KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, June 2, 2025

IBADAH RAYA MINGGU, 25 MEI 2025

 


IBADAH RAYA MINGGU, 25 MEI 2025

 

WAHYU PASAL 19

(Seri 6)

 

Tema: JANGAN MENGINGINKAN PERCERAIAN

 

Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmatNya kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, sehingga kita datang menghadap TUHAN lewat ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh. Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN bapak/ibu saudara/saudari yang terkasih dalam kasih Kristus yang turut bergabung lewat online atau live streaming atau video internet baik dari YouTube, Facebook, atau media sosial lainnya yang dapat digunakan, kiranya damai sejahtera dari Sorga turun memenuhi kehidupan kita, ada di antara kita, dan sekaligus memberi suatu sukacita dan bahagia saat kita duduk diam menikmati sabda Allah.

 

Selanjutnya mari kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk  Ibadah Raya Minggu.

Kita diberkati oleh TUHAN dari Wahyu 19:1-5, dan pada minggu lalu adala pemberitaan yang terakhir, kurang lebih lima sesi. Tentu  kita mendapat satu pemahaman yang baru dari TUHAN, dan pemahaman ini cukup berarti bagi kita, sehingga kita dapat mengerti rencana TUHAN dan apa yang menjadi kehendak TUHAN sebab pada Wahyu 19:1-5 terdapat kata HALELUYA sebanyak tiga kali dan semua mengandung makna.

Kiranya apa yang sudah kita terima dari TUHAN kita pertahankan atau lain kata berpegang  teguh, lalu disimpan di dalam hati. Model penyimpannanya dijaga seperti menjaga biji mata, hanya dengan itu satu-satunya cara kita sanggup menghadapi dua perempuan yang ada di kitab Wahyu, dan tidak mencemarkan diri dengan ajaran dua perempuan itulah Izebel gambaran dari nabi-nabi palsu, yang memang perkataanya sangat licin, perempuan yang kedua itulah perempuan Babel dengan segala kenajisan percabulannya.

 

Kita sudah melihat dan menyaksikan bersama-sama betapa Izebel rohani begitu banyak bermunculan sekarang ini dimana-mana, bukan saja di dalam rumah TUHAN, tetapi lewat media sosial begitu gencarnya dan semua mengkelaim dan menyatakan dirinya sebagai yang paling terbaik, paling benar dan paling suci. Tetapi kita harus mengukur segala sesatunya dengan pola kerajaan Sorga, sehingga kita mampu menghadapi segala sesuatu.

 

Arah dari perkembangan dari revolusi ini sudah mengarah kepada kenajisan percabulan. Dan semua kegiatan mengarah kepada satu pemerintahan itulah pemerintahan tunggal yang akan memerintah seantero dunia, dan kita harus berjaga-jaga, berhati-hati. Kalau Daud saja berhati-hati, berjuang menghadapi orang yang tidak bersunat dan anjing-anjing, maka pelajaran itu juga yang harus kita pegang, kita simpan dalam hati dalam model menyimpannya seperti menjaga biji mata, tidak akan dibiarkan sesuatu untuk masuk dalam mata sebagai ganjalan-ganjalan hidup rohani kita ke depan. Dan TUHAN pasti tolong kita sekaliannya.

 

Oleh karena kemurahan TUHAN kita semua telah mengerjakan satu pekerjaan yang mulia, itulah Paskah PPT (Pengajaran Pembangunan Tabernakel) yang dilaksanakan pada tanggal 21-22, selama dua hari; hari Rabu dan hari Kamis, tiga kali pemberitaan firman Allah. Kita melayani, kita mengerjakan pekerjaan TUHAN dengan sungguh-sungguh. Saya kira hamba-hamba TUHAN mendapatkan satu lawatan dari TUHAN terkait dengan perlengkapan senjata yang digunakan oleh Daud untuk menghadapi Goliat rohani disebut juga si kulit khatan, orang yang tidak bersunat, disebut juga anjing-anjing dan orang Filistin.

 

Orang yang tidak bersunat adalah orang yang keras hati, orang yang tidak bersunat adalah orang yang berkepala batu, tegar tengkuk dan sukar diarahkan, mereka inilah yang menjadi cikal bakal antikris, sesuai dengan firman Allah yang dibukakan. Maka oleh sebab itu biarlah kiranya kita lebih sungguh-sungguh lagi sekarang ini untuk menyerahkan diri dengan mengabaikan harga diri, mengabaikan segala kepentingan diri, mengabaikan hawa nafsu daging dan kepentingan-kepentingan daging yang jahat. Biarlah hati TUHAN disenangkan, nama TUHAN dipermuliakan.

 

Yang pasti, setiap jerih payah tidak menjadi sia-sia, sebagaimana dalam 1 Korintus 15:58:  Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia, semua tercatat dalam kitab kehidupan Anak Domba. Kiranya TUHAN memberkati dan membalaskan segala jerih payah lewat pekerjaan-pekerjaan yang TUHAN percayakan ini.

 

Pada Wahyu 19 terdapat dua perikop, YANG PERTAMA: Wahyu 19:1-5, Perikop: Nyanyian atas jatuhnya Babel. Semuanya itu sudah diterangkan dengan tuntas.

Sekarang kita akan masuk pada PERIKOP YANG KEDUA: Wahyu 19:6-10, Perikop: Perjamuan kawin Anak Domba atau disebut juga pesta kawin Anak Domba.

Perlu untuk diketahui; Perjamuan kawin Anak domba (pesta kawin Anak Domba) adalah sasaran akhir dari perjalanan rohani gereja TUHAN di atas muka bumi ini, suatu perjalanan yang amat panjang, bahkan Alkitab mencatat berabad-abad lamanya. Namun sebelum kita melihat penjelasan tentang berabad-abad ini, maka terkait dengan perjamuan kawin Anak Domba terlebih dahulu hubungkan dengan injil Matius 19.

 

Matius 19:3 – Perikop: “Perceraian”

(19:3) Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"

 

Orang-orang Farisi mencobai Yesus dengan satu pertanyaan: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"

 

Jawaban Yesus kepada orang-orang Farisi …

Matius 19:4

(19:4) Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?

 

Mula-mula TUHAN Yesus mengingatkan orang-orang Farisi bahwasanya: TUHANlah yang menciptakan manusia yakni; laki-laki dan perempuan. Itu berarti; manusia harus memuja TUHAN Sang khalik (sang pencipta) lewat ibadah (doa penyembahan)

Istilah lain dari ibadah ialah: Berbakti kepada TUHAN. Di bumi ini juga ada istilah bakti sosial disingkat Baksos, baik di tingkat RT, di tingkat lurah, di tingkat kecamatan dan tingkat selanjutnya. Ada juga baksos di tempat-tempat kegiatan atau aktivitas pekerjaan di bumi ini, tetapi semua itu mengarah kepada yang lahiriah. Kalau kita bisa mengadakan Baksos,  semestinya kita juga harus bisa berbakti kepada TUHAN, karena Dialah yang menciptakan manusia, baik laki-laki maupun perempuan.  

 

Demikian juga mempersiapkan 17 Agustus itu benar dan baik, tetapi, kalau hal itu bisa kita kerjakan, lebih lagi hal yang rohani; berbakti kepada TUHAN, supaya manusia daging menjadi manusia rohani. Jangan melulu memikirkan soal perceraian, jangan melulu memikirkan perpisahan; jauh dari TUHAN; jauh dari jam-jam ibadah.

Maka kita diingatkan bahwa TUHAN yang menciptakan manusia, supaya kalau kita ingat itu kita pasti memuja TUHAN; berbakti kepada TUHAN,  supaya jangan memikirkan perceraian (perpisahan/jauh dari TUHAN).

Namun kenyataannya orang Farisi adalah pemimpin-pemimpin rohani, tapi kenyataanya di dalam pikiran seorang pemimpin yang ada hanyalah perceraian/perpisahan; jauh dari TUHAN. Jangan itu tertulis dalam pemikiran kita saudara. Sakit sedikit; pilek sedikit, lawan saja dengan iman, nanti penyakit akan bergeser dari kehidupan kita, walau sebesar apapun penyakit itu.

 

Biarlah kita berbakti, beribadah kepada TUHAN sampai kepada puncak ibadah. Kita akan lihat puncak ibadah….

Matius 4:8-9

(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku."

 

Puncak ibadah dari setan tritunggal adalah kerajaan dunia dengan segala kemewahan, dengan segala kemegahan dan segala keindahan-keindahan di dalamnya.

Kita bandingkan dengan puncak ibadah dari Sorga dari TUHAN…

 

Matius 4:10

(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

 

Singkat kata, hanya kepada TUHAN saja kita berbakti.

Tidak salah mengadakan bakti sosial di bumi ini, tapi kalau kita bisa bakti sosial di bumi, lebih lagi berbakti kepada TUHAN. Itu sebabnya disini dikatakan: Hanya kepada TUHAN saja kita berbakti, sebab Dia adalah Sang Khalik (pencipta), artinya; yang menciptakan langit bumi dan segala isinya, termasuk manusia.

Adapun Puncak kebaktian adalah DOA PENYEMBAHAN. Jadi hanya kepada Dia saja kita berbakti sampai kepada puncak kebaktian, yaitu; doa penyembahan.

 

Jadi dari jawaban TUHAN secara tidak langsung memberitahukan kepada orang Farisi bahwa TUHAN yang menciptakan manusia, artinya ibadah kita harus sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan, jangan kita mempertahankan nyawa seperti istri Lot. Barangsiapa mempertahankan nyawa maka ia akan kehilangan nyawa. Untuk apa kita pertahankan nyawa, untuk apa kita memperoleh seisi dunia, tapi kehilangan nyawa. Pilih mana? tentukan pilihan dengan mantap dan bijaksana, supaya ke depan hidup kita bahagia bersama dengan TUHAN selama-lamanya di dalam kerajaan Sorga.

 

Kita kembali membaca…

Matius 19:5

(19:5) Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

 

Demi terwujudnya nikah-nikah di bumi ini, maka syaratnya; laki-laki harus meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Kalau sudah bersatu, keduanya menjadi SATU DAGING, bukan lagi dua.

 

Soal meninggalkan ayah dan ibu, rupanya contoh itu sudah TUHAN berikan kepada kita, itulah firman yang diajarkan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi….

Filipi 2:5

(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

 

Perlu untuk diperhatikan dengan sungguh-sungguh; Hidup bersama dalam rumah tangga suami istri harus menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yaitu; melepaskan reputasi, antara lain;

-          Meninggalkan rumah-Nya.

-          Meninggalkan Bapa-Nya di Sorga.

Sehingga demikian Ia turun ke bumi dan menjadi manusia, lalu menderita sengsara dan, mati di kayu salib.

Pendeknya, salib Kristus adalah sarana pemersatu, tidak ada cara lain. Tidak usa ikuti metode-metode, ajaran-ajaran

sana ajaran sini, sederhana saja, tulus-tulus saja beribadah. Banyak kali saya lihat dengan cara-cara metode begini, metode begitu, seminar sana, seminar sini, tapi mutar-mutar seperti bangsa Israel, melelahkan saja. Padahal sederhana saja dalam beribadah, tulus-tulus saja; sangkal diri, pikul salib, sebagai sarana pemersatu, tidak ada cara lain. Jangan ikuti cara-cara pemberitaan yang lain, supaya jangan mendua hati, tidak dapat apa-apa nanti, sasaran akhir tidak dapat.

 

Jadi salib adalah sarana pemersatu sehingga nanti laki-laki dan perempuan bersatu.

1 + 1 = 2, tetapi oleh karena salib di Golgota 1+1= 1. Singkat kata, bersatu = diberkati oleh TUHAN, itu namanya berkat bersama; tidak ada istilah uang suami, tidak ada istilah uang istri. Jadi bersatu sama artinya diberkati oleh TUHAN dan berkat itu disebut berkat bersama, tidak ada istilah berkat atau gaji suami, atau berkat atau gaji istri.

 

Matius 19:6-5

(19:5) Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. (19:6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

 

Tadi sarana yang dipergunakan oleh TUHAN untuk mempersatukan laki-laki dan perempuan adalah salib di Golgota, sehingga apa yang telah dipersatukan oleh TUHAN, tidak boleh diceraikan (dipisahkan) oleh manusia.

Kalau pikiran hanya "perceraian" berarti itu pemikiran orang Farisi; penuh kemunafikan; tidak menghargai salib di Golgota, sebagai alat pemersatu. Lihatlah orang yang datang beribadah kepada TUHAN tanpa salib di dahi, ibadah itu hanya ibadah daging-daging, yang dicari adalah bagaimana ibadah itu meriah-meriah dalam bentuk daging, itu-itu aja.

Kalau ibadah itu dalam bentuk kemeriahan; sifatnya memuaskan daging, sampai lupa diri lonjak sana dan sini, dari muka ke belakang, dari belakang maju lagi ke depan sambil berlonjak-lonjak,  akhirnya ibadah itu tidak tertib.

Jadi kita harus bisa memembedakan mana kepuasan yang datang dari TUHAN mana kepuasan datang dari daging. Kadang orang tidak bisa membedakan antara mabuk anggur dari Sorga dan mabuk anggur dari Babel (gereja palsu).

 

Efesus 1:22-23

(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

 

Kristus adalah Kepala disebut juga suami. Sedangkan jemaat adalah tubuh, berarti istri.

Pendeknya tubuh dan kepala tidak boleh berpisah.

 

Tubuh (jemaat) adalah kepenuhan Kristus, memenuhi semua dan memenuhi segala sesuatu, sehingga; bila tubuh tanpa kepala maka;

a. Jemaat binasa selama-lamanya.

b. Jemaat tidak mencapai hidup kekal

Dari sini kita bisa melihat betapa suci dan sakralnya nikah, betapa mulainya nikah ini.

 

Tapi sangat disayangkan, banyak orang kristen dalam pemikirannya (di dahinya) huruf  “T”, dalam pemikirannya bukan salib yang sifatnya pemersatu, dalam pemikiranya hanyalah soal perceraian, soal perpisahan, soal bagaimana menjauhkan diri dari Kristus kepala, jauh dari ibadah-ibadah, itu saja dalam pemikirannya, akhirnya penuh kemunafikan seperti orang-orang farisi, nampak baik di luar, tetapi di dalamnya penuh dengan kejahatan.

 

Efesus 5:32-33

(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. (5:33) Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

 

Hubungan antara Kristus dengan jemaat adalah hubungan dalam nikah suci yang dilandasi oleh KASIH.

Pendeknya, dasar dari nikah adalah KASIH. Dan gereja TUHAN harus menghormati nikah dengan ketundukan dan taat seperti Sarah kepada Abraham, sampai-sampai akhirnya Sarah menyebut Abraham itu tuanya. Memang kita harus menjadi hamba TUHAN, memang kita harus menjadi hamba kasih, memang kita harus menjadi hamba kebenaran firman, memang kita harus menjadi hamba dari Roh Allah yang suci. Kalau kita hamba, kita taat dan mengakui Allah Trinitas yaitu TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gerjea Mempelai Pria Sorga.

 

1 Korintus 13:8a – Perikop: “Kasih”

(13:8) Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.

 

Pengetahuan kita tidak cukup membawa kita masuk ke dalam kerajaan Sorga. Sebab, nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, tetapi hanya satu yang tidak akan berakhir (tidak berhenti), yaitu; KASIH. Itulah sebabnya dasar nikah adalah kasih. Jadi nikah-nikah di bumi harus dibawa sampai kepada nikah yang rohani (pesta kawin Anak domba).

 

Jadi sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; biarlah di dahi kita ada huruf  T, itu berbicara soal kasih, supaya di dahi ini tidak lagi memikirkan soal perceraian, perpisahan,  dan jauh dari kasih TUHAN, jangan jauh dari ibadah-ibadah.

Dengan demikian, kasih tidak berkesudahan.

 

Kalau di dahi tidak ada huruf T maka di dahi ada perceraian; manusia hidupnya seperti binatang.

Ayam dia akan dekat dengan betina-betina dan tidak ada di situ percekcokan, tidak ada istilah cemburu di situ.

Tetapi kita bukan binatang, kita punya akal, itu sebabnya dasar nikah adalah kasih; tidak berkesudahan.

Saya bersyukur nikah kita dikuatkan oleh TUHAN, nikah kita semua diberkati. Dahulu bisa saja diantara kita berpisah, tapi sekarang pertolongan TUHAN membela kita semua, itulah kemurhan TUHAN bagi kita semua.

Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; dasar dari nikah adalah kasih yang keluar dari salib Kristus di Golgota. Hal itu akan buktikan di dalam Kolose 1:24-26

 

Kolose 1:24-26

(1:24) Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. (1:25) Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, (1:26) yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.

 

Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.

TUHAN sudah naik ke Sorga, sementara berita tentang salib belum sampai kepada jemaat di Kolose, bukan berarti sengsara salib belum sempurna -- sudah sempurna -- , atau bukan Rasul Paulus lebih sempurna dari penderitaan Kristus, bukan begitu. Yesus yang menderita sengsara  mati di kayu salib sudah naik, tetapi berita tentang salib Kristus yang di bukit Golgota belum sampai ke Asia Kecil, belum sampai kepada jemaat di Kolose, apalagi kepada bangsa Indonesia, maka itu sebabnya disini dikatakan: apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya yang ada di Asia kecil, jemaat di Kolose, termasuk GPT BETANIA, bangsa Indonesia.

 

Paulus telah membawa berita salib itu kepada jemaat-jemaat di Asia kecil, termasuk kepada kita bangsa Indonesia ini, itulah yang dimaksud dengan rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad, dari keturunan ke keturunan, tetapi sekarang sudah dinyatakan kepada kita semua.  Sekarang rahasia itu, yaitu pengjaran salib sudah dinyatakan kepada orang-orang kudusnya, itu sebabnya orang-orang kudusNya (sangkal diri, mau memikul salib, mau mengikut TUHAN), tidak lagi menympang ke kiri dan ke kanan .

Kolose 1:27-28

(1:27) Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! (1:28) Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.

 

Berita salib adalah nasihat dan hikmat Allah. Malam ini kita menerima nasihat lewat berita salib, dan itu merupakan kekuatan Allah dan hikmat Allah.  Kuasanya; memimpin gereja TUHAN sampai kesempurnaan dalam Kristus Yesus.

Gereja TUHAN yang sempurna disebut dengan sidang mempelai wanita TUHAN -- bercahaya kemuliaan Allah--

Tidak bisa disangkali, semakin suci maka semakin bercahaya, bukan saja wajahnya, tetapi perbuatannya akan semakin bercahaya. Berbeda dengan orang yang jauh dari kesucian, wajahnya suram, biar kulitnya putih. Tapi Sulamit, dia suci, dia rela berkorban untuk saudara-saudaranya, dan ia cantik.

 

Kidung Agung 1:5-6

(1:5) Memang hitam aku, tetapi cantik, hai puteri-puteri Yerusalem, seperti kemah orang Kedar, seperti tirai-tirai orang Salma. (1:6) Janganlah kamu perhatikan bahwa aku hitam, karena terik matahari membakar aku. Putera-putera ibuku marah kepadaku, aku dijadikan mereka penjaga kebun-kebun anggur; kebun anggurku sendiri tak kujaga.

 

Cantik itu berarti elok, gambaran dari gereja TUHAN yang sempurna (anggota tubuh yang berbeda sudah bersatu;), kemudian bercahaya kemuliaan Allah. Semakin suci pasti semakin bercahaya. Kalau seseorang kulitnya putih, tapi tidak suci tidak bercahaya. Sebaliknya, orang sekalipun kulitnya hitam kalau suci; pasti bercahaya, cahaya itu yang menerangi orang yang disekirtanya. Jadi cahaya itu bukan hanya diwajahnya, tetapi cahaya dalam perbuatannya akan menerangi setiap orang disekitarnya, tidak membiarkan dalam pembodohan-pembodohan, oleh karena kemunafikannya. Itu sebabnya kalau TUHAN sampai hari ini menyatakan ketulusan kasihNya, semestinya kita bersyukur diberi pengertian-pengertian karena TUHAN tidak biarkan kita dalam kebodohan, sinar kasihNya lah yang menerangi kehidupan kita sekaliannya pribadi lepas pribadi. Dan TUHAN sudah memperhadapkan wajahNya.

 

TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;  TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

 

Pertanyaan orang Farisi berikutnya.

Matius 19:7

(19:7) Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"

 

Pertanyaan KEDUA dari orang Farisi kepada Yesus untuk mencobai TUHAN;  apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika laki-laki menceraikan isterinya?"

 

Kita lihat jawaban TUHAN…

Matius 19:8

(19:8) Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.

 

Sesungguhnya dari sejak semula TUHAN tidak menginginkan perpisahan / perceraian. Apa yang sudah dipersatukan oleh TUHAN tidak boleh dipisahkan (diceraikan) oleh siapapun, kecuali maut.

Pendeknya, perceraian itu terjadi karena KETEGARAN HATI, keras hati, tegar tengkuk. tidak mau tunduk.

 

Memang landasan nikah adalah kasih, sebab itu gereja TUHAN, (tubuh Kristus) harus menghormati, harus tunduk dan taat kepada Kristus sebagai kepala, tidak boleh tegar hati, tidak boleh keras hati, tegar tengkuk.

 

Matius 19:9

(19:9) Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."

 

Baik laki-laki (suami) atau perempuan (isteri) tidak boleh berzinah dengan lain kata; tidak boleh memikirkan perceraian, oleh sebab itu, jangan tegar tengkuk (tegar hati).

 

1 Korintus 6:16-17

(6:16) Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging." (6:17) Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.

 

Mengikatkan diri dengan perempuan cabul, maka keduanya menjadi satu tubuh dengan dia. Dan pada akhirnya hal itu bisa terjadi dan terbukti di dalam Wahyu 18;3

 

Wahyu 18:3

(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan raja-raja di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."

 

Golongan yang mabuk anggur dari perempuan cabul adalah; semua bangsa, raja-raja, pedagang-pedagang di bumi, tanpa terkecuali untuk meraup keuntungan, menjadi kaya tetapi karena kelimpahan hawa nafsu, mabuk anggur perempuan cabul, kenapa? karena di dahi mereka tidak ada huruf  T; salib di Golgota sebagai sarana pemersatu,  di dahi mereka tertulis perceraian perpisahan (jauh dari TUHAN) lalu hal itu diizinkan TUHAN dan menjadi kaya, tapi oleh kelimpahan hawa nafsu.

 

Jadi ingatlah; sasaran akhir dari perjalanan rohani gereja TUHAN di atas muka bumi ini adalah perjamuan kawin Anak Domba ini perjalanan yang sangat panjang dari abad ke abad dari turunan ke keturunan. Tetapi puji TUHAN, walaupun berabad-abad, dari turunan ke turunan, namun pada akhirnya berlabuh juga di dalam hati kita, itulah perjalanan Yesus sebagai hamba, digambarkan seperti kapal yang sedang berlayar di tengah lautan, mencari sah bandar atau pelabuhan hati kita supaya segala muatan, segala sesuatu yang berharga di dalam kapal itu dilabuhkan di dalam hati kita masing-masing, karena TUHAN adalah berkat  rohani dari Sorga, sebagaimana yang dituliskan dalam Efesus 1:3: Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.

 

Dialah hamba TUHAN; kapal yang berlayar di tengah lautan mencari (pelabuhan) hati kita masing-masing, dan sekarang kita sudah menerima berkat rohani dari Sorga dipindahkan; dilabuhkan di hati kita, termasuk Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernekel, sudah dilabuhkan di hati kita, memimpin kita masuk dalam kegerakan yang besar; pesta kawin Anak Domba, ini yang harus diberitakan. Tetapi sangat disayangkan banyak ibadah-ibadah di bumi ini sibuk dengan berita-berita yang lain, disebutlah itu berita lokal. Seharusnya keluar dari berita lokal, seharusnya sibuk dengan berita kerajan Sorga. Sebab itu perhatikanlah semuanya ini, jangan lagi bermasa bodoh, biarlah salib di Golgota ditancapkan di hati dan pikian kita, itulah huruf  T di dahi, supaya kita jangan dirusak seperti empat malaikat nanti merusak bumi, laut, dan pohon-pohonan, tetapi tanda T di dahi sebagai materai dari Allah yang hidup akan dipelihara, tidak dirusak.

 

Sebaliknya, siapa yang mengikatkan diri dengan TUHAN menjadi satu Roh dengan TUHAN.

Jadi sudah seharusnya kita di waktu-waktu terakhir ini disebut juga petang hari ada dalam keadaan mabuk anggur dari Sorga; mengikatkan diri pada TUHAN; menjadi satu Roh dengan TUHAN, jangan mabuk anggur  hawa nafsu perempuan Babel.

 

Setelah mendengar Yesus menjawab pertanyaan pertama dan pertanyaan kedua dari orang-orang Farisi dan orang-orang munafik; namun dalam keadaan mencobai TUHAN, apa reaksi murid-murid …

 

Matius 19:10

(19:10) Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin."

 

Melihat betapa terpenjaranya daging dan keinginannya dengan lain kata; daging tidak mempunyai kebebasan, akhirnya murid-murid berkata: “lebih baik jangan kawin." Padahal sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan; perjalanan panjang dari Abad ke Abad, dari keturunan keturunan  di atas muka bumi ini adalah perjamuan malam pesta kawin Anak Domba, bukan soal yang lahiryah, bukan soal berkat-kebrkatan, bukan soal berhasil keberhasilan, bukan orang top, orang terkenal cendikiawan, bukan soal itu, tetapi soal bagaimana supaya ibadah ini dilabuhkan sampai pada Pesta nikah Anak Domba.

 

Disini kita melihat murid-murid berkata; "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri begitu sakralnya, betapa mulianya, betapa ketatnya kesucian itu lebih baik jangan kawin." Ini adalah kebodohan sebab sasaran akhir dari ibadah pesta kawin Anak Domba. Murid tapi bodoh juga pemikirannya.

 

Matius 19:11

(19:11) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja.

 

Singkat kata; Tidak semua orang mengerti perkataan TUHAN, hanya mereka yang dikaruniai saja, atau istilah lain; tidak semua orang mengerti soal Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernekel, hanya mereka yang dikarunia saja.

 

Kita tau Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel adalah Pola kerajaan Sorga membawa kita masuk dalam kerajaan Sorga, membawa kita masuk dalam perjamuan malam pesta kawin Anak Domba, tidak semua orang mengerti itu, hanya mereka yang dikarunia saja.

 

Saya menyampaikan kitab Kejadian ayat yang sama, hamba TUHAN bisa saja menyampaikan kitab Kejadian dengan ayat yang sama,  tetapi pengertiannya; ada yang dikarunia 100 kali lipat, 60 kali lipat, 30 kali lipat. Saya tidak katakan beda, ini soal karunia.

 

Matius 13:11-12

(13:11) Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. (13:12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (13:13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.

 

Jadi kalau kita bisa melihat wujud dari Pola kerajaan Sorga itulah Pengajaran Tabernakel dan kita sudah mendengar dan mengerti kabar mempelai, itu karena kemurahan TUHAN; TUHAN berkasih karunia kepada siapa Ia berkasih karunia.

 

Ada dua Rahasia kerajaan Sorga:

1.      Rahasia ibadah, muaranya; doa penyembahan.

Ayat referensi: 1 Timotius 3:16:  Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."

2.      Rahasia nikah.

Ayat referensi: Efesus 2:32-33: Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Itu sebabnya ada juga istilah sebutan ibadah, antara lain:

-          Ibadah yang murni; mengunjungi janda-janda, yatim piatu supaya mereka mempunyai kepala.

-      Sementara ibadah sejati kaitannya adalah doa penyembahan (puncak ibadah). Itulah yang saya sebut tadi; semua membaca ayat ini, tetapi soal pengertian berbeda-beda. Ini bukan soal siapa yang hebat, tidak ada yang hebat, ini soal; TUHAN berkasih karunia kepada siapa Ia berkasih karunia.

 

Matius 19:11

(19:11) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja.

 

Kepada kita dikaruniakan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, berkuasa membawa Gereja TUHAN kepada dua klimaks:

1.      Penyembahan.

2.      Pesta nikah.

 

Sepuluh hukum tertulis pada dua loh batu sangat familiar bagi gereja TUHAN, padahal kisahnya hanya satu pasal saja, tetapi soal pengajaran Tabernekel; itu kisahnya dari Keluaran pasal 25 sampai pasal 40 begitu panjangnya kisah itu diceritakan, tetapi banyak gereja tidak mengerti itu.

Tidak mungkin kita hanya menerima dua loh batu yang berisikan sepuluh hukum; disebut kabar mempelai  tanpa Pengajaran Tabernakel, diletakan dimana Pengajran Mempelai?  atau tidak mungkin kita hanya berbicara soal Pengajaran Tabernakel, tanpa kabar mempelai,  untuk apa tubuh ini tanpa kabar mempelai, untuk apa tubuh ini tanpa pesta nikah anak domba, sudah dari sejak semula TUHAN menciptakan manusia, itu yang saya maksud dari tadi.

 

Matius 19:12

(19:12) Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."

 

Ada orang tidak menikah karena;

1.      Dilahirkan demikian.

2.      Karena orang lain / karena tersakiti.

3.      Karena kemauannya sendiri terkait kerajaan Sorga.

 

Mungkin kita tidak menikah secara jasmani, karena kita mengkhususkan diri terkait dengan perjamuan malam pesta kawin Anak domba. Itu sebabnya TUHAN berkata kembali: Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."

Itu sebanya berkali-kali saya sampaikan bahwa kerajaa Sorga itu tidak sempit, tidak sesempit pola pikir manusia, kerajaan Sorga itu terlalu luas untuk direnungkan, itu sebabnya TUHAN berkata siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti. Maka kita yang sudah mengerti tentang kerajaan Sorga didalamnya ada dua rahasia, karena kita digembalakan (dipimpin) oleh geraknya Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, amin.

 

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment