KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, June 6, 2025

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB DIRANGKAI KENAIKAN YESUS KRISTUS, 29 MEI 2025

 


IBADAH PENDALAMAN ALKITAB DIRANGKAI KENAIKAN YESUS KRISTUS, 29 MEI 2025

 

KITAB MALEAKHI PASAL 2

(Seri 21)

 

Subtema: TIDAK MENUTUPI MEZBAH TUHAN DENGAN RINTIHAN

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh kemurahan hatiNya kita dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, sehingga kita boleh datang menghadap TUHAN lewat Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci, serta dirangkai dengan  kenaikan TUHAN Yesus Kristus, supaya dimana nanti TUHAN ada, disitu juga kita berada, itulah tujuan kita memperingati hari kenaikan TUHAN Yesus Kristus.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, bapak, ibu yang terkasih, barangkali juga para hamba TUHAN, yang turut bergabung lewat online, atau live streaming, atau video internet, baik dari Youtube, maupun Facebook, dimanapun saudara berada.

Harapan kita, kiranya damai sejahtera dari Sorga turun memenuhi ruangan ini, memenuhi hati kita masing-masing,  baik juga saudara yang mengikuti secara online, untuk memberi satu sukacita serta bahagia saat kita nanti duduk diam  mendengar sabda Allah dekat kaki TUHAN.

Untuk Ibadah Pendalaman Alkitab malam ini yang dirangkai dengan kenaikan TUHAN Yesus Kristus, kita tetap mengikuti firman penggembalaan untuk ibadah Pendalam Alkitab dari Study Maleakhi 2. Kita masih berada pada ayat 13, namun izinkanlah pembacaan itu dimulai dari ayat 11.

Maleakhi 2:11-13 –  Perikop: TUHAN memarahi Israel karena kawin campur dan perceraian.

(2:11) Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak perempuan allah asing. (2:12) Biarlah TUHAN melenyapkan dari kemah-kemah Yakub segenap keturunan orang yang berbuat demikian, sekalipun ia membawa persembahan kepada TUHAN semesta alam! (2:13) Dan inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena Ia tidak lagi berpaling kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu.

 

Dua kesalahan fatal diperbuat oleh orang-orang Yehuda di Israel dan di Yerusalem.

YANG PERTAMA: 

a.      Berkhianat.

Prakteknya; Yehuda menjadi pasangan perempuan allah asing / kawin campur disebutlah itu pasangan yang tidak seimbang, sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus (2 Korintus 6:14).

b.      Melakukan perbuatan keji.

Prakteknya; mengabaikan korban sehari-hari yakni; korban sembelihan dan korban santapan.

-          Korban sembelihan → ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan korban Kristus, atau ibadah itu ditandai dengan korban.

-          Korban santapan  Pengajaran firman Allah, itulah firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan; ayat menjelaskan ayat, sampai rahasianya terbuka.

 

YANG KEDUA: Yehuda menutupi mezbah TUHAN dengan:

-          Air mata.

-          Tangisan dan rintihan.

 

Pendeknya; air mata dapat dijadikan sebagai senjata untuk menutupi mezbah TUHAN.

Jadi kita semua, teramat lebih para wanita; para istri-istri, berhati-hatilah dengan air mata. Oleh sebab itu,  jangan air mata dijadikan sebagai senjata untuk tidak mendirikan Mezbah bagi TUHAN, dengan lain kata air mata dijadikan alasan untuk tidak beribadah kepada TUHAN.

 

Banyak wanita-wanita yang belum mengenal TUHAN, walaupun disebut orang Kristen menggunakan air matanya sebagai senjata untuk membenarkan dirinya, sampai dijadikan alasan untuk  tidak beribadah. Alkitab yang mengatakannya, saya hanya melanjutkan.

 

Demikian juga dengan tangisan disertai dengan rintihan dan keluh kesah dijadikan senjata untuk menutupi mezbah TUHAN (dijadikan alasan untuk tidak beribadah); hari-hari berkeluh kesah. Mungkin saja keluh kesah itu  karena banyaknya korban atau banyaknya hal yang harus dipersembahkan. Mungkin ada yang tidak ia sukai di tengah peribadatan itu, akhirnya itulah dikambinghitamkan di tengah-tengah ia berkeluh kesah (merintih), dengan demikian ia menutupi Mezbah TUHAN, atau dengan lain kata dengan keluh kesah ia jadikanlah itu untuk menutupi Mezbah TUHAN. Jadi, dalam keadaan apapun tidak ada alasan untuk tidak datang beribadah kepada TUHAN, sebagaimana dalam Matius 4:10: Hanya kepada Dia sajalah kita berbakti. Pendeknya, kita harus mendirikan Mezbah bagi TUHAN, sebab segala puji hormat, kemuliaan hanya bagi TUHAN, kekal sampai selama-lamanya.

 

1 Korintus 9:13

(9:13) Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu?

 

Perlu untuk diketahui:

-          Yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus.

-          Yang melayani mezbah, mendapat bagiannya dari mezbah.

Pendeknya, melayani tempat kudus dan melayani Mezbah TUHAN diperhatikan dan dipelihara langsung oleh TUHAN. Jadi TUHAN yang memelihara langsung orang yang melayani tempat kudus, TUHAN yang memelihara langsung orang yang melayani Mezbah TUHAN.          

 

Sekali lagi saya sampaikan; jangan sampai air mata dijadikan sebagai senjata untuk menutupi Mezbah TUHAN, supaya kita mendapat pemeliharaan, pembelaan dan perlindungan dari TUHAN secara langsung. Pendeknya, melayani tempat kudus dan Mezbah TUHAN diperhatikan dan dipelihara langsung oleh TUHAN.

 

1 Korintus 9:14

(9:14) Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.

 

Ketetapan TUHAN berikutnya; pemberita Injil harus hidup dari pemberitaan Injil.

Kata "harus" → si pemberita Injil tersebut harus sungguh-sungguh memusatkan perhatiannya pada pemberitaan Injil, perhatiannya tidak bercabang kepada perkara-perkara lahiriah.

Pendeknya, mendirikan mezbah bagi TUHAN jauh lebih penting dan lebih mulia dibanding perkara-perkara lahiriyah, perkara-perkara di bawah ini.

 

1 Korintus 9:15a

(9:15) Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!

 

Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini,

Rasul Paulus melayani TUHAN bukan semata-mata untuk untuk memperoleh berkat dan dicukupkan secara lahiriah. Jadi tujuan kita melayani bukan supaya semata-mata diberkati dan dicukupkan secara lahiriah .

 

Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian.

Di sela-sela Rasul Paulus menyampaikan Firman Allah, memberitahukan keadaannya di tengah ibadah dan pelayanan  bukan berarti supaya jemaat di Korintus "iba" kepadanya.

Jadi jangan kita melayani supaya orang menaruh perhatian bahkan sampai iba, tidak perlu yang seperti itu.

 

Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!

Yang pasti Rasul Paulus lebih suka mati dari pada ... !

"Titik-titik" tersebut bisa kita isi dengan jawaban;

a.       Tidak mendirikan mezbah bagi TUHAN.

b.      Tidak melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.

c.       Tidak memberitakan salib Kristus dan Injil Kristus.

Ini adalah kerinduan dari manusia rohani, ini adalah kebutuhan manusia rohani.

Dari pengakuan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus mengajari kita bahwa kita semua harus menjadi manusia rohani.

 

Pendeknya:

a.       Mendirikan Mezbah bagi TUHAN adalah harga mati.

b.      Tekun tiga macam ibadah pokok adalah harga mati. 

c.       Melayani TUHAN adalah harga mati.

Itu yang dimaksud lebih baik mati daripada:

-          Tidak mendirikan mezbah bagi TUHAN.

-          Tidak melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.

-          Tidak memberitakan salib Kristus dan Injil Kristus.

 

Jadi:

1.      mendirikan Mezbah bagi TUHAN adalah harga mati.

2.      Tekun tiga macam ibadah pokok adalah harga mati. 

3.      Melayani TUHAN adalah harga mati.

Alkitab yang berkata sesuai dengan Firman Allah yang diajarkan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus pada ayat 15.

 

Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!

Jadi, benar-benar mendirikan Mezbah itu adalah harga mati; lebih baik mati daripada tidak mendirikan Mezbah, itu tidak bisa dihapus (ditiadakan). Jadi, ketika Rasul Paulus mendirikan Mezbah, disitulah ia bermegah, dan itu tidak bisa ditiadakan siapapun, itu sudah menjadi harga mati.

Jadi harga mati dengan mantap, bukan di mulut saja, tetapi sudah menjadi praktek perbuatan di hidup, dalam nikah, dalam rumah tangga, nanti buah nikah mengikuti. 

 

1 Korintus 9:16

(9:16) Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.

 

Mendirikan mezbah bagi TUHAN adalah keharusan bagi rasul Paulus dan keharusan bagi sidang jemaat GPT BETANIA, Serang dan Cilegon tanpa terkecuali, baik juga saudara yang sedang bergabung lewat online dimanapun saudara. Sebab itu, sekali lagi saya sampaikan; jangan kita menutupi Mezbah dengan air mata, jangan kita menutup Mezbah dengan keluh kesah, dikit-dikit berkeluh kesah (bersungut-sungut), tetapi mendirikan Mezbah adalah keharusan bagi kita sekaliannya.

 

Rasul Paulus berkata;  Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.

Pendeknya, tidak mendirikan Mezbah bagi TUHAN adalah orang yang celaka.

Berkali-kali saya sampaikan, yang sedang kita saksikan di hari-hari terakhir ini  itu adalah tanda-tanda akhir zaman, tanda-tanda kedatangan TUHAN. Teramat lebih gempa bumi di tahun 2020, menggoncang seantero dunia bukan? menggoncang semua bangsa-bangsa dan pemerintahannya, menggoncang perekonomian, politik, menggoncang nikah-nikah. Dan banyak nikah yang berpisah atas kesepakatan dua belah pihak, dan itu kita saksikan beberapa waktu yang lalu. Dan dari sinilah saya kaitkan dengan Study Yusuf tentang dua kali tujuh (2x7)...

-          TUJUH TAHUN YANG PERTAMA adalah TUJUAH TAHUN KELIMPAHAN, berarti dimulai dari tahun 2020 sampai tahun 2027.

Saudara harus percaya, jangan sampai tidak percaya, supaya jangan menyesal nanti. Sebelum gempa terjadi, kita sudah mendapat pelajaran tentang Wahyu 13:3, yaitu tentang; sakit, sembuh, sakit, sembuh. Kalau hal itu bisa kita percaya, maka hal kedua inipun (7 tahun kelimpahan) kita harus percaya, jangan tidak percaya. Dan sesudah tujuh tahun kelimpahan akan menyusul …

-          TUJUH TAHUN KELAPARAN, pada saat itulah antikris menjadi raja dan berkuasa. Tetapi tujuh tahun ini dibagi menjadi dua bagian: 3,5 tahun yang pertama; disitu masih ada ibadah, tapi sangat sulit, sehingga harga firman Allah sangat mahal, secupak gandum sedinar, tiga cupak jelai sedinar, tapi janganlah rusakkan minyak (kegiatan Roh) dan anggur kasih dari Sorga, itu adalah kesempatan terakhir.

 

Jadi, kalau saudara tidak menggunakan waktu dua tahun ke depan, maka saya kira sangat sulit untuk kembali kepada TUHAN. Berubah atau bertobat tidak segampang membalikkan telapak tangan, jadi perhatikan tanda-tanda zaman ini, jangan keraskan hati, itu tidak baik.

Kalau saudara masih kurang percaya dengan apa yang saya sampaikan ini, coba buktikan tahun 2026 sampai tahun 2027, akan semakin nyata nanti. Tapi  itu adalah dua tahun yang semestinya kita gunakan dengan baik, jangan hanya melihat-melihat.

Saya sudah katakan; berubah dari manusia daging menjadi manusia rohani tidak semudah membalikan telapak tangan.

Jadi, mendirikan Mezbah adalah harga mati, tekun tiga macam ibadah pokok adalah harga mati, beribadah dan melayani kepada TUHAN adalah harga mati. Jadi sebelum menyesal perhatikan yang telah disampaikan pada malam ini.

 

Jadi tidak mendirikan Mezbah bagi TUHAN adalah orang yang celaka…

 

Mari kita lihat tentang “CELAKA” lebih rinci…

Wahyu 8:6-12 Perikop: Keempat sangkakala yang pertama.

(8:6) Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala. (8:7) Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau. (8:8) Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah, (8:9) dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal. (8:10) Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. (8:11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit. (8:12) Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari.

 

Keempat sangkakala yang pertama ditiupkan dan mendatangkan celaka bagi bumi.

Sesungguhnya ada tujuh (7) sangkakala yang ditiup oleh ketujuh malaikat Allah, dan itu merupakan penghukuman bagi orang-orang yang menolak firman Allah yang disampaikan.

Sangkakala yang ditiup itulah firman Allah yang disampaikan. Kalau Firman Allah ditolak, maka tujuh sangkakala yang ditiupkan oleh tujuh malaikat menjadi penghukuman bagi orang-orang yang menolak firman Allah yang disampaikan itu.

 

Yesus adalah Firman Allah yang menjadi manusia, Ia menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib untuk menyelamatkan manusia itu sendiri, tetapi apabila berita keselamatan semacam ini ditolak, maka firman Allah yang menjadi hakimnya di akhir zaman.

Menolak firman, dihakimi oleh firman Allah, ayat referensinya ada pada Yohanes 12:28: Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.

 

Mungkin dahulu kita datang beribadah hanya dengan bentuk rutinitas (beribadah dengan lahiriyah) hanya melihat hal-hal yang lahiriyah di dalam rumah TUHAN itu, mungkin hamba TUHAN itu cukup viral atau gedung gerejanya mewah, dan sebagainya, dan sebagainya, sehingga selaput daging itu menutupi kebenaran-kebenaran dari firman Allah, tetapi sekarang kita harus berubah, kita harus memperhatikan firman Allah yang disampaikan, berita keselamatan yang disampaikan harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Kalau hari ini kita menolak firman Allah yang disampaikan, maka ia sudah ada hakimnya yaitu Firman Allah itu sendiri. yang disampaikan  maka ia sudah ada hakimnya yaitu firman Allah itu sendiri.

Jadi jika berita keselamatan ditolak maka firman Allah yang menjadi hakimnya di akhir zaman.

 

Kita akan melihat sangkakala satu ditiup; Terjadilah hujan es dan api bercampur darah.

 

Wahyu 8:7

(8:7) Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.

 

Hujan es nanti dulang kembali dalam Wahyu 16:21,

Wahyu 16:21

(16:21) Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.

 

Terjadilah hujan es seberat 50 kg menimpa manusia, tetapi manusia malah menghujat Allah, karena malapetaka hujan es itu = manusia dua kali lipat mengeraskan hati. Semakin ditimpa malapetaka semakin mengeraskan hatinya. Oleh sebab itu jangan kita mengeraskan hati terhadap firman Allah yang disampaikan malam ini, karena hal itu akan menghancurkan dirinya sendiri seperti sedang ditimpa oleh hujan es.

 

Sekali lagi saya sampaikan; orang yang mengeraskan hatinya terhadap pemberitaan firman Allah, nanti kasihnya dingin, kasihnya dingin seperti es batu, dan itulah yang menghancurkan dirinya seperti ditimpa hujan es (es balok sebesar 50 kg). 100 pon = 50 kg.

 

Wahyu 8:7

(8:7) Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.

 

Kemudian ada api bercampur darah  ini berbicara tentang hawa nafsu daging yang merajalela atau hawa nafsu daging semakin berkobar-kobar, sehingga oleh karena  hawa nafsu daging yang sudah berkobar-kobar itu; terbakarlah:

-          Sepertiga dari bumi.

-          Terbakarlah sepertiga dari pohon-pohonan.

-          Hanguslah segala rumput-rumputan di bumi.

Pendeknya, bila hawa nafsu daging berkobar-kobar:

1.      Bumi rusak.

2.      Manusia menderita .

Lihat, oleh hawa nafsu daging yang berkobar-kobar, ingin menjadi kaya tetapi orang lain susah, darah yang mengalir dalam tubuh orang lain dikorbankan. Karena hawa nafsu daging yang sudah  bergelora merajalela, berkobar-kobar; orang lain yang dikorbankan, dihanguskan. Dan hal itu sudah terjadi di hari-hari ini, kenapa kita tidak melihat  semua itu dengan mata terbuka, kenapa kita adem ayem seolah-olah kedatangan TUHAN masih 200 lagi. Saya sudah jelaskan berkali-kali; gempa bumi terjadi bukan suatu kebetulan, itu tanda. Dan tanda itu genap usia TUHAN Yesus di bumi ini 33,5 tahun, kenapa saudara tidak berpikir kesitu.

Jadi, daging kalau sudah berkobar-kobar tidak peduli orang lain, darah yang mengalir di tubuh orang lain hangus. Lihat gunung-gunung di bumi ini hangus, hancur semua.

3.      Rumput-rumputan (padang penggembalaan) juga hangus.

Nampaknya beribadah, padahal padang penggembalaan sudah hangus, mengapa? yang disampaikan bukan lagi rumput-rumputan yang hijau, tetapi sudah mengaah kepada yang lahiria. Satu ayat disertai guyon-guyon, dan seterusnya.

 

SANGKAKALA DUA DITIUP…

Wahyu 8:8

(8:8) Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah, (8:9) dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.

 

Ketika sangkakala dua ditiup: sepertiga dari laut itu menjadi darah, sehingga…

-          Binasalah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut.

-          dan binasalah sepertiga dari semua kapal.

Kalau berbicara tentang kapal kita teringat dengan perjalanan Yesus di atas muka bumi ini sesuai dengan firman Allah yang diajarkan oleh raja Salomo di dalam Amsal 30:19.

 

Amsal 30:19

(30:19) jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.

 

Jalan-jalan Yesus yang harus kita tempuh:

-          Jalan rajawali di udara  → Yesus Raja mulai dari Sorga turun ke bumi menjadi manusia.

-          Jalan ular di atas cadas → Yesus dalam keadaan manusia menderita sengsara, mati di atas kayu salib.

-          Jalan kapal di tengah-tengah laut,  Kebangkitan dari seorang hamba.

Yesus adalah hamba TUHAN, Dia datang dari Sorga membawa segala kekayaan dari Sorga. Sekarang ini dia sama seperti kapal yang berlayar di tengah lautan bebas dari Timur sampai ke Barat, Utara sampai Selatan (seantero dunia) sedang mencari pelabuhan hati kita masing-masing untuk menyandarkan kapal itu, selanjutnya semua kekayaan sorgawi dipindahkan kepada kita. Tetapi lihatlah disini sepertiga dari semua kapal akan binasa.

Pengertian-pengertian semacam ini jangan diabaikan, jangan tertarik kepada lawak-lawak dan guyon-guyon. Guyon tidak akan membawa saudara ke Sorga, tetapi domba-domba harus menikmati  firman penggembalaan.

 

Tetapi hal ini diulang kembali dalam Wahyu 16:3; nanti laut seperti darah orang mati, dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut. Jadi lebih dahsyat dari hukuman sangkakala yang pertama. itulah sangkakala dua yang ditiup oleh malaikat yang kedua, karena pada Wahyu 16:3 airnya seluruhnya sudah menjadi darah, sedangkan ketika sangkakala dua ditiup, hanya sepertiga dari laut menjadi darah (Wahyu 8:8),  tetapi hukuman itu kembali diulang di dalam Wahyu 16:3 dimana laut semua menjadi darah seperti darah orang mati, matilah segala yang bernyawa (yang hidup) di dalam laut.

 

SANGKAKALA TIGA (3) DITIUP…

Wahyu 8:10-11

(8:10) Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.

(8:11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.

 

Sangkakala tiga ditiup; air menjadi pahit, atau terjadilah kepahitan, sehingga sepertiga sungai-sungai menjadi pahit, sepertiga mata-mata air menjadi pahit.

Tetapi kalau kita sambungkan dengan mata air yang pahit pada zaman Elisa, dia meminta garam untuk menetralisirkan air itu.

 

2 Raja-raja 2:19-22

(2:19) Berkatalah penduduk kota itu kepada Elisa: "Cobalah lihat! Letaknya kota ini baik, seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan di negeri ini sering ada keguguran bayi." (2:20) Jawabnya: "Ambillah sebuah pinggan baru bagiku dan taruhlah garam ke dalamnya." Maka mereka membawa pinggan itu kepadanya. (2:21) Kemudian pergilah ia ke mata air mereka dan melemparkan garam itu ke dalamnya serta berkata: "Beginilah firman TUHAN: Telah Kusehatkan air ini, maka tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi." (2:22) Demikianlah air itu menjadi sehat sampai hari ini sesuai dengan firman yang telah disampaikan Elisa.

 

Ada banyak orang kristen belum lahir baru sudah gugur, dan ada banyak orang kristen sudah lahir baru mengalami keguguran. Maka Elisa perintahkan supaya mengambil pinggan baru isinya garam, lalu disiramkan (dilemparkanlah) ke dalam mata-mata air, sehatlah mata air itu, tidak ada lagi keguguran, tidak ada lagi kematian.

Garam itu adalah firman Allah, selain menyucikan kita, juga mengawetkan kita dari kebusukan-kebusukan, tidak ada lagi kematian-kematian. Itu hari ini, tapi besok nanti sepertiga dari mata-mata air di bumi ini akan menjadi pahit. Selagi kita diberi kesempatan untuk menikmati air sungai kehidupan itulah firman Allah yang sehat, nikmatilah sungguh-sungguh. Jadi saudara jangan pernah merasa selamanya hidup ini anteng-anteng, tidak, waspadalah. Itu sebabnya dari sekarang saya katakan; waspada, berjaga-jaga, jangan anteng-anteng karena gaji sebulan memelihara hidup kita, jangan, tetap bersandar di dada TUHAN.

 

SANGKAKALA EMPAT DITIUP…

Wahyu 8:12

(8:12) Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari.

 

Pendeknya, sepertiga dari benda-benda penerang menjadi gelap, dan sepertiga dari siang hari menjadi gelap, dengan lain kata tidak terang.

Perlu untuk diketahui;

Ibadah akan hidup, pelayanan akan hidup, dan nikah juga akan hidup bila ada terang. Bahkan ladang-ladang dan tanam-tanaman akan hidup bila terang matahari bersinar.

Saudara masih ingat ketika kegelapan terjadi di Mesir selama tiga hari; orang tidak bisa menyapa sesamanya, kemudian orang tidak bisa bangkit dari tempatnya = tanpa ibadah dan pelayanan.

 

Keluaran 10:23

(10:23) Tidak ada orang yang dapat melihat temannya, juga tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari; tetapi pada semua orang Israel ada terang di tempat kediamannya.

 

Apabila kegelapan terjadi;

-          Tidak ada orang yang dapat melihat temannya, artinya tidak dapat mengasihi sesama.

-          Tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari, tidak ada ibadah dan pelayanan, tidak ada Roh yang membangkitkan ibadah dan pelayanan.

Jadi ibadah akan hidup, pelayanan akan hidup, nikah akan hidup apabila ada terang, bahkan tanam-tanaman di ladang juga akan hidup bila ada terang matahari bersinar.

Hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

 

Inilah sangkakala empat yang pertama ditiup oleh keempat malaikat.

 

Wahyu 8:13

(8:13) Lalu aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: "Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya."

 

Keempat sangkakala yang pertama ditiup oleh empat malaikat, itu baru permulaan dari celaka. Ingat, masih menyusul tiga celaka berikutnya, karena ada tujuh sangkakala ditiup oleh tujuh malaikat. Ini yang harus kita telusuri.

Jadi kita datang beribadah bukan hanya dengar dimana seorang pemberita firman menjanjikan diberkati, menjanjikan keberhasilan, lalu diperintahkan untuk tepuk tangan. Tetapi yang benar, harus mengerti tentang kebenaran firman Allah, berita keselamatan yang sudah diberitakan di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu. Tidak boleh hanya duduk, merenung, melamun, pura-pura dengar, nanti saudara rugi sendiri, ikuti berita keselamatan itu. Justru kita semakin hari semakin berdoa, memohon belas kasih TUHAN supaya firman Allah dalam setiap pertemuan ibadah menerangi hati dan pikiran kita, memberi pengertian yang luar biasa, menggugurkan selaput daging pada mata kita masing-masing.

 

Jadi keempat sangkakala yang pertama telah ditiup, namun masih ada tiga sangkakala lagi yang akan ditiup sebagai tiga celaka berikutnya. Inilah yang dimaksud Rasul Paulus di dalam suratan 1 Korintus tadi; 1 Korintus 9:16: Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. Inilah celaka yang harus dihadapi.

Itu sebabnya di atas tadi saya katakan Yel-Yel kita itu bukan sekedar Yel-yel. Mendirikan Mezbah bagi TUHAN adalah harga mati, tekun dalam tiga macam ibadah pokok adalah harga mati, melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN adalah harga mati, kalau tidak celaka. Ini baru awal dari celaka; keempat sangkakala yang pertama ditiup, masih menyusul tiga celaka lagi.

 

Mari kita lihat SANGKAKALA LIMA DITIUP …

Wahyu 9:1-12

(9:1) Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.

 

Sebuah bintang jatuh dari langit ke bumi. Terkait dengan sebuah bintang jatuh dari langit ke bumi, jauh sebelumnya telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya.

 

Yesaya 14:12

(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!

 

Bintang Timur Putera Fajar disebut juga bintang kejora, jatuh dari langit ke bumi (ke dunia orang mati) karena kesombongannya.

Pendeknya, kejatuhan pertama adalah dosa kesombongan; suatu kejatuhan yang amat dalam (jatuh ke dunia orang mati).

 

Bukti kesombongan dari Lucifer: Ia menunjukkan ke “AKU” annya sampai lima kali di hadapan TUHAN.

 

Yesaya 14:13

(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. (14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! (14:15) Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.

 

Jadi, kejatuhan yang pertama adalah dosa kesombongan, dan kejatuhan ini amat dalam, karena dilemparkan ke dalam dunia orang mati.

 

Bukti kesombongan Lucifer: ia menunjukkan ke “AKU” annya sampai lima kali:

1.      Aku hendak naik ke langit.

Terkait dengan yang pertama ini, semua orang pasti rindu untuk naik ke sorga, tapi janganlah kita gunakan cara-cara lucifer, juga jangan kita gunakan cara-cara ibu daripada kedua anak zebedeus; yang menginginkan kedua anaknya; Yakobus dan Yohanes berada di sisi kiri dan kanan Yesus di dalam kerajaan Sorga kelak dengan pengertian sendiri, dengan kemauan sendiri, dengan egonya. Tapi lihatla Lucifer ini berkata: Aku hendak naik ke langit, berarti naik ke langit sesuka-sukanya, itu tidak boleh. Kita pun datang beribadah tidak boleh suka-suka; jadilah satu kehidupan domba tergembala, jangan sesuka-sukanya. Kalau mau naik ke langit jangan sesuka-sukanya, beribadah jangan sesuka-sukanya; lagi suka, datang beribadah, lagi tidak suka, tidak beribadah, itu caranya setan.

2.      aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah.

Kalau kita datang menghadap TUHAN, datanglah menghadap TUHAN dengan tulus. Kalau imam-imam datang melayani di tengah-tengah ibadah-ibadah, layanilah dengan tulus, jangan ada maksud mengatatsi bintang-bintang Allah, jangan ada maksud untuk mengatasi hamba-hamba TUHAN lain yang diurapi. Melayani di tengah ibadah dengan tulus, jangan ada maksud supaya aku lebih dari yang lain.

Kalau ada seorang imam datang melayani dengan maksud mengatasi bintang-bintang Allah yang lain berarti itu cara-cara setan, jangan kita seperti itu.

3.      dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.

Jadi takhta bintang kejora (Lucifer) ada di sebelah Utara, berbanding terbalik dengan takhta Allah ada di sebelah Barat, disebut juga dengan tanah permai, dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena pada Ruangan Maha Suci.

4.      Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan.

Perlu untuk diketahui, setiap kali kita ada di tengah pertemuan-pertemuan ibadah, percayalah awan kemuliaan Allah menutupi kehidupan kita, membungkus setiap kehidupan kita masing-masing. Tetapi hati-hati, ternyata ada juga awan-awan yang lain = menganggap diri lebih rohani dari orang lain.

5.      Aku hendak menyamai Yang Mahatinggi.

Dia menyatakan dirinya sama seperti Allah, ini adalah keakuhan yang kelima.

Terkait dengan ke Aku an yang kelima ini sudah disampaikan oleh TUHAN Yesus kepada murid-muridNya, supaya jangan berlaku seperti itu dalam injil Matius 20:25; Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka; keakuhan yang keempat. Sedangkan keakuhan yang kelima Lukas 22:25: Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.

Jadi sudah menyatakan dirinya sebagai pelindung-pelindung, bagaikan dua kerub menudungi tutup pendamaian; menyatakan dirinya sebagai Allah. Hal itu juga diajarkan Rasul Paulus kepada jemaat di 2 Tesalonika 2:3-4: Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.

 

Jadi Wahyu 9:1 sebelum itu terjadi, jauh sebelumnya sudah dinubuatkan nabi Yesaya 14:12-15.

 

Wahyu 9:1

(9:1) Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.

 

Sekali lagi saya sampaiakan; dalam lobang jurang maut terdapat para pemberontak-pemberontak, karena terkait dengan injil Matius 6:39: Orang buta menuntun orang buta maka akan jatuh pada lobang yang sama. Jadi di dalam lobang jurang maut itu terdapat orang-orang buta, orang-orang fasik, orang-orang sombong, pemberontak-pemberontak, yang memberontak kepada Allah, mereka semua hidup di dalam kegelapan, tempatnya adalah lobang jurang maut.

Hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

 

Wahyu 9:12

(9:12) Celaka yang pertama sudah lewat. Sekarang akan menyusul dua celaka lagi.

 

Disini disampaikan celaka pertama sudah lewat, bukan berarti nanti berlalu. Lewat berarti; itu akan terjadi, tetapi akan menyusul dua celaka lagi menyusul.

Namun dimana celaka pertama? sebelum kita melihat celaka dua dan celaka tiga.

 

Wahyu 9:2-5

(9:2) Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu. (9:3) Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi. (9:4) Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya. (9:5) Dan mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia.

 

Celaka satu sudah lewat, tapi bukan berarti berlalu.

Celaka satu; naiklah asap dari lobang jurang maut, sehingga matahari dan angkasa menjadi gelap.

Jadi kalau matahari gelap berarti kasih Allah tidak ada lagi, kasih sudah semakin dingin.

Angkasa menjadi gelap berarti dunia ini sudah berada dalam kegelapan. Kemudian dari asap yang besar itu keluarlah belalang-belalang ke atas bumi. Intinya, celaka  pertama adalah; sengat maut, sebab manusia menolak firman Allah, sampai dosanya nanti permanen, tidak dapat bertobat lagi.

Sengat maut; orang tidak dapat lagi bertobat, berarti dosa itu pemanen, seperti apapun ia tidak bisa berubah lagi, ini celaka pertama, karena dia menolak firman Allah. 1 Korintus 15:56: Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

 

Wahyu 9:6

(9:6) Dan pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan ingin mati, tetapi maut lari dari mereka.

 

Untuk menyelesaikan rasa sakit selama lima bulan ada banyak nanti orang ingin bunuh diri, tetapi maut lari dari mereka, tidak bisa. Jadi lebih baik sabar-sabar dalam beribadah, daripada nanti menghadapi celaka pertama.

Segala sesuatu bisa kita tanggung di bumi ini, tidak ada yang tidak bisa kita tanggung, diludahi pun muka ini bisa kok, diinjak-injak harga diri kita bisa kok kalau kita mau. Hanya satu perkara yang tidak bisa kita tanggung, nanti jelas itu api neraka. Kenapa kita tidak mau mengikuti cara TUHAN? Sabar-sabar saja, jangan kita ikuti cara orang lain beribadah, ikuti saja pola Tabernakel, dia akurat membawa kita di tempat dimana TUHAN ada.

Itulah sangkakala ke lima, disitulah celaka pertama.

 

SANGKAKALA ENAM…..

Wahyu 9:13-21,  perikop: Sangkakala yang keenam. Dan Wahyu 11:1-13; itu adalah celaka dua.

Jadi celaka satu kita sudah melihat pada sangkakala yang kelima Wahyu 9:1-5. Sementara celaka dua ada pada Wahyu 9:13-21 dan Wahyu 11:1-13.

 

Sedangkan celaka 3;

Wahyu 11:14

(11:14) Celaka yang kedua sudah lewat: lihatlah, celaka yang ketiga segera menyusul.

 

Nanti kalau ada waktu kita akan pelajari celaka dua; Wahyu 9:13-21 dan Wahyu 11:1-13.

Bantu doa, jangan jemu-jemu berdoa untuk mendoakan pembukaan rahasia firman Allah, sabar-sabar menanti kemurahan TUHAN, tidak bisa kita gegabah, seperti untuk kepentingan sendiri. Harus sabar-sabar, Roh kudus memerintah di hati kita, itulah perbedaan digembalakan oleh Pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernekel dan di luar pengajaran mempelai; kualitas rohani itu sudah tentu jauh berbeda, dengan catatan kita mau mengikuti dengan sabar-sabar.

Jadi celaka ketiga segera menyusul, yaitu menghadapi sangkakala yang ketujuh, tetapi akan diikuti dengan penghukuman dari tujuh cawan murka Allah dalam Wahyu 16:1-21.  Doakan, kalau TUHAN menyatakan kemurahannya minggu yang akan datang akan kita bahas bersama, tidak ada yang mustahil, kalau ada kerinduan di hati.

 

Oleh sebab itu pesan saya, bijaksanalah di hari-hari ini di dalam menjalankan ibadah dan pelayanan, bijaksanalah menjalankan roda kehidupan ini, menjalankan roda nikah dan rumah tangga kita masing-masing. Berjaga-jagalah, jangan kita bermasa bodoh, jangan kita tidak peduli dengan suasana kebangkitan.

Yesus mati, hari ketiga bangkit, kalau kita tekun sampai tamatnya daging, satu kali kita akan dipermuliakan bersama-sama dengan TUHAN, dimana TUHAN ada, disitu nanti kita ada.

 

Yesaya 30:1 –  Perikop: Bukan Mesir tetapi TUHAN yang memberi pertolongan.

(30:1) Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah,

 

Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku

Jadi kalau melaksanakan satu rancangan biarlah rancangan itu datang dari TUHAN, jangan sesuka hati. Kita ini ciptaan TUHAN, jadi jangan sesuka hati dalam membuat rencana-rencana. Jangan kita berkata; memang apa urusan gembala dengan saya, ini namanya anak pemberontak, celaka nanti.

 

yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah,

Jangan ada dalam satu persekutuan, jangan ada dalam satu fellowship, tetapi fellowship-fellowship duniawi, diajak main arisan justru main kartu, arisan tapi rencana-rencana yang lain, itu bukan dorongan Roh Kudus, apalagi minum tuak main kartu disitu, dan merokok lagi.

 

Yesaya 30:2

(30:2) yang berangkat ke Mesir dengan tidak meminta keputusan-Ku, untuk berlindung pada Firaun dan untuk berteduh di bawah naungan Mesir.

 

Hati-hati dalam mengambil keputusan, kaum muda mudi di dalam memutuskan untuk menikah hati-hati, jangan mengambil keputusan tanpa keputusan dari TUHAN, ini namanya anak-anak pemberontak pasti celaka.

 

Untuk apa kita berlindung dari Firaun (setan), untuk apa kita berlindung di bawah naungan Mesir (dunia), tidak perlu. Banyak orang mengambil keputusan tetapi bukan keputusan dari TUHAN, supaya dia berlindung dari setan, berlindung dari Mesir (dunia ) ini, tidak ada artinya itu, ini yang disebut pemberontak, celakalah dia. Jadi hati-hatilah.

 

Sekali lagi saya sampaikan; kegiatan Roh adalah harga mati, mendirikan Mezbah adalah harga mati, tergembala adalah harga mati, tekun tiga macam ibadah pokok adalah harga mati, Itu yang diajarkan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus; kalau kita satu dalam pengalaman kematianNYA kita juga satu dalam kebangkitanNYA, sebagaimana dengan Kolose 3:1-3.

 

Kolose 3:1-3:

(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. (3:4) Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

 

Kalau kita satu dalam kematian Yesus, tidak mungkin kita tidak bangkit.

Tekunlah dalam pengalaman kematian dan kebangkitan sampai tamatnya daging supaya kelak kita dipermuliakan bersama dengan TUHAN.

 

 

        

          TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment