IBADAH RAYA MINGGU, 1 JUNI 2025
WAHYU PASAL 19
(Seri 7)
Tema: MEZBAH DUPA BESAR
Puji nama TUHAN, mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita dikumpulkan di atas gunung TUHAN yang kudus, sehingga kita boleh datang menghadap Dia lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh. Baik kesaksian pujian dari zangkoor maupun kesaksian dari anak kami Samuel yang masih kecil tetapi mendapat penglihatan dan penglihatan itu diuji sesuai dengan Firman. Dan kita semakin yakin dan mantap bahwa kita semua harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Saya juga tidak lupa menyapa saudara yang bergabung lewat online / live streaming / video internet baik dari Youtube maupun Facebook atau media sosial lainnya, kiranya TUHAN memberkati saudara di sana. Dan kiranya damai sejahtera dari Sorga turun memenuhi hati kita, ruangan ini, untuk memberi satu sukacita serta bahagia saat kita duduk diam mendengarkan sabda Allah.
Namun, tetaplah berdoa dalam Roh, mohonlah kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi. Ayo kita rendah hati, kosongkan hati dan pikiran ini dari macam-macam persoalan di atas muka bumi. Baik persoalan dalam nikah; kosongkan dulu, supaya kita bisa menjadi bejana yang bisa menampung sebanyak-banyaknya curahan kasih, Firman Allah yang akan dibukakan malam ini.
Selanjutnya, marilah kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu.
Kita masih berada pada Wahyu 19 yang terdiri dari 4 (empat) perikop;
Wahyu 19:1-5 --Perikop: “Nyanyian atas jatuhnya Babel”
Di situ terdapat 3 (tiga) kali Haleluya, semuanya berbicara soal penyembahan.
Wahyu 19:6-10 -- Perikop: “Perjamuan kawin Anak Domba”
Wahyu 19:11-16 -- Perikop: “Firman Allah”
Wahyu 19:17-21 -- Perikop: “Binatang serta nabinya dikalahkan”
Kita berdoa kiranya TUHAN memberi pengertian dari ayat Firman yang akan terus menggembalakan kita dalam pertemuan Ibadaah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh. Turunlah kiranya rahmat TUHAN di ruangan ini.
Kita akan membaca
Wahyu 19:6 -- Perikop: “Perjamuan kawin Anak Domba”
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Singkat kata, terdengarlah suara dari himpunan besar orang banyak yang mengatakan HALELUYA.
Haleluya adalah suara penyembahan dan penyembahan yang terdengar tersebut:
Seperti desau air bah
Seperti deru guru yang hebat
Pendeknya, penyembahan yang datang dari himpunan besar orang banyak adalah penyembahan yang sangat besar atau penyembahan akbar. Maka, mengacu dari ayat ini, saya sampaikan dengan tandas kepada kita semua, supaya di hari-hari terakhir ini (petang hari menjelang gelap malam tiba), sudah seharusnya gereja TUHAN menjadi mezbah dupa yang besar.
Mari kita lihat mezbah dupa yang besar (penyembahan akbar)…..
Wahyu 8:3-4 – Perikop: “Meterai yang ketujuh”
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Seorang malaikat lain berdiri dekat mezbah dupa emas. Lalu, kepada malaikat itu diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkan di atas mezbah dupa emas. Saudara, jika kemenyan yang banyak itu, dibakar maka asapnya begitu hebat, besar dan bergumpal-gumpal, naik sampai ke hadira Allah dan menembusi takhta Allah = mezbah dupa besar..
Singkat kata, mezbah dupa artinya; tempat yang ditinggikan, dimana dupa itu naik ke atas.
Itu berarti, lewat doa penyembahan yang besar, Allah dan manusia saling bertemu bahkan bersekutu disebutlah itu hubungan intim. Itu sebabnya, seringkali saya sampaikan nikah yang suci merupakan cermin dari doa penyembahan;
Penyembahan yang benar adalah cermin dari nikah suci, begitu sebaliknya
Nikah suci adalah cermin dari penyembahan yang benar.
Ini adalah dua klimaks yang sangat dinanti-nantikan oleh TUHAN, sangat diharapkan oleh TUHAN dan ini adalah kategori yang sangat dihormati oleh TUHAN. Oleh sebab itu, kita harus menghormati nikah, sebab menghormati nikah = menghormati ibadah, sedangkan puncak ibadah ialah doa penyembahan. Di dalam doa penyembahan itulah terwujud hubungan intim antara manusia dengan Allah.
Wahyu 19:6-7 -- Perikop: “Perjamuan kawin Anak Domba”
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Ketika gereja TUHAN menjadi mezbah dupa besar (hidup dalam doa penyembahan yang besar), maka gereja TUHAN akan berada pada satu situasi yaitu; melihat TUHAN, sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki Sorga dengan lain kata disebutlah itu Imamat Rajani, sebab, Mempelai Laki-Laki adalah suami = imam.
Itulah sebabnya, sekali kali saya sampaikan dengan tandas, di petang hari ini menjelang gelap malam, di hari-hari terakhir ini, gereja TUHAN sudah seharusnya berada pada mezbah dupa besar. Kiranya kita semua memahami dan langsung menangkap apa yang menjadi kehendak TUHAN.
Pendeknya, Imamat Rajani berarti; melayani TUHAN dengan sistem kerajaan Sorga bukan dengan sistim duniawi. Itulah yang disampaikan Yesus kepada murid-murid dalam Lukas 22…
Ayat 24 terjadi pertengkaran.
Ayat 25, karena mereka bertengkar lalu Yesus berkata: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.”
Ini adalah sistem pelayanan di dunia, ini adalah sistem yang diterapkan oleh antikris, bilamana nanti mereka menjadi raja atas seantero dunia. Mereka menyatakan diri sebagai pelayan, tetapi memerintah dengan tangan besi dan menjalankan kuasa dengan otoriter, bahkan menyatakan diri sebagai pelindung-pelindung, bagaikan dua kerub menudungi tutup pendamaian.
Jadi, imamat rajani artinya; melayani dengan sistem kerajaan Sorga bukan dengan sistem duniawi.
Mari kita lihat imamat rajani yang sesungguhnya…
Wahyu 5:10
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Ayat ini berbicara tentang imamat rajani, itu berarti; pelayan-pelayan TUHAN / hamba-hamba TUHAN memerintah sebagai raja di bumi. Dengan lain kata, orang-orang yang melayani TUHAN…
Bukan hamba dosa
Lepas dari keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup = lepas dari magnet bumi, sama seperti asap kemenyan naik bergumpal-gumpal ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah.
Itulah imamat rajani, melayani dengan sistem kerajaan Sorga, berarti; memerintah sebagai raja di bumi bukan menjadi hamba / budak, bukan diperintah dosa.
Mari kita lihat contoh dalam kehidupan gereja TUHAN yang diwakili anak laki-laki kembar yaitu; Esau dan Yakub.
Kejadian 25:24-26 -- Perikop: “Esau dan Yakub”
(25:24) Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya. (25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. (25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
Ribka melahirkan dua anak laki-laki kembar bagi Ishak.
Anak pertama bernama Esau, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu
Anak kedua bernama Yakub, meski badanya licin / klimis / tidak berbulu, tetapi tangannya memegang tumit Esau.
Saudara, soal tumit, maka teringatlah kita dengan pribadi Yesus Kristus yang telah meremukan kepala ular 2000 tahun yang lalu di atas kayu salib dengan tumit-Nya. Ia telah mengerjakan pendamaian dan penebusan atas dosa dunia, yang menunjukkan bahwa Yesus Anak Allah adalah Imam Besar Agung sebagaimana yang tertulis dalam 1 Korintus 15:27 -- “Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya...”
Jadi, Yesus telah mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia, menunjukkan bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung yang kita cintai. Dari sini sudah nampak bahwa roh imamat rajani sudah menguasai Yakub, sebab ia memegang tumit Esau. Sebab itu ia dinamai Yakub yang berganti nama menjadi Israel.
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Setelah besar, di sini kita melihat, Esau menjadi...
Seorang yang pandai berburu daging
Hal ini menunjukkan bahwa Esau hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti keinginan-keinginan daging yang jahat (Galatia 5:19-21). Pendeknya, Esau sama sekali tidak memikirkan hal-hal yang rohani. Padahal, darah daging dan keinginan-keinginan daging itu sendiri tidak mewarisi kerajaan Sorga. Hal yang rohani terkait dengan kerajaan Sorga. Jadi, Esau ini tidak berpikir panjang sekalipun ia anak sulung.
Seorang yang suka tinggal di padang
Padang → dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Apa saja yang ada di dunia ini? Menurut 1 Yohanes 2:16..
Keinginan daging
Keinginan mata
Keangkuhan hidup
Hal itu bukan berasal dari Allah, itu berasal dari dunia.
Dari sini sudah terlihat, mana imamat rajani, mana yang bukan imamat rajani.
Pendeknya, Esau tidak memiliki kasih dari Allah sebagaimana dalam 1 Yohanes 2:15 --- Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Kasih besar sekali manfaatnya, dia menutupi dosa. Orang yang mampu menutupi dosa orang lain, orang seperti ini yang dilayakkan menjadi imamat rajani. Kenapa orang takut melayani TUHAN dan tidak mau jadi imam? Karena dia tahu dirinya. Tetapi anehnya, kalau sudah tahu diri, mari belajar berubah, tingkatkan kehidupan rohani ini dihadapan TUHAN.
Saudara jangan berpikir dunia ini untuk selama-lamanya. Saya berkali-kali berkata; tujuh tahun kelimpahan ini tinggal dua tahun lagi, saya yakin mengatakan ini. Kalau dengan pemberitaan Firman yang lain saudara yakin yaitu; bahwa satu kali akan terjadi covid; sakit - sembuh, sakit - sembuh karena ada “jus racikan”, maka saudara juga harus percaya dengan berita yang saya sampaikan ini yaitu; tinggal dua tahun lagi kita gunakan.
Singkat kata, Esau tidak memiliki kasih Allah berarti; ia tidak dikuasai oleh roh imamat rajani.
Akibatnya…
Kejadian 27:15
(27:15) Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.
Akibatnya; jubah yang maha indah disimpannya di rumah.
Memang Esau tidak dikuasai oleh roh imamat rajani, bagi dia tidak perlu melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN, dia tidak memikirkan hal-hal yang rohani, karena bagi dia itu tidak penting, yang penting bagi dia adalah cari uang. Menyimpan jubah yang maha indah dalam rumah menunjukkan bahwa Esau hamba dosa = tidak memerintah sebagai raja di bumi.
Sekarang kita bandingkan dengan Yakub setelah besar…
Seorang yang tenang, artinya; tidak gelisah, tidak kuatir, tidak takut, tidak sibuk berburu daging, tidak pusing soal penghidupan karena dia tahu masa depan ada di tangan TUHAN.
Seorang yang suka tinggal di kemah (rumah TUHAN)
Terkait dengan hal ini, kita hubungkan dengan…
Mazmur 84:9-10
(84:9) Ya TUHAN, Allah semesta alam, dengarkanlah doaku, pasanglah telinga, ya Allah Yakub. S e l a (84:10) Lihatlah perisai kami, ya Allah, pandanglah wajah orang yang Kauurapi!
Tanda seseorang dikuasai oleh roh imamat rajani (memerintah sebagai raja di bumi);
Menjadi pendoa dan bersyafaat.
Hal ini menunjukkan bahwa ia adalah pengantara antara manusia dengan Allah disebutlah itu imamat rajani.
Memiliki perisai yakni; iman hanya kepada Allah saja, tidak kepada yang lain-lain, tidak kepaa perkara lahiriah.
Saya tambahkan sedikit sebagai analogi…
Goliat (daging besar) tubuhnya (tingginya) enam hasta sejengkal, artinya; seseorang membesar-besarkan daging dan suka menjengkal yang rohani.
Kemudian, waktu melawan Daud yang badannya kecil, dia diperlengkapi dengan perlengkapan senjata.
Yang pertama: seluruh tubuhnya ditutupi oleh tembaga, kemudian mengenakan ketopong tembaga, sampai kakinya ditutup bungkus dengan tembaga.
Yang kedua: diperlengkapi dengan senjata antara lain; pedang, tombak dan lembing.
Yang ketiga: diperlengkapi dengan perisai, tetapi yang membawa perisainya ialah orang lain berjalan di depannya.
Berarti imannya bergantung pada manusia dan kekuatannya.
Tetapi imamat rajani, dia memiliki perisai / iman hanya kepada Allah, tidak kepada yang lain.
Dalam urapan Roh Kudus.
Itu berarti, menaruh pengharapannya kepada Allah. (Roh Kudus / Roh suci adalah pengharapan).
Pendeknya, immat rajani adalah….
Pendoa syafaat = pengantara, menunjukkan bahwa dia dikuasai oleh KASIH Allah.
Memiliki perisai → IMAN hanya kepada TUHAN, tidak kepada yang lain.
Diurapi → PENGHARAPANnya hanya kepada Allah yang hidup, tidak kepada ilah-ilah zaman ini, termasuk pekerjaan. Meninggalkan jam ibadah untuk pekerjaan = berhala.
Mazmur 84:11
(84:11) Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.
Lebih baik 1 hari di rumah TUHAN dari pada 1000 hari di tempat lain.
Pendeknya, pada ayat ini kita menemukan angka 1 dan angka 1000
Angka 1, bila dikaitkan dengan peta zaman terkena kepada hari ketujuh, hari perhentian → kerajaan 1000 tahun damai. Ada 6 hari TUHAN sediakan bagi manusia untuk bekerja, tetapi hari ketujuh (1 hari) adalah hari perhentian.
Hari ketujuh → kerajaan 1000 tahun damai, kerajaan kekal.
Kerajaan 1000 tahun damai ada di bumi, tetapi kalau kita sudah sampai di situ, tidak akan binasa lagi walaupun setan dilepaskan untuk sesaat waktu, tetapi ia tidak akan berkuasa lagi di bumi ini.
Itulah pribadi Yakub, lebih suka satu hari di rumah TUHAN daripada beribu hari di tempat lain.
1000 hari di tempat lain → kefasikan, sibuk dengan bisnis, kuliah dan lain sebagainya, tetapi tinggalkan jam ibadah.
Pendeknya, sekalipun Yakub adalah anak yang kedua, dan badannya klimis / licin, tetapi karakter Yakub adalah imamat rajani, seorang yang tenang, suka tinggal di kemah.
Kita kembali memperhatikan…
Kejadian 27:8-10
(27:8) Maka sekarang, anakku, dengarkanlah perkataanku seperti yang kuperintahkan kepadamu. (27:9) Pergilah ke tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua anak kambing yang baik, maka aku akan mengolahnya menjadi makanan yang enak bagi ayahmu, seperti yang digemarinya. (27:10) Bawalah itu kepada ayahmu, supaya dimakannya, agar dia memberkati engkau, sebelum ia mati."
Di sini kita melihat, Yakub mempersembahkan makanan kegemaran Ishak, ayahnya, yang diolah oleh Ribka (ibunya), itu adalah tanda Yakub diberkati Allahnya. Demikian juga kita, harus senantiasa membawa korban persembahan yang sifatnya menyenangkan hati Bapa di Sorga. Kalau hati manusia di bumi ini bisa kita sukakan dengan sikap / perbuatan kita, termasuk pimpinan di tempat kita bekerja, lebih-lebih lagi bapa di Sorga.
Dengar-dengaranlah kepada; bapa jasmani, meningkat lagi kepada bapa rohani, meningkat lagi kepada Bapa di Sorga. Ini adalah jenjang supaya kita bagian dari kerajaan Sorga. Kalau memiliki prinsip dalam beribadah “aku ya aku”. “gembala ya gembala”, itu tidak ada kaitannya dengan Sorga, sebab imamat rajani yang menjadi penghubung. Oleh sebab itu, jangan ikuti cara-cara ibadah di luar sana.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan; darimana persembahan itu dipersembahkan kepada TUHAN? Dari kandang kambing domba, bukan dari penghasilan dan mengandalkan kekuatan, apalagi korupsi, manipulasi dan lain sebagainya.
Kejadian 27:11-12
(27:11) Lalu kata Yakub kepada Ribka, ibunya: "Tetapi Esau, kakakku, adalah seorang yang berbulu badannya, sedang aku ini kulitku licin. (27:12) Mungkin ayahku akan meraba aku; maka nanti ia akan menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat."
Yakub adalah pribadi yang sangat menghormati Ishak ayahnya = dia tidak mau memperolok-olok ibadah dan pelayanan.
Abraham gambaran dari Bapa di Sorga = kasih.
Ishak gambaran dari Yesus, Anak Tunggal Allah = iman.
Yakub gambaran dari Roh Kudus = pengharapan.
Jadi, kehidupan yang diurapi oleh Roh Kudus, tidak mau mengolok-olok imannya kepada TUHAN, dia sangat menghormati imannya kepada TUHAN.
Kejadian 27:15
(27:15) Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.
Siapa yang layak melayani TUHAN? Ialah orang yang dilayakkan oleh TUHAN. Melayani TUHAN bukan karena dia manager, presiden, direktur, orang terkenal, baru layak melayani TUHAN, seperti gereja-gereja di akhir zaman ini, tidak seperti itu. Biarpun Samuel kecil, dia layak bagi TUHAN, tandanya; ibunya memberikan kepada nya baju efod. Pendeknya, Samuel kecil berlilitkan baju Efod. Jadi, kita harus melayani sesuai dengan sistem kerajaan Sorga.
Banyak sekali gereja-gereja di akhir zaman ini, karena jemaatnya itu kaya, diangkat menjadi tua-tua, itu tidak benar, bukan pelayanan sesuai dengan sistem kerajaan Sorga. Teapi, Ribka merasa bahwa jubah yang maha indah layak dikenakan oleh Yakub. Jadi, sekalipun Yakub badannya klimis / licin, tetapi dia layak untuk memiliki jubah yang maha indah. Menunjukkan bahwa Yakub adalah imamat rajani yang melayani dengan sistem kerajaan Sorga. Itu berarti, memerintah sebagai raja di bumi…
Tidak diperbudak / menjadi hamba dosa
Lepas dari daya tarik bumi yaitu; keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.
Itulah pribadi dari gereja Yakub di akhir zaman ini.
Kejadian 25:28
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
Ribka kasih kepada Yakub, inilah gambaran dari seorang gembala yang tulus.
Yesus Kristus adalah Gembala Agung, dia kasih kepada kita dan ayat ini merupakan suatu nubuatan dan digenapi dalam Roma 9:12-13 -- dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda, seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau." -- karena Yakub melayani TUHAN dengan sistem kerajaan Sorga.
Inilah imamat rajani, yang dilihat oleh himpunan besar orang banyak dan itu juga akan dilihat oleh gereja TUHAN, manakala gereja TUHAN menjadi mezbah dupa besar. Tetapi untuk menjadi mezbah dupa besar harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Yel-yel…
Mendirikan mezbah TUHAN adalah harga mati
Tergembala adalah harga mati
Beribadah dan tekun dalam tiga macam ibadah pokok adalah harga mati
Melayani TUHAN adalah harga mati
Itulah Firman yang diajarkan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Lebih baik aku mati daripada...! Kitalah yang mengisi “titik-titik” itu di akhir zaman ini, supaya ketika TUHAN datang, nanti kita bisa melihat Dia sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki Sorga.
Sekali lagi saya sampaikan; Yesus adalah Imam Besar Agung yang sangat dikasihi Allah, kepada-Nyalah Allah berkenan sebagaimana yang tertulis dalam Matius 17:5 -- “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” Melayani dengan sistem imamat rajani, pola kerajaan Sorga itu adalah pribadi Yesus Kristus Anak Allah. Kalau melayani tidak dengan sistem kerajaan Sorgawi; TUHAN tidak berkenan.
Jadi, Yesus adalah imamat rajani dan kita akan lihat bila ibadah kita sudah sampai kepada mezbah dupa besar, itu yang mempersekutukan kita dengan TUHAN.
Ibrani 7:1-2 – Perikop: “Kristus dan Melkisedek”
(7:1) Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.
Melkisedek adalah;
Raja Salem
Imam Allah yang Mahatinggi
Ibrani 7:2
(7:2) Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
Yesus adalah imamat rajani, berarti;
Yesus adalah Imam Besar Agung
Tugasnya…
Melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN
Berdoa dan bersyafaat untuk umat-Nya
Mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia
Yesus adalah Raja Agung dan Mulia, Dia Raja di atas segala Raja dan itu terbukti. Pada saat Yesus mati di atas kayu salib, di atas kepala-Nya tertulis dengan tulisan INRI, artinya; Yesus adalah raja orang Yahudi, Dia adalah raja di atas segala raja.
Juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
Salem berarti shalom. Jadi, kalau mengunjungi rumah saudara-saudara kita, keluarga GPT “Betania” Serang & Cilegon, ketuk pintunya, lalu sampaikan atau katakan; shalom, artinya; membawa damai sejahtera ke rumah saudara-saudara kita.
Yohanes 18:33-37 – Perikop: “Yesus di hadapan Pilatus”
(18:33) Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?" (18:34) Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?" (18:35) Kata Pilatus: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?" (18:36) Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." (18:37) Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."
Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini.
Yesus adalah raja Salem, membawa damai sejahtera, Dia tidak membawa perbantahan, perlawanan terhadap musuh karena perjuangan kita bukan melawan darah dan daging. Tetapi selain raja damai sejahtera, Yesus juga raja yang memberi kesaksian tentang kebenaran. Kemudian, setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.
Inilah pembahasan kita tentang imamat rajani. Satu kali kita akan berada di situasi ini; melihat Yesus sebagai Raja dan Imam (suami), disebutlah itu imamat rajani. Dengan catatan; gereja TUHAN menjadi mezbah dupa besar lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok. Jadi, ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok sudah harga mati. Yang disebut harga mati adalah tidak bisa diubah-ubah. Hal ini harus disampaikan dan ditekankan selalu, sebab manusia sering sengaja melupakannya. Karena manusia sering sengaja melupakannya, jadi saya harus ingatkan dengan sabar.
Kalau saya menyampaikan ini berkali-kali, bukan karena saya emosi, itu adalah bukti bahwa saya sabar mengasihi TUHAN dan saudara. Kalau saya diam, itu bukan sabar itu benci namanya. Kalau saya bermasabodo, yang penting persembahan dan perpuluhan saudara saja, tetapi saya tidak seperti itu. Saat anda tidak mengembalikan milik TUHAN, saya tetap katakan; tekun tiga macam ibadah pokok, apalagi kalau kalian mengembalikan milik TUHAN, supaya jangan sia-sia ibadahnya.
Tetapi seandainya, saudara berpikir tidak perlu menggunakan pola kerajaan Sorga yaitu; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, yang penting berbuat baik; silahkan. Tetapi, menurut saya, tidak ada orang yang sampai kerajaan Sorga dengan kekuatan, amal soleh, atau perbuatan baiknya. Hanya dengan sangkal diri dan pikul salib orang masuk Sorga. Hanya lewat pengantara yaitu Yesus Kristus Imam Besar Agung kita sampai ke Sorga.
Mari kita lihat seperti apa di dalam kerajaan Sorga…
Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
TUHAN tidak akan menjadi raja duduk di atas takhta kalau tidak ada tanda penyembelihan.
Jadi di Sorga ada tanda penyembelihan, kalau tidak ada tanda penyembelihan tidak akan menjadi imamat rajani.
Seharusnya pemimpin sidang jemaat harus menyelidiki ini, jangan bicara berkat-berkat tetapi tidak masuk Sorga.
Saudara, saya rindu, apa yang sudah kita kaji, kita bahas malam ini, kiranya itu mendarah daging, dimeteraikan oleh lima jabatan pada loh daging dan ditukik dalam hati kita. Sehingga nanti, apa yang tertulis ini digenapi dalam diri kita masing-masing. Jadi, saudara jangan ibadah seremonial, liturgis, tidak ada artinya itu. Barangsiapa datang dari TUHAN, ia akan mendengar suara dari Raja.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment