KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, March 9, 2021

IBADAH PEMBUBARAN PANITIA NATAL, 01 MARET 2020


 
IBADAH PEMBUBARAN PANITIA NATAL, 01 MARET 2020
 
Tema: KEBENARAN TENTANG KARUNIA ROH (1 Korintus 12:1)
 
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita sekaliannya.
Kita patut bersyukur, oleh karena kemurahan hati TUHAN; malam ini, ibadah pembubaran panitia natal boleh terselenggara, semua karena kasih karunia dan rahmat TUHAN bagi kita. Dan kesempatan ini, kita tidak sia-siakan, tetapi biarlah kiranya lewat ibadah dan firman yang akan kita terima, semakin memacu kehidupan kita di tengah ibadah dan pelayanan, termasuk event-event apapun, bukan hanya untuk Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT), tetapi juga dalam event-event apa saja, kita semakin menyenangkan hati TUHAN dalam setiap ibadah dan pelayanan, setia apapun yang kita kerjakan oleh 2 (dua) tangan, 10 (sepuluh) hari, semuanya menyenangkan hati TUHAN.
 
Tidak lupa saya menyapa sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, bahkan sidang jemaat di Serang Cilegon sekitarnya yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming, bahkan umat TUHAN yang senantiasa memberikan dirinya untuk digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, biarlah kiranya TUHAN melawat dan memberkati kehidupan kita masing-masing, sehingga kehidupan kita betul-betul menjadi suatu kehidupan yang layak untuk melayani pekerjaan TUHAN ke depan; jauh lebih baik, lebih menarik dan lebih manis, untuk senantiasa menyenangkan hati TUHAN. Dan kita semua saling melengkapi satu dengan yang lain; di atas segalanya, nama TUHAN dipermuliakan.
 
Ibadah Pembubaran Panitia Natal 2020 ini terlaksana karena kemurahan TUHAN, di mana kita sudah menyelenggarakan Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) pada hari Senin-Selasa, tanggal 28-29 Desember 2020, lewat Zoom Meeting. Yang seharusnya diselenggarakan secara tatap muka, tetapi karena keadaan, kondisi yang ada, maka akhirnya diselenggarakan melalui Zoom Meeting. Tetapi puji TUHAN, banyak juga hamba-hamba TUHAN yang bersekutu bersama-sama, bukan hanya lewat Zoom Meeting, namun juga lewat live streaming dari Sabang sampai Merauke.
Kita berdoa, supaya keadaan dunia ini, termasuk kondisi negara kita, termasuk provinsi Banten, TUHAN pulihkan, supaya ibadah-ibadah atau event-event yang sama boleh terlaksana dengan baik, dan TUHAN senantiasa memberkati dan memakai kita untuk membawa Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel dari Timur sampai ke Barat, berarti terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, lewat Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
 
Tema untuk Ibadah Pembubaran Panitia Natal 2020 pada malam hari ini adalah 1 Korintus 12:1. Mari kita berdoa, supaya benar-benar TUHAN meneguhkan hati kita lewat firman yang akan dibukakan dari 1 Korintus 12:1, dengan perikop: “Rupa-rupa karunia tetapi satu Roh”. Rupa-rupa karunia, tetapi sumbernya dari satu Roh; sumbernya tidak dua Roh, tetapi satu Roh, dengan demikian, nama TUHAN dipermuliakan.
1 Korintus 12:1
(12:1) Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.
 
TUHAN mendambakan supaya kita semua mengetahui dengan jelas kebenaran tentang karunia-karunia Roh. TUHAN mendambakan supaya umat TUHAN, terkhusus kita semua yang hadir pada malam ini mengetahui kebenaran tentang karunia-karunia Roh.
 
Lebih rinci pada ayat 2.
1 Korintus 12:2
(12:2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
 
Sebelum mengenal TUHAN dengan benar, tanpa sadar, tanpa berpikir panjang, bangsa Kafir diseret kepada berhala-berhala yang bisu, sehingga bangsa kafir, bangsa yang di luar TUHAN betul-betul hidup di dalam penyembahan berhala, diseret kepada berhala-berhala yang bisu.
 
Pendeknya: Bangsa kafir hidup di dalam penyembahan berhala.
Demikianlah keadaan dari bangsa kafir sebelum mengenal Allah dengan benar, yaitu dengan mudah diseret kepada penyembahan berhala, menyembah berhala yang bisu. Nanti kita akan melihat; mengapa hal itu bisa terjadi, mengapa bangsa kafir (bangsa yang di luar TUHAN) tanpa berpikir panjang (tidak sadar) mudah sekali diseret kepada penyembahan berhala, menyembah berhala yang bisu?
 
Betul-betul dari sinilah kita bisa melihat atau menyadari bahwa bangsa yang di luar TUHAN terlalu lemah, tidak ada daya, sehingga tanpa pikir panjang, tanpa eling-eling, tanpa ingat TUHAN, mudah diseret kepada penyembahan berhala, sehingga menyembah kepada berhala bisu. Mereka tidak sadar, bahwa sesungguhnya, TUHAN-lah yang menjadikan segala sesuatunya.
 
Kita lihat satu ayat di dalam 1 Tawarikh 16.
1 Tawarikh 16:26
(16:26) Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi TUHANlah yang menjadikan langit.
 
Bangsa yang di luar TUHAN, bangsa kafir betul-betul hidup di dalam penyembahan berhala. Jadi, allah dari bangsa kafir adalah berhala.
Namun demikian, bangsa kafir tidak memahami bahwa sesungguhnya TUHAN-lah yang menjadikan langit, TUHAN-lah yang menjadikan bumi, TUHAN-lah yang menjadikan segala sesuatu yang ada di kolong langit, di atas muka bumi ini.
Bahkan jika manusia bernafas, itu karena TUHAN yang menjadikannya, tetapi bangsa kafir, bangsa yang di luar TUHAN tidak menyadarinya, sehingga bangsa kafir betul-betul hidup di dalam penyembahan berhala, menyembah berhala yang bisu. Mereka tidak sadar, bahwa sesungguhnya, TUHAN-lah yang menjadikan segala sesuatunya.
 
“Tanpa sadar”, berarti; betul-betul bangsa kafir (bangsa di luar TUHAN) itu lemah, tidak berdaya. Maka, kalau hari ini kita berada di rumah TUHAN, berada di tengah-tengah Ibadah Pembubaran Panitia Natal Tahun 2020, jelas karena kemurahan hati TUHAN. Kita berada dalam pengaruh Roh Allah yang besar, jelas karena kemurahan hati TUHAN, bukan karena suatu kebetulan.
 
Jadi, bangsa kafir, bangsa yang di luar TUHAN begitu lemah, dan tanpa sadar (tanpa berpikir panjang) diseret kepada penyembahan berhala.
 
Kita akan memperhatikan Mazmur 115, dengan perikop: “Kemuliaan hanya bagi Allah” Tetapi bagaimana lagi mau dikata? Tanpa sadar (di luar kesadaran), bangsa kafir sudah diseret kepada penyembahan berhala, mau bilang apa lagi?
Mazmur 115:2
(115:2) Mengapa bangsa-bangsa akan berkata: "Di mana Allah mereka?"
 
Bangsa kafir (bangsa yang di luar TUHAN) sama sekali tidak mengenal Allahnya Israel, Allah yang hidup, Allah yang menciptakan langit bumi serta segala sesuatu yang ada di dalamnya, itu terbukti dari pernyataan mereka yang berkata: "Di mana Allah mereka?"
 
Mazmur 115:4
(115:4) Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia,
 
Berhala bangsa-bangsa yang di luar TUHAN adalah berhala perak dan emas, buatan tangan manusia.  Jadi, yang disembah adalah hasil karya dua tangan manusia, bahkan hasil tangan manusia itu sendiri. Ini juga bisa berbicara tentang; sibuk dengan pekerjaannya, sibuk dengan perkara lahiriah, itu juga penyembahan berhala.
Kalau meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena kegiatan dua tangan, itu merupakan penyembahan berhala. Dan kalau umat TUHAN, orang Kristen sibuk dengan pekerjaan dua tangannya, itulah yang menyebabkan dia jauh dari TUHAN, itu yang menyebabkan dia tidak mengenal TUHAN; sehingga tanpa sadar, dia ada di dalam kelemahan dan diseret untuk menyembah berhala bisu.
 
Lihatlah BERHALA BANGSA KAFIR pada ayat 5-7.
Mazmur 115:5-7
(115:5) mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, (115:6) mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, (115:7) mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya.
 
Inilah berhala bisu; tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya. Jelas, bahwasanya berhala-berhala bangsa-bangsa, berhala dari bangsa kafir adalah berhala bisu; itulah yang disembah mereka.
 
Berhala bisu, berarti; tidak bisa berbuat apa-apa. Apa buktinya tidak bisa berbuat apa-apa?
YANG PERTAMA: Mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata.
Berbeda dengan Allah bangsa Israel; betul-betul setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah tidak kembali dengan sia-sia, melainkan terlaksana dan berhasil, apa saja yang disuruh dan dikehendaki-Nya, berarti; hidup. Allah bangsa Israel adalah Allah yang hidup, supaya kita hidup.
YANG KEDUA: Mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat.
Ini sangat merugikan orang-orang yang menyembah berhala; manakala dia dalam kesesatan di jalan, berhala tidak bisa menuntun dia dalam terang. Sebetulnya, ini adalah kerugian yang besar, yang akan dialami oleh bangsa yang di luar TUHAN, bangsa yang menyembah berhala. Tidak pernah berhala bisa menuntun orang-orang yang sesat di jalan, sebab ia mempunyai mata tetapi tidak bisa melihat, sehingga;
-          mereka yang menyembah berhala pasti tersesat,
-          selain itu juga, mereka yang menyembah berhala berada di dalam gelapnya dosa.
YANG KETIGA: Mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar.
Ini juga merugikan bangsa-bangsa yang menyembah berhala itu sendiri; manakala di dalam kesesakan, manakala di dalam kesusahan, di dalam kesulitan yang sangat menghimpit, kepada siapa dia harus teriak? Persoalan yang begitu rumit dia mohonkan kepada berhala, namun berhala itu mempunyai telinga tetapi tidak bisa mendengar. Ini adalah kerugian besar kalau hidup di dalam penyembahan berhala.
Kalau kita mempertuhankan uang, uang pun tidak punya telinga untuk secepatnya menjawab segala persoalan kita. Jadi, rugi sebetulnya kalau kita menyembah berhala.
Kita bersyukur kepada TUHAN, karena kita menyembah Allah yang hidup. Segala doa permohonan teriakan kita naik kepada TUHAN, lalu akhirnya Dia mendengar dan menjawab.
YANG KEEMPAT: Mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium.
Ini juga suatu kerugian yang besar; manakala kita ada dalam penyembahan (bagaikan asap dupa naik ke hadirat TUHAN) tetapi semuanya itu sia-sia. Lutut sudah melecut, lutut sudah lecet-lecet, tetapi tidak ada artinya. Bagaikan asap dupa naik ke hadirat TUHAN, tetapi tidak ada artinya. Kaki sudah bengkak-bengkak, menyembah berjam-jam, tetapi tidak ada artinya, karena berhala tidak dapat mencium asap dupa kemenyan.
YANG KELIMA: Mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba.
Bukankah kita butuh uluran dua tangan TUHAN yang berkuasa, uluran dua tangan yang penuh kasih, uluran dua tangan penuh yang penuh pertolongan? Kita butuh. Tetapi berhala, sekalipun mempunyai tangan, tetapi ia tidak bisa meraba, tidak bisa menyentuh kedalaman hati kita masing-masing, tidak mengerti perasaan kita.
YANG KEENAM: Mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan.
Ini juga suatu kerugian yang besar. Allah kita adalah Allah yang besar; Dia Imam Besar Agung, Dia juga adalah Gembala Agung.
Apa buktinya bahwa Dia adalah Gembala Agung? Dia berjalan di depan menuntun kawanan domba-Nya, sehingga domba-domba mengikuti Gembala Agung.
Dia juga adalah Imam Besar yang sudah meninggalkan teladan bagi kita. Untuk itulah kita dipanggil, supaya kita mengikuti jejak-Nya, tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah. Kita ikuti dengan tepat dan benar.  Manakala kita mengikuti tapak-tapak kaki Yesus dengan tepat dan benar, pada saat itu juga, dosa rontok, musuh kalah.
Tetapi berhala tidak demikian; sekalipun berhala mempunyai kaki, tetapi ia tidak dapat berjalan. Jadi, rugi sekali kalau kita hidup di luar TUHAN. Bersyukurlah karena malam ini kita ada di dalam TUHAN.
YANG KETUJUH: Tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya.
Jadi, jelas, berhala bangsa kafir (bangsa-bangsa di luar TUHAN) adalah berhala bisu; tidak ada apa-apanya.
 
Saya jadi teringat, ketika zaman raja Ahab; bangsa Israel berlaku timpang -- berarti, pendiriannya tidak kuat -- dan bercabang hati -- sama dengan, mendua hati --, karena pada akhirnya, oleh karena Ahab dan Izebel, banyak nabi-nabi serta umat Israel jatuh dalam penyembahan berhala, secara khusus menyembah Baal. Sehingga, sebagai seorang hamba TUHAN, Elia sangat sakit hatinya, hatinya pilu melihat umat itu. Elia hanya seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN; dia bertahan, berpihak kepada TUHAN.
Selanjutnya, Elia menantang semua nabi-nabi Baal, termasuk nabi-nabi Asyera, untuk mempersembahkan korban persembahan ke atas kayu api tanpa menaruh api atasnya, lalu berkata: “Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan aku pun akan memanggil nama TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!”
Kemudian, mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu.
Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian.
 
Jadi, kalau menyembah berhala bisu, ujung-ujungnya adalah bisa sampai kerasutan setan. Dari situlah kita mengetahui; kalau orang Kristen benar-benar hidup dalam penyembahan berhala, maka ia mudah kerasukan setan.

-          Pertama-tama: Diawali dengan berjingkat-jingkat, artinya; menyusahkan dirinya, lari sana lari sini, tidak tenang.

-          Yang kedua: Menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, artinya; menyakiti dirinya sendiri. Padahal, berkat TUHAN yang memberi kaya. Jangan buat diri ini susah.

-          Dan yang terakhir, klimaksnya adalah sampai akhirnya kerasukan setan.

 
Tetapi, pada saat giliran dari nabi Elia mempersembahkan korbannya, dia memanggil TUHAN Allah yang hidup, Allah Israel, Allah yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat, yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya, tidak pakai lama, turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
Allah Israel adalah Allah yang berkuasa. Allah Israel adalah Allah yang hidup; Dia layak untuk disembah, Dia menjawab segala doa, Dia menjawab segala permohonan. Di kala kita dalam kesusahan hati seperti Elia, namun TUHAN jawab kesusahan hati, sampai akhirnya umat itu kembali mempunyai mata, kembali mempunyai dua tangan untuk melayani TUHAN, kembali mempunyai dua kaki untuk mengikuti jejak salib Kristus.
 
Oleh sebab itu, sekali lagi saya sampaikan: Bersyukurlah saudara yang mempunyai dua tangan, sepuluh jari, diberi kesempatan untuk melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN. Itu bukan suatu keterpaksaaan, tetapi itu merupakan kemurahan hati TUHAN bagi kita semua.
Kita sudah mengerjakan Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) pada hari Senin-Selasa, tanggal 28-29 Desember 2020, semua karena kemurahan TUHAN. Kita gunakan dua tangan, sepuluh jari, kita gunakan dua kaki untuk mengikuti jejak Kristus, semua karena kemurahan TUHAN. Biarlah kita serahkan segenap hati pikiran kita kepada TUHAN, hanya bagi Dia, bukan untuk yang lain. 
 
Intinya: Berhala-berhala bangsa-bangsa adalah bisu, dengan kata lain; tidak dapat menjawab doa dan seruan. Maka, sia-sialah semua.
 
Mazmur 115:8
(115:8) Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.
 
Seperti itulah orang yang menyembah berhala, ia tidak dapat berbuat apa-apa di hadapan TUHAN. Demikian juga dengan orang yang tidak hidup di dalam Roh Allah, ia tidak dapat menyenangkan hati TUHAN.
TUHAN betul-betul mau atau mendambakan, TUHAN betul-betul mengharapkan supaya kita semua mengetahui tentang karunia-karunia Roh, supaya kita jangan lemah, tidak berdaya. Kalau kita menuruti daging, maka kita akan lemah, tidak berdaya, tanpa sadar diseret kepada penyembahan berhala, menyembah berhala bisu.
Jadi, hamba-hamba TUHAN, pelayan-pelayan TUHAN, tanpa terkecuali sampai kepada umat TUHAN, mau tidak mau harus penuh dengan Roh Kudus, supaya jangan lemah (tidak berdaya), dan tidak mudah diseret kepada penyembahan berhala, kepada berhala-berhala bangsa-bangsa.
 
Kita kembali memperhatikan 1 Korintus 12:3.
1 Korintus 12:3
(12:3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
 
Karena itu aku mau meyakinkan kamu ... TUHAN mau supaya kita tahu tentang karunia Roh. Rasul Paulus juga mau meyakinkan kita semua, supaya kita betul-betul hidup sesuai dengan apa maunya TUHAN.
 
Camkanlah apa yang TUHAN sampaikan malam ini. Perlu untuk diketahui: Tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!"
Pendeknya: Seorang hamba TUHAN yang penuh dengan Roh Kudus, tidak pernah mengutuki Yesus sekalipun harus sangkal diri pikul salib, sekalipun harus banyak berkorban di tengah ibadah dan pelayanan. Tidak akan pernah mengutuki TUHAN, tidak akan pernah mempersalahkan TUHAN, tidak akan pernah menyesal ikut TUHAN, apapun yang terjadi; itulah kalau sudah penuh dengan Roh Kudus, ia tidak akan pernah menyesal sebagai orang Kristen.
 
Kemudian, tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus, Roh Allah yang suci dan sempurna itu. Berarti, seseorang akan menyangkali TUHAN, jikalau ia tidak penuh dengan Roh Kudus.
Sekali lagi saya sampaikan: Tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: "Yesus adalah TUHAN sesembahan kita", selain oleh Roh Kudus. Jadi, oleh Roh TUHAN itu membawa kita kepada suatu penyembahan yang benar, menyembah Allah yang hidup.
Tetapi kalau kita hidup tanpa Roh, maka di situlah kita akan menyangkali TUHAN, tidak akan pernah mengakui TUHAN dalam hidup kita masing-masing. Oleh sebab itu, dalam 1 Korintus 12:1, TUHAN mau supaya kita semua mengetahui kebenaran tentang karunia-karunia Roh.
 
Jadi, yang melayani TUHAN, khususnya Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) wajib penuh dengan Roh Kudus. Jangan hanya turuti keinginan daging.
 
Berarti, seseorang akan menyangkali TUHAN jika ia tidak penuh dengan Roh Allah yang suci. Pendeknya; tujuan penuh dengan Roh Kudus adalah ...
-          supaya kita jangan mengutuki TUHAN,
-          supaya jangan menyangkali TUHAN,
selain mengakui Yesus adalah TUHAN.
 
Seringkali kita mengutuki TUHAN manakala kita menghadapi ujian. Menyesali diri sebagai orang Kristen karena pergumulan, itu setara dengan dosa mengutuki TUHAN. Saudara jangan berpikir bahwa itu adalah perkara biasa; itu adalah perkara yang heran, luar biasa.
Sekali lagi saya sampaikan: Menyesal menjadi anak TUHAN itu setara dengan dosa mengutuki TUHAN. Itu bukanlah perkara yang bisa dianggap enteng, tetapi itu adalah perkara yang luar biasa, dosanya bukanlah dosa biasa.
Menyesal saya menjadi suamimu”, “menyesal saya menjadi isterimu”, itu setara dengan dosa mengutuki. Kalau hal itu sempat terlontar, tercetus dari mulut, ayo, saya himbau malam ini, biarlah kita bersama-sama mengakui dosa, mengakui kesalahan penyembahan berhala di masa lalu.  Menyesal saya menjadi anakmu”, “menyesal saya menjadi orangtuamu, mertuamu, menantumu”, itu sama dengan mengutuki TUHAN. Jadi, sudah jelas, kehidupan semacam ini tidak penuh dengan Roh Kudus, walaupun engkau berkata bahwa engkau penuh dengan Roh Kudus.
Dari buahnya, kita bisa mengetahui dia penuh Roh Kudus atau tidak. Dan kalau penuh dengan Roh Kudus, seseorang tidak akan pernah menyangkali TUHAN Yesus, selain mengaku Yesus adalah TUHAN dan Juruselamat, Allah sesembahan yang hidup, Allah Abraham Ishak Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat.
 
Berarti, dapatlah kita melihat kesimpulannya: Tanpa Roh Kudus, seseorang akan menyangkali TUHAN sekalipun ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Pendeknya: Anak-anak TUHAN, teramat lebih hamba-hamba TUHAN, pelayan-pelayan TUHAN harus penuh dengan Roh Kudus, supaya berada di dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah yang suci itu sendiri. Kita semua harus berada di dalam pengaruh Roh Allah itu sendiri. Jangan berada di dalam pengaruh dari daging, tetapi harus berada di dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah itu sendiri, sehingga di dalam melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN, seorang hamba TUHAN, seorang pekerja TUHAN tidak mengutuki TUHAN, tidak menyesal, dan tidak menyangkali TUHAN, sebaliknya mengakui bahwa Yesus adalah TUHAN, apapun yang terjadi. Itulah kehidupan yang penuh dengan Roh Kudus.
Ayo, biarlah semua penuh dengan Roh Kudus. Tidak boleh lagi turuti hawa nafsu daging.
 
Lihatlah, apa yang terjadi dengan murid-murid Yesus, teristimewa Simon Petrus. Ternyata, sebelum Yesus mati dan bangkit, ternyata 12 murid -- yang pada akhirnya 12 rasul -- belum penuh dengan Roh Kudus. Jadi, pengalaman kematian kebangkitan ini adalah meterai.
 
Kita akan melihat Matius 26:69-74, dengan perikop: “Petrus menyangkal Yesus”. Petrus, mewakili 12 (dua belas) murid.
Matius 26:69-70
(26:69) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu." (26:70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud." (26:71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." (26:72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." (26:73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." (26:74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.
 
Pendeknya, Petrus menyangkali Yesus sebanyak 3 (tiga) kali:
Penyangkalan YANG PERTAMA, pada ayat 70. Pada saat itu, Petrus berkata: “Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud”. Berarti, sudah tahu tetapi pura-pura tidak tahu.
Banyak juga umat TUHAN, sidang jemaat, bahkan juga imam-imam, pelayan TUHAN yang sudah tahu, tetapi pura-pura tidak tahu; menghindar dari kesusahan. Kalau seseorang menghindar dari kesusahan, itu adalah penyangkalan yang pertama terhadap salib Kristus.  Jangan coba-coba menghindar dari kesusahan, jangan coba-coba menghindar dari pelayanan, supaya penyangkalan itu tidak memuncak, sebab itu merugikan diri sendiri kelak.
Sudah tahu tetapi pura-pura tidak tahu à Orang yang punya mata tetapi tidak melihat, punya telinga tetapi tidak mendengar (tidak dengar-dengaran). Jadi, tidak dengar-dengaran itu merupakan penyangkalan yang pertama terhadap salib. Ayo, biarlah kita belajar dari apa yang sudah kita terima malam ini. Jangan hanya ilmu pengetahuan, tetapi tidak menjadi praktek.
 
Penyangkalan YANG KEDUA, pada ayat 72. Simon Petrus berkata: “Aku tidak kenal orang itu”, sama dengan; tidak mengakui keberadaan TUHAN Yesus. Jelas itu menunjuk; orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya. Kalau tidak mengakui keberadaan TUHAN, berarti mengandalkan manusia dan kekuatannya.
Pada penyangkalan yang kedua ini juga diawali dengan “bersumpah”.  Sebetulnya, seseorang tidak perlu bersumpah, “ya” di atas “ya”, “tidak” di atas “tidak”; lebih dari pada itu adalah anak setan, dan dia berada di bawah hukum Taurat, itulah orang yang bersumpah.
 
Penyangkalan YANG KETIGA, pada ayat 74. Simon Petrus berkata: “Aku tidak kenal orang itu”.
Petrus kembali tidak mengakui keberadaan TUHAN, namun diawali dengan dua kata:
-          Kata yang pertama: “mengutuk.”
-          Kata yang kedua: “bersumpah.”
 
Kesimpulannya:

-          Mengutuk, jelas itu menunjukkan bahwa; Simon Petrus belum penuh dengan Roh Kudus. Hal ini sudah saya sampaikan pada 1 Korintus 12 tadi; kalau seseorang penuh dengan Roh Kudus, maka ia tidak mungkin mengutuki TUHAN.

-          Bersumpah, menunjukkan bahwasanya; Simon Petrus berada di bawah hukum Taurat. Sesuai dengan Injil Matius 5:33-37, tidak perlu bersumpah, tetapi peganglah sumpahmu di hadapan TUHAN; “ya” di atas “ya”, “tidak” di atas “tidak”. Tetapi kalau bersumpah, berarti masih berada di bawah hukum Taurat.

Jadi, kembali saya sampaikan:
-          Mengutuki, menunjukkan bahwa; Simon Petrus belum penuh dengan Roh Kudus.
-          Bersumpah, menunjukkan bahwa; Simon Petrus berada di bawah hukum Taurat.
Tidak usah ragu. Tetapi yakin saja. Ini bukanlah ajaran sesat, melainkan sudah diteliti, sudah dipelajari di kaki salib.
 
Terkait dengan dua hal ini, di mana sudah terbukti bahwa Simon Petrus belum penuh dengan Roh Kudus dan dia masih berada di bawah hukum Taurat. Sekalipun sudah bersama-sama dengan Pribadi yang penuh kasih karunia dan kebenaran, tetapi ternyata, manusia lamanya masih dipertahankan, hukum lamanya masih dipertahankan.
Tidak sedikit pelayan TUHAN berbuat demikian; kalau itu adalah tabiat orang tuamu, jangan pertahankan, apalagi jika engkau sudah ikut TUHAN, sudah melayani TUHAN.
 
Terkait dengan dua kata tadi, kita sambungkan langsung dengan pernyataan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, sebagai jawabannya.
Tubuh Kristus itu adalah Tabernakel sejati. Firman Allah sempurna; Perjanjian Lama - Perjanjian Baru, kaki tangan TUHAN itu terkait satu dengan yang lain.
 
Kita perhatikan Roma 8, dengan perikop: “Hidup oleh Roh”. Saya tandaskan malam ini: Hiduplah oleh Roh TUHAN. Sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, hiduplah dalam Roh TUHAN. Umat TUHAN yang senantiasa tekun mengikuti dan memberikan dirinya tergembala lewat live streaming GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, hiduplah di dalam Roh TUHAN. Kita semua biarlah hidup di dalam Roh TUHAN.
 
Roma 8:1
(8:1) Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
 
Tidak ada penghukuman bagi mereka yang hidup di dalam Kristus Yesus. Kalau benar-benar Simon Petrus dan murid-murid yang lain mengikuti Yesus dengan baik, pasti lepas dari hukuman, tidak ada penghukuman.
 
Roma 8:2-3
(8:2) Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. (8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
 
Di sini dikatakan: Roh TUHAN yang memberi hidup. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki Roh TUHAN, ia mati, walaupun hidup, berarti, dia hidup menurut daging, sama seperti berhala bisu yang tidak bisa apa-apa. Sekali lagi saya sampaikan; kalau seseorang yang tidak memiliki Roh TUHAN, ia mati (tidak hidup), sama seperti berhala bisu yang tidak bisa apa-apa.
 
Kemudian, di sini juga dikatakan: Roh TUHAN yang memerdekakan kita di dalam Kristus. Berarti, kalau seseorang tidak dikuasai oleh Roh TUHAN, kalau hamba TUHAN tidak dikuasai oleh Roh TUHAN, dia tidak merdeka. Tetapi karena hamba TUHAN penuh dengan Roh Kudus, ia merdeka dalam Kristus, merdeka dari hukum dosa dan dari hukum maut. Hukum dosa dan hukum maut = hukum Taurat. Sementara, mereka yang berada di bawah hukum Taurat, tidak berdaya oleh daging dengan segala hawa nafsu dan keinginan-keinginannya yang jahat.
 
Sebaliknya ...
-          Dengan Roh TUHAN, seorang hamba TUHAN dapat menyangkali dirinya.
-          Dengan Roh TUHAN, seorang hamba TUHAN dapat memikul salibnya.
Seperti Pribadi Kristus dapat memikul salib, menerima penghukuman atas daging-Nya.
Berbeda dengan orang yang belum penuh dengan Roh Kudus; ia banyak menyangkali TUHAN, banyak mengutuki TUHAN, menyesal menjadi anak TUHAN, menyesal menjadi hamba TUHAN hanya karena pergumulan.
 
Sehingga, sekalipun seorang hamba menyangkali dirinya dan memikul salibnya ...
-          ia tidak akan pernah mengutuk, tanda bahwa ia penuh dengan Roh Kudus.
-          ia tidak akan pernah bersumpah, tanda bahwa ia lepas dari hukum Taurat; bebas dari hukum dosa dan hukum maut.
 
Jadi, 1 Korintus 12:3 sama dengan Roma 8:1-3.
Inilah hebatnya Rasul Paulus dalam hal menguraikan setiap pemberitaan firman yang disampaikan;
-          baik kepada 9 (sembilan) sidang jemaat,
-          baik kepada 3 (tiga) perorangan,
-          termasuk jemaat Heber (orang Ibrani).
Begitu rupa dia menguraikan kalimat demi kalimat. Pemberitaan firman itu saling terkait; itulah hebatnya Paulus. Tetapi ada lagi yang lebih hebat, yaitu TUHAN bukakan firman-Nya dalam setiap pertemuan ibadah. Dan itu adalah kasih karunia, supaya kita mendapatkan pertolongan pada waktunya nanti, sehingga kita bisa langkahi singa, beruang, macan tutul, kita bisa langkahi ular, kita langkahi orang-orang fasik yang di depan sudah menghadang langkah-langkah kita, namun tidak jadi soal, asal kita penuh dengan Roh TUHAN.
 
Roma 8:4
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
 
Supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita ... Orang yang penuh dengan Roh Kudus, ia tidak mengutuki TUHAN sekalipun harus menyangkal diri memikul salibnya, juga tidak pernah bersumpah, supaya pada akhirnya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita. Orang yang penuh dengan Roh Kudus; ia menyangkal diri, memikul salib, supaya tuntutan hukum Taurat tergenapi.
Kemudian, di sini dikatakan: ... Yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Sudah pastilah; kalau penuh dengan Roh Kudus, pasti mampu menyangkali diri, mampu memikul salibnya, tidak mengutuki dan tidak bersumpah. Apapun yang terjadi, terjadilah; tidak menyesali.
 
Seringkali kita “lupa diri”. Hal yang sudah lewat terjadi, tetapi masih diomongi saja. Masih saja mengoceh dan mengomel. Seolah-olah dengan menceritakan masa lalu, lalu bisa menjadi wujud yang baru; tentu tidak bisa. Hanya TUHAN yang mengubahkan kita semua menjadi baru.
Jadi, tidak usah bersumpah, tidak usah mengutuki, tidak usah menyesal. Misalnya; kalau rambutmu sudah keriting, ya sudah keriting saja, tidak usah menyesal, tidak usah sampai bersumpah.
 
Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
 
Mereka yang hidup menurut daging; memikirkan hal-hal yang dari daging, ia tidak pernah memikirkan hal-hal yang dari Roh, tidak memikirkan ibadah dan pelayanan, tidak pernah memikirkan perasaan TUHAN, selain hanya bersumpah dan mengutuki saja, selain hanya memikirkan kepentingannya saja.
Bukankah itu sama seperti “berhala bisu” yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyenangkan hati TUHAN?
 
Sebaliknya, mereka yang hidup menurut Roh, penuh dengan Roh TUHAN; memikirkan hal-hal yang dari Roh, memikirkan perkara di atas, memikirkan perkara rohani, memikirkan ibadah dan pelayanan, memikirkan segala kegiatan Roh, memikirkan segala pekerjaan TUHAN.
Kalau kita penuh dengan Roh Kudus, maka kita akan hidup, tidak diseret kepada “berhala bisu”. Sebaliknya, kalau hidup menurut daging, berarti ia hidup di bawah hukum Taurat; sementara hukum Taurat tidak bisa menyelamatkan, ia lemah terhadap daging.
 
Pendeknya, kembali saya sampaikan dengan tandas: Simon Petrus masih “mengutuk” dan “bersumpah”, itu adalah tanda bahwa ia belum penuh dengan Roh Allah yang suci itu.
 
Bukahkah enak ketika kita menerima pengertian dari sorga? Sekalipun suara saya keras, tetapi tidak mempengaruhi keinginan kita untuk terus mendengar firman dengan rendah hati. Bukan berarti saya ngamuk, tidak; tetapi memang itulah yang sudah TUHAN percayakan. Kalau saudara melihat saya seperti militer, katakan saja: “Amin”.
 
CIRI-CIRI kehidupan yang tidak penuh dengan Roh Kudus.
Mari kita lihat ciri-ciri hamba TUHAN yang tidak penuh dengan Roh Kudus. Jadi, ternyata, tidak semua hamba TUHAN penuh dengan Roh Kudus. Saya berani mengatakan hal ini, karena memang ada ayatnya.
Matius 26:74-75
(26:74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam. (26:75) Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
 
Setelah menyangkali Yesus sebanyak tiga kali, pada saat itu berkokoklah ayam.
Lalu, apa maksudnya? Mengapa setelah Simon Petrus menyangkali Yesus sebanyak tiga kali selanjutnya diceritakan tentang ayam berkokok? Kalau berkokok ya berkokok saja, mengapa harus diceritakan di sini?
Pada ayat 75 dikatakan: Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya. Jadi, barulah Simon Petrus teringat dengan segala perkataan-perkataan TUHAN kepada dia.
 
Setelah menyangkali Yesus sebanyak tiga kali, pada saat itu berkokoklah ayam. Sesudah ayam berkokok, barulah Simon Petrus menyadari, barulah Simon Petrus teringat akan nasihat firman, peringatan firman, teguran firman, hajaran firman.
Jadi, jangan anggap enteng didikan TUHAN. Jangan putus asa dan kecewa apabila kita diperingatkannya.
 
Marilah kita lihat peristiwa itu di dalam Injil Matius 26, dengan perikop: Petrus akan menyangkal Yesus. Itulah perikopnya, berarti itulah isi dari ucapan Yesus kepada Simon Petrus.
Matius 26:30-32
(26:30) Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun. (26:31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. (26:32) Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."
 
Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun. Nanti, buah Zaitun diperas di sana supaya ada pengurapan.
 
Maka berkatalah Yesus kepada mereka: Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku.” Mengapa TUHAN berkata demikian? Sebab ada tertulis -- Pernyataan ini menunjukkan bahwa Yesus mau menggenapi firman. Biarlah kita semua belajar untuk menggenapi firman. Jadi, jangan anggap enteng didikan TUHAN -- : Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. Akan tetapi sesudah Aku bangkit -- dari maut --, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.
 
Di sini kita melihat: Yesus menceritakan bahwa Ia akan diserahkan dan mati terbunuh di kayu salib untuk menggenapi firman para nabi. Oleh karena itulah, iman dari murid-murid akan tergoncang; dan itu dijelaskan secara gamblang. Itulah nasihat Firman TUHAN, didikan firman kepada Simon Petrus dan 11 (sebelas) murid lainnya.
 
Terhadap nasihat firman, terhadap didikan salib, apa respon Simon Petrus?
Matius 26:33
(26:33) Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."
 
Jawab Simon Petrus: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.
Simon Petrus pasang dada, Simon Petrus mengandalkan manusia dan kekuatannya, Simon Petrus adalah manusia daging, Simon Petrus tidak memperhatikan nasihat firman, Simon Petrus menganggap enteng didikan TUHAN; Simon Petrus belum penuh dengan Roh Kudus.
 
Matius 26:34-35
(26:34) Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (26:35) Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.
 
Mendengar pernyataan dari Simon Petrus, sontak saja Yesus berkata kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Inilah ayam berkokok tadi yang diingat oleh Simon Petrus.
Sekalipun untuk yang kedua kalinya, dengan tegas Yesus menyatakan suatu fakta yang akan terjadi, namun anehnya, Simon Petrus kembali berkata kepada Yesus: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Demikian juga 11 (sebelas) murid yang lain pun berkata demikian.
 
Jadi, betul-betul, 12 (dua belas) murid ini adalah hamba TUHAN yang belum penuh dengan Roh Kudus; mereka masih mengandalkan manusia dan kekuatannya, masih hidup menurut hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
Sudah diberikan nasihat firman untuk yang pertama, namun Simon Petrus tetap berkata: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.” Mendengar hal itu, kagetlah TUHAN Yesus, lalu berkata kembali: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.
Namun, peristiwa ini sudah terjadi; Petrus menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok. Itu sebabnya, setelah “ayam berkokok” barulah dia sadar bahwa Firman TUHAN Yesus Kristus yang benar. Kita banyak salah, kalau kita mengandalkan manusia daging, tanpa Roh TUHAN. Tanpa Roh TUHAN, kita banyak kali melakukan kesalahan.
 
Kita akan meliput kalimat: “Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku”. Tetapi sebetulnya, itu merupakan hal yang diizinkan TUHAN, sebab hal itu akan terjadi. Oleh sebab itu, kita akan sambungkan kalimat ini dengan Injil Lukas 22.
Kita akan fokus pada Lukas 22:31-32, namun kita akan memulai pembacaan dari ayat 28, dengan perikop: “Percakapan waktu perjamuan malam”.
Lukas 22:28
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
 
Hal ini juga rupanya yang diucapkan Yesus pada waktu perjamuan malam itu: “Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami”, itulah sangkal diri dan pikul salib.
 
Lukas 22:29-30
(22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, (22:30) bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
 
Kerajaan Sorga itu bukan terdiri dari perkataan, tetapi untuk sampai kepada Kerajaan Sorga, maka kita harus melewati sengsara salib. Supaya apabila kita sudah melewati sengsara salib itu, pencobaan itu, maka kita layak untuk duduk di atas 12 (dua belas) takhta, untuk selanjutnya menghakimi 12 (dua belas) suku Israel.
 
Lukas 22:31-32
(22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
 
Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum ... Jadi, ketika Yesus ditangkap, diserahkan untuk mati terbunuh di kayu salib, sebetulnya iman mereka tergoncang. Tetapi kalau kita baca ayat 31 ini, rupanya, hal itu terjadi atas seizin TUHAN, karena di sini kita melihat; Setan menuntut untuk menampi Simon Petrus seperti gandum. Jadi, TUHAN izinkan terjadi.
 
Tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur ... Tetapi, sekalipun kita menghadapi sengsara karena salib, aniaya karena firman, sebagai Imam Besar, Dia tetap berdoa untuk kita manakala kita harus menyangkal diri dan memikul salib, manakala kita berada dalam segala kelemahan, manakala kita berada dalam segala penindasan. Iman boleh bergoncang, tetapi sebagai Imam Besar Agung, Yesus berdoa supaya iman kita jangan gugur.
Jadi, sama bukan?
 
Kita bersyukur, berterimakasih kepada Imam Besar Agung yang telah melayani, berdoa, dan memperdamaikan dosa kita. Supaya iman kita jangan gugur, maka Imam Besar Agung tetap mendoakan kita.
Kita tidak akan mungkin bisa melewati sengsara salib dengan 100% (seratus persen) tanpa pertolongan TUHAN, tetapi kita mampu melewatinya karena Imam Besar senantiasa berdoa untuk kita semua. Jadi, bukan lagi dengan kekuatan kita supaya iman kita jangan gugur.
 
Dan engkau ...

-          Dan engkau, Simon Petrus;

-          Dan engkau, Daniel U Sitohang;

-          Dan engkau, pelayan-pelayan TUHAN, imam-imam, yang sudah melayani Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT);

-          Dan engkau, sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang Cilegon;

-          Dan engkau, sidang jemaat di Malaysia dan di Bandung;

-          Dan engkau, yang tekun memberikan diri untuk digembalakan lewat live sreaming di dalam dan di luar negeri;

Perhatikanlah baik-baik: Jikalau engkau sudah insaf, jikalau engkau menyadari sebagaimana tadi Simon Petrus menyadari, selanjutnya; kuatkanlah saudara-saudaramu. Belajarlah dari pengalaman hidup supaya orang lain dikuatkan.
 
Lihatlah, penampian yang dialami oleh Simon Petrus, rupanya itu terkait erat supaya kita semua penuh dengan Roh Kudus. Saya ada alasan untuk mengatakan itu. Mari kita koreksi di dalam Injil Matius 3, dengan perikop: “Yohanes Pembaptis”. Jadi, hal ini berbicara soal pembaptisan.
Matius 3:1-12, itu berbicara soal “baptisan” ...

-          Baptisan yang pertama, itu berbicara soal baptisan air, yang diproklamirkan oleh Yohanes Pembaptis.

-          Baptisan yang kedua, itulah baptisan Roh dan api, yang diproklamirkan oleh Yesus, lewat sengsara salib.

 
Baptisan yang pertama ialah “baptisan air”, itu berbicara soal pengalaman kematian untuk mengubur hidup yang lama, supaya kita hidup dalam hidup yang baru. Tetapi, tidak boleh berhenti sampai di situ, kita juga harus melewati “baptisan Roh dan api” yang diproklamirkan oleh Yesus di atas kayu salib 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu di bukit Golgota.
 
Sebelum kita membaca intinya pada ayat 12, terlebih dahulu kita membaca ayat 11.
Matius 3:11
(3:11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
 
Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan. Baptisan air, berbicara tentang; pengalaman kematian dan kebangkitan. Tetapi syarat untuk masuk dalam baptisan air adalah bertobat 100% (seratus persen), bukan 50% (lima puluh persen).
 
Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Kita harus dibaptis oleh Roh dan api, dan itu diproklamirkan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu.
Itulah yang dialami oleh Simon Petrus; dengan penyerahan diri Yesus untuk disalibkan di atas kayu salib, iman dari pada murid-murid tergoncang, tetapi rupanya, itu terjadi atas seizin TUHAN, di mana Setan menuntut Simon Petrus untuk menampi dia.
 
Sengsara salib merupakan cara TUHAN, supaya kita boleh melewati ujian; dan kita memang harus melewati itu, sebab itu adalah tampian atas seizin TUHAN. Di hari-hari terakhir ini, kita harus segera secepatnya masuk dalam penampian, sebab TUHAN sedang membawa kita masuk dalam penampian, supaya terjadi pemisahan.
 
Matius 3:12
(3:12) Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
 
Alat penampi sudah ditangan-Nya. Jadi, kalau itu terjadi ujian, itu terjadi atas seizin TUHAN, sebab di sini dikatakan: Alat penampi sudah ditangan-Nya. Berarti, jelas, baptisan Roh dan api adalah TUHAN yang memproklamirkannya lewat sengsara di atas kayu salib 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu.
 
Lewat penampian inilah, di sini kita bisa melihat bahwa; Simon Petrus sudah penuh dengan Roh Kudus. Apa meterainya? Dia adalah pribadi gandum yang disimpan (dikumpulkan) dalam lumbung.
 
Jadi, “baptisan air” berbeda dengan “baptisan Roh dan api”.
Baptisan air, itu berbicara soal pengalaman kematian Yesus, supaya hidup lama itu dikubur, selanjutnya dalam pelayanan ada dalam hidup yang baru.
Tetapi, setelah berada dalam suasana kebangkitan, tidak boleh hanya berhenti sampai di situ, tetapi harus juga masuk dalam baptisan Roh dan api, supaya terjadi pemisahan antara daging dengan manusia Roh. Apa buktinya kalau kita sudah manusia Roh? Bagaikan gandum yang dikumpulkan dalam lumbung; sudah terpisah dengan debu jerami atau sekam, sudah terbakar hangus (dibakar habis) oleh api Roh Kudus.
 
Jadi, setelah melewati “baptisan air” masih ada “baptisan Roh dan api” yang membakar debu jerami (sekam). Daging ini harus dikuliti. Sesudah dikuliti, jadilah gandum yang dikumpulkan dalam lumbung, itulah meterai bahwa seseorang sudah penuh dengan Roh Kudus. Itulah Simon Petrus. Unik cara TUHAN untuk membawa kita supaya menjadi hamba TUHAN yang penuh dengan Roh Kudus.
 
Kemudian, tadi dikatakan: Jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.
Kalau sudah insaf, dimeteraikan dalam Roh Kudus, apa meterainya? Kita sudah menjadi gandum yang dikumpulkan di dalam lumbung, sudah lepas dari kulit sekam, sebab debu jerami sudah dibakar habis oleh api Roh Kudus.
Jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu. Lewat Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT), kuatkanlah saudara-saudaramu.
 
Ibrani 12:11
(12:11) Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
 
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Baptisan Roh dan api itu tidak akan mendatangkan sukacita. Ketika tabiat daging sudah dibakar, mana ada enaknya di situ? Tidak ada sukacita di situ, tetapi itu harus terjadi dan kita alami masing-masing.
Siapa yang mau penuh dengan Roh Kudus? Lewatilah baptisan Roh dan api. Memang lebih sakit, tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran, itulah gandum yang dikumpulkan dalam lumbung, yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
 
Ibrani 12:12-16
(12:12) Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; (12:13) dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh. (12:14) Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. (12:15) Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. (12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
 
Kuatkan saudara-saudaramu, berarti;

1.      Kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah. Yang masih menghindar dari pekerjaan TUHAN (tangan yang lemah), yang lari dari kenyataan hidup (lutut yang goyah), kuatkanlah dia.

2.      Luruskan jalan bagi kakimu. Jangan menyimpang ke kiri dan ke kanan, ikuti jalan Raja, maka orang yang pincang jangan terpelecok, sebaliknya orang lain sembuh. Dimulai dengan kita penuh dengan Roh Kudus, maka orang lain sembuh.

3.      Berusahalah hidup damai dengan semua orang. Berarti, damai sejahtera Kristus memerintah di hati, pikiran, perasaan, tubuh, jiwa dan roh, di dalam hidup kita.

4.      Kejarlah kekudusan. Jangan kejar kenajisan yang di sampingmu. Jangan kejar kenajisan yang ada di dalam niat-niat hati pikiranmu, sebab TUHAN tahu semuanya, tetapi TUHAN memberi kita kesempatan, supaya kita bertobat. Sebab tanpa kesucian, tidak ada seorang pun yang bisa melihat sorga dan TUHAN Yesus di dalamnya.

Walaupun engkau berkata: “Aku melihat TUHAN Yesus”, tetapi kalau engkau melihat kenajisan di sampingmu, bagaimana engkau berkata: “Aku melihat TUHAN Yesus” ? Walaupun saya tidak menghukum saudara, tetapi hati saya geli mendengarnya. Tetapi TUHAN masih memberi kesempatan; oleh sebab itu, gunakanlah dengan baik.

5.      Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah. Tetaplah bertahan dengan kasih karunia dan kemurahan TUHAN. Kalau engkau diberi kesempatan untuk menikmati pembukaan rahasia firman, itu adalah kasih karunia; maka, bertahanlah. Apalagi kalau dipercaya melayani, jangan engkau anggap enteng, sebab segala sesuatu ada waktunya; ingatlah apa yang saya sampaikan ini.

Kalau kita jauh dari kasih karunia, pasti tumbuh akar pahit, itulah kebencian, iri, dengki, yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.

6.      Janganlah ada yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau. Jangan melacur dalam kelimpahan di tengah ibadah, tetapi sungguh-sungguh pikul salib.

 
Itulah kehidupan yang sudah penuh dengan Roh Kudus, ia menguatkan orang lain, supaya orang lain tertolong. Kalau engkau sudah insaf, penuh dengan Roh Kudus, di mana meterainya adalah menjadi gandum yang dikumpulkan dalam lumbung, selanjutnya adalah kuatkanlah orang lain.
Itulah tugas kita di dalam mengerjakan Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) tanggal 28-29 Desember 2020, yaitu untuk menguatkan hati orang lain; itu adalah tugas imam, itu adalah tugas hamba TUHAN, bukan untuk pamer-pamer, bukan unjuk gigi, bukan unjuk dada supaya terlihat hebat, tidak. Tetapi ini adalah panggilan TUHAN Yesus untuk menguatkan sesama kita; jangan dilemahkan dengan ketidak-sucian itu.
 
Kita kembali memperhatikan 1 Korintus 12.
1 Korintus 12:3
(12:3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
 
Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!". Kalau kita penuh dengan Roh Kudus, kita tidak mungkin mengutuki TUHAN. Biar kita sangkal diri, pikul salib, tetapi tidak mungkin mengutuki TUHAN, tidak mungkin menyesal walaupun apapun terjadi di sekitarmu.
 
Dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. Kita tidak mungkin menyangkali TUHAN, selain mengakui: Yesus adalah TUHAN, kalau kita penuh dengan Roh Kudus.  Oleh sebab itu, Yesus dapat menyangkali diri-Nya, karena Dia penuh dengan Roh TUHAN.
 
1 Korintus 12:4-7
(12:4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. (12:5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. (12:6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. (12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
 
Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
Karunia Roh Kudus itu banyak, tetapi sekalipun banyak, sumbernya dari Roh yang satu dan sama.
 
Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
Ada rupa-rupa jenis pelayanan, tetapi tetap satu TUHAN, walaupun jenis pelayanan itu banyak.
 
Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
Ada banyak perbuatan ajaib, tetapi itu adalah pekerjaan Allah, bukan pekerjaan manusia. Jadi, janganlah kita sombong.
 
Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
Intinya: Kepada hamba TUHAN yang penuh dengan Roh Kudus, dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan diri sendiri. Jadi, jangan sampai ada di antara kita yang melayani Kebaktian Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT), atau pun melayani kebaktian-kebaktian lewat ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, sertai Kaum Muda, hanya untuk kepentingannya.
 
Jangan engkau sempat-sempat mengadakan live streaming sendiri dengan membersihkan tuts keyboardmu, atau hanya untuk memperbaiki drum mu, tetapi engkau tidak belajar untuk menyenangkan hati TUHAN; itu namanya mencari kepentingan dirimu sendiri. Sudah banyak kesalahan, tetapi tidak mau belajar di rumah, justru sibuk live streaming sendiri. Itu kelihatan sekali bahwa engkau melayani karena kepentingan, pamer-pamer; ini adalah tanda kehidupan yang belum penuh dengan Roh Kudus, masih dagingnya yang bersuara.
 
Seharusnya, kalau kita bekerja, tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan diri. Maka, nanti TUHAN akan semakin mengasah karunia itu, TUHAN akan semakin pertajam. Tetapi kalau melayani hanya untuk kepentingan diri, biar 5 (lima) atau 6 (enam) tahun melayani di suatu perkara, engkau tidak akan pernah maju.
Simon Petrus adalah seorang yang tidak memiliki pendidikan, tetapi dia bisa maju, karena pada akhirnya dia melewati tampian, sehingga dia penuh dengan Roh Kudus, dan dia bisa menguatkan orang lain. Bahkan pada akhirnya, Simon Petrus mati setelah usia tua dengan tidak enak.
 
Ayo, siapa yang mau diasah karunia-karunia yang dipercayakan TUHAN? Oleh sebab itu, melayani jangan karena kepentingan, maka pasti dipakai TUHAN, diasah, dipertajam, sehingga TUHAN melihat, TUHAN disenangkan; TUHAN mendengar, TUHAN disenangkan.
 
1 Korintus 12:8-10
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
 
Ada 9 (sembilan) karunia Roh Kudus:
1.      Karunia berkata-kata dengan hikmat.
2.      Karunia pengetahuan.
3.      Karunia iman.
4.      Karunia kesembuhan.
5.      Karunia mujizat.
6.      Karunia bernubuat.
7.      Karunia dapat membedakan bermacam-macam roh.
8.      Karunia berbahasa lidah, berbahasa asing, berlogat ganjil.
9.      Karunia untuk menafsirkan bahasa roh.
 
Ada 9 (sembilan) karunia Roh Kudus, yang akan dikaruniakan kepada hamba-hamba TUHAN yang penuh dengan Roh Kudus, termasuk Simon Petrus.
 
1 Korintus 12:11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
 
Walaupun berbeda-beda, tetapi 9 (sembilan) karunia ini bersumber dari Roh yang satu dan yang sama. Kalau sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama, maka hamba TUHAN yang betul-betul penuh dengan Roh Kudus, dia tidak akan pernah saling sikut menyikut dengan hamba TUHAN yang lain, dengan demikian; pekerjaan TUHAN tidak saling tumpang tindih.
Karena, sekalipun karunianya berbeda, tetapi saling melengkapi. Mengapa bisa saling melengkapi? Karena sumbernya dari Roh yang satu. Tetapi kalau sumbernya dua, pasti di situ terjadi sikut-menyikut, di situ pasti saling mempersalahkan dan saling membenarkan diri, akhirnya terjadilah tumpang tindih.
 
Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. Khususkanlah dirimu untuk TUHAN, karena karunia Roh diberikan kepada kita secara khusus. Jadi, jangan anggap enteng mulai dari sekarang.
Itu sebabnya Rasul Paulus berkata: Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya. Inilah kebenarannya. Biarlah kita semua penuh dengan Roh Kudus. Apa yang kita kerjakan, biarlah itu semua menyenangkan hati TUHAN.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment