KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, March 1, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 25 FEBRUARI 2021


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 25 FEBRUARI 2021
 
KITAB RUT
(Seri: 127)
 
Subtema: KASIH KARUNIA BAGI BANGSA KAFIR
 
Selamat malam dan sejahtera kiranya memenuhi setiap kehidupan kita. Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memberi kesempatan bagi kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Dan saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook baik di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada. Sidang jemaat di Malaysia, TUHAN Yesus memberkati saudara. Sidang jemaat yang di Bandung juga, TUHAN Yesus memberkati kita semua.
Selanjutnya, mari kita mohonkan segala kemurahan hati TUHAN, supaya firman yang dibukakan itu betul-betul berkuasa meneguhkan setiap kehidupan kita masing-masing, sehingga kita menjadi suatu kehidupan yang ditanam di dalam Bait Suci (di rumah TUHAN), dan bertunas di luar rumah TUHAN.
 
Mari kita sambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Kita akan kembali untuk memperhatikan Rut 3:10, yang diawali dengan ayat 9, dengan perikop: “Rut dan Boas di tempat pengirikan”.
Rut 3:9
(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."
 
Bertanyalah Boas: "Siapakah engkau ini?" Lalu jawab Rut: "Aku Rut, hambamu .. ". Jadilah hamba TUHAN, untuk selanjutnya ibadah ini dibawa sampai kepada doa penyembahan, bagaikan kita berada di bawah kepak sayap Allah sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, sebagai kubu pertahanan.
 
Rut 3:10
(3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
Setelah melihat segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Rut, selanjutnya berkatalah Boas kepada Rut: “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
Pernyataan Boas ini kepada Rut dibagi menjadi tiga bagian, YANG PERTAMA: Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!
Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, tidak berhenti untuk selalu memberkati kita semua tanpa terkecuali, termasuk Rut, bangsa Moab, bangsa kafir. Demikian juga kita ini bukanlah bangsa Yahudi; kita ini adalah bangsa kafir, tetapi Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus, tidak berhenti untuk selalu memberkati kehidupan kita sekaliannya.
 
Sekarang, kita akan bandingkan penggenapan berkat TUHAN yang juga ditujukan kepada bangsa kafir, bangsa yang bukan bangsa Israel, di dalam Perjanjian Baru, yaitu Kisah Para Rasul 14, dengan perikop: “Kembali ke Antiokhia”. Ini adalah pelayanan pemberitaan firman dari Rasul Paulus bersama dengan Barnabas untuk yang kedua kalinya, di mana mereka pergi ke Antiokhia.
Kisah Para Rasul 14:27
(14:27) Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Rasul Paulus diutus bagi bangsa-bangsa lain, untuk membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain (bangsa kafir) supaya bangsa kafir juga beriman kepada Kristus. Hal itu disampaikan dengan jelas kepada jemaat di Antiokhia.
 
TUHAN memanggil Paulus dan menetapkan jabatan rasul untuk diutus kepada bangsa-bangsa kafir, supaya mereka membuka pintu bagi bangsa kafir, selanjutnya supaya bangsa kafir beriman kepada TUHAN Yesus Kristus; dan hal itu sudah disampaikan dengan tandas kepada jemaat di Antiokhia.
 
Kisah Para Rasul 15:1
(15:1) Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan."
 
Tetapi apa yang telah diajarkan oleh Rasul Paulus, tentang kasih karunia yang diperuntukkan bagi bangsa kafir, dikaburkan oleh orang-orang lain, orang-orang yang tidak bertanggung jawab, orang-orang yang datang dari Yudea ke Antiokhia. Sebab, mereka itu mengajarkan sidang jemaat tentang adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada orang-orang Yahudi, yaitu; untuk memperoleh keselamatan, maka bangsa kafir harus disunat.
Mereka mengaburkan ajaran tentang kasih karunia kepada bangsa kafir, karena untuk memperoleh keselamatan, maka bangsa kafir harus disunat menurut ajaran adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada orang Yahudi.
 
Kisah Para Rasul 15:2
(15:2) Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.
 
Namun ajaran itu dibantah habis oleh Paulus dan Barnabas. Ajaran yang mengaburkan tentang kasih karunia yang diperuntukkan kepada bangsa kafir, dibantah habis oleh Paulus dan Barnabas.
 
Jadi, memang, Rasul Paulus ini adalah hamba TUHAN yang tegas, bukan hamba TUHAN yang “nggih ... nggih ... nggih ...” tetapi sebetulnya tidak benar. Sekali lagi saya sampaikan: Rasul Paulus adalah hamba TUHAN yang tegas.
Tegas itu lemah lembut dan rendah hati. Kalau tidak tegas, itu bukan lemah lembut, walaupun bahasanya kelihatan (terdengar) lembut. Itulah pernyataan Yesus dalam Injil Matius 11:28.
 
Kisah Para Rasul 15:6
(15:6) Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
 
Oleh karena ajaran itu, selanjutnya, para rasul bersidang (rapat) bersama dengan penatua-penatua sidang jemaat yang ada di Yerusalem untuk mambahas ajaran itu, karena itu merupakan ajaran sesat. Orang lain mengatakan bahwa untuk memperoleh keselamatan, maka bangsa kafir juga harus disunat; sehingga, ajaran semacam ini mengaburkan ajaran tentang kasih karunia yang diperuntukkan bagi bangsa kafir.
 
Setelah mereka selesai mengadakan sidang (rapat), mari kita lihat hasil rapat itu pada 7-9.
Kisah Para Rasul 15:7-9
(15:7) Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. (15:8) Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, (15:9) dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.
 
Setelah para rasul selesai mengadakan rapat, di sini kita melihat; Rasul Petrus tampil untuk memulai pembicaraan, lalu ia berkata kepada sidang jemaat di Yerusalem, bahwa Allah memilih dia menjadi rasul, supaya nanti dengan perantaraan mulutnya, bangsa-bangsa lain (bangsa-bangsa kafir) juga turut menerima Injil dan menjadi percaya kepada TUHAN. Petrus ini juga adalah pribadi yang berani, walaupun pendidikannya terbatas.
Alasan Rasul Petrus mengatakan hal itu ialah bahwasanya Allah tidak membeda-bedakan antara bangsa Israel dengan bangsa kafir, buktinya; TUHAN juga mengaruniakan Roh Kudus kepada bangsa kafir, tetapi tentunya setelah Allah menyucikan hati kita -- sebagai bangsa kafir -- oleh iman kepada darah salib Kristus. Bukan lagi beriman kepada berhala-berhala, tetapi beriman kepada darah salib Kristus.
 
TUHAN juga akan mengaruniakan Roh Kudus, tentu setelah Allah mengadakan penyucian oleh iman kita kepada darah salib Kristus. Kita dibenarkan oleh darah salib Kristus, bukan karena kesibukan yang banyak di tengah ibadah dan pelayanan, bukan, tetapi oleh darah salib Kristus.
 
Kisah Para Rasul 15:10-11
(15:10) Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? (15:11) Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
 
Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul ... Ajaran sunat, itu adalah kuk yang tidak dapat dipikul oleh siapapun, baik oleh nenek moyang bangsa Israel apalagi bangsa kafir.
 
Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan  ... Kita diselamatkan bukan karena sunat lahiriah. Bangsa kafir diselamatkan oleh karena kasih karunia TUHAN Yesus Kristus. Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Supaya bangsa kafir memperoleh keselamatan, itu hanya karena kasih karunia saja.  Itu sebabnya, Rasul Petrus berkata: mengapa kamu mau mencobai Allah hanya karena ajaran sunat itu, sebab itu merupakan kuk yang tidak dapat ditanggung oleh siapapun -- jangankan oleh bangsa Israel, apalagi bangsa kafir --.
Sebab, kalau seseorang harus disunat untuk memperoleh keselamatan, maka kita juga wajib melakukan 10 (sepuluh) hukum Taurat yang dituliskan pada dua loh batu. Tetapi saya mau sampaikan pada malam ini dengan tandas: Siapapun kita di sini, kita tidak akan mampu melakukan hukum Taurat dengan sempurna, sekalipun kita hanya memilih satu dari antara 10 (sepuluh) hukum Taurat yang mau kita lakukan; kita tidak akan sanggup walaupun hanya melakukan satu dari antara 10 (sepuluh) hukum Taurat itu.
 
Saudara pilih saja satu dari antara 10 (sepuluh) hukum Taurat yang mana yang anda mau lakukan, tetapi saya katakan; saudara tidak akan sanggup melakukan itu. Misalnya satu dari antara 10 (sepuluh) hukum Taurat ialah “hormati orang tuamu”; mungkin satu jam pertama kita bisa melakukannya, tetapi besok belum tentu dapat tetap kita lakukan. Tidak ada yang sanggup melakukan hukum Taurat, meskipun hanya melakukan satu dari antara 10 (sepuluh) hukum Taurat itu. Itulah hukum kalau memang mau disunat.
Itu sebabnya, dengan tegas Petrus berkata: mengapa kamu mau mencobai Allah lalu meletakkan kuk yang begitu berat yang tidak bisa ditanggung oleh bangsa Israel, apalagi bangsa kafir untuk memperoleh keselamatannya? Tetapi, sebaliknya, kita semua, bangsa kafir, termasuk Israel diselamatkan hanya oleh kasih karunia TUHAN saja.
 
Kisah Para Rasul 15:12
(15:12) Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain.
 
Maka diamlah seluruh umat itu ... Setelah mendengarkan pernyataan Rasul Petrus yang begitu jelas terang benderang, akhirnya sidang jemaat itu berdiam diri, tidak bisa berbuat apa-apa, karena apa yang disampaikan oleh Rasul Petrus itu benar.
 
Lalu, setelah mereka berdiam, selanjutnya giliran Rasul Paulus dan Barnabas yang menjelaskan segala tanda dan mujizat yang diadakan Allah dengan perantaraan mereka terhadap bangsa-bangsa lain.
 
TUHAN sudah memanggil Paulus dan menetapkan jabatan rasul kepada dia; selanjutnya, diutus kepada bangsa kafir. Dialah yang membuka pintu bagi bangsa kafir, supaya kita semua, bangsa kafir ini beriman hanya kepada TUHAN Yesus Kristus, dan selanjutnya kita dibenarkan oleh iman (darah salib Kristus), tidak kepada yang lain-lain.
Namun, di tengah-tengah pengutusan itu, banyak perkara yang terjadi; yang sakit sembuh, yang buta melihat, yang kerasukan Setan dilepaskan, termasuk pertama kali Allah menyatakan suatu keheranan lewat pelayanan mereka, di mana seorang penyihir menjadi buta karena menghalang-halangi pelayanan Rasul Paulus di Siprus, yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 13:1-12. Sementara Roh Kudus telah menunjuk dan menetapkan Rasul Paulus untuk menjadi pelayan TUHAN bagi bangsa kafir, tetapi penyihir yang ada di Siprus ini menghalang-halangi pelayanan mereka, akhirnya penyihir ini menjadi buta.
Jadi, semua perkara-perkara ajaib, tanda-tanda heran yang mereka kerjakan di tengah-tengah pelayanan itu diceritakan dengan jelas; menunjukkan bahwa TUHAN tetapkan dia sebagai rasul untuk bangsa kafir.
 
Jadi, antara Rasul Petrus dengan Rasul Paulus saling melengkapi. Maka, kita pun di tengah ibadah pelayanan ini harus saling melengkapi; tidak boleh ada iri-iri, tidak boleh ada penonjolan. Melayani tidak boleh ada kepentingan diri, tidak boleh ada motivasi lain, tetapi harus saling melengkapi. Bahkan, sidang jemaat duduk diam dengar firman pun itu sudah melengkapi saya, sehingga saya semakin bergairah dalam pemberitaan firman.
 
Kisah Para Rasul 15:13-15
(15:13) Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: "Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku: (15:14) Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. (15:15) Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis:
 
Selanjutnya, di sini kita melihat: Giliran Yakobus untuk meneguhkan pernyataan Simon Petrus sesuai dengan nubuatan para nabi, bahwasanya Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa kafir, untuk menjadi suatu umat pilihan bagi kemuliaan nama TUHAN.
 
Umat pilihan à Imamat rajani = Pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN untuk memberitakan Injil, memberitakan karya Allah yang terbesar (salib di Golgota).
Jadi, di mana pun kita berada, tujuannya hanya satu, yaitu memberitakan karya Allah yang terbesar (salib di Golgota), bukan untuk memberitakan karya-karya asing, apalagi kelebihan kita, bukan itu.
 
Saya juga belajar terus di mana pun saya berada; bukan saja di antara hamba-hamba TUHAN, tetapi juga di antara siapapun sidang jemaat, saya tidak terlalu mendominasi pembicaraan, sebab saya mau belajar untuk mendengar juga, karena tugas dari umat pilihan adalah memberitakan karya yang terbesar, yaitu salib di Golgota. TUHAN juga mau supaya bangsa kafir menjadi umat pilihan, di mana tujuannya adalah untuk memberitakan karya Allah yang terbesar (salib di Golgota), bukan untuk memberitakan karya-karya asing.
Saya tidak melarang saudara untuk aktif berkarya di Youtube atau pun melakukan streaming di media sosial, tetapi kalau tujuannya hanya untuk pamer, saya pesankan; berhentilah dari sejak sekarang. 
 
Sekali lagi saya mau sampaikan dengan tandas: TUHAN juga rindu supaya bangsa kafir menjadi umat pilihan.
 
Kisah Para Rasul 15:16-18
(15:16) Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, (15:17) supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, (15:18) yang telah diketahui dari sejak semula.
 
Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari TUHAN, beriman kepada TUHAN kita, Yesus Kristus, dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku, menjadi umat pilihan, imamat rajani, pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN, di mana tugasnya adalah untuk memberitakan karya di Golgota. Inilah nubuatan para nabi yang kemudian disampaikan kembali oleh Simon Petrus, lalu diteguhkan kembali oleh Yakobus. Kita semua harus saling melengkapi.
 
Perhatikan nubuatan para nabi: TUHAN akan membangun kembali pondok Daud yang telah roboh, dan akan meneguhkannya kembali. Tujuannya ialah supaya bangsa kafir yang tidak mengenal Allah juga disebut menjadi milik kepunyaan Allah sendiri.
 
Kita lihat sejenak nubuatan itu di dalam Amos 9.
Amos 9:11-12,15
(9:11) "Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala, (9:12) supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan segala bangsa yang Kusebut milik-Ku," demikianlah firman TUHAN yang melakukan hal ini.
 
Apa yang dinyatakan oleh Simon Petrus tadi, itu adalah merupakan nubuatan dari firman para nabi, secara khusus nubuatan dari nabi Amos 9:11-12, yaitu akan membangun kembali pondok Daud dan meneguhkan kembali, supaya bangsa kafir juga menjadi milik kepunyaan Allah sendiri. Kemudian, membangun pondok Daud dan meneguhkan kembali, supaya bangsa Israel menguasai sisa-sisa bangsa Edom, itulah keturunan Esau. Bangsa Edom adalah bangsa yang hidup menurut hawa nafsu daging, itu adalah bangsa kafir.
 
Maka, pada ayat 15 ...
Amos 9:15
(9:15) Maka Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka," firman TUHAN, Allahmu.
 
TUHAN akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah diberikan kepada mereka, dengan lain kata; TUHAN tidak izinkan lagi mereka berserak.
 
Sekarang ini, bangsa Israel sedang berserak. Sekarang ini, bangsa Israel sedang mengeraskan hati sampai tegar tengkuk. Tetapi pada akhirnya nanti, TUHAN akan membangun kembali pondok Daud dan meneguhkannya, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom (bangsa kafir), lalu TUHAN menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang diberikan oleh TUHAN kepada mereka, supaya bangsa kafir juga tertolong, supaya kasih karunia Allah, kasih karunia TUHAN Yesus Kristus nyata bagi bangsa kafir.
Maka, keselamatan itu datang dari Israel, tidak datang dari yang lain-lain. Keselamatan itu datang dari Israel, karena TUHAN pada akhirnya akan membangun kembali pondok Daud dan meneguhkannya, supaya bangsa kafir tertolong, supaya mereka yang hidup menurut hawa nafsu daging (bangsa Edom) tertolong.
 
Oleh sebab itu, biarlah kita semua menyerahkan diri supaya TUHAN betul-betul mengadakan pemulihan dalam hidup kita masing-masing. Sesudah hidup kita dipulihkan, lalu kita ditanamkan di dalam rumah TUHAN, supaya akhirnya nanti, di luar rumah TUHAN pun kita berbuah-buah. TUHAN tidak mau membiarkan kita berserak kembali.
 
Selanjutnya, kita akan perhatikan Mazmur 92, dengan perikop: “TUHAN Hakim yang adil” Mari kita lihat Hakim yang adi itu.
Mazmur 92:13-14
(92:13) Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; (92:14) mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.
 
Biarlah kehidupan kita menyerahkan diri kepada TUHAN, maka TUHAN yang akan membangun dan meneguhkan kehidupan kita, itulah kehidupan yang tertanam di dalam rumah TUHAN. selanjutnya, akan bertunas dan berbuah banyak di pelataran rumah TUHAN, menjadi suatu kesaksian yang besar.
 
Mazmur 92:15-16
(92:15) Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, (92:16) untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
 
Pada masa tua pun mereka masih berbuah, berarti; buahnya tidak berkesudahan.
Saya melihat, kalau orang tuanya betul-betul sudah tertanam di dalam rumah TUHAN, maka nanti anaknya juga akan tertanam di dalam rumah TUHAN. Saya sudah perhatikan salah seorang di antara kita; waktu seorang ibu mengandung anak pertama, lalu melahirkannya, kemudian dia mengandung lagi anak kedua dan melahirkannya, itu berbeda; antara anak pertama dan anak kedua itu beda. Dan mengandung lagi anak ketiga dan melahirkannya, itu beda lagi.
Oleh sebab itu, biarlah kehidupan kita betul-betul menyerahkan diri kepada TUHAN, biar TUHAN yang membangun dan memulihkan kembali, menegakkan kembali; sampai masa tua tetap berbuah, buahnya tidak akan berkesudahan.
 
Pada masa tua pun mereka masih berbuah, buahnya tidak berkesudahan, menjadi gemuk dan segar.

-          Menjadi gemuk, berarti; hidup rohaninya gemuk, tidak kurus kering kerontang.

-          Kemudian segar. Segar ini senantiasa dikaitkan dengan daun hijau yang menjadi obat bagi bangsa-bangsa, terkhusus bagi mereka yang disebut dengan tulang-tulang kering, yakni; orang-orang yang patah semangat dan kecewa. 

 
Untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar ... Itu adalah pekerjaan dari daun segar, daun hijau, yaitu untuk memberitakan bahwa TUHAN itu benar, TUHAN itu Hakim yang adil.
TUHAN menyatakan kasih karunia-Nya supaya bangsa kafir selamat. Tetapi kalau sunat yang menjadi jalan satu-satunya untuk memperoleh keselamatna, maka tidak ada yang dapat menanggungnya. Jadi, TUHAN itu hakim yang adil.
 
Bahwa Ia gunung batuku ... Yesus adalah gunung batu; batu pilihan, batu yang mahal, batu penjuru, itulah korban Kristus, yang merupakan dasar dari setiap bangunan. Dasar dari hubungan nikah rumah tangga adalah korban Kristus. Dasar dari hubungan intim antara tubuh dengan Kepala, dasar dari hubungan intim antara jemaat dengan Kristus sebagai Kepala adalah gunung batu, itulah korban Kristus; kasih Allah, kasih Mempelai.
Dan tidak ada kecurangan pada-Nya ... Jadi, betul-betul bahwa Yesus adalah Hakim yang adil, sehingga bangsa kafir pun mendapatkan keselamatan oleh karena kasih karunia.
 
Kita kembali untuk mengamati Kisah Para Rasul 15.
Kisah Para Rasul 15:19-20
(15:19) Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, (15:20) tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah.
 
Kita harus menulis surat kepada mereka ... Rasul Paulus banyak menulis surat, antara lain;
-          Kepada 9 (sembilan) sidang jemaat di Asia kecil.
-          Kemudian, 3 (tiga) surat kepada perorangan anak kekasihnya.
-          Ditambah kepada 1 (satu) jemaat orang Heber (orang Ibrani).
Oleh sebab itu, biarlah kita menjadi surat Kristus, surat pujian yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang, baik perkataan dan perbuatan kita dapat dibaca (dikenal) oleh setiap orang, bahkan gerak-gerik sekecil apapun dapat dikenali oleh setiap orang; maka, tuliskan itu kepada orang-orang lain.
Jelas ini menunjuk kepada orang-orang yang senantiasa menikmati pelayanan dari suatu perjanjian yang baru, menikmati pelayanan Roh. Berbeda kalau menikmati pelayanan tubuh; sama seperti huruf-huruf yang tertulis pada 2 (dua) loh batu, atau juga yang pernah tertulis pada setiap lembaran-lembaran gulungan kitab itu sendiri, itulah pelayanan tubuh. Tetapi hari-hari ini, kita semua harus betul-betul menikmati pelayanan Roh, pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, di mana Firman TUHAN itu bukan lagi ditulis dengan tinta pada lembaran buku, atau tertulis pada dua loh batu, tetapi firman itu sudah ditulis oleh Roh Allah yang suci, yang sempurna, ditukik oleh ujung jari Allah di dalam hati kita masing-masing, sehingga kita semua menjadi surat Kristus, kita semua menjadi surat pujian, kita semua menjadi Alkitab yang berjalan, yang dapat dibaca (dikenal) oleh setiap orang, itulah surat Kristus (kehidupan) yang sudah dilayangkan untuk selanjutnya dibaca oleh orang lain. Itulah yang TUHAN mau dari umat pilihan. 
 
Ayo, mulai dari sekarang, perkataan ini harus berubah; jangan karena perasaan manusia daging atau karena kekerasan atau karena kesombongan, jangan lagi. Perkataan harus sesuai dengan dorongan Roh TUHAN, sesuai dengan firman yang kita terima dan Roh TUHAN mendorong kita untuk melakukannya. Demikian juga gerak-gerik kita harus sesuai dengan firman dalam urapan Roh Kudus, sebab tegas itu lemah lembut.
 
Kita harus menulis surat kepada mereka ... Jadilah kitab yang tertulis. Tujuan untuk menjadi surat yang tertulis adalah supaya bangsa kafir menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah.
Yang terpenting, Yakobus berkata: Supaya kita semua menjadi kitab yang tertulis, menjadi contoh teladan, baik perkataan dan perbuatan, seakan-akan surat yang ditulis lalu dilayangkan kepada bangsa kafir. Tujuan melayangkan tulisan (surat Kristus) adalah supaya bangsa kafir menjauhkan diri dari 3 (tiga) hal:
1.      Menjauhkan diri dari makanan yang dicemarkan oleh berhala-berhala.
2.      Menjauhkan diri dari percabulan.
3.      Menjauhkan diri dari binatang yang mati dicekik.
4.      Menjauhkan diri dari darah (menjauhkan diri untuk tidak makan darah).
 
Sekarang, mari kita lihat secara singkat penjelasan demi penjelasan tentang 4 (empat) hal di atas.
Penjelasan YANG PERTAMA: Menjauhkan diri dari makanan yang dicemarkan oleh berhala-berhala.
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN. Misalnya;

-          Meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena kuliah, pekerjaan, karena kesibukan-kesibukan, karena perkara-perkara lahiriah di bumi itu, itu sama artinya dengan berhala.

-          Kekerasan di hati disebut juga berhala, sesuai dengan 1 Samuel 15.

-          Kebenaran diri sendiri, itu disebut juga berhala. 

Ini merupakan makanan yang tidak bisa dinikmati. Kita semua harus menjauhkan diri dari makanan yang sudah dicemarkan oleh berhala-berhala.
 
Kita lihat makanan yang harus kita nikmati di dalam Yohanes 4.
Yohanes 4:31-32
(4:31) Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah." (4:32) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal."
 
Setelah Yesus selesai bercakap-cakap dengan perempuan Samaria, lalu murid-murid mengajak Yesus untuk memakan makanan yang mereka beli di kota. Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.” Jadi, ada makanan yang tidak dikenal.
 

-          Dahulu kita hanya menikmati makanan yang dicemarkan oleh berhala-berhala; meninggalkan ibadah, meninggalkan pelayanan hanya karena kesibukan duniawi.

-          Ada lagi makanan yang dicemarkan berhala yang lain, yaitu keras hati, susah untuk berubah.

-          Ada lagi makanan yang sudah dicemarkan berhala, yaitu kebenaran diri sendiri. 

Dahulu, kita hanya mengenal itu semua; kita tidak mengenal makanan yang sesungguhnya.
 
Lihat makanan yang sesungguhnya, pada ayat 34.
Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
 
Makanan yang sesungguhnya yang juga harus kita nikmati, yaitu;

1.      Melakukan kehendak Allah Bapa, sama artinya; menyangkal diri, memikul salibnya, mengikut TUHAN. Dahulu, kita tidak mengenal hal itu, sebab yang dahulu kita nikmati adalah makanan yang sudah dicemarkan oleh berhala -- seperti yang sudah saya sampaikan di atas tadi --.

2.      Menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa. Doa dan kerinduan dari Anak Allah kepada Bapa dinyatakan di dalam Injil Yohanes 17, yaitu supaya kita semua menjadi satu, sama seperti Anak dan Bapa adalah satu, sehingga dengan demikian, pekerjaan Allah selesai. Selama kita belum bersatu, nikah belum bersatu, maka pekerjaan Allah belum selesai. Tetapi makanan Yesus yang kedua adalah menyelesaikan pekerjaan Allah sampai selesai; taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib, sehingga tulang-tulang-Nya tidak ada satu pun yang dipatah-patahkan, berarti; terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna. 

Inilah yang menjadi makanan kita. Jangan lagi menikmati makanan yang sudah dicemarkan oleh berhala-berhala.
 
Jadi, kalau pada akhirnya TUHAN mendambakan bangsa kafir juga turut menjadi milik kepunyaan Allah, umat pilihan, untuk memberitakan karya Allah terbesar salib di Golgota, sehingga kita bagaikan surat yang tertulis, supaya orang lain juga tidak menikmati makanan yang sudah dicemarkan oleh berhala-berhala.
 
Penjelasan YANG KEDUA: Menjauhkan diri dari percabulan.
Menjauhkan diri dari percabulan, berarti; menjauhkan diri dari segala kenajisan.
 
Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
 
Pelacur besar menyebabkan imamat rajani, umat pilihan TUHAN, raja-raja, imam-imam berbuat cabul dengan dia. Pelacur besar adalah tempat kediaman roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis. Itulah tubuh Babel.
Sementara, makanan Yesus yang kedua adalah menyelesaikan pekerjaan Allah, jelas itu berbicara tentang kesatuan tubuh Kristus yang sempurna. Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel yang membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi tubuh Mempelai, lepas dari tubuh Babel. Tubuh Babel itu tempatnya roh jahat dan roh najis.
Jadi, kita harus masuk dalam kesatuan tubuh, menjadi tubuh Mempelai, supaya lepas dari roh jahat, lepas dari roh najis.
 
Perlu saya tambahkan sedikit lagi: Jangan kita sesekali menyukai apa yang dibenci oleh TUHAN. TUHAN sangat membenci roh najis, sebab roh najis ini menghalangi pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Tetapi setelah Babel besar dirubuhkan pada Wahyu 18, maka terwujudlah pesta nikah pada Wahyu 19. Jadi, roh najis ini merusak pembangunan tubuh, merusak kesatuan tubuh, merusak ibadah dan pelayanan, dan itu sangat dibenci oleh TUHAN. Apa yang dibenci oleh TUHAN, janganlah kita menyukai apa yang dibenci oleh TUHAN.
 
Wahyu 17:4-5
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. (17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
 
Babel besar, ternyata adalah:
1.      Ibu dari gereja-gereja pelacur.
2.      Ibu dari kekejian bumi.
 
Mengapa Babel besar ini disebut ibu dari wanita-wanita pelacur? Karena Babel ini yang menjadikan banyak hamba-hamba TUHAN melacur kepada hal-hal yang lahiriah. Melayani, tetapi sibuk dengan kelimpahan; itu adalah percabulan, itu yang menajiskan gereja TUHAN, dan ini adalah makanan yang harus disingkirkan dari kita.
Jangan sampai kita datang menghadap TUHAN lewat ibadah, tetapi sibuk hanya berbicara soal kelimpahan; itu sama dengan pelacuran, itu sama dengan kenajisan percabulan.
 
Mungkin memang kita tidak selingkuh; suami tidak selingkuh, isteri tidak selingkuh, tetapi kalau kita menghadap TUHAN di tengah ibadah pelayanan hanya dengan satu tujuan, yaitu soal berkat keberkatan, soal berhasil keberhasilan, soal kelimpahan, itu adalah percabulan kenajisanm dan ini adalah makanan yang harus dijauhkan.
 
Bukankah begitu terangnya TUHAN berbicara kepada kita? Sebab Dia adalah terang yang ajaib.
 
Kita lihat kenajisan percabulan di dalam Ibrani 12.
Ibrani 12:16
(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
 
Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau ... Mengapa Esau disebut manusia cabul, yang sama dengan nafsu yang rendah? Kalau melayani TUHAN, tetapi keinginannya hanya soal kelimpahan, itu adalah perbuatan cabul, itu nafsu rendah dari seorang hamba TUHAN.
Hamba TUHAN seperti ini terlalu kecil bagi TUHAN, sebab nafsunya rendah, murahan. Tetapi manusia duniawi melihat hamba TUHAN yang demikian, yang sibuk dengan kelimpahan, bagi mereka itu luar biasa mewahnya, namun sesungguhnya, di dalam TUHAN tidaklah demikian.
Manusia cabul itu nafsunya rendah, murahan. Bukan berarti kita tidak boleh diberkati, tetapi kalau kita melayani TUHAN hanya karena kelimpahan, itu adalah nafsu cabul, nafsu rendah, hamba TUHAN murahan, umat TUHAN murahan, pelayan TUHAN murahan.
 
Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Esau menganggap ringan hak kesulungan, memandang enteng hak kesulungan (ibadah dan pelayanan). Esau menjual hak kesulungannya hanya demi semangkok sop kacang merah.
Demi semangkok sop kacang merah, dia jual hak kesulungannya; demi kelimpahan, dia kecilkan ibadah dan pelayanan; itu adalah perbuatan cabul, nafsu rendah.
 
Sementara kalau kita bandingkan dengan nubuatan para nabi, secara khusus pada Amos 9:11-12, Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom.
TUHAN akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah runtuh, lalu diteguhkan kembali, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom, itulah keturunan Esau yang hanya hidup menurut hawa nafsu daging, hidup dalam percabulan, beribadah melayani hanya karena kelimpahan. TUHAN mau tolong kehidupan semacam ini. Inilah janji tentang keselamatan yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan sunat.
 
Saya berharap sekali kepada TUHAN Yesus; dalam doa, saya selalu mohonkan supaya setiap yang melayani TUHAN jangan berlaku cabul. Setiap imam yang melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN harus sungguh-sungguh beribadah dan melayani TUHAN.
 
Penjelasan YANG KETIGA: Menjauhkan diri dari binatang yang mati dicekik.
Kalau mati dicekik, berarti mati karena tidak bisa bernafas, dengan lain kata; mati tanpa penumpahan darah. Singkatnya; mati dicekik =  mati tanpa penumpahan darah. Ini adalah makanan yang harus dijauhkan.
Sementara, setiap kali kita menghadap Allah lewat Ibadah dan pelayanan, TUHAN mau supaya kita semua dengan rela untuk berkorban di tengah ibadah dan pelayanan. Jangan sampai kita beribadah tetapi menikmati binatang yang mati dicekik.
 
Hal ini harus dicamkan dengan baik: Kita datang beribadah bukan dengan bentuk Taurat, bukan dalam bentuk lahiriah saja, tetapi betul-betul supaya kita menjauhkan diri untuk tidak menikmati makanan yaitu; binatang yang mati dicekik. Karena TUHAN mau, manakala kita datang menghadap TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, supaya kita dengan rela berkorban, baik tenaga, pikiran, perasaan, uang, materi sekalipun.
Jangan lagi kita datang menghadap TUHAN bagaikan menikmati makanan binatang yang mati dicekik, mati tanpa penumpahan darah. Tetapi TUHAN mau supaya kehidupan kita berdarah-darah, berarti banyak berkorban di tengah ibadah dan pelayanan. Oleh sebab itu, jangan hitung-hitungan.
 
Kisah Para Rasul 14:21
(14:21) Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia.
 
Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Ini adalah hasil pelayanan Rasul Paulus di Antiokhia, di mana sidang jemaat menjadi murid yang taat, setia, dengar-dengaran.
Kalau guru itu menggunakan mulut untuk berbicara, tetapi kalau murid mempunyai sepasang telinga yang dengar-dengaran. Jadi, sidang jemaat harus memiliki roh murid, berarti; taat, setia, dengar-dengaran. Jangan suka menggurui. Inilah hasil pelayanan Rasul Paulus di Antiokhia.
 
Biarlah kita semakin rohani; semakin hari semakin dewasa, semakin hari semakin bijaksana, semakin hari semakin lemah lembut, semakin hari semakin rendah hati.
Antikris, si pendurhaka sudah berada di depan pintu. Jadi, untuk apa kita sombong? Itu semua tidak ada artinya, sebab yang ada ini suatu kali nanti akan berlalu, seketika lenyap, termasuk kedudukan, jabatan, gelar tinggi apapun di atas muka bumi. 
 
Kisah Para Rasul 14:21
(14:22) Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.
 
Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid, menguatkan sidang jemaat yang memiliki roh murid, dan menasihati mereka. Nasihat Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Antiokhia adalah supaya bertekun dalam iman. Lalu, mereka juga menegaskan, bahwa; untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara, membawa korban dan persembahan. Sengsara salib, itulah korban berdarah-darah. Oleh sebab itu, jangan nikmati makanan dari binatang yang mati dikecik.
 
Betapa hebatnya TUHAN memberi suatu pemahaman kepada kita, supaya kita semua rendah hati. Jadi ternyata, hikmat dunia ini belum ada apa-apanya, belum sempurna untuk memberikan keselamatan bagi kita; bahkan, segala yang kita punya lalu kita korbankan pun, itu belum seberapa. Tetapi TUHAN mau, setiap kali kita menghadap TUHAN, biarlah kita membawa korban berdarah-darah, sengsara salib, sebab untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, dengan jelas di sini dikatakan: harus mengalami banyak sengsara, berarti berdarah-darah.
 
Ayo, jangan mengabaikan apa yang baik, yang benar, yang suci, yang mulia dari sorga hanya karena menuruti hawa nafsu daging dan keinginannya saja, sehingga malas untuk melakukan firman.
Saya rindu, supaya kita semua memikirkan pekerjaan TUHAN,  maka saat itu, sampai nanti tanpa terasa, semua kita menjadi bagaikan korban berdarah-darah, sengsara salib. Seberapa banyak di antara kita yang betul-betul memperhatikan ibadah ini, terkhusus soal live streaming (internet Youtube, Facebook); seberapa banyak di antara kita yang memperhatikannya. Tidak banyak, hanya satu dua orang saja. Itu baru satu perkara. Kalau saya sebut perkara lain, bagaimana?
Padahal jelas di sini dikatakan, bahwa; untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara, membawa korban berdarah-darah. Jangan hanya datang beribadah, lalu duduk, dan selesai ibadah langsung pulang; Kerajaan Sorga bukanlah demikian, justru itulah yang disebut menikmati makanan dari binatang yang mati dicekik. Jangan nikmat, jangan makan makanan dari binatang yang mati dicekik.
 
Selanjutnya, kita memperhatikan Filipi 1, dengan perikop: “Nasihat supaya tetap berjuang”. Biarlah kita tetap berjuang membawa korban persembahan, menjadi korban yang berdarah-darah setiap kali kita menghadap TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan. Berjuanglah walaupun berdarah-darah. Jangan nikmati makanan dari binatang yang mati dicekik.
Filipi 1:27-230
(1:27) Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, (1:28) dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. (1:29) Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, (1:30) dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.
 
Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus ... Biarlah kita berpadanan dengan salib Kristus; dalam ibadah dan pelayanan menjadi pasangan yang serasi dengan salib Kristus.
 
... Supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar ... TUHAN mau melihat, TUHAN mau mendengar;

-          TUHAN mau melihat keberadaan kita di tengah ibadah yang sibuk memikul salib.

-          TUHAN mau mendengar teriakan-teriakan dalam setiap doa permohonan yang kita naikkan mengandung darah-darah korban kepada TUHAN.

TUHAN mau itu.
 
... Dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu. Berarti, tidak dapat dipengaruhi oleh si Seteru atau musuh abadi, yaitu;
1.      Setan.
2.      Daging dengan hawa nafsunya.
3.      Dunia dengan arusnya.
 
Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan ... Menikmati makanan dari binatang yang mati dicekik, itu adalah tanda kebinasaan.
... Tetapi bagi kamu tanda keselamatan ... Membawa korban berdarah-darah, itu adalah tanda keselamatan. TUHAN mau lihat, TUHAN mau dengar kita senantiasa menghadap TUHAN dengan membawa korban berdarah-darah, korban sembelihan, sengsara salib.
... Dan itu datangnya dari Allah. Keselamatan itu datangnya dari Allah, sekalipun bangsa kafir tidak disunat.
 
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, tetapi kepada kita juga dikaruniakan untuk membawa korban berdarah-darah, itulah sengsara salib, untuk menderita untuk Dia.
Kalau hanya percaya, Setan pun percaya kok kepada TUHAN Yesus, hanya saja dia tidak bisa memikul salib. Tetapi kita ini merupakan makhluk yang termulia dari semua ciptaan TUHAN, karena kita ini memiliki apa yang diinginkan oleh TUHAN, dengan lain kata; kita layak untuk menjadi wadah untuk menampung darah salib Kristus. Sedangkan malaikat, tidak ada tempat untuk menampung darah salib Kristus.
 
Saya mau meluruskan, apabila ada umat TUHAN yang pernah mendengarkan pernyataan (penjelasan) dari seorang hamba TUHAN di media sosial tentang: Mengapa malaikat begitu salah tidak mendapatkan pengampunan, tetapi berubah menjadi Setan? Waktu itu saya tidak mendapatkan penjelasan yang tepat. Tetapi jawaban yang tepat adalah bahwa malaikat tidak ada wadah untuk menampung darah salib Kristus, sedangkan manusia memiliki wadah untuk memikul salib Kristus. Inilah kemurahan TUHAN bagi kita.
Kalau saudara renungkan itu, betapa kita ini adalah makhluk yang paling mulia, dan kemurahan-Nya lebih dari hidup dinyatakan kepada kita, yang adalah bangsa kafir.
 
Kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku. Dan itu juga merupakan contoh teladan dari Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Asia kecil di tengah pengutusannya, bahkan ia pun pada akhirnya mati di Yerusalem; begitu dia kembali ke Yerusalem, penjara dan kematian sudah menunggu dia di sana. Itulah kesaksian Rasul Paulus.
 
TUHAN tidak menghendaki kita mati konyol, tetapi TUHAN mau supaya kita tetap berjuang dalam setiap pergumulan-pergumulan, supaya betul-betul kita tidak menikmati makanan dari binatang yang mati dicekik.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan Ibrani 9, dengan perikop: “Kristus adalah Pengantara dari perjanjian yang baru”. Pengantara pada perjanjian yang lama adalah binatang yang dikorbankan, sedangkan pengantara pada perjanjian yang baru ialah Kristus yang dikorbankan, di mana darah-Nya tercurah bagi manusia yang berdosa, terkhusus bagi kita bangsa kafir.
Ibrani 9:20-22
(9:20) sambil berkata: "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu." (9:21) Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah. (9:22) Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
 
Darah perjanjian yang baru, itulah darah salib Kristus mengenai seluruh kemah dengan segala peralatan-peralatan yang ada di dalamnya; semua diperciki oleh darah salib. Tidak ada satu pun alat yang tidak diperciki oleh darah.
Kita ini adalah Tabernakel, kemah Allah, rumah TUHAN. Biarlah kita betul-betul mengalami percikan darah perjanjian baru, itulah darah salib Kristus.
 
Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, itu adalah perjanjian lama. Tetapi perjanjian baru ialah tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. Tanpa penumpahan darah, tanpa korban Kristus (darah salib), tanpa korban berdarah-darah, tidak ada pengampunan dosa.
Jadi, jangan sesekali menikmati binatang yang mati dicekik; sebab tanpa penumpahan darah, tanpa korban di tengah ibadah dan pelayanan tidak ada pengampunan.
 
Banyak berbuat kasih, maka banyak diampuni; itu adalah pernyataan Yesus kepada Simon si kusta. Karena kasih Allah besar kepada perempuan yang terkenal berbuat dosanya dalam Injil Lukas 7, maka Yesus berkata: Banyak berbuat kasih, korban berdarah-darah, maka banyak diampuni dosanya.
 
Ibrani 9:23
(9:23) Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu.
 
Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian ... Itu adalah ajaran yang benar dari sorga, dari atas, dari Allah. Itu bukan ajaran yang dibuat dari dunia ini, melainkan dari sorga. Jelas, keselamatan itu datangnya dari Allah, dari sorga.
 
Ibrani 9:11-12
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -- (9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
 
Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna dari kemah Musa, dari pondok Daud, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini. Berarti, Yesus adalah Tabernakel sejati.
 
Dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus, itulah Kerajaan Sorga, bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, bukan dengan darah perjanjian yang pertama, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri, Ia curahkan di atas kayu salib, di bukit Golgota 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu untuk menyucikan dosa kita semua, sebab Yesus adalah Tabernakel sejati.
 
Malam ini tentu saja kita bersyukur kepada TUHAN, sebab oleh karena kasih karunia-Nya, karena rahmat-Nya, kita semua telah disucikan oleh darah salib Kristus.
 
Penjelasan YANG KEEMPAT: Menjauhkan diri dari darah (tidak makan darah).
Jangan makan darah binatang, sebab itu bukanlah makanan yang harus kita nikmati, karena nyawa ada pada darah binatang itu sendiri, tetapi biarlah kiranya kita menikmati tubuh dan darah Yesus Kristus, supaya kita senyawa, satu DNA dengan darah salib Kristus, oleh penebusan darah salib Kristus.
 
Dengan demikian, setelah tulisan itu dikirimkan kepada bangsa kafir, berarti bangsa kafir dipermudah untuk memperoleh keselamatan, jelas itu adalah kasih karunia Allah yang dianugerahkan kepada bangsa kafir. Jangan sampai orang lain dipersulit hanya karena ajaran sesat, sebagaimana yang disampaikan oleh orang-orang yang datang ke Antiokhia, di mana mereka mengatakan bahwa untuk mendapatkan kesleamatan, maka bangsa kafir juga harus turut disunat, itu adalah ajaran yang tidak baik. Tetapi bangsa kafir diselamatkan jelas karena kasih karunia, oleh karena darah salib Kristus.
 
Amsal 10:6
(10:6) Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman.
 
Berkat ada di atas kepala orang benar ... TUHAN memberkati kita semua, bagaikan Rut diberkati oleh Boas rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus.
 
Amsal 10:22
(10:22) Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.
 
Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya ... TUHAN mendambakan kita semua untuk menjadi kehidupan yang diberkati oleh TUHAN; Dia Imam Besar Agung yang sudah melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa kita masing-masing.
Ada orang yang menghemat tetapi kekurangan; tetapi ada orang yang memberi di luar dari kemampuan, tetapi tidak kekurangan, sebab berkat TUHANlah yang menjadikan kaya.
 
Galatia 5:1-3
(5:1) Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. (5:2) Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. (5:3) Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.
 
Karena itu berdirilah teguh, pendirian jangan goyah oleh apapun, dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan, seperti orang-orang datang dari Yudea ke Antiokhia yang mengajarkan ajaran yang mengaburkan tentang kasih karunia yang diperuntukkan kepada bangsa kafir.
Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu, berkata kepada seluruh sidang jemaat di Galatia, di Antiokhia dan Asia kecil lain: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu, korban Kristus tidak lagi berguna, karena kita merasa bahwa korban sunat sudah menyelamatkan, padahal itu tidak bisa.
Jangankan korban sunat, dalam 1 Korintus 13, membagi segala sesuatu yang kita punya, bahkan sampai membakar diri, tetap tidak bisa selamat. Jadi, nanti, ibu-ibu yang melahirkan anak laki-laki, janganlah ia disunat, sebab itu adalah dosa besar.
 
Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Apakah kita mampu melakukan satu dari 10 (sepuluh) hukum Taurat? Saya yakin berkata; mulai dari saya sampai kita semua, tidak ada yang sanggup melakukan satu dari 10 (sepuluh) hukum Taurat, siapapun, pendeta hebat pun di atas muka bumi ini tidak ada yang sanggup.
Saya sudah berikan contoh tadi; kita ambil satu dari 10 (sepuluh) hukum Taurat, misalnya adalah hormati orang tuamu. Mungkin satu jam pertama hal itu bisa kita lakukan, tetapi besok bisa terjadi perselisihan. Jadi, tidak ada yang sempurna.
Kalau pun kita bisa disempurnakan, itu karena darah salib, karena korban Kristus; oleh sebab itu, Rasul Paulus dengan tandas berkata:  setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat, tetapi jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
 
Itu sebabnya, ketika orang Yahudi mengejek Titus -- anak kekasih dari Rasul Paulus -- yang tidak disunat karena dia adalah orang Yuani, Rasul Paulus berkata: Titus, jangan takut. Kalau ada orang Yahudi mengejekmu, katakan kepada Om Paulus, supaya saya menghajar mereka lewat peringatan firman.
Jangan ada yang disunat; tidak boleh, sebab itu adalah dosa besar. Tidak ada yang bisa menanggung dosa kita. Jangan saudara pikir dengan memotong kulit khatan lalu semua selesai, tidak; berarti yang pasti, semua hanya oleh karena kasih karunia.
Sekali lagi saya sampaikan: Jangan disunat. Kulit khatan jangan dipotong. Sebelum kenal Pengajaran Mempelai, mungkin sudah terlanjur, itu masih diampuni TUHAN. Tetapi kalau sudah dengar firman TUHAN, lalu dilanggar, itu adalah dosa yang disengaja. Haleluya.. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment