KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, March 22, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 18 MARET 2021


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 18 MARET 2021
 
KITAB RUT
(Seri: 130)
 
Subtema: TIDAK MENGEJAR-NGEJAR ORANG-ORANG MUDA
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Tidak lupa juga saya menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang senantiasa memberikan dirinya untuk digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada.
Selanjutnya, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya kiranya firman yang dibukakan itu berkuasa untuk meneguhkan setiap kehidupan kita masing-masing pribadi lepas pribadi.
 
Sebelum kita menikmati perjamuan suci, terlebih dahulu kita memperhatikan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari STUDY RUT.
Rut 3:10
(3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.

Perkataan Boas kepada Rut dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, YANG PERTAMA: “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!
Kita semua harus dengan yakin bahwasanya  kita telah diberkati oleh TUHAN, sebab Dia adalah Imam Besar Agung yang telah berdoa, melayani dan memperdamaikan dosa-dosa kita.
 
Pendeknya, sebagai Imam Besar Agung:

-          Ia telah berdoa untuk kita, sebagaimana Ia telah berdoa untuk Simon Petrus supaya imannya jangan gugur.

-          Ia telah melayani kita, sebab Ia datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani kita masing-masing, sesuai dengan Injil Matius 20:26-28.

-          Ia telah memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib, sebab Ia yang benar telah dijadikan dosa supaya di dalam Dia, kita dibenarkan oleh Allah; Dia sudah mengadakan pendamaian dosa terhadap kita di atas kayu salib, sesuai dengan 2 Korintus 5:18-21.

 
Jadi, kita ini benar-benar anak-anak TUHAN yang diberkati oleh TUHAN, sebab Ia tampil sebagai Imam Besar Agung yang melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa-dosa kita. Itu adalah berkat yang luar biasa, melebihi berkat-berkat secara lahiriah.
 
Kita akan memperhatikan Maleakhi 3, dengan perikop: “Kemenangan terakhir bagi orang benar”. Kita akan memperhatikan kemenangan terakhir bagi orang benar, yang sudah dibenarkan oleh darah penebusan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu di bukit Golgota.
Maleakhi 3:16-17
(3:16) Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya." (3:17) Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.
 
Orang-orang yang takut akan TUHAN dan orang-orang yang menghormati nama-Nya adalah milik kesayangan TUHAN sendiri.
Pendeknya: TUHAN mengasihani orang-orang yang takut akan TUHAN, sebagai gambarannya; sama seperti seseorang menyayangi anaknya, sebab anaknya itu telah melayani dia.
 
Jadi, adalah suatu kebahagiaan kalau dengan sadar; ia melayani TUHAN, walaupun disertai dengan sangkal diri pikul salib, sebab dia adalah milik kepunyaan TUHAN sendiri. Itu harus kita ketahui dengan sadar.
Kita harus memiliki pengertian yang semacam itu. Tidak boleh hanya memiliki pengertian, tetapi tidak hidup di dalamnya. Biarlah pengertian itu membawa kita sampai kepada menyenangkan hati TUHAN.
 
Maleakhi 3:18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Dengan demikian, kita dapat melihat perbedaan antara;
-          Orang benar dengan orang fasik.
-          Orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Inilah bagian dari berkat-berkat yang telah kita terima dari TUHAN.
Jadi, ada perbedaan antara orang yang beribadah kepada TUHAN dengan orang yang tidak beribadah kepada TUHAN; ada perbedaan antara orang benar dengan orang yang tidak benar; ada perbedaan antara orang yang diberkati oleh TUHAN dan orang yang tidak diberkati oleh TUHAN. Pada akhirnya, kita akan melihat semuanya itu.
Inilah bagian dari berkat-berkat yang kita terima dari Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus, pada bagian yang pertama.
 
Perkataan Boas kepada Rut dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, YANG KEDUA: “Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu
Pertanyaannya: Mengapa Boas mengatakan hal itu kepada Rut?
Jawabnya ada pada ayat 8 ...
Rut 3:8
(3:8) Pada waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya.
 
Rut berbaring di bawah kaki Boas à Seseorang yang sudah tergembala dengan baik dan benar di dalam sebuah penggembalaan.
Orang yang sudah menemukan tempat untuk berbaring, ia tidak mungkin lagi mengembara ke mana-mana.
 
CIRI-CIRI kehidupan yang sudah tergembala, sesuai Yohanes 10:2-4 ialah:
A. Domba-domba mendengarkan suara gembala = Dengar-dengaran kepada Gembala Agung. Kalau kita sudah dengar-dengaran, maka tentu saja tidak mau mendengar suara asing, antara lain; suara daging dan suara Setan.
-          Tidak mendengar suara daging = Tidak menuruti kata hati.
-          Tidak mendengar suara Setan, itulah roh jahat dan roh najis.
B. Domba-domba mengikuti gembala.
Sejauh ini, kita semua telah digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, di mana sasarannya adalah penggembalaan yang besar, yang membawa kita kepada kesempurnaan, yakni Yerusalem baru.
 
Kita kembali memperhatikan bagian yang kedua dari perkataan Boas: “Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu”.
“Lebih nyata lagi”, jelas menunjuk kepada apa yang sudah dikerjakan oleh Rut di dalam Rut 3:8, di mana Rut sudah menemukan tempat untuk berbaring. Berarti, tergembala; tidak lagi mengembara, tidak liar, di mana ciri-cirinya ialah:
1.      Dengar-dengaran.
2.      Mengikuti suara gembala.
 
Sedangkan, yang dimaksud dengan “yang pertama kali itu” ialah ketika Rut berada di ladang Boas, sesuai dengan Rut 2:1-17.
Memang, kalau kita berada di ladang TUHAN, banyak aturan-aturan yang ada di sana; sebagaimana yang telah terjadi di dalam kehidupan Rut itu sendiri. Ketika dia meminta doa restu supaya ia pergi ke ladang orang yang murah hati untuk memungut jelai-jelai di ladang orang yang murah hati itu, selanjutnya dia lakukan seperti apa yang dikatakannya kepada Naomi. Berarti, kalau kita sudah berada di ladang TUHAN, biarlah perkataan dan perbuatan itu harus sama.
Kemudian, isi dari permohonan Rut kepada Naomi ialah: “memungut jelai di ladang orang yang murah hati di belakang penyabit-penyabit”, dan Rut melakukan tepat seperti apa yang dia ucapkan. Berarti, Rut adalah orang yang rendah hati, tanpa penonjolan diri.
 
Memang, itu akan terjadi bilamana kita betul-betul berada di ladang Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus;
-          Perkataan dan perbuatan pasti sama.
-          Kemudian, kita adalah orang yang rendah hati.
Itulah yang terjadi, manakala kita ada di ladang Boas rohani.
 
Beribadah atau berbakti kepada TUHAN, kemudian di tengah-tengahnya kita datang untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, menunjukkan bahwa kita berada di ladang TUHAN. Tetapi lebih dari pada itu, kita harus tergembala di mata TUHAN (berbaring), supaya kita tidak mengembara -- sama dengan; tidak liar atau tidak menjadi liangnya serigala --, melainkan Kristus yang menjadi Kepala atas tubuh, bukan serigala atau roh jahat yang menjadi kepala atas tubuh.
 
Perkataan Boas kepada Rut dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, YANG KETIGA: “Karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya”.
Malam ini, kita kembali memperhatikan penjelasan tentang bagian yang ketiga. Terkait dengan bagian yang ketiga ini, kita akan melihat Amsal 22.
Amsal 22:15
(22:15) Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.
 
Kebodohan melekat pada hati orang muda.
Muda, berarti tidak tua à Orang yang belum berpengalaman dan belum dewasa secara rohani.
 
Kita lihat 2 Timotius 2.
2 Timotius 2:22-23
(2:22) Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. (2:23) Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,

Pesan Rasul Paulus kepada Timotius, ada dua, Yang Pertama: “JAUHILAH nafsu orang muda”
Kita juga harus menjauhi nafsu orang muda, sebab kebodohan melekat pada hati orang muda, bukan?
 
Kalau kita menjauhi nafsu orang muda, berarti yang harus kita lakukan adalah memperhatikan perintah Rasul Paulus yang berikutnya, yaitu: “KEJARLAH”, antara lain;
1.      Keadilan bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada TUHAN dengan hati yang murni.
2.      Kesetiaan bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada TUHAN dengan hati yang murni.
3.      Kasih bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada TUHAN dengan hati yang murni.
4.      Damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada TUHAN dengan hati yang murni.
Mengapa demikian? Sebab keadilan, kesetiaan, kasih dan damai tidak ditemukan di luar TUHAN.
Jadi, ketika kita mengejar 4 (empat) perkara itu, harus bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada TUHAN dengan hati yang murni.
 
Dari awal penggembalaan ini terbentuk, saya selalu berdoa kepada TUHAN, supaya kesatuan antara sidang jemaat Serang dan Cilegon itu nyata. Jangan sampai kita lebih dekat dengan manusia duniawi yang tidak mengenal keadilan, kesetiaan, kasih dan damai, dari pada bersama dengan anak-anak TUHAN dalam satu penggembalaan GPT “BETANIA” ini.
 
Pesan Rasul Paulus kepada Timotius, ada dua, Yang Kedua: “HINDARILAH”, antara lain;
1.      Soal-soal yang dicari-cari.
2.      Soal-soal yang bodoh.
3.      Soal-soal yang tidak layak.
Tiga perkara di atas harus dihindari.
Mengapa “soal-soal itu” harus kita hindari? Jawabnya ialah karena “soal-soal itu” itu menimbulkan pertengkaran.
-          Hindarilah soal-soal yang dicari-cari.
-          Hindarilah soal-soal yang bodoh.
-          Hindarilah soal-soal yang tidak layak.
 
2 Timotius 2:24-25
(2:24) sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar (2:25) dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,
 
Hamba TUHAN tidak boleh bertengkar. Apapun yang terjadi, apapun yang dialami oleh seorang hamba TUHAN, resikonya harus diterima.
 
Jadi, saat saudara mendengar firman TUHAN pun harus mau menerima koreksi Firman TUHAN, supaya betul-betul kita sedang bekerja dan berusaha untuk menghindari soal-soal yang dicari-cari, untuk menghindari soal-soal yang bodoh, untuk menghindari soal-soal yang tidak layak, karena itu bisa menimbulkan pertengkaran satu dengan yang lain.
Kalau kita datang beribadah, terima resikonya. Kalau kita mendengar Firman TUHAN, terima resikonya. Kalau kita mau menjadi hamba TUHAN, terima resikonya, karena hamba TUHAN tidak boleh berbantah-bantah.
Itulah yang sedang saya pelajari; sehingga manakala ada hamba TUHAN yang mau mengajak bertengkar, saya pun berkata “minta maaf”, tetapi Firman TUHAN harus tetap tegas walaupun ada orang yang “kebakaran jenggot” ketika pemberitaan firman disampaikan. Firman TUHAN harus tetap disampaikan dengan tegas, dan saya tidak akan pernah berhenti, karena ini bukanlah maunya saya, sebab saya hanya menjadi penyambung mulut, lidah, bibir TUHAN. Kecuali, jika ayat itu saya tambahkan, tidak ada sebab namun saya cari-cari ayat, ini adalah hal yang salah. Tetapi kalau pemberitaan firman itu ayat menjelaskan ayat, ya harus dijelaskan dengan rapi, apapun resikonya, supaya kita mengerti mana hamba TUHAN, dan mana hamba yang bukan milik TUHAN.
 
Seorang hamba TUHAN tidak boleh bertengkar, tidak boleh berbantah-bantah, sebaliknya, seorang hamba TUHAN harus:
-          Harus ramah terhadap semua orang.
-          Harus cakap mengajar.
-          Harus sabar.
-          Harus lemah lembut.
Tujuannya ialah untuk dapat menuntun orang yang suka melawan.
 
Terhadap sidang jemaat, seorang hamba TUHAN tidak boleh berbantah-bantah, melainkan harus sabar. Tujuannya ialah untuk dapat menuntun orang yang suka melawan.
Jadi, orang yang suka melawan tidak boleh diterlantarkan, melainkan harus tetap berada dalam tuntunan dalam satu kawanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA”.
 
Terkait dengan pesan Rasul Paulus kepada Timotius, ada dua, Yang Kedua, yaitu “hindarilah”, dapat kita temukan dalam 2 Timotius 2:16.
2 Timotius 2:16
(2:16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.

Kemudian, Rasul Paulus juga memberi pesan, bahwa ada lagi hal-hal yang harus dihindari, antara lain omongan yang kosong dan omongan yang tak suci.
Mengapa demikian? Sebab omongan yang kosong dan omongan yang tak suci hanya menambah dosa kefasikan, menambah dosa kesombongan, dengan kata lain; lupa kepada TUHAN, lupa kepada Sang Khalik yang memberi nafas hidup.
 
Jadi, omongan yang kosong dan omongan yang tak suci dari seorang hamba TUHAN, itu bisa memicu terjadinya dosa kesombongan, dosa kefasikan, dosa tinggi hati, angkuh, lupa kepada TUHAN, dan juga merasa diri hebat. Itulah pemicu dari omongan yang kosong dan omongan yang tak suci. Oleh sebab itu, Rasul Paulus berkata: Hindari omongan kosong! Hindari omongan yang tak suci! Karena itu bisa menjadi pemicu yang menimbulkan dosa kefasikan, dosa kesombongan.
Apa kelemahan orang sombong, orang angkuh orang fasik? Lupa kepada TUHAN, suka bermegah.
 
CONTOH omongan yang kosong dan omongan yang tak suci.
2 Timotius 2:17-19
(2:17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, (2:18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang. (2:19) Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."
 
Himeneus dan Filetus mengajarkan kepada sidang jemaat bahwasanya kebangkitan itu sedang berlangsung (sedang terjadi) dan dialami oleh sidang jemaat itu sendiri, tetapi tanpa dasar yang teguh, yaitu sengsara dan kematian TUHAN Yesus Kristus.
Bicara kebangkitan, tanpa kematian, dan hal itu diajarkan kepada sidang jemaat oleh Himeneus dan Filetus; inilah omongan yang kosong, inilah omongan yang tak suci itu, yang akan menimbulkan (memicu) terjadinya dosa  kefasikan, dosa kesombongan, dosa keangkuhan, yang suka bermegah, lupa kepada TUHAN.
 
Pendeknya: Berbicara kebangkitan, tanpa kematian, adalah kebangkitan palsu. Bangkit tanpa mati, berarti; kebangkitan palsu. Perlu untuk diketahui; kalau matinya tidak benar, maka bangkitnya juga tidak benar. Kalau matinya semu, maka kebangkitannya juga semu.
Jadi, sudah sangat jelas, bahwasanya; omongan yang kosong, omongan yang tak suci hanya menambah kefasikan, hanya menambah kesombongan terhadap sidang jemaat yang dilayani. Dan itu sudah kita lihat di dalam Wahyu 13, di mana omongan yang kosong dan yang tak suci betul-betul memicu kesombongan, sampai hujat terjadi, lupa kepada TUHAN;
-          Seolah-olah berkat-berkat itu dapat menyelesaikan masalah.
-          Seolah-olah perkara lahiriah dapat menyelamatkan hidup manusia berdosa.
Dan hal itu juga sudah dinyatakan oleh para nabi, secara khusus ditulis oleh Raja Daud; dia juga merupakan nabi, dia juga pekabar Mempelai.
 
Mungkin, dahulu kita berpikir; kalau hamba TUHAN sibuk berbicara berkat dan keberkatan, sibuk berbicara soal berhasil dan keberhasilan, apalagi ditambah dengan mujizat-mujizat yang terjadi, yang diadakan di tengah-tengah ibadah pelayanan, lantas kita kagum dan kita jadikan itu sebagai barometer bahwa dia adalah hamba TUHAN yang suci dan super. Tetapi ternyata, setelah kita selidiki, kita teliti dengan seksama Firman TUHAN yang tertulis dalam Kitab Suci -- baik Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru --, pemikiran kita ternyata keliru. Maka, kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada TUHAN.
 
Kita akan memperhatikan Mazmur 10 dengan perikop: “Allah pelindung orang-orang saleh”.
Jadilah orang yang saleh, jadilah orang yang baik hati, supaya nyata perlindungan bagi kita kelak pada masa aniaya yang besar terjadi, sebab suatu kali nanti, dunia ini akan menjadi liangnya singa selama 42 (empat puluh dua) bulan -- atau 3.5 (tiga setengah) tahun, atau 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari --. Oleh sebab itu, jadilah orang-orang saleh.
 
Mazmur 10:1
(10:1) Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?

Suatu kali nanti akan terjadi kesesakan yang besar, pada saat antikris berkuasa di atas muka bumi ini selama 3.5 (tiga setengah) tahun atau 42 (empat puluh dua) bulan; mereka akan menjadi diktator yang ganas dan buas.
Maka, kita butuh perlindungan TUHAN. Oleh sebab itu, jadilah orang-orang saleh, di mana ibadahnya memuncak sampai kepada doa penyembahan.
 
Mazmur 10:2
(10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
 
Orang fasik, ternyata adalah orang congkak, sombong, angkuh. Kemudian, pekerjaan dari orang fasik adalah giat memburu orang-orang yang tertindas, yaitu anak-anak TUHAN yang tekun menanggung bantahan (sangkal diri, pikul salibnya).
 
Saya sudah sampaikan di atas tadi: Perkataan yang kosong, omongan yang congkak, dan omongan yang tak suci, memicu terjadikan kefasikan, kesombongan, keangkuhan. Sedangkan pekerjaan dari orang fasik, orang congkak, orang sombong adalah giat memburu orang-orang yang tertindas, itulah anak-anak TUHAN yang tekun menanggung bantahan (sangkal diri, pikul salib).
Tetapi suatu kali kelak, mereka akan terjebak dengan tipu daya yang mereka rancangkan, sebab mereka hanya diberi kuasa selama 3.5 (tiga setengah) tahun terhadap orang-orang kudus, tidak lebih tidak kurang. Tetapi sekalipun demikian, itu adalah pekerjaan yang bodoh, sebab mereka sendiri akan terjebak dengan rancangan itu.
 
Mazmur 10:3
(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.

Orang fasik à Antikris, sebab ada 2 (dua) yang menjadi tabiat mereka

-          Yang pertama: Orang fasik memuji-muji keinginan hatinya. Praktenya ialah apa saja yang mereka perbuat (kerjakan) berhasil -- sesuai dengan Wahyu 13:1-10, sesuai dengan Daniel 8:9-12 --. Biarpun korban sehari-hari diganti dengan kebaktian fasik, kemudian apapun yang mereka kerjakan berhasil, sesuai dengan Daniel 8; itu sebabnya, mereka memuji-muji keinginan hatinya.

-          Yang kedua: Orang fasik disebut orang yang loba. Berarti, ada maksud-maksud yang tersembunyi di tengah-tengah ibadah pelayanan, yaitu melayani untuk mencari keuntungan sendiri. 

Pada akhirnya, orang yang semacam ini akan mengutuki dan menista TUHAN.
 
Sesudah mengadakan mujizat kesembuhan, sesuai dengan Wahyu 13:1-3, selanjutnya antikris akan menghujat ...
1.      Menghujat Allah Bapa.
2.      Menghujat Nama-Nya =  Menghujat Anak.
3.      Menghujat kemah kediaman-Nya = Menghujat Allah Roh Kudus.
 
Mazmur 10:4
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.

Di dalam seluruh pikiran orang fasik atau antikris:

-          Allah tidak akan menuntut! Artinya; sekalipun mereka melayani TUHAN dengan kelicikan, loba, tidak peduli dengan sengsara salib, tetapi menurut mereka; Allah tidak akan menuntut. Itu sebabnya, mereka berani menuntut dan menista Allah; menghujat Allah, menghujat Anak-Nya, menghujat kemah kediaman-Nya dengan segala kegiatan Roh yang ada di dalamnya (menghujat Allah Roh-El Kudus).

-          Tidak ada Allah!

Itulah isi pokok dari pemikiran orang fasik (antikris).
Biasanya, jika pemikiran seseorang yang seperti ini, maka ia bebas berbuat dosa, bebas berbuat jahat, bebas berbuat najis, bebas selingkuh, melayani hanya untuk mencari keuntungan (loba), dan lain sebagainya.
 
Mazmur 10:5-7
(10:5) Tindakan-tindakannya selalu berhasil; hukum-hukum-Mu tinggi sekali, jauh dari dia; ia menganggap remeh semua lawannya. (10:6) Ia berkata dalam hatinya: "Aku takkan goyang. Aku tidak akan ditimpa malapetaka turun-temurun." (10:7) Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan.
 
Oleh karena keberhasilan dan kelimpahan sebagai keuntungan yang mereka terima, akhirnya;

-          Mereka jauh dari kebenaran firman TUHAN. Prakteknya ialah menganggap remeh (kecil) TUHAN Yesus Kristus.

-          Merasa kuat, tidak goyang dan tidak akan ditimpa malapetaka turun temurun.

-          Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, penuh dengan tipu, penuh dengan penindasan. Prakteknya ialah di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan.

 
Mazmur 10:8-10
(10:8) Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah; (10:9) ia mengendap di tempat yang tersembunyi seperti singa di dalam semak-semak; ia mengendap untuk menangkap orang yang tertindas. Ia menangkap orang yang tertindas itu dengan menariknya ke dalam jaringnya. (10:10) Ia membungkuk, dan meniarap, lalu orang-orang lemah jatuh ke dalam cakarnya yang kuat.
 
Orang fasik itulah antikris, gabungan atau kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang buas dalam satu tubuh, yaitu;

1.      Macan tutul; dia mengintip orang yang lemah, itulah kehidupan yang tidak kuat, tidak berdaya, tidak sungguh-sungguh di dalam mengikuti TUHAN. .

2.      Singa; dia mengendap di tempat tersembunyi.

3.      Beruang; dia membungkuk dan meniarap, sehingga orang-orang lemah jatuh ke dalam cakarnya.

 
Jadi, saya mau sampaikan dengan tandas: Rut tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang kaya maupun yang miskin. Itu juga merupakan nasihat Rasul Paulus yang ditujukan kepada Timotius, supaya menghindari nafsu orang muda.
Tetapi, biarlah kita mengejar 4 (empat) perkara, yaitu keadilan, kesetiaan, kasih dan damai, bersama-sama dengan anak-anak TUHAN yang berseru dengan hati nurani yang murni, tulus ikhlas, segenap hati mengasihi TUHAN.
 
Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, hindarilah soal-soal yang tidak baik, karena perkara-perkara itu menimbulkan pertengkaran, sementara hamba TUHAN tidak boleh bertengkar. Tetapi, ada lagi yang harus dihindari, yaitu omongan yang kosong dan omongan yang tak suci, karena hal itu memicu terjadinya dosa kefasikan. Kefasikan itu sudah kita lihat dengan jelas dalam Mazmur 10, di mana mereka lupa TUHAN, mereka sombong dan angkuh, tidak mengandalkan TUHAN, tetapi hanya bergantung kepada harta kekayaan dan perkara-perkara lahiriah. Hindarilah nafsu orang muda.
 
Kita kembali memperhatikan tentang OMONGAN YANG KOSONG dan YANG TAK SUCI di dalam 2 Timotius 2.
2 Timotius 2:16
(2:16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.
 
Hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci, itulah ajaran kebangkitan tanpa kematian;
-          sibuk soal berkat dan keberkatan,
-          sibuk bicara soal berhasil dan keberhasilan,
-          sibuk mengadakan sensasi, mujizat, dan lain sebagainya.
Perkara-perkara semacam ini menimbulkan terjadinya dosa kefasikan, sombong, angkuh, tidak bergantung kepada TUHAN. Dan isi pokok dari seluruh pikirannya ialah;
-          Allah tidak menuntut, sehingga mereka bebas melakukan dosa.
-          Kemudian, Allah tidak ada.
Orang-orang penganut paham atheis memang begitu; menganggap bahwa TUHAN itu tidak ada, sama seperti Thomas -- sebelum  imannya dibaharui -- melihat dulu baru percaya.
 
Hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. Tidakkah kita setuju dengan pernyataan ini? Apakah kita datang di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci dengan tulus dan murni?
Hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci. Jangan ikut berephoria dengan hamba TUHAN yang sibuk berbicara soal kebangkitan tanpa kematian, sebab itu menimbulkan dosa kefasikan, kesombongan, angkuh, tidak bergantung kepada kemurahan hati TUHAN, hanya mengandalkan kekuatan manusia dan pemikirannya.
 
2 Timotius 2:17
(2:17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus,
 
Omongan yang kosong dan yang tak suci digambarkan seperti penyakit kanker.
Mengapa? Karena penyakit kanker (omongan yang kosong dan yang tak suci) sifatnya menjalar kepada sel-sel atau anggota-anggota tubuh yang lain = bisa merusak anggota tubuh yang lain, sehingga orang lain bisa berlaku fasik kepada TUHAN, sombong, angkuh, tidak bergantung kepada kemurahan hati TUHAN.
 
Perhatikan: Hamba TUHAN, pelayan TUHAN (imam-imam), sampai kepada seluruh sidang jemaat, kiranya menjadi contoh teladan yang baik. Jadilah orang-orang yang saleh, ibadah yang memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Sebab, kalau kita bergantung kepada manusia dan pemikirannya, bergantung kepada manusia dan kekuatannya, bergantung kepada harta, kekayaan, kedudukan, jabatan tinggi, bergantung hanya kepada perkara lahiriah, itu sama seperti penyakit kanker yang bisa menjalar kepada orang lain, kepada sel-sel tubuh yang lain, kepada anggota-anggota tubuh yang lain, sehingga akhirnya juga turut berlaku fasik.
Contohnya; Kalau dalam satu rumah ada orang yang malas, pasti orang lain ikut malas atau tersandung.
 
Oleh sebab itu, jadilah contoh teladan yang baik supaya sel-sel tubuh, anggota tubuh yang lain juga dapat mengikuti contoh teladan yang baik, dengan lain kata;  kebaikan itu menjalar, teladan itu juga menjalar. Tetapi omongan yang kosong, omongan yang tak suci, itu sama seperti penyakit kanker, karena sifatnya menjalar kepada seluruh sel-sel tubuh, anggota-anggota tubuh, sehingga semua nggota tubuh terjangkit penyakit kanker; fasik, sombong, angkuh, tidak bergantung lagi kepada kemurahan TUHAN.
 
Tetapi kenyataannya, hal itu sedang terjadi di dalam penggembalaan-penggembalaan. Mengapa saya berani berkata seperti itu? Karena hamba TUHAN lebih menyukai omongan yang kosong dan yang tak suci, sehingga sidang jemaatnya terjangkit dengan penyakit kanker; sombong, angkuh, tidak lagi bergantung kepada kemurahan TUHAN, tandanya; hanya bergantung kepada pemberitaan firman soal berkat dan keberkatan, hanya bergantung kepada pemberitaan firman soal berhasil dan keberhasilan, hanya bergantung kepada soal mujizat-mujizat dan kesembuhan-kesembuhan, termasuk sensasi-sensasi yang diadakan oleh hamba TUHAN dalam sebuah penggembalaan. Di sinilah kita harus sadar dan bijaksana.
Saya ini bukan anti berkat, saya ini paling suka dengan berkat, tetapi kita tidak boleh bergantung kepada berkat-berkat jasmani, melainkan harus tetap bergantung kepada kemurahan hati TUHAN.
 
Berarti, omongan yang kosong dan yang tak suci sangatlah berbahaya dan hal itu harus dihindari, tidak boleh main-main. Kita harus mengambil keputusan yang tegas mulai dari sekarang ini. Ikut TUHAN harus dengan sungguh-sungguh ikut TUHAN. Hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci.
Oleh sebab itu, umat TUHAN di seluruh dunia ini, orang-orang Kristen, umat TUHAN, saudara-saudara yang terkasih, yang sudah tekun digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, di hari-hari terakhir ini harus dengan tegas menolak hamba TUHAN yang mengajarkan tentang kebangkitan tanpa kematian, sebab itu merupakan kebangkitan palsu, omongan yang kosong dan yang tak suci yang memuci terjadinya penyakit kanker, kesombongan dan keangkuhan.
 
Kalau hamba TUHAN itu melayani dengan omongan yang kosong dan omongan yang tak suci, hal itu akan menjalar kepada seluruh sidang jemaat tanpa terkecuali. Dan saya sudah melihat hal itu.
Sedikit kesaksian:
Satu kali, saya berbicara dengan seorang dokter kenalan di Surabaya, bahwa apa yang diajarkan oleh gembalanya, itu adalah penyakit kanker. Tetapi rupa-rupanya dia tidak peduli dengan apa yang saya sampaikan itu, karena dia sudah terjangkit dengan penyakit kanker itu sendiri, sehingga dia pun datang beribadah dan melayani kepada TUHAN, menghadap TUHAN lewat pertemuan-pertemuan ibadah hanya untuk mencari keuntungan.
Kemudian, dia pernah menceritakan kepada saya, bahwa dia pernah mempersembahkan 300 (tiga ratus) juta ke gereja itu, tetapi yang dilaporkan lewat pengumuman hanya 200 (dua ratus) juta. Lalu, sontak saja saya berkata: “Tanyakan, supaya pelayanan itu jujur”, tetapi beliau justru menjawab: “Oh, tidak perlu, karena kita sudah diberkati.” Hal ini tidak ada kaitannya dengan “berkat” atau “tidak diberkati”, ini kaitannya dengan kejujuran, ketulusan, kemurnian di dalam melayani TUHAN.  Bayangkan, berapa besar korupsi yang terjadi di situ, dan itu baru terjadi dari satu orang.
Dengar-dengar dari dokter ini juga; suatu kali, ada uang di dalam bungkusan plastik besar yang ditemukan oleh seorang pemulung. Karena tong sampah itu letaknya di depan gereja -- yang jemaatnya puluhan ribu itu --, bungkusan plastik besar berisi uang itu dikembalikan oleh si pemulung ke pos satpam yang ada. Berarti, lebih tulus hati pemulung -- yang tidak mengenal TUHAN Yesus Kristus -- dari pada hati seorang hamba TUHAN yang melayani di gereja itu. Mengapa? Karena lebih suka dengan omongan yang kosong dan omongan yang tak suci; sibuk berbicara soal kebangkitan, tanpa dasar yang teguh (kematian).
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Umat TUHAN di hari-hari terakhir ini harus dengan tegas menolak hamba TUHAN yang mengajarkan kebangkitan tanpa kematian (tanpa dasar yang teguh). Misalnya; seorang hamba TUHAN sibuk ...

-          Sibuk berbicara berkat-berkat, berbicara keberhasilan, kelimpahan, tetapi tentang penderitaan dan pengalaman kematian Yesus Kristus diabaikan, tidak diajarkan; tolak hal itu.

-          Sibuk mengadakan kesembuhan dan mujizat-mujizat yang lain, termasuk sibuk mengadakan kelepasan (pengusiran Setan), bahkan sibuk mengadakan sensasi-sensasi di tengah pelayanan itu, tetapi tentang penderitaan dan pengalaman kematian Yesus Kristus diabaikan; tolak hal itu.

Di hari-hari terakhir ini, umat TUHAN harus memiliki sikap yang tegas untuk menolak omongan yang kosong dan tak suci itu.
 
Sebenarnya, kalau kita sadari, apa yang sudah dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus 1:22-24, sebenarnya ...
-          Salib Kristus adalah kekuatan Allah. Kekuatan Allah sendiri terletak pada salib.
-          Kemudian, salib Kristus juga merupakan hikmat Allah.
Jadi, kalau kita mau memiliki kekuatan Allah, maka biarlah kita satu di dalam kematian-Nya. Harta dalam bejana tanah liat, berarti membawa kematian Yesus di dalam tubuh kita, dan itu adalah kekuatan yang berlimpah-limpah.
Kemudian, hikmat Allah adalah sengsara salib. Hikmat yang sempurna hanya datang dari didikan salib. Kita sudah menerima pendidikan di dunia ini;
-          6 (enam) tahun di Sekolah Dasar;
-          3 (tiga) tahun di Sekolah Menengah Pertama;
-          3 (tiga) tahun di Sekolah Menengah Atas;
-          Bahkan sudah sampai kepada Perguruan Tinggi.
Pendidikan yang kita terima itu bagus, tidak salah, tetapi pendidikan yang sudah kita terima di bumi ini belum sempurna, tidak akan memberikan hikmat untuk memperoleh keselamatan, tidak memiliki hikmat tentang keselamatan yang sudah TUHAN nyatakan kepada kita.
 
Perlu untuk diketahui: Sebenarnya, hamba TUHAN yang mengajarkan kebangkitan tanpa kematian, atau di tengah-tengah ibadah pelayanannya sibuk mengadakan sensasi, sebenarnya itu adalah hamba TUHAN yang tidak mengenal Allah dengan benar.
Kalau hanya bicara soal berkat, tanpa kematian; sibuk mengadakan sensasi, mujizat, tetapi mengabaikan pengalaman kematian TUHAN Yesus Kristus, sebenarnya dia adalah hamba TUHAN yang tidak mengenal TUHAN. Kalau hamba TUHAN saja tidak mengenal TUHAN, lalu bagaimana dengan sidang jemaat yang dia layani? Ingat; orang buta menuntun orang buta akan jatuh ke kubangan yang sama. Saya punya dasar untuk mengatakan hal itu.
 
Kita akan memperhatikan Filipi 3, dengan perikop: “Kebenaran yang sejati”. Di luar salib tidak ada lagi kebenaran, sebab salib adalah kebenaran yang sejati.
Filipi 3:10-11
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, (3:11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
 
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia ... Apa yang saudara kehendaki? Apakah harta, kekayaan, uang yang banyak, sehingga mengabaikan penderitaan dan kematian TUHAN Yesus Kristus?
Tetapi yang Rasul Paulus kehendaki hanya satu, yaitu mengenal Dia. Biarlah kita juga mengenal Dia dengan sempurna.
 
Perhatikan: Hamba TUHAN, serta umat TUHAN yang betul-betul mengenal TUHAN ialah hamba TUHAN dan umat TUHAN yang senantiasa bersekutu dengan penderitaan Kristus, bersekutu dengan sengsara salib, supaya serupa dengan kematian Kristus, akhirnya pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati. Inilah orang yang mengenal TUHAN dengan benar dan dengan sempurna.
Jadi, bukan karena mujizat yang terjadi di tengah ibadah, lalu kita pakai itu sebagai ukuran bahwa kita sudah mengenal TUHAN; itu adalah kekeliruan. Hamba TUHAN, umat TUHAN yang mengenal TUHAN adalah yang senantiasa bersekutu dengan sengsara salib.
 
Mengapa harus bersekutu dengan sengsara salib? Karena salib merupakan jalan (akses) satu-satunya yang paling efektif untuk membawa kita masuk dalam kematian TUHAN Yesus Kristus.  Kalau kita sudah satu dalam kematian-Nya, maka hari ketiga Yesus bangkit dari antara orang mati.
Tiadalah mungkin kita berada dalam suasana kebangkitan, seperti yang diajarkan oleh Himeneus dan Filetus dengan omongan kosong yang tak suci tadi; berada dalam suasana kebangkitan tanpa pengalaman kematian.
 
Kalau sibuk bicara keberkatan, sibuk bicara keberhasilan, sibuk mengadakan sensasi, sibuk mengadakan mujizat, tetapi dasar yang teguh itulah salib Kristus diabaikan, itu adalah omongan kosong; dia adalah hamba TUHAN pendusta, dia adalah hamba TUHAN yang tidak dikenal oleh TUHAN, dia adalah hamba TUHAN pembuat kejahatan.
Saudara mau terjangkit dengan penyakit kanker? Tentu tidak, bukan? Oleh sebab itu, yang penting di sini adalah hikmat pembukaan firman, supaya kita mengerti; bukan saja dapat menghitung bilangan binatang itu, tetapi juga mengenali hamba TUHAN yang demikian.
 
Saudara-saudara yang terkasih, baik di dalam penggembalaan, maupun saudara yang terus tekun memberikan diri digembalakan lewat live streaming, perhatikanlah Firman TUHAN malam ini.
Jadilah gereja Rut di hari-hari terakhir ini yang tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, dengan lain kata; menghindari diri dari nafsu orang muda, karena di hati orang muda melekat kebodohan;
-          sibuk hanya bicara soal berkat,
-          sibuk hanya bicara soal keberhasilan,
-          sibuk hanya mengadakan mujizat,
-          sibuk mengadakan sensasi supaya bisa lebih terkenal dari hamba TUHAN yang lain,
tetapi mengabaikan sengsara salib dan kematian TUHAN Yesus Kristus; itu merupakan kebangkitan palsu, itu merupakan omongan yang kosong dan tak suci, itu adalah omongan yang memicu terjadinya dosa kefasikan.
Kalau sel-sel tubuh ini sudah rusak, maka sel-sel yang rusak itu memicu terjadinya anggota baru yang rusak, itulah penyakit kanker. Dan kalau ajaran semacam ini sudah menjalar, susah diluruskan; biar salah, tetap merasa paling benar, seperti tubuh (daging) yang diselar oleh besi panas; sesudah dibentuk, susah untuk dihapus. Tetapi biarlah firman yang kita terima malam in termeterai dalam loh daging, susah juga untuk dihapus, karena sudah ditukik oleh lima jari TUHAN di dalam hati kita masing-masing.
 
Jadi, yang mengenal TUHAN dengan benar adalah pribadi yang bersekutu dengan sengsara salib, sebab sengsara salib merupakan sarana yang paling efektif untuk membawa kita satu dengan kematian TUHAN Yesus Kristus, hari ketiga bangkit dari antara orang mati. Biarlah kiranya kita bertekun di dalam pengalaman kematian dan kebangkitan dari TUHAN Yesus Kristus selama kita hidup di bumi ini.
 
Kita akan memperhatikan Kolose 3, dengan perikop: “Carilah perkara di atas”. Jangan cari perkara di bawah, perkara di bumi, perkara lahiriah; ingat itu. Jangan hanya sibuk soal berkat dan keberkatan, jangan hanya sibuk bicara berhasil dan keberhasilan, tetapi carilah perkara di atas. Apa maksudnya?
Kolose 3:1-2
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
 
Kalau kita satu dalam kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, yang harus kita perhatikan adalah;
1.      Carilah perkara di atas, di mana Kristus ada duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahabesar.
2.      Pikirkan perkara yang di atas, pikirkan perkara yang rohani, pikirkan ibadah dan pelayanan.
Jangan hanya mencari dan memikirkan perkara lahiriah. Jangan hanya sibuk bekerja, jangan hanya sibuk mengelola bisnis, jangan hanya sibuk kuliah kuliah kuliah dan kuliah, tetapi lupa TUHAN.
 
Lihat, kalau kita tekun dalam kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus ...
Kolose 3:4
(3:4) Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
 
Kalau kita satu dalam kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, dan itu sudah menjadi gaya hidup kita, trend hidup kita di atas muka bumi ini, kelak kita akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
 
Bertekunlah di dalam kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, supaya kelak pada hari TUHAN kita berada di dalam kemuliaan-Nya bersama-sama dengan Dia. Ingat itu; besar upah yang menantikan kita kalau kematian dan kebangkitan itu sudah mendarah daging dan bertekun di dalamnya. Itulah orang yang mengenal TUHAN.
 
Tetapi kalau hanya bicara perkara di bawah, perkara lahiriah, sibuk mengadakan sensasi, sibuk mengadakan mujizat, bicara keberkatan, sudah pasti tidak masuk dalam kemuliaan kekal, dan orang yang semacam ini adalah  orang yang tidak mengenal Allah.  
Kalau kita mengenal Dia dengan benar, maka Dia pun mengenal kita dengan benar. Memang sekarang ini kita mengenal Dia hanya dengan samar-samar, tetapi tekunlah dalam kematian dan kebangkitan-Nya.
 
Walaupun seperti diulang, tetapi bagi saya ini adalah hal yang penting untuk kita nikmati, supaya memastikan bahwa kita betul-betul satu dalam kematian, satu dalam kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, dan itu sudah menjadi gaya hidup kita di tengah ibadah dan pelayanan selama kita hidup di bumi ini.
 
Maka, supaya kematian dan kebangkitan nyata dalam kehidupan kita masing-masing, JALAN KELUARNYA akan kita perhatikan dalam Amsal 22.
Amsal 22:15B
(22:15) Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.
 
Kebodohan melekat pada hati orang muda ... Demikian halnya juga Rasul Paulus yang berkata; hindari nafsu orang muda, hindari omongan yang kosong dan yang tak suci, sebab hal itu memicu terjadinya penyakit kanker.
 
Oleh sebab itu, jalan keluarnya ialah tongkat didikan akan mengusir kebodohan yang melekat pada hati orang muda itu.
Tongkat didikan = tongkat penggembalaan, sebab di tengah-tengah penggembalaan ini kita banyak menerima didikan-didikan TUHAN.
 
Yohanes 21:15-17
(21:15) Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." (21:16) Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." (21:17) Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
 
Yesus berkata kepada Simon Petrus sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu: “Simon, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada yang ada ini?

-          Sebenarnya, pertanyaan pertama menunjukkan bahwa Simon Petrus masih hidup di dalam kasih fileo. Kasih fileo adalah kasih karena hubungan daging (hubungan karena hawa nafsu daging).

-          Itu sebabnya, Yesus kembali bertanya untuk yang kedua kalinya. Tetapi pertanyaan yang kedua, menunjukkan Simon Petrus masih hidup dalam kasih eros, hubungan antara lawan jenis.

-          Itu sebabnya, TUHAN Yesus kembali bertanya untuk yang ketiga kali, dengan pertanyaan yang sama, tujuannya adalah supaya Simon Petrus memiliki kasih Agape, kasih yang sempurna.

 
Ketika Yesus berkata: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini? Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu ...  TUHAN tahu segala sesuatu, termasuk pribadi Simon Petrus, bahwa dia belum sampai kepada kasih yang sempurna.
Tetapi untuk sampai kepada kasih yang sempurna, Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Gembalakanlah domba-domba-Ku” Biarlah kiranya kita berada di dalam penggembalaan yang baik dan benar, supaya kita betul-betul menerima tongkat didikan, menerima didikan salib, supaya kita memiliki kasih yang sempurna.
 
Yehezkiel 20:37
(20:37) Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
 
Domba-domba yang lewat dari bawah tongkat gembala, kemudian dimasukkan ke kandang dengan menghitung. Jadi, kehidupan yang tergembala, selain dididik untuk mendapatkan kasih yang sempurna,  kita juga pada akhirnya dihitung oleh TUHAN, nama kita terdaftar di sorga, nama kita tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, nama kita dikenal oleh TUHAN.
 
Biarlah kiranya kita menerima tongkat didikan (tongkat penggembalaan), sebab di dalam penggembalaan inilah kita banyak menerima didikan salib, supaya kita memperoleh hikmat yang sempurna, sehingga dengan hikmat ini kita memiliki kasih yang sempurna (Kasih Agape).
Jadi, kalau kita diizinkan oleh TUHAN untuk tergembala, seperti domba-domba lewat dari bawah tongkat gembala, itu adalah kemurahan hati TUHAN. Kemudian, kita dimasukkan ke dalam kandang penggembalaan, selanjutnya menghitung kita.
Dihitung, berarti nama kita dikenal, ditulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
 
Yehezkiel 20:38
(20:38) Aku akan memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku; Aku akan membawa mereka keluar dari negeri, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak akan masuk. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
 
Kalau domba-domba belum tergembala, maka kita tidak lagi dikuasai roh pemberontakan dan roh pendurhakaan; tidak lagi memberontak, tidak lagi mendurhaka kepada TUHAN. Itulah kalau domba-domba sudah tergembala. Berbeda dengan orang yang belum memiliki kasih yang sempurna, ia suka memberontak, suka mendurhaka kepada TUHAN.
Jadi, kalau TUHAN izinkan kita lewat tongkat gembala, itu adalah kemurahan TUHAN; kehidupan kita dihitung, jumlah kita dihitung, nama kita dikenal, tertulis dalam kitab kehidupan, nama kita terdaftar di sorga.
 
Sikap dari pada Rut menemukan tempat untuk berbaring di kaki Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus, itu adalah sikap yang mulia, sehingga tidak lagi mengembara. Berbaring di kaki Boas, itu adalah tergembala; ini adalah kehidupan yang dihitung, nama tertulis dalam kitab kehidupan.
Jadi, jangan menginginkan untuk melepaskan diri dari penggembalaan, pendeknya; menginginkan kebebasan dunia, itu adalah jerat Setan, itu adalah perangkap Setan.
 
Barulah kita kembali membaca Yohanes 21.
Yohanes 21:18
(21:18) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
 
Ketika masih muda, Simon Petrus ...

-          Mengikat pinggangnya sendiri. Ini jelas berbicara tentang kebenaran diri sendiri.

-          Berjalan ke mana saja ia kehendaki = mengambil jalannya sendiri = berjalan menurut keinginan di hati = sesat. Berarti; melangkah sesuai keinginan di hati saja, tidak dengar-dengaran kepada gembala, dan akhirnya sesat.

 
Tetapi jika sudah menerima tongkat didikan, akhirnya menjadi dewasa rohani -- berarti, tua, sudah cukup pengalaman --, CIRI-CIRINYA;

-          Mengulurkan tangan, sekalipun orang lain mengikatnya = perbuatan tangan tidak menurut kehendak daging.

-          Dibawa ke tempat yang tidak dikehendaki = sengsara salib = minum cawan Allah = menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung.

 
Dewasa rohani itu tidak diukur dari usia. Ada orang yang sudah tua usia, tetapi tidak dewasa rohani; tidak suka mengulurkan tangan dan menolak salib, itu tidak dewasa rohani. Kalau sudah dewasa, kalau sudah tua; ia akan mengulurkan tangan, dan orang lain mengikat, kemudian ia akan dibawa ke tempat yang tidak ia kehendaki, jelas itu adalah salib.
Dari apa yang sudah kita terima, kita bisa melihat ukuran rohani kita malam ini; apakah kita sudah dewasa atau masih kanak-kanak?
 
1 Timotius 4:12
(4:12) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Orang muda tetapi dewasa rohani (tua) akan menjadi teladan bagi orang-orang percaya;
-          Teladan dalam perkataan.
-          Teladan dalam tingkah laku (perbuatan).
-          Teladan dalam kasih.
-          Teladan dalam kesetiaan.
-          Teladan dalam kesucian.
Inilah orang yang dewasa rohani (tua), tidak akan dianggap rendah, sekalipun usianya masih muda.
 
1 Timotius 4:8-10
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. (4:9) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya. (4:10) Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.
 
Latihan badani terbatas gunanya ... Pemupukan terhadap daging terbatas gunanya. Walaupun kita mahir secara lahiriah, tetapi kemampuan dan kemahiran itu tidak sempurna, tidak bisa diandalkan, masih terbatas. Tetapi kenyataannya, di hari-hari terakhir ini banyak terjadi pemupukan terhadap badaniah; mahir dengan ini, mahir dengan itu. Hal ini tidak salah, tetapi kematangan dan kedewasaan semacam ini belum sempurna.
Tetapi latihlah dirimu beribadah, sebab ibadah itu berguna dalam segala hal. Orang yang melatih diri beribadah adalah berjerih payah dan berjuang, sangkal diri pikul salib. Siapakah mereka yang berjuang sangkal diri pikul salib? Adalah orang yang menaruh harapannya kepada Allah yang hidup, terutama mereka yang percaya.
 
Latihan badani terbatas. Sekalipun mahir ini itu dalam segala bidang, namun itu belum sempurna. Tetapi latihlah dirimu beribadah; sangkal diri, pikul salib = berjuang. Mengapa? Karena kita adalah orang yang menaruh pengharapan kepada Allah yang hidup, Dia adalah TUHAN dan Juruselamat, terutama mereka yang percaya.
 
1 Timotius 4:11
(4:11) Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.

Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu. Itulah yang harus diberitakan, itu yang harus diajarkan; berjuanglah untuk satu dalam sengsara salib, sebagai sarana yang efektif untuk membawa kita masuk dalam pengalaman kematian, hari ketiga TUHAN Yesus Kristus bangkit dari antara orang mati. Kalau kita bertekun di dalamnya, kita akan dipermuliakan kelak bersama-sama dengan Dia.
 
Jadilah gereja Rut di hari-hari terakhir ini yang tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, berarti menghindari nafsu orang muda, menghindari omongan yang kosong dan yang tak suci, karena itu memicu terjadinya penyakit kanker.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 
 
 

No comments:

Post a Comment