KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, March 13, 2021

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 09 MARET 2021


 
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 09 MARET 2021
 
KITAB KOLOSE
(Seri: 134)
 
Subtema: TUHAN MEMBALUT DAN MEMBEBAT
 
Selamat malam. Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita.
Tidak lupa saya menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, sidang jemaat TUHAN yang sedang mengikuti Firman Penggembalaan di kediaman masing-masing, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri, di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan TUHAN, supaya apabila firman itu dibukakan, maka berkuasa meneguhkan setiap kehidupan kita masing-masing, sehingga ibadah ini betul-betul ibadah yang menyenangkan hati TUHAN, menjadi korban persembahan yang menyenangkan hati TUHAN, yang berbau harum, bahkan mengandung janji untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Nama TUHAN dipermuliakan.
 
Kita sambut surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose 3, dan kita masih berada pada ayat 19.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
 
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Nasihat Firman Allah ditujukan langsung kepada suami-suami, supaya setiap suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Oleh sebab itu, nasihat yang suci ini harus diterima sepenuhnya oleh seorang suami dengan hati yang terbuka lebar-lebar, disertai dengan kerendahan hatinya, sekalipun memang seorang suami adalah kepala atau pemimpin di dalam hubungan nikah rumah tangganya.
 
Kemudian, kita akan melihat lebih rinci tentang seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya, pada suratan yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus 5, dengan perikop: “Kasih Kristus adalah dasar hidup suami isteri”.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana: Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
 
Seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya, dibagi dalam 2 (dua) bagian:
YANG PERTAMA pada ayat 25-27: Seorang suami mengasihi isterinya, sama seperti Kristus mengasihi jemaat, dan telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat.
Tujuannya adalah untuk menguduskan sidang jemaat dengan air dan firman, dengan demikian; Kristus menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, pendeknya; supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
 
YANG KEDUA, pada ayat 28-29: Seorang suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri.
Pendeknya: Siapa yang mengasihi isterinya = mengasihi dirinya sendiri. Mengapa demikian? Jawabannya akan kita temukan pada ayat 31.
 
Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
 
Antara suami dengan isterinya sudah menjadi satu daging oleh salib di Golgota. Sebab, pada ayat 31 ini dikatakan: laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan segera bersatu dengan isterinya. Jelas hal ini berbicara tentang salib di Golgota.
Sebab, Yesus sendiri telah meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya sendiri, yakni:
-          Ia telah meninggalkan Bapa-Nya.
-          Ia telah meninggalkan rumah-Nya di Sorga.
-          Ia telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya. 
Hal itu ditulis dengan jelas di dalam Filipi 2:5-7, dengan satu tujuan yang mulia; supaya Kristus, yang adalah Kepala, secepatnya menyatu dengan sidang jemaat, yang adalah tubuh-Nya sendiri.
 
Jadi, yang mempersatukan antara tubuh dengan Kepala, antara Kristus dengan sidang jemaat, adalah salib di Golgota. Itu sebabnya Dia rela meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya; Dia turun ke dunia dan mati di kayu salib, supaya Kristus dengan sidang jemaat secepatnya menyatu; tubuh dengan Kepala menyatu, dipersatukan oleh salib di Golgota.
Tiada satu pun lembaga di atas muka bumi ini yang mampu mempersatukan tubuh dengan Kepala, kecuali dengan salib di Golgota; dan itu merupakan kasih Allah bagi manusia.
 
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
 
Bukti seorang suami mengasihi isterinya, pada bagian yang kedua ini dikatakan, bahwasanya; seorang suami mengasuh dan merawati isterinya, sama seperti Kristus terhadap sidang jemaat.
 
Hal yang senada tentang mengasuh dan merawati, dapat kita temukan kembali di dalam 1 Tesalonika 2:7.
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
 
Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat di Tesalonika, sama seperti seorang ibu terhadap anaknya.
Ibu à Gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat. Adapun tugas dari seorang gembala sidang adalah:

1.      Mengasuh hidup rohani dari sidang jemaat. Jadi, tubuh diasuh oleh TUHAN, jiwa diasuh oleh TUHAN, roh kita juga diasuh oleh TUHAN, karena Yesus adalah Gembala Agung.

2.      Merawati hidup rohani dari sidang jemaat.

 
Malam ini kita kembali untuk memperhatikan penjelasan tentang: MERAWATI.
Kita berdoa, supaya di dalam hal merawati ini, kita boleh merasakannya, bahwa TUHAN betul-betul merawati hidup rohani kita masing-masing.
 
Selain mengasuh, seorang ibu, seorang gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat juga harus bertanggung jawab di dalam hal merawati sidang jemaat. Ini adalah pemberitaan firman seri yang kedua di dalam hal “merawati” sidang jemaat.
 
Yesaya 61:1
(61:1) Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,
 
Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku ... Roh TUHAN ada di dalam kehidupan seorang hamba TUHAN karena TUHAN yang mengurapi hamba TUHAN.
Seorang hamba TUHAN, seorang pelayan TUHAN harus penuh dengan Roh-El Kudus, harus hidup di dalam pengurapan dari Allah Roh-El Kudus. Berarti, di dalam setiap kehidupan sehari-hari harus berada di dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus, bukan pengaruh yang besar dari daging dengan segala keinginan-keinginannya yang jahat.
Tetapi hamba TUHAN, pelayan TUHAN, imam-imam harus hidup di dalam pengurapan dari Allah Roh Kudus. Maka seyogyanya, seorang hamba TUHAN, seorang pelayan TUHAN harus memberikan dirinya untuk berada di dalam pengaruh yang besar dari kuasa Allah Roh-El Kudus.
 
Jadi, jangan seenaknya melayani TUHAN. Tidak boleh seenaknya melayani TUHAN. TUHAN marah kepada hamba TUHAN yang melayani dengan sesuka hati.
 
Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik ... Sebab, kita harus menyadari betul; seorang hamba TUHAN diutus untuk menyampaikan kabar baik, diutus untuk membawa (memberitakan) kabar salib Kristus, itulah karya Allah di Golgota, kepada orang-orang sengsara.
Kalau hamba TUHAN, kalau pelayan TUHAN tidak paham untuk menyampaikan kabar baik, tidak rela memberitakan salib Kristus di mana-mana, maka jangan melayani TUHAN. Saya berani terima resiko; andaikata hanya saya pun, tidak apa-apa.
Kalau tidak mengerti untuk membawa kabar baik (berita salib) kepada sidang jemaat, maka jangan melayani TUHAN, silahkan turun dulu.
 
... Dan merawat orang-orang yang remuk hati ... Kemudian, seorang hamba TUHAN juga diutus untuk merawat orang-orang yang remuk hati. Kemudian, ia diutus untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, supaya orang-orang yang terpenjara di dalam dunia ini boleh mengalami kelepasan, termasuk yang remuk hatinya mengalami pemulihan.
 
Banyak orang Kristen yang ingin melayani TUHAN, tetapi tidak paham soal pelayanan. Kalau belum paham, jangan melayani TUHAN. Kalau belum paham, tetapi ingin melayani; itu namanya pamer-pamer saja. Kalau saudara melayani dengan pamer, berarti sama dengan “muka tembok”, tidak tahu malu.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan Yesaya 57, dengan perikop: “Kata-kata penghiburan”.
Yesaya 57:14
(57:14) Ada yang berkata: "Bukalah, bukalah, persiapkanlah jalan, angkatlah batu sandungan dari jalan umat-Ku!"
 
Ada yang berkata: “Bukalah, bukalah, persiapkanlah jalan ...”
Yohanes Pembaptis, dia adalah hamba TUHAN, dialah nabi yang mewakili Perjanjian Lama. Dan tugasnya adalah untuk mempersiapkan jalan bagi Raja.
 
Kemudian, selain mempersiapkan jalan bagi Raja, di sini dikatakan: “... angkatlah batu sandungan dari jalan umat-Ku!
Tugas seorang hamba TUHAN juga  adalah mengangkat batu sandungan dari jalan umat TUHAN. Itulah tugas dari seorang hamba TUHAN, tugas seorang pelayan TUHAN yang diurapi oleh TUHAN.
 
Yesaya 57:15
(57:15) Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.
 
Allah bersemayan di tempat tinggi dan di tempat kudus, tetapi kenyataannya, juga bersemayam bersama-sama orang yang remuk hati dan rendah hati. Berarti, TUHAN Yesus Kristus adalah hamba TUHAN; Dia bertakhta di tempat Yang Mahatinggi, di tempat kudus, tetapi sangat memperhatikan orang yang remuk hati, sangat memperhatikan orang yang rendah hati.
Itulah hamba TUHAN yang diurapi; harus memperhatikan orang yang remuk hati, harus memperhatikan orang yang rendah hati. Ingat itu. Jangan sesuka hati melayani TUHAN, tidak boleh. Tidak memperhatikan pekerjaan TUHAN tetapi ingin melayani TUHAN, itu tidak tahu malu namanya.
 
Tujuannya:
-          Untuk menghidupkan semangat orang yang rendah hati.
-          Untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.
 
Yesaya 57:16
(57:16) Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapan-Ku, padahal Akulah yang membuat nafas kehidupan.
 
Perlu untuk diketahui: Tidak selamanya Allah berbantah dan murka karena kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh umat-Nya.
Mengapa demikian? Supaya orang-orang yang berdosa, orang-orang yang melanggar kekudusan Allah tidak menjadi putus asa, tidak menjadi patah semangat, tidak menjadi kecewa dan akhirnya tinggalkan TUHAN. Itulah tugas dari seorang hamba TUHAN yang diurapi, saya dan saudara harus mau belajar untuk hal itu.
 
Berapa banyak dari sidang jemaat ini yang mengalami kesakitan; apapun yang menjadi penyebabnya, tetapi saya belajar untuk merawatinya, belajar untuk mengertinya, walaupun sebetunya sakit, walaupun sebetulnya menderita, tetapi harus, supaya saya tidak hanya bisa berbicara tetapi tidak melakukannya, itu namanya jarkoni.
Jarkoni bukanlah bahasa Prancis, melainkan bahasa Jawa; iso ujar ora iso nglakoni, yang artinya; bisa mengajari, tetapi tidak bisa melakoni (melakukan). Atau, dalam bahasa Jakarta disebutlah; omdo, yang artinya; omong doang, hanya bisa ngomong (bicara) saja tetapi tidak bisa praktek. Dan saya belajar untuk melakukannya di dalam ketulusan, tidak ada kepentingan di situ.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Tidak selamanya TUHAN itu murka dan berbantah-bantah kepada orang yang melanggar kesucian TUHAN, kepada orang yang berdosa, mengapa demikian? Supaya orang-orang yang berdosa, orang-orang yang melanggar kesucian Allah tidak menjadi putus asa dan tidak menjadi patah semangatnya. TUHAN Yesus baik, bukan?
 
Yesaya 57:17
(57:17) Aku murka karena kesalahan kelobaannya, Aku menghajar dia, menyembunyikan wajah-Ku dan murka, tetapi dengan murtad ia menempuh jalan yang dipilih hatinya.
 
Aku murka karena kesalahan kelobaannya ... Memang, TUHAN akui bahwa TUHAN murka karena kesalahan umat-Nya.
Hal itu tidak dipungkiri, sebab memang harus ada didikan, harus ada teguran, harus ada hajaran. Aku menghajar dia, menyembunyikan wajah-Ku dan murka, tetapi dengan murtad ia menempuh jalan yang dipilih hatinya.
 
Singkatnya: Allah murka dan berbantah-bantah, jelas karena kesalahan umat-Nya. Bahkan oleh karena kesalahan umat-Nya itu, Allah menghajar, lalu menyembunyikan wajah-Nya, dan murka.
Menyembunyikan wajah-Nya = ditinggalkan untuk sesaat lamanya. Memang ada kalanya, kita harus ditinggalkan seorang diri, sampai kita babak belur; itu adalah didikan TUHAN supaya kita semakin dewasa dan menyadari diri.
 
Adapun kesalahan (pelanggaran) dari umat-Nya ialah:
YANG PERTAMA: Loba.
Berarti, ada maksud-maksud yang tersembunyi di tengah ibadah dan pelayanan. Jelas, itu menunjuk; orang-orang yang beribadah dan melayani hanya untuk mencari kepentingan, atau karena ada kepentingan. Jadi, kepada orang seperti ini, TUHAN akan murka dan berbantah-bantah. Hati-hati, jangan mempertahankan kesalahan loba.
YANG KEDUA: Murtad.
Sama dengan; keluar dari bilangan TUHAN, atau berhenti untuk mengikuti TUHAN, berhenti untuk menyangkal diri dan memikul salibnya. Penyebab seseorang murtad adalah menempuh jalan yang dipilih hatinya = mengambil jalannya sendiri, mengambil jalan menurut keinginan di hati saja.
 
Sebelum seseorang tinggalkan penggembalaan ini, saya selalu perhatikan dia dan berkata: Jangan tinggalkan penggembalaan ini hanya karena pekerjaan. Jangan tinggalkan ibadah pelayanan ini hanya karena uang, sebab nanti engkau akan susah sendiri. Banyak yang tidak peduli, tetapi ada juga yang mau tetap bertahan.
Tetapi puji TUHAN, ada satu orang yang saya sampaikan juga nasihat itu; awalnya, dia sempat tidak peduli dengan pesan-pesan saya, akhirnya dia susah sendiri. Tetapi untungnya, tidak selamanya Allah murka dan berbantah-bantah, supaya umat-Nya tidak menjadi putus asa, supaya umat-Nya tidak patah semangat, karena TUHAN yang memberi nafas hidup.
 
Tadi kita sudah melihat: Penyebab seseorang murtad adalah menempuh jalan yang dipilih hatinya = mengambil jalannya sendiri.
Kalau sudah berada dalam penggembalaan ini, biarlah kita belajar untuk dengar-dengaran. Jangan terus-terus bertahan hanya untuk menuruti keinginan di hati, itu tidak boleh.
Kalau sudah tergembala, selanjutnya adalah dengar-dengaran. Jangan mengambil jalan yang dipilihnya sendiri, tetapi belajarlah untuk dengar-dengaran. Melangkah sesuai keputusan TUHAN Yesus, itu adalah manusia Ilahi.
 
Yesaya 57:18
(57:18) Aku telah melihat segala jalannya itu, tetapi Aku akan menyembuhkan dan akan menuntun dia dan akan memulihkan dia dengan penghiburan; juga pada bibir orang-orangnya yang berkabung
 
Sekalipun TUHAN sudah melihat jalan yang salah dan keliru, di mana umat-Nya itu loba dan murtad, namun ...
1.       TUHAN akan menyembuhkan dan menuntun umat-Nya.
2.       TUHAN akan memulihkan umat-Nya dengan penghiburan.
Jadi, jelas; tidak selamanya TUHAN murka, tidak selamanya TUHAN berbantah-bantah. TUHAN tetap berusaha untuk memulihkan dan menyembuhkan. Berarti, betul-betul Yesus adalah Gembala Agung, Dia sedang merawati hidup rohani kita sampai saat ini.
 
SEBAGAI CONTOH.
Lukas 10:30
(10:30) Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
 
Sebelum kita memperhatikan ayat ini lebih dalam; latar belakang TUHAN berbicara seperti yang tertulis pada Lukas 10:30 ini adalah TUHAN Yesus sedang mengajari orang Farisi di dalam hal mengasihi sesamanya.
Allah itu kasih; itu sebabnya, Ia mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, Dia serahkan segala yang paling berharga yang dimiliki oleh Allah. Allah itu kasih. Jadi, kalau melayani TUHAN, harus berada dalam kasih Allah. Belajarlah untuk memberi yang paling berharga sekalipun.
 
Barulah kita lebih dalam memperhatikan Lukas 10:30 ini. Di sini kita perhatikan, sesuai dengan pernyataan Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho”.
Artinya; rela turun atau meninggalkan ibadah pelayanan hanya karena perkara-perkara lahiriah = Turun rohani. Tinggalkan ibadah, tinggalkan pelayanan, tinggalkan segala sesuatu yang berharga, hanya demi perkara lahiriah, itu namanya kerohanian yang sedang menurun, sama seperti dari Yerusalem turun ke Yerikho.

-          Yerusalem à Ibadah dan pelayanan.

-          Yerikho à Perkara-perkara yang lahiriah, bisa harta, pekerjaan, uang, kekayaan, kesibukan, dan lain sebagainya.

 
AKIBAT turun dari Yerusalem ke Yerikho, atau akibat meninggalkan ibadah dan pelayanan, di sini kita perhatikan; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun. Kalau kita meninggalkan ibadah dan pelayanan atau kerohanian sedang menurun, maka akibatnya adalah kita jatuh ke tangan penyamun-penyamun. Ingatlah hal itu.
Tangan penyamun-penyamun à Tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
 
Hamba TUHAN di dalam melayani pekerjaan TUHAN dengan 2 (dua) tangan 10 (sepuluh) jari, harus bertanggung jawab di hadapan TUHAN. Sidang jemaat juga biarlah belajar untuk bertanggung jawab, apapun yang dipercayakan oleh TUHAN. Masing-masing kita memiliki tanggung jawab. Tidak ada seorang pun manusia yang tidak mempertanggung-jawabkan apa yang dipercayakan oleh TUHAN. Belajarlah bertanggung jawab.
 
Kita akan memperhatikan Yohanes 10, dengan perikop: “Gembala yang baik”. Mari kita lihat pemimpin sidang jemaat yang baik, Gembala sidang yang baik. Perhatikanlah baik-baik, supaya kita jangan mengembara lagi. Biarlah yang kita cari adalah Gembala yang baik. Yesus adalah Gembala Agung; Dia Gembala yang baik, Dia pemimpin rumah TUHAN yang baik; Dia setia walaupun kita tidak setia.
 
Yohanes 10:7-9
(10:7) Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. (10:8) Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. (10:9) Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
 
Yesus berterus terang kepada 12 (dua belas) murid: “... sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.
Yesus berkata Akulah pintu ke domba-domba itu. Biasanya, pintu selalu dikaitkan dengan jalan, pendeknya; pintu sesak, jalan sempit.
 
Semua orang yang datang sebelum Aku, jelas tidak melewati pintu sesak, jalan sempit, adalah pencuri dan perampok, gembala pencuri, gembala perampok. Dan otomatis, domba-domba tidak mendengarkan suara mereka, tidak mendengarkan suara dari gembala pencuri, gembala perampok, karena dia adalah hamba TUHAN yang tidak bertanggung jawab. Jangan serahkan dirimu kepada tangan-tangan hamba TUHAN yang tidak bertanggung jawab.
Siapa yang sudah merasa ditanggung-jawabi TUHAN sampai pada saat malam hari ini? Saya sudah merasakannya. TUHAN sudah bertanggung jawab kepada kita semua, bukan? Maka, bersyukurlah.
 
Kembali Yesus berkata kepada murid-murid: Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, barangsiapa masuk melalui pintu sesak, jalan sempit, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Yesus adalah pintu yang sesak, yang dikaitkan dengan jalan yang sempit. Jelas, ini berbicara tentang; sangkal diri, pikul salib = sengsara karena salib dan aniaya karena firman. Itulah pintu sesak, jalan sempit.
 
Itu sebabnya, kalau dikaitkan dengan Pola Tabernakel, begitu melalui “pintu gerbang” dan selanjutnya berada di HALAMAN,  maka alat pertama yang di situ adalah Mezbah Korban Bakaran.
Mezbah, itulah salib. Binatang yang dikorbankan adalah gambaran dari Pribadi Yesus yang disalibkan; Dia adalah pintu, Dialah pintu sesak, jalan salib, sampai berada di dalam Ruangan Maha Suci, kesempurnaan dari mempelai wanita TUHAN.
Kalau kita beribadah dengan menggunakan pola sorgawi, di mana Yesus adalah Tabernakel sejati, maka semuanya terarah dan arahnya jelas. Kalau ibadah tanpa pola sorgawi, maka bisa berhenti di tengah jalan, hanya oleh karena firman ditambahkan, firman yang dikurangkan, lalu sesat di mana-mana, tidak sampai pada tujuan akhir hidup; sebagaimana Rasul Paulus menyatakannya dengan tegas dan jelas, dengan lugas kepada anak kekasihnya, itulah Timotius.
Maka, Rasul Paulus memberitahukan (mengingatkan) Timotius untuk mengajarkan orang-orang tertentu supaya mereka jangan mengajarkan firman ditambahkan dan firman dikurangkan.
 
Tetapi barangsiapa masuk melalui pintu sesak, jalan sempit, maka ...
Yang Pertama: Ia akan selamat = Hidup kekal.
Kalau tidak melalui pintu, itulah yang disebut orang yang datang sebelum Aku, itulah pencuri dan perampok, mereka tidak akan selamat. Kalau pemberitaan firmannya tanpa salib, pemberitaan firman hanyalah;

-          Firman yang ditambahkan, di mana satu ayat ditambah cerita isapan jempol, satu ayat ditambahkan dengan dongeng nenek tua, satu ayat ditambahkan dengan filsafat, maka tidak akan selamat.

-          Lalu, ada lagi firman yang dikurangkan, di mana Pengajaran Firman Allah yang benar (pengajaran salib) diganti dengan 2 (dua) hal:

1.      Teori kemakmuran, artinya; orang Kristen harus kaya, tidak boleh miskin.

2.      Diganti dengan mujizat-mujizat palsu, akhirnya berhenti di tengah jalan, sesat di jalan, tidak sampai pada tujuan akhir hidup (tidak selamat).

Tetapi, barangsiapa melalui pintu sesak, jalan sempit, maka ia akan selamat = hidup kekal.
Yang Kedua: Ia akan masuk dan keluar = Hidup di dalam kemurahan Allah yang besar.
Masuk dan keluar, itu adalah kemurahan. Turun dan naik, itu adalah kemurahan, kasih karunia; kematian dan kebangkitan, itu adalah kasih karunia, itu adalah kemurahan yang dianugerahkan TUHAN bagi kita.
Yang Ketiga: Ia akan menemukan padang rumputnya = Tergembala dan dipelihara dengan baik.
 
Dia adalah Gembala Agung, Gembala yang bertanggung jawab. Biarlah kehidupan kita sebagai kawanan domba Allah, secepatnya tanpa ragu menyerahkan hidup kita sepenuhnya ke dalam tangan TUHAN, sebab Dia bertanggung jawab, maka 3 (tiga) perkara di atas menjadi bagian dalam hidup kita masing-masing.
 
Yohanes 10:10
(10:10) Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
 
Tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, yaitu: Pencuri datang hanya untuk ...
1.      Hanya untuk mencuri.
2.      Hanya untuk membunuh.
3.      Hanya untuk membinasakan.
 
Itulah akibat kalau meninggalkan ibadah dan pelayanan, bagaikan dari Yerusalem turun ke Yerikho; jatuh ke tangan penyamun-penyamun, jatuh ke tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab.
Jadi, jangan saudara menganggap bahwa ibadah itu adalah ibadah biasa, tetapi ibadah itu harus betul-betul berada dalam penggembalaan yang baik dan benar. Kiranya hal ini kita pahami secepatnya.
 
Sebaliknya, Yesus -- Dialah pintu sesak, jalan sempit --  datang ke dunia ini dan mati di kayu salib, tujuannya ialah supaya manusia;
1.      Mempunyai hidup.
2.      Mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Jadi, tidak hanya “hidup”, tetapi mempunyainya dalam segala “kelimpahan”. Kelimpahan à Kekayaan sorgawi.
 
Sejenak kita melihat KEKAYAAN SORGAWI di dalam Efesus 4.
Efesus 4:10-11
(4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. (4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
 
Yesus telah turun, Ia juga yang telah naik -- sama dengan; mati dan bangkit -- untuk memenuhkan kebutuhan kita, untuk memenuhkan segala sesuatu, termasuk memberikan 5 (lima) jabatan;
1.      Jabatan rasul.
2.      Jabatan nabi.
3.      Jabatan penginjil.
4.      Jabatan gembala.
5.      Jabatan guru atau pengajar.
Kemudian, juga memberikan karunia-karunia Roh Kudus. Kalau di dalam 1 Korintus 12:8-10,28 di situ terdapat 9 (sembilan) karunia, juga terdapat 9 (sembilan) jabatan yang dirampingkan menjadi 5 (lima) jabatan tadi.
 
Jadi, Dia memenuhkan kebutuhan kita, bahkan segala sesuatu, yaitu;
-          Memberikan 5 (lima) jabatan.
-          Dan memberikan karunia-karunia Roh Kudus.
 
Demikianlah Yesus datang ke dunia ini, Dia mati di kayu salib dan bangkit pada hari yang ketiga, supaya manusia hidup, tetapi tidak hanya hidup begitu saja, juga supaya manusia mempunyainya atau kaya dalam segala kelimpahan. Jadi, ada karunia Roh Kudus, ada juga jabatan Roh Kudus, supaya mempunyainya dalam segala kelimpahan.
 
Kita kembali memperhatikan
Yohanes 10:11
(10:11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
 
Yesus adalah Gembala yang baik. Apa buktinya? Ia telah memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya dengan mati di kayu salib. Itu sebabnya, Yesus memproklamirkan diri-Nya sebagai pintu sesak dan juga sebagai jalan sempit.
Tidak ada seorang pun manusia yang sanggup berkata: Aku adalah pintu, aku jalan. Tidak ada seorang nabi, tidak ada seorang rasul, tidak ada seorang penginjil atau hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan berkata: Akulah pintu, akulah jalan”.
Hanya satu Pribadi yang berani berkata “Akulah pintu, Akulah jalan”, sebab Dia adalah Gembala Agung, Gembala yang baik, Ia telah menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, sehingga Ia layak untuk memproklimirkan diri-Nya sebagai pintu sesak, jalan sempit.
 
Biarlah kehidupan kita sebagai kawanan domba Allah betul-betul ada di tangan Gembala Agung, Gembala yang baik, Dia akan mempertanggung-jawabkan segala kehidupan kita masing-masing.
 
Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
 
Tadi kita sudah melihat, bahwa Yesus adalah Gembala yang baik, buktinya; Dia telah menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Dia sudah menyerahkan nyawa-Nya kepada saya dan kita semua. Kepada kita semua, darah-Nya sudah tercurah, dengan demikian Ia berani memproklamirkan diri-Nya sebagai pintu sesak, jalan sempit.
Maka, kalau kita sudah menyadari akan hal itu, tentu saja kita secepatnya menyerahkan hidup kita ke dalam tangan Gembala yang baik, supaya tergembala dan terpelihara dengan baik. Selain hidup, kita juga mempunyainya dalam segala kelimpahan.
 
Tetapi sebaliknya, jika domba-domba berada di tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, maka domba-domba akan diserahkan kepada si serigala. Apa pekerjaan serigala?
1.      Menerkam.
2.      Mencerai-beraikan domba-domba.
 
Jadi, kalau saya melihat seorang sidang jemaat sudah tidak lagi sungguh-sungguh beribadah, saya selalu pesankan: “Sungguh-sungguhlah tergembala” Tetapi, jangan salah mengerti dengan apa yang saya sampaikan ini, bukan TUHAN butuh engkau, tetapi engkau yang butuh TUHAN. Namun tugas saya sebagai seorang gembala, selalu harus menyampaikan: “Sungguh-sungguhlah tergembala”, itulah gembala yang bertanggung jawab.
Tetapi tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, akan menyerahkan domba-domba itu kepada si serigala, di mana pekerjaannya adalah:
1.      Menerkam = menyakiti.
2.      Mencerai-beraikan domba-domba, supaya liar tidak tergembala.
Kalau tidak tergembala, berarti domba tidak dengar-dengaran;
-          Menganggap kecil ibadah dan pelayanan.
-          Kemudian, sesuka hati beribadah di tempat lain.
-          Kemudian, sesuka hati mencari firman.
 
Itulah perbedaan antara “Gembala yang baik” dan “gembala dengan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab”. Itulah resiko kalau turun dari Yerusalem ke Yerikho; kalau kerohanian turun karena meninggalkan ibadah pelayanan, pasti jatuh ke tangan penyamun, tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, tidak bisa tidak. Firman TUHAN tidak pernah salah, tetapi manusia yang salah dengan pikiran yang merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih hebat hanya karena gelar tinggi.
 
Kita kembali untuk membaca Injil Lukas 10.
Lukas 10:30
(10:30) Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
 
Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun ... Tangan penyamun-penyamun adalah gembala yang tidak bertanggung jawab, di mana ketika serigala datang, justru domba-domba diserahkan kepada serigala. Padahal sudah jelas, pekerjaan serigala:

1.      Menerkam = menyakiti. Seharusnya, hamba TUHAN, gembala sidang memperhatikan orang yang tersakiti lahir batin.

2.      Mencerai-beraikan, sehingga domba-domba menjadi liar, tidak tergembala. Kalau Gembala yang baik, seharusnya memperhatikan domba-domba untuk terus tergembala dengan baik, dengar-dengaran dan mengikuti Gembala.

 
Pengajaran Mempelai sudah mengembalakan kita; maka, biarlah itu kita terus, sampai nanti mencapai penggembalaan yang sempurna, yaitu Yerusalem Baru.
 
Kemudian, di sini kita perhatikan: Ketika orang itu jatuh ke tangan penyamun (kalau domba-domba berada di tengan-tangan yang tidak bertanggung jawab), selanjutnya ...
YANG PERTAMA: Ia dirampok sampai habis-habisan.
Sama dengan; kehilangan segala harta dan kekayaan yang limpah, yaitu karunia-karunia dan jabatan-jabatan.
YANG KEDUA: Dipukuli.
Berarti, menderita karena pukulan = menderita karena kesalahan, itulah pukulan. Kalau menderita karena firman (aniaya karena firman, sengsara karena salib) itu adalah kasih karunia. Tetapi kalau menderita karena pukulan, itu adalah karena kesalahan.
Jadi, ada dua jenis penderitaan;
-          Kalau menderita karena aniaya firman, menderita karena sengsara salib, itu adalah kasih karunia.
-          Tetapi kalau menderita karena pukulan, itu jelas karena kesalahan.
YANG KETIGA: Ia ditinggalkan dalam keadaan setengah mati.
Setengah mati, berarti; tidak mati, tetapi juga tidak hidup = pingsan. Orang pingsan adalah orang yang tidak sadar.
Kalau seseorang sombong karena memiliki sesuatu, sombong hanya karena harta, kekayaan, kedudukan tinggi, bahkan karena gelar tinggi, ini adalah orang yang tidak sadar, itulah yang disebut “pingsan rohani”. Kalau dia sadar bahwa segala sesuatu yang kita punya dari TUHAN, maka tidak perlu sombong.
 
Demikianlah keadaan seseorang yang jatuh ke tangan penyamun;
-          lalu dirampok habis-habisan,
-          kemudian penyamun itu juga memukulnya,
-          lalu ditinggalkan setengah mati.
Bayangkan, dalam kedaan mengalaman 3 (tiga) hal ini, lalu ia ditinggalkan begitu saja. Coba saudara bayangkan, gembala apa seperti itu? Maka, disebutlah ia gembala perampok dan pencuri.
Ketika seseorang menderita kok dia justru tidak peduli; gembala apa seperti itu? Jelas, dia sama dengan penyamun, hamba TUHAN yang tidak bertanggung jawab.
 
Dalam kedaan mengalaman 3 (tiga) perkara yang dialami oleh orang itu, lalu mari kita lihat ayat 31-32
Lukas 10:31-32
(10:31) Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. (10:32) Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
 
Di sini kita melihat: Imam dan Lewi melewati jalan itu, bahkan melihat orang itu, tetapi justru melewatinya dari seberang jalan. Berarti imam dan Lewi adalah gambaran dari hamba-hamba TUHAN yang tidak bertanggung jawab.
 
-          Yang layak untuk masuk ke Ruangan Suci adalah imam-imam.
-          Bahkan yang dipercayakan untuk memikul tabut perjanjian adalah imam yang memang suku Lewi.
Tetapi di sini kita melihat keadaan Imam dan Lewi, yang tidak peduli dengan keadaan orang yang meninggalkan Yerusalem turun ke Yerikho dalam keadaan yang sekarang.
 
Jadi, imam dan Lewi di sini adalah gambaran dari hamba-hamba TUHAN yang tidak bertanggung jawab, yang tidak ada bedanya dengan penyamun-penyamun tadi. Apa bedanya? Kalau penyamun akhirnya meninggalkan orang itu setengah mati, imam dan Lewi pun sama; jadi, apa bedanya? Tidak ada.
Kalau hamba TUHAN tidak peduli dengan penderitaan orang lain, apa bedanya saudara dengan orang luaran sana? Kalau hanya pamer-pamer, tetapi tidak ada perhatiannya kepada orang yang sedang menderita, melayani tetapi tidak peduli dengan kesusahan orang lain, apa bedanya saudara dengan orang luaran sana?
 
Pendeknya: Kalau seorang hamba TUHAN tidak memiliki tanggung jawab, ia tidak peduli dengan sidang jemaat, mengapa demikian? Karena dia hanya peduli dengan harta dan kekayaan yang limpah. Dia hanya peduli dengan harta yang dia punya dan kelimpahan orang itu tadi; dia tidak peduli hatinya yang susah, hatinya yang remuk, jiwanya yang hancur.
 
Bandingkan dengan ORANG SAMARIA.
Lukas 10:33
(10:33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
 
Tetapi ketika orang Samaria melihat orang yang setengah mati, tergeraklah hatinya oleh karena belas kasihan.
Mana yang lebih mulia;
-          orang Samaria, yang memang jauh dari TUHAN kelihatannya, tetapi penuh belas kasih;
-          atau dari pada yang kelihatannya dekat, seperti imam dan Lewi, tetapi jauh dari TUHAN?
 
Jadi, yang mempersatukan antara yang jauh dan yang dekat, itu karena darah salib Kristus ... Efesus 2:13. Berarti, darah salib Kristus yang tercurah atas kita, itu adalah belas kasih.
-          Imam dan Lewi terlihat dekat, tetapi ternyata imam dan Lewi ini jauh dari TUHAN.
-          Sebaliknya, Samaria yang kelihatannya jauh, tetapi dekat.
Jadi, kalau yang “jauh” menjadi “dekat”, itu karena belas kasihan TUHAN. Darah salib Kristus tercurah atas kita karena belas kasih TUHAN. Hati TUHAN tergerak oleh karena belas kasihan kepada kita semua.
 
Ingat, kita ini bangsa kafir dan orang berdosa. Kalau akhirnya berada di tengah ibadah dan pelayanan untuk mendekat kepada TUHAN, itu semua karena belas kasih.
 
Lukas 10:34
(10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
 
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya ... Lihatlah, orang Samaria mendekat, lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur.
 
Praktek belas kasihan TUHAN kepada kita:
-          Ia datang ke dunia ini,
-          mati di atas kayu salib,
-          dan hari ketiga Ia bangkit,
dengan satu tujuan; untuk membalut luka-luka di hati, tentu saja sesudah Ia menyiraminya dengan minyak dan menyiraminya dengan anggur.
 
Jadi, praktek belas kasihan TUHAN kepada kita, yang adalah bangsa kafir dan orang berdosa ialah Ia datang ke dunia ini, Dia datang dan mati di kayu salib untuk membalut luka-luka di hati, tentu saja sesudah disiram dengan 2 (dua) hal:
1.      Dengan minyak.
2.      Dengan anggur.
Luka-luka itu dibalut, luka-luka di batin itu dibalut, sakit hati itu dibalut, remuk hatimu dibalut, tentu saja sesudah disiram dengan minyak dan disiram dengan anggur.
Kurang apa baiknya TUHAN sudah menyatakan belas kasihan kepada orang berdosa ini? Kurang apa TUHAN kepada kita yang sombong ini? Kurang apa TUHAN kepada kita yang keras hati ini? Kurang apa TUHAN kepada orang yang tidak sadar diri ini? Kurang apa TUHAN kepada orang yang merasa diri hebat ini? Padahal luka-luka di hati, di batin dibalut, sesudah disiram dengan minyak dan anggur.
 
Perlu untuk diketahui, YANG PERTAMA: Untuk memperoleh MINYAK ZAITUN, Yesus telah mengalami penumbukan di atas kayu salib, bagaikan pohon zaitun tumbuk.
Jadi, pengurapan minyak itu diperoleh, setelah terlebih dahulu Yesus mengalami penumbukan di atas kayu salib; itu namanya pohon zaitun tumbuk. Kalau seseorang yang tidak mau mengalami penumbukan, maka tidak akan pernah mengalami pengurapan, walaupun setiap hari ia pakai minyak rambut.
Jadi, jangan saudara merasa bahwa pengurapan itu terjadi setelah hamba TUHAN melemparkannya dengan minyak bimoli, tidak; salah jika saudara berpikir seperti itu. Jadi, jangan mau dibodoh-bodohi oleh hamba TUHAN yang bodoh, yang tidak mengerti Firman TUHAN, tidak mengerti pohon zaitun tumbuk.
 
Pengurapan itu terjadi setelah Yesus mengalami penumbukan di atas kayu salib. Tidak pernah pengurapan itu terjadi karena disiram dengan minyak sinyong-nyong. Tetapi anehnya, banyak orang kaya dibodoh-bodohi oleh hamba TUHAN yang bodoh.
Kalau tidak ada penumbukan, maka tidak ada pengurapan. Kalau hamba TUHAN bertahan dengan kekerasan hati, maka tidak ada pengurapan.
                                                  
Perlu untuk diketahui, YANG KEDUA: Untuk memperoleh AIR ANGGUR YANG MANIS, Yesus telah mengalami pemerasan di atas kayu salib, barulah kita menikmati air anggur yang manis, karena Dia sudah mengalami pemerasan itu di atas kayu salib.
Itu sebabnya, sebelum Yesus ditangkap dan disalibkan, Yesus berada di bukit Zaitun untuk mengalami pemerasan di sana, dan penumbukan sekaligus.
 
Lihatlah PENUMBUKAN yang terjadi.
Ayub 5:18
(5:18) Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.
 

-          Yesus telah mengalami penumbukan supaya ada minyak urapan.

-          Yesus sudah mengalami pemerasan di atas kayu salib, supaya kita menikmati air anggur yang manis.

Itu sebabnya, di sini dikatakan:
-          Dia yang melukai, tetapi juga yang membebat luka-luka itu.
-          Kemudian, Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.
Itulah penyucian oleh Firman Allah, bagaikan pedang yang melukai daging ini.
 
Tetapi setelah terlukai, baru ada pemulihan, healing of God. Tidak mungkin seseorang sembuh tanpa operasi; jadi, harus dilukai dulu, lalu diambillah penyakit itu, barulah sembuh. Dia juga sudah dipukuli hebat-hebatan, tetapi supaya kita dibebat, disembuhkan. Dia yang memukuli, tetapi tangan-Nya yang menyembuhkan pula.
Jadi, jangan heran dengan sengsara salib. Maka jelaslah, bahwa; dibalut itu sesudah disiram dengan minyak, dibalut itu sesudah disiram dengan anggur. Dia yang memukuli, tetapi lihatlah; tangan-Nya juga yang menyembuhkan; dilukai, tetapi dibebat.
Tidak mungkin ada pembalutan, tidak mungkin dibebat kalau tidak terlebih dahulu disiram dengan minyak, disiram dengan anggur; saudara akan sadar akan hal ini, dan harus mau menerima. Hal ini mutlak, tidak bisa tidak. Kalau tidak, maka tidak akan bisa mengalami pemulihan; itulah cara TUHAN merawat hidup rohani kita.
 
Hosea 6:1-2
(6:1) "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. (6:2) Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
 
Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN ... Perhatikan, orang yang berbalik kepada TUHAN harus sadar. Apa yang harus dia sadari? Orang yang berbalik kepada TUHAN, ia harus sadar bahwa ;
-          Dia yang menerkam, Dia yang menyembuhkan
-          Dia yang memukul, tetapi Dia juga yang membalut hati ini.
Jadi, dibalut itu tentu saja sesudah disiram dengan minyak, sesudah disiram dengan anggur; ingat itu.
Barulah pada hari ketiga, kita bangkit; pada hari yang ketiga, kita hidup. Bukan hanya dipulihkan, tetapi kita hidup. Kalau Yesus hidup, maka kita pun hidup. Jangan hidup penuh dengan kamuflamse, melainkan benar-benar hidup di hadapan-Nya.
 
Lukas 10:34
(10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
 
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Proses minyak dan anggur adalah dipukul dan dilukai, barulah dibalut, dibebatlah hati kita ini.
 
Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri ... Biarlah kehidupan kita ditunggangi sebagai keledai yang ditunggangi, lewat pekerjaan TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN, sampai dibawa kepada Yerusalem Baru.
Lihat, orang yang sakit itu juga dibawa ke atas keledai tunggangannya sendiri. Jangan kita ditunggangi oleh perempuan Babel, tetapi biarlah TUHAN menunggangi kita lewat ibadah dan pelayanan, dan juga memperhatikan orang yang setengah mati.
 
... Lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. TUHAN sangat terbukti, bahwa Ia adalah gembala Agung yang sedang merawati hidup rohani kita masing-masing.
Jadi, sudah terbukti; luka batin sudah disembuhkan, luka batin sudah dibebat (dibalut), tentu saja sesudah menyiram dengan minyak dan anggur. Lihat, proses terjadinya minyak dan anggur ialah dipukul dan dilukai dahulu. Sebelum disiram dengan minyak dan anggur, tidak akan terjadi pembalutan. Pembalutan, pembebatan, pemulihan terjadi sesudah disiram dengan minyak dan anggur, dipukul dan dilukai.
 
Minyak ini penting sekali, sebab berbau harum di hadapan TUHAN. Dan anggur itu merupakan kasih Allah. Biarlah kita hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah lewat doa penyembahan malam ini.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment