IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 17 JUNI 2025
SURAT YUDAS
(Seri 28)
Subtema: DIPAGUT ULAR TEDUNG SEIJIN TUHAN
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, sebab, oleh karena rahmat-Nya, kita semua dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus sehingga kita boleh datang beribadah kepada TUHAN lewat Ibadah Doa Penyembahan. Sebentar kita akan tersungkur di kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada Dia. Namun, terlebih dahulu kita akan mendengarkan Firman Allah.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung lewat online / live streaming / video internet, baik Youtube, Facebook atau media sosial lainnya yang digunakan (diakses). Biarlah kiranya damai sejahtera dari Sorga memenuhi ruangan ini, ruangan hati kita, sehingga ada damai sejahtera, memberi satu sukacita sekaligus bahagia saat kita duduk diam mendengarkan Firman TUHAN, dekat kaki TUHAN.
Namun, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.
Mari kita sambut SURAT YUDAS sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Yudas 1:5
(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
TUHAN telah menyelamatkan umat Israel dari tanah Mesir, namun sangat disayangkan, karena pada akhirnya mereka dibinasakan di padang gurun.
Yang dibinasakan adalah; orang-orang yang tidak percaya.
Mesir adalah gambaran dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Saudara, kisah tentang bangsa Israel diselamatkan dari tanah Mesir adalah sebuah kisah yang tidak asing lagi bagi kita (orang Kristen). Namun sekalipun demikian, kisah tersebut sengaja diceritakan kembali oleh Yudas (saudara Yesus), untuk memperingatkan kita di hari-hari terakhir ini, supaya kita tidak binasa di tengah perjalanan rohani kita di dunia ini menuju kerajaan Sorga (perhentian kekal).
Ternyata, Rasul Paulus juga memperingatkan jemaat di Korintus dengan kisah yang sama di dalam 1 Korintus 10.
Ayat 1-4 intinya ialah umat Israel telah diselamatkan dari tanah Mesir (tanah perbudakan) dan penjajahan Firaun.
Mesir gambaran dari dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, antara lain; keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup
Firaun gambaran dari raja kegelapan
1 Korintus 10:5
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Sekalipun bangsa Israel telah diselamatkan dari Mesir, akan tetapi bagian yang terbesar dari bangsa Israel ditewaskan di padang gurun atau di tengah perjalanan mereka menuju tanah perjanjian (tanah Kanaan)
Bagian terbesar 🡪 generasi pertama dari bangsa Israel yang lahir di tanah Mesir
Kanaan; gambaran / bayangan dari hari ketujuh, yakni; perhentian kekal
Singkat kata, 1 Korintus 10:5 = Yudas 1:5.
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Apa yang dialami bangsa Israel di padang gurun adalah contoh untuk memperingatkan gereja TUHAN supaya di hari-hari terakhir ini...
Jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat … (ayat 6).
Jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala … (ayat 7).
Janganlah kita melakukan percabulan … (ayat 8).
Janganlah kita mencobai TUHAN … (ayat 9).
Janganlah bersungut-sungut … (ayat 10).
Saudara, kita masih berada pada pembasahan tentang….
“JANGANLAH KITA MENCOBAI TUHAN” (Bagian keenam)
Kisah tersebut ditulis dengan jelas pada kitab Musa yang keempat yakni; Bilangan 21:4-9.
Namun kita awali kisah ini dari…
Bilangan 21:4 -- Perikop: “Ular tembaga”
(21:4) Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
Karena begitu lama berputar-putar di padang gurun, akhirnya bangsa Israel tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan = habis kesabaran.
Bilangan 21:5
(21:5) Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
Tanda habis kesabaran: Bangsa Israel melawan Allah dan Musa dan berkata:
Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir?
Perkataan ini menunjukkan bahwa mereka;
Menolak rencana Allah yang besar
Tidak menghargai kemurahan dan kebaikan TUHAN, istilah sekarang; tidak menghargai korban Kristus. Sebab, bangsa Israel dilepaskan / dibebaskan dari perbudakan Mesir, itu karena korban Paskah.
Supaya kami mati di padang gurun?
Itu berarti; bangsa Israel menuduh bahwa TUHAN akan membunuh mereka di padang gurun
Penyebab melawan Allah dan Musa: mereka mengharapkan roti dan air, sebab mereka telah muak terhadap manna. Singkat kata, bangsa Israel mencobai TUHAN di padang gurun. Inilah salah satu dari sekian banyak kesalahan dari bangsa Israel di padang gurun. Jadi, inti dari ayat 5 adalah bangsa Israel akhirnya MENCOBAI TUHAN.
Mazmur 78:17-18
(78:17) Tetapi mereka terus berbuat dosa terhadap Dia, dengan memberontak terhadap Yang Mahatinggi di padang kering. (78:18) Mereka mencobai Allah dalam hati mereka dengan meminta makanan menuruti nafsu mereka.
Bangsa Israel mencobai Allah di padang gurun, mereka meminta makanan (roti dan air); menuruti nafsu mereka.
Mereka meminta roti dan air sebab mereka telah muak terhadap manna. Bangsa Israel mencobai Allah di padang gurun, mereka meminta roti dan air karena menuruti hawa nafsu. Jadi, apa yang mereka minta, itu karena nafsunya.
Perlu untuk diketahui:
Manusia hidup bukan dari roti (makanan) tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:4)
Saudaraku, hal itu disampaikan oleh Yesus, pada saat iblis (setan) mencobai TUHAN di padang gurun sebagaimana yang tertulis dalam Matius 4:1-4.
1 Korintus 6:13
(6:13) Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.
Makanan untuk perut, begitu jug sebaliknya; perut untuk makanan. Tetapi, baik perut ataupun makanan akan dibinasakan Allah. Yang benar adalah tubuh bukan untuk percabulan, melainkan untuk TUHAN, demikian juga sebaliknya, TUHAN untuk tubuh. Kalau kita menginginkan sesuatu, termasuk menginginkan roti makanan karena menuruti nafsu daging, disebutlah itu kenajisn percabulan. Jadi, kalau daging dipertahankan, nanti dikuasai oleh kenajisan percabulan dan itulah yang terjadi kepada bangsa Israel di padang gurun.
Pendeknya, orang hidup dalam hawa nafsu dan keinginan yang jahat dikuasai oleh kenajisan percabulan seperti Esau.
Ayat referensi; Ibrani 12:16 – Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
Jadi, kalau meminta makanan karena menuruti nafsu daging itulah kenajisan percabulan dan itu nafsu rendah.
Dampak negatif mencobai TUHAN
Bilangan 21:6
(21:6) Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
Dipagut oleh ular tedung seizin TUHAN. Bukan TUHAN yang berbuat salah, tetapi terjadi kerugian seizin TUHAN oleh karena perbuatan bodoh, jadi, jangan diputar balik.
Mari kita lihat ular tedung (kobra)…
Ulangan 32:18 -- Perikop: “Nyanyian Musa”
Nyanyian Musa dimulai dari ayat 1-43, tetapi kita tidak bis mengkuti nyanyian Musa ini secara menyeluruh, kita hanya mengambil penggalan ayat 18 saja.
Ulangan 32:18
(32:18) Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah kaulalaikan, dan telah kaulupakan Allah yang melahirkan engkau.
Inti dari nyanyian Musa adalah; bangsa Israel telah melalaikan dan melupakan Allah yang memperanakkan (melahirkan) mereka = lupa kepada ibu. Ibu adalah gambaran dari seorang gembala yang mengasuh dan merawati anaknya, sebagaimna yang tertulis dalam 1 Tesalonika 2:7 -- Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Jadi, lupa kepada ibu = lupa kepada gembala yang…
Mengasuh dengan ajaran yang baik
Merawat, berarti; memulihkan, menyembuhkan segala yang sakit.
Ulangan 32:24
(32:24) Apabila mereka sudah lemas karena lapar dan merana oleh demam yang membara, dan oleh penyakit sampar, maka Aku akan melepaskan taring binatang buas kepada mereka, dengan racun binatang yang menjalar di dalam debu.
Karena mereka lupa kepada ibu yang melahirkan, akhirnya, keadaan bangsa Israel menjadi:
Lemas karena lapar = tanpa pembukaan Firman Allah
Merana karena demam tinggi oleh karena sampar Corona
Dalam keadaan lemas dan merana, pada saat itulah Israel diserahkan kepada...
Taring binatang buas.
Dari kalimat ini kita sudah mengarahkan pikiran kita kepada binatang buas yang tertulis dalam Wahyu 13 itulah antikris dan nabi-nabi palsu.
Ular berbisa / bisa ular tedung
Jadi saudara, perhatikanlah Firman TUHAN dengan baik, jangan kita mencobai TUHAN. Orang yang mencobai TUHAN; muak kepada manna, Firman Sorgawi, antara lain;
Gandum dari langit
Roti malaikat, disebut juga Firman Penggembalaan / korban sehari-hari.
Akibat mencobai TUHAN, banyak dari antara bangsa Israel dipagut ular tedung seizin TUHAN. Dan itu terjadi setelah mereka lemas (tidak ada pembukaan Firman) dan merana oleh karena demam tinggi (sampar Corona).
Saudara, sebetulnya, tanda kedatangan TUHAN sudah dekat sekali, lalu, kenapa kita harus mencobai TUHAN seperti bangsa Israel di padang gurun?
Jadi sekali lagi saya sampaikan, sesudah lemas; tidak ada lagi Firman, sesudah merana karena demam sampar corona, barulah datang ular tedung yang berbisa. Saya kira, kalau malam ini kita memperoleh satu pengertian dari TUHAN, itu adalah kemurahan. Saudara jangan berpikir, besok masih ada pembukaan, jangan seperti itu. Apa yang kita terima malam ini, itu yang kita konsumsi sekaligus kita nikmati.
Di atas tadi kita sudah melihat, dalam keadaan lemas dan merana, saat itulah bangsa Israel diserahkan kepada binatang buas (antikris) dan ular tedung yang berbisa. Ini adalah gambaran dari suatu bangsa yang tidak berakal budi / akal sehat dan tidak mempunyai pengertian dari Sorga sebagaimana dalam Ulangan 32:28 -- Sebab mereka itu suatu bangsa yang tidak punya pertimbangan, dan tidak ada pengertian pada mereka.
Mazmur 58:2-3 – Perikop: “Terhadap pembesar yang lalim”
(58:2) Sungguhkah kamu memberi keputusan yang adil, hai para penguasa? Apakah kamu hakimi anak-anak manusia dengan jujur? (58:3) Malah sesuai dengan niatmu kamu melakukan kejahatan, tanganmu, menjalankan kekerasan di bumi.
Pembesar / pemimpin yang lalim, satu kali akan menjadi raja atas bumi ini dengan kekerasan 🡪 antikris
Ayat referensi: Matius 20:2, Lukas 22:25.
Mari kita lihat pemimpin yang lalim / antikris…
Mazmur 58:4-5
(58:4) Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat. (58:5) Bisa mereka serupa bisa ular, mereka seperti ular tedung tuli yang menutup telinganya, (58:6) yang tidak mendengarkan suara tukang-tukang serapah atau suara pembaca mantera yang pandai.
Antikris disebut juga orang fasik (angkuh / sombong). Mereka adalah bangsa yang tuli (tidak mendengar TUHAN) = tidak berakal budi / akal sehat dan tidak punya pengertian dari Sorga. Antikris digambarkan seperti ular tedung / kobra berbisa yang mematikan.
Terkait dengan RACUN / BISA ULAR TEDUNG…
Ulangan 32:32-33
(32:32) Sesungguhnya, pohon anggur mereka berasal dari pohon anggur Sodom, dan dari kebun-kebun Gomora; buah anggur mereka adalah buah anggur yang beracun, pahit gugusan-gugusannya. (32:33) Air anggur mereka adalah racun ular, dan bisa ular tedung yang keras ganas.
Sesungguhnya, pohon anggur mereka berasal dari pohon anggur Sodom.
Istilah sodomi datang dari peristiwa di Sodom. Orang-orang (penduduk) Sodom waktu itu masuk ke rumah Lot, lalu meminta supaya orang-orang yang ada di rumah Lot “dipakai” dengan lain kata disodomi.. Tetapi Lot menawarkan kedua puterinya dan membiarkan untuk “dipakai” tetapi mereka menolak.. Padahal yang datang ke rumah Lot itu adalah Malaikat.
Air anggur mereka adalah racun ular, yakni; bisa ular tedung yang keras ganas yang mematikan.
Jadi, yang dimaksud dengan racun dari bisa ular tedung itulah anggur yang berasal dari Sodom dan Gomora, anggur kenajisan percabulan, bukan anggur dari Sorga.
Mari kita lihat…
Wahyu 18:2-3
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci, (18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
Kaya oleh karena kelimpahan hawa nafsu, itulah kenajisan percabulan. Tinggalkan jam-jam ibadah untuk sesuap nasi seperti Esau, itulah kenajisan percabulan -- racun ular tedung -- anggur dari Sodom dan Gomora.
Itulah sebabnya, sering kali saya sampaikan;
Mendirikan mezbah adalah harga mati
Tekun dalam tiga macam ibadah pokok adalah harga mati
Tergembala dengan sungguh-sungguh dalam satu kandang penggembalaan adalah harga mati
Tidak boleh ditawar-tawar oleh siapapun juga termasuk manusia (pimpinan), bahkan pejabat tinggi (pembesar di bumi) atau oleh apapun, baik; pekerjaan, tugas, aktivitas-aktivitas, bisnis yang dikelola. Sebab itu adalah bisa ular yang ganas dan mematikan.
Manusia diciptakan untuk menjadi milik kepunyaan Allah, tetapi binatang yang tidak berakal budi, dilahirkan untuk ditangkap. Jadi nyawa manusia tidak bisa disetarakan dengan nyawa binatang, sebab itu jangan main-main dengan bisa ular tedung (2 Petrus 2:12).
2 Tesalonika 2:9-10 – Perikop: “Kedurhakaan sebelum kedatangan Tuhan”
(2:9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
Kebenaran sejati datang dari salib di Golgota; memenuhkan segala sesuatu termasuk memenuhkan tiga macam ibadah pokok, tetapi ditolak = tidak mengasihi dan tidak menerima, karena lebih suka kepada racun ular tedung.
Akhirnya…
2 Tesalonika 2:11-12
(2:11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, (2:12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.
Yang mati oleh karena racun (bisa) ular tedung → orang-orang yang tidak menerima dan tidak mengasihi kebenaran yang sejati. Prakteknya;
Menolak ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Tidak tergembala dengan sungguh-sungguh
Inilah yang akan kena bisa ular tedung itu, tidak bisa melarikan diri.
Wahyu 13:16-17
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
Kepada semua lapisan masyarakat diberi tanda pada tangan kanan atau pada dahi
Kegunaan tanda itu: supaya bebas menjual dan membeli = mabuk anggur hawa nafsu percabulan Babel = bermain - main dengan bisa ular tedung.
Pendeknya, roh antikris adalah roh jual beli, inilah anggur Babel, anggur dari Sodom dan Gomora, racun / bis yang mematikan.
Kita bandingkan dengan…
Wahyu 20:4
(20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
Menolak air anggur dari Babel; akan hidup, walaupun ia mati.
Jadi, sangkal diri dan pikul salib = rela kehilangan nyawa / tidak mempertahankan nyawa / tidak mempertahankn kenajisan percabulan; akan hidup, walaupun raganya sudah mati.
Wahyu 13:18
(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Untuk mengantisipasi masa yang akan datang yang terpenting adalah hikmat, bukan uang yang dikumpulkan oleh orang-orang yang sedang dikuasi oleh kenajisan percabulan.
JALAN KELUAR
1 Raja-raja 3:9-12 - Perikop: “Doa Salomo memohon hikmat”
(3:9) Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" (3:10) Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. (3:11) Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, (3:12) maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.
Salomo memiliki hikmat dari Sorga. Kegunaan hikmat:
Dapat membedakan antara yang baik dengan yang tidak baik
Dapat mengambil keputusan yang bijaksana
1 Raja-raja 3:13
(3:13) Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan; yang terpenting adalah hikmat bukan kekayaan, bukan soal ini dan itu. Cari dahulu kerajaan Sorga, miliki dulu hikmat, maka semuanya akan ditambahkan.
Jadi, dengan hikmat, kita …
Dapat membedakan antara yang baik dengan yang tidak baik
Dapat mengambil keputusan yang bijaksana
Sebagaimana dalam…
Wahyu 13:18
(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Dengan hikmat kita bisa menghitung bilangan binatang (bilangan antikris) yang digunakan sebagai cap meterai di tangan kanan atau di dahi, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia.
Manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh dan bilangannya adalah 666 itulah…
Angka 6 pertama tubuh dikuasai daging
Angka 6 ketiga jiwa dikuasai daging
Angka 6 ketiga roh dikuasai oleh daging
Jadi, semuanya sudah dikuasai oleh daging. Tetapi oleh hikmat TUHAN kita dapat menghitung bilangan binatang itu.
Saudara, makanan adalah untuk perut, tetapi kebutuhan (makanan rohani) juga ada itulah Firman Allah. Mana yang harus kita dahulukan? Itulah pentingnya hikmat dari Sorga.
Amsal 8:10-13
(8:10) Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan. (8:11) Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apa pun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya. (8:12) Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan. (8:13) Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Orang yang takut TUHAN adalah hidup dalam doa penyembahan. Ini juga merupakan penyembahan kita malam ini.
Saudara, kita bersyukur kepada TUHAN, oleh karena didikan salib kita memiliki hikmat dan hikmat itu lebih berharga dari emas, perak, batu permata. Tidak ada yang sama dengan hikmat, apapun yang dimiliki orang lain. Apapun yang dimiliki orang di dunia ini tidak ada yang bisa menyamai hikmat.
Akhirnya, takut akan TUHAN adalah benci kejahatan. Itu sebabnya kita langsung menyerah kepada TUHAN di kaki salib-Nya itulah doa penyembahan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment