KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, March 12, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 07 MARET 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 07 MARET 2021
 
KITAB WAHYU
(Seri:15)
 
Subtema: ANTIKRIS MEMERANGI & MENGALAHKAN ORANG-ORANG KUDUS
 
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN; oleh karena kemurahan hati TUHAN, kita dihimpunkan oleh dua tangan TUHAN yang kuat untuk berada dalam perhimpunan Ibadah Raya Minggu atau Kebaktian Umum minggu ini, semua karena kemurahan hati TUHAN kepada kita semua, bukan karena kecakapan kita, bukan karena kebetulan, tetapi karena kemurahan hati TUHAN bagi kita tentunya.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook baik di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada.
Doakan saya, sebab hati saya takut dan gentar hari ini di tengah-tengah pemberitaan Firman TUHAN, tetapi saya percaya, kalau kita mendoakan dengan segala ketulusan hati, maka tentu saja nanti TUHAN tolong kita dan TUHAN bukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya.
 
Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 13:5-6. Nanti, jika TUHAN izinkan, petang ini juga kita akan memasuki ayat yang ke 7.
Apakah kita semuanya datang beribadah dengan hati yang tulus? Biarlah kita semua datang beribadah dengan hati yang tulus. Tuluslah kita beribadah kepada TUHAN.
 
Wahyu 13:5-6
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
 
Dengan penuh kesombongan, binatang atau antikris itu membuka mulut-Nya untuk ...
1.      Menghujat Allah.
2.      Menghujat nama-Nya atau Anak Allah.
3.      Menghujat kemah kediaman-Nya = Menghujat Roh Allah yang suci.
Hujat itu berlangsung selama 42 (empat puluh dua) bulan atau 3.5 (tiga setengah) tahun lamanya.
 
Sekarang pertanyaannya bagi kita adalah: PADA SAAT KAPAN HUJAT ITU TERJADI?
Jawaban YANG PERTAMA, akan kita temukan dalam Wahyu 13:1-3.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
 
Binatang keluar dari dalam laut à Antikris. Adapun wujud dari binatang (antikris) tersebut:
-          Bertanduk 10 (sepuluh).
-          Berkepala 7 (tujuh).
-          10 (sepuluh) mahkota ada di atas tanduknya.
Namun yang anehnya, pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
 
Wahyu 13:2
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
 
Pada ayat 2 ini kita melihat, bahwasanya binatang tersebut merupakan gabungan atau kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang dalam satu tubuh, yaitu:
1.      Macan tutul.
2.      Beruang.
3.      Singa.
 
Kemudian, pada ayat 2 bagian B, dikatakan bahwasanya: Naga (Setan) memberikan kepada antikris itu:
1.      Kekuatannya.
2.      Takhtanya.
3.      Kekuasaannya yang besar.
Sehingga pada akhirnya nanti, antikris akan memiliki kekuatan yang besar, akan memiliki pemerintahan dan memiliki kekuasaan yang sangat besar.
 
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
 
Selanjutnya, di sini kita melihat: Satu dari antara tujuh kepala itu kena luka, dan luka itu sangat membahayakan hidupnya, luka itu bisa membawa dia kepada kematian, tetapi luka yang membahayakan itu sembuh. Intinya di sini adalah antikris mengadakan mujizat kesembuhan; terjadi mujizat kesembuhan oleh antikris itu sendiri.
 
Kembali saya sampaikan, bahwa; antikris mengadakan mujizat kesembuhan. Dan oleh karena mujizat kesembuhan yang diadakan oleh antikris itu, seluruh dunia heran, lalu mengikuti binatang (antikris) itu.
 
Kesimpulan dari Wahyu 13:1-3 ialah hujat itu terjadi ketika antikris mengadakan mujizat kesembuhan.
Ketika mujizat kesembuhan terjadi, barulah kesombongan itu muncul ke permukaan, dan tanpa sadar, mulut antikris menghujat;
1.      Menghujat Allah.
2.      Menghujat Anak Allah.
3.      Menghujat kemah kediaman-Nya = Menghujat Allah Roh-El Kudus.
 
Perlu untuk diperhatikan:

-          Siapa yang menghujat Allah Bapa, masih diampuni.

-          Jika menghujat Anak Allah, juga masih diampuni.

-          Tetapi jika menghujat kemah kediaman-Nya dengan segala kegiatan Roh yang ada di dalam kemah kediamannya, ia tidak diampuni oleh TUHAN.

Ketika mujizat kesembuhan terjadi, pada saat itulah kesombongan muncul ke permukaan; lalu tanpa sadar, mulut menghujat kemah kediaman Allah.
 
Jadi, dari sini kita bisa melihat, bahwa; kalau pun ada mujizat terjadi di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, kalau pun terjadi mujizat kesembuhan di tengah-tengah kegiatan Roh, itu hanyalah bagian pelengkap berkat rohani bagi kita semua, itu bukan inti dari ibadah dan pelayanan, bukan inti dari kegiatan Roh.
Kalau karunia Roh memberkati kita, itu puji TUHAN, salah satunya adalah kesembuhan. Tetapi karunia yang terbesar adalah nubuatan firman yang akan menerangi hati kita, nubuatan firman yang akan menyatakan segala sesuatu yang akan terjadi ke depan.
 
Kembali kita perhatikan pertanyaan: PADA SAAT KAPAN HUJAT ITU TERJADI?
Jawaban YANG KEDUA, akan kita perhatikan pada Wahyu 17:3.
Namun, sebelum memperhatikan ayat 3, terlebih dahulu kita memperhatikan Wahyu 17:1-2.
Wahyu 17:1-2
(17:1) Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. (17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."
 
Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan murka Allah.
Jadi, nanti ada 3 (tiga) kali 7 (tujuh) penghukuman, antara lain:

-          Yang pertama adalah penghukuman dari 7 (tujuh) meterai, khusus bagi mereka yang tidak menghargai kegiatan Roh.

-          Yang kedua adalah penghukuman dari 7 (tujuh) sangkakala, khusus bagi mereka yang tidak menghargai firman yang disampaikan -- mungkin karena sangkakala (firman) itu terlalu keras --.

-          Yang ketiga adalah penghukuman dari 7 (tujuh) cawan murka Allah, khusus bagi mereka yang tidak menghargai kasih Allah.

 
Sesudah penghakiman dari malaikat yang ketujuh, barulah terdengar dari Bait Suci Allah suara yang mengatakan: “Sudah terlaksana”, yang sama artinya dengan; sudah selesai. Berarti ...

-          7 (tujuh) penghukuman yang pertama, itulah penghukuman dari 7 (tujuh) meterai; masih ada kesempatan untuk mendapatkan pengampunan.

-          Kemudian, 7 (tujuh) penghukuman yang kedua, itulah penghukuman dari 7 (tujuh) sangkakala yang ditiup oleh 7 (tujuh) malaikat; juga masih ada kesempatan untuk mendapat pengampunan, walaupun tinggal sedikit.

-          Tetapi pada penghukuman 7 (tujuh) cawan murka Allah, tidak ada lagi pengampunan.

 
Jadi, kalau kita melihat pada Wahyu 17:1, di sini tampil seorang dari ketujuh malaikat yang membawa ketujuh cawan murka Allah, dan satu dari antara 7 (tujuh) malaikat itu berkata: “Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya.
Dengan perempuan Babel, raja-raja, hamba-hamba TUHAN, pelayan-pelayan TUHAN, itulah imamat rajani yang memerintah di bumi ini -- suatu kali nanti akan berbuat cabul, berbuat najis atau melacur secara rohani, termasuk penduduk bumi, seantero dunia ini akan mabuk oleh anggur percabulannya.
Jadi, bukan hanya raja-raja -- artinya, bukan hanya hamba-hamba TUHAN, bukan hanya imam-imam, bukan hanya pelayan-pelayan TUHAN --, ternyata penduduk bumi atau seantero dunia ini juga mabuk dengan anggur percabulannya.
 
Saat ini, banyak orang sedang mabuk dengan anggur percabulannya, apa buktinya? Jika seseorang lupa TUHAN, menduakan hati TUHAN, itu sudah cabul namanya.
-          Hanya karena harta, lalu lupa TUHAN; itu cabul rohani.
-          Hanya karena pekerjaan, lalu lupa TUHAN; itu cabul rohani, itu adalah perzinahan rohani.
Seharusnya, hati kita terpaut dengan hati TUHAN di tengah ibadah, bukan?
Tetapi hanya karena harta, karena kedudukan, karena uang, jabatan, gelar tinggi, pendidikan dan lain sebagainya, seseorang menjadi lupa TUHAN = melacur rohani = mabuk anggur percabulan perempuan Babel.
 
Selanjutnya, mari kita perhatikan ayat 3.
Wahyu 17:3
(17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
 
Perempuan Babel duduk di atas seekor binatang yang merah ungu; perempuan Babel duduk menunggangi antikris.
Mengapa saya bilang binatang itu adalah antikris? Karena ...
-          Di kepalanya tertulis nama-nama hujat.
-          Berkepala 7 (tujuh) dan 10 (sepuluh) tanduk.
Intinya: Perempuan Babel (pelacur besar) menunggangi antikris.
 
Apa yang terjadi pada saat perempuan Babel menunggangi antikris? Apa yang terjadi ketika kita melihat putusan dari pelacur besar itu? Mari kita lihat ayat 4.
Wahyu 17:4
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
 
Jadi, saat kapan hujat itu terjadi? Jawaban yang kedua ialah saat perempuan Babel menunggangi binatang itu, menunggangi antikris. Loh, mengapa saat perempuan Babel menunggangi antikris, lalu dia bisa menghujat Allah, menghujat nama-Nya, menghujat kemah kediaman-Nya (menghujat kegiatan Roh yang ada di dalam kemah kediaman-Nya) ? Karena, di tangan dari pada perempuan Babel itu ada cawan emas, tetapi di dalam cawan emas itu isinya ada 2 (dua):
1.      Segala kekejian.
2.      Segala kenajisan percabulan.
Jadi, itulah isi dari cawan emas yang ada di tangan perempuan Babel tersebut. Maka, pada saat itulah kesombongan dari antikris itu muncul di permukaan, dan tanpa sadar mulutnya menghujat Allah.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Pada saat perempuan Babel menunggangi binatang itu, pada saat itulah kesombongan itu muncul, dan tanpa sadar mulut menghujat Allah.
Memang, ketika mengalami kelimpahan, di situ tanpa sadar kesombongan itu muncul, lalu tanpa sadar mulut menghujat Allah. Sebab, ibadah antikris itu hanya sibuk soal kelimpahan, sebagaimana yang tadi kita sudah lihat; raja-raja -- hamba-hamba TUHAN, imam-imam, pelayan TUHAN -- mabuk anggur percabulannya, di tengah ibadah dan pelayanan mereka bukan mabuk anggur sukacita sorgawi, tetapi anggur percabulan dari perempuan Babel. 
Jadi, ketika sudah mengalami kelimpahan, di situlah kesombongan itu muncul, dan tanpa sadar, mulut menghujat Allah, sebab memang di tangan perempuan Babel ada cawan emas yang isinya;
1.      Segala kekejian.
2.      Kenajisan percabulan.
 
Mari kita lihat: PRAKTEK KEKEJIAN di dalam Daniel 11:31 dan Daniel 8:11.
Namun kita akan membaca Daniel 11:31 saja.
Daniel 11:31
(11:31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.
 
Tentara antikris akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, berdiri di tempat kudus, menguasai tempat kudus, menghujat kemah kediaman Allah, serta kegiatan Roh yang ada di dalamnya.
Pada saat mereka berdiri di tempat kudus, pada saat antikris berkuasa selama 42 (empat puluh dua) bulan atau 3.5 (tiga setengah) tahun, yang terjadi ialah menghapuskan korban sehari-hari. Mengapa itu bisa terjadi? Karena mereka menegakkan kekejian yang membinasakan.
 
Jadi, praktek kekejian adalah menghentikan korban sehari-hari.
Apa itu korban sehari-hari? Korban sehari-hari ialah ...
Yang Pertama: Korban sembelihan à Ibadah pelayanan yang dihubungkan langsung dengan salib.
Bayangkan, kalau ibadah yang dihubungkan dengan salib dihentikan, dengan apa kita mendapatkan pengampunan dosa? Berarti, sudah sangat jelas; manakala antikris berkuasa di tempat kudus selama 42 (empat puluh dua) bulan atau 3.5 (tiga setengah) tahun, pengampunan tidak akan terjadi lagi di situ. Jadi, pengampunan berlaku selagi masih ada kesempatan di sore ini dan seterusnya ke depan.
Yang Kedua: Korban santapan à Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni.
Kalau ini dihentikan, maka tergenapilah nubuatan Amos 8:11, di mana suatu kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN, sehingga anak-anak dara dan teruna-teruna melakukan 2 (dua) perkara yang keliru, yaitu:

1.      Mengembara dari laut ke laut, berarti pada akhirnya nanti menemukan ajaran antikris.

2.      Menjelajah dari Utara ke Timur, sehingga yang mereka temukan nanti adalah ajaran Setan dari nabi-nabi palsu dengan segala kelicikan mereka.

Karena mereka tidak lagi menemukan pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, maka akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus, dan tidak akan bangkit-bangkit lagi.
Siapakah anak dara yang cantik? Siapakah anak-anak teruna? Itu adalah gambaran dari gereja, di mana kerohaniannya masih muda belia.
 
Itulah yang terjadi kalau mereka menghentikan korban sehari-hari;
-          Korban sembelihan; tidak ada pengampunan.
-          Korban santapan, itulah firman.
Maka akan terjadi kekeliruan dari teruna-teruna dan anak-anak dara yang cantik-cantik. Mengapa? Sebab pada akhirnya nanti, saat nubuatan Amos tergenapi ...

-          Mereka akan mengembara dari laut ke laut. Apa maksudnya? Mereka akhirnya menemukan ajaran antikris.

-          Kemudian, menjelajah dari Utara ke Timur. Apa maksudnya? Mereka akan menemukan ajaran setan, ajaran nabi-nabi palsu yang licik itu, yang perkataannya sangat licin sekali.

Itulah praktek kekejian.
Hal itu sama saja dengan; Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian. Kalau seseorang menaikkan doanya, tetapi dia memalingkan telinganya dari pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, itu adalah kekejian.
 
Jadi, saat ini kita masih diberi kesempatan untuk menikmati korban sehari-hari, itulah;

-          Korban sembelihan à Ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan salib.

-          Korban santapan à Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan. 

Manfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin. Belajarlah sama seperti Rut, perempuan Moab, di mana sebagai pekerja terakhir, dia tidak pernah berhenti bekerja dari pagi sampai sore, dari pagi sampai Boas rohani tiba di ladang-Nya, itulah TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
 
Sekarang, kita akan melihat; PRAKTEK KENAJISAN PERCABULANNYA, di dalam Wahyu 18:3,9.
Wahyu 18:3
(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
 
Semua bangsa, penduduk di bumi ini telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya, tidak terkecuali raja-raja -- atau imamat rajani, imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN -- di bumi juga telah berbuat cabul dengan dia, melacur rohani dengan perempuan Babel ini. Dan tidak terkecuali pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya.
Maka, lihat, kalau anak TUHAN dikuasai oleh roh jual beli, maka tujuan dia datang beribadah hanya satu, yaitu sibuk mencari kelimpahan, sibuk mendengar kotbah dari seorang hamba TUHAN yang pandai menguraikan kata-kata soal berkat diberkati, limpah kelimpahan, berhasil keberhasilan. Itu yang dinantikan anak TUHAN dikuasai oleh roh jual beli ketika ia datang ke gereja; saya berani berkata seperti itu.
Tetapi biarlah kita datang beribadah, bukan untuk mencari kelimpahan, tetapi untuk mencari hati TUHAN Yesus Kristus.
 
Saudara jangan kultuskan saya, jangan pertuhankan saya, tetapi doakan saya, supaya terus dipakai TUHAN di dalam hal pembukaan rahasia firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel. Hormat dua kali kepada yang memberi pengajaran itu bagus -- sesuai Alkitab --, tetapi tolong jangan dikultuskan, sebab begitu saya dikultuskan, besok saya mati.
 
Wahyu 18:9
(18:9) Dan raja-raja di bumi, yang telah berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan meratapinya, apabila mereka melihat asap api yang membakarnya.
 
Raja-raja di bumi juga berbuat cabul oleh karena kelimpahan dari perempuan Babel.
Jadi, kalau beribadah hanya untuk mencari kelimpahan, datang menghadap TUHAN, berada di tengah ibadah pelayanan hanya untuk berhasil keberhasilan, berkat diberkati, itu namanya melacur rohani, itulah yang disebut percabulan kenajisannya.
 
Jadi, kesimpulannya: Hujat terjadi ...

-          Yang Pertama: Pada saat antikris mengadakan mujizat besar, yaitu mujizat kesembuhan, sehingga tanpa sadar kesombongan muncul ke permukaan, lalu mulut menghujat Allah.

-          Yang Kedua: Pada saat antikris ditunggangi perempuan Babel, pelacur besar, yang memberi kelimpahan, yang memberi keberhasilan, tetapi lupa sengsara salib, sehingga tanpa sadar kesombongan muncul ke permukaan, lalu hujat keluar dari mulut.

Singkatnya, pada saat kapan hujat terjadi?
1.      Pada saat terjadi mujizat kesembuhan.
2.      Pada saat diberkati dengan limpah (pada saat kelimpahan).
 
Perlu untuk kita perhatikan:

-          Mujizat kesembuhan harus terjadi, dan kalau terjadi mujizat kesembuhan, maka selanjutnya kita mengucap syukur. Tetapi bukan itu sasaran utama untuk kita datang beribadah.

-          Kemudian, kalau pun diberkati dan berhasil, puji TUHAN, memang itu harus terjadi, tetapi bukan itu yang menjadi prioritas utama untuk kita datang menghadap TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan kepada TUHAN.

Tetapi kalau dua hal itu yang menjadi prioritas utama, yaitu kesembuhan dan keberkatan (kelimpahan), itu sama dengan melacur.
Kiranya TUHAN lewat firman yang dinyatakan petang ini menerangi hati dan pikiran kita masing-masing, sebab jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.
 
Daniel 8:11
(8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.
 
Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya ... “Panglima bala tentara”, tidak lain tidak bukan, itu adalah Pribadi TUHAN Yesus Kristus.
Jadi, terhadap TUHAN, dia membesarkan dirinya. Kemudian, dari TUHAN Yesus Kristus juga diambilnya (dihentikan) korban persembahan sehari-hari, karena dia sudah menegakkan kekejian di bumi. Lalu, pada saat kapan itu terjadi? Pada saat ia menghujat kemah kediaman Allah, itulah segala kegiatan Roh yang ada di dalamnya.
 
Daniel 8:12
(8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
 
Setelah korban sehari-hari dihentikan -- itulah korban sembelihan dan korban santapan --, antikris itu mengadakan ibadah secara fasik, mengusahakan dan memelihara ibadah secara fasik, ibadah dalam bentuk kesombongan, yaitu kebenaran dihempaskannya ke bumi, kebenaran yang berasal dari salib dihempaskan ke bumi, diinjak-injak ke bumi, mereka menganggap kecil kebenaran yang sejati -- itulah salib Kristus --, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
 
Kembali saya sampaikan: Ganti dari korban sehari-hari, antikris mengadakan ibadah fasik, ibadah dalam bentuk kesombongan, yaitu ibadah tanpa salib, selanjutnya mereka sibuk dengan keberhasilan, sibuk dengan keberkatan, sibuk dengan kelimpahan, sibuk dengan mujizat-mujizat. Mereka menghempaskan kebenaran yang sejati, itulah salib Kristus, ke bumi. Mereka hanya sibuk bicara soal keberhasilan, mereka hanya sibuk bicara soal keberkatan, kelimpahan dan mujizat.
 
Jadi, saudara jangan berpikir bahwa saya ini adalah ajaran yang aneh-aneh; justru setelah saya teliti, apa yang saya temukan ini menurut ilham Roh Kudus. Apa buktinya menurut ilham Roh Kudus? Ayat satu menguatkan ayat yang lain; ayat satu menjelaskan ayat yang lain, itu adalah ilham Roh Kudus. Tidak pernah Firman TUHAN bisa ditafsirkan oleh akal dan pikiran manusia, sesuai dengan 1 Korintus 2:13, tetapi harus dengan ilham Roh Kudus.
Itulah doa saya dalam setiap pemberitaan firman, supaya jangan sampai “dengan dorongan daging” tetapi biarlah “dengan dorongan Roh Kudus” saya berkata-kata. Dan doakan terus, jangan sampai ada firman yang secara sengaja dipelintir untuk meraup keuntungan.
 
Jadi, dengan demikian, kita sudah mendapatkan jawaban yang jelas, jawaban yang pasti saat kapan hujat terjadi.

-          Jawaban yang pertama: Saat terjadi mujizat besar-besaran, mujizat kesembuhan, karena Setan atau naga itu memberikan kekuatannya, takhtanya dan kekuasaannya yang besar. Pada saat mujizat besar itu terjadi, kesombongan muncul ke permukaan, lalu tanpa sadar hujat terjadi.

-          Jawaban yang kedua: Pada saat perempuan Babel menunggangi antikris (binatang itu), sebab raja-raja mabuk oleh anggur percabulannya, sehingga banyak raja-raja di bumi, hamba-hamba TUHAN di bumi mabuk dengan kelimpahan, bukan mabuk dengan Roh TUHAN, mabuk dengan kasih Allah, mabuk dengan pembukaan firman, tidak, tetapi mabuk dengan percabulan perempuan Babel.

Kalau hal itu terjadi di tengah ibadah, tanpa sadar nanti, oleh kelimpahan itu, kesombongan muncul ke permukaan, maka keluarlah hujat dari mulut.

Saya mengucapkan hal ini berkali-kali supaya kita semua paham betul. Jadi, jangan saudara bosan mendengarnya; saya tahu apa yang saya ucapkan.
 
Sekarang, kita akan memasuki berkat yang baru dari Wahyu 13:7.
Wahyu 13:7
(13:7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
 
Dan ia, itulah binatang yang keluar dari dalam laut (antikris), diperkenankan -- berarti, terjadi atas seizin TUHAN -- untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka, itulah orang-orang kudus.
Bayangkan, kalau orang-orang kudus saja bisa diperangi dan dikalahkan, jadi betapa saleh dan betapa sucinya kita harus hidup di hadapan TUHAN. Oleh sebab itu, jangan main-main lagi dalam penggembalaan ini. Jangan liar, jangan mengembara. Yang TUHAN tuntut bukan tubuh manusia, tetapi yang TUHAN tuntut adalah jiwamu, hatimu. Milikilah Roh mempelai, berusahalah mencari tempat untuk berbaring di kaki Boas rohani; tergembala dengan sungguh-sungguh. Jangan melacur, mendua hati kepada perkara asing, tetapi menyatulah dengan hati TUHAN.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Atas seizin TUHAN, antikris akan memerangi orang-orang kudus, sekaligus mengalahkan orang-orang kudus. Kalau orang-orang kudus saja bisa dikalahkan, dapat ditaklukkan oleh antikris, saya sampaikan dengan tandas: betapa sucinya, betapa salehnya hidup ini harus hidup di hadapan TUHAN.
Jadi, jangan saudara berpikir: kalau sudah masuk gereja, maka masuk sorga, tidak. Kalau memang begitu, ya semua orang masuk sorga. Sama dengan orang-orang yang berkata-kata “aku percaya”, itu tidak cukup. TUHAN tidak mengaruniakan hanya percaya, tetapi TUHAN juga mengaruniakan supaya kita semua sengsara menderita, sampai kapan? Rasul Paulus berkata dalam tulisannya di dalam Kisah Para Rasul 14:22; sampai masuk sorga, karena sengsara itu yang membawa kita masuk sorga, bukan mujizat dan kelimpahan.
Kembali saya sampaikan dengan tandas: Kalau orang suci saja bisa dikalahkan, betapa salehnya dan betapa sucinya kita harus hidup di hadapan TUHAN.
 
... Dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa. Kemudian, kepada antikris itu diberikan kuasa atas setiap suku, atas setiap umat, atas setiap bahasa dan atas semua bangsa-bangsa di bumi ini.
 
Kesimpulannya: Atas seizin TUHAN, antikris akan memerangi anak-anak TUHAN, antikris akan memerangi umat TUHAN atau orang-orang kudus di atas bumi ini.

-          Antikris akan mengalahkan mereka.

-          Kemudian, antikris akan berkuasa atas setiap suku, atas setiap umat, atas setiap bahasa, atas setiap bangsa-bangsa di muka bumi ini. 

Pendeknya, dari Wahyu 13:7 ini kita menemukan 2 (dua) kata.

-          Kata yang pertama ialah "mengalahkan", artinya; antikris akan mengalahkan orang-orang kudus.’

-          Kata yang kedua ialah "berkuasa", artinya; antikris akan berkuasa atas setiap suku, setiap umat, setiap bahasa dan setiap bangsa-bangsa di muka bumi ini.

Itulah maksud dari 2 (dua) kata itu.
 
Kemudian, oleh karena kemurahan hati TUHAN, ternyata, dua kata tersebut telah dinubuatkan oleh nabi Daniel beberapa ribu tahun yang lalu di dalam Daniel 7:7,19-21. Saya terperanjat setelah menemukan ini.
Daniel 7:7
(7:7) Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh.
 
Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat ... Jadi, tiga binatang pertama pada ayat 3-6, itulah singa, beruang dan macan tutul. Sesudah 3 (tiga) binatang pertama muncul, lalu tampaklah seekor binatang yang keempat, yaitu yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat.
Binatang yang keempat lebih menakutkan, lebih mendahsyatkan dari pada binatang yang pertama, dan dia sangat kuat. Artinya, kekuatan manusia, kepandaian manusia, kecakapan manusia, kemahiran manusia, gelar yang tinggi yang dimiliki oleh manusia, predikat yang besar yang dimiliki oleh manusia, bahkan kelimpahan besar yang dimiliki oleh manusia, belum kuat untuk mengalahkan antikris, sebab dia sangat kuat.
 
Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan. Setelah melahap dan meremukkan, sisanya -- sisa dari yang diremukkan -- diinjak-injaknya dengan kakinya. Mengapa dua hal ini terjadi? Ya jelas, karena dia kuat.
Dia bergigi besar dari besi, sehingga dia mampu melahap dan meremukkan, kemudian sisa dari yang dilahap dan diremukkan itu diinjak-injak dengan kakinya.
 
Daniel 7:19-21
(7:19) Lalu aku ingin mendapat penjelasan tentang binatang yang keempat itu, yang berbeda dengan segala binatang yang lain, yang sangat menakutkan, dengan gigi besinya dan kuku tembaganya, yang melahap dan meremukkan dan menginjak-injak sisanya dengan kakinya; (7:20) dan tentang kesepuluh tanduk yang ada pada kepalanya, dan tentang tanduk yang lain, yakni tanduk yang mempunyai mata dan yang mempunyai mulut yang menyombong, yang tumbuh sehingga patahlah tiga tanduk, dan yang lebih besar rupanya dari tanduk-tanduk yang lain. (7:21) Dan aku melihat tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka,
 
Lalu aku ingin mendapat penjelasan tentang binatang yang keempat itu ... Setelah menerima penglihatan itu, Daniel secepatnya memohon supaya ia mendapatkan penjelasan tentang binatang yang keempat itu. Apakah kita merindu untuk mendapatkan penglihatan tentang binatang yang keempat ini?
 
Binatang yang keempat itu, yang berbeda dengan segala binatang yang lain ... Jadi, 3 (tiga) jenis binatang yang pertama sangat berbeda, belum ada apa-apanya. Padahal, kalau seandainya saya uraikan tentang tiga binatang yang pertama, itu cukup mengerikan; tetapi ternyata, tiga jenis binatang yang pertama pun tidak sebanding dengan kekuatan dari binatang yang keempat ini.
 
Binatang yang keempat itu, yang sangat menakutkan, dengan gigi besinya dan kuku tembaganya ... Mengapa binatang yang keempat ini sangat menakutkan? Karena dia memiliki gigi besar dari besi dan kuku tembaga, lalu akhirnya melahap dan meremukkan dan menginjak-injak sisanya dengan kakinya.
 
Dan tentang kesepuluh tanduk yang ada pada kepalanya ... Sudah pasti ini adalah antikris, sesuai dengan Wahyu 13:1, di mana wujudnya;
-          Memiliki 10 (sepuluh) tanduk.
-          Berkepala 7 (tujuh).
-          10 (sepuluh) mahkota ada di atas tanduknya.
-          Dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
 
... Dan tentang tanduk yang lain, yakni tanduk yang mempunyai mata ... Jadi, selain berkuasa, yang juga memiliki mata untuk menyoroti, supaya tergenapilah 2 Petrus 2, di mana antikris itu sama seperti binatang yang lahir untuk dimusnahkan, mengapa? Sebab ia berfoya-foya pada siang hari, memboroskan hartanya. Seharusnya, pekerjaan “tidur” itu pada malam hari, dan “mabuk” juga seharusnya di malam hari; tetapi mereka kerjakan dua hal itu justru di siang hari. Berarti, harta dari TUHAN diboroskan, dengan kata lain; sama seperti Esau yang menyembunyikan jubah maha indah di rumahnya, dia tidak gunakan karunia jabatan yang dipercayakan oleh Roh TUHAN kepadanya. Mengapa? Karena dia terlatih mencari uang, pandai memikat orang yang lemah imannya. Jadi, sudah sangat jelas; berkuasa, tetapi punya mata.
TUHAN melihat dan menyoroti hati kita sekarang. Antikris juga sedang menyoroti ibadah kita sekarang.
 
... Yang tumbuh sehingga patahlah tiga tanduk, dan yang lebih besar rupanya dari tanduk-tanduk yang lain. Tiga tanduk yang pertama dari macan tutul, beruang dan singa patah, sebab memang binatang yang keempat ini lebih kuat, lebih besar rupanya dari tiga binatang yang pertama.
 
Dan aku melihat tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka. Jadi, Daniel melihat dalam sebuah penglihatan itu; ia melihat tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka.
 
Jadi, apa yang dituliskan oleh Rasul Yohanes sesuai dengan penglihatan yang ia terima lalu dituliskan di dalam kitab Wahyu, ternyata ribuan tahun yang lalu, ribuan tahun sebelumnya sudah dinubuatkan oleh nabi Daniel.
-          Jabatan Daniel adalah nabi.
-          Jabatan Yohanes adalah rasul.
Tetapi antara “nabi” dengan “rasul”, ternyata saling melengkapi, walaupun terbentang jarak waktu ribuan tahun.
Maka kita pun, sebagai imam-imam, sebagai pelayan TUHAN harus saling melengkapi satu dengan yang lain, supaya terjadi pertumbuhan rohani dari sidang jemaat. Jangan mengembara (liar) lagi dengan alasan untuk mencari yang hijau (Firman TUHAN); tetapi kita harus mencari tempat untuk berbaring 
 
Antikris akan memerangi orang-orang kudus dan mengalahkan mereka atas seizin TUHAN. Jadi, antara Daniel 7:19-21 sama dengan Wahyu 13:7. Bukti antikris mengalahkan orang-orang kudus:
1.      Antikris melahap atau meremukkan mereka dengan gigi besi.
2.      Sisanya diinjak-injak dengan kakinya.
 
Selanjutnya, marilah kita mengikuti penjelasan tentang: ANTIKRIS MELAHAP DAN MEREMUKKAN ORANG-ORANG KUDUS.
Berarti, antikris mengalahkan orang-orang kudus, bagaikan gigi besar dari besi  yang melahap dan meremukkan .
Pertanyaannya: Siapa yang dilahap dan diremukkan oleh gigi besar dari besi? Jawabnya; itulah orang-orang yang ibadahnya belum sampai pada puncaknya, yaitu doa penyembahan, dengan lain kata; ibadah yang belum memuncak sampai kepada doa penyembahan.
 
Mari kita perhatikan Wahyu 12, dengan perikop: “Naga memburu perempuan itu
Wahyu 12:17
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
 
Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, karena dia tidak dapat memburu mempelai wanita TUHAN, karena ibadahnya sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan. Apa buktinya? Secepatnya TUHAN kirimkan perjanjian-Nya, yaitu sayap burung nasar yang besar kepada perempuan itu, sehingga ia diterbangkan ke padang belantara, pada gurun, padang pasir, dan dipelihara untuk 1 (satu) masa + 2 (dua) masa + ½ (setengah) masa, atau 3.5 (tiga setengah) tahun lamanya, atau sama dengan 42 (empat puluh dua) bulan lamanya.
 
Karena dia tidak dapat mengejar mempelai wanita TUHAN, maka dia sangat marah, dia begitu geram sekali, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain ... Mengapa ada sebutan “yang lain”? Karena perempuan itu sudah melahirkan di ayat 5, ia melahirkan seorang Anak laki-laki, dan Anak laki-laki itu akhirnya dirampas sampai dibawa ke takhta Allah.
Hanya satu yang bisa merampas kita dari bumi, itulah asap dupa kemenyan, doa penyembahan. Semua perkara kalau dilemparkan ke atas akan jatuh, tetapi hanya satu perkara yang lepas dari daya tarik bumi, yaitu asap dupa kemenyan, itulah doa penyembahan. Hanya itulah satu perkara yang dapat merampas kehidupan orang-orang kudus dari muka bumi ini, bukan harta, keberkatan, kelimpahan atau pun mujizat. Ingatlah hal ini, jangan mau dibodoh-bodohi lagi.
Terlalu banyak anak TUHAN di muka bumi ini yang dibodoh-bodohi oleh hamba TUHAN yang tidak bertanggung jawab. Jujur, saya sebagai hamba TUHAN pun greget melihatnya; tetapi kita pun jangan bodoh.
 
Siapa keturunan yang lain itu? Keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

-          Keturunan yang lain menuruti hukum-hukum Allah = Penuh dengan Firman Allah = Meja Roti Sajian.

-          Keturunan yang lain memiliki kesaksian Yesus = Penuh dengan Roh Allah = Pelita Emas.

 
Kalau kita bandingkan dengan Tabernakel yang dibangun oleh Musa sesuai dengan petunjuk TUHAN Yesus di atas gunung Sinai selama 2 (dua) x 40 (empat puluh) hari, 40 (empat puluh) malam, maka di dalam Ruangan Suci, itulah kemah yang pertama, ada 3 (tiga) alat di dalamnya:
1.      Meja Roti Sajian.
2.      Pelita Emas.
3.      Mezbah Dupa.
Tetapi, kalau kita perhatikan Wahyu 12:17, satu alat lagi, itulah Mezbah Dupa, tidak ada. Berarti, keturunan yang lain ini ibadahnya tidak sampai kepada puncaknya, tidak sampai kepada doa penyembahan.

Apa itu doa penyembahan? Mengapa doa penyembahan sangat penting sekali? Dari hari ke hari kok kita sibuk menekankan supaya ibadah itu harus memuncak sampai kepada doa penyembahan. Apa sih “doa penyembahan” itu?
Doa penyembahan, artinya;
A.    Penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah ... Matius 27:50-51.
B.     Segala kemuliaan hanya bagi Dia, Pribadi dalam kekekalan ... Wahyu 4:9-11.
 
Jadi, yang menjadi sasaran amarah dari pada Setan adalah keturunan yang lain, keturunan dari mempelai wanita yang ibadahnya belum memuncak sampai kepada doa penyembahan. Itulah yang menjadi sasaran amukan, amarah dari pada Setan.
 
Perhatikan: Ibadah itu harus sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan. Kembali saya sampaikan, arti penyembahan adalah;
-          Penyerahan diri sepenuhnya untuk taat TUHAN.
-          Segala kemuliaan hanya bagi TUHAN.
Sehingga kalaupun kita diberkati baik secara jasmani maupun secara rohani, bagaikan TUHAN menaruh mahkota di atas kepala dari 24 (dua puluh empat) tua-tua, yang duduk di atas takhta di hadapan takhta Anak Domba, namun pada akhirnya, saat mereka tersungkur menyembah Allah (Pribadi di dalam kekekalan itu), mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, dan berkata: “Segala kemuliaan hanya bagi TUHAN”.
Kalau ibadah, tetapi masih suka mencuri kemuliaan; hamba TUHAN melayani, tetapi hanya untuk mencari sensasi;  hamba TUHAN melayani, tetapi hanya sibuk mencari kelimpahan, keberkatan; hamba TUHAN beribadah, tetapi hanya supaya terkenal, berarti ibadahnya belum sampai kepada doa penyembahan;
-          Ibadahnya hanya penuh dengan firman = Meja Roti Sajian;
-          Ibadahnya hanya penuh dengan Roh Allah = Pelita Emas;
tetapi belum sampai kepada satu alat, itulah Mezbah Dupa, doa penyembahan. Itulah yang menjadi sasaran dari antikris.
Kiranya kita memahami hal ini. Jangan tidak mau tahu.
 
Wahyu 6:9
(6:9) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.
 
Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima ... Ketika meterai yang kelima terbuka, apa gerangan yang terjadi? Aku melihat di bawah mezbah -- itulah pelayanan; korban yang dipersembahkan di atas mezbah oleh imam -- jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki, tetapi masih kurang satu alat, yaitu Mezbah Dupa atau doa penyembahan. Jadi, Wahyu 6:9 sama dengan Wahyu 12:17.
 
TUHAN tuntut seorang hamba TUHAN, seorang ibu untuk betul-betul mengasuh dan merawati anak-anaknya. TUHAN tuntut seorang hamba TUHAN untuk bertanggung jawab terhadap sidang jemaat, milik kepunyaan TUHAN, untuk selanjutnya membawa ibadah dari umat-Nya untuk dibawa sampai kepada doa penyembahan (puncak ibadah).
Jadi, seorang hamba TUHAN itu tidak asal-asalan di dalam melayani. Itu sebabnya, hati saya sedih kalau melihat sidang jemaat tidak tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok. Tetapi kalaupun sudah tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, namun bukan “ibadah lahiriahnya” yang TUHAN lihat, tetapi betul-betul secara rohani, dimana ibadahnya sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, berarti sudah nyata penyerahan diri sepenuh, sudah nyata bahwa dalam dirinya “segala kemuliaan hanya bagi TUHAN”.
Kalau tidak, maka ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, terlihatlah dengan jelas bahwa di bawah mezbah, jiwa-jiwa mereka telah dibunuh. Jadi, mereka dikalahkan, dilahap, diremukkan oleh antikris. Mengapa? Karena orang-orang kudus itu ...
-          Ibadahnya hanya sebatas penuh dengan firman à Meja Roti Sajian.
-          Ibadahnya hanya sebatas penuh dengan Roh Kudus à Pelita Emas.
Tetapi ibadahnya tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan, itulah Mezbah Dupa.
 
Pendeknya: Mereka terbunuh sebab ibadah mereka belum sampai kepada puncaknya, yaitu doa penyembahan. Tetapi, kalau kita perhatikan ayat ini, mereka rela mati demi nama TUHAN = diremukkan dan dilahap oleh antikris.
Jadi mereka bukanlah “sisanya”, melainkan mereka diremukkan dan dilahap oleh antikris.
 
Wahyu 6:10-11
(6:10) Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?" (6:11) Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.
 
Kepada mereka yang mati martir, yang rela mati demi nama TUHAN, diberikan sehelai jubah putih. Dengan demikian, mereka dibenarkan dan diselamatkan oleh TUHAN, tetapi harus melewati jalur pemenggalan kepala.
Inilah gambaran dari orang-orang yang dikalahkan, berarti diremukkan dan dilahap oleh gigi besar dari besi, itulah antikris tadi. Jadi mereka bukanlah “sisanya”, melainkan mereka inilah yang dikalahkan, yaitu yang diremukkan dan dilahap oleh antikris.
 
Jangan sampai kita dibenarkan dan diselamatkan, tetapi lewat jalur pemenggalan kepala, di mana leher digorok oleh pedang antikris.
Saya mau tanya kepada seorang bapak atau seorang ibu: Apakah saudara sanggup melihat, manakala tiba antikris, lalu mengambil salah satu anggota keluarnya, atau mengambil salah satu anak kita, lalu di depan mata kita, antikris mengeksekusi, memenggal kepala, atau menggorok leher anak? Apakah kita kuat? Kalau memang saudara tidak kuat, lalu mengapa tidak sungguh-sungguh?
Itu sebabnya, ibadah harus memuncak sampai kepada doa penyembahan. Jangan memilih untuk dibenarkan dan diselamatkan lewat jalur pemenggalan kepala, kita tidak akan kuat.
Baru salah satu anggota keluarga kita disinggung saja, kita sudah meringis, apalagi kalau digorok? Tidak kuat.
 
Maka, malam ini, dalam doa, kita mohonkan kepada TUHAN: Kuatkan saya, TUHAN, supaya ibadah di bumi ini sampai pada puncaknya, itulah doa penyembahan.
Menyembah itu bagus, tetapi kalau tidak sampai kepada penyerahan diri, itu hanya sekedar “berlutut.”
 
Pemberitaan firman ini sudah satu jam berlalu, tetapi itu tidak terasa bagi kita, bagaikan Maria yang duduk di kaki TUHAN, dan terus mendengarkan Firman TUHAN. Apa arti kata terus? Setengah jam sudah berlalu, terus ... Satu jam sudah berlalu, terus ... Satu setengah jam sudah berlalu, terus ... Dua jam berlalu, terus ... Bagaimana dengan kita, apakah masih terus?
 
Daniel 7:21
(7:21) Dan aku melihat tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka,
 
Jadi, atas seizin TUHAN, antikris akan melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka. Berarti, dilahap dan diremukkan oleh gigi besar dari besi, itulah ibadah yang belum sampai pada puncaknya. Namun, mereka dibenarkan dan diselamatkan lewat jalur “pemenggalan kepala.”
 
Lalu, setelah mereka dibenarkan dan diselamatkan, di manakah mereka, DI MANA MEREKA AKAN DITEMPATKAN? Kita akan melihat jawabannya, dan hal itu sudah dinubuatkan.
Daniel 7:22
(7:22) sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan.
 
Manakala hari TUHAN tiba, Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, itulah Yang Lanjut Usianya itu datang, maka kepada orang-orang yang mati martir tadi, di sini dikatakan: mereka memegang pemerintahan.
 
Tetapi, di sini tidak tertulis jelas tentang memegang pemerintahan seperti apa; namun, antara Daniel dengan Rasul Yohanes saling melengkapi. Saya berharap, kita semua saling melengkapi; mengerjakan pekerjaan yang sama dengan mengabaikan harga diri dan perasaan manusia daging, sekalipun kita pejabat tinggi, apapun gelar kita, sebab kita “sama” di mata TUHAN.
 
Mari kita lihat dalam Wahyu 20:4, dengan perikop: “Kerajaan seribu tahun” Namun, kita terlebih dahulu melihat ayat 1-3.
Wahyu 20:1
(20:1) Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya;
 
Seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya. Tetapi saya kira, hamba TUHAN tidak perlu ikut-ikutan memakai dan membuat rantai di bumi ini, dengan cara membuat sensasi, itu memalukan sekali.
Rohani itu bukan dilihat dari “rantainya”. Saya kadang-kadang geli melihat “sensasi” yang seperti itu, tetapi kadang-kadang kita juga terbawa perasaan, sehingga lupa firman TUHAN.
Tidak usah pakai “rantai”. Kalau ada hamba TUHAN pakai rantai, katakan dalam hati: “Bukan itu, Om, lebih baik kita gunakan firman”, tetapi mulut kita tidak perlu bersuara, biar di dalam hati saja, supaya tidak terjadi perbantahan, karena setiap hamba TUHAN selalu merasa paling benar. Percayalah dengan apa yang saya sampaikan itu. Jadi, tidak usah berbantah-bantah, yang penting; kita cukup tahu aja.
 
Wahyu 20:2
(20:2) ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya,
 
Pada akhirnya nanti, tidak selamanya kok dosa itu bisa kita lakukan. Tidak selamanya kita bisa menikmati kejahatan, kenajisan, kecemaran, bahkan berkat-berkat lahiriah yang ada di dunia ini, yang sumbernya dari Setan, sebab pada akhirnya pun Setan akan ditangkap dan dirantai selama 1.000 (seribu) tahun.
Jadi, tidak selamanya kita bisa menikmati dunia ini, bahkan kekuasaan yang diberikan oleh Setan (naga) kepada antikristus pun tidak selamanya, buktinya; Setan ditangkap dan dirantai selama 1.000 (seribu) tahun.
 
Wahyu 20:3
(20:3) lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.
 
Namun, setelah dirantai, lalu dilemparkan ke dalam jurang maut, lalu jurang maut itu ditutup dan dimeteraikan, sehingga kalau TUHAN sudah menutup, tidak ada yang dapat membukanya.
Termasuk gulungan kitab dan ketujuh meterainya; tidak ada seorang pun yang dapat membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya, baik yang di sorga, baik yang di bumi dan di bawah bumi, termasuk saya sebagai seorang hamba TUHAN, tidak dapat membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya dari dalam diri saya sendiri. Hanya TUHAN yang sanggup membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya. Hanya TUHAN yang sanggup menyingkapkan rahasia Firman TUHAN.
 
Kalau Setan sudah dirantai, maka firman yang dibukakan itu tidak bisa lagi disesatkan, tidak ada lagi firman yang ditambahkan dan yang dikurangkan.
Jadi, selama 1.000 (seribu) tahun itu betul-betul disebut kerajaan 1.000 (seribu) tahun damai, karena tidak ada lagi penyesatan, tidak ada lagi firman yang ditambahkan, tidak ada lagi firman yang dikurangkan. Betul-betul dalam suasana damai sejahtera. Biarlah kiranya damai sejahtera memerintah di hidup kita semua. Haleluya..
 
Wahyu 20:4
(20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
 
Dalam Daniel 7:22, kita melihat bahwa orang-orang yang mati martir tadi memegang pemerintahan. Tetapi, belum jelas pemerintahannya seperti apa?
Barulah dalam Wahyu 20:4 ini, hal itu dilengkapi oleh tulisan Rasul Yohanes sesuai dengan penglihatan yang dia dapat di pulau Patmos, yang mengatakan: Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang mati martir tadi, yang mengalami pemenggalan kepala, leher digorok oleh antikris, karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah, dengan kata lain; karena ibadahnya hanya penuh dengan Firman (Meja Roti Sajian), penuh dengan Roh Kudus (Pelita Emas), tetapi tidak sampai kepada puncaknya, yaitu; doa penyembahan (Mezbah Dupa), namun yang tetap bertahan dan rela mati demi nama TUHAN, mereka tidak menyembah antikris, dan tidak melacur kepada kelimpahan.
 
Jangan karena jual beli, jangan karena dagang, jangan karena kelimpahan, lantas kita meninggalkan ibadah ini. Kalau tidak dari sekarang kita belajar untuk mempraktekkan firman, saya ragukan kehidupan pribadi semacam ini, karena keadaan di kemudian hari nanti jauh lebih sadis. Sekarang saja tidak mampu, apalagi nanti? Maka mulai dari sekarang, buktikanlah di hadapan TUHAN.
 
Dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
Jadi, muara dari orang-orang yang mati martir -- itulah orang-orang yang mengalami pemenggalan kepala atau leher digorok -- adalah akhirnya, mereka hidup kembali dan memerintah di dalam Kerajaan 1.000 (seribu) tahun damai.
Mengapa kepada mereka diberikan sehelai kain putih, dibenarkan dan diselamatkan? Sebab mereka rela mati dengan tetap mempertahankan satu nama, yaitu TUHAN Yesus Kristus; mereka tidak menyembah binatang itu, tidak menyembah patung binatang itu, juga tidak menerima tanda sebagai cap meterai di tangan kanan dan di dahi mereka. Itulah nanti tempat mereka.
 
Saya pesankan: Andaikata, kalau pun ibadah akhirnya tidak memuncak sampai doa penyembahan, biarlah kita tetap bertahan dengan nama TUHAN.
Tetapi, tugas saya adalah supaya bertanggung jawab dengan kehidupan kita semua, di mana ibadah ini harus sampai kepada puncaknya. Namun, seandainya ada satu dari antara kita yang masih suka bermain-main, tidak sungguh-sungguh di tengah ibadah, hanya penuh dengan firman, hanya penuh dengan Roh, tetapi tidak sampai memuncak kepada doa penyembahan, saya pesankan: Tetap bertahan dengan nama Yesus, jangan terima bilangan binatang itu, yaitu 666 (enam ratus enam puluh enam).
 
Itulah soal mengalahkan, berarti diremukkan dan dilahap, bukan “sisa”.
 
Selanjutnya, mari kita mengikuti penjelasan tentang: SISANYA DIINJAK-INJAK DENGAN KAKINYA.
Berarti, antikris akan berkuasa atas setiap suku, kaum, umat, dan bangsa-bangsa, bagaikan diinjak-injak oleh kaki antikris.
 
Pertanyaannya; Siapa sisa dari orang-orang kudus yang akan diinjak-injak oleh kaki antikris?
Jawabnya akan kita temukan sesuai dengan apa yang dilihat oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos, di dalam Wahyu 11:1, dengan perikop: “Dua saksi Allah”, itulah dua pohon zaitun yang tinggi besar, yaitu Musa dan Elia. Jadi, waktu TUHAN ada di gunung yang kudus, gunung yang tinggi, di situlah dua saksi Allah itu turun, yaitu Musa dan Elia, dan berbincang-bincang tentang penyaliban yang akan dialami oleh Yesus. Tetapi nanti, pada saat TUHAN Yesus naik, juga Musa dan Elia ini tampil.
 
Kemudian, juga nanti pada Wahyu 11 ini, sebelum Yesus datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, dua saksi ini tampil terlebih dahulu, untuk menyatakan suatu kesaksian, bagaikan pekerjaan dari pada Nabi Yohanes Pembaptis untuk meluruskan jalan Raja. Jadi sebelum Raja datang, jalan-Nya Raja itu harus diluruskan terlebih dahulu. Lalu, diberikanlah tugas yang sangat mulia kepada mereka, supaya mereka bersaksi, supaya banyak orang yang tertolong.
 
Wahyu 11:1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
 
Ada 3 (tiga) yang masuk dalam ukuran TUHAN, yaitu:

1.      Bait Suci Allah à Milik kepunyaan Allah, itulah orang yang telah dimeteraikan ... 1 Korintus 3:16, Efesus 2:22, Efesus 1:13-15.

2.      Mezbah à Ibadah dan pelayanan yang dihubungkan langsung dengan salib. Oleh sebab itu, nikmati sajalah ibadah dan pelayanan yang dihubungkan langsung dengan salib. Marilah kita membawa korban dan persembahan, itulah korban sembelihan kepada TUHAN, yaitu jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk. Allah bertakhta di tempat yang tinggi dan Mahakudus, tetapi juga bertakhta di hati kita manakala kita mempersembahkan korban sembelihan, yaitu jiwa hancur, hati patah dan hati yang remuk. Inilah yang diukur oleh TUHAN, yang masuk dalam ukuran TUHAN.

3.      Mereka yang beribadah di dalamnya, di mana puncak ibadah adalah doa penyembahan 

Jadi inilah yang diukur oleh TUHAN, dan itulah tabiat dari Allah Tri Tunggal;

-          Bait Suci Allah, itulah tabiat dari Allah Roh Kudus.

-          Mezbah, itulah tabiat dari Allah Anak (Anak Allah), yaitu Firman Allah.

-          Beribadah dengan puncaknya adalah doa penyembahan, itulah tabiat dari Allah Bapa, yaitu kasih.

Inilah yang masuk dalam ukuran TUHAN.
 
Bandingkan dengan ayat 2.
Wahyu 11:2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
 
Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain, sudah diberikan, sudah diserahkan kepada bangsa-bangsa lain, bukan bangsa TUHAN, itulah antikris, dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya.
Sementara pelataran di sebelah luar -- itulah halaman -- tidak masuk dalam ukuran TUHAN, sebab mereka sudah diserahkan kepada antikris, untuk selanjutnya diinjak-injak. Inilah sisa dari yang dikalahkan, berarti; diremukkan dan dilahap. Jadi, Wahyu 11:2 ini adalah sisa dari Wahyu 11:1.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan Wahyu 13, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi”, itulah nabi-nabi palsu.  Sedangkan binatang yang keluar dari dalam laut adalah antikris.
-          Ibadah laut, berbicara soal kelimpahan.
-          Ibadah bumi, berbicara soal mujizat.
Tetapi kita datang dengan ibadah sorgawi dalam bentuk pola Tabernakel.
 
Wahyu 13:16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. (13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
 
Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya. Semua orang nanti akan menerima tanda, itulah cap meterai dari antikris, di tangan kanan atau pun di dahi mereka.
Jadi, mulai dari sekarang, belajar supaya;
-          Perbuatan kita sama seperti perbuatan tangan kanan, itulah perbuatan yang benar.
-          Pikiran kita hanya ada pribadi TUHAN Yesus Kristus.
 
Dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual ... Kalau tidak dapat membeli, tidak dapat menjual, apa yang akan terjadi? Miskin, susah, ekonomi diguncang, politik diguncang, sampai nikah rumah tangga pun diguncang sekarang ini.
Maka, saya tidak paham; apakah Covid-19 ini arahnya kepada antikris? Saya tidak paham. Yang saya pahami, ibadah ini harus memuncak sampai kepada doa penyembahan. Sekalipun terjadi vaksinasi, sekalipun terjadi Covid-19, silahkan berjalan, tetapi yang saya tahu adalah “doa penyembahan”.
Sekalipun banyak orang sibuk bicara soal vaksinasi, tetapi saya tidak paham, supaya saya jangan berdosa kepada pemerintah. Saya tidak mau mengambil keputusan seperti apa, saya tidak mau, supaya saya jangan berdosa kepada pemerintah, juga supaya saya jangan berdosa kepada TUHAN Yesus.
Yang mau saya tandaskan pada malam hari ini adalah ibadah harus memuncak sampai kepada doa penyembahan. Sebab, suatu kali nanti, dunia ini bagaikan gua singa; tetapi kalau kamar-kamar hati kita sudah diisi dengan harta yang berharga dan menarik, itulah doa penyembahan, bagaikan nabi Daniel; dia tetap menyembah TUHAN, melanggar aturan yang ada di dunia ini, sampai akhirnya dijebloskan ke gua singa, tetapi TUHAN kirimkan malaikat-Nya untuk mengatupkan singa-singa itu.
Sehingga ketika raja Darius bertanya: “Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?” Lalu jawab Daniel: “Ya raja, kekallah hidupmu! ... karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.
 
Apa yang terjadi kalau tidak diberi kesempatan untuk menjual dan tidak diberi kesempatan untuk membeli? Goncangan terjadi terhadap politik, terhadap ekonomi, terhadap nikah, sampai terjadi perceraian. Dan dunia ini sedang digoncang, namun pasti ada “muaranya”, sama seperti Daniel 7, ketika dunia (empat penjuru bumi) digoncang, lalu empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain.
 
Tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu ... Jadi, yang berhak untuk menjual, yang berhak untuk membeli adalah orang-orang yang sudah menerima tanda di tangan kanan, sudah menerima tanda di dahi, sebagai cap meterai dari antikris.
Tetapi, kalau sudah dimeteraikan oleh tanda antikris, cap meterai dari antikris, itu tidak bisa dihapus lagi, tidak ada kesempatan untuk bertobat.
Maka, kalau dari sekarang kita tidak lepas dari roh jual, roh beli, roh dagang, kita tinggalkan ibadah hanya karena sesuap nasi, kita tinggalkan ibadah hanya karena semangkok sop kacang merah, kita tinggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena bisnis, hanya karena pekerjaan, karena kesibukan lahiriah di dunia ini, kalau sekarang ini kita tidak lepas dari situ, maka tidak tertutup kemungkinan, orang semacam ini tidak kuat miskin. Dari pada melarat, tidak makan minum, akhirnya dia menerima cap meterai antikris, dia mengambil keputusan yang salah. 
Tetapi hari ini, TUHAN sudah memberi pengertian pada kita, supaya kita tidak mengambil keputusan yang salah.
 
Yang penting di sini ialah hikmat ... Apa itu hikmat? Itulah firman yang rahasianya dibukakan. Firman yang dibukakan, itulah yang memberikan kita pengertian, itulah yang membuat kita memiliki akal budi dan pengertian, itulah hikmat.
Untuk apa hikmat? Untuk apa pembukaan firman? Orang yang berhikmat, orang yang berakal budi karena sudah mendapat pengertian lewat pembukaan rahasia firman, hanya orang semacam itu yang dapat menghitung bilangan binatang itu, hanya orang semacam itu yang dapat menghitung bilangan antikris, di mana bilangannya adalah bilangan seorang manusia -- itulah antikris yang memiliki roh binatang --, yaitu 666 (enam ratus enam puluh enam).
Inilah nanti “sisanya” yang diinjak-injak; yang tidak kuat miskin, tidak kuat melarat, tidak kuat lapar. Biarlah TUHAN kuatkan kita oleh firman dan Roh-Nya, sampai memuncak dalam kasih-Nya, yaitu doa penyembahan = berada di bawah kepak sayap Allah.
 
Jadi, jangan sampai ada yang binasa dari antara kita. Kalau ada yang binasa, TUHAN tidak pernah bersalah, sebab TUHAN sudah ingatkan kita petang malam ini.
 
Matius 6:31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? (6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
 
Mulai dari sekarang, JANGAN KUATIR;
-          Jangan kuatir soal apa yang akan dimakan.
-          Jangan kuatir soal apa yang akan diminum.
-          Jangan kuatir soal apa yang akan dipakai.
Jangan takut miskin, jangan takut tidak kaya, jangan takut tidak punya makanan dan minuman, jangan takut jika tidak ada sesuatu yang bisa dipakai atua digunakan. Sebab, semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, itulah antikris.
 
Jadi, kalau ibadah hanya berpusat kepada kelimpahan, ibadah hanya berpusat kepada sensasi, ibadah hanya berpusat kepada mujizat, itulah yang dimaksud dengan bangsa-bangsa lain, mulai dari hamba TUHAN-nya sampai kepada sidang jemaatnya, mereka sudah dikuasai roh antikris.
Tetapi yang benar adalah Bapamu, Bapaku, Bapa kita yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Bapa kita yang di sorga tahu segala sesuatu yang kita perlukan.
 
Saya sampaikan hal ini, karena saya pun sudah mengalaminya. Bertahun-tahun saya tidak makan, jelas saya sempat menangis kepada TUHAN; tetapi saya bertahan, saya buktikan. Walaupun mulut ini pernah salah, menyalahkan TUHAN, tetapi saya terus belajar membuktikan diri, karena TUHAN menguatkan hati saya. Kiranya TUHAN menguatkan hati saudara juga. Jangan mengembara lagi, supaya jangan menjadi sama dengan bangsa-bangsa lain.
 
Jangan takut tidak makan dan minum, dan tidak punya pakaian untuk digunakan, sebab itu sama seperti antikris yang perhatiannya hanya sampai ke situ saja. Tetapi yang benar adalah ...
Matius 6:33
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
 
Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya ... Ibadah harus memuncak sampai kepada doa penyembahan, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
 
Elia pernah mengalami kekeringan yang hebat, ketika dia diungsikan di sungai Kerit, di situ tidak ada jemaat, tetapi TUHAN kirimkan berkat-berkat melalui burung gagak, itulah bangsa yang tidak mengenal TUHAN.
 
Matius 6:34
(6:34) Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
 
Jangan kuatir akan hari besok, sebab hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment