KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, March 10, 2021

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 02 MARET 2021


 
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 02 MARET 2021
 
KITAB KOLOSE
(Seri: 133)
 
Subtema: HEALING OF GOD
 
Segala puji hormat hanya bagi Dia, Pribadi dalam kekekalan, yang sedamh menyoroti ibadah kita sampai pada hari ini.
TUHAN adalah Pribadi yang penuh belas kasihan; Dia adalah Allah yang tidak pernah meninggalkan kita masing-masing. Dia sangat mengerti segala pergumulan-pergumulan kita masing-masing.
Selanjutnya, saya tidak lupa menyapa sidang jemaat yang tidak bisa hadir tatap muka dalam ibadah ini, yang mengikuti pemberitaan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, maupun sidang jemaat di Bandung dan di Malaysia,  bahkan seluruh umat TUHAN yang tekun untuk memberikan dirinya digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam maupun di luar negeri; Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita masing-masing.
Mari kita memohon kemurahan TUHAN, supaya kiranya firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita, sehingga nyata bahwa kita betul-betul menikmati pelayanan Roh, bukan ibadah yang dijalankan secara Taurat (lahiriah).
 
Kita akan memperhatikan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, yaitu surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose 3.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
 
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Nasihat Firman Allah ditujukan langsung kepada suami-suami, supaya setiap suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Oleh sebab itu, nasihat yang suci ini harus diterima oleh seorang suami dengan hati yang terbuka lebar-lebar, disertai dengan kerendahan hatinya, sekalipun seorang suami adalah kepala atau pemimpin dalam hubungan nikah rumah tangganya.
 
Kemudian, kita akan melihat lebih rinci tentang seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya, dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus 5, dengan perikop: “Kasih Kristus adalah dasar hidup suami isteri”.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana: Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
 
Seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya, dibagi dalam 2 (dua) bagian:
YANG PERTAMA pada ayat 25-27: Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.
Seorang suami mengasihi isterinya, sama seperti Kristus mengasihi jemaat, dan telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat. Tujuannya adalah untuk menguduskan sidang jemaat dengan air dan firman, dengan demikian; Kristus menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, pendeknya; supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
 
YANG KEDUA, pada ayat 28-29: Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Seorang suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri. Pendeknya: Siapa yang mengasihi isterinya = mengasihi dirinya sendiri. Mengapa demikian? Jawabannya akan kita temukan pada ayat 31.
 
Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
 
Antara suami dengan isterinya sudah menjadi satu daging oleh karena salib di Golgota. Sebab, pada ayat 31 ini dikatakan: laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya. Jelas hal ini berbicara tentang salib di Golgota.
Sebagaimana Yesus sendiri sebagai Anak Allah, Ia telah meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya sendiri, yakni:
-          Ia telah meninggalkan Bapa-Nya.
-          Ia telah meninggalkan rumah-Nya di Sorga.
-          Ia telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya. 
Semuanya itu dituliskan di dalam Filipi 2:5-7, dengan satu tujuan yang mulia; supaya Kristus, yang adalah Kepala, menyatu dengan sidang jemaat, yang adalah tubuh-Nya.
Jadi, kalau Yesus turun ke dunia ini dan mati di kayu salib, itu supaya antara Kepala dengan tubuh menyatu, antara Kristus -- sebagai Kepala dan suami -- menyatu dengan sidang jemaat -- yang adalah tubuh-Nya dan isteri-Nya sendiri --.
 
Jadi, antara suami dengan isteri sudah menjadi satu oleh salib di Golgota; suami harus tahu akan hal ini, isteri juga harus tahu, pemuda/pemudi juga harus tahu akan hal ini, supaya ibadah kita benar, pikiran dan hati kita lurus tertuju kepada perkara di sorga, perkara di atas.
 
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
 
Bukti seorang suami mengasihi isterinya, pada bagian yang kedua ini dikatakan, bahwasanya; seorang suami mengasuh dan merawati isterinya, sama seperti Kristus terhadap sidang jemaat.
 
Hal yang senada tentang mengasuh dan merawati, kita akan lebih dalam mempelajarinya di dalam 1 Tesalonika 2:7.
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
 
Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat di Tesalonika, sama seperti seorang ibu terhadap anaknya.
Ibu à Hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala sidang, atau pemimpin sidang jemaat. Adapun tugas dari seorang gembala sidang adalah:
1.      Mengasuh hidup rohani dari sidang jemaat.
2.      Merawati hidup rohani dari sidang jemaat.
 
Tentang: MENGASUH.
Hal ini telah disampaikan dalam beberapa seri pemberitaan Firman TUHAN. Dan yang terakhir adalah pada minggu yang lalu. Kiranya, pemberitaan Firman TUHAN, atau penjelasan Firman tentang hal mengasuh, kiranya hal itu betul-betul menjadi berkat yang besar bagi kita, supaya betul-betul firman itu menjadi daging, betul-betul firman itu menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari. Itu artinya, pemberitaan firman berikutnya pun akan kita hargai lebih dari hari-hari yang lalu.
 
Diasuh, berarti; seorang anak menerima didikan dari seorang ibu yang bertanggung jawab. Sebaliknya, seorang anak berhak untuk mendapatkan hak asuh dari ibunya; maka, seorang ibu harus bertanggung jawab mengasuh anaknya.
Contohnya: Musa diasuh oleh puteri Firaun, ia dididik dengan segala hikmat orang Mesir. Berarti, diasuh = menerima didikan langsung dari TUHAN, menunjukkan bahwa; ibadah dan pelayanan yang dihubungkan langsung dari salib. Itu merupakan didikan.
Dan kita sudah merasakan, bahwa hak asuh itu sudah kita rasakan di dalam kandang penggembalaan GPT “BETANIA”, karena ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan ini langsung dihubungkan dengan salib Kristus, dan itu merupakan didikan TUHAN bagi kita, supaya kita semua memperoleh hikmat dari sorga, dan dengan hikmat ini kita akan diperkaya tentang keselamatan kekal.
 
Hal ini telah disampaikan, dibentangkan begitu rupa. Dan kiranya itu menjadi suatu berkat yang besar, yang luar biasa dalam setiap kehidupan kita.
 
Sekarang, tentang: MERAWATI.
Seorang anak juga berhak untuk mendapatkan hak rawat dari ibunya. Demikian juga sidang jemaat berhak untuk dirawat oleh seorang gembala sidang. Dan kita memang membutuhkan perawatan langsung dari TUHAN, sebab begitu banyak persoalan, begitu banyak kesulitan yang kita hadapi, yang menimbulkan sakit dan penyakit, termasuk menimbulkan sakit luka-luka di batin. Jadi, kita butuh mendapatkan hak rawat dari TUHAN, dan kita menantikan rawatan dari TUHAN. Selama kita berada di dalam penggembalaan ini, kita pasti dirawat oleh TUHAN. Yang sakit menerima rawatan dari TUHAN, percayalah.
 
Jadi, selain mengasuh, seorang ibu -- itulah gembala sidang -- juga harus cakap merawati sidang jemaat sebagai anak-anak rohaninya. Dan itu dinyatakan langsung kepada nabi Yesaya.
Ada yang bernama Yesaya di sini, perhatikanlah firman ini, maka engkau pasti dirawat oleh TUHAN. Kalau kita betul-betul tergembala, maka engkau pasti dirawat oleh TUHAN; luka batinmu, sakit hatimu oleh karena banyak perkara, pasti TUHAN perhatikan malam ini, dan seterusnya. Tetapi bukan hanya yang bernama Yesaya, tetapi juga saya dan kita semua tentunya.
 
Kita akan memperhatikan Yesaya 61, dengan perikop: “Kabar selamat kepada Sion”, bukan kepada yang lain. Oleh sebab itu, mari kita bersegera naik ke gunung Sion, jangan berlambat-lambat, sebab hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, di mana antikris sudah muncul. Mata jasmani kita memang tidak melihat, tetapi mata rohani kita sudah melihat.
Yesaya 61:1   
(61:1) Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,
 
Roh Tuhan ALLAH ada padaku ... Roh TUHAN ada pada diri seorang hamba TUHAN, bukan hanya di dalam diri pribadi Yesus, Anak Allah, Dia hamba TUHAN, tetapi kepada setiap hamba TUHAN, Roh Allah ada ada di dalam diri seorang hamba TUHAN.
Oleh karena TUHAN telah mengurapi aku ... Jadi, jelas, TUHAN mengurapi seorang hamba TUHAN.
 
Hamba TUHAN yang diurapi diutus oleh TUHAN untuk;

1.      Menyampaikan kabar baik baik kepada orang-orang sengsara, yang mengalami banyak derita oleh karena pergumulan dan kesulihan yang menghimpit.

2.      Merawat orang-orang yang remuk hati. Kita ini manusia biasa, yang memiliki hati. Tetapi, tidak disangkal, tidak dipungkiri, bahwasanya setiap orang pasti mengalami hati yang remuk. Oleh sebab itu, TUHAN persiapkan dan TUHAN utus seorang hamba TUHAN, apalagi yang sudah menerima jabatan gembala sidang harus memperhatikan sidang jemaat, dengan kata lain; harus cakap merawati hidup rohani dari sidang jemaat. 

 
Jadi, sidang jemaat harus memahami betul tentang perkara ini. Jangan kita datang ke sebuah tempat penggembalaan, tetapi hanya karena perkara lahiriah, hanya karena perkara-perkara yang “wow” kelihatannya secara lahiriah, tetapi kita harus memahami, bahwa kita ada di dalam sebuah penggembalaan, karena kita menyadari bahwa kita butuh rawatan dari TUHAN Yesus Kristus. Oleh sebab itu, seorang hamba TUHAN diutus untuk merawati, diutus untuk merawat orang-orang yang remuk hatinya.
Kita seringkali mengalami hati remuk, bukan? Walaupun kita tidak cerita, walaupun mulut ini tidak terbuka, pada dasarnya hati ini seringkali remuk redam. Pada saat itulah kita sangat membutuhkan seorang hamba TUHAN yang diurapi, yang cakap di dalam hal merawat orang-orang yang remuk hati.
 
Lihatlah PRIBADI ALLAH di dalam Yesaya 57, dengan perikop: “Kata-kata penghiburan”. Kiranya malam ini kita mendapatkan penghiburan Firman TUHAN.
Yesaya 57:14
(57:14) Ada yang berkata: "Bukalah, bukalah, persiapkanlah jalan, angkatlah batu sandungan dari jalan umat-Ku!" 
 
Ada yang berkata: "Bukalah, bukalah, persiapkanlah jalan, angkatlah batu sandungan dari jalan umat-Ku!" Jadi, itulah tandanya bahwa kita seringkali tersandung, bukan?
-          Isteri bisa tersandung dengan suami.
-          Sebaliknya, suami bisa tersandung dengan isterinya.
-          Atau, kita banyak kali tersandung dengan sesama, oleh sikap sesama.
Bahkan tidak dipungkiri, sampai hati ini remuk. Oleh sebab itu, “bukalah”, inilah tugas dari seorang hamba TUHAN yang menerima jabatan gembala; kehidupan yang diurapi harus cakap juga merawat.
Ada yang merasakan bahwa hatinya seringkali remuk? Berarti, kita butuh pemberitaan firman dalam bentuk penghiburan TUHAN Yesus.
 
Yesaya 57:15
(57:15) Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.
 
Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya ... Inilah Firman Allah Yang benar dan murni, jangan ragu lagi. Jangan ragu dengan penghiburan firman malam ini, yaitu: Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati ... Allah itu memang bersemayam di tempat yang tinggi dan di tempat kudus, tetapi percayalah, hai orang-orang yang remuk dan rendah hati, Dia juga bersama-sama dengan orang yang remuk hati dan rendah hati.
 
Jadi, manakala kita remuk hati, oleh karena banyaknya persoalan, sandungan-sandungan di atas muka bumi ini, tidak usah minder, tidak usah putus asa, kecewa dan tinggalkan TUHAN. Kita punya Allah yang hidup, Allah yang luar biasa, penuh dengan belas kasih, karena Dia setia bagi kita semua tentunya.
 
Tujuannya adalah;

-          Untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati. Kita ini sedang berjuang untuk menjadi suatu kehidupan yang rendah hati, tetapi manakala kita sedang berjuang untuk menjadi suatu kehidupan yang rendah hati, betul-betul diuji. Ada kalanya kita sabar sabar sabar dan sabar, tetapi ada kalanya kita hampir meledak; tetapi perhatikanlah di sini: TUHAN menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati.

-          Untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk. TUHAN menghidupkan hati orang-orang yang remuk redam.

 
TUHAN itu memperhatikan kita, TUHAN itu peduli dengan orang yang rendah hati dan remuk hatinya. Jadi, jangan lantas putus, asa, kecewa dan tinggalkan TUHAN.
 
Yesaya 57:16
(57:16) Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapan-Ku, padahal Akulah yang membuat nafas kehidupan.
 
Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah ... TUHAN akan berbantah manakala ada dosa, tetapi TUHAN berkata: Bukan untuk selama-lamanya TUHAN berbantah kepada orang berdosa, yang melanggar kekudusan-Nya.
 
... Dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka ... Jadi, bukan untuk seterusnya TUHAN murka terhadap orang berdosa, yang melanggar kesucian-Nya.
 
... Supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapan-Ku ... Supaya jangan lantas lemah lesu dan putus asa, kecewa, tinggalkan TUHAN, sebab TUHAN itu memang memperhatikan kita, walaupun sekali waktu Dia berbantah karena kesalahan kita, walaupun sekali waktu Dia murka atas segala kesalahan kita.
Jadi, jangan karena hal itu kita lantas kita kecewa dan tinggalkan TUHAN. TUHAN itu juga punya rasa yang hebat luar biasa, punya hati yang luar biasa kepada kita, punya perhatian yang luar biasa kepada kita. Dia memang murka, memang berbantah karena kesalahan, tetapi Dia juga tidak mau membiarkan kita menjadi suatu kehidupan yang lantas letih lesu, putus asa dan kecewa, lalu tinggalkan TUHAN; ingat itu. Itu sebabnya, kita butuh penghiburan Firman TUHAN untuk merawati hati yang remuk ini.
Ternyata, tidak cukup uang kita untuk membayar keselamata. Hanya kita saja yang bersungut-sungut manakala kita harus berkorban.
 
... Padahal Akulah yang membuat nafas kehidupan. TUHAN sadar, bahwa TUHAN-lah yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya; TUHAN yang membentuk kita segambar serupa dengan Dia, selanjutnya nafas hidup dihebuskan ke bubungan hidung kita masing-masing. TUHAN tahu betul hal itu.
 
Yesaya 57:17
(57:17) Aku murka karena kesalahan kelobaannya, Aku menghajar dia, menyembunyikan wajah-Ku dan murka, tetapi dengan murtad ia menempuh jalan yang dipilih hatinya.
 
Aku murka karena kesalahan kelobaannya ... TUHAN memang murka, tetapi karena ada kesalahan. Kesalahan apa yang terjadi di sini? Kesalahan YANG PERTAMA ialah loba. Loba, artinya; ada maksud yang tersembunyi. Jelas, itu menunjuk kepada; orang yang tamak. Melayani, namun ada motif; melayani, namun ada kepentingan; melayani, namun untuk mencari keuntungan. Itu adalah kesalahan besar bagi umat-Nya.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Aku menghajar dia, menyembunyikan wajah-Ku dan murka ... TUHAN memang menghajar, lalu menyembunyikan wajah-Nya, dan murka. Kalau menyembunyikan wajah-Nya, berarti; sinar kemuliaan tidak nyata bagi kita semua; hidup ini kelam, suram, itu saja yang terjadi, kalau TUHAN menyembunyikan wajah-Nya.
Tetapi, sampai malam ini, sekalipun banyak pelanggaran yang kita perbuat, TUHAN masih menyinarkan wajah-Nya loh bagi kita semua, supaya kita berada dalam sinar kemuliaan, kembali segambar serupa dengan Allah. TUHAN tidak sembunyikan wajah-Nya bagi kita, tetapi TUHAN mau menyinarkan kemuliaan-Nya bagi kita, supaya terpancar cahaya kemuliaan dari wajah kita, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan.
Kalau masih banyak dosa yang disembunyikan, kalau ada yang suka berdukun, maka ia tidak akan bisa memandang kemuliaan.
 
... Tetapi dengan murtad ia menempuh jalan yang dipilih hatinya. Kesalahan YANG KEDUA, sehingga Allah murka adalah umat-Nya murtad. Mengapa? Karena menempuh jalan yang dipilih hatinya; meninggalkan jalan-Nya TUHAN.
Tetapi sekalipun demikian, tidak selamanya TUHAN berbantah kepada kita, tidak selamanya TUHAN murka karena kesalahan kita, sebab TUHAN tidak mau kita letih, lesu, putus asa, kecewa, lalu meninggalkan TUHAN. TUHAN itu juga menaruh belas kasih karena kasih setia-Nya.
 
Yesaya 57:18
(57:18) Aku telah melihat segala jalannya itu, tetapi Aku akan menyembuhkan dan akan menuntun dia dan akan memulihkan dia dengan penghiburan; juga pada bibir orang-orangnya yang berkabung
 
Aku telah melihat segala jalannya itu, tetapi Aku akan menyembuhkan dan akan menuntun dia ... Memang TUHAN melihat kesalahan dari perjalanan rohani kita, tetapi TUHAN tetap berjanji bahwa TUHAN tetap menyembuhkan dan menuntun kita di jalan yang benar. TUHAN tidak mau kita murtad meninggalkan jalan yang benar (jalan salib).
Kemudian, apa lagi janji TUHAN? ... Dan akan memulihkan dia dengan penghiburan ... TUHAN juga mau memulihkan kehidupan kita; yang sakit disembuhkan, yang sakit dipulihkan, yang sakit mengalami healing from God.
... Juga pada bibir orang-orangnya yang berkabung ... Bibir orang yang berkabung adalah bibir orang yang menderita.
 
Yesaya 57:19
(57:19) Aku akan menciptakan puji-pujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat -- firman TUHAN -- Aku akan menyembuhkan dia!
 
Selanjutnya, TUHAN menciptakan puji-pujian, TUHAN menyatakan damai sejahtera, baik yang jauh -- itulah bangsa kafir --, maupun yang dekat -- itulah bangsa Israel --, tetapi yang pasti, hal itu nyata karena itu merupakan janji TUHAN, supaya kita mengalami kesembuhan.
Jadi, betul-betul TUHAN itu merawati hidup rohani kita. Ini merupakan firman penghiburan supaya kita mengalami pemulihan, healing from God.
 
Ini sudah menerima pernyataan firman penghiburan dari TUHAN. Sekarang, kita lihat bukti di mana satu pribadi yang betul-betul merasakannya, di dalam Mazmur 51, dengan perikop: “Pengakuan dosa”. Ayo, kalau memang ada kesalahan, akui saja; semua dosa dapat diampuni oleh TUHAN.

-          Kenajisan dapat diampuni oleh TUHAN.

-          Membunuh manusia secara langsung dengan golok atau pedang atau tombak pun dapat diampun oleh TUHAN.

-          Begal pun dapat diampuni oleh TUHAN.

Hanya satu kesalahan yang tidak diampuni, yaitu dosa yang tidak diakui. Kalau tidak mengakui dosa, maka tidak ada kesempatan untuk mendapat pengampunan.
 
Ayo, yang belum mengakui, segeralah akui. Kalau tidak mengalami pengampunan, maka tidak masuk sorga. Jadi, jangan saudara berpikir “kalau sudah ke gereja, bisa masuk sorga”, tidaklah; harus ikuti jalan-jalan TUHAN, ketetapan firman TUHAN.
 
Pengakuan dosa. Siapa yang mengakui dosa di sini?           
Mazmur 51:1-2
(51:1) Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud, (51:2) ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.
 
Mazmur dari Daud. Berarti, Daud yang mengakui dosa, lalu pengalaman itu dituliskan. Untung pengalaman ini dituliskan; andaikata Daud tidak menuliskan pengalaman ini, maka kita tidak dapat contoh teladan yang baik. Oleh sebab itu, cepat-cepat mengakui kalau memang ada kesalahan yang belum diakui, karena TUHAN tidak bisa dibohongi.
 
Pengakuan dosa dari Daud adalah terkait dengan kenajisan atau perzinahannya dengan Batsyeba, isteri Uria, orang Het itu. Hal itu diakui oleh Daud di hadapan TUHAN lewat nabi Natan. Pada saat itu, nabi Natan menunjuk dosanya, lalu dia menangis sejadi-jadinya, dia merasa bersalah kepada TUHAN.
 
Mari kita lihat BENTUK PENGAKUANNYA yang ia tuliskan pada ayat berikutnya.
Mazmur 51:3-5
(51:3) Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! (51:4) Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! (51:5) Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
 
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu ... Daud mengharapkan belas kasihan, karena Dia tahu bahwa TUHAN itu penuh kasih sayang dan kasih setia. Kemudian, Daud kembali berkata: ... Hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Dalam hal ini, Daud berjuang untuk meninggalkan dosa kenajisan itu.
 
Jadi, di sini kita perhatikan: Oleh karena kesalahan itu, Daud meminta dan memohon belas kasihan dari TUHAN, yaitu supaya TUHAN membersihkan seluruh kesalahannya, Daud memohon supaya TUHAN tahirkan seluruh dosanya. Inilah permohonan yang amat sangat dia sampaikan kepada TUHAN.
Hanya satu permintaan Daud oleh karena kenajisannya, yaitu bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Itu saja permohonan dari Daud; hanya satu saja permohannya, tidak dua, tidak tiga, tidak memohon untuk menjadi kaya, tidak memohon nyawa musuh, atau yang lain, tetapi supaya ia ditahirkan, supaya dosanya dihapuskan, supaya dosanya dibersihkan. Itu saja permohonannya, hanya satu, tidak banyak.
 
Kiranya kita juga terlebih dahulu melakukan hal yang sama; hanya satu yang kita minta, yaitu supaya kita tahir, suci, bersih di hadapan TUHAN; itu saja dulu nomor satu. Jangan lain-lain dulu.
Sebab, ada alasan saya mengatakan hal itu: Carilah dahulu Kerajaan Sorga, maka semuanya nanti ditambahkan. Itu dulu nomor satu, kalau memang menyadari.
 
Sebab pada ayat 5 dikatakan di sini: “Aku senantiasa bergumul dengan dosaku
Jadi, di dalam pengakuan dosa itu, dia betul-betul bergumul atau berjuang, untuk meninggalkan dosa kenajisannya, dia tidak malah menikmati dosa itu, tetapi dia berjuang. Ayo, mari kita semua, dosa apapun yang masih terikat, biarlah kita bergumul untuk melepaskan dosa-dosa, bergumul untuk melepaskan diri dari ikatan dosa apapun.
Kalau saya saja tahu, apalagi TUHAN; tidak bisa kita bodoh-bodohi TUHAN. Sekalipun saya tahu, tetapi mulut saya tidak bisa menghakimi, karena jika menghakimi, nanti bisa berbantah-bantah terus.
 
Biarlah kita ingat terus ayat ini, supaya betul-betul kita merasakan bahwa TUHAN itu merawat hidup kita masing-masing.
 
Mazmur 51:6
(51:6) Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.
 
Daud juga mengakui, bahwasanya;

-          Keputusan TUHAN adalah adil. Jadi, kalau pun Dia berbantah dan murka, itu merupakan keputusan TUHAN yang adil; jadi jangan kita mempersalahkan TUHAN.

-          Penghukuman TUHAN itu adalah bersih, sekalipun sekali waktu TUHAN berbantah dan murka karena kesalahan kita masing-masing. 

Jadi, jangan kita mempersalahkan TUHAN.
 
Ada banyak orang; sudah salah, tetapi berani mempersalahkan TUHAN. Dahulu saya seringkali begitu, dengan berkata: Mengapa saya menjadi orang miskin? Mengapa saya dilahirkan menjadi orang susah?Mengapa bapak saya tidak peduli dengan saya?
Tetapi, semakin saya mengerti rencana TUHAN, saya pun menjadi takut untuk mempersalahkan keputusan TUHAN, sebab bahwasanya keputusan TUHAN itu adalah adil dan penghukuman TUHAN itu adalah bersih. Kalau pun Dia berbantah dan murka, itu karena kesalahan kita sendiri.
 
Mazmur 51:7
(51:7) Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
 
Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. Perkataan atau pengakuan semacam ini menunjukkan bahwa Daud menyadari bahwa kutuk nenek moyang atau dosa warisan itu sedang berlangsung.
 
Jadi, saudara jangan pernah berpikir bahwa bayi yang baru lahir itu suci, bahkan ada lagi yang mengatakan “malaikat”. Anak kecil bukan malaikat; anak kecil tidak pernah suci dan sempurna.
Anak yang baru lahir, ia lahir dalam keadaan berdosa; itu sebabnya ia telanjang. Anak yang lahir bukan dalam keadaan berpakaian baju efod atau lenan halus berkilau-kilauan, putih bersih, tidak; tetapi telanjang, itu adalah tanda bahwa dosa kututk nenek moyang itu turun, itulah dosa warisan.
Banyak orang yang keliru dalam mengungkapkan kata ketika anaknya lahir, ada yang berkata: “Malaikat kecilku”, tidaklah. Atau berkata kepada bayi yang lahir: “Kehidupan suci yang kudus dan sempurna”, tidak. Suci dan sempurna itu adalah pribadi Allah, Yesus Kristus, Mempelai Laki-Laki Sorga.
Anak yang dilahirkan, sudah dalam keadaan berdosa, titik; itulah yang disebut dosa warisan, walaupun dia tidak melakukan dosa sama seperti yang dilakukan oleh Adam.
 
Dan Daud mengakui bahwa kutuk sedang berlangsung, itu sebabnya Daud memohon pengampunan dari TUHAN. Bukan bermaksud untuk mempersalahkan orang tua, tetapi Daud mengakui bahwa kutuk itu sedang berlangsung.
 
Mazmur 51:8
(51:8) Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.
 
Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, bukan kebenaran yang diumbar-umbar; kelihatanya bersih pada bagian luar, tetapi bagian dalamnya kotor. TUHAN berkenan akan kebenaran dalam batin, sehingga dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.
 
Apa bukti bahwa TUHAN berkenan akan kebenaran dalam batin? TUHAN memberitahukan hikmat kepada orang yang memiliki kebenaran di dalam batin.
Mengapa Daud harus mengungkapkan kata ini? Karena dia mau hidup benar lahir batin, sampai hikmat Allah itu dia miliki kembali.
 
Mazmur 51:9-13
(51:9) Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! (51:10) Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! (51:11) Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! (51:12) Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! (51:13) Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
 
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! Daud memohon kepada TUHAN; supaya TUHAN mengampuni dan menghapuskan dosanya.
 
Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! Orang yang hidup di dalam gelimangan dosa, ia tidak pernah mengalami sukacita.
Kalau seseorang pergi ke Cafe, bebas ke bioskop, bebas ke mall, apalagi tempat-tempat maksiat, saudara pikir itu adalah sukacita? Tidak. Setiap orang yang melakukan dosa, tidak pernah ada sorak-sorai sukacita, apalagi damai sejahtera.
 
Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Janganlah TUHAN menyembunyikan wajah-Nya kepada kita, tetapi biarlah TUHAN menyembunyikan wajahnya terhadap dosa, biarlah TUHAN menghapuskan segala kesalahan kita.
 
Dari pembacaan ayat 9-13, akibat kesalahan yang diperbuat oleh Daud:
YANG PERTAMA: Daud kehilangan sukacita ... ayat 10.
Jadi, setiap orang yang berbuat dosa, tidak pernah mengalami sorak-sorai. Jadi, saudara jangan pernah tertipu dengan dosa kejahatan, jangan pernah tertipu dengan dosa kenajisan, sebab dosa kejahatan maupun dosa kenajisan tidak akan pernah membuat seseorang mengalami sorak-sorai sukacita. Tetapi banyak anak TUHAN yang tertipu, sehingga banyak orang yang mengharapkan kenajisan. Jangan tertipu lagi.
Kalau kehilangan sukacita sorak-sorai = tulang-tulangnya remuk.
YANG KEDUA: Merasa tertuduh ... ayat 11.
Kalau TUHAN melihat kesalahan, berarti kita merasa tertuduh, merasa terdakwa. Orang yang merasa tertuduh, orang yang merasa terdakwa, orang yang seperti ini tidak bebas melayani TUHAN, karena dia merasa tertuduh terus, tertekan batin, sehingga tidak ada kebebasan keleluasaan untuk beribadah dan melayani kepada TUHAN.
Itulah akibat dosa kenajisan; tertuduh, terdakwa, sehingga tidak ada keleluasaan untuk melayani TUHAN.
YANG KETIGA: Ia merasa terbuang atau ditinggalkan oleh TUHAN ... ayat 13 bagian A.
Jadi, akibat kesalahan yang diperbuat oleh Daud; ia merasa terbuang, ia merasa ditinggalkan jauh oleh TUHAN.
YANG KEEMPAT: Daud kehilangan Roh Allah yang suci, roh kesulungan ... ayat 13 bagian B.
Saya ini adalah hamba TUHAN yang telah menerima jabatan gembala. Kemudian, dipercaya untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, teritimewa di dalam memberitakan Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, saya butuh pertolongan dari Roh Allah yang kudus, itulah Roh kesulungan, supaya kita boleh merasakan berkat dari hak kesulungan, itulah ibadah dan pelayanan.
Oleh sebab itu, Daud sangat terpukul sekali oleh karena kenajisannya, sebab TUHAN mengambil Roh TUHAN dari dia. Lalu, kalau Roh TUHAN diambil dari seorang hamba TUHAN, apa yang bisa diperbuat oleh seorang hamba TUHAN? Kalau Roh TUHAN tidak mengurapi seorang pelayan TUHAN, apa yang bisa diperbuat hamba-hamba TUHAN, pelayan TUHAN? Tidak ada yang bisa dia kerjakan untuk menyenangkan hati TUHAN; itu sebabnya, Daud sangat terpukul sekali.
Pendeknya, Daud merasa hampa, mengalami kekosongan di dalam hidupnya = keadaan yang sangat menakutkan.
 
Ingatlah akibat dosa kenajisan ini, saudara harus tulis rapi-rapi. Jadi, akibat dari dosa kenajisan itu tadi;
1.      Kehilangan sukacita = tulang remuk.
2.      Merasa tertuduh, terdakwa, sehingga tidak leluasa melayani.
3.      Merasa terbuang, ditinggalkan TUHAN jauh sekali.
4.      Kehilangan Roh TUHAN.
Jadi, ini sangat merugikan sekali.
Terhadap kesalahan-kesalahan, baik saya atau pun kita semua, terkhusus oleh karena dosa kenajisan, marilah kita akui dan minta ampun sejadi-jadinya. TUHAN dapat ampuni semua dosa, termasuk dosa kenajisan di masa lalu yang belum diakui di hadapan TUHAN. Itulah kemurahan hati TUHAN bagi kita sekaliannya.
 
Mazmur 51:16-17
(51:16) Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!  (51:17) Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!
 
 Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku” Mengapa ada pernyataan semacam ini? Karena ternyata, akibat dari dosa kenajisan, dia harus membunuh Uria, orang Het, suami dari Batsyeba, itu sebabnya dia berkata: “Lepaskanlah aku dari hutang darah”.
Jadi, untuk menginginkan dosa kenajisan, pada waktu itu Daud harus membunuh Uria, orang Het itu, suami dari Batsyeba itu, dengan akal-akalan. Mengapa saya berkata dengan akal-akalan? Pada waktu itu, Daud berkata kepada Yoab, panglima tentaranya: Tempatkan Uria di barisan paling depan, supaya orang Filistin secepatnya membunuh dia. Dan betul, hal itu terjadi sesuai rencana; akhirnya, matilah Uria. Dengan demikian, Daud bebas berzinah, bebas selingkuh, bebas melakukan dosa kenajisan.
 
Tetapi akibat dosa itu, Daud berkata: Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!
Jadi, akibat kesalahan membunuh Uria, orang Het, suami dari Batsyeba ini; tidak ada sukacita, tidak ada sorak-sorai, tidak ada kesempatan bagi dia untuk memberitakan Firman Allah -> Kehidupan yang tertekan.
Itulah kerugian yang dialami oleh seorang hamba TUHAN kalau tidak dipakai oleh TUHAN, karena kejahatan dan hutang darahnya kepada TUHAN.
 
Doakan saya, saudara, supaya tetap dalam kesucian yang benar; tidak membunuh si A, si B, supaya saya jangan berhutang darah. Mungkin saya tidak membunuh dengan pedang atau golok, tetapi jika membenci sesama, itu setara dengan dosa membunuh, itu juga akan menghilangkan sukacita, tidak ada kesempatan bagi seorang hamba TUHAN semacam ini untuk memberikan Injil damai sejahtera, memberitakan salib Kristus, keadilan TUHAN.
 
Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu! Tidak ada sukacita, tidak ada sorak-sorai, tidak ada lagi puji-pujian kepada TUHAN; vakum, berhenti melayani TUHAN.
 
Kalau seseorang vakum, berhenti melayani TUHAN hari ini, apa yang terjadi besok? Sementara antikris sudah ada. Inilah yang ditakuti oleh Daud.
Tidakkah saudara rindu tetap ada di tengah ibadah pelayanan? Tidakkah saudara rindu melayani pekerjaan TUHAN? Kalau kita berhenti melayani, berhenti beribadah, lalu antikris sudah ada di depan mata, apa yang bisa kita perbuat?
Oleh sebab itu, Daud berkata: “ya Allah, Allah keselamatanku”, dia tidak mau berhenti beribadah, tidak mau berhenti melayani TUHAN. Ya Allah, Allah keselamatanku, hanya TUHAN yang mampu menyelamatkan kita. Oleh sebab itu, tidak boleh vakum (berhenti) dalam beribadah, tidak boleh vakum (berhenti) melayani pekerjaan-Nya, sebab itu adalah hak kesulungan bagi kita. Maka, untuk mempertahankan hak kesulungan, kita juga butuh roh kesulungan.
 
Mazmur 51:18-19
(51:18) Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. (51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
 
Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan ... Jangan saudara berpikir, dengan banyaknya persembahan, pengorbanan, lalu dosa diampuni, tidak seperti itu.
... Sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Oleh sebab itu, janganlah kita menjalankan ibadah Taurat. Jangan kita menjalankan ibadah dan pelayanan secara lahiriah, karena ternyata TUHAN tidak berkenan kepada korban bakaran, TUHAN tidak berkenan kepada korban sembelihan, sebab itu adalah ibadah Taurat.
 
Tetapi yang sesungguhnya untuk sekarang ini adalah; korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Dari pernyataan Daud, korban sembelihan adalah;
-          Jiwa yang hancur.
-          Hati yang patah.
-          Hati yang remuk.
Dengan pengakuan ini menunjukkan bahwa jiwanya hancur, menunjukkan bahwa hatinya patah, menunjukkan bahwa hatinya remuk; dia butuh pemulihan, hatinya sedang sakit, hatinya sedang patah, hatinya sedang remuk, bahkan jiwanya sedang hancur. Itu sebabnya, dia butuh untuk ditolong dan dirawat oleh TUHAN. Kita juga butuh pertolongan TUHAN, kita butuh kesembuhan dari TUHAN, healing of God.
 
Kalau Daud juga butuh untuk dirawat, lalu siapa kita kalau tidak butuh rawatan TUHAN? Maka, mari kita perhatikan JALAN KELUARNYA.
Mazmur 51:3-4
(51:3) Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! (51:4) Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
 
Daud memohon belas kasihan TUHAN. Mengapa dia berani memohonkan belas kasihan TUHAN? Karena dia tahu bahwa TUHAN itu penuh dengan kasih setia.
Kalau kita setia, Ia setia; kalau kita tidak setia, Ia tetap setia. Kepada yang tidak setia saja, TUHAN setia; itu sebabnya Daud berani memohon belas kasihan TUHAN, terkhusus tentang;
-          Supaya TUHAN hapuskan pelanggarannya menurut rahmat-Nya yang besar.
-          Supaya TUHAN bersihkan kesalahannya.
-          Supaya TUHAN tahirkan Daud dari dosanya.
 
Memang Daud memohon supaya ia dibersihkan, supaya ia ditahirkan, supaya dosanya dihapuskan, dengan lain kata; diampuni TUHAN. Tetapi lihat, pengampunan itu, praktenya pada ayat 9.
Mazmur 51:9
(51:9) Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
 
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop. Inilah kata kuncinya, yaitu dengan hisop.
 
Hisop adalah daun-daunan, rumput-rumput yang sangat halus, sangat lembut, sehingga dia memiliki daya serap yang begitu kuat terhadap darah salib. Begitu hisop dicelupkan dalam darah, dia sanggup menyerap darah sebanyak-banyaknya, dia sanggup menyedot darah sebanyak-banyaknya.
Biarlah kita berdarah-darah di tengah ibadah dan pelayanan ini. Jangan lari dari kenyataan hidup. Mengikuti TUHAN, berarti; menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut TUHAN sampai berdarah-darah, sebanyak darah yang bisa kita serap. Jangan dikurang-kurangi, tetapi biarlah kita berdarah-darah sebanyak darah yang bisa kita serap.
 
Jangan kita berkata: Ampuni saya TUHAN, tetapi kita tidak mau menyerah. Hanya darah di Calvari yang sanggup menghapuskan segala dosa kehidupan kita masing-masing.  Dosa dihapuskan sesuai dengan rahmat TUHAN.
 
Lihatlah HISOP di dalam Keluaran 12, dengan perikop: “Tentang perayaan Paskah” Yesus Kristus adalah Anak Domba Paskah yang telah disembelih, sehingga pada saat domba jantan disembelih pada waktu senja, sesudah itu bangsa Israel keluar dari Mesir. Tetapi, mari kita lihat dulu prosesnya ...
Keluaran 12:21-22
(12:21) Lalu Musa memanggil semua tua-tua Israel serta berkata kepada mereka: "Pergilah, ambillah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah. (12:22) Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorang pun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.
 
Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop ... Jadi, butuh hisop. Kita memang harus menyerap darah sebanyak mungkin. Takarannya jangan dikurang-kurangi, tetapi sebanyak mungkin.
Setelah dicelupkan dalam darah, lalu hisop itu disapukan pada ambang atas pintu dan pada kedua tiang pintu. Jadi, harus ada tanda darah di dalam tubuh, jiwa dan roh kita masing-masing. Jadi, kita butuh darah sebanyak-banyaknya; tubuh, jiwa, roh harus ada dalam tanda darah.
 
Keluaran 12:23
(12:23) Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.
 
Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya ... Tulah yang terakhir, tulah yang kesepuluh adalah kematian anak sulung orang Mesir sampai kepada anak sulung seluruh binatang.
Apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi. Jika tubuh jiwa dan roh ada dalam tanda darah, maka lepas dari tulah kesepuluh, kita tetap menjadi hak kesulungan bagi TUHAN, berada di tengah ibadah dan pelayanan hanya karena darah salib yang sudah diserap banyak-banyak.
 
Tetapi ketika TUHAN malam itu melewati kemah-kemah atau rumah orang Mesir, jika tidak ada tanda darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu, maka tulah kesepuluh berlaku atas rumah-rumah orang Mesir. Ketika anak sulung orang Mesir mati, tulah kesepuluh berlangsung, pada saat itulah Israel keluar dari Mesir.
Jadi, ibadah dan pelayanan ini adalah hak kesulungan. Dan kita juga membutuhkan Roh TUHAN sebagai roh kesulungan, supaya kita tetap bertahan di tengah ibadah dan pelayanan sebagai hak kesulungan. Kalau TUHAN masih memberi kesempatan bagi kita untuk berada di tengah ibadah dan pelayanan, menunjukkan bahwa kita adalah Israel rohani, anak sulung.
Anak sulung butuh Roh TUHAN, roh kesulungan, sehingga dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus itu, kita dimampukan untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
 
Ibrani 9:19
(9:19) Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat,
 
Tujuh kali percikan darah di atas tutup pendamaian dan juga tujuh kali percikan darah di depan Tabut Perjanjian telah terjadi; itu adalah penyucian terakhir supaya kita boleh mengalami kesempurnaan.
Apa itu tujuh kali percikan darah? Itulah sengsara tanpa dosa; menderita bukan karena kesalahan, tetapi harus menderita. Itu adalah penyucian terakhir supaya kita sempurna, sama seperti Dia yang sempurna adanya.
 
Mazmur 51:20-21
(51:20) Lakukanlah kebaikan kepada Sion menurut kerelaan hati-Mu bangunkanlah tembok-tembok Yerusalem! (51:21) Maka Engkau akan berkenan kepada korban yang benar, korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya; maka orang akan mengorbankan lembu jantan di atas mezbah-Mu.
 
Lakukanlah kebaikan kepada Sion menurut kerelaan hati-Mu ... Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Biarlah kita tetap berada di atas gunung TUHAN, gunung Sion, kota Raja Besar, supaya ada tembok penjagaan, perlindungan.
 
Maka Engkau akan berkenan kepada korban yang benar, apa korban yang benar? Korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya, itulah domba jantan yang terbakar seluruhnya, hangus seluruhnya; dari ujung kepala sampai ekornya hangus, itulah korban yang benar.
 
Jadi, setelah mengalami pemulihan, pada akhirnya Daud mengorbankan korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya. Inilah korban yang benar; seluruhnya terbakar hangus dari kepala sampai ekor. Jelas itu berbicara tentang penyerahan diri Yesus sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, itulah doa penyembahan. Jadi, ujung-ujungnya sampai kepada doa penyembahan.
Lalu, di gunung Sion, orang akan mengorbankan lembu jantan di atas mezbah-Mu; pendeknya, terjadi pendamaian.

-          Suami isteri berdamai, itu adalah ibadah.

-          Ibadah yang lebih besar adalah dalam kandang penggembalaan ini; antara anggota tubuh yang satu dengan anggota tubuh yang lain berdamai.

-          Di segala tempat terjadi perdamaian. 

Itulah yang terjadi di atas gunung Sion, yaitu doa penyembahan dan pendamaian terhadap dosa.
Awalnya memang sangat dipermalukan karena terlalu banyak dosa, tetapi harus diakui sampai malu, sampai berdarah-darah, tetapi ending-nya bahagia, karena pada akhirnya, TUHAN membawa kita sampai kepada penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
Jadi, dibutuhkan penyerahan diri sepenuh sampai hangus, itulah korban bakaran yang benar, barulah ada lembu jantan di atas mezbah yang dipersembahkan sebagai korban pendamaian. Jadilah pendamaian terhadap dosa sesama di mana pun kita berada; orang lain yang berdosa, tetapi kita yang menjadi korban, supaya dia berdamai dengan Allah.
 
Persembahkanlah korban bakaran malam ini, berarti hangus, itulah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah. Jangan ingat-ingat kebaikanmu, tetapi harus hangus. Haleluya.. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment