KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, March 11, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 MARET 2021



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 MARET 2021
 
KITAB RUT
(Seri: 128)
 
Subtema: KASIH YANG SEMAKIN NYATA PADA TUHAN
 
Pertama-tama, kita mengucapkan syukur kepada TUHAN, sebab oleh karena kemurahan hati TUHAN, kita masih diberi kesempatan untuk berada di tengah-tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA”. TUHAN masih memberi kesempatan bagi kita untuk mencari tempat untuk berbaring di kaki Boas rohani, menjadi suatu kehidupan yang tergembala di hadapan TUHAN; tidak mengembara dan tidak liar, sehingga dengan demikian ada pemeliharaan, pembelaan, perlindungan TUHAN bagi kawanan domba-Nya, sampai akhirnya kita dibawa masuk dalam pemeliharaan penggembalaan yang sempurna, Yerusalem yang baru.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, bahkan umat TUHAN yang senantiasa memberikan dirinya untuk digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, marilah kita naikkan doa dan permohonan kepada TUHAN, supaya kiranya lewat pembukaan firman yang akan kita terima, TUHAN meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi sampai firman itu nanti menjadi daging, menjadi praktek dalam kehidupan kita sehari-hari.
 
Mari kita segera sambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Kita kembali membaca Rut 3:10.
Rut 3:10
(3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
Setelah melihat segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Rut, selanjutnya berkatalah Boas kepada Rut: “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
Perkataan Boas tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, YANG PERTAMA: Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!
Memang, sadar atau tidak sadar, Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus tidak pernah berhenti untuk selalu memberkati kita semua tanpa terkecuali, sebagaimana dengan Rut yang merupakan bangsa Moab (bangsa kafir). Pendeknya: Kasih-Nya tidak berkesudahan, selalu baru dan baru.
Hal itu dialami oleh Daud sendiri, di mana dia berani memohon belas kasihan TUHAN di dalam bentuk pengampunan terhadap dosa kejahatan (pembunuhan atau kebencian) dan kenajisannya. Daud berkata: “Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!” Jadi, kasih setia TUHAN tidak berkesudahan; selalu baru dan baru.
 
Pada minggu yang lalu, bagian yang pertama ini telah saya sampaikan, dan kita sudah terima; kiranya berkat itu jangan berlalu begitu saja. Saya berharap, hal ini masih jelas dalam ingatan kita masing-masing.
 
Perkataan Boas tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, YANG KEDUA: “Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu
Sebagaimana kita telah memperhatikan pernyataan Boas pada bagian yang pertama dan kita sudah diberkati, selanjutnya mari kita berdoa, memohon kemurahan TUHAN, supaya pernyataan dari Boas rohani (TUHAN Yesus Kristus) pada bagian yang kedua ini, kita juga diberkati oleh TUHAN. Kiranya berkat TUHAN dinyatakan malam hari ini tanpa terkecuali.
 
Biarlah pengikutan kita kepada TUHAN; semakin hari semakin nyata, tambah tahun semakin bertambah nyata. Kemudian, semakin hari semakin indah tentunya bersama dengan Yesus Kristus.
Oleh sebab itu, kita datang dengan rendah hati saat mendengar firman, supaya berkat Firman TUHAN ini sampai kepada kita, sebab ada ayatnya; jika menghargai nabi, maka mendapat upah nabi. Tetapi kalau seseorang keras hati, ia tidak akan memperoleh berkat firman TUHAN itu.
Biarlah pengikutan kita kepada TUHAN semakin nyata dalam segala perkara, supaya juga semakin indah bersama dengan Yesus.
 
Kita akan memperhatikan Injil Yohanes 3, dengan perikop: “Kesaksian Yohanes tentang Yesus. Boas rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus. Tadi kita sudah melihat kesaksian dari pada Rut di dalam hal pengikutannya kepada TUHAN, di mana kasihnya semakin nyata; dan itu diakui oleh Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus.
Yohanes 3:25
(3:25) Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian.
 
Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian yang dikerjakan oleh Yohanes Pembaptis.
 
Saat ini kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, dengan satu tujuan; supaya kita boleh mengalami (menerima) penyucian oleh air dan firman TUHAN. Oleh sebab itu, di dalam hal penyucian air dan firman ini, kita tidak perlu berbantah-bantah, kita tidak perlu berselisih paham satu dengan yang lain, walaupun tidak cocok, walaupun tidak sesuai dengan keinginan di hati kita masing-masing.
Memang, ketika kita menerima penyucian air dan firman, itu tidak enak bagi daging, sakit; tetapi sekalipun demikian, kita tidak perlu harus berselisih, kita tidak perlu harus berbantah-bantah dengan TUHAN, supaya pada akhirnya nanti kita pun tidak perlu berbantah-bantah satu dengan yang lain;

-          Di dalam penggembalaan yang terkecil tidak berbantah-bantah; suami dan isteri tidak akan berbantah-bantah, anak dan orang tua pun tidak akan berbantah-bantah.

-          Di tengah penggembalaan yang lebih besar, yaitu ibadah dan pelayanan ini; saya (gembala sidang) dengan saudara (sidang jemaat) tidak perlu berbantah-bantah, tidak perlu ada perselisihan oleh karena penyucian demi penyucian yang kita alami lewat ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan ini. 

Memang, saat mengalami penyucian, itu tidak enak bagi daging, tetapi tidak perlu terjadi perselisihan, tidak perlu berbantah-bantah, tidak perlu bersungut-sungut, menggerutu, ngomel di belakang.
 
Penyucian = Permandian à Baptisan air atau baptisan Kristus, yang berbicara tentang pengalaman Yesus di dalam tanda kematian, untuk mengubur hidup yang lama, sehingga kita hidup dalam hidup yang baru.
Hidup baru = suasana kebangkitan. Kalau matinya benar, maka bangkitnya benar. Tetapi kalau matinya semu, maka kebangkitannya semu. Tetapi rupa-rupanya, masih banyak orang Kristen, umat TUHAN, anak TUHAN berada di tengah-tengah kebangkitan yang palsu; terlihat benar padahal tidak benar.
 
Jadi, kalau kita sudah benar-benar satu di dalam kematian Kristus, maka secara otomatis; daging dengan hawa nafsunya dan keinginan-keinginannya yang jahat tidak bersuara lagi. Kalau daging sudah mati, maka daging tidak bersuara lagi, segala hawa nafsu dan keinginan-keinginan yang jahat itu tidak bersuara lagi. Tidak ada lagi perselisihan, tidak berbantah-bantah = daging tidak bersuara, berarti; tidak menuruti hawa nafsu dari keinginan daging itu sendiri.
Itulah penyucian. Dan penyucian ini tentu saja akan mengarah kepada kesempurnaan, yang nanti akan kita lihat.
 
Yohanes 3:26-28
(3:26) Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." (3:27) Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. (3:28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
 
Setelah terjadi perselisihan antara murid-murid Yohanes dengan orang Yahudi tadi, selanjutnya murid-muridnya datang bertanya soal Pribadi Yesus yang juga turut membaptis.
Lalu dengan tenang, Yohanes Pembaptis menjawab: “Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
Dari jawaban Yohanes kepada murid-muridnya, menunjukkan bahwa; Yohanes Pembaptis adalah seorang nabi, dia adalah seorang hamba TUHAN yang rendah hati. Bantu doa, supaya saya ini menjadi seorang hamba TUHAN yang rendah hati, sebab masih banyak kekurangan saya.
 
Kita perhatikan jawaban Yohanes Pembaptis: “Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.” Jadi, TUHAN yang berhak mengangkat dan menurunkan;
-          Kalau TUHAN yang mengangkat, tidak ada yang dapat menurunkan.
-          Kalau TUHAN yang menurunkan, tidak ada yang dapat mengangkat dirinya.
 
Kemudian, Yohanes Pembaptis lanjut berkata: “Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
Dari jawaban Yohanes Pembaptis ini kepada murid-muridnya, kita dapat melihat; tanda-tanda untuk mencuri kemuliaan bagi dirinya sendiri, itu tidak nampak dalam diri Yohanes Pembaptis. Itulah tanda-tanda hamba TUHAN yang rendah hati, yaitu; tidak mencuri kemuliaan TUHAN, sebab dia sadar bahwa TUHAN yang mengangkat, TUHAN yang menurunkan.
-          Kalau TUHAN yang mengangkat, tidak ada yang dapat menurunkan.
-          Kalau TUHAN yang menurunkan, tidak ada yang dapat mengangkat.
Jadi, jelas Yohanes Pembaptis ini adalah seorang hamba TUHAN yang rendah hati. Biarlah di dalam pengikutan kita kepada TUHAN, semakin hari semakin rendah hati.
 
Yohanes 3:29
(3:29) Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
 
Dengan sepenuhnya, Yohanes Pembaptis dikuasai oleh sukacita mempelai.
 
Berbicara tentang “mempelai”, berbicara tentang; kesatuan atau penyatuan antara tubuh dengan Kepala.
-          Tubuh à Sidang mempelai TUHAN.
-          Kepala à Kristus, Dialah Mempelai Laki-Laki Sorga.
Sukacita semacam ini disebutlah sukacita yang penuh. Kalau hubungan kita sudah menyatu dengan TUHAN, maka di situ ada sukacita Mempelai. Sukacita Mempelai adalah sukacita penuh.
 
Sekali waktu, kita bisa mengalami sukacita di muka bumi ini oleh karena perkara-perkara yang ada di bumi ini, tetapi kalau perkara itu sudah lenyap, maka sukacita pun lenyap; tetapi sukacita Mempelai, sukacitanya penuh (tanpa akhir).
Kalau hubungan kita sudah menyatu dengan TUHAN, seperti tubuh dengan Kepala menyatu, itulah yang disebut sukacita Mempelai. Sukacita Mempelai adalah penuh;
-          Biar susah, tetap sukacita.
-          Biar menderita, tetap sukacita.
-          Biar ditinggalkan orang lain, tetap sukacita.
-          Biar tidak punya uang, biar tidak punya pekerjaan atas seizin TUHAN, tetap sukacita.
Sukacita Mempelai adalah sukacita yang penuh; tidak berubah-ubah oleh situasi, kondisi, keadaan, waktu yang ada.
 
Kita perlu memiliki sukacita Mempelai, sukacita penuh, itulah hubungan yang sudah dibangun begitu intim; antara tubuh dengan Kepala terjadi penyatuan yang luar biasa. Sukacita semacam ini disebutlah sukacita yang penuh.
 
BUKTI bahwa sukacita itu penuh:
Yohanes 3:30
(3:30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
 
Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. Dengan kata lain; Dia semakin bertambah-tambah, namun kita harus semakin berkurang-kurang.

-          Dia semakin besar, berarti kita semakin kecil.

-          Dia semakin bertambah-tambah dalam hidup kita, tetapi kita semakin berkurang kurang kurang kurang, sampai berada pada titik nol.

Dengan demikian, Ia semakin nyata di dalam hidup kita masing-masing.
 
Kalau TUHAN semakin besar di dalam diri kita, kemudian di dalam kesempatan yang lain, kita semakin kecil, atau sama dengan; TUHAN bertambah-tambah, kita berukurang-kurang, berarti TUHAN semakin nyata di dalam kehidupan kita masing-masing. Jadi, bisa terlihat loh TUHAN Yesus di dalam kehidupan kita.
Kalau Dia semakin besar di dalam kehidupan kita, dan kita semakin kecil, maka nyatalah TUHAN Yesus di dalam diri kita. Kalau TUHAN Yesus nyata dalam kehidupan kita, maka Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus, Allah yang hidup akan dengan secepatnya tercetus suatu pengakuan dan berkata: “kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu”.
Biarlah kiranya sepasang telinga mendengarkan ucapan yang demikian dari sorga. Dan itu bisa terjadi kalau hubungan kita intim dengan TUHAN. Hal itu bisa kita rasakan, di mana suara itu begitu keras sekali, begitu deras sekali, langsung terdengar di telinga ini. Apalagi kalau kita bawa hidup kita di tempat yang paling rendah, di ujung kaki salib, maka di situ terang kasih Allah semakin nyata sekali dari pada yang pertama kali itu.
 
Yohanes 3:31
(3:31) Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.
 
Biarlah kiranya segala kemuliaan hanya bagi Dia melebihi dari segala yang ada ini. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya. TUHAN melebihi dari segala yang ada ini.
 
Selanjutnya, kita akan bandingkan dengan pengikutan dan pelayanan RASUL PAULUS, di mana kasih Rasul Paulus semakin nyata di hadapan TUHAN.
2 Korintus 4:7-10
(4:7) Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (4:8) Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; (4:9) kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. (4:10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
 
Harta dalam bejana tanah liat, yaitu membawa kematian Boas rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus, di dalam tubuh kita masing-masing. Tujuannya ialah supaya nyata, bahwa kekuatan yang berasal dari Allah berlimpah-limpah di dalam diri kita masing-masing.
Kalau TUHAN semakin besar, kita semakin kecil, sama seperti harta dalam bejana tanah liat, yang senantiasa membawa kematian Yesus dalam tubuh yang fana ini, dengan tujuan supaya nyata bahwa kekuatan yang berlimpah-limpah itu berasal dari Allah, nyata dalam hidup kita.
 
Prakteknya:
YANG PERTAMA: Ditindas, namun tidak terjepit.
Siapa yang merasa tertindas saat ini? Ingat, asal kita berada di kaki Boas rohani, sekalipun ditindas, namun tidak terjepit.
 
YANG KEDUA: Habis akal, namun tidak putus asa.
Biasanya orang dunia; kalau sudah habis akal, tidak ada lagi jalan keluar bagi dia atas segala persoalannya -- mungkin terhadap penyakit, mungkin keuangannya, mungkin nikah dan rumah tangganya, mungkin pekerjaannya --, pasti ia putus asa.
Tetapi di dalam TUHAN, kalau harta dalam bejana tanah liat itu ada dalam hidup kita, maka nyatalah kekuatan Allah berlimpah-limpah di dalam diri kita masing-masing, sehingga sekalipun habis akal, namun tidak segera putus asa, tidak putus harap kepada TUHAN.
 
Pada waktu Musa memimpin bangsa Israel, ia pun menghadapi situasi yang sama; habis akal, tetapi Musa tidak putus asa. Pada saat itu, mereka terjepit, bangsa Israel dikejar oleh Firaun dan Mesir dari belakang, sementara kedudukan dari bangsa Israel berhadapan langsung dengan laut Teberau.
-          Kalau mereka maju, tidak ada jalan keluar.
-          Kalau mereka ke kanan, sama saja, akan menghadapi padang gurun.
-          Kalau mereka ke kiri, sama saja, akan menghadapi padang gurun.
Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: “ ... angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut Teberau ...” Saat itu juga, TUHAN memberi jalan keluar; sekalipun habis akal, namun tidak putus asa.
 
YANG KETIGA: Dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, karena Yesus sudah terlebih dahulu menanggungnya di atas kayu salib. Ia berseru: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Bapa-Ku, Bapa -Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku seorang diri?
TUHAN Yesus sudah menanggungnya di atas kayu salib. Jadi, sekalkipun teraniaya di atas muka bumi ini oleh banyak perkara, ingatlah; TUHAN tidak tinggalkan kita sendirian.
 
Biasanya, kalau manusia duniawi, manakal dia teraniaya oleh karena banyaknya tekanan dan penderitaan, dia merasa seorang diri, hidup ini terasa hampa. Tetapi kalau kita di dalam TUHAN, bagaikan harta dalam bejana tanah liat, yaitu membawa kematian Yesus di dalam tubuh kita masing-masing, maka akan nyata; kekuatan Allah berlimpah-limpah di dalam diri kita masing-masing, asal kita betul-betul satu dalam kematian Yesus Kristus, itulah harta dalam bejana tanah liat.
 
Sebenarnya, hidup manusia ini sama dengan bejana tanah liat yang rapuh dan mudah hancur. Salah satu bejana tanah liat, contohnya ialah vas bunga. Kalau vas bunga lepas dari tangan, maka ia akan jatuh. Manakala ia sudah jatuh, ia hancur berkeping-keping.
Tetapi kalau ada harta di dalam bejana tanah liat, yang membawa kematian di dalam diri kita, maka nyatalah bahwa kekuatan Allah berlimpah-limpah di dalam diri kita masing-masing.
 
Tidak usah malu dalam kematian Yesus Kristus. Jangan izinkan lagi daging bersuara, sebab di situ ada kekerasan hati.
Ketika kita mau menghindari pengalaman kematian oleh karena gengsi, malu, tidak mau rendah hati, jangan dengar suaranya, tetapi lanjut sampai kepada pengalaman kematian itu, sebab itulah harta dalam bejana tanah liat.
 
Mari kita membawa harta dalam bejana tanah liat di dalam tubuh kita masing-masing, supaya apa? Supaya nyata kekuatan Allah limpah ruah dalam kehidupan kita, sehingga kita mampu menghadapi segala persoalan di atas muka bumi ini. Tetapi bukan karena ku, melainkan oleh karena Roh TUHAN.
 
2 Korintus 4:11
(4:11) Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.
 
Pendeknya: Kita yang masih hidup ini, apabila terus menerus diserahkan kepada maut, mengalami banyak ujian atas seizin TUHAN, menunjukkan bahwa hidup Yesus menjadi nyata dalam tubuh kita yang fana ini.
Kalau seseorang lari dari kenyataan, Yesus tidak ada di dalam dirinya; tetapi kalau kita harus menghadapi kenyataan hidup, menghadapi banyak pergumulan, persoalan, kita lewati, itu artinya pribadi Yesus nyata di dalam hidupku, pribadi Yesus nyata di dalam diri saudara.
Saya mau, supaya nanti pada akhirnya, Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus berkata: Kasihmu lebih nyata dari pada yang pertama kali itu.
 
Pribadi Yesus nyata dalam hidup kita, termasuk kekuatan Allah limpah di dalam hidup kita nyata, tetapi syaratnya adalah apabila kita tidak menjadi putus asa. Jangan menjadi lemah dan putus asa, jangan putus asa, jangan patah semangat. Apapun yang terjadi hadapilah, supaya nyata pribadi Yesus dalam hidup kita, supaya kekuatan Allah yang berlimpah-limpah itu nyata dalam kehidupan kita masing-masing.
 
1 Timotius 4:14
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
 
Imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN yang sudah diberi kesempatan untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, jangan lalai dengan tanggung jawabnya. Biar siang, biar malam, jangan suka menggerutu; jangan lari dari kenyataan, supaya nyata pribadi Yesus dalam hidup kita. Kalau melayani saat enak, semua orang bisa tahu, dunia juga tahu; tidak perlu belajar tentang salib, dunia lebih hebat dari kita. Tidak ada Yesus-nya pun, orang dunia dunia lebih hebat dari kita. Oleh sebab itu, belajar bertanggung jawab dari apa yang sudah TUHAN percayakan, baik kecil maupun besar; jangan kubur talenta dengan berbagai banyak alasan.
Kalau seorang hamba TUHAN beralasan satu kali, kelak Setan akan menyediakan segudang alasan, yang jauh lebih tepat dari alasan yang pertama. Jangan biasakan menggunakan alasan “ini” dan “itu”. Tidak nampak pribadi Yesus di dalam dirimu kalau suka beralasan. Kalau saya sudah mendengarkan sidang jemaat beralasan, tidak perlu lagi saya dengarkan alasanmu itu, sebab TUHAN lebih benar.
 
1 Timotius 4:15
(4:15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.
 

-          Dimulai dari penyucian yang kita terima. Penyucian = permandian air, berbicara tentang; pengalaman kematian, membawa kematian Yesus dalam tubuh kita.

-          Kemudian pada 1 Timotius 4:14, jangan lalai melayani pekerjaan TUHAN.

-          Lalu pada ayat 15, perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuan rohani kita nyata kepada semua orang.

 
Itulah Firman TUHAN dari Yerusalem, artinya; orang-orang yang naik ke gunung Sion mengikuti contoh teladan dari para hamba-hamba TUHAN, imam-imam.
 
Sekarang, kita kembali untuk memperhatikan kitab Rut 3.
Rut 3:10
(3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
Perkataan Boas pada bagian yang kedua ialah “sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu”.
 
Selanjutnya, saya akan mengajak saudara untuk melihat “yang pertama kali itu.” Peristiwa di mana Rut menunjukkan kasihnya kepada TUHAN "yang pertama kali" dapat kita perhatikan pada Rut 2:2-18, yaitu pada saat Rut berada di ladang Boas.
Dan saat ini, kita juga berada di ladang Boas rohani, ladang TUHAN Yesus Kristus, kita patut bersyukur kepada TUHAN. Banyak di antara kita yang dahulu tidak mengenal Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel. Seperti yang diceritakan oleh salah seorang sidang jemaat: “Dahulu saya tidak tahu Pengajaran Mempelai, Om, walaupun orang tua saya hamba TUHAN”.
Kita tidak menyadari, bahwasanya sekarang kita berada di ladangnya TUHAN, di ladang Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus, untuk digarap oleh Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel; itu adalah suatu kemurahan yang heran. Di luar kesadaran kita, kita dibawa ke dalam ladang Boas rohani,  TUHAN Yesus Kristus.
 
Kita akan baca dahulu mengenai ladang Boas rohani di dalam 1 Korintus 3.
1 Korintus 3:5
(3:5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya.
 
Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan TUHAN atau hamba-hamba TUHAN yang olehnya sidang jemaat di Korintus menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan TUHAN kepadanya.
Berarti, berada di ladang Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, menunjukkan bahwa kita menjadi percaya kepada TUHAN, dan kita masing-masing menurut jalannya TUHAN saja, tidak lagi mengambil jalannya masing-masing.
Ketika berada di ladang TUHAN, lewat pelayanan dari hamba-hamba TUHAN -- itulah Apolos dan Paulus --, sidang jemaat di Korintus menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan TUHAN kepada mereka.
 
1 Korintus 3:6-9
(3:6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (3:7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. (3:8) Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. (3:9) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.
 
Kita semua merupakan ladang Allah. Adapun kegiatan-kegiatan yang terjadi di ladang Allah, antara lain:
A. Menanam, ini adalah pekerjaan dari Paulus.
Menanam à Benih Ilahi yang ditaburkan di ladang, yaitu;
1.      Firman Allah 1 Petrus 1:23-25.
2.      Roh Kudus Yohanes 3:8.
3.      Kasih Allah 1 Yohanes 4:7-8.
Kiranya Firman Allah, Roh Allah dan kasih Allah ada di dalam diri kita masing-masing, karena kita merupakan ladang Allah. Itulah proses yang terjadi di ladang Allah, yaitu menanam. 
 
B. Menyiram, ini adalah pekerjaan Apolos.
Menyiram à Baptisan air, yang berbicara soal kematian dan kebangkitan.

-          Kuasa kematian dari TUHAN Yesus Kristus adalah mengubur hidup yang lama.

-          Kuasa dari kebangkitan Yesus Kristus adalah hidup dalam hidup yang baru, sebab yang lama sudah berlalu.

Itulah proses yang terjadi di ladang Allah.
 
C. Pertumbuhan terjadi dari Allah itu sendiri.
Paulus menanam, Apolos menyiram, tetapi yang terpenting adalah TUHAN yang memberi pertumbuhan. Jadi, pertumbuhan terjadi bukan karena “hamba TUHAN”, sebab hamba TUHAN hanya sebagai yang menanam benih lalu menyiraminya, kemudian ia tumbuh, itulah pertumbuhan Ilahi, di mana pertumbuhan itu terjadi dari Allah itu sendiri. 
 
Ada pertumbuhan yang sehat (normal), ada pertumbuhan yang tidak sehat (abnormal), tetapi sekarang kita akan melihat PERTUMBUHAN YANG SEHAT (NORMAL).
Efesus 4:11-13
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
 
TUHAN memberikan 5 jabatan kepada hamba-hamba TUHAN:
1.      Jabatan Rasul.
2.      Jabatan Nabi.
3.      Jabatan Penginjil.
4.      Jabatan Gembala.
5.      Jabatan Guru.
Tujuannya adalah untuk memperlengkapi hamba-hamba TUHAN bagi pekerjaan pelayanan, dan bagi pembangunan tubuh Kristus.
 
Efesus 4:12-13
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
 
TUHAN memperlengkapi orang-orang kudus (hamba-hamba TUHAN) dengan 5 (lima) jabatan di atas, bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Lalu, pembangunan ini seperti apa?

1.      Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman.

2.      Sampai kita semua telah mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.

3.      Sampai kita semua telah mencapai kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.

 
Jadi, pertumbuhan yang sehat itu adalah dibawa sampai dewasa rohani, mencapai kedewasaan penuh =  berada pada tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Kalau dari tahun ke tahun kita mengikut TUHAN tetapi tidak mencapai kedewasaan penuh, sama dengan; tidak mencapai pada tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Tetapi kita sudah melihat pertumbuhan yang sehat ialah mencapai kedewasaan penuh, berarti berada pada tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, bukan kepenuhan hamba TUHAN itu. Hamba TUHAN yang tidak jujur, maunya adalah mencari uang saja dari sidang jemaat, sesuai dengan 2 Petrus 2:14, “Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Ini adalah pertumbuhan, tetapi yang sesuai dengan kepenuhan hamba TUHAN yang tidak jujur, yaitu:
1.      Mereka memikat orang-orang yang lemah.
2.      Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan.
Jadi, kalau jemaat dibiarkan dalam kelemahan (orang yang lemah dibiarkan dalam kelemahan), yang penting suka memberi, jemaat suka disanjung, tingkat pertumbuhan semacam ini adalah  kepenuhan dari hamba TUHAN, bukan kepenuhan dari Kristus.
 
Memang, kalau dewasa rohani, kedewasaan penuh, pasti pekerjaannya hanya menyembah saja, memberi saja. Tetapi lihat, pertumbuhan yang normal dan yang abnormal.
-          Kalau normal; pertumbuhan itu sampai kepada kepenuhan Kristus.
-          Kalau abnormal; pertumbuhan itu mengarah kepada kepentingan manusia/organisasi.
 
Efesus 4:14-15
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, (4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
 
Apa tanda dewasa rohani atau tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus? Tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran palsu, oleh permainan palsu dari nabi-nabi palsu yang licik itu. Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran (Salib Kristus), kemudian di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Inilah pertumbuhan yang sehat; mengarah kepada Dia, Kristus yang adalah Kepala.
 
Inilah yang terjadi kalau berada di ladang Boas, di mana proses yang terjadi di sana adalah menanam dan menyiram, tetapi TUHAN yang memberi pertumbuahn. Tetapi pertumbuhan ini ada 2 (dua) jenisnya;
-          Ada pertumbuhan yang sehat (normal).
-          Ada pertumbuhan yang tidak sehat (abnormal).
Kalau pertumbuhan yang sehat, mengarah kepada Dia, berarti Kristus menjadi kepala dalam hidupnya, bukan lagi menjadi liangnya serigala, bukan lagi menjadi sarangnya burung, tetapi Kristus menjadi kepala atas hidupnya; itulah pertumbuhan yang sehat (normal).
 
Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
 
Tanda pertumbuhan yang mengarah kepada Kristus ialah rapi tersusun dan diikat menjadi satu.
Biarlah kiranya kita semua menjadi suatu kehidupan yang rapi tersusun; dalam perkataan rapi tersusun -- tidak asal bicara, tidak asal berbunyi (asbun) --, perbuatannya rapi tersusun, tingkah laku (solah tingkahnya) rapi tersusun, gerak-geriknya rapi tersusun, segala sesuatunya rapi tersusun, teramat lebih pelayan-pelayan TUHAN di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN rapi tersusun.
Jangan karena ingin cepat-cepat pulang, akhirnya asal lipat semua kabel-kabel, asal lempar saja itu alat-alat musik sound system; tidak, itu bukan orang dewasa rohani, itu bukan orang yang sudah menerima pertumbuhan rohani yang sehat. Kalau pertumbuhan yang sehat, mengarah kepada Kristus, tubuh (sidang jemaat) menyatu dengan Kristus sebagai Kepala, tandanya adalah rapi tersusun, dan diikat menjadi satu; sekalipun anggota tubuh berbeda-beda, tetapi kita semua sudah menjadi satu tubuh, itulah yang disebut tubuh Kristus. Karena Kepala adalah satu, maka tubuh juga satu, sekalipun anggota-anggotanya banyak dan berbeda-beda. Tubuh ini satu, anggotanya banyak, dan juga fungsinya berbeda-beda, tetapi karena Kristus adalah satu, Kepala adalah satu, maka tubuh juga satu.
 
Inilah orang yang dewasa rohani; rapi tersusun dan diikat menjadi satu. Jadi, sebagai hamba TUHAN, saya berharap, saya senantiasa menaikkan doa dan permohonan kepada TUHAN, supaya kita semua, keluarga Allah, sidang jemaat GPT “BETANIA” ini sebagai anggota tubuh yang berbeda-beda, berbeda suku, berbeda bahasa, tetapi saya berdoa, supaya kita semua menjadi satu.
Itulah penyucian yang terjadi untuk membawa kita kepada kesempurnaan, untuk membawa kita kepada kesatuan tubuh Kristus yang sempurna. Itulah tingkat kepenuhan Kristus, supaya kita semua menjadi satu. Kalau kita semua menjadi satu, pasti rapi tersusun.
 
Saat dengar firman, duduk diam rapi tersusun; melayani dengan rapi tersusun; berbicara dengan rapi tersusun. Jangan kalau menghadap atasan baru rapi tersusun, tetapi saat melayani tidak rapi tersusun, di belakang tidak rapi tersusun, saat melihat pengemis di pinggir jalan justru berkata “matamu di mana”, itu adalah anak TUHAN akal-akalan, tidak rapi tersusun. Biarlah di dalam hal mengasihi juga rapi tersusun, tidak memandang muka; baik kaya maupun miskin tetap sama.
Saya berharap, supaya kita semua rapi tersusun, berarti; kita sudah mencapai kedewasaan penuh, tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, itulah pertumbuhan rohani yang sehat (normal), bukan abnormal.
 
Sekarang, kita lihat sedikit tentang RAPI TERSUSUN ini yang dikaitkan dengan pribadi Rut.
Rut 2:2-3
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku." (2:3) Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.
 
Rut memohon doa restu supaya diberi izin untuk pergi ke ladang untuk memungut jelai di ladang orang yang murah hati, dan permohonannya direstui oleh Naomi, mertuanya.
Saya mau sampaikan: TUHAN sudah memberi restu kepada kita untuk berada di ladang TUHAN, karena TUHAN adalah Pribadi yang murah hati. TUHAN tidak lihat siapa Rut, TUHAN tidak lihat masa lalu Rut, TUHAN tidak lihat bahwa ia adalah bangsa kafir, TUHAN tidak lihat bahwa dia adalah seorang janda, TUHAN tidak lihat bahwa dia adalah seorang yang miskin, TUHAN tidak lihat pribadinya, TUHAN tidak lihat latar belakangnya seperti apa. TUHAN beri restu kepada kita, karena Dia murah hati. Hargailah kemurahan hati TUHAN, sebab itu adalah kesempatan emas bagi kita semua untuk memperbaiki keadaan hidup kita ke depan, dan itu jauh lebih indah ke depan.
 
Pada ayat 2, kita melihat: Rut minta doa restu kepada Naomi untuk pergi ke ladang orang yang murah hati, untuk memungut jelai di belakang penyabit-penyabit itu. Pada ayat 3, kita melihat: Setibanya di ladang, Rut melakukan persis seperti apa yang dikatakannya, seperti seperti apa yang Rut ungkapkan kepada Naomi.
 
Lalu, mari kita lihat selanjutnya pada ayat 6-7.
Rut 2:6-7
(2:6) Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: "Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab. (2:7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti."
 
Pengawas penyabit-penyabit di ladang Boas juga menceritakan hal yang senada kepada Boas, di mana Rut memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Rut mempraktekkan, Rut melakukan apa yang dia katakan kepada Naomi, mertuanya.
 
Berarti, dari Rut 2:2-3 dan Rut 2:6-7 A, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa: Perkataan Rut sama dengan perbuatannya. Perbuatan dari Rut sesuai dengan perkataan Rut itu sendiri. Jadi, hidup Rut rapi tersusun.
Jangan sampai perkataan dan perbuatan tidak sama. Jangan berdusta untuk memperbaiki kelakuan, itu tidak rapi tersusun; di hadapan manusia seperti rapi, tetapi di hadapan TUHAN tidak rapi tersusun. Sampai kapanpun, kalau manusia berdusta, ia tidak akan masuk sorga. Biarlah kiranya, baik perkataan kita semua rapi tersusun, perbuatan kita semua rapi tersusun.
 
Rut 2:7B
(2:7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti."
 
Sebagai bangsa kafir (bangsa Moab, bukan bangsa Yahudi) dan pekerja yang terakhir di ladang Boas, di sini kita melihat; Rut sibuk dari pagi sampai pada saat Boas datang ke ladangnya itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwasanya Rut memanfaatkan kesempatan yang masih ada terbuka lebar-lebar.
 
Kita ini sekarang berada pada waktu petang menjelang malam. Manfaatkan kesempatan yang ada ini; jangan berfoya-foya di siang hari. Jika tidur, tidurlah di waktu malam. Jika mabuk, mabuklah waktu malam. Tetapi kita ini adalah orang-orang siang; jangan tidur seperti orang malas, jangan mabuk hawa nafsu seperti antikris. Jangan boroskan harta rohanimu, tetapi gunakanlah sebaik mungkin; jangan lalai mempergunakannya.
Manfaatkan kesempatan sebagai pekerja terakhir menjelang malam, sebab kita juga merupakan bangsa kafir, bukan bangsa Yahudi. Sekali lagi saya sampaikan; kalau ada kesempatan, manfaatkan. Jangan sia-siakan lagi, sebab kesempatan hanya datang satu kali. Sekalipun kita adalah pekerja terakhir, sekalipun kita adalah bangsa kafir, tetapi manfaatkan kesempatan yang ada, seperti Rut; dari pagi sampai Boas tiba, Rut tetap bekerja. Dari pagi sampai TUHAN datang pada kali yang kedua, biarlah kita tetap bekerja di ladang-Nya TUHAN Yesus Kristus.
Kesempatan satu kali, biarlah itu dimanfaatkan, sampai TUHAN datang pada kali yang kedua. Jangan ada yang undur dari antara kita hanya karena perkara lahiriah, hanya soal pekerjaan, hanya karena tidak makan; engkau rugi sendiri nanti.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Sebagai bangsa kafir, yang bukan bangsa Yahudi, dan sebagai pekerja yang terakhir di ladang Boas rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus, biarlah kita sibuk bekerja mengerjakan pekerjaan TUHAN sampai TUHAN Yesus datang kembali pada kali yang kedua. Demikianlah Rut memanfaatkan kesempatan yang masih terbuka lebar-lebar.
Sekalipun saat ini sudah menunjuk waktu petang hari menuju gelap malam, tetapi marilah kita memanfaatkan kesempatan yang ada, kesempatan hanya datang satu kali, tidak dua kali.
 
Rut 2:8-9
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan. (2:9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."
 
Setelah mengetahui tentang Rut dan melihat Rut dengan jelas, selanjutnya Boas berkata kepada Rut: Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini”.
Berarti, sekali kita berada di ladang orang yang murah hati, sekali kita berada di ladang Boas rohani (TUHAN Yesus Kristus), biarlah kiranya ktia selamanya kita berada di ladang Boas rohani, yaitu TUHAN Yesus Kristus, untuk selama-lamanya. Jangan pergi ke ladang yang lain.
 
Alkitab berkata tentang “ladang yang lain”, itu menunjuk dua hal:

1.      Ladang si pemalas, yang ditumbuhi oleh onak dan duri; hanya bisa menyakiti, hanya bisa menusuk hati orang lain. Kalau malas, pasti menusuk hati orang lain; oleh sebab itu, jangan malas. Yang tinggal di Taman Krakatau, jangan malas; yang tinggal di Bumi Cilegon Asri, jangan malas; yang tinggal di Serang, di Cilegon dan sekitarnya, jangan malas, sebab ladang si pemalas ditumbuhi oleh onak dan duri.

2.      Ladang dunia, itu berbicara soal ketidaktaatan dan kekuatiran.

-          Pengertian ladang dunia yang pertama; oleh karena ketidaktaatan Adam, maka tumbuhlah onak dan duri.

-          Pengertian ladang dunia yang kedua; kekuatiran yang menghimpit benih yang ditaburkan.

 
Rut 2:10
(2:10) Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"
 
Selanjutnya, di sini kita perhatikan; sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah, karena;
1.      Belas kasihan Boas
2.      Perhatian Boas.
Jadi, jikalau terjadi pertumbuhan rohani, yakni memuncak sampai doa penyembahan, jelas itu hanya karena belas kasihan TUHAN, jelas itu hanya karena perhatian TUHAN.

-          Kita tiada mungkin sampai kepada puncak ibadah (doa penyembahan), kalau bukan karena belas kasihan TUHAN.

-          Kita tiada mungkin sampai kepada puncak ibadah (doa penyembahan), kalau bukan karena perhatian TUHAN

 
Kalau seandainya TUHAN ingat dosa masa lalu, seperti perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari, ahli Taurat dan orang Farisi langsung berencana untuk merajam sampai mati, dilempari dengan batu sampai mati. Tetapi oleh karena belas kasihan TUHAN, kita ini bangsa kafir selanjutnya berada dibawa sampai kepada puncak ibadah, yakni doa penyembahan, dengan muka sampai ke tanah. Demikian juga perempuan yang kedapatan berzinah; dengan muka sampai ke tanah.
Itu adalah kemurahan, itu adalah belas kasihan, itu karena perhatian TUHAN, bukan karena kita hebat, kuat, cendekiawan, bangsawan, punya kedudukan dan gelar tinggi, bukan, tetapi karena belas kasihan TUHAN. Rohani dengan perkara lahiriah tidak ada kaitannya. Jadi, jelas, kalau ibadah kita memuncak sampai kepada doa penyembahan, itu karena belas kasihan, itu karena perhatian TUHAN. Ingat dosa masa lalu kita, ingat kenajisan masa lalu kita, ingat kejahatan masa lalu kita, seharusnya kita mati karena dosa itu, seperti orang-orang yang mati di bawah hukum Taurat, tetapi karena hukum kasih karunia, ibadah ini dibawa sampai kepada puncaknya, kita dibawa sampai kepada doa penyembahan dengan muka sampai ke tanah.
 
Rut 2:11
(2:11) Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.
 
Boas mengenal dan mengetahui pribadi Rut secara lengkap. Biarlah hal ini juga nyata di dalam kehidupan kita di hadapan TUHAN, antara lain;
YANG PERTAMA: Rut tunduk dan hormat kepada Naomi, mertuanya, sesudah suaminya mati.
YANG KEDUA: Rut rela meninggalkan ayah dan ibunya à Salib di Golgota.
Sebagaimana Yesus sendiri sebagai Anak Allah, Ia telah meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya sendiri, yakni:
-          Yesus telah meninggalkan Bapa-Nya.
-          Yesus telah meninggalkan rumah-Nya di Sorga.
-          Yesus telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya. 
Yesus turun ke dunia, mati di kayu salib, supaya Kristus yang adalah Kepala menyatu dengan sidang jemaat yang adalah tubuh-Nya. Meninggalkan ayah dan ibunya, itu jelas menunjuk; salib di Golgota.
Biarlah kita rela meninggalkan semua yang di belakang hanya demi salib di Golgota. Itu sebabnya dalam Matius 10:36 dikatakan: Musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
YANG KETIGA: Rut rela meninggalkan tanah kelahirannya atau bangsanya.
Arti rohaninya ialah rela meninggalkan noda kekafiran, yaitu;

1.      Penyembahan berhala. Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN. Kalau kita meninggalkan ibadah karena pekerjaan, itu berhala. Kalau kita meninggalkan ibadah pelayanan karena kesibukan, karena pendidikan, karena ini dan itu, itu juga berhala termasuk kekerasan di hati. Tetapi itu semua sudah ditinggalkan orang Rut.

2.      Kenajisannya. Moab adalah bapa dari bangsa Moab sekarang. Siapa Moab itu? Moab itu adalah anak laki-laki yang dilahirkan oleh anak perempuan dari pada Lot. Jadi, Lot bersetubuh dengan puterinya di goa itu; setelah bersetubuh, mengandunglah anak perempuannya, dan lahirlah anak laki-laki yang diberi nama Moab, yang merupakan bapa dari semua bangsa Moab sekarang.

Itulah noda kekafiran dari bangsa Moab, yaitu (1) berhala, (2) kenajisannya. Namun itu sudah ditinggalkan oleh Rut. Jadi, kalau ikut TUHAN, tinggalkanlah kenajisan, tinggalkan kekafiran bangsa Moab, jangan diingat-ingat lagi.
 
Dan hal itu semua diketahui oleh Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus, secara lengkap. Baik saya, maupun saudara, TUHAN pasti tahu secara lengkap; itu sebabnya TUHAN menyatakan belas kasih-Nya, itu sebabnya TUHAN memperhatikan kita, supaya ibadah itu memuncak sampai kepada doa penyembahan.
 
Rut 2:12
(2:12) TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung."
 
Singkatnya: Ibadah yang memuncak sampai kepada doa penyembahan, sama dengan; berada di bawah kepak sayap Allah, sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, dan kubu pertahanan.
 
Rut 2:13
(2:13) Kemudian berkatalah Rut: "Memang aku mendapat belas kasihan dari padamu, ya tuanku, sebab tuan telah menghiburkan aku dan telah menenangkan hati hambamu ini, walaupun aku tidak sama seperti salah seorang hamba-hambamu perempuan."
 
Rut sadar bahwa dia adalah bangsa kafir, yang tidak sama dengan hambanya Boas yang adalah orang Yahudi. Rut sadar bahwa dia adalah bangsa kafir, tetapi Rut merasakan bahwa Boas sangat memperhatikan dan menaruh belas kasihan kepada dia, dan itu merupakan penghiburan bagi bangsa kafir, itu juga merupakan ketenangan di hati kita masing-masing.
 
Biarlah ibadah kita memuncak sampai doa penyembahan, itu merupakan belas kasihan dan perhatian TUHAN, tetapi itu juga merupakan tanda penghiburan TUHAN bagi kita, dan itu tanda bahwa TUHAN sedang menenangkan hati kita masing-masing. Tidak usah gelisah hati, tetapi terhiburlah di dalam TUHAN; tenangkan hati, biar TUHAN yang menghibur kita selalu. Kita memang sudah tinggalkan masa lalu, maka TUHAN mau menghibur hati kita, TUHAN mau tenangkan hati kita.
 
Demikianlah kita sudah melihat “yang pertama kali”, yaitu berada di ladang Boas, bahkan ibadahnya sampai memuncak kepada doa penyembahan. Barulah kita akan memperhatikan “yang kedua”.
Rut 3:8
(3:8) Pada waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya.
 
Inilah "yang kedua kali", yaitu Rut berbaring di kaki Boas. Inilah perbuatan kasih dari pada Rut kepada Boas lebih nyata lagi dari pada yang pertama.
 

-          Ketika kita berada di ladang Boas, itu adalah tanda bahwa kita mengasihi TUHAN untuk yang pertama kali. Dan biarlah kiranya, pada saat kita berada di ladang Boas rohani (TUHAN Yesus Kristus), ibadah kita dibawa sampai kepada puncaknya, yaitu doa penyembahan.

-          Tetapi lebih nyata lagi dari yang pertama, yaitu berbaring di kaki Boas. Biarlah kita semua berada di bawah kaki TUHAN Yesus Kristus = berbaring di kaki Boas.

Jadi, lebih nyata lagi dari yang pertama itu. Yang pertama itu adalah di ladang Boas, dengan segala proses yang terjadi di dalamnya; sedangkan yang kedua adalah berbaring di kaki Boas.
 
Kidung Agung 1:7
(1:7) Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda menggembalakan domba, di mana kakanda membiarkan domba-domba berbaring pada petang hari. Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?
 
Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku … Ini adalah perkataan Sulamit; perkataan mempelai perempuan kepada mempelai laki-laki.
Biarlah Kristus Yesus, Mempelai Pria Sorga, menjadi jantung hati mempelai perempuan. Jangan ada yang lain yang menjadi jantung hati kita. Biar TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Laki-Laki Sorga yang menjadi jantung hati kita.
 
Dari Kidung Agung 1:7, singkatnya: Berbaring di kaki Boas = tergembala dengan baik di dalam satu kandang penggembalaan oleh satu gembala.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan; berbaring = tergembala dengan baik di dalam satu kandang penggembalaan dengan satu gembala. Jadi, jangan sampai di dalam satu penggembalaan, di mana tiap minggunya, pendeta-pendeta dijadwal untuk bergantian berkotbah, itu tidak baik, itu bukan penggembalaan, itu adalah penginjilan setiap hari. Tetapi yang benar adalah tergembala dengan baik. 
 
TUHAN memberikan diri-Nya untuk ditemukan, sehingga dengan demikian, kita menemukan tempat untuk berbaring di bawah kaki TUHAN Yesus, dan itu adalah kemurahan TUHAN. Tidak semua ibadah dan pelayanan dalam sebuah penggembalaan disebut tempat untuk berbaring, kalau dia tidak ikuti aturan ketetapan dari aturan sorgawi; saya berani berkata demikian. Tetapi, jika kita menemukan tempat untuk berbaring, itu semua karena kemurahan TUHAN.
 
Daud juga menemukan tempat untuk berbaring, apa buktinya? Sesudah ia mengakui bahwa Yesus adalah TUHAN, Gembala yang baik, lalu selanjutnya Daud berkata: “Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau”. Kita digembalakan oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Kalau hanya bicara soal berkat diberkati, berhasil keberhasilan, tetapi domba-domba tidak tergembala dengan baik, itu bukanlah tempat untuk berbaring, itu hanya sekedar sensasi-sensasi saja.
 
… Di mana kakanda membiarkan domba-domba berbaring pada petang hari … Kita butuh tempat untuk membaringkan diri, apalagi pada waktu petang menjelang malam.
 
Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?
Jadi, berbaring = tergembala, berarti; tidak liar, tidak mengembara, itu adalah roh mempelai.
Pendeknya: Roh Mempelai adalah roh yang tergembala, tidak mau mengembara, tidak liar. Tidak punya tempat untuk tergembala, itu adalah liar.
 
Bandingkan dengan kehidupan yang liar, tidak tergembala, tidak ada tempat untuk berbaring di dalam Ayub 39.
Ayub 39:10-11
(39:8) Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang? (39:9) Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya. (39:10) Ia menertawakan keramaian kota, tidak mendengarkan teriak si penggiring; (39:11) ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau.
 
Ciri-ciri kalau tidak tergembala (liar), Yang Pertama: Ia menertawakan keramaian kota, artinya;  mengecilkan sebuah ibadah pelayanan dalam sebuah penggembalaan. Ibadah itu dikecilkan, ibadah itu ditertawakan, pelayanan ditertawakan.
Kalau seseorang suka menertawakan keramaian kota, biasanya ia suka membesarkan yang lahiriah. Tetapi kalau kita menghargai ibadah dan pelayanan, maka yang lahiriah kita tertawakan; biar tidak ada uang.
 
Ciri-ciri kalau tidak tergembala (liar), Yang Kedua: Tidak mendengarkan teriak si penggiring = tidak mendengar suara gembala, tidak dengar-dengaran kepada gembala.
Kalau dahulu, kita datang beribadah; duduk, lalu langsung pulang setelah ibadah; tidak ada urusan mau dengar suara gembala, atau tidak dengar suara gembala, “yang penting hatiku kepada TUHAN”. Perlu untuk diketahui; tidak ada yang sampai kepada TUHAN tanpa penggembalaan. Jangan saudara salah mengerti.
Buktikan kita dengar-dengaran kepada TUHAN sebagai Gembala Agung, dengan cara dengar-dengaran kepada gembala kecil. Tetapi kalau seseorang liar, dia mengembara, tidak ada tempat untuk berbaring di kaki TUHAN, otomatis orang yang seperti ini tidak mendengarkan suara gembala.
Tidak mungkin kita sampai kepada penggembalaan yang sempurna (Yerusalem baru), kalau Yesus sebagai Gembala Agung tidak menuntun kita di depan. Yesus sebagai Gembala Agung, Ia menuntun kita di depan. Berbeda dengan gembala bebek, yang mengambil alat pukul untuk memukul (menggiring) bebek dari belakang; Gembala Agung tidak seperti itu.
Yesus adalah Gembala, dan kita adalah domba-domba-Nya; dan Dia berjalan di depan. Ikuti contoh teladan, dengar suara-Nya. Jadi, jangan kita ibadah namun tidak mau mendengar suara gembala, itu tidak benar, itu namanya belum menemukan tempat untuk berbaring.
Kalau roh mempelai, berarti harus tergembala, ia berusaha mencari tempat untuk berbaring.
 
Ciri-ciri kalau tidak tergembala (liar), Yang Ketiga: Ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, artinya; beribadah di sembarang tempat, di rumah-rumah TUHAN sesuka hati. Minggu ini di gereja A, minggu depan di gereja B, minggu berikutnya di gereja C, seterusnya; belum menemukan tempat untuk berbaring, belum tergembala, liar, tidak punya ketetapan hati.
 
Ciri-ciri kalau tidak tergembala (liar), Yang Keempat: Mencari apa saja yang hijau, itulah rumput penggembalaan (Firman TUHAN). Jadi, dia mencari apa saja yang hijau dengan mengikuti KKR di mana-mana. Ada KKR di ujung Timur, dia pergi ke sana; ada KKR di ujung Barat, dia pergi ke sana; ada KKR di ujung Utara, dia ikut ke sana; ada KKR di ujung Setan, dia ikut ke sana, dengan alasan mencari yang hijau, mencari firman. Itu adalah alasan yang tidak tepat, walaupun alasannya adalah “mencari firman”.
Tetapi kita harus berusaha untuk mencari tempat untuk berbaring di kaki TUHAN, dengan cara tergembala dengan baik; jangan liar.
 
Inilah roh mempelai. Itulah Rut yang memiliki roh mempelai; dia memiliki tempat untuk berbaring, dia memiliki kehidupan rohani yang tergembala dengan baik.
 
Lihat, kalau kerohanian tergembala dengan baik, di dalam 1 Petrus.
1 Petrus 2:25
(2:25) Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
 
Kalau kita tergembala dengan baik, maka kehidupan kita terpelihara dengan baik, jiwa kita dipelihara oleh Gembala Agung dengan baik. Berbeda dengan jiwa yang tidak tergembala; ia mengembara ke mana-mana, liar tidak terkendali.
Saat kita duduk diam saat dengar firman TUHAN, itu juga namanya “tergembala”. Biarlah kita duduk diam di kaki TUHAN, mencari tempat untuk berbaring. Kalau kita tergembala, kalau kita menemukan tempat untuk berbaring, maka hidup saya, hidup kita semua terpelihara. Kalau tergembala, maka masa depan kita tergembala, itulah roh mempelai, itulah roh yang dimiliki oleh Rut.
 
Inilah “yang kedua” lebih nyata lagi dari “yang pertama”. Jika kita sudah berada di ladang TUHAN, itu bagus; KKR di mana-mana, itu adalah ladang TUHAN, apa saja, siapa saja bisa menjadi ladang TUHAN, tetapi untuk berbaring di kaki Boas, lebih nyata lagi dari “yang pertama”. Semua ibadah pelayanan adalah ladang TUHAN, tetapi “yang kedua” lebih nyata lagi, yaitu berbaring di bawah kaki Boas; itu yang lebih utama lagi.
 
Rut 3:9-10
(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami." (3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
Kalau kita benar-benar sudah menemukan tempat untuk berbaring, berarti TUHAN berkata kepada kita:Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu”.
 
Inilah berkat Firman TUHAN yang kita terima dari TUHAN, menurut perkataan Boas kepada Rut pada bagian yang kedua. Kita doakan, supaya kita kembali diberkati oleh TUHAN pada bagian yang ketiga dari perkataan Boas.
Marilah kita berjuang untuk menemukan tempat untuk berbaring. Jangan mengembara, jangan liar, jangan sampai hidup ini tidak terkendali. Kalau kita tergembala, maka kita dipelihara oleh TUHAN. Yesus, Gembala Agung, Dia akan memelihara hidup kita. Kemudian,  dalam pemeliharaan itu, Daud berkata: takkan kekurangan aku, baik jasmani tidak kekurangan, maupun rohani tidak kekurangan

-          Takkan kekurangan secara jasmani, berarti; TUHAN cukupkan soal makan minum, pakaian, sandang, pangan, dan tempat tinggal.

-          Takkan kekurangan secara rohani, berarti; TUHAN ambil segala kelemahan aib kita, itulah yang disebut takkan kekurangan aku.

Jadi, kalau tergembala, kita terpelihara;

-          Tidak kekurangan jasmani; semua dicukupkan.

-          Tidak kekurangan rohani, berarti; masa kejandaan, masa aib, kekurangan, kejahatan, kenajisan kita dilupakan TUHAN.

Itu yang dimaksud “takkan kekurangan aku”. Itulah cara TUHAN memelihara orang-orang yang menemukan tempat untuk berbaring, itulah orang yang memiliki roh mempelai.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment