KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, March 2, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 27 FEBRUARI 2021



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 27 FEBRUARI 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 226)
 
Subtema: GUNUNG ASING, GUNUNG PEMUSNAH
 
Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi di mana pun kita berada.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang tekun memberikan dirinya untuk digembalakan dari GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, mari kita mohonkan segala kemurahan TUHAN, supaya firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita masing-masing. Di atas segalanya nama TUHAN dipermuliakan.
 
Segera kita sambut Study Yusuf sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari Kejadian 41.
Kejadian 41:37-40
(41:37) Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya. (41:38) Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" (41:39) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. (41:40) Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."
 
Firaun dengan sangat yakin bahwasanya Yusuf layak untuk;
-          Menjadi kuasa atas istana Firaun.
-          Dan seluruh rakyat akan taat kepada perintah Yusuf.
Mengapa Firaun begitu yakin terhadap Yusuf? Sebab Yusuf adalah ...
-          Seorang yang penuh dengan Roh Allah.
-          Seorang yang berakal budi dan bijaksana.
Berarti, untuk menjadi imamat rajani atau memerintah sebagai Raja yang berkuasa di bumi ini, maka sudah barang tentu ia harus;

1.      Penuh dengan Roh Allah yang suci. Imamat rajani itu harus penuh dengan Roh Allah yang suci, tandanya ialah memberikan diri dipimpin oleh Roh TUHAN dan berada di dalam kegiatan-kegiatan Roh.

2.      Penuh dengan Firman Allah. Jelas ini menunjuk orang yang berakal budi dan bijaksana. Atau saya balik; menjadi orang yang berakal budi dan bijaksana -- dengan lain kata; memiliki hikmat Allah --, jelas itu menunjuk kepada orang yang penuh dengan pengajaran Firman Allah yang benar dan murni. 

 
Kita bersyukur, karena TUHAN senantiasa kirimkan akal budi dan kebijaksanaan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita, termasuk di malam ini, lewat firman yang dibukakan dalam terangnya Roh-El Kudus.
 
Kejadian 41:41
(41:41) Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
 
Selanjutnya, Yusuf dilantik untuk menjadi kuasa atau menjadi Perdana Menteri atas seluruh tanah Mesir.
 
TUHAN yang melantik imamat rajani; TUHAN yang mengurapi imam-imam, raja-raja, pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN, untuk selanjutnya bertanggung jawab di dalam hal melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
Jadi, urapan itu membantu kita untuk menolong dan bertanggung jawab di dalam hal melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
 
Soal “melantik” ini, kita akan melihat Mazmur 2, dengan perikop: Raja yang diurapi TUHAN.
Jadi, imamat rajani dalam tahbisannya, jelas diurapi oleh TUHAN, supaya ia bertanggung jawab untuk melayani TUHAN, bertanggung jawab untuk melayani pekerjaan TUHAN.
Mazmur 2:6
(2:6) "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"
 
Allah telah memilih seorang raja dan melantiknya di Sion, yakni gunung Allah yang kudus. Dengan melantik raja-Nya di Sion, menunjukkan bahwasanya Allah itu Mahabesar dan sangat terpuji.
 
Semua pemuda remaja GPT “BETANIA” Serang Cilegon di mana pun berada, perhatikanlah apa yang TUHAN nyatakan malam ini bagi kita. Tinggalkan segala persoalan-persoalan yang ada di bumi ini, supaya kita fokus terhadap perkara di atas, perkara di sorga, fokus terhadap firman yang dibukakan pada malam ini.
 
Mazmur 48:2
(48:2) Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita!
 
Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita, yaitu gunung Sion, sebab Allah telah melantik raja-Nya di Sion.
 
Mazmur 48:3
(48:3) Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar.
 
Gunung Sion atau gunung Allah yang kudus merupakan kota Raja Besar. Dengan bukti, bahwasanya gunung Sion itu;
-          Menjulang permai; tinggi, tetapi elok dan indah.
-          Kemudian, adalah kegiarangan bagi seluruh bumi.
 
Kita akan melihat persamaan dari Mazmur 48:2-3 ini pada Yesaya 2:2-3. Tadi, Mazmur 48:2-3, sekarang kita akan melihat persamaannya dalam Yesaya 2:2-3, namun pembacaan dimulai dari ayat 1-3, dengan perikop: “Sion sebagai pusat kerajaan damai”.
Yesaya 2:1
(2:1) Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem.
 
-          Yehuda à Raja.
-          Yerusalem, jelas itu berbicara tentang; imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN.
 
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,  (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
 
Di hari-hari terakhir nanti, gunung Sion ...
-          Akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung.
-          Menjulang tinggi di atas bukit-bukit.
Berarti, gunung Sion menjulang permai; tinggi, tetapi elok dan indah.
 
Kemudian, segala bangsa akan berduyun-duyun ke gunung Sion dan banyak suku bangsa akan naik ke gunung Sion, berarti gunung Sion adalah kegirangan bagi seluruh bangsa.
 
Dengan demikian, setelah kita amat-amati, Yesaya 2:2-3 sama dengan Mazmur 48:2-3. Inilah yang terjadi terhadap gunung Sion pada hari-hari yang terakhir, pendeknya; Gunung Sion akan dipulihkan, sehingga ...
-          Menjulang permai.
-          Kemudian, adalah kegirangan bagi seluruh bangsa di bumi.
Jadi, di hari-hari terakhir, Sion akan dipulihkan oleh TUHAN. Tidak selamanya TUHAN meninggalkan gunung Sion.
 
Ikutilah pemberitaan firman malam ini; jangan kita ketinggalan, dengan demikian kita bisa ikuti kecepatan yang TUHAN harapkan. Sebab ...
-          Antikris juga memiliki kecepatan tinggi.
-          Kemudian, di dalam hal bertindak, antikris begitu gesit, tangkas.
Jadi, gerak-gerik antikris ini tidak bisa diselami oleh akal pikiran manusia, tidak bisa dihadapi oleh manusia, sekalipun dia memiliki kedudukan yang tingi, gelar tinggi, sekalipun dia adalah bangsawan, hartawan, sekalipun dia memiliki apa saja di bumi ini. Oleh sebab itu, rohani kita di hari-hari terakhir ini tidak boleh ketinggalan.
 
Sekarang kita akan MELIHAT KEADAAN GUNUNG ASING, dan kita akan BANDINGKAN dengan gunung asing. Kemudian apa yang dialami oleh gunung asing pada hari-hari terakhir?
Yeremia 51:25
(51:25) Sesungguhnya, Aku menjadi lawanmu, hai gunung pemusnah, demikianlah firman TUHAN, yang memusnahkan seluruh bumi! Aku akan mengacungkan tangan-Ku kepadamu, menggulingkan engkau dari bukit batu, dan membuat engkau menjadi gunung api yang telah padam.
 
Pada hari-hari terakhir, tangan TUHAN akan teracung untuk menggulingkan gunung asing, yakni gunung pemusnah.
 

-          Tadi kita sudah terlebih dahulu melihat: Pada hari-hari terakhir, TUHAN memulihkan gunung Sion, sehingga gunung Sion menjulang permai, gunung Sion adalah kegirangan bagi segala suku bangsa.

-          Sebaliknya, di sini kita melihat: Pada hari-hari terakhir, tangan TUHAN akan teracung untuk menggulingkan gunung asing, yakni gunung pemusnah. 

Pendeknya: Gunung asing akan menjadi gunung api yang telah padam. Berarti, tidak ada lagi aktivitas, tidak ada lagi kobaran api, tidak ada lagi kegiatan-kegiatan di dalamnya = lumpuh total; tidak bisa apa-apa selain gigit jari.
 
Sejenak kita akan melihat LUMPUH TOTAL, di dalam Wahyu 16; peristiwa ini tepatnya terjadi pada cawan murka Allah yang keempat.
Wahyu 16:8
(16:8) Dan malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api.
 
Cawan murka Allah yang keempat ditumpahkan ke atas matahari untuk menghanguskan manusia dengan api.
 
Wahyu 16:9
(16:9) Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.
 
Sekalipun cawan murka Allah yang keempat ditumpahkan oleh malaikat yang keempat ke atas matahari untuk menghanguskan manusia dengan api, namun mereka tidak mau bertobat untuk memuliakan TUHAN
 
Lalu, konsekuensinya ...
Wahyu 16:10
(16:10) Dan malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan,
 
Selanjutnya, cawan murka Allah yang kelima ditumpahkan oleh malaikat kelima ke takhta binatang itu, ke takhta dari pada antikris.
Saat TUHAN menumpahkan cawan murka Allah yang kelima ke atas takhta dari pada antikris itu, maka;
-          kerajaannya menjadi gelap, tidak ada aktivitas,
-          selanjutnya, mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan.
 
Hanya bisa gigit lidah saja dan kesakitan, tidak bisa apa-apa lagi, tidak ada lagi aktivitas. Di dalam gunung asing, di dalam gunung si pemusnah, tidak ada lagi aktivitas, selain gigit lidah sendiri, dan mereka kesakitan sekali. Kalau lidah tergigit, otomatis tidak ada lagi apa-apa, tidak ada lagi aktivitas di situ.
 
Kita BANDINGKAN waktu lidah-lidah api berterbangan di atas loteng Yerusalem: Mereka bisa berbicara dengan bahasa segala suku, kaum, bahasa, dan bangsa, sebab pada waktu itu segala suku bangsa berkumpul di Yerusalem, sehingga dunia ini akan terheran-heran.
Tetapi kalau lidah tergigit, apa yang bisa mereka lakukan? Itulah cawan murka Allah yang kelima ketika ditumpahkan ke takhta antikris, gunung asing, gunung pemusnah; terjadi kegelapan, dan mereka hanya bisa gigit lidah saja, tidak ada aktivitas.
 
Di dalam kitab Wahyu, ada 3 (tiga) kali tangan TUHAN teracung terhadap gunung asing (gunung pemusnah), YANG PERTAMA.
Wahyu 6:12-13
(6:12) Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.  (6:13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
 
Ketika meterai yang keenam dibuka, maka terjadilah gempa bumi yang dahsyat. Berarti, bumi ini mengalami suatu guncangan yang hebat. Hal itu bisa saja terjadi karena ...

-          Lempengan-lempengan bumi bergeser.

-          Kemudian, banjir, longsor terjadi di mana-mana.

-          Seantero dunia ini juga sedang diguncang oleh Covid-19, sehingga pemerintahan diguncang, ekonomi, politik, semua diguncang, termasuk nikah-nikah di bumi ini juga diguncang oleh Covid-19.

-          Ditambah lagi letusan-letusan dari gunung merapi. 

Dan masih ada lagi kejadian-kejadian menakutkan, sebab dunia ini telah rusak.
 
Kalau dunia rusak, pasti terjadi banyak kejadian-kejadian yang menakutkan, yang membuat kita mengalami ketakutan hebat. Tetapi, kalau kita ingat Kejadian 6:12, Allah menilik dunia sudah rusak, dan itu seiring dengan rusaknya laku manusia di bumi ini. Jadi, itu tidak terlepas.
Hal ini sedang berlangsung; dunia diguncang, tetapi juga seiring dengan kelakuan manusia yang sedang rusak. Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; semua ini sedang berlangsung.
 
Akibat gempa bumi yang dahsyat, yang pertama: “Matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut”
Jelas hal ini berbicara tentang persoalan di bumi yang tidak dapat diselesaikan lagi; ini berbicara tentang persoalan-persoalan, kesulitan-kesulitan di bumi ini tidak bisa lagi terurai, tidak bisa terselesaikan dengan baik, persis bagaikan karung rambut, sebab kasih Allah tidak ada lagi di atas muka bumi ini.
 
Sesulit apapun pergumulan manusia, sebesar apapun persoalan di atas muka bumi ini, tetapi kalau kasih Allah ada di tengah-tengahnya, maka kesulitan apapun dapat terselesaikan. Tetapi suatu kali nanti, persoalan di bumi tidak akan dapat terselesaikan, bagaikan karung rambut yang tidak bisa terurai dari mana ujung pangkalnya. Mengapa bisa terjadi? Karena kasih Allah sudah menjadi bagian atau milik dari mempelai TUHAN, mempelai perempuan berselubungkan matahari. Matahari itu jelas berbicara tentang kasih Allah.
 
Akibat gempa bumi yang dahsyat, yang kedua: “Bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah”
Darah, jelas itu berbicara tentang; penebusan yang dikerjakan Yesus, Anak Allah di atas kayu salib, sehingga lewat penumpahan darah tersebut, terjadilah pengampunan terhadap manusia berdosa.
Tetapi pada hari-hari terakhir ini, apabila orang yang berdosa tidak menghargai korban penebusan yang telah dikerjakan oleh Anak Allah, maka kehidupan yang semacam ini akan mengalami penumpahan darah, dengan lain kata; setiap orang berdosa akan menanggung darahnya sendiri, sehingga bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
 
Saya mau tambahkan sedikit: Kalau pun kita mengalami percikan darah, sengsara tanpa dosa, aniaya karena firman, kita tidak perlu lari dari kenyataan. Mungkin terlalu banyak pengorbanan di tengah ibadah, lalu kita meninggalkan ibadah, itu bukan jalan keluarnya. Tetapi kalau kita menyadari sebagai manusia berdosa; justru saat mengalami percikan darah, maka lewat sengsara tanpa dosa ini kita boleh mengalami penyucian terakhir, itulah tujuh kali percikan di atas tutup pendamaian dan di depan tabut perjanjian, supaya kita dibawa sampai kepada kesempurnaan.
Jangan lantas kita lari dari kenyataan, seolah-olah itu adalah jalan keluarnya; tetapi suatu kali nanti, dia akan menanggung darahnya sendiri, sehingga bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. Jangan mencari jalan keluar dengan cara lari dari kenyataan hidup, itu tidak akan menyelesaikan persoalan, justru akan menanggung darahnya sendiri, sehingga bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
 
Bersyukurlah kalau ada percikan darah; apalagi di tengah ibadah pelayanan, begitu banyak korban yang harus kita bawa kepada TUHAN. Justru itulah cara TUHAN supaya kita lepas dari penumpahan darah, berarti; darah tidak ditanggung sendiri, sebab TUHAN sudah tanggung di atas kayu salib. Oleh sebab itu, hargailah korban Kristus; sekalipun mengalami percikan darah, jangan lari dari kenyataan hidup. Sebab, lari dari kenyataan hidup, itu bukanlah jalan keluar, tetapi itu adalah jalan menuju kepada maut.
 
Akibat gempa bumi yang dahsyat, yang ketiga: “Bintang-bintang di langit akan berguguran oleh angin kencang”
Bitang-bintang, jelas itu menunjuk; orang-orang yang sudah mengalami ketebusan, bahkan menjadi kehidupan yang sudah diurapi oleh TUHAN. Tetapi di sini kita melihat, bintang-bintang akan berguguran manakala nanti angin bertiup kencang, itulah pengajaran palsu dari nabi-nabi palsu. Hati-hati.
Tetapi itu berlaku bagi kehidupan yang imannya masih mentah, seperti yang tertulis pada ayat 13: Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang. Memang bintang itu adalah kehidupan yang ditinggikan (diurapi), kehidupan yang sudah mengalami ketebusan, tetapi masih mentah, belum dewasa rohani.
 
Wahyu 6:14
(6:14) Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
 
Oleh karena gempa bumi yang dahsyat itu ...
-          Menyusutlah langit bagaikan gulungan kita yang digulung.
-          Tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau (daratan) dari tempatnya.
 
Sementara, kalau kita melihat tadi di dalam Mazmur 48:2-3, serta di dalam Yesaya 2:2-3, justru sebaliknya; pada hari-hari terakhir, gunung Sion itu tegak berdiri di hulu gunung-gunung, menjulang tinggi di bukit-bukit, sehingga menjulang permai dan menjadi kegirangan bagi suku bangsa.
Di sini kita melihat; gunung-gunung “tergeser”, berarti belum lenyap. Tetapi sekalipun gunung-gunung dan daratan tergeser, namun itu cukup membuat bangunan atau rumah TUHAN retak; dan itu juga menakutkan sekali, membuat banyak orang tercengang-cengang. Hati-hati.
 
Wahyu 6:16-17
(6:16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu." (6:17) Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
 
Pada hari pembalasan itu, orang-orang berkata kepada gunung dan kepada batu-batu karang itu: “Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu”.
Pendeknya: Pada hari-hari terakhir itu, mereka menyembunyikan diri atau melarikan diri dari hari penghakiman, hari pembalasan TUHAN, sebab tidak ada orang yang dapat bertahan pada hari murka TUHAN. Ingatlah itu, berarti;
-          Jangan anggap enteng didikan TUHAN.
-          Serta jangan putus asa dan kecewa manakala ada peringatan-peringatan.
 
Tadi itu adalah Wahyu 6:12-17. Dalam Kitab Wahyu 6:1-17, itu berbicara tentang; keenam meterai pertama yang dibuka.
Sementara kitab Wahyu 7:1-17, jelas itu berbicara tentang; orang-orang yang dimeteraikan oleh Allah, baik dari bangsa Israel sendiri, maupun dari bangsa kafir.

-          Ayat 5-8, ada 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang dimeteraikan dari 12 (dua belas) suku Israel (inti mempelai).

-          Sementara ayat 9-17 itu adalah bilangan besar, himpunan besar dari semua suku bangsa yang juga turut masuk dalam pemeteraian (bagian dari mempelai). 

 
Jadi, ketika meterai yang keenam dibuka, maka terjadilah gempa bumi yang dahsyat. Akibatnya ialah;
1.      Matahari, bulan dan bintang diguncang.
2.      Kemudian, menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulungan. Tidak berhenti sampai di situ, tergeserlah gunung-gunung, tergeserlah pulau-pulau dari tempatnya.
Sementara Wahyu 7:1-17, itu adalah hari pemeteraian, baik dari bangsa Israel -- 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang dari 12 (dua belas) suku Israel -- dan bilangan yang besar dari himpunan besar orang banyak -- dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa -- yang juga turut masuk pada hari pemeteraian itu, menjadi milik kepunyaan Allah sendiri.
 
Lihat MILIK KEPUNYAAN TUHAN lebih tegas lagi di dalam Efesus 1.
Efesus 1:13
(1:13) Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
 
Kehidupan yang sudah mengalami ketebusan, sampai akhirnya menjadi milik kepunyaan Allah, sebab mereka itu semua dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya.
 
Efesus 1:14
(1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
 
Singkatnya: Roh Allah yang suci adalah jaminan dari segala sesuatu, sebab kita adalah milik kepunyaan Allah sendiri; itu adalah jaminan.  Tetapi TUHAN mengacungkan tangan-Nya untuk menggulingkan gunung asing dan gunung pemusnah, itulah antikris, di dalam Wahyu 6, pada saat keenam meterai yang pertama dibuka.
Oleh sebab itu, biarlah kiranya kita menghargai segala kegiatan-kegiatan Roh yang ada di dalamnya, supaya kita sendiri nanti pada akhirnya, masuk pada hari pemeteraian, sebagai tanda milik kepunyaan Allah sendiri, seperti yang tertulis di dalam Wahyu 7.
 
Pada Wahyu 6, TUHAN mengacungkan tangan-Nya untuk yang pertama kali kepada antikris, sehingga nanti terjadi gempa bumi yang dahsyat. Akibatnya ialah selain matahari, bulan dan bintang diguncang, juga gunung-gunung digeser -- tetapi belum lenyap --.
Sebaliknya, milik kepunyaan Allah dimeteraikan oleh Roh Kudus sebagai jaminan tanda milik kepunyaan Allah. Oleh sebab itu, biarlah kita belajar untuk senantiasa menghargai atau mengikatkan diri dengan Roh Allah itu sendiri.
 

-          Banyak anak TUHAN bersedih kalau dia kehilangan impian;

-          Banyak orang menjadi susah kalau usaha atau bisnisnya tidak berhasil;

-          Banyak orang menjadi susah dan sedih jika pendidikan yang dicita-citakan tidak sampai pata tujuannya; 

masih banyak hal yang membuat hati manusia susah. Tetapi sedikit sekali orang Kristen (anak TUHAN) yang susah hatinya manakala Roh Kudus berduka; terlalu sedikit.
Tetapi saya berharap; anak-anakku pemuda remaja tidak susah hatinya manakala perkara duniawi lepas dari tangan kita, tetapi biarlah kita mengikatkan diri dengan Roh Allah yang suci, sebab itu adalah meterai sebagai tanda milik kepunyaan TUHAN. Jangan sampai tangan TUHAN teracung kepada kita seperti kepada gunung asing, gunung pemusnah, antikris tadi.
 
Di dalam kitab Wahyu, ada 3 (tiga) kali tangan TUHAN teracung terhadap gunung asing (gunung pemusnah), YANG KEDUA.
Sekarang kita akan masuk kepada Wahyu 8:8-9, dengan perikop: “Keempat sangkakala yang pertama”. Tadi kita sudah memperhatikan soal keenam meterai yang pertama; sekarang, kita akan melihat terkait dengan ketujuh sangkakala, secara khusus keempat sangkakala yang pertama.

-          Jadi, orang yang tidak mengikatkan dirinya dengan Roh Kudus, maka dia akan menerima penghukuman dari 7 (tujuh) meterai.

-          Demikian juga, orang yang tidak menghargai pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, maka dia akan berhadapan dengan 7 (tujuh) sangkakala.

Oleh sebab itu, setiap kali sangkakala itu ditiup; semakin hari akan terdengar semakin keras. Jadi sekalipun terjadi pembukaan firman, kita harus terima, sekalipun firman yang dibukakan itu keras bagi daging, sakit bagi daging, tetapi harus kita hargai, harus kita hormati, supaya kita kelak jangan mengalami hukuman dari 7 (tujuh) sangkakala, karena tidak menghargai pengajaran Firman Allah yang benar dan murni.
 
Wahyu 8:8-9,
(8:8) Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah, (8:9) dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.
 
Ketika sangkakala yang kedua ditiup oleh malaikat yang kedua, lihatlah: Gunung besar menyala-nyala oleh api dilemparkan ke dalam laut. Gunung yang menyala dengan api menjadi padam, karena tangan TUHAN -- untuk yang kedua kalinya -- teracung kepada gunung asing (gunung pemusnah); awalnya berapi, tetapi akhirnya padam, karena dilemparkan ke dalam laut.
Akibatnya ialah sepertiga laut menjadi darah. Sepertiga lautan dunia ini menjadi darah, itulah antikris dan antek-anteknya, antikris dan kroni-kroninya. Tetapi kita bukan kroni-kroninya antikris, bukan?
 
Sepertiga laut menjadi darah, sehingga;
-          Matilah sepertiga segala yang bernyawa di dalam laut.
-          Binasalah sepertiga dari semua kapal.
 
Yesus Kristus bagaikan kapal yang berlayar di tengah laut, di mana di dalam kapal itu membawa segala harta yang berharga. Dan memang, tidak ada sesuatu pun yang tidak berharga, tidak ada sesuatu pun yang tidak bernilai di dalam diri Yesus; semua berharga, dari ujung kepala sampai ujung kaki, semua berharga. Dan sekarang, Dia sedang berlayar di tengah lautan dunia ini, sekalipun harus menghadapi ujian, gelombang lautan, badai, untuk mencari pelabuhan hati kita masing-masing.
Karena Yesus terlalu berharga bagi kita; semua kekayaan sorgawi terdapat di dalam diri Yesus, dan tubuh-Nya (sidang jemaat-Nya) adalah kepenuhan-Nya, dan kita mau dipenuhkan dengan segala jenis harta yang berharga dan menarik itu. Oleh sebab itu, jadilah syahbandar yang baik.
Tetapi sebaliknya, pada saat sepertiga laut menjadi darah, maka binasalah sepertiga dari semua kapal. Kekayaan-kekayaan duniawi, semuanya lenyap; sepertiga kekayaan dunia lenyap.
 
Tentang laut menjadi darah, itu pernah terjadi di Mesir, dan itu merupakan tulah pertama.
Keluaran 7:19-21
(7:19) TUHAN berfirman kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas segala air orang Mesir, ke atas sungai, selokan, kolam dan ke atas segala kumpulan air yang ada pada mereka, supaya semuanya menjadi darah, dan akan ada darah di seluruh tanah Mesir, bahkan dalam wadah kayu dan wadah batu." (7:20) Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan TUHAN; diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di sungai Nil, di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi darah; (7:21) matilah ikan di sungai Nil, sehingga sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di seluruh tanah Mesir ada darah.
 
Tulah pertama di Mesir ialah air menjadi darah, sehingga;
-          Matilah ikan di sungai Nil.
-          Kemudian sungai Nil berbau busuk.
-          Dan orang Mesir tidak dapat minum air dari sungai Nil.
Inilah resiko yang terjadi manakala gunung besar yang menyala-nyala oleh api itu dilemparkan ke dalam laut, sehingga akibatnya ialah sepertiga laut menjadi darah.
 
Kalau air menjadi darah, matilah ikan-ikan di dalam air, lalu air itu berbau busuk, sehingga tidak dapat diminum lagi di seluruh tanah Mesir; ini merupakan tulah pertama yang diadakan oleh nabi yang menerima Taurat TUHAN.
Jadi, untuk sekarang, Taurat itu, itulah sangkakala yang ditiupkan (disampaikan) dengan keras; memang sakit bagi daging, tetapi jangan kita tolak, supaya kita jangan mengalami hukuman dari 7 (tujuh) sangkakala.
 
Demikianlah kita sudah melihat:

-          Gunung besar tergeser ketika tangan TUHAN teracung untuk yang pertama kali ke gunung asing, bukan?

-          Kemudian, yang kedua; gunung besar yang menyala-nyala oleh api dilemparkan ke dalam laut. 

Tingkat kesulitannya semakin bertambah, bukan?
 
Di dalam kitab Wahyu, ada 3 (tiga) kali tangan TUHAN teracung terhadap gunung asing (gunung pemusnah), YANG KETIGA.
Wahyu 16:17
(16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana."
 
Ketika cawan murka Allah yang ketujuh dilemparkan ke angkasa, terdengarlah suara yang nyaring dari takhta itu, di mana suara yang terdengar ialah “Sudah terlaksana”.
Ini merupakan pernyataan Yesus, Anak Allah, ketika Ia mati di kayu salib. Sesudah Ia minum cawan Allah, Yesus berkata: “Sudah selesai”. Sudah selesai, berarti; titik, itulah akhir dari pekerjaan TUHAN di atras muka bumi ini.
Demikian juga, ini merupakan penghukuman TUHAN bagi gunung asing dan gunung pemusnah; titik, tidak diberi lagi kesempatan. Berapi-api cukup hanya 3.5 (tiga setengah) tahun; sesudah itu, apinya sudah padam, karena tangan TUHAN teracung.
 
Wahyu 16:18
(16:18) Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.
 
Kemudian, pada saat malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa;

-          Memancarlah kilat, menderulah bunyi guruh.

-          Terjadilah gempa bumi yang dahsyat yang belum pernah terjadi sejak manusia ada di bumi. Gempa bumi itu hebat sekali, lebih hebat dari gempa bumi yang pertama, yaitu penghukuman dari meterai yang keenam tadi. 

 
Makin mengerikan dan makin menyeramkan sekali, bukan? Jadi, saudara jangan pernah berpikir bahwa hidup ini hanya satu kali. Pikirlah hidup kekal. Jangan berpuas diri dengan apa yang engkau gapai di bumi ini; seolah-olah tidak ada suatu kehidupan baru, kehidupa yang kekal, sehingga santai-santai saja.
Hati-hati; di mana pun anda berada, hati-hati. Jangan berpuas diri dengan yang ada ini, sebab yang ada ini akan habis binasa.
 
Wahyu 16:19
(16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.
 
Terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian, runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dengan kata lain; runtuhlah kota Babel, kota antikris yang tidak mengenal Allah, sehingga terbelah menjadi tiga bagian.
-          Satu bagian kota dari naga itu.
-          Satu bagian kota dari antikris.
-          Satu bagian kota dari nabi-nabi palsu.
 
Kalau suatu kota sudah berpecah-pecah, tidak ada lagi suatu ikatan, maka tidak ada lagi kekuatan. Jadi, sudah jelas; Setan dan Tri Tunggalnya sudah hancur, sebab kota-kotanya sudah hancur. Maka, hal ini sesuai dengan apa yang tertulis dalam Wahyu 16:17, terdengarlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: “Sudah terlaksana”. Kekuatan dari Setan Tri Tunggalnya sudah hancur. Kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah itu sudah hancur.
Tetapi kita ini betul-betul sedang berjuang untuk mengenal Dia secara pribadi, berarti; ada suatu pengalaman salib yang harus kita hadapi selama di bumi ini. Setiap kali ada ujian, tidak terlewatkan, tetapi dihadapi sampai betul-betul nanti mengenal Dia secara pribadi; itulah bangsa-bangsa yang mengenal TUHAN Allahnya.
 
Jadi, pengenalan terhadap TUHAN itu bukan karena berkat dan keberkatan, bukan karena berhasil dan keberhasilan, bukan karena mujizat-mujizat yang terjadi, yang seringkali diadakan lewat sensasi, di mana hamba TUHAN seringkali mengadakan sensasi dari rumah TUHAN; bukan dari situ kita mengenal Allah secara pribadi.
Tetapi manakala ada ujian, itu harus dihadapi, setiap ujian dihadapi; inilah orang-orang yang mengenal TUHAN secara pribadi. Oleh sebab itu, belajarlah semakin bijaksana, belajar semakin dewasa. Ingat; TUHAN memilih dan melantik raja-Nya di atas gunung Sion, sehingga gunung Sion disebut kota raja Besar. Tandanya ialah pada hari-hari terakhir, TUHAN memulihkan gunung Sion. Tidak selamanya TUHAN meninggalkan orang-orangnya. Tidak selamanya anak-anak TUHAN mengalami sengsara.
 
Pendeknya: TUHAN memberikan kepada Babel cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya, itulah cawan murka Allah yang ketujuh. Cawan murka Allah yang ketujuh itu adalah murka Allah kepada Setan Tri Tunggalnya, sehingga kota Babel itu terbagi 3 (tiga);
-          Satu bagian untuk naga.
-          Satu bagian untuk antikris.
-          Satu bagian untuk nabi-nabi palsu.
 
Dengan pengertian yang kita terima lewat pembukaan firman, maka hati kita tenang, hati kita damai sejahtera, karena lewat pembukaan rahasia firman, maka TUHAN membuka tingkap-tingkap langit, dan TUHAN memperlihatkan sorga di depan mata.
Ketika kita melihat sorga dengan nyata, dengan jelas, tinggal kita mau melangkah sesuai dengan ketetapan, sesuai dengan firman yang kita terima atau tidak? Kalau kita bijaksana, maka kita akan melangkah sesuai ketetapan-ketetapan firman untuk menggapai sorga.
 
Pendeknya: Tidak ada lagi pengampunan bagi Setan dan Tri Tunggalnya.
1.      Tidak ada lagi pengampunan bagi naga.
2.      Tidak ada lagi pengampunan bagi antikris
3.      Tidak ada lagi pengampunan bagi nabi-nabi palsu, guru-guru palsu.
 
Wahyu 16:20
(16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.
 
Kemudian ...
-          Semua pulau hilang lenyap.
-          Gunung-gunung tidak ditemukan lagi.
Inilah yang terjadi pada saat tangan TUHAN teracung untuk yang ketiga kalinya terhadap gunung asing (gunung pemusnah), sudah terlaksana. Setan dan Tri Tunggalnya sudah binasa.
 
Pertanyaannya: BAGAIMANAKAH KITA MENGENALI GUNUNG ASING ATAU GUNUNG PEMUSNAH TERSEBUT?
Marilah kita pelajari menurut kehendak TUHAN, bukan menurut kehendak manusia, sebab tidak pernah firman TUHAN ditafsir oleh kehendak daging, tetapi menurut Ilham Roh-El Kudus, ayat satu menguatkan (menerangkan, menjelaskan) ayat lain. Demikian juga kitab suci yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, terdiri dari 66 (enam puluh enam) kitab, dan puluhan ribu ayat, tetapi masing-masing ayat Firman Tuhan, saling terkait antara satu dengan yang lain, karena itu merupakan pribadi wujud Yesus yang sejati dari ujung kepala sampai ujung kaki.
 
Kita akan mempelajari hal tersebut dari Yeremia 51:26, namun kita akan membaca dari ayat 25.
Yeremia 51:25
(51:25) Sesungguhnya, Aku menjadi lawanmu, hai gunung pemusnah, demikianlah firman TUHAN, yang memusnahkan seluruh bumi! Aku akan mengacungkan tangan-Ku kepadamu, menggulingkan engkau dari bukit batu, dan membuat engkau menjadi gunung api yang telah padam.
 
Sesungguhnya, Aku menjadi lawanmu, hai gunung pemusnah, demikianlah firman TUHAN, yang memusnahkan seluruh bumi! Gunung asing ini memusnahkan seluruh bumi, sehingga tangan TUHAN teracung sebanyak tiga kali di dalam kitab Wahyu;

-          Pertama kali pada Wahyu 6.

-          Yang kedua pada Wahyu 8.

-          Dan yang terakhir, pada Wahyu 16:17-20, “Sudah terlaksana”, Setan dan Tri Tunggalnya sudah binasa. 

 
Sesudah tangan-Nya teracung, selanjutnya TUHAN menggulingkan gunung asing (gunung pemusnah) itu dari bukti batu. TUHAN singkirkan gunung pemusnah ini dari TUHAN, dijauhkan dari TUHAN, sebab mereka bukan milik TUHAN lagi, mereka sudah keluar dari bilangan TUHAN, sesuai dengan suratan 1 Yohanes 2:18-19, digulingkan dari bukit batu, sebab dia bukan milik Yesus, Anak Allah.
 
Selanjutnya, menjadi gunung api yang telah padam. Puncak pelayanan antikris dan sangat berapi-api selama 3.5 (tiga setengah) tahun di muka bumi ini -- dan itu betul-betul kobaran api yang luar biasa --, tetapi pada akhirnya dipadamkan digulingkan dari bukit batu, menjadi gunung api yang telah padam, tidak ada apa-apanya lagi.
 
Kita harus mengenali GUNUNG PEMUSNAH ini lebih jauh, lebih dalam.
Yeremia 51:26
(51:26) Orang tidak akan mengambil batu penjuru atau batu dasar dari padamu, tetapi engkau akan menjadi tempat tandus yang kekal, demikianlah firman TUHAN.
 
Tetapi yang pasti di sini, Firman Allah berkta: Orang tidak akan mengambil batu penjuru atau batu dasar dari padamu.
Gunung batu atau batu penjuru atau disebut juga batu dasar, jelas itu menunjuk; Pribadi Yesus yang disalibkan, itulah korban Kristus. 
 
Mari kita perhatikan 1 Petrus 2, dengan perikop: “Yesus Kristus adalah batu penjuru”, Dialah dasar dari bangunan. Korban Kristus adalah dasar kita untuk hidup; itu adalah dasar kita untuk membangun hidup kita, membangun hubungan kita dengan TUHAN.
1 Petrus 2:5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
 
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup ... Biarlah kiranya kita semua dijadikan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani. Berarti, TUHAN bisa pakai kita kalau kita dijadikan sebagai batu hidup.
 
Kemudian, selanjutnya di sini dikatakan: ... bagi suatu imamat kudus ... Imamat rajani; melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, itu adalah batu hidup. Kalau batu padam, ia tidak menghargai korban Kristus di tengah ibadah dan pelayanan.
 
Selanjutnya, di sini dikatakan: ... untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Itu adalah batu hidup. Untuk mempersembahkan persembahan adalah batu hidup, itu bukan batu yang padam. Itu adalah batu hidup; dipakai TUHAN dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.
 
1 Petrus 2:6
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
 
Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal ...” Allah telah meletakkan di Sion sebuah batu, yaitu batu yang terpilih; batu penjuru, yaitu batu yang mahal. Jadi, sama; itu menunjuk kepada korban Kristus (Kristus yang dikorbankan).
 
Selanjutnya, di sini dikatakan: ... dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan. Siapa yang percaya kepada pribadi Yesus yang dikorbankan, ia tidak akan dipermlakukan.
Kalaupun kita harus banyar harga, banyak berkorban di tengah ibadah dan pelayanan kita sebagai batu hidup, tetapi yang pasti di sini dikatakan; siapa yang percaya kepada korban Kristus, tidak akan dipermalukan. Bukankah enak menjadi anak TUHAN, apalagi menjadi batu hidup? Sebab tidak akan dipermalukan.
 
1 Petrus 2:7
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
 
Bagi kita, korban Kristus itu sangat mahal. Tetapi bagi mereka yang idak percaya, seperti ahli-ahli Taurat, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi itu membuang batu itu, tidak menghargainya; menganggap ringan korban Kristus, memandang enteng korban Kristus.
 
1 Petrus 2:8
(2:8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
 
Bagi mereka yang tidak percaya kepada batu penjuru, batu yang terpilih, batu yang mahal itu, sebab mereka tersandung terhadap korban Kristus. Bagi mereka yang tidak menghargai korban Kristus, mereka tersandung, sebab mereka tidak taat kepada Firman Allah.
Itulah antikris; tersandung terhadap korban Kristus, mereka tidak taat, maka;

-          Di dalam 2 Tesalonika disebut pendurhaka dan pemberontak,

-          Termasuk di dalam 1 Yohanes 2:18-19, mereka disebut si pendurhaka yang menyangkal Anak maupun Bapa. 

Jadi, betul-betul mereka tidak menghargai batu yang mahal, itulah korban Kristus.
 
Daniel 8:10
(8:10) Ia menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya.
 
Suatu kali nanti, antikris akan besar di bumi ini; menjadi penguasa dan pemerintah yang begitu ganas, sama seperti binatang buas. Lalu, kebesaran mereka sampai kepada bala tentara langit. Lalu dari bala tentara itu, dari bintang-bintang di langit, dijatuhkannya beberapa ke bumi dan diinjak-injak.
Hal ini sama dengan Wahyu 6, bukan? Di mana bintang-bintang itu akan berjatuhan ketika diguncang oleh angin keras, terkhusus bagi kerohanian yang masih mentah, masih muda, belum dewasa, dan akhirnya diinjak-injak.
 
Daniel 8:11
(8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.
 
Bahkan membesarkan diri terhadap Panglima bala tentara, membesarkan diri kepada TUHAN Yesus Kristus.
 
Bukti dia membesarkan dirinya terhadap Panglima bala tentara adalah, Yang Pertama: Menghentikan korban sehari-hari, yaitu;
1.      Korban sembelihan.
2.      Korban santapan.
 
Tentang: Korban sembelihan à ibadah yang dihubungkan dengan salib.
Saudara bisa bayangkan; kalau manusia berdosa tidak menghargai korban Kristus (sengsara salib), kemudian lari dari kenyataan hidup, bagaimana mungkin dia mengalami pengampunan dosa?
Tetapi suatu kali nanti, antikris akan menghentikan korban sehari-hari, di mana salah satunya adalah ibadah yang dihubungkan dengan salib (korban sembelihan), berarti; tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat, tidak ada lagi kesempatan untuk menerima pengampunan terhadap dosa.
 
Tentang: Korban santapan, itulah pengajaran Firman Allah yang benar dan murni.
Ketika korban santapan dihentikan, maka teruna-teruna dan anak-anak dara yang cantik-cantik akan rebah dan lesu, tidak akan bangkit-bangkit selama-lamanya. Dan ketika korban santapan dihentikan, maka teruna-teruna dan anak-anak dara yang cantik-cantik ini akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari Utara ke Timur; ini adalah pekerjaan yang keliru, sebab ...

-          Ketika mereka mengembara dari laut ke laut, justru mereka akan menemukan ajaran antikris.

-          Lalu ketika mereka menjelajah dari Utara ke Timur, justru yang mereka alami adalah kemerosotan rohani, karena ajaran-ajaran palsu yang menguasai mereka. 

Dengan demikian, mereka akan mengumpulkan guru-guru palsu untuk memuaskan telinga mereka, sebab mereka akan memalingkan telinga mereka dari ajaran sehat. Itulah yang terjadi apabila korban santapan dihentikan.
 
Bukti dia membesarkan dirinya terhadap Panglima bala tentara adalah, Yang Kedua: Tempat-Nya, yaitu Bait Allah yang kudus, dirobohkan. Ini sama dengan; menghujat Allah Roh Kudus.
 
Jadi, sudah komplit; dia menghujat ...
-          Yang pertama: Menghujat kasih Allah, itulah korban sembelihan.
-          Yang kedua: Menghujat Firman Allah = Anak Allah.
-          Yang ketiga: Menghujat Roh Allah yang suci, yang sempurna.
Maka jelas, tidak ada pengampunan.
 
Daniel 8:12
(8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
 
Setelah menghentikan korban sehari-hari dan Bait Alalh yang kudus dirobohkan, di sini kita melihat aktivitas mereka ialah mereka mengadakan kebaktian secara fasik untuk menggantikan korban sehari-hari.
Apa itu kebaktian fasik? Mereka sibuk berbicara soal keberhasilan, sibuk berbicara soal kelimpahan; inilah yang disebut percabulan kenajisannya.
 
Kalau umat TUHAN, sidang jemaat TUHAN tidak meninggikan korban Kristus dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah yang diselenggarakan di atas bumi ini, berarti akan sibuk melacur dengan keberhasilan dan kelimpahan. Inilah yang disebut kebaktian yang dilangsungkan secara fasik.
 
Dengan demikian, kita mengenali gunung asing, gunung si pemusnah. Jangan bergeser dari apa yang sudah kita terima selama ini, termasuk sampai detik ini.
Saya juga sarankan kepada saudara, sidang jemaat di Malaysia; jangan saudara anggap enteng pemberitaan firman malam ini. Saya tahu mengapa saya harus ucapkan hal ini. Demikian juga sidang jemaat di Bandung, jangan anggap enteng. Tetapi betul-betul hati saya hancur, manakala melihat sidang jemaat dalam kesederhanaannya sungguh-sungguh mengikuti TUHAN, sungguh-sungguh memikul salibnya; hati saya hancur, sebagaimana hati TUHAN masygullah terhadap Maria, masygullah terhadap Lazarus, tiga bersaudara di kampung Betania.
 
Orang tidak akan mengambil batu penjuru atau batu dasar dari padanya”, itulah gunung pemusnah (gunung asing) yang tidak meninggikan korban korban Kristus, di mana ia menghentikan korban sehari-hari -- itulah korban sembelihan dan korban santapan --, kemudian merobohkan Bait Suci Allah yang kudus -- sama dengan; menghuhat Roh Allah --.  Jadi, sudah sangat jelas, bahwa Yeremia 51:26, Orang tidak akan mengambil batu penjuru atau batu dasar dari padamu.
 
Kalau di tengah ibadah tidak ada lagi korban sehari-hari, kalau di tengah ibadah kebenaran dihempaskan ke bumi, maka jangan ada di situ, sebab itu adalah gunung pemusnah, itu adalah gunung asing yang membinasakan. Jangan tolol. Jangan bodoh. Sesuai dengan Yeremia 4, orang tolol dan orang bodoh hanya mengerti dan pandai untuk berbuat kejahatan.
 
Tetapi marilah kita melihat; di dalam rumah TUHAN, orang dapat mengambil batu penjuru atau batu dasar dari dalamnya, pada 1 Korintus 3, dengan perikop: “Dasar dan bangunan”. Jadi, bangunan itu sangat kuat kaitannya dengan dasar dari bangunan itu. Kita harus mempunyai dasar bangunan; berbeda dengan gunung pemusnah yang tidak mempunyai dasar, itulah batu penjuru.
1 Korintus 3:10
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
 
Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku ... Inilah pengakuan sesuai dengan pengalaman Rasul Paulus yang dia ceritakan kepada sidang jemaat di Korintus. Di sini dikatakan: ... aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap ... Rasul Paulus adalah ahli bangunan yang hebat.
 
Musa juga adalah ahli bangunan yang hebat, di mana dia membangun Tabernakel sesuai dengan petunjuk Allah yang dia terima di atas gunung Sinai dua kali empat puluh hari empat puluh malam.
Demikian juga Rasul Paulus; dia adalah ahli bangunan yang cakap, dia mendirikan rumah TUHAN sesuai petunjuk yang dia terima dari TUHAN. Apa buktinya? Sebab, dalam 2 Korintus 12, dia diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga yang disebut Firdaus, dan di situlah dia menerima penglihatan-penglihatan, di situlah dia menerima penyataan-penyataan yang heran.
Jadi, Rasul Paulus adalah ahli bangunan yang cakap, sehingga manakala kita ada di dalam rumah TUHAN, maka kita memiliki bangunan rohani yang kuat, itulah korban Kristus.
 
Selanjutnya, di sini kita perhatikan: Rasul Paulus telah meletakkan dasar dari tiap-tiap bangunan itu. Namun, sebagai bangunan rumah TUHAN, kita pun harus memperhatikan bagaimana kita membangun di atasnya.
Jadi, setiap bangunan, dasar dari bangunan itu adalah korban Kristus, dan Rasul Paulus adalah ahli bangunan yang cakap, dia telah meletakkan dasar dari semua bangunan, itulah pribadi Yesus yang disalibkan.
 
1 Korintus 3:11
(3:11) Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
 
Tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain, sebagaimana tadi gunung pemusnah (gunung asing) meletakkan dasar lain, yaitu;
-          Sibuk berbicara soal keberhasilan,
-          Bahkan korban sehari-hari diganti dengan kebaktian fasik,
-          Dan kebenaran yang bersumber dari salib dihempaskan ke bumi.
 
Tetapi Rasul Paulus tidak demikian; dia telah meletakkan dasar dari bangunan yang baik, itulah dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Korban Kristus adalah dasar bangunan kita. Dasar hidup rohani kita adalah korban Kristus, supaya kita menjadi kehidupan muda remaja yang fundamental, memiliki pendirian yang kuat tidak mudah goyah, sampai pada akhirnya Kristus menjadi Kepala dalam kehidupan kita, karena bangunan itu tentu saja pertumbuhannya sehat sampai menyatu dengan Kristus sebagai Kepala.
 
Saya berharap, anak TUHAN, umat TUHAN di mana pun anda berada, perhatikan firman ini. Jangan saudara hanya dipuaskan dengan dasar bangunan yang lain, yang hanya sibuk bicara keberhasilan, sibuk dengan sensasi yang dikerjakan oleh hamba-hamba TUHAN di dalam rumah TUHAN, itu bukanlah dasar bangunan, itu adalah gunung pemusnah yang suatu kali nanti apinya akan padam, karena tangan TUHAN teracung sebanyak tiga kali di dalam kitab Wahyu. Kalau juga tidak bertobat, maka yang terakhir “sudah terlaksana”, TUHAN musnahkan dari atas muka bumi ini.
 

-          Tidak menghargai pekerjaan dari Allah Roh Kudus, maka Roh Kudus yang akan menghukum. Tetapi, masih ada kesempatan.

-          Tidak menghargai Firman Allah, maka 7 (tujuh) sangkakala yang akan menghukum.

-          Tetapi kalau pada akhirnya juga tidak mau bertobat, maka cawan murka Allah yang ketujuh menjadi hukumannya, itulah orang-orang yang tidak menghargai kasih Allah. Kasih Allah berubah menjadi penghukuman, itulah cawan murka. 

Oleh sebab itu, selama kita ada di atas muka bumi ini, biarlah cawan ukupan emas itu diisi dengan kemenyan, lalu dibakar, supaya nanti asap dupa kemenyan itu naik menembusi takhta Allah. Maka, sudah seharusnya ibadah ini memuncak sampai kepada doa penyembahan, tetapi dasarnya adalah korban Kristus.
Jadi, saudara tidak perlu ragu lagi. Ingat; TUHAN telah memilih dan melantik raja-Nya di gunung Sion.
 
Kita bersyukur kepada TUHAN, karena kasih sayang dan kasih setia-Nya dinyatakan kepada kita semua.
 
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- (2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. (2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
 
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging ... Bangsa yang bukan Yahudi, disebut bangsa kafir. Lihatlah keadaan bangsa kafir sebelum terpanggil;

1.      Tidak bersunat.

2.      Tanpa Kristus.

3.      Tidak termasuk kewargaan Israel.

4.      Tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, termasuk untuk duduk di atas 12 (dua belas) takhta untuk menghakimi 12 (dua belas) suku Israel.

5.      Tanpa pengharapan, berarti; tidak mengenal kesucian.

6.      Tanpa Allah di dalam dunia. 

Itulah keadaan bangsa kafir, sehingga terjadilah kesombongan dan keangkuhan, seperti yang dilukiskan dalam Mazmur 10:1-4, itulah orang-orang fasik.
 
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Yang dahulu jauh sudah menjadi dekat; bangsa kafir dan Israel menjadi satu, karena dasarnya adalah darah salib, korban Kristus.
Tidak mungkin ada kesatuan tanpa dasar yang kuat, tanpa darah salib Kristus, tanpa korban Kristus; tetapi yang "jauh" menjadi "dekat", ada kesatuan oleh karena korban Kristus sebagai dasar bangunan.
 
Setelah bangunan itu dibangun, berdiri di atas korban Kristus, kita akan melihat selanjutnya pada ayat 17-22 ...
Efesus 2:17-22
(2:17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", (2:18) karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. (2:19) Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, (2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. (2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. (2:22) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
 
Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat". Hal ini menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Raja damai yang sudah dilantik di atas gunung Sion.
 
Karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Kemudian, kafir dan Israel ada dalam satu Roh; melayani TUHAN, juga diperlengkapi dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan, yang sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama, sehingga saling melengkapi, tidak tumpang tindih, tidak sikut menyikut.
 
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah. Kita bukan lagi orang asing, melainkan kita ini adalah keluarga Allah.
Pertanyaannya: Siapakah keluarga Allah ini? Yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Dibangun di atas korban Kristus, batu penjuru, baik oleh;
-          Para rasul yang mewakili Perjanjian Baru,
-          Dan para nabi yang mewakili Perjanjian Lama.
Apa tugas para nabi? Tugas nabi adalah bernubuat. Berarti, menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati; semua dosa disingkapkan, semua dosa dibongkar tuntas.
Apa pekerjaan para rasul? Pekerjaan rasul adalah untuk menyatakan suatu keajaiban Allah, menunjukkan suasana sorga.
 
Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Kalau bangunan dibangun di atas dasar batu penjuru, maka di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan. Tidak berhenti sampai di situ, bangunan itu pun rapi tersusun; melayani rapi tersusun, berada di tengah ibadah rapi tersusun, semua perkatannya rapi tersusun, membangun menghibur menasihati, semua perbuatannya tindakannya karakternya rapi tersusun, dalam hal berpakaian rapi tersusun, meyediakan segala sesuatu rapi tersusun, di rumah rapi tersusun, di tempat pekerjaan rapi tersusun, di mana-mana rapi tersusun. Dan sudah pasti, kehidupan semacam ini adalah Bait Suci Allah, tempat Roh Allah berdiam.
 
Kalau Roh Allah berdiam, maka di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. Kalau kita semua menjadi rumah Allah, tempat Roh Allah berdiam, maka sudah tentu, Roh Allah sendiri yang berkuasa dengan pengaruh yang sangat besar, menguasai seluruh sendi-sendi kehidupan kita masing-masing.
 
Jadi, jangan kita datang di tengah ibadah di mana di dalamnya tidak ada korban Kristus; justru korban Kristus (korban sehari-hari) diganti dengan kebaktian fasik, hati-hati.
Bukankah malam ini TUHAN berbicara dengan terang benderang kepada kita, sehingga kita memperoleh suatu pengertian? Maka, dengan pengertian ini, kita pun dapat menyenangkan hati TUHAN manakala kita menghadap TUHAN lewat pertemuan-pertemuan ibadah kita. Biarlah mulai dari malam ini, hati TUHAN semakin disenangkan, karena kita sudah memperoleh pengertian, sebab kita berada di atas gunung TUHAN.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 
 
 
 

No comments:

Post a Comment