sekali mengakui keberadaan dari pada TUHAN (Sang khalik), dan
sangat sulit rasanya untuk bangkit dan beribadah kepada TUHAN, dan sangat sulit
untuk mengasihi sesamanya.
Jadi
terang dari matahari (terang kasih) menjadi gelap, akibatnya;
-
Sulit bagi seseorang pada waktu itu
mengasihi sesamanya karena sudah gelap.
-
Kemudian sulit untuk datang
beribadah kepada TUHAN.
Jadi kalau tidak dari sekarang kita
belajar mengasihi TUHAN dan sesama, kalau tidak dari sekarang kita belajar
untuk sungguh-sungguh datang beribadah dan di tengah-tengahnya kita mengambil
bagian untuk melayani TUHAN, apa kekuatan kita nanti pada saat matahari menjadi
gelap, apa yang menjadi pembela bagi kita nanti? Saya berharap akal ini
diterangi oleh kasih dari Allah Bapa, hati ini diterangi dari kasih (matahari)
dari Allah Bapa, supaya kita semua menjadi satu kehidupan yang bijaksana,
mengerti untuk mengambil keputusan. Camkanlah apa yang TUHAN sudah nyatakan,
jangan ditolak, supaya jangan dihukum oleh tujuh sangkakala yang ditiup oleh
ketujuh malaikat TUHAN.
-
Angkasa
menjadi gelap, itu berarti; bulan dan bintang-bintang tidak bercahaya lagi.
Matahari
untuk siang hari, bulan dan bintang untuk malam hari tidak bercahaya (bersinar)
lagi.
Perlu untuk diketahui;
a.
BULAN tidak bercahaya lagi = manusia
tidak lagi mendapat penebusan, berarti disitu tidak ada lagi pengampunan.
b.
BINTANG-BINTANG tidak bercahaya =
tidak hidup dalam kebenaran atau hidup dalam kegelapan dosa.
Dalam
gelap malam bintang-bintang bercahaya, itu berarti menuntun kita dan dibawa
sampai kepada kebenaran. Tapi kalau bintang-bintang sudah tidak bercahaya lagi
pada waktu gelap malam, siapa lagi yang menuntun kita? Itu sebabnya kita
belajar untuk sama seperti orang-orang majus yang datang dari Timur, mereka
betul-betul memperhatikan bintang Timur yang terus menuntun langkah-langkah
perjalanan mereka hingga sampai ke Yerusalem.
Jadi
orang Majus ini tidak diketahui datang dari mana, tetapi bintang Timur itu
menuntun langkah perjalanan mereka hingga sampai di Yerusalem. Di Yerusalem
mereka bertanya; tentang raja orang
Yahudi yang dilahirkan itu, karena kami sudah melihat petunjuk bintang-bintang
bercahaya di langit?. Akhirnya Herodes gempar, Yerusalem gempar, seluruhnya
mengalami kegemparan. Dan singkat kata; oleh karena bintang Timur yang
bercahaya dalam gelap malam, tibalah mereka dimana Yesus dilahirkan. Kemudian
orang-orang majus mempersembahkan persembahan mereka kepada Yesus Raja orang
Yahudi yang dilahirkan itu.
Yang
mereka persembahkan:
1.
Emas,
berbicara soal kemurnian dari firman Allah.
2.
Kemenyan,
berbicara soal doa dan penyembahan kita disebut juga dengan penyerahan diri
sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
3.
Mur → satu kehidupan yang diurapi oleh TUHAN.
Jadi
sampai sejauh itulah bilamana bintang Timur bercahaya dalam gelap menuntun
(membawa, memimpin) kita sampai kepada tiga hal itu untuk selanjutnya kita
persembahkan kepada TUHAN. Tapi pada saat celaka satu; dari lobang jurang maut
keluar asap gelap, selain menutupi matahari,
juga menutupi angkasa.
Tapi
sekalipun sekarang ini disebutkan petang hari (hari-hari terakhir), yang tidak
lama lagi masuk dalam gelap malam, masih ada waktu bagi kita untuk dituntun
oleh bintang-bintang di langit, itulah hamba-hamba TUHAN yang diurapi oleh
TUHAN.
Wahyu 9:3
(9:3) Dan dari asap itu berkeluaranlah
belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti
kuasa kalajengking-kalajengking di bumi.
Kalau berbicara soal belalang, maka
pikiran kita cepat sekali menuju kepada tentara antikris, karena belalang ini
berbaris dengan teratur walaupun tidak ada pemimpinnya. Dari sini kita bisa
melihat bahwasanya tentara-tentara antikris ini adalah tentara-tentara yang
begitu proaktif; tidak pasif, tentara-tentara yang begitu kuat, benteng
pertahanan yang tidak bisa ditembusi, diterobos oleh manusia dan kekuatanya.
Tidak bisa ditembusi (diterobos) manusia dan kelebihan-kelebihan yang ia
miliki, tidak bisa diterobos oleh apapun yang ia punya; mulai dari harta,
kekayaan, uang yang banyak, kedudukan, jabatan, dan pangkat yang tinggi, tidak
bisa menerobos. Jadi jangan kita bermegah dengan apa yang kita punya. Kalau
kita bermegah, selayaknyalah bermegah di dalam TUHAN Yesus Kristus; bermegah
dalam kelemahan, senantiasa sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN, itu yang
benar. Saat kita lemah disitu kita kuat; Korintus
12:9-10: Tetapi jawab Tuhan kepadaku:
"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah
kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas
kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan
rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam
penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka
aku kuat.
Jika aku lemah, maka aku kuat; jika
bermegah dalam kelemahan; sangkal diri, pikul salib, maka kita kuat menembusi benteng pertahanan daripada tentara
antikris. Bijaksanalah, sebelum kebijaksanaan itu diambil oleh TUHAN.
Singkat kata pada ayat tiga; dari
asap tebal itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi. Sedangkan pada
zaman Musa, tanah Mesir pernah dihukum dengan belalang-belalang yang disebutlah
itu sebagai tulah kedelapan.
Keluaran 10:3, 14-15 – Perikop: Tulah kedelapan belalang.
(10:3) Lalu Musa dan Harun pergi menghadap
Firaun dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah orang Ibrani:
Berapa lama lagi engkau menolak untuk merendahkan dirimu di hadapan-Ku?
Biarkanlah umat-Ku pergi supaya mereka beribadah kepada-Ku. (10:14) Datanglah belalang meliputi seluruh tanah Mesir dan
hinggap di seluruh daerah Mesir, sangat banyak; sebelum itu tidak pernah ada
belalang yang demikian banyaknya dan sesudah itu pun tidak akan terjadi lagi
yang demikian. (10:15) Belalang
menutupi seluruh permukaan bumi, sehingga negeri itu menjadi gelap olehnya;
belalang memakan habis segala tumbuh-tumbuhan di tanah dan segala buah-buahan
pada pohon-pohon yang ditinggalkan oleh hujan es itu, sehingga tidak ada
tinggal lagi yang hijau pada pohon atau tumbuh-tumbuhan di padang di seluruh
tanah Mesir.
Belalang-belalang
meliputi seluruh tanah Mesir atau menutupi dataran Mesir. Pada waktu tulah
kedelapan diturunkan menghukum tanah Mesir belalang-belalang
itu hanya merusak tanam-tanaman, itulah tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan yang
berbuah. Tetapi kalau kita bandingkan dengan Wahyu 9:4.
Wahyu
9:4
(9:4) Dan
kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi
atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak
memakai meterai Allah di dahinya.
Ketika
tulah kedelapan terjadi atas Mesir yang rusak pohon-pohonan, tanam-tanaman yang
hijau, seluruh negeri, tetapi pada Wahyu
9:4, justru yang dirusak adalah
manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahi.
Jadi
kita perlu memikirkan ibadah pelayanan, kita perlu memikirkan pekerjaan TUHAN,
kita perlu memikirkan kegiatan Roh sampai nanti huruf “T” tertulis pada dahi
ini. Huruf T itu tidak datang serta
merta begitu saja. Biarpun seseorang selalu membuat tulisan huruf T di dahi tapi kalau dia tidak memikirkan
ibadah dan pelayanan, kalau dia tidak mau berjuang di tengah ibadah dan
pelayanan, huruf T tidak datang serta merta. Huruf T yang sejati datang dari
Sorga, datang dari TUHAN, tidak bisa dibuat-buat sendiri. Jadi kalau kita
beribadah hanya untuk mencari pujian supaya dilihat orang itu bukan Yahudi,
tidak ada huruf T di dahi orang itu. Ayo bijaksanalah mulai dari sekarang,
supaya mendapat huruf T di dahi.
Jadi, Wahyu 9:4 = Yehezkiel 9:4.
Yehezkiel 9:4-6
(9:4) Firman TUHAN kepadanya:
"Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T
pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan
keji yang dilakukan di sana."
Jadi huruf T itu datang dari TUHAN,
tidak bisa kita buat huruf T di dahi kita sekalipun dengan spidol yang mahal
sekalipun, huruf T tidak bisa datang
serta merta. Jadi huruf T itu datang dari Sorga, TUHAN yang menuliskannya, dan
itu tidak bisa dilihat secara kasat mata.
Huruf T itu tertulis di dahi orang-orang yang berkeluh
kesah, banyak menanggung penderitaan, karena perbuatan-perbuatan keji yang
dilakukan di sana pada masa itu, tetapi tetap menyangkal diri, tetap memikul salib, disitulah TUHAN turun
dari Sorga langsung menuliskan huruf T di dahi kita masing-masing.
Kalau kita menyangkal diri, memikul
salib di tengah ibadah dan pelayanan, TUHAN turun dari Sorga dengan lima
jarinya menulis huruf T di dahi kita. Jadi tidak rugi kalau kita mendirikan
Mezbah, lalu mempersembahkan segala korban persembahan di atasnya, walaupun
harus ditandai korban-korban, darah-darah, tidak jadi soal, itu sumber meterai
yang akan tertulis pada dahi kita masing-masing, tidak ada lagi cara yang lain.
Itu sebabnya untuk yang kesekian kali saya sampaikan; jangan datang beribadah
hanya karena karunia-karunia, tetapi datanglah dan ada di tengah ibadah
bilamana pengajaran salib ditegakkan di tengah ibadah itu, disitu kita harus
ada. Seperti tegaknya Pengajaran salib, seperti itulah TUHAN menegakkan kita
menghadapi segala gelombang badai yang terjadi di atas muka bumi ini, seperti
itulah kita tegak menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghimpit sampai kepada
puncak pencobaan.
Jadi jangan malas-malas beribadah,
tidak ada artinya. Itu sebabnya kita periksa diri kita, roh kutuk nenek moyang
apa yang menguasai sehingga malas-malas beribadah, langsung selidiki dari atas
sampai kebawa, pernah tidak berdukun neneknya, mbahnya, engkongnya, selidiki.
Sebetulnya, tanpa menyelidiki, hanya
memandang salib di Golgota semua sudah putus. Maksudnya, arahkan perhatian ini
hanya kepada Mezbah TUHAN, lalu bawalah persembahan untuk selanjutnya
dipersembahkan di atasnya, supaya kutuk nenek moyang terputus. Dan tidak ada cara lain untuk
memutuskan kutuk nenek moyang, bukan dengan karunia-karunia yang dimiliki
hamba-hamba TUHAN untuk memutuskan kutuk nenek moyang. Karunia yang ada pada
hamba TUHAN bisa digunakan untuk mengusir setan dan menyembuhkan. tetapi untuk
memutuskan kutuk nenek moyang harus berhubungan langsung secara pribadi. .
Jadi huruf T di dahi adalah meterai
Allah pada manusia itulah orang-orang yang berkeluh kesah, yakni orang-orang
yang ditandai dengan pengorbanan di tengah ibadah dan pelayanannya.
Biarlah kita ditandai dengan
darah-darah (pengorbanan), datang beribadah dengan berdarah-darah.
Yehezkiel 9:5
(9:5) Dan kepada yang lain-lain aku
mendengar Dia berfirman: "Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu dan
pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan.
pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan
kenal belas kasihan. Pendeknya, mereka yang tidak yang
tidak memakai tanda huruf T di dahi akan dipukul/dirusak.
Yehezkiel 9:6
(9:6) Orang-orang tua, teruna-teruna dan
dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi
semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah
dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di
hadapan Bait Suci.
Kalau engkau anak melihat orang
tuamu dipukul (dirusak) bagaimana hatimu?
Sebagai orang tua melihat anak
lelakimu dipukul begitu bagaimana hatimu?
Jika orang tua melihat anak kita
dihantam (dirusak) bagaimana perasaan orang tua? kok tidak langsung ke situ
kita berpikir, kok merasa sayang dengan dunia dan segala sesuatu yang ada di
dalamnya, kok itu saja yang disayangkan? pikirkan Yehezkiel 9:6 ini.
Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan
singgung! orang yang di dahinya ditandai huruf
T Tidak dirusak.
Mungkin orang melihat gereja kita
kecil, sidang jemaat tidak seberapa, tapi Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel, injil Kristus; Pengajaran salib, ditegakkan di tengah ibadah ini.
Jadi kita jangan langsung putus asa, dan jangan langsung merasa lemah melihat
kelebihan orang lain secara lahiriah. Yang pasti Pengajaran salib – sumber
huruf T di dahi – ditegakan. Kurang apa lagi baiknya TUHAN, masih juga ingin
mencari yang lahiriah, masih juga mencari ibadah lahiriah, itu namanya bodoh.
Sesudah kita melihat itu semua, kita
kembali membaca…
Wahyu 9:5
(9:5) Dan mereka diperkenankan bukan
untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka lima bulan
lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat
manusia.
Belalang-belalang (tentara) tersebut
bukan untuk membunuh manusia melainkan hanya untuk menyiksa manusia lima bulan
lamanya. Siksaan itu seperti siksaan kalajengking apabila kalajengking
menyengat manusia.
Kalajengking bukan untuk membunuh,
tetapi untuk menyengat, tetapi manusia dibuat menderita hebat.
Wahyu 9:5
(9:6) Dan pada masa itu orang-orang akan
mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan ingin
mati, tetapi maut lari dari mereka.
Pada masa itu, karena siksaan sengat
kalajengking itu, orang-orang berusaha mencari maut, tetapi tidak menemukannya,
mereka ingin mati tapi maut lari dari mereka.
Saudara, saya tidak untuk
menjelaskan ayat 7- ayat 9, tetapi kita bisa melihat wujud dari belalang dari
ayat 7,8,9…
Wahyu 9:7
(9:7) Dan rupa belalang-belalang itu
sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka
ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka
manusia, (9:8) dan rambut
mereka sama seperti rambut perempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa,
(9:9) dan dada mereka sama
seperti baju zirah, dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta yang
ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke medan peperangan.
Tentara antikris itu rupanya seperti
kuda. Kenapa disebut kuda? karena berbicara tentang kekuatan, segala sesuatu
dikaitkan dengan Horse power (kekuatan kuda).
rambut mereka sama seperti rambut perempuan
Tentara antikris datang bukan dari
mana-mana, justru datang dari orang yang mengenal TUHAN, karena rambut mereka
seperti rambut perempuan, berarti datang dari gereja TUHAN.
Jadi jangan kita bermasa bodoh,
jangan kita tidak peduli, jangan kita tutupi Mezbah TUHAN dengan air mata dan dengan tangisan disertai
dengan keluh kesah, ngomel-ngomel. Dari gambar itu saja kita melihat betapa
ngerinya nanti belalang (tentara antikris) itu. Siapa yang sanggup
menghadapinya? kok kita tidak peduli juga dengan ibadah, seolah-olah kekuatan kita
bisa menghadapi tentara antikris, kok kita merasa ini hanya sebuah cerita. Ini
bukan hanya suatu cerita, ini pengalaman dari gereja TUHAN, dan pengalaman ini
akan dihadapi di depan. Itu sebabnya TUHAN sedang mempersiapkan kita di
hari-hari terakhir ini untuk tidak menutupi Mezbah TUHAN, karena itu merupakan
salah satu kesalahan yang fatal yang diperbuat oleh orang Yehuda di Yerusalem
dan di Israel.
Wahyu 9:10-11
(9:10) Dan ekor mereka sama seperti
kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam ekor mereka itu terdapat kuasa
mereka untuk menyakiti manusia, lima bulan lamanya. (9:11) Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang
maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah
Apolion.
Kuasa menyakiti seperti sengat
kalajengking; bukan membunuh tetapi menyakiti, tapi siksaan itu begitu hebat,
tidak ada orang yang sanggup menahannya, itu sebabnya orang mencari maut tetapi
maut lari daripada mereka.
Lihat orang bunuh diri karena putus
asa, tidak sanggup lagi menahan penderitaan yang begitu hebat di bumi ini.
Orang yang bunuh diri ujungnya ke neraka.
Tetapi oleh darah salib, kita
dikuatkan sampai hari ini. Berapa berat persoalan yang kita hadapi, berapa
sulit persoalan yang kita hadapi menghimpit kehidupan ini, tapi sejauh ini
TUHAN tetap menopang kita semua, itu kemurahan.
Ekor belalang sama seperti
kalajengking ada sengatnya untuk menyakiti manusia lima bulan lamanya.
Singkat kata, tentara antikris
memiliki sengat maut. Sengat maut ialah dosa.
Mari kita buktikan sengat maut
adalah dosa…
1 Korintus 15:55-56
(15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu?
Hai maut, di manakah sengatmu?" (15:56)
Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Sengat maut ialah dosa, kuasa dosa ialah: hukum taurat.
Oleh sebab itu dalam menjalankan ibadah dan pelayanan ini, juga berkorban
jangan seperti zaman Taurat (ibadah lahiriah). Kalau kita datang beribadah
datanglah karena dimotori kasih Allah. Juga imam-imam melayani TUHAN di
tengah-tengah ibadah karena dimotori kasih Allah, membawa korban dan
mempersembahkannya di atas Mezbah jangan seperti pada zaman Taurat, semua
bersifat lahiriah; datang beribadah tubuhnya saja di tengah ibadah, tapi
hatinya tidak diserahkan kepada TUHAN. Ibadah berada pada waktu Hukum Taurat
semua bersifat lahiriah saja, dia tidak mengerti soal yang rohani, orang
seperti ini satu kali akan kena sengat.
Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Kenapa orang berada di bawah hukum
Taurat, karena dia sudah diliputi oleh dosa, diliputi sengat maut, sampai dosa
itu permanen, tidak bisa lagi berubah.
Memang kita semua belum ada yang
sempurna, masih ditandai kekurangan di sana dan di sini, bahkan masih banyak
kelemahan, tetapi saya berharap kepada TUHAN dalam harap yang penuh, kiranya
satu kali oleh kekayaan dan kelimpahan kasih karunia TUHAN kita semua diubahkan
oleh TUHAN, dosa tidak permanen dalam hidup kita masing-masing.
Inilah yang dimaksud dengan sengat
maut; sengat daripada kalajengking; manusia itu berdosa, dan dosanya itu
permanen.
Dosa apa yang masih permanen dalam
diri ini, perempuan tebar pesona, hanya
begitu saja terus menerus? laki-laki kedegilan, kesombongan, keangkuhan,
cari puji-pujian, cari hormat? dosa apa yang masih sering terlanjur di tengah
ibadah atau di dalam menjalankan roda kehidupan ini? TUHAN dengan segala kekayaan kelimpahan kasih
karunia sanggup mengubahkan setiap kita yang hadir di malam ini, tidak ada yang
mustahil. Dosa itu tidak bisa berlalu begitu saja ditelan waktu; karena lamanya
waktu, dosa hanya bisa diampuni oleh TUHAN, syaratnya akui dosa, jangan
dicicil-cicil lagi.
Jadi jangan kita menjalankan ibadah
dan pelayanan atau berkorban seperti orang-orang pada zaman Taurat disebutlah
itu ibadah lahiriah, tujuannya supaya dosa dan maut tidak menguasai kita. Lihat
orang yang menjalankan ibadah Taurat sengat maut menguasainya, dosa
menguasainya.
Persis seperti ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, mereka disebut juga orang munafik. Sementara mereka
melayani di tengah ibadah-ibadah, sementara itu juga dosa menyengat mereka,
maut menyengat mereka, kalau kita selidiki di injil Matius 23.
Ibrani 10:1-3
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya
terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat
dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang
setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin
menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. (10:2) Sebab jika hal itu mungkin,
pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan
ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk
selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru
oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.
Ibadah Taurat (ibadah lahiriah)
hanya bayangan dari keselamatan. Bayangan tidak bisa dipeluk, tidak bisa
digapai, tidak untuk dimiliki, hanya bisa dilihat saja, walaupun bersama dengan
kita, jadi bukan hakekat, hanya bayangan.
Ahli Taurat, orang Farisi melayani
TUHAN tetapi dosa menyengat mereka juga. Tidak ada orang yang menjalankan
ibadah Taurat lalu suci, justru orang yang menjalankan ibadah taurat tambah
berdosa. Kalau begitu lebih baik tidak beribadah? ya memang, tapi resikonya
menutupi Mezbah = binasa, pilih mana? berarti mau tidak mau harus
sungguh-sungguh serahkan hati kepada TUHAN.
Setelah kita memperoleh pengertian
dari Ibrani 10:1-3 barulah kisa
sesuaikan (compare/bandingkan) dengan injil Matius 23:1-30.
Matius 23:1-30 ada 7 (tujuh)
kemunafikan ahli Taurat dan orang Farisi, antara lain; (1) Ayat 13 (2) Ayat
14 (3) Ayat 15 (4) Ayat 23 (5) Ayat 25 (6) Ayat
27 (7). Ayat 29.
Kemudian ada 8 kali celaka
menghampiri ahli Taurat dan orang Farisi, antara lain: (1) Ayat 13 (2) Ayat 14 (3) Ayat
15 (4) Ayat 16 (5) Ayat 23 (6) Ayat 25 (7) Ayat
27 (8) Ayat 29.
Jadi ada tujuh kemunafikan dari ahli
Taurat dan orang farisi, tetapi delapan
kali celaka menghampiri, berarti binasa. Jadi ahli Taurat dan orang
farisi sebenarnya walaupun melayani di tengah ibadah sebenarnya menutupi mezbah
TUHAN, inilah yang dimaksud dengan
celaka satu walaupun delapan kali celaka menghampiri orang munafik, orang
farisi, ahli Taurat.
Jadi Matius 23:1-30; tujuh
kemunafikan orang Farisi dan delapan kali celaka menghampiri = tidak selamat.
Jadi dari awal saja kita sudah
melihat orang yang menutupi Mezbah celaka, inilah celaka satu itu.
Jadi masih juga kita bermain-main
dan bermasa bodoh di tengah ibadah dan pelayanan ini. Celaka satu datangnya
dari sangkakala yang kelima.
Wahyu 9:11-12
(9:11) Dan raja yang memerintah mereka
ialah malaikat jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan
dalam bahasa Yunani ialah Apolion. (9:12)
Celaka yang pertama sudah lewat. Sekarang akan menyusul dua celaka lagi.
Raja yang memerintah mereka adalah
malaikat jurang maut itulah bintang Kejora yang jatuh dari atas langit ke bumi,
namanya dalam bahasa Ibrani Abadon, dan dalam bahasa Yunani Apalion, raja
setan, raja antikris, raja nabi palsu.
Celaka satu sudah lewat terkait
dengan sengat maut dari belalang, sengatnya seperti sengat kalajengking. Lewat
bukan berarti berhenti. Lewat berarti masih ada celaka dua. Jika TUHAN
mengendaki, ada juga celaka tiga yang harus kita perhatikan. Jika TUHAN
mengendaki di minggu yang akan datang kita akan membahas terus, supaya kita
mengerti rencana TUHAN, kita ada di jalur perlombaan.
Jadi jangan kita tidak tahu ini,
kita semua harus mengerti. Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; jangan
kita menutupi Mezbah TUHAN dengan air mata, jangan kita menutupi Mezbah TUHAN
dengan tangisan disertai keluh kesah, ngomel-ngomel, sungut-sungut. Biarlah
kiranya kita datang menghadap TUHAN dengan ketulusan di hati sampai nanti huruf
T dituliskan di dahi kita sebagai meterai Allah, kita dijamin tidak dirusak,
amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment