KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, March 30, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 25 MARET 2021



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 25 MARET 2021
 
KITAB RUT
(Seri:131)
 
Subtema: JANGAN MENGEJAR-NGEJAR ORANG MUDA YANG MISKIN
 
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Biarlah kiranya bahagia damai sejahtera Kristus memerintah di tengah-tengah ibadah, memerintah di pikiran dan di hati kita masing-masing, sehingga kedatangan kita ini saling melengkapi satu dengan yang lain, saling menopang, saling mendukung dalam doa, tidak merasa lebih baik lebih benar, tetapi supaya ibadah ini menjadi korban persembahan yang menyenangkan hati TUHAN.
Tidak lupa juga saya menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, sidang jemaat di Bandung di Malaysia, baik juga umat TUHAN di dalam maupun luar negeri, yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook; TUHAN memberkati kita sekaliannya.
Selanjutnya, marilah kita berdoa, memohon kemurahan hati TUHAN, supaya malam ini TUHAN menyatakan pribadi-Nya lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya, TUHAN menyatakan rencana-Nya dalam kehidupan kita masing-masing supaya kita benar-benar berada di dalam rencana Allah yang besar, sehingga ibadah ini tidak kita kerjakan dengan sia-sia, melainkan betul-betul mengandung janji dan kuasa baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
 
Segera saja kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, dari STUDY RUT.
Sekarang kita masih berada di Rut 3:10.
Rut 3:10
(3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
"Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!” Biarlah kiranya berkat-bekat dari Sorga mengalir memenuhi setiap kehidupan kita; hidup, ibadah, pelayanan kita semua diberkati oleh TUHAN, karena kita adalah anak-anak TUHAN. Bukti bahwa kita adalah anak-anak TUHAN adalah senantiasa menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut TUHAN.
 
“Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu …” Menunjukkan bahwa; kita berada di tengah-tengah penggembalaan ini, tergembala dengan baik dan benar di hadapan TUHAN, berarti mendengar suara gembala dan mengikuti firman penggembalaan sampai dibawa masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
-          Yang pertama”, Rut berada di ladang Boas, di dalam Rut 2.
-          Kemudian, “yang kedua”, Rut berbaring di kaki Boas rohani.
Sekarang ini kita sudah menemukan tempat untuk berbaring, buktinya; kita berada di tengah-tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, menunjukkan bahwa kasih kita lebih nyata dari yang pertama kali itu.
Jadi, kalau kehidupan rohani kita benar-benar tergembala di hadapan TUHAN, dengar-dengaran dan mengikuti gembala, menunjukkan bahwa kasih kita lebih nyata lagi dari yang pertama itu. Kalau dahulu kita sekedar berada di ladang TUHAN -- yaitu beribadah dan melayani --, tetapi biarlah sekarang kita mau belajar untuk menjadi suatu kehidupan yang tergembala di hadapan TUHAN. Biarlah kasih kita lebih nyata dari yang pertama kali itu.
 
“ … karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.” Singkatnya, Rut tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
Kalimat yang harus kita perhatikan untuk malam ini ialah Rut tidak mengejar-ngejar orang-oramh muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
Sebelum kita melihat penjelasan tentang orang-orang muda yang miskin dan yang kaya, yang pasti di sini adalah Rut tidak mengejar-ngejar-ngejar orang-orang muda, dengan demikian; Rut hidup sesuai dengan ketetapan dan peraturan-peraturan dari firman Allah.
 
Amsal 22:15
(22:15) Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.
 
“Kebodohan melekat pada hati orang muda.” Jadi, kalau Rut tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, itu menunjukkan bahwa; ia benar-benar hidup sesuai dengan ketetapan dan peraturan-peraturan dari Firman Allah di tengah-tengah ia beribadah dan melayani di hadapan TUHAN.
 
Mari kita lihat, BUKTI TIDAK MENGEJAR-NGEJAR ORANG-ORANG MUDA.
2 Timotius 2:22-23
(2:22) Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. (2:23) Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
 
Pesan Rasul Paulus kepada Timotius secara khusus ada 2 (dua), yang pertama: “JAUHILAH nafsu orang muda” sebab kebodohan melekat pada hati orang muda.
Sebaliknya Rasul Paulus berkata: “KERJARLAH”, antara lain;
1.      Keadilan bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada TUHAN dengan hati yang murni.
2.      Kesetiaan bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada TUHAN dengan hati yang murni.
3.      Kasih bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada TUHAN dengan hati yang murni.
4.      Damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada TUHAN dengan hati yang murni.
Biarlah kiranya kita bersama-sama bergandengan tangan di dalam beribadah dan melayani dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon. Jangan kita lebih melekat dengan orang-orang yang tidak mengenal TUHAN, tetapi kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih, dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada TUHAN dengan hati yang murni.
 
Saya berharap, kita semua betul-betul menyatu, sehati, sepikir, seiya, sekata. Kalau memang engkau Lewi; sandang pedang, bunuh perasaan dan tabiat daging dari orang-orang terdekat. Saya mengatakan ini bukan suatu kebetulan, tetapi setiap kali saya berkata-kata selalu terjadi.  Terkadang saya berpikir bahwa saya hanya berbicara ceplos, lalu ketika saya mengucapkan kata-kata itu saya berpikir; mengapa saya ucapkan, namun tidak lama kemudian apa yang saya ucapkan justru terjadi.
 
Pesan Rasul Paulus kepada Timotius secara khusus ada 2 (dua), yang kedua: “HINDARILAH” antara lain;
1.      Soal-soal yang dicari-cari.
2.      Soal-soal yang bodoh.
3.      Soal-soal yang tidak layak.
Mengapa “soal-soal itu” harus kita hindari? Jawabnya ialah karena “soal-soal itu” itu menimbulkan pertengkaran antara satu dengan yang lain, sementara pada ayat 24 mengatakan bahwa: sesama hamba TUHAN tidak boleh bertengkar.
 
Terkait pesan Rasul Paulus kepada Timotis yang kedua yaitu: “HIDARILAH”, ada lagi hal-hal yang harus dihindari, yang lebih seru lagi, yang lebih harus diperhatikan lagi.
2 Timotius 2:16
(2:16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.

Kemudian Rasul Paulus juga berkata: “HINDARILAH”, antara lain;
-          Omongan yang kosong.
-          Omongan yang tak suci.
Mengapa perkara itu harus dihindari? Jawabnya ialah sebab omongan yang kosong dan yang tak suci tersebut hanya menambah kefasikan.
 
Pendeknya: Omongan yang kosong dan yang tak suci memicu dosa kefasikan akan semakin bertambah-tambah; kesombongan dan keangkuhan akan semakin bertambah-tambah.
Oleh sebab itu, dengan tegas Rasul Paulus berkata kepada Timotius: Hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci, karena perkara itu memicu terjadinya kefasikan semakin bertambah-tambah, kesombongan semakin bertambah, keangkuhan juga semakin bertambah.
Jadi, omongan yang kosong dan yang tak suci itu mutlak untuk dihindarkan. Kita semua harus menghindar dari situ, harus menghindari omongan yang kosong dan yang tak suci.
 
PRAKTEK OMONGAN YANG KOSONG DAN YANG TAK SUCI.
2 Timotius 2:17-19
(2:17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, (2:18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang. (2:19) Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."
 
Himenus dan Filetus mengajarkan tentang kebangkitan tetapi tanpa dasar yang teguh, yaitu kebangkitan tanpa pengalaman kematian. Ajaran semacam ini menyimpang dari kebenaran, akibatnya ialah merusak iman dari sidang jemaat yang dilayani oleh Himeneus dan Filetus, sama seperti penyakit kanker yang menjalar kepada sel-sel, menjalar kepada anggota-anggota tubuh yang lain.
 
Singkat kata: Omongan yang kosong dan yang tak suci adalah suasana kebangkitan tanpa pengalaman kematian = ajaran palsu. Kalau kematiannya palsu tentu saja kebangkitannya juga palsu, kalau kematiannya semu maka kebangkitannya juga semu, ajaran semacam ini merusak iman dari sidang jemaat, karena ajaran tersebut memicu kefasikan yang semakin bertambah-tambah. Kebangkitan tanpa kematian itu memicu kefasikan, membuat orang menjadi angkuh, sombong dan pongah.
 
Saya melihat banyak di antara kita melayani tanpa kematian, tidak mau dengar-dengaran, diajar yang baik tetapi selalu membawa hatinya, akhirnya, memicu terjadinya kesombongan. Jika sidang jemaat tidak dengar-dengaran, sidang jemaat bukan menyakiti saya tetapi ia sedang menyakiti hati TUHAN.
Jadi, ajaran semacam ini yaitu berada dalam suasana kebangkitan tetapi tidak melewati pengalaman kematian;
-          melayani tanpa kesucian,
-          melayani tetapi masih bergaul dengan kejahatan,
-          melayani tetapi tidak dengar-dengaran,
-          melayani tetapi menuruti keinginan daging,
Semua perkara itu memicu terjadinya kesombongan.
 
BUKTI nyata (real) kebangkitan tanpa kematian memicu kesombongan:
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
 
Di sini kita melihat: Seekor binatang keluar dari dalam laut, jelas menunjuk kepada Antikris.
Laut merupakan gambaran atau bayangan dari baptisan Kristus. Sedangkan baptisan Kristus, berbicara soal kematian dari TUHAN Yesus Kristus, yang berkuasa mengubur hidup yang lama supaya selanjutnya kita berada dalam suasana kebangkitan; inilah kebangkitan yang benar.
Kalau kematiannya benar maka otomatis kebangkitannya benar, tetapi kalau matinya semu pasti bangkitnya semu, kalau matinya tidak benar pasti bangkitnya juga tidak benar.
 
Jauh lebih baik kalau kita rendah hati, dengar-dengaran, masuk dalam pengalaman kematian di tengah ibadah dan pelayanan. Tidak ada artinya seperti terlihat “bangkit”, tetapi tidak dengar-dengaran (dagingnya tidak mau merosot); itu namanya ibadah semu, tidak mengandung janji.
Kalau kita sudah mendapatkan pemahaman yang baik, seharusnya kita sangat bersyukur dan berterimakasih kepada TUHAN, karena pengertian lewat pendidikan di dunia ini belum sempurna, tetapi pengertian lewat hikmat Sorgawi itu yang menyelamatkan kita; kita semua harus paham akan hal ini. Belajar sedikit demi sedikit untuk menjadi pribadi yang rendah hati bahkan sampai berada di titik 0 (nol), itu pengalaman kematian. Kalau kematiannya benar nanti kebangkitannya juga benar, sehingga semua yang kita kerjakan ini berkenan kepada TUHAN.
 
Roma 6:3-5
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? (6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. (6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
 
Kalau satu dalam kematian TUHAN Yesus Kristus, maka tentu saja kita satu dengan kebangkitan-Nya. Jadi, kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya juga benar.
Apa artinya kita melayani tanpa kebangkitan yang benar? Oleh sebab itu, kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya juga benar. Kuasa kematian Kristus ialah mengubur hidup lama, berarti daging tidak bersuara lagi; tidak lagi mengikuti pikiran manusia daging, supaya akhirnya kita bangkit bersama dengan Dia.
 
Roma 6:7
(6:7) Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
 
Siapa yang telah mati (menguburkan hidup yang lama), maka ia bebas dari dosa, merdeka dari dosa. Tetapi sebaliknya, orang yang masih hidup menurut daging (tidak masuk dalam pengalaman kematian), tidak merdeka dari dosa, maka sampai kapanpun ia tetap menjadi hamba dosa. Tetapi siapa yang telah mati, siapa yang telah mengubur hidup lama, maka ia telah bebas dari dosa, merdeka dari dosa.  
 
Roma 6:8-9
(6:8) Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. (6:9) Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
 
Jika kita telah mati dengan Kristus, kita juga bangkit atau hidup dengan Dia. Kalau matinya benar, maka bangkitnya benar, dengan lain kata; maut tidak berkuasa lagi. Itulah arti dari ibadah ini yang TUHAN berikan kepada kita.
 
Roma 6:10-11
(6:10) Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. (6:11) Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
 
Kalau daging sudah mati, maka dosa tidak berkuasa. Lihat saja orang mati; sekalipun diteriaki, dimaki-maki, dijelekkan, dia tidak akan menggubris apa yang kita katakan = bebas dari dosa.
 
Kita hanya mati satu kali saja tetapi itu untuk selama-lamanya dan kebangkitan kita adalah kebangkitan untuk Allah. Biarlah kita benar-benar memandang kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, sebab kalau matinya benar, maka bangkitnya pun benar.
Jangan pandang yang lain-lain, jangan pandang pengertian diri sendiri dan berkata “… tapi, inikan benar Om? tidak salah, lihat buktinya.” Kenapa kita tidak dengar-dengaran saja, supaya berkenan di hadapan TUHAN.
 
Kita kembali untuk memperhatikan Wahyu 13.
Wahyu 13:1, 3
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

“… Tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh …” Luka itu pada akhirnya sembuh. Berarti, luka atau sengsara tidak membawa dia satu dalam kematian Kristus, tetapi justru luka itu sembuh.
 
Adapun wujud binatang yang keluar dari dalam laut adalah;
-          Bertanduk 10 (sepuluh).
-          Berkepala 7 (tujuh).
-          10 (sepuluh) mahkota di atas tanduk-tanduknya.
Kemudian, pada ayat yang ke-3 dikatakan; satu dari 7 (tujuh) kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh, dengan kata lain; antikris mengadakan mujizat kesembuhan. Tetapi inilah yang disebut ajaran palsu atau kebangkitan palsu.
 
Sebenarnya, kalau kita perhatikan di sini; satu dari kepalanya itu terluka atau mengalamai sengsara, tetapi sengsara itu tidak lanjut sampai kepada kematian Kristus, inilah yang disebut kebangkitan palsu.
Padahal, sudah sangat jelas; sebenarnya, binatang itu keluar dari dalam laut. Laut berbicara soal baptisan Kristus, yaitu kematian dan kebangkitan Kristus. Jadi, kalau kematiannya palsu, maka kebangkitannya juga palsu; inilah ajaran palsu, kebangkitan palsu.
 
Satu dari kepala-kepalanya itu kena luka, berarti mengalami sengsara, sebagaimana luka-luka disekujur tubuh Yesus disertai dengan lima luka utama -- dua kaki, dua tangan dan lambung --. Lewat luka-luka ini, lewat sengsara salib, membawa Yesus sampai kepada kematian, kemudian hari ketiga Yesus bangkit.
Namun, di sini kita melihat luka, sengsara tidak membawa antikris kepada kematian, justru sebaliknya luka itu sembuh, berarti mujizat kesembuhan terjadi, sehingga lewat kesaksian itu seluruh dunia heran, lalu dunia ini mengikuti antikris. Tetapi ini merupakan kebangkitan tanpa kematian, itulah kebangkitan palsu.
Ingat; kebangkitan palsu, ajaran palsu, kebangkitan tanpa kematian memicu terjadinya kefasikan semakin bertambah-tambah.
 
Wahyu 13:4-6
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?" (13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
 
Akibat menerima ajaran palsu -- kebangkitan palsu, yaitu kebangkitan tanpa kematian --, ditandai dengan;

-          Sidang jemaat atau pengikut-pengikut antikris akhirnya menyembah naga dan menyembah antikris.

-          Puncaknya, antikris atau binatang yang keluar dari dalam laut menghujat, antara lain; Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Kefasikan itu semakin memuncak.

Jadi jelas, kebangkitan tanpa pengalaman kematian memicu terjadinya kefasikan atau kesombongan, keangkuhanpun semakin bertambah-tambah. Ingatlah akan hal ini.
 
Tadi malam saya berbicara kepada seorang jemaat: “Jika engkau tidak percaya dengan apa yang saya sampaikan, suatu kali kelak engkau akan mengalami suatu masalah besar karena dosa kesombonganmu sendiri”, namun, dia tidak mengerti apa yang saya maksud. Sebenarnya saya berbicara sesuai dengan apa yang saya dapat dari firman TUHAN, yang TUHAN tuntut dari kehidupan kita sebagai kawanan domba ialah dengar-dengaran saja.
Terlebih dahulu menjadi saksi di tengah ibadah pelayanan, mengejar (mencari) keadilan, kesetiaan, kasih, dan damai bersama-sama dengan orang yang berseru dengan hati yang murni. Apa artinya engkau menjadi saksi (bersaksi) di luar, tetapi engkau lupa dengan kesaksian yang di dalam?
 
Hubungan antara gereja dengan Kristus kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena kepada TABUT PERJANJIAN, yang terdapat dalam Ruangan Maha Suci.


Tabut Perjanjian terdiri dari 2 (dua) bagian, yang pertama: Tutupan Grafirat atau Tutupan Pendamaian dengan dua kerub di atasnya, semuanya terbuat dari emas murni, itu menunjuk pribadi Allah Trinitas; TUHAN. Yesus, Kristus.
-          Tutupan pendamaian à Yesus Anak Allah.

-          Kerub pertama à Allah Bapa.
-          Kerub kedua à Allah Roh El Kudus.
Tabut Perjanjian terdiri dari 2 (dua) bagian, yang kedua: Peti dari Tabut Perjanjian, yang terbuat dari kayu penaga, namun bagian dalam dan bagian luar telah disalut dengan emas. Tetapi sayangnya, gereja TUHAN di hari-hari ini, di dalam membangun hubungannya atau relasinya kepada TUHAN hanya sibuk memperhatikan lapisan luar, tidak sibuk memperhatikan lapisan dalam; ingin menjadi saksi, tetapi lapisan dalam tidak diperhatikan, akhirnya berada dalam suasana kebangkitan palsu. Kalau hal ini dipertahankan ini akan memicu terjadinya kesombongan, dan tanpa disadari kesombongan ini sesungguhnya sedang terjadi.  
 
Pengikut antikris menyembah naga dan antikris, sementara di pihak antikris penghujatan itu terjadi; menghujat Allah Bapa, menghujat Allah Anak, menghujat Allah Roh Kudus dan orang yang seperti ini tidak akan diampuni oleh TUHAN. Selama pengampunan itu masih berlaku, selama darah Kristus masih berlaku, manfaatkan kesempatan ini, berdamai dengan Allah; jangan bertahan dengan kebenaran diri sendiri.
 
Pendeknya: Kebangkitan tanpa pengalaman kematian betul-betul menambah kefasikan, menambah kesombongan, menambah keangkuhan, dan kefasikan itu semakin bertambah-tambah, puncaknya adalah penghujatan kepada Allah Roh Kudus.
-          Menghujat Allah Bapa; masih diampuni.
-          Menghujat Allah Anak; masih diampuni.
-          Tetapi menghujat Allah Roh Kudus; tidak diampuni lagi.
Hal ini sudah dinubuatkan oleh nabi Daniel; oleh sebab itu, jangan mengejar-ngejar nafsu orang muda, tetapi hindari nafsu orang muda.
 
Kefasikan yang memuncak itu rupa-rupanya sudah dinbuatkan oleh para nabi, secara khusus oleh nabi Daniel dalam Daniel 8:9.
Daniel 8:9
(8:9) Maka dari salah satu tanduk itu muncul suatu tanduk kecil, yang menjadi sangat besar ke arah selatan, ke arah timur dan ke arah Tanah Permai.
 
Dari 3 (tiga) tanduk sebelumnya di antaranya muncul satu tanduk, yang awalnya kecil, kemudian menjadi sangat besar ke arah selatan, ke arah timur dan ke arah Tanah Permai (barat). Berarti, dia datang dari sebelah utara; jelas ini merupakan ajaran setan, sebab utara itu takhtanya setan. Antikris itu adalah Tritunggalnya Setan (Setan Tritunggalnya), dengan lain kata; antikris berasal dari Setan.
Kemudian, dari utara dia mengarah pergi ke selatan, lalu ke timur, kemudian ke Tanah Permai atau Ruangan Maha Suci atau barat.  Berarti, kita dapat mengambil kesimpulan; Antikirs merupakan kaki tangan dari pada Setan.
 
Daniel 8:10
(8:10) Ia menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya.
Sampai akhirnya, antikris akan menjadi besar dan sombong, kuasanya sampai kepada bala tentara langit, yaitu hamba-hamba TUHAN yang diurapi dan beberapa dari bintang-bintang -- itulah hamba-hamba TUHAN yang diurapi -- akan dijatuhkan ke bumi dan diinjak-injak. Inilah kebangkitan palsu, ajaran palsu yang lebih dilengkapi dengan penjelasan oleh nabi Daniel.
Kebangkitan tanpa kematian akan memicu kefasikan, perhatikan firman TUHAN malam ini.
 
Saya berharap, kita semua sehati; jangan menampilkan apa yang tidak disukai TUHAN di media sosial. Saya sudah berkali-kali sampaikan “jangan kenajisan ditampilkan di media sosial” Namun sayangnya, masih saja melayani tetapi tidak sehati.
Engkau pegang-pegang wanitamu, atau wanitamu yang pegang tubuhmu, kok dianggap biasa hal yang seperti itu? Kalau engkau mau melayani, sehati sepikirlah dalam penggembalaan ini, kecuali engkau tidak mau lagi melayani TUHAN.
Kebangkitan tanpa kematian memicu kesombongan, dan kesombongan itu sampai menjatuhkan bala tentara di langit, bintang-bintang di langit itulah hamba-hamba TUHAN yang diurapi, dijatuhkan sampai diinjak-injak, ada yang diremukkan dan dilahap sisanya diinjak-injak. Hati-hati, saudara.
 
Daniel 8:11
(8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.
 
Puncaknya terhadap Panglima bala tentara -- yaitu pribadi TUHAN Yesus Kristus -- ia membesarkan dirinya, dengan 2 (dua) cara;
Yang pertama: Ia menghentikan korban sehari-hari, yaitu;
1.      Korban sembelihan à Ibadah yang dihubungkan dengan salib.
2.      Korban santapan, itulah pengajaran firman Allah yang benar dan murni.
Yang kedua: Kemah kediaman-Nya atau bait suci Allah dirobohkannya = Menghujat Roh Allah. Inilah puncak kefasikan, tidak diampuni lagi. Kalau sudah sampai kepada puncak kefasikan, maka TUHAN tidak ampuni lagi.
 
Saat ini mungkin kita menantang Gembala atau Hamba TUHAN, seperti yang tertulis pada ayat 10. Tetapi, kalau tidak bertobat dari situ, ayat 11 mengatakan; bahkan membesarkan dirinya terhadap Panglima bala tentara.
Kalau kepada hamba TUHAN yang diurapi saja kita tidak mau dengar-dengaran, maka tidak tertutup kemungkinan orang semacam ini akan membesarkan dirinya sampai kepada Panglima bala tentara langit. Akhirnya, memandang rendah korban sehari-hari itulah;
-          korban sembelihan, yaitu ibadah yang dihubungkan dengan salib;
-          dan korban santapan, itulah pengajaran Firman Allah yang benar dan murni.
Lalu puncak dari kefasikan, yaitu menghujat Allah Roh Kudus, merobohkan kemah kediaman-Nya, merusak bait suci Allah dengan segala kegiatan-kegiatan Roh yang ada di dalamnya; menganggap enteng ibadah-ibadah dan pelayanan-pelayanan, tidak mau belajar.
 
Daniel 8:12
(8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.

Akhirnya, setelah kefasikan itu permanen kebaktiannya pun diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, itulah korban sembelihan dan korban santapan. Kalau kebaktiannya diadakan secara fasik, menggantikan korban sehari-hari, berarti kefasikan itu sudah permanen. Hati-hati, di dalam melayani TUHAN jangan membawa pengertian diri sendiri.
 
Kalau kefasikan itu sudah permanen, sudah memuncak, dia akan mengadakan kebaktian secara fasik lalu menggantikan korban sehari-hari. Kemudian, kebenaran dihempaskan ke bumi, dan apapun yang dibuatnya berhasil, jelas ini adalah kebangkitan palsu atau kebangkitan tanpa kematian, yang memicu terjadinya kefasikan yang memuncak yaitu menghujat kemah kediaman-Nya, menghujat Roh El Kudus dan kehidupan yang semacam ini tidak akan menerima pengampunan lagi.
 
Jadi, dari penguraian Firman TUHAN yang kita terima malam ini menunjukkan bahwasannya Rut betul-betul tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, karena pada hati orang-orang muda melekat kebodohan. Oleh sebab itu, Rasul Paulus dengan tandas memberi pesan kepada Timotius:

-      Yang pertama: Hindari nafsu orang muda tetapi kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih, damai bersama-sama dengan orang-orang yang berseru dengan hati yang murni.

-      Yang kedua: Hindarilah perkara-perkara yang menyebabkan pertengkaran. Terkait dengan hal itu, hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci, seperti ajaran Himeneus dan Filetus yang mengajarkan kebangkitan terhadap sidang jemaat tetapi tanpa dasar yang teguh, akibatnya ialah merusak iman, memicu dosa kesombongan sama seperti penyakit kanker menjalar dan merusak anggota tubuh sidang jemaat yang lain.

 
Saudara bisa bayangkan; andaikata saudara tidak mendapatkan pamahaman yang seperti ini, bagaimana jadinya hidup kita ini? Jawabnya ialah BINASA; umat menjadi liar kalau tidak ada pembukaan rahasia firman atau wahyu, sesuai dengan Amsal 29:18.
Jadi, ukuran keselamatan bukan dilihat dari hamba TUHAN yang sudah terkenal masuk TV atau sudah viral, bukan dilihat dari gedung mewah atau kemewahan secara lahiriah, jelas kita butuh pembukaan rahasia firman TUHAN.
 
Sekarang kita kembali membaca Rut 3:10.
Rut 3:10
(3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
“… Karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.” Singkatnya, Rut tidak mengejar-ngejar orang-orang muda;
-          Baik yang miskin.
-          Maupun yang kaya.
 
Sekarang, marilah kita ikuti penjelasan dari 2 (dua) hal di atas, diawali dengan penjelasan tentang: TIDAK MENGEJAR-NGEJAR ORANG-ORANG MUDA YANG MISKIN.
Terkait dengan perkara ini, kita hubungkan langsung dengan Amsal 28:19.
Amsal 28:19
(28:19) Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan.
 
“Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan …” Biarlah hati yang merupakan gambaran dari tanah betul-betul digarap, dikerjakan dengan rela oleh firman yang dibukakan, supaya kita kenyang dengan kelimpahan pembukaan firman.
 
“… Tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan.” Singkatnya, dari bagian B ini ialah orang muda miskin, jelas itu menunjuk kepada; barang atau segala perkara yang sia-sia yang ada di dunia ini.
 
Kita akan memasuki berkat yang baru; oleh sebab itu, marilah kita berdoa, kita harus sehati sepikir di dalam melayani pekerjaan TUHAN.
Galatia 4:8
(4:8) Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah.
 
Bangsa kafir menghambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah = hidup dalam penyembahan berhala.
Berhala, artinya: segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN, misalnya;

-          Meninggalkan TUHAN atau ibadah pelayanan hanya karena pekerjaan, itu disebut berhala.

-          Meninggalkan TUHAN atau ibadah pelayanan hanya karena menuntut ilmu setinggi bintang di langit, itu disebut berhala.

-          Meninggalkan TUHAN atau ibadha pelayanan hanya karena kunjungan saudara atau saudari, itu disebut berhala.

Termasuk kekerasan hati dan kebenaran diri sendiri, itu juga disebut berhala
Itulah keadaan dari kafir, bangsa yang belum mengenal TUHAN dengan baik.
 
Mungkin, hati kita bertanya-tanya kenapa dihubungkan dengan ini? Nanti kita akan melihat ayat kelanjutannya, sehingga dapat melihat apa yang TUHAN maksud pada kita malam ini.
 
1 Korintus 12:2
(12:2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
 
Bangsa kafir, bangsa yang tidak mengenal Allah, tanpa berpikir panjang dengan mudahnya ditarik kepada berhala-berhala yang bisu, ditarik kepada perkara-perkara yang sia-sia yang ada di dunia ini.
Singkatnya: Jemaat di Korintus ini lebih membesarkan segala perkara yang ada di dunia ini, padahal perkara yang ada di dunia ini adalah perkara yang sia-sia. Jadi, jemaat di Korintus ini telah menghambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah yang hidup.
 
1 Korintus 12:3
(12:3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
 
Seseorang yang hidup dalam pengaruh yang besar oleh Roh El Kudus tidak akan pernah mengutuki Yesus; sebaliknya, akan mengaku bahwa Yesus adalah TUHAN. Itu sebabnya, Rasul Paulus dengan tandas mengatakan supaya mereka yakin bahwa jemaat di Korintus ini harus betul-betul berada dalam kegiatan Roh, berada dalam kegiatan ibadah dan pelayanan, berada dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus.
Ketika jemaat di Korintus, anak-anak TUHAN betul-betul berada di dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus, dia tidak akan pernah mengutuki Yesus; sebaliknya, dia akan mengaku bahwa Yesus adalah TUHAN Allah yang hidup, Allah sesembahan kita masing-masing, dan tidak akan menghambakan diri kepada allah-allah lain, tidak akan menghambakan diri kepada perkara-perkara yang lahiriah yang ada di dunia, itu perkara yang sia-sia.
 
Ayo, mulai malam ini dan seterusnya belajar untuk senantiasa berada di dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus, penuh dengan Roh El Kudus, dipimpin oleh Roh El Kudus, sehingga tiada mungkin kita mengutuki Yesus Kristus, sebaliknya kita akan mengaku bahwa Yesus adalah TUHAN Allah dan sesembahan kita masing-masing, dan kita tidak akan menghambakan diri kepada perkara yang sia-sia, tidak akan mengambakan diri kepada berhala-berhala di dunia ini.
Jadi, jikalau gereja TUHAN penuh dengan Roh El Kudus, maka ia akan berada dalam pengaruh yang besar dari Roh El Kudus, manfaatnya ialah gereja TUHAN tidak mengejar-ngejar orang-orang muda yang miskin, yakni perkara-perkara yang sia-sia atau berhala-berhala di dunia ini. Sebaliknya, gereja TUHAN akan mengejar-ngejar Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, Dialah Allah sesembahan kita. Terlalu rugi rasanya mengejar-ngejar orang-orang muda miskin, sebab kita tidak hidup dari perkara-perkara yang ada di dunia ini. Kita hidup dari kemurahan hati TUHAN.
 
Rasul Paulus meyakinkan jemaat di Korintus di dalam 1 Korintus 12:3, supaya jemaat di Korintus betul-betul hidup dalam pengaruh yang besar dari Roh El Kudus, ada dalam kegiatan Roh El Kudus, ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Sehingga, ketika jemaat di Korintus berada di dalam kegiatan Roh; tidak akan pernah mengutuki TUHAN Yesus Kristus, tidak akan pernah menghujat Allah Roh Kudus, sebaliknya mengaku bahwa Yesus adalah TUHAN Allah sesembahan kita masing-masing, dan tidak mengejar-ngejar orang-orang muda yang miskin, tidak menghambakan diri kepada perkara-perkara yang ada di dunia ini. Juga hal yang senada diajarkan kepada jemaat di Galatia yang berada di Asia kecil juga.
 
Kita memperhatikan Galatia 4.
Galatia 4:9
(4:9) Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?
 
Sidang jemaat di Galatia adalah bangsa kafir yang akhirnya mengenal Yesus Kristus sebagai TUHAN Allah sesembahannya, namun setelah mengenal Allah yang hidup, Allah Israel, mereka kembali menghambakan diri kepada berhala-berhala, kembali menghambakan diri kepada perkara-perkara di dunia ini, yang disebut juga dengan roh-roh dunia dengan segala peraturan-peraturan yang ada di dalam dunia.
Kalau kita menghambakan diri kepada Allah, mengejar Boas rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus sebagai Allah yang hidup, tentu kita takluk kepada aturan-aturan Sorgawi di tengah-tengah ibadah pelayan di muka bumi ini.
 
Perlu untuk kita ketahui: Berhala-berhala atau roh-roh dunia atau segala perkara-perkara di dunia ini lemah dan miskin.
Jangan menganggap allah-allah berhala, perkara-perkara di dunia ini kuat dan kaya; sesungguhnya, perkara yang ada di dunia ini lemah dan miskin. Kalau kita tahu bahwasanya perkara-perkara di dunia ini lemah dan miskin, kenapa kita juga harus menghambakan diri kepada perkara-perkara di dunia ini? Mengapa juga kita harus takluk kepada roh-roh dunia dengan segala aturan-aturan di dalamnya? Tetapi kenyataannya itu yang terjadi menimpa jemaat di Galatia dan gereja-gereja di hari-hari ini.
Berbanding terbalik dengan gereja Rut yang tidak mengejar-ngejar orang-orang muda yang miskin, tetapi jemaat di Galatia betul-betul mengejar-ngejar orang-orang muda yang miskin, bagaimana dengan kita?
 
Roh-roh dunia, berhala-berhala di dunia ini miskin dan lemah, tetapi kita terlebih dahulu melihat penjelasan tentang BUKTI bahwa roh-roh dunia atau berhala-berhala di dunia ini adalah MISKIN.
Wahyu 3:14
(3:14) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:
 
“… Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia …” Ternyata, TUHAN juga tidak lupa kepada jemaat di Laodikia itulah satu dari ketujuh sidang jemaat yang menjadi pusat perhatian TUHAN. Kelak, setelah menerima penyucian air firman yang limpah, diselidiki dan disucikan oleh air dan firman, akhirnya mereka tampil menjadi Pelita Emas atau Kaki Dian Emas dengan tujuh pelita yang menyala di atasnya, bersinar menjadi terang, menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan.
Biarlah kiranya lewat pembukaan firman yang ditujukan kepada kita semua malam ini, termasuk kepada sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, kepada saudara yang mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming, kelak akan bersinar menjadi terang, menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan dalam perkataan dan perbuatan dimanapun kita berada.
 
Wahyu 3:15-17
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! (3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. (3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
 
“Aku tahu segala pekerjaanmu …” TUHAN tahu segala sesuatu yang terjadi, termasuk apapun yang dikerjakan oleh jemaat di Laodikia dan termasuk apapun yang kita kerjakan, TUHAN tahu. Itu sebabnya, TUHAN menyatakan pembukaan firman malam ini kepada kita karena TUHAN tahu kondisi kita sekarang ini, TUHAN tahu kelemahan kita sekarang ini, TUHAN tahu apa yang sedang kita alami sekarang ini.
 
“… Engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!”
-          Kalau ikut TUHAN dingin, biarlah dingin benaran.
-          Kalau ikut TUHAN panas, biarlah panas benaran.
 
Singkat kata, jemaat di Laodikia ini mengaku kaya dan telah memperkayakan dirinya hingga tidak kekurangan apa-apa, itu menurut mereka. Sebaliknya, di mata TUHAN jemaat di Laodikia: melarat, malang, miskin, buta dan telanjang.
Jadi, sudah sangat jelas sekali bahwa berhala-berhala di atas muka bumi ini, itu yang membuat kita menjadi miskin. Walaupun kita berpikir dengan harta yang kita punya kita menganggap kita kaya, sebagaimana tadi jemaat di Laodikia dalam pengakuannya berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, tetapi sebaliknya di mata TUHAN jemaat di Laodikia betul-betul miskin, semiskin miskinnya.
 
Mengapa saya katakan miskin lebih miskin dari pada orang miskin? Jawabnya ialah karena ada orang yang melarat, malang, miskin tetapi tidak buta, tetapi di sini kita perhatikan; selain melarat, malang dan miskin mereka juga buta. Begitu dalamnya mereka jatuh.
Lebih baik miskin asalkan jangan buta, dari pada kaya tetapi buta. Tetapi di sini kita lihat; jemaat di Laodikia mengalami keduanya, yaitu miskin dan buta, sehingga lebih miskin dari pada orang miskin. Apa artinya kaya tetapi buta? Sehingga menjadi miskin lebih miskin dari pada orang miskin.
 
Jadi, jangan pernah menganggap kalau saudara menghambakan diri dengan berhala-berhala dunia, misalnya dengan harta, kekayaan, uang, jabatan, kedudukan yang tinggi dan sebagainya lalu saudara berpendapat aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa. Sebaliknya, kalau kita hidup di luar TUHAN maka sama artinya; melarat, malang, miskin, kemudian lebih parah lagi buta dan telanjang.
 
PRAKTEK MISKIN ROHANI.
Wahyu 13:16
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
 
Praktek miskin di dalam hal mengikuti TUHAN ialah menjadi suam-suam kuku; dingin tidak, panas tidak = kalah tidak, menang pun tidak. Ini juga dialami oleh bangsa Israel, karena tanpa mereka sadari tiba-tiba dari api itu keluar berhala dan berhala ada di tengah-tengah mereka, itu yang menyebabkan mereka panas tidak, dingin pun tidak; menang tidak, kalah juga tidak.
Jadi, berhala itu yang membuat seseorang menjadi suam. Kalau memang pengikutan kita sudah mulai suam di hari-hari terakhir ini, ayo, ini saatnya bagi kita untuk mengucap syukur, membuka hati lebar-lebar bagi pembukaan Firman TUHAN.
 
Keluaran 32:17-18
(32:17) Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
 
Dari ketinggian saat Musa turun bersama dengan hambanya Yosua, dari gunung Sinai Yosua mendengar bangsa itu bersorak lalu iapun berkata kepada Musa sesuai dengan apa yang ia dengar: “Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan", itulah yang Yosua dengar lalu disampaikan kepada Musa.
Yosua ini hamba yang masih muda, masih berada di bawah didikan dan asuhan dari pada Musa. Musa, dialah hamba TUHAN, gembala yang rendah hati. Kita semua adalah kawanan domba Allah, diasuh dan dirawat oleh TUHAN, sadarilah.
 
Keluaran 32:18
(32:18) Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
 
Sebaliknya Musa mendengar bunyi orang bernyanyi berbalas-balasan, yakni menang tidak, kalah pun tidak. Inilah yang disebut pengikutan yang sudah suam.
Pengikutan yang sudah suam tidak ada tanda ucapan syukur, tidak ada sorak sorai kemenangan, kemudian tidak ada tanda keprihatinan, tidak ada tanda bahwa daging itu sudah merosot, dengan lain kata; menang tidak, kalah pun tidak, ini keadaan yang suam-suam.
 
Tanda kemenangan ialah pasti ada ucapan syukur, sorak sorai. Dan kalau daging ini sudah dikalahkan, pasti kita ini menjadi suatu kehidupan yang rendah hati, lemah lembut, prihatin, dan nampak daging itu sudah mulai merosot, perkara lahiriah sudah merosot sedangkan batiniah semakin naik di hadapan TUHAN.
Tetapi di sini kita melihat, setelah berhala-berhala yang pada hakekatnya bukan Allah itu muncul (keluar dari api), pengikutan mereka menjadi suam, sehingga terdengarlah suara nyanyian berbalas-balasan; menang tidak, kalah tidak.
 
Sekarang ini kita sedang berada di tengah ibadah dan pelayanan, bagaikan berada di war zone, zona (wilayah) peperangan.
-          Kalau TUHAN dipihak kita siapa yang dapat menjadi lawan kita = kemenangan.
-          Tetapi kalau TUHAN tidak dipihak kita, maka kita mengalami kekalahan.
Tetapi, yang didengar oleh Musa adalah bunyi nyanyian berbalas-balasan, menang tidak kalah juga tidak. Ini keadaan yang suam.  Kalau ada kemenangan pasti ada sukacita dan sorak sorai, kalau daging ini sudah dikalahkan pasti perkara lahiriah merosot dan semakin merosot, sehingga hidup dalam kelemah lembutan, rendah hati, dan keprihatinan.
 
Keluaran 32:19
(32:19) Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.
 
Ternyata apa yang diucapkan Musa kepada hambanya Yosua benar saja.
-          Musa melihat anak lembu, berarti jatuh dalam penyembahan berhala, menghambakan diri kepada berhala-berhala: perkara-perkara yang sia-sia yang miskin itu.
-          Kemudian melihat orang-orang menari-nari: betul-betul dalam sukacita daging, seolah-olah menang padahal kalah dalam peperangan.
Akibatnya: Akhirnya Musa tidak bisa lagi menahan hatinya, dia melemparkan 2 (dua) loh batu yang dia terima dari Allah. Artinya; karena berhala-berhala di bumi ini Yesus harus dihancurkan berkeping-keping di atas kayu salib. Oleh karena kemiskinan kita Dia rela menjadi miskin di atas kayu salib supaya kehidupan yang miskin ini menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya di atas kayu salib.
 
Andaikata saja setelah diterangi hati dan pikiran kita oleh pembukaan firman, lalu kita menyadari bahwa kehidupan kita sedang suam sekarang maka dari mulut kita masing-masing pasti ada ucapan syukur. Tetapi kalau tidak pernah menyadari, sampai kapanpun akan selalu merasa diri paling benar.
 
Kita kembali membaca Wahyu 3.
Wahyu 3:15-16
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
 
TUHAN tahu sekarang apa yang kita alami, TUHAN tahu apa yang sedang kita perbuat, TUHAN juga tahu kondisi rohani kita sebagaimana sekarang ini. Tetapi yang pasti, dengan sabar Dia rela menjadi miskin di atas kayu salib itulah 2 (dua) loh batu yang dipecahkan dan Dia berkata di atas kayu salib kepada kita malam ini: Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
Salib Kristus dinyatakan kepada kita dengan kata lain; alangkah baiknya engkau di dalam hal mengikuti TUHAN: jika dingin; dingin benaran, jika panas; panas benaran. Itulah suara salib di Golgota, 2 (dua) loh batu yang dipecahkan, pribadi Yesus yang dipecahkan di atas kayu salib.
Jangan lupakan firman Tuhan yang telah kita terima di malam ini sesudah ibadah usai nanti. Berjanjilah kepada TUHAN bukan kepada saya. Saudara bisa menipu saya tetapi saudara tidak bisa menipu TUHAN.
 
Wahyu 3:16
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
 
Akibat kerohanian suam masih dipertahankan: Dimuntahkan, diludahkan dari mulut Allah. Jelas itu menunjuk sesuatu yang tidak berharga lagi, sebab ludah yang sudah dibuang dari mulut tidak lagi untuk dijilat kembali. Itu yang membuat kita tidak berharga; dimuntahkan dari mulut Allah, diludahkan.
Jadikan hidupmu berharga, jangan mempertahakan kehidupan rohani yang suam itu. Kalau ikut TUHAN jika dingin; sungguh-sungguh dingin, jika panas; sungguh-sungguh panas.
 
Kita sudah melihat dengan jelas bahwa akibat pengikutan yang suam: Jemaat di Laodikia ini dimuntahkan, diludahkan.

-          Ludah yang sudah dibuang tidak untuk dijilat kembali.

-          Dimuntahkan, berarti tidak berharga sedikit pun, seujung kuku pun tidak ada harganya bagi TUHAN. 

Tetapi malam ini kita ada di tengah ibadah dan pelayanan, Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, artinya adalah masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri.
 
Sekarang kita kembali membaca Galatia 4.
Galatia 4:9-10
(4:9) Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya? (4:10) Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun.
Bangsa kafir akhirnya mengenal Allah = dikenal Allah, namun berbalik lagi kepada roh-roh dunia, menghambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah Israel, Allah sesembahan yang hidup, melainkan lemah dan miskin. Kemudian, mengikuti peraturan-peraturan dari berhala itu sendiri.
 
Bukti bahwa roh-roh dunia atau berhala-berhala di dunia ini LEMAH.
1 Korintus 8:5-6
(8:5) Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi -- dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian -- (8:6) namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
 
Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus: Ada banyak allah, ada banyak berhala-berhala di muka bumi ini. Benar, itu tidak dapat dipungkiri. Tetapi bagi kita bangsa kafir yang sudah mengenal kematian dan kebangkitan dan kemuliaan TUHAN Yesus Kristus bahwa Yesus adalah TUHAN Allah, Dialah Allah sesembahan kita.
Hanya ada satu Allah itulah Yesus Kristus, TUHAN dan Juruselamat, hanya kepada Dia sajalah kita berbakti karena TUHAN sudah menciptakan langit bumi dan segala sesuatunya, TUHAN sudah memelihara kehidupan kita sampai hari ini. Jangan sampai kita menghambakan diri kepada orang-orang muda yang miskin, dengan kata lain; jangan menghambakan diri kepada berhala-berhala di bumi ini.
 
1 Korintus 8:7
(8:7) Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya.
 
Rasul Paulus mengakui bahwa tidak semua orang mempunyai pengetahuan itu, dengan kata lain: tidak semua orang menyembah Allah yang hidup.
Saya tidak tahu apakah ada diantara kita yang tidak menyebah Allah yang hidup? Apakah kita semua menyembah Allah yang hidup?
 
Singkatnya, oleh karena berhala-berhala sehingga hati nurani mereka menjadi lemah. Jadi, berhala ini yang membuat kita lemah, tidak kuat. Jangan menghambakan diri kepada perkara-perkara yang lain, jangan itu yang dikejar-kejar, itu yang membuat kita menjadi lemah. Jangan hambakan diri kepada perkara lahiriah, berhala di dunia ini, itu yang menyebabkan hati nurani kita menjadi lemah.
 
Kita semua belajar untuk mengarahkan pandangan kepada salib di Golgota, jangan arahkan pandangan kepada berhala-berhala, perkara-perkara, roh-roh dunia dengan aturan-aturan yang ada di dunia ini, itu yang membuat hati nurani kita lemah bahkan ciut dalam hal mengikuti TUHAN. Kita lihat orang lain kaya akhirnya kita menjadi ciut, kita lihat orang lain punya rumah mewah dan mobil mewah akhirnya kita menjadi lemah dan ciut. Pandang saja salib-Nya, makan tidak makan yang penting kumpul dan pandang salib-Nya maka kita kuat.
 
Kita bandngkan dengan KEHIDUPAN YANG KUAT.
1 Korintus 1:22-23
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
 
Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat. Bagaimana dengan kita, apa yang kita kehendaki? Apa yang kita cari di tengah ibadah dan pelayanan ini?
-          Orang Yahudi menghendaki tanda-tanda heran, mujizat-mujizat.
-          Sementara orang-orang Yunani mengehendaki pembukaan firman, hikmat tetapi tidak menjadi praktek sama seperti ahli Taurat, tau firman tetapi tidak mau pikul salib.
Tetapi Rasul Paulus tidak pusing dengan keinginan orang Yunani dan keinginan dari orang Yahudi, mengapa? Jawabnya sebab Rasul Paulus tetap memberitakan Kristus yang disalibkan.
 
Berita salib bagi orang Yahudi yang hanya menghendaki tanda-tanda heran, mujizat, menjadi batu sandungan. Sedangkan untuk orang-orang bukan bangsa Yahudi, bangsa kafir, salib adalah kebodohan.
Lihatlah orang dunia kalau melihat keadaan kita tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, yakni; Ibadah Pendalaman Alkitab, Ibadah Raya Minggu, Ibadah Doa Penyembahan, orang akan bilang itu adalah suatu kebodohan. Kemudian, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita datang dengan memikul salib, membawa dan mempersembahkan korban, antara lain; tenaga, pikiran, waktu, uang, materi dan segalanya, orang dunia yang diwakili orang Yunani akan menganggap itu adalah suatu hal yang bodoh. Itu sebanya, orang pandai di dunia susah untuk menerima salib Kristus.
Satu kali saya pernah berbicara dengan salah seorang sidang jemaat: Lidya nanti sungguh-sungguh ya, menjadi imam ya. Namun jawaban dari sidang jemaat ini “ahh, ogah.” Ini merupakan contoh seseorang yang hidup sama seperti orang Yunani; hanya untuk mencari hikmat, hanya menuntut ilmu saja. Akhirnya bagi seseorang yang sudah menuntut ilmu setinggi-tingginya, bagi dia salib Kristus itu bodohnya minta ampun.
 
Rasul Paulus memiliki pendirian yang kuat, dia tidak terpengaruh dengan orang Yahudi dan tidak terpengaruh dengan pengikutan orang Yunani, dia tetap memberitakan Kristus yang disalibkan. Demikian juga saya, saya sudah siap menerima resiko, tetapi saya juga harus hidup di dalamnya.
 
1 Korintus 1:24
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
 
Baik untuk orang Yahudi maupun untuk bangsa kafir salib Kristus (pengajaran salib) adalah kekuatan Allah. Kalau itu adalah kekuatan Allah maka itu juga yang menjadi kekuatan kita.
 
1 Korintus 1:25
(1:25) Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
Yang senantiasa memikul salib lebih kuat dari manusia duniawi. Orang yang menyangkal dirinya dan memikul salibnya lebih kuat dari orang duniawi.
Lihat orang diluaran sana;
-          Tidak punya uang, stress, lalu bunuh diri.
-          Tidak punya harta, stress, lalu bunuh diri.
-          Cerai, stress, lalu bunuh diri.
-          Tidak punya apa-apa, stress, lalu bunuh diri.
Orang yang seperti ini lemah namanya. Tetapi dalam TUHAN sekalipun ekonomi merosot tetap KUAT, keuangan merosot tetap KUAT, tidak ada beras tetap KUAT.
 
Hal ini diberitakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, sekarang apakah Rasul Paulus ini hanya bisa kotbah tetapi tidak melakukan? Jarkoni? Omdo? Kita akan buktikan di dalam 2 Korintus 12, dengan perikop: Paulus menerima penglihatan dan penyataan. Ketika diangkat ke tingkat ketiga dari Sorga disebut Firdaus entah di dalam tubuh ataupun di luar tubuh, TUHAN yang tahu persis, disitu dia menerima penglihatan dan penyataan. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus ini sangat istimewa, rasul yang sangat spesial sekali.
Ada 12 (dua belas) rasul atau murid, tetapi Rasul Paulus ini sangat spesial sekali, karena dia dipanggil sesudah Yesus naik ke Sorga. Jadi ini rasul khusus, spesial, dan memang segala sesuatu yang dia lakukan betul-betul meneladani pribadi Yesus Kristus sesuai dengan apa yang dia perbuat di tengah ibadah dan pelayanannya dan itu diceritakan kepada jemaat di Korintus setelah 14 (empat belas) tahun melayani TUHAN.
2 Korintus 12:7-8
(12:7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. (12:8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.
 
Rasul Paulus ini adalah rasul yang spesial, rasul yang luar biasa, rasul yang hebat, dia telah menerima penyataan-penyataan dan penglihatan-penglihatan dari TUHAN, tetapi oleh karena kelebihan-kelebihan yang ia terima, maka TUHAN ijinkan suatu duri dalam daging Rasul Paulus, TUHAN ijinkan utusan iblis menggocoh dia. Banyak ujian yang kita hadapi sampai betul-betul ujian atau pergumulan itu menggocoh, dan ketika kita digocoh hampir-hampir kita tidak kuat, itu yang dialami oleh Rasul Paulus sehingga dia memohon kepada TUHAN sebanyak 3 (tiga) kali supaya duri dalam daging itu dicabut dari dalam dagingnya, sebab dia sangat digocoh.
 
Tetapi lihat jawaban TUHAN kepada dia pada ayat 9.
1 Korinuts 12:9
(12:9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
 
Sangkal diri pikul salib lewat pergumulan yang kita hadapi itu merupakan kasih karunia TUHAN, itu kemurahan. Kalau tidak mengerti kemurahan suka berbantah-bantah nanti, tetapi saya tidak mau berbantah-bantah.
 
Dalam kelemahanlah kuasa TUHAN sempurna di dalam diri seseorang. Setelah dia menyadari akan hal itu, maka Rasul Paulus berkata: Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, bermegah atas sengsara salib, bermegah atas segala pergumulan yang menggocoh, supaya kuasa Kristus turun, nyata, menaungi kehidupan kita masing-masing.
Berarti, perkataan atau kotbah Rasul Paulus sesuai dengan perbuatannya, dia berkuasa dalam perkataan dan berkuasa dalam perbuatan, itu yang saya maksud tadi. Jangan kita seperti kesaksian di media sosial tetapi tidak berkuasa dalam perbuatan, kenajisan saja tidak bisa dilepaskan. Kalau sudah diampuni TUHAN jangan ungkit-ungkit kesalahan masa lalu orang lain, biasanya orang yang suka mengungkit masa lalu kenajisannya lebih parah. TUHAN sudah katakan di atas kayu salib “sudah selesai”, tetapi kita katakan “tidak, dia masih najis”, maka orang seperti itu akan berhadapan dengan salib Kristus.
 
Hati-hati, waktu Mikhal melihat Daud memikul Tabut Perjanjian dia mengata-ngatai Daud; sebab Daud itu menelanjangi atau menghinakan dirinya. Tanggal 28-29 Desember 2020 kita sedang memikul Tabut Pengajaran Mempelai. Ketika Mikhal isteri pertama Daud ini mengata-ngatai dari soto rumah, Daud hanya berkata “saya ini sedang menghinakan diriku.” Banyak orang tidak mengerti soal ketelanjangan disitu tetapi akhirnya sampai matinya Mikhal, dia perempuan mandul, tidak punya anak. Barulah dari situ mengerti segala sesuatunya. Kalau kita melihat hamba TUHAN yang sedang memikul Tabut jangan dilawan nanti mandul rohani bahkan tidak punya keturunan rohani itulah anak-anak rohani (Sidang Jemaat). Kalau benar harus kita terima dari situlah saya mengerti “oh, jangan dilawan.”
 
1 Korintus 12:10
(12:10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
 
Rasul Paulus berkata dengan sesadar-sadarnya: Karena itu aku senang dan rela, antara lain;
-          Di dalam kelemahan.
-          Di dalam siksaan.
-          Di dalam kesukaran.
-          Di dalam penganiayaan.
-          Di dalam kesesakan.
Oleh salib Kristus. Itulah gambaran dari 5 (lima) luka utama yang dideritan oleh Yesus Kristus.
 
Jika aku lemah, bermegah dalam kelemahan, maka aku kuat. Tetapi sebaliknya, kalau kita bermegah terhadap berhala-berhala kita lemah. Jadi, berhala-berhala apapun yang ada di dunia ini membuat hati nurani seseorang menjadi lemah, tetapi kalau kita bermegah dalam kelemahan; sangkal diri pikul salib maka kita kuat dan kuasa TUHAN turun menaungi kita. Bermegah dalam kelemahan itu adalah kasih karunia, tetapi orang Yahudi dan orang Yunani tidak mengerti, mereka bilang itu bodoh dan tersandung.
 
Jangan mengejar-ngejar orang-orang muda karena kebodohan melekat pada hatinya.
Hindari nafsu orang muda, baik orang muda yang miskin maupun orang muda yang kaya. Malam ini tidak ada kesempatan untuk menjelaskan tentang orang muda yang kaya, jika TUHAN ijinkan kita akan mendapatkan kemurahan lewat orang muda yang kaya. Kalau kita buka hati untuk pembukaan firman malam ini hati kita pasti hancur hati, tetapi kalau kita ingin bersaksi hebat-hebat tanpa keubahan sampai kapan pun hatimu tidak akan hancur.
Ayo, perhatian kita membangun hubungan dengan TUHAN, perhatikanlah lapisan dalam. Jangan sampai hati nurani ini lemah, kelihatan di luar hebat bersaksi, padahal dalamnya keropos.
 
Lihat, PRIBADI YANG KUAT.
Kejadian 32:24
(32:24) Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
 
Yakub bergulat dengan seorang laki-laki, bergumul semalam-malaman sampai fajar menyingsing.
Kita juga harus mengadakan doa semalam-malaman sebetulnya.
 
Kejadian 32:25
(32:25) Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. (32:26) Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku." (32:27) Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub." (32:28) Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
 
Yakub bergumul semalam-malaman, dia menyangkal dirinya dan memikul salibnya sampai melewati gelap malam, sampai fajar menyingsing. Dia tetap menyangkal dirinya dan memikul salibnya sampai berkemenangan. Itulah anak-anak TUHAN, dialah Israel sejati, TUHAN yang memberi namanya Israel bukan siapa-siapa.
Inilah Israel sejati, menyangkal diri dan memikul salib sampai melewati puncak gelap malam itulah masa aniaya antikris. Inilah kehidupan yang kuat.
 
Jadi, seseorang tidak akan pernah kuat walaupun dia punya harta kekayaan, kedudukan, apapun yang dia miliki di dunia ini.
Kalau dia jauh dari TUHAN justru perkara itu yang membuat hati nuraninya lemah. Tetapi kita lihat di sini, Israel sejati menyangkal diri dan memikul salib sampai fajar menyingsing, sampai puncak gelap malam terlewati, aniaya antikris terlewati. Inilah Israel sejati, memiliki kekuatan. Haleluya..Amin.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 

No comments:

Post a Comment