KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, June 20, 2025

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 12 JUNI 2025

 




IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 12 JUNI 2025

KITAB MALEAKHI PASAL 2

(Seri 23)

 

Subtema: SANGKAKALA KEENAM (CELAKA 2): MAUT.

Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmatNya kita dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, sehingga kita boleh datang menghadap Dia lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung lewat online atau live streaming atau video internet, baik saudara/saudari yang mengikuti dalam negeri maupun di luar negeri dimanapun berada. Dan selanjutnya biarla kiranya damaisejahtera memenuhi setiap kehidupan kita, memberi suatu sukacita, serta bahagia di dalam mendengarkan sabda Allah, saat kita duduk diam mendengarkan di kaki salib TUHAN.

Selanjutnya marilah kita sambut STUDY MALEAKHI sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Namun tetaplah berdoa dalam Roh, mohonkanlah kemurahan TUHAN supaya firman yang dibukakan nanti meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.

Maleakhi 2:13 –  Perikop: TUHAN memarahi Israel karena kawin campur dan perceraian.

(2:13) Dan inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena Ia tidak lagi berpaling kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu.

 

Salah satu kesalahan fatal yang diperbuat oleh orang-orang Yehuda di Yerusalem maupun Israel adalah menutupi mezbah TUHAN dengan...

-          Air mata.

-          Tangisan dan rintihan.

 

Pendeknya, air mata dapat dijadikan sebagai senjata untuk menutupi Mezbah TUHAN.

Jadi, kita semua, teramat lebih para wanita atau para istri-istri berhati-hatilah dengan air mata, maksudnya; janganlah air mata itu dijadikan sebagai senjata (alasan) untuk tidak mendirikan Mezbah bagi TUHAN, dengan lain kata; air mata dijadikan sebagai senjata untuk tidak datang beribadah dan melayani kepada TUHAN.

 

Demikian juga dengan tangisan dan rintihan (keluh kesah) jangan dijadikan sebagai senjata untuk menutupi Mezbah TUHAN; jangan dijadikan alasan (senjata) untuk tidak datang beribadah dan melayani kepada TUHAN.

Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas jangan kita menutupi Mezbah TUHAN sekalipun di tengah-tengah kesulitan, apapun alasannya. Pendeknya, ibadah dan pelayanan harus tetap berjalan hingga kita mendapat kesempatan untuk membawa segala korban dan persembahan, selanjutnya dipersembahkan di atas Mezbah TUHAN.

 

Jadi kita harus datang beribadah, sebab itu adalah kesempatan untuk membawa korban, selanjutnya mempersembahkannya di atas Mezbah TUHAN, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, dengan lain kata kita sudah berada pada petang hari, berarti sudah menjelang gelap malam, dimana orang tidak dapat lagi bekerja. Tetapi sekalipun perjalanan kita ada terakhir dalam mil-mil pada perjalanan kita menuju Yerusalem Baru, namun kenyataanya masih ada kesempatan walaupun tinggal sedikit. Yang sedikit ini dimanfaatkan.

 

1 Korintus 9:13-14

(9:13) Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? (9:14) Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.

 

Perlu untuk diketahui:

-          Yang melayani tempat kudus akan mendapat penghidupannya dari tempat kudus.

Jadi saya kira, kalau TUHAN memberi kesempatan untuk berada di Ruangan Suci, lalu imam-imam mengambil bagian di tengah-tengahnya, itu adalah kemurahan, karena yang melayani di tempat kudus akan mendapat penghidupannya dari tempat kudus, percayalah pada firman Allah.

-          Yang melayani mezbah TUHAN, mendapat bahagian dari mezbah itu.

Selain diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh El-Kudus dan jabatan-jabatan Roh El-Kudus, juga dimudahkan segala sesuatu karena pertolongan TUHAN senantiasa dinyatakan kepada dia.

Jadi selain dipercayakan karunia-karunia Roh El-Kudus dan jabatan-jabatan Roh Kudus juga dipercayakan hal-hal yang lain, terkait dengan Mezbah itu sendiri.

Pendeknya, melayani tempat kudus dan mezbah TUHAN diperhatikan serta dipelihara langsung oleh TUHAN, sebab TUHAN menetapkan pemberita Injil harus hidup dari pemberitaan Injil tersebut.

 

1 Korintus 9:15

(9:15) Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!

 

Rasul Paulus melayani dengan tulus, dia melayani bukan untuk mencari pujian dan hormat, dan bukan supaya orang lain menaruh ibah kepada dia, atau supaya orang lain menaruh belas kasihan, dia beritahukan segala sesuatu dengan tulus, karena dia melayani TUHAN dengan tulus.

 

Rasul Paulus lebih suka mati daripada …!

… bisa kita isi langsung dengan:

a.       Tidak mendirikan Mezbah bagi TUHAN.

b.      Tanpa ibadah dan pelayanan.

c.       Tidak memberitakan injil Kristus (Pengajaran salib).

 

Perlu untuk diketahui:

Jika mezbah TUHAN sudah menjadi harga mati, hal itu tidak bisa ditawar-tawar lagi:

-          Oleh siapapun, sekalipun orang itu pembesar, pejabat tinggi, orang terkenal.

-          Oleh apapun, baik harta, kekayaan, uang, jabatan, pangkat / kedudukan, termasuk bisnis (hal-hal lahiriah)

Dengan demikian Rasul Paulus lebih suka mati dari pada:

-          Tidak mendirikan Mezbah bagi TUHAN.

-          Tanpa ibadah dan pelayanan di hadapan TUHAN.

-          Rasul Paulus lebih suka mati daripada tidak memberitakan injil Kristus itulah Pengajaran salib. `

Pendeknya,

-          Mendirikan Mezbah bagi TUHAN adalah harga mati,

-          tekun dalam tiga macam ibadah pokok adalah harga mati,

-          tergembala dengan sungguh-sungguh adalah harga mati.

Inilah firman Allah yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, dan kita diberkati oleh firman Allah yang diajarkan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, karena ternyata rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad, dari keturunan ke keturunan itu sudah dinyatakan kepada bangsa-bangsa lain, itulah bangsa kafir, termasuk kepada kita bangsa indonesia oleh karena kemurahan daripada hati TUHAN.

 

Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!

Jika Mezbah TUHAN sudah menjadi harga mati, maka hal itu tidak bisa ditawar-tawar lagi:

-          Oleh siapapun, sekalipun orang itu, orang pembesar, orang terkenal, pejabat tinggi tidak bisa mempengaruhi kehidupannya, sebab mendirikan mezbah bagi Rasul Paulus itu sudah menjadi harga mati, tidak bisa ditawar-tawar lagi, bahkan itu sudah menjadi kemegahan yang luar biasa.  

-          Oleh apapun, yakni baik; harta, kekayaan, uang,  kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi termasuk pekerjaan dan bisnis; bahkan hal-hal lahiriah lainnya tidak mampu mempengaruhinya lagi.

 

Jadi ingat baik-baik; kalau kita mendirikan Mezbah sudah harga mati, maka hal itu tidak bisa ditawar-tawar oleh siapapun, entah itu keluarga dekat, entah itu keluarga jauh, entah itu pejabat tinggi, entah itu orang cendekiawan, sekalipun ia atasanmu, tidak bisa mempengaruhimu.

Kemudian oleh apapun, yakni baik; harta, kekayaan, uang,  kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi termasuk pekerjaan dan bisnis; bahkan hal-hal lahiriah lainnya tidak mampu mempengaruhinya lagi.

 

Begitu tegasnya Rasul Paulus memimpin hidupnya untuk diserahkan kepada TUHAN. Jadi kita semua, apalagi imam-imam harus tegas memimpin hidupnya untuk diserahkan kepada TUHAN. Jangan letoy-letoy, TUHAN mau datang masih letoy-letoy, masih malas, bermasa bodoh, itu manusia sontoloyo tidak bisa berhasil sampai kapanpun, di bumi tidak berhasil, ujung-ujungnya juga neraka. Sikap dari Rasul Paulus yang mesti kita tiru, ini teladan yang mesti kita ikuti.

Jadi sekali lagi saya sampaikan; mendirikan Mezbah bagi TUHAN adalah harga mati, tekun tergembala adalah harga mati.

 

1 Korintus 9:16

(9:16) Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.

 

Mendirikan mezbah bagi TUHAN dalam bentuk pelayanan pemberitaan Injil adalah  keharusan bagi Rasul Paulus.

Demikian juga mendirikan mezbah bagi TUHAN dalam bentuk ibadah-ibadah di bumi ini itu adalah keharusan bagi kita semua, itulah sebabnya Rasul Paulus berkata; Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil = Celakalah Gereja TUHAN (orang-orang Kristen)  kalau tidak mendirikan Mezbah bagi TUHAN.

 

Tentang CELAKA, kita belajar dulu dari …

Yesaya 30:1-2 – Perikop: Bukan Mesir tetapi TUHAN yang memberi pertolongan

Bukan dunia, tetapi TUHAN yang memberi pertolongan.

(30:1) Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah, (30:2) yang berangkat ke Mesir dengan tidak meminta keputusan-Ku, untuk berlindung pada Firaun dan untuk berteduh di bawah naungan Mesir.

 

Firman TUHAN berkata dengan jelas: celakalah anak-anak pemberontak.

Kriteria-kriteria menjadi anak-anak pemberontak, antara lain:

1.      Melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari TUHAN.

2.      Memasuki suatu persekutuan tanpa dorongan Roh Kudus.

Memasuki suatu persekutuan tanpa dorongan Roh El-Kudus.

Hati-hati apabila melihat sekumpulan-sekumpulan di bumi ini, kalau kumpulan-kumpulan itu tanpa dorongan Roh El Kudus; hanya untuk kepentingan daging, jangan ada disitu apapun bentuknya; entah itu arisan, entah itu reuni, kalau tidak ada ibadah, tidak ada pelayanan, tidak ada dorongan Roh Kudus jangan masuk disitu. Kalau orang masuk pada persekutuan tanpa dorongan Roh Kudus itu anak pemberontak. 

3.      Berangkat ke Mesir tanpa meminta keputusan TUHAN.

Kehidupan semacam ini satu kali nanti akan celaka.

Singkat kata, selama kita hidup di bumi ini, kita harus berjuang, menghadapi pergumulan-pergumulan hidup supaya tidak celaka di tengah jalan, hingga kita sampai pada tujuan hidup itulah Yerusalem Baru, Yerusalem Sorgawi.

 

Lebih rinci TENTANG CELAKA…

Wahyu 8:13 – Perikop: Keempat sangkakala yang pertama

(8:13) Lalu aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: "Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya."

 

Setelah keempat sangkakala ditiup oleh keempat malaikat TUHAN, maka akan menyusul tiga sangkakala berikutnya, sebagai tiga celaka.

Jadi tiga celaka itu datang dari tiga sangkakala yang lain yang akan ditiup malaikat-malaikat TUHAN yaitu sangkakala lima, sangkakala enam dan sangkakala ketujuh, karena tujuh malaikat meniup tujuh sangkakalanya, dan itu merupakan penghukuman kepada orang-orang yang menolak firman TUHAN sekarang ini (Yohanes 12:47-48)

Jadi kalau kita menolak firman TUHAN sekarang ini sudah ada hakimnya. TUHAN tidak menghakimi, tetapi sudah ada hakimnya, itulah firman Allah itu sendiri, itulah yang menjadi hakimnya di akhir zaman nanti.

Beribadah, tetapi tidak perlu mendengarkan firman TUHAN, nanti sudah ada hakimnya, yaitu; Firman Allah itu sendiri yang keluar dari mulut Allah, itulah penghukuman dari tujuh sangkakala yang ditiup oleh tujuh malaikat TUHAN. Sebab itu, manakala sangkakala ditiup; firman yang diurapi disampaikan, disuarakan, sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk memperhatikannya dengan sungguh-sungguh.

 

Kalau kita mengacu kepada Study Yusuf; ada tujuh tahun kelimpahan, sesudah itu menyusul tujuh tahun kelaparan yang dahsyat. Jadi untuk mengantisipasi tujuh tahun kelaparan yang dahsyat ini maka seyogyanya sekarang ini kita harus mengumpulkan, kelimpahan firman yang disuarakan itulah firman yang diurapi, kegunaanya untuk mengantisipasi tujuh tahun kelaparan. Dan itu yang dilakukan Yusuf di Mesir, dan itu juga yang dilakukan Yesus dari Sorga turun ke bumi, menderita sengsara mati di atas kayu salib, lalu Dia memecah-memecahkan segenap hidupNya demi tujuh tahun kelaparan. Demikian juga Yusuf dia dicuri diculik begitu saja dari tanah Kanaan – tanah orang Ibrani – , lalu dibawa ke Mesir, itu juga perjalanan salib seperti Yesus dari Sorga turun ke bumi, tujuannya untuk mengantisipasi tujuh tahun kelaparan yang akan terjadi.

 

Jadi terkait dengan tujuh tahun kelimpahan itu dimulai dari tahun 2020, tandanya pada saat gempa bumi terjadi mengguncang seantero dunia, sampai nanti tahun 2027 itulah tahun kelimpahan. Berarti untuk mengumpulkan firman Allah yang disuarakan itu tersisalah bagi kita dua tahun lagi. Tetapi untuk beribadah kepada TUHAN tersisalah lima tahun lagi, sampai tahun 2030. Yang menjadi pertanyaannya sekarang; apakah kita bisa berubah seperti membalikkan telapak tangan selama dua tahun dan lima tahun yang akan datang, persoalannya disitu. Setahu saya untuk berubah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Jadi jangan bermasa bodoh saudara, jangan kita membawa diri ini berada pada satu, kedudukan yang salah; mengeraskan hati, keras kepala, tegar tengkuk, kepala batu, satu kesalahan yang besar. Jangan kita berada di zona kemalasan, karena orang malas satu kali akan dilibas habis oleh antikris gambaran dari macan tutul, satu dari tiga kombinasi binatang buas. Jadi perhatikanlah ini sungguh-sungguh.

 

Tujuh sangkakala ditiup oleh tujuh malaikatnya merupakan penghukuman kepada mereka yang menolak firman Allah sekarang ini. Ada dua tahun lagi bagi kita untuk mengumpulkan firman yang disampaikan itu sebagai persediaan untuk menghadapi tujuh tahun kelaparan dimulai dari tahun 2028, 2029, 2030 puncaknya tahun 2030-2034. Yesus ada dunia ini selama 33.5 tahun.

Saya tidak merasa bosan dan jenuh menyampaikan ini untuk mengingatkan kita kembali. Firman yang diulang-ulang disampaikan memberi kepastian, berarti iman teguh, supaya kita kuat menghadapi kesulitan, ujian pencobaan, gelombang badai yang menerpa, termasuk kesulitan-kesulitan yang menghimpit.

 

Pada minggu lalu kita sudah membahas celaka satu, tepatnya pada saat sangkakala kelima ditiup oleh malaikat yang kelima. Celaka pertama ditulis dalam Wahyu 9:1-11, terkait dengan belalang di bumi, yakni; tentara antikris, sebab nanti kepada belalang diberi kuasa seperti kuasa kalajengking.

Jadi satu kali nanti, pada saat bintang Kejora membuka pintu lobang jurang maut, maka keluarlah dari situ asap yang begitu tebal. Oleh karena asap tebal ini matahari gelap, kemudian angkasa menjadi gelap. Lalu dari asap tebal itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi. Kepada belalang itu diberi kuasa seperti kuasa kalajengking (Wahyu 9:3). Jadi sengat tersebut merusak manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya (Wahyu 9:4):Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya.

Orang yang tidak memakai tanda huruf T di dahi, artinya orang-orang semacam ini di dalam kepala pikirannya tidak sedikitpun ia memikirkan ibadah pelayanan, tidak sedikit pun ia memikirkan perkara di atas (perkara rohani), itu nanti yang dirusak.  Wahyu 9:6: Dan pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan ingin mati, tetapi maut lari dari mereka.

Mereka mencari maut tetapi maut itu lari daripada mereka.

 

Sengat maut adalah dosa, kuasa dosa adalah hukum Taurat.

Jadi orang yang menjalankan ibadah secara taurat, menjalankan ibadah secara lahiriah justru itu merangsang dosa. Jadi orang yang disengat maut dosanya permanen, inilah celaka satu. Pada saat celaka satu orang tidak bisa lagi bertobat disitu, matipun tidak bisa. Jadi kesalahannya itu sudah permanen nanti disitu, inilah celaka satu. Ini harus diperhatikan saudara. Inilah yang dimaksud celaka dari sangkakala yang kelima, minggu lalu sudah diterangkan; dosanya permanen, sebab itu sengat maut. Dosa itu menjadi permanen di dalam diri orang-orang yang tidak memiliki meterai Allah di dahinya, inilah celaka satu.

 

Celaka yang pertama sudah lewat. Sekarang akan menyusul dua celaka lagi (Wahyu 9:12 )

 

Wahyu 11:14

(11:14) Celaka yang kedua sudah lewat: lihatlah, celaka yang ketiga segera menyusul.

 

Celaka kedua sudah lewat (sudah terjadi), maka celaka ketiga menyusul pada saat sangkakala tujuh ditiup oleh malaikat yang ke-tujuh.  Pendeknya, celaka kedua terjadi pada saat sangkakala keenam ditiup oleh  malaikat keenam. Itu maksud saya kenapa langsung kita baca  Wahyu 11:14, supaya kita tau kedudukan celaka dua yaitu pada saat malaikat keenam meniup sangkakala keenam.

Mari kita telusuri celaka kedua…

 

Wahyu 9:13-14 – Perikop: Sangkakala yang keenam

(9:13) Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah, (9:14) dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu: "Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu."

 

Ketika malaikat keenam meniup sangkakalanya, suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas.

-          Mezbah emas = Mezbah dupa, berbicara tentang doa penyembahan sebagai puncak ibadah.

Kalau kita sudah berada pada puncak ibadah berarti sudah lepas dari daya tarik bumi, lepas dari magnet bumi itulah kerajaan dunia dengan kemewahan, keindahan, kemegahannya, apapun yang ada di dalamnya, sama seperti asap kemenyan naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah.

-          Tanduk mezbah emas berbicara tentang kuasa doa penyembahan (Wahyu 9:13).

Kuasa doa penyembahan, tandanya mengalami perobekan daging dengan lain kata; kehidupan kita sudah terpisah dari daging dengan segala tabiatnya.

Imam-imam yang masih penyembahan dua puluh menit tingkatkan sampai satu jam penuh, arti rohaninya;sampai penyerahan diri sepenuh; sehingga terpisah dari daging dengan segala tabiatnya.

Banyak yang kagum dengan pembukaan firman, tetapi tidak dihidupi. Apa arti kagum-kagum terhadap pemberitaan firman tanpa dihidupi. Pembukaan firman dibukakan kita bersyukur, tetapi kita harus hanyut dan tenggelam di dalamnya, supaya kita sama seperti yang dituliskan dalam Yehezkiel: Berenanglah ikan-ikan besar di dalamnya. Kalau sudah terpisah dari daging, kita dapat mengasihi TUHAN lebih dari apapun yang ada di dunia ini, sebab kasih itu sudah tinggal diam dan permanen dalam diri kita masing-masing.

 

Sebagai tambahan…

Matius 10:34-36 – Perikop: Yesus membawa pemisahan, Bagaimana mengikut Yesus

(10:34) "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (10:35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (10:36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.

 

Yesus datang untuk mengadakan pemisahan.

-          Memisahkan orang dari ayahnya.

-          Memisahkan anak perempuan dari ibunya.

-          Memisahkan menantu perempuan dari ibu mertuanya.

Pendeknya, musuh orang adalah tabiat daging dari seisi rumah.

 

Cara TUHAN untuk mengadakan pemisahan adalah membawa pedang bermata dua yang begitu tajam untuk menyucikan setiap kehidupan kita sebagaimana di ayat 34 disitu jelas dikatakan:  Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang, itulah firman Allah yang begitu tajam untuk mengadakan pemisahan itu.

 

Jadi ingat; musuh orang adalah tabiat daging dari seisi rumah. Karakter-karakter yang tidak baik harus dimusuhi (diperangi), tetapi jangan orangnya, itu sebabnya TUHAN membawa pedang firman Allah yang tajam supaya kita terpisah dari tabiat daging; anak, orang tua, kakak, adik dan seterusnya.

Adakalanya istri ikuti tabiat daging suaminya, suami ikuti tabiat daging istrinya, atau anak ikuti tabiat daging orang tuanya atau orang tua mengikuti tabiat daging anaknya, itukan tidak boleh, sebab itu TUHAN datang mengadakan pemisahan lewat pedang yang tajam (firman Allah) berkuasa untuk mengoreksi, dan menyucikan setiap kehidupan kita, supaya terpisah dari tabiat daging seisi rumah. Kita harus berpihak kepada pedang tajam (firman Allah).

 

Matius 10:37-38

(10:37) Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. (10:38) Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

 

Pada saat kita lepas dari kuasa daging, di situlah kita dapat mengasihi TUHAN lebih dari apapun, dengan lain kata; kasih itu permanen seperti dua loh batu berisikan sepuluh hukum.

-          Loh batu pertama; mengasihi TUHAN dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan.

-          Loh batu kedua; mengasihi sesama seperti diri sendiri.

 

 

Ada tiga alat di dalam Tabut Perjanjian

1.      Buli-buli emas berisi manna; berbicara tentang iman yang permanen.

2.      Dua loh batu berisi sepuluh hukum; berbicara tentang kasih yang permanen.

3.      Tongkat Harun yang bertunas dan berbuah badam;  berbicara tentang pengharapan yang permanen.

Kalau sudah permanen berarti = mengandung tiga benih ilahi.

 

Jika tiga alat ini dikaitkan dengan Ruangan Suci maka…

1.      Buli-buli emas berisi manna datang dari Meja Roti Sajian.

2.      Tongkat Harun yang bertunas dan berbuah badam, datang dari pelita emas.

3.      Dua loh batu yang berisikan sepuluh hukum, datang dari Mezbah Dupa.

Jadi, kuasa dari doa penyembahan adalah kita mengalami perobekan daging. Kalau kita sudah mengalami perobekan daging disitulah kita mampu mengasihi TUHAN dan sesama.

 

Tanduk berbicara kuasa, kuasa doa penyembahan mengalami perobekan daging, berarti kita terpisah dari daging dengan segala keinginan-keinginannya yang jahat, sehingga dengan demikian kasih TUHAN tinggal di dalam diri kita secara permanen, supaya dengan demikian kita mampu mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan, kemudian mampu untuk mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, tanpa iri dengki, benci dan seterusnya.

Jangan kita sebatas memperoleh pengetahuan tetapi kita harus hanyut dan tenggelam di dalam kepenuhan oleh firman Allah itu sendiri.

 

Kita kembali untuk membaca…

Wahyu 9:13-14

(9:13) Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah, (9:14) dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu: "Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu."

 

Pada saat malaikat keenam meniup sangkakala yang keenam, maka terdengarlah suara, suara itu keluar dari keempat tanduk Mezbah mengatakan: "Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu."

 

Wahyu 9:15

(9:15) Maka dilepaskanlah keempat malaikat yang telah disiapkan bagi jam dan hari, bulan dan tahun untuk membunuh sepertiga dari umat manusia.

 

Setelah keempat malaikat dilepaskan, disiapkan untuk membunuh sepertiga dari umat manusia di dunia ini. Sebetulnya ini sudah terjadi tahun 2020, kalau saudara renungkan. Pada saat tahun 2020 terjadi gempa bumi mengguncang seantero dunia, begitu banyak jiwa-jiwa yang mati terbunuh. Itulah sebabnya saya katakan tinggal dua tahun tersisa bagi kita untuk memungut jelai dan gandum, sebagai persediaan di dalam hal menghadapi tujuh tahun kelaparan yang dahsyat. Jangan saudara tidak mau tau dengan apa yang saya sampaikan ini supaya lepas dari hukuman dari tujuh sangkakala yang ditiup oleh tujuh malaikat TUHAN.

 

TUHAN sudah bukakan firmannya, jangan kita santai-santai. Kehidupan yang tidak mengalami perobekan daging adalah kehidupan yang tidak menyerahkan dirinya sampai kepada puncak ibadah; doa penyembahan, kehidupan semacam ini tentu saja tidak mungkin bisa mengasihi TUHAN dan sesama.

 

Begitu empat malaikat yang terikat dekat sungai Efrat besar itu dilepaskan, lalu keempat malaikat tersebut disiapkan untuk membunuh sepertiga umat manusia di dunia. Pendeknya, penghukuman dari sangkakala keenam adalah maut. Sementara celaka satu datang dari sangkakala kelima berbicara soal dosa yang sifatnya permanen, tetapi penghukuman dari sangkakala keenam adalah maut itu sendiri.

Arti maut bukan tubuhnya mati, lalu jiwanya dibawa ke sorga, tidak, tetapi baik tubuhnya, maupun jiwanya satu kali akan dilemparkan ke dalam neraka, inilah celaka dua yang ditiup oleh sangkakala keenam.

Itu sebabnya berkali-kali firman Allah mengajarkan kita, memberi satu pengertian, supaya hendaknya ibadah itu berada pada tingkat ibadah tertinggi, dengan lain kata berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan. Doa penyembahan berbicara soal penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, tidak taat lagi kepada setan dan kenajisan, tidak taat lagi kepada daging dan keinginannya, tidak taat lagi kepada dunia dengan arusnya yang menghanyutkan; sudah lepas dari magnet bumi.

 

Itu sebabnya di atas tadi saya katakan, kita hanya senang dengan pembukaan firman, tetapi tidak mau hanyut dan tenggelam di dalamnya, padahal kedatangan TUHAN sudah diambang pintu, sudah dalam perjalanan. Samuel kecil (jemaat) sudah menceritakan itu kepada kita lewat kesaksian minggu lalu. Mau apa lagi kita cari di dunia ini, dunia ini mau diambil alih setan, kok dipertahankan, akhirnya kita gigit jari tidak bisa apa-apa. Lebih baik yang ada gunakan untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, itu sebabnya kalau saudara perhatikan, tidak segan-segan saya melayani TUHAN, bukan berarti saya sok-sok kaya. Memang secara rohani harus kaya; memberi dari kekurangan; ini bagian dari penyembahan, sampai akhirnya bisa mengasihi TUHAN, karena kuasa doa penyembahan adalah perobekan daging; lepas dari daging dan tabiatnya, lepas dari daging dengan segala keinginan-keinginannya yang jahat itu.

 

Inilah celaka dua yang datang dari sangkakala keenam; bukan lagi dosa bersifat permanen tetapi sudah maut.

Bagaimana respon kita dengan firman Allah yang diajarkan oleh TUHAN, apakah kita masih suam, apakah kita bertahan dengan bermasa bodoh, apakah kita tetap mengeraskan hati (berkepala batu). Tidakkah kita harus segera mengumpulkan firman itu dan kita semua dipenuhkan oleh firman Allah, dan itu adalah satu persediaan manakalah tujuh tahun kelaparan dahsyat terjadi nanti.

 

Jadi penghukuman sangkakala keenam adalah maut, sebab keempat malaikat tersebut awalnya terikat di dekat sungai efrat yang besar. Lagipula kalau kita berbicara soal sungai efrat itu terkait dengan kenajisan percabulan, dosa kejahatan, kenajisan percabulan, kekejian, sebagaimana dengan yang tertulis dalam Wahyu 16:13: Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak. Itu ajaran dari setan tritunggal, tapi jangan salah, itu semua terkait dengan maut. Jadi jangan kita mabuk anggur dari perempuan Babel, yakni; kaya oleh kelimpahan hawa nafsu perempuan Babel, itu kaitannya dengan maut.

 

Sesungguhnya malaikat adalah pelayan TUHAN (suruhannya TUHAN), yakni; orang yang hidupnya rohani. Jadi saya harus menjadi manusia rohani, imam-imam; pelayan TUHAN; pesuruh TUHAN harus menjadi manusia rohani, sebab jika pelayan TUHAN; suruhannya TUHAN tidak hidup rohani, maka menjadi pemicu sengsara bagi gereja TUHAN. Kalau pelayan TUHAN tidak hidup rohani itu yang menyebabkan maut terhadap orang lain, itu yang membuat celaka  kepada orang lain.

Jadi sidang jemaat perlu berdoa kepada gembala sidang, pemimpin rohani, pemimpin jemaat. Kalau pemimpin jemaat (suruh-suruhannya TUAHAN) pelayan TUHAN tidak hidup rohani, itu yang mencelakai jemaatnya, itu yang membawa jemaatnya kepada maut, mestinya malaikat itu hidup rohani.

 

Saya lebarkan sedikit; jemaat disebut juga kawanan domba, itu kaitanya dengan gembala. Jadi kalau beribadah tetapi tidak ada sangkut pautnya dengan gembala, siapa yang menjadi pengantaramu, engkau datang beribadah tetapi tidak peduli dengan gembalamu, siapa yang menjadi pengantaramu? seperti anak-anak pemberontak di dalam Yesaya 30; celaka, mengambil keputusan sesuka hati, pergi ke sana kemari sesuka hati saja. Nanti menikah sesuka hati sendiri; ini anak pemberontak akan mengalami celaka.

Tetapi kembali saya sampaikan dengan baik; malaikat TUHAN adalah pelayan TUHAN, suruh-suruhannya TUHAN, itulah manusia rohani. Jadi hamba TUHAN; pelayan TUHAN, suruhan TUHAN harus hidup rohani, supaya tidak menjadi pemicu untuk mencelakai jemaat (gereja TUHAN) sampai kepada maut. Semoga hati dan pikiran kita diterangi oleh TUHAN dengan pengertian ini, bijaksanalah.

 

Yohanes 16:1-2 – Perikop: Bertekun

(16:1) "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. (16:2) Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.

 

Membunuh tetapi menganggap diri berbakti, keadaan semacam ini satu kali akan terjadi, itu sebabnya saya katakan pelayan TUHAN harus hidup rohani.

Beberapa tahun yang lalu, kalau tidak salah tahun 2003 ada satu pendeta pentakosta membunuh banyak orang. Jiwa-jiwa dikumpulkan baik orang miskin maupun orang kaya, uangnya diambil lalu setiap orang disuruh bunuh diri, dan orang itu ada yang diberi nama si Petrus, Yohanes, Lukas, dan seterusnya. Mereka dikasih makan, tetapi dari uang yang dikumpulkan itu.Lalu mandi hanya satu gayung, sampai akhirnya bunuh diri, itu dikatakan mati martir. Tapi banyak orang kaya mengikutinya, akhirnya orang ini ditangkap, inisial nama pendeta M, orang batak.

Jadi kalau pemimpin jemaat tidak rohani; pemicu untuk mencelakai jemaat, sampai kepada maut. 

 

Yohanes 16:3

(16:3) Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.

 

Mengenal TUHAN secara pribadi diawali dengan persekutuan dengan penderitaan Kristus, sehingga kita nanti satu dengan kematian-Nya. Dan ketika kita sudah satu dengan kematian-Nya, maka secara otomatis kita satu dengan pengalaman kebangkitan-Nya, sampai kita dipermuliakan, itu yang namanya mengenal TUHAN secara pribadi. Berarti jika tidak mengenal TUHAN secara pribadi berarti dia tidak mau menyangkal diri, tidak mau memikul salibnya. Itu sebabnya berkali-kali saya sampaikan untuk kesekian kalinya; berita injil disebut juga Pengajaran salib harus ditegakan supaya gereja TUHAN berdiri tegak di atas korban Kristus untuk menghadapi satu keadaan yang begitu berat nanti, itulah celaka 2; maut.

 

Tadi ada 4 malaikat disiapkan untuk membunuh manusia, hal itu kita kaitkan dengan perjalanan akhir Yesus menuju Yerusalem. Pada mil-mil terakhir perjalanan menuju Yerusalem itu Yesus menghadapi pembunuh.

 

Lukas 13:31 – Perikop: Yesus harus mati di Yerusalem, Keluhan terhadap Yerusalem.

Kisa ini adalah nubuatan untuk perjalanan gereja TUHAN di akhir zaman ini. Jadi pada mil-mil terakhir perjalanan rohani kita menuju kerajaan Sorga (Yerusalem sorgawi), Yerusalem samawi, gereja TUHAN akan menghadapi pembunuh-pembunuh.

Lukas 13:31 -34

(13:31) Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." (13:32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. (13:33) Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. (13:34) Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi  kamu tidak mau.

 

Kita sekalian telah dikumpulkan / dihimpunkan oleh TUHAN di atas gunung TUHAN yang kudus, ini adalah kemurahan TUHAN. Kenapa kita ada dalam kemurahan semacam ini? itu karena kita memiliki  yaitu kemauan yang dari TUHAN, itu bukan semata-mata kemauan manusia. Manusia bisa mau hari ini tetapi besok belum tentu, tapi kalau kemauan yang dari TUHAN niscaya kita akan dikumpulkan di bawah kepak sayap TUHAN, seperti anak-anak ayam dikumpulkan di bawah kepak sayap induk ayam.

 

Disini kita  melihat ada dua kelompok pembunuh:

KELOMPOK PERTAMA, ialah;  Herodes.

Herodes itu adalah gambaran dari setan, tetapi mengandung 3 pribadi setan tritunggal itulah;

1.      Setan / naga.

2.      Antikris.

3.      Nabi-nabi palsu (si serigala)

Ayat pendukungnya ada pada Wahyu 12:4 dan Yesaya 9:14-15.

Pendeknya, Herodes adalah gambaran dari kuasa maut untuk menghalangi pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Jadi maut ini menghalangi yaitu kegerakan yang besar, itulah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Jadi maut adalah musuh terakhir.

 

Lihatlah setan tritunggal berusaha untuk menggagalkan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna sebagaimana dengan yang terlihat di dalam injil Matius 7:24-26: Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Jadi, Setan Tritunggal berusaha untuk merusak rumah TUHAN, menggagalkan rencana Allah yang besar itulah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Jadi maut jelas adalah musuh terakhir karena berusaha menggagalkan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Tetapi percayalah musuh terakhir sudah dikalahkan oleh TUHAN, dalam 1 Korintus 15:25: Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.

Kepala ular sudah diremukan oleh tumit Yesus 2000 tahun yang lalu di atas kayu salib. Dan musuh yang terakhir, yang dibinasakan adalah maut, asal kita percaya.

 

Kemudian dalam menghadapi musuh ini TUHAN berkata…

Lukas 13:32

(13:32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.

 

Dalam menghadapi musuh terakhir itulah maut, TUHAN berkata: ada tiga hari TUHAN bekerja dan menyelesaikan pekerjaan-Nya dengan baik.

Lebih rinci kita melihat tentang tiga hari ini supaya kita tau apa arti tiga hari, TUHAN bekerja dan menyelesaikan pekerjaanNya.

 

Yohanes 2:18-19

(2:18) Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" (2:19) Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."

 

Tiga hari berbicara tentang pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, sehingga lewat pengalaman kematian ini; baitu suci Allah yang di Yerusalem di rombak habis. Dirombak berarti dibaharui kembali menjadi manusia baru; rumah TUHAN yang baru.

 

-          Pengalaman kematian Yesus = daging tidak bersuara, berarti; hidup lama / dosa lama telah dikubur.

-          Pengalaman kebangkitan Yesus = hidup dalam hidup yang baru/dibangkitkan oleh Roh TUHAN untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN = memikirkan perkara rohani, yaitu;  ibadah dan pelayanan.

Yesus dibangkitkan oleh Roh Allah, maka kalau kita ada dalam suasana kebangkitan senantiasa memikirkan pekerjaan TUHAN.

 

Yohanes 2:20-22

(2:20) Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" (2:21) Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. (2:22) Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

 

Kuasa kematian dan kebangkitan Yesus sangat mempengaruhi kehidupan murid-murid Yesus.

Tandanya:

1.      Percaya kepada Kitab Suci.

Kitab suci terdiri dari 66 kitab, dari kitab Kejadian sampai Wahyu, Perjanjian Lama dan Perjanjian baru.

2.      Percaya kepada setiap ungkapan-ungkapan dari TUHAN Yesus (ungkapan Firman yang dibukakan) dari dahulu sampai malam ini.

 

Itu sebabnya saya katakan, kalau hal-hal yang lain yang pernah saya sampaikan kita percaya; sebelum Covid 19 terjadi kita sudah membahas Wahyu 13:3; sakit, sembuh, sakit, sembuh, sebelum gempa bumi terjadi, itu sudah kita bahas bersama. Saya kira perkara yang lain yang sudah diungkapkan di tengah ibadah dan pelayanan kita harus percaya terkait dengan; mengumpulkan gandum; terkait dengan tujuh tahun kelimpahan tersisa dua tahun kedepan, itu kesempatan kita. Kalau kita percaya dengan ungkapan yang lain, masak kita tidak percaya dengan ungkapan malam ini juga. Tetapi murid-murid percaya kepada kitab suci, percaya dengan setiap ungkapan karena mereka sudah menyatu dengan pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus.

 

Lukas 13:32

(13:32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.

 

Kepada orang-orang Farisi Yesus berkata; pada hari yang ketiga Aku akan selesai.

Dalam Perjanjian Baru, tiga kali TUHAN mengatakan perkataan yang sama:  "sudah selesai"

-          Yang pertama pada saat Yesus di kayu salib.

Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. (Yohanes 19:30)

-          Yang kedua pada saat murka Allah terakhir dijatuhkan.

Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana." (Wahyu 16:17)

-          Yang ketiga saat Yerusalem ditampilkan oleh TUHAN.

Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. (Wahyu 21:6)

Ungkapan yang ketiga kalinya tepatnya pada saat Yerusalem yang baru yang turun dari Sorga dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya, pada saat itu ditampilkan barulah TUHAN berkata: Semuanya telah terjadi.

 

Pendeknya, dalam tiga hari;

-          TUHAN menyelamatkan orang berdosa, dengan kata lain; oleh darah-Nya manusia berdosa ditebus bahkan diperdamaikan dengan Allah oleh darahNya.

-          TUHAN membaharui; yang lama menjadi baru dan itu terjadi pada saat penghukuman yang terakhir dari cawan murka Allah yang ketujuh.

-          TUHAN menyatakan keadilan-Nya, dengan lain kata;

a.       orang berdosa dihukum.

b.      Setan Tritunggal dihukum.

c.       babel dihukum.

d.      Binatang itu dihukum.

e.       Nabi-nabi palsu (serigala) juga dihukum.

Tetapi orang-orang percaya dijadikan sebagai mempelai TUHAN; Yerusalem baru.

 

KELOMPOK PEMBUNUH KEDUA: Yerusalem.

 

Lukas 13:24

(13:34) Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi  kamu tidak mau.

 

Dari dua kelompok tersebut, terdapat 4 pembunuh manusia:

1.      Setan.

2.      Antikris.

3.      Nabi-nabi palsu.

4.      Yerusalem

 

Jadi jelas sekali bahwa perjalanan Yesus ke Yerusalem pada mil-mil terakhir Dia menghadapi manusia-manusia pembunuh; manusia itulah malaikat tetapi tidak rohani.  Kisah itu nubuatan untuk kita sekarang. Setan tritunggal itu juga ada di dalam 2 Korintus 11:4.

 

2 Korintus 11:4

(11:4) Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.

 

-          Yesus yang lain = setan.

-          Roh yang lain = antikris.

-          Injil lain = nabi palsu.

 

Jadi kelompok pertama adalah Herodes; bayangan dari maut, mengandung; setan, antikris, nabi-nabi palsu, dan yang keempat adalah Yerusalem; manusia yang tidak rohani tadi.

 

Siapakah yang disebut sebagai Yerusalem di sini?

1.      Pembunuh nabi-nabi.

2.      Orang-orang yang tidak mau dikumpulkan oleh TUHAN.

Inilah Yerusalem, inilah yang jadi pembunuh-pembunuh itu.

 

TUHAN sudah membentangkan kepak sayapnya lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok, kita harus mau dikumpulkan dibawa kepak sayapNya. Kita didukung untuk selanjutnya kita dibawa kepada TUHAN, tetapi di Yerusalem ada pembunuh nabi-nabi.

 

Lukas 13:24

(13:34) Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi  kamu tidak mau.

 

Pembunuh nabi-nabi dengan melempari dengan batu orang-orang yang diutus oleh TUHAN.

Pelemparan batu tidak sedikit dialami pemimpin yang tulus hatinya untuk memberitakan injil (Pengajaran salib), batu sungut-sungut, batu pemberontakan, batu perbantahan, batu kelicikan, itu seringkali terlontar, inilah bagian dari Yerusalem itu. Kemudian orang-orang Yerusalem adalah orang-orang yang tidak memiliki kemauan dari TUHAN, maksudnya tidak mau dikumpulkan dibawa kepak sayap TUHAN.

 

Sebetulnya kepak sayap ini terdiri dari tiga tingkatan:

1.      Kepak sayap ayam.

2.      Kepak sayap burung merpati (Roh Kudus)

3.      Kepak sayap burung Rajawali.

Tetapi sangat disayangkan Yerusalem tidak mau.

 

Doa dan harapan saya, dari firman Allah yang diajarkan oleh TUHAN kepada kita biarlah kiranya mendapat tempat di hati kita masing-masing.

Kita sudah melihat semua yang diajarkan TUHAN kepada kita, jangan itu diabaikan, jangan kita hanya senang dengan pembukaan firman, tetapi hanya sebatas memperoleh pengetahuan, tetapi tidak tenggelam di dalamnya. Mulai dari sekarang mari kita mengerti tentang Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru Kejadian sampai Wahyu, juga mengerti setiap ungkapan-ungkapan dari yang kita terima sampai malam ini, amin.

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment