KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, March 19, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 14 MARET 2021



IBADAH RAYA MINGGU, 14 MARET 2021
 
KITAB WAHYU
(Seri: 16)
 
Subtema: MENGENAL DIA DAN KUASA KEBANGKITAN-NYA
 
Selamat sore, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat yang di Malaysia, di Bandung, dan juga umat TUHAN yang senantiasa mengikuti pemberitaan firman TUHAN, bahkan sudah memberikan dirinya untuk digembalakan lewat seri pemberitaan firman untuk Ibadah Raya Minggu, di manapun anda berada, baik di dalam maupun di luar negeri.
 
Selanjutnya kita berdoa, kita mohonkan kemurahan TUHAN, supaya dalam pembukaan firman yang kita terima saat ini, betul-betul sampai kepada kita, berkuasa di dalam kehidupan kita. Singkatnya; firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, sehingga menjadi suatu kehidupan gereja TUHAN yang fundamental, mempunyai pendirian yang kuat, tidak mudah digoyahkan, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci, tidak mudah diombang-ambingkan oleh angin-angin pengajaran palsu, dan tidak dikuasai oleh roh antikris, tidak mudah dipengaruhi Setan Tri Tunggalnya.
 
Segera saja kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu atau Kebaktian Umum dari Wahyu 13, kita masih berada di ayat 7. Sebenarnya, pada minggu yang lalu telah disampaikan, namun rupanya TUHAN masih menyediakan berkat yang heran dari Sorga, dari ayat yang ke-7 ini.
Wahyu 13:7
(13:7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
 
Kepada antikris diperkenankan untuk memerangi orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka. Kemudian, kepada antikris juga diberi kuasa atas setiap, suku, umat, bahasa dan bangsa-bangsa di muka bumi ini. Hal itu akan berlangsung selama 42 (empat puluh dua) bulan, hal itu akan berlangsung selama 3.5 (tiga setengah) tahun lamanya.
Oleh sebab itu, sebelum terjadi masa aniaya yang besar itu, orang Kristen sudah seharusnya berada di dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, dengan lain kata; menjadi mempelai perempuan TUHAN.
 
Ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini harus mengarah kepada kesatuan tubuh. Tubuh itu satu walaupun anggotanya banyak; sama seperti Kepala adalah satu, tubuh juga adalah satu walaupun anggota-anggotanya banyak.
Maka, dimulai dari kita; dimulai dari saya sebagai gembala sidang, juga para pelayan-pelayan TUHAN, tanpa terkecuali sampai kepada seluruh sidang jemaat, ibadah ini harus betul-betul mengarah kepada kesatuan tubuh Kristus yang sempurna. Dimulai dari kita, belajar untuk menyatu antara yang satu dengan yang lain, itu adalah sasaran ibadah. Mengarah kepada kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, itu adalah sasaran ibadah.
Sasaran ibadah bukan soal berkat dan diberkati, bukan soal berhasil dan keberhasilan, bukan soal kelimpahan dan mujizat-mujizat, tetapi ibadah ini harus membawa gereja TUHAN masuk ke dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi tubuh mempelai, menjadi mempelai perempuan TUHAN.
 
Wahyu 12:14
(12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
 
Kepada mempelai perempuan diberikan 2 (dua) sayap burung nasar yang besar. Adapun kegunaan dari 2 (dua) sayap burung nasar yang besar ialah supaya ia diterbangkan ke padang gurun, dipelihara jauh dari tempat ular selama 1 (satu) masa + 2 (dua) masa + ½ (setelah) masa = 3.5 (tiga setengah) tahun = 42 (empat puluh dua) bulan. Dipelihara 42 (empat puluh dua) bulan, dipelihara selama berlangsungnya aniaya antikris yang begitu hebat.
 
Dari ayat 14 ini tertulis soal: “ ... jauh dari tempat ular ...” Hal itu juga ternyata sudah dinubuatkan oleh para nabi, secara khusus kita perhatikan kitab Ayub.
 
Ayub 39:29
(39:29) Oleh pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan?
 
Kalau terbang menuju ke Selatan, berarti; rajawali meninggalkan takhta Setan. Sebab, takhta Setan itu berada di sebelah Utara. Jadi, Selatan itu adalah kebalikan dari Utara, dan Timur merupakan kebalikan dari Barat.
 
Jadi, kalau burung nasar terbang ke Selatan, berarti ia telah meninggalkan takhta Setan. Sebab, takhta Setan itu berada di sebelah Utara, sesuai dengan apa yang dituliskan oleh Nabi Yesaya di dalam Yesaya 14:13.
 
Ayub 39:30-31
(39:30) Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi? (39:31) Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.
 
Kalau ibadah kita di bumi ini dituntun, dibawa sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan, jelas itu adalah kemurahan hati TUHAN.
Puncak ibadah, itulah doa penyembahan adalah suatu kedudukan yang sangat tinggi, yang sangat sulit dijangkau oleh Setan Tri Tunggalnya, secara khusus antikris apabila terjadi aniaya besar selama 42 (empat puluh dua) bulan atau 3.5 (tiga setengah)  tahun atau 1 (satu) masa + 2 (dua) masa + ½ (setelah) masa. Kalau ibadah sudah memuncak sampai doa penyembahan, maka sulit dijangkau oleh antikris.
 
Ayub 39:32-33
(39:32) Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati; (39:33) anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di situlah dia."
 
CIRI-CIRI apabila gereja TUHAN sudah berada pada puncak ibadah, itulah doa penyembahan:
YANG PERTAMA: Matanya mengamat-amati.
Berarti, mempunyai pandangan yang tajam hingga menembusi takhta Allah.
Kalau kita datang beribadah dan melayani kepada TUHAN ...
-          pandangannya hanya tertuju soal keberhasilan,
-          pandangannya hanya tertuju soal diberkati dan keberkatan,
-          pandangannya hanya soal kelimpahan,
itu merupakan nafsu cabul, itu bukan pandangan yang tajam. Tetapi pandangan yang tajam itu hingga sampai menembusi takhta Allah.
 
YANG KEDUA: Anak-anaknya menghirup darah.
Berarti, peka dengan korban Kristus.
Yesus Anak Allah, Ia rela menanggung penderitaan di atas kayu salib dan oleh karena darah-Nya kita mengalami penebusan, bukan? Pendeknya; kehidupan yang sudah mengalami penebusan, tidak susah untuk berkorban, tidak susah untuk korbankan harta, tidak susah untuk korbankan uangnya, tidak susah untuk korbankan tenaga, pikiran, waktu, materi, kekayaannya untuk pekerjaan TUHAN.
Anak-anaknya menghirup darah; Yesus, Anak Allah rela dikorbankan supaya kita mengalami penebusan. Maka, hubungan timbal baliknya; kehidupan yang sudah mengalami penebusan tidak susah untuk berkorban, baik tenaga, pikiran, waktu, bahkan uang, materi, bahkan apapun yang dia punya.
 
YANG KETIGA: Di mana ada yang tewas, di situlah dia.
Makna dari bagian yang ketiga harus kita dalami di dalam Injil Matius 24, dengan perikop: “Siksaan yang berat dan Mesias-mesias palsu”.
Matius 24:23-26
(24:23) Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. (24:24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. (24:25) Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. (24:26) Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya.
 
Jika ada orang yang berkata: “Mesias ada di sana, kemudian ada lagi yang berkata: “Mesias ada di sini, jangan percaya.
Persamaannya:
-          Kalau ada yang berkata: “Mesias ada di padang gurun”, jangan pergi ke situ.
-          Kemudian, apabila ada yang berkata: “Mesias ada di dalam bilik”, juga jangan percaya.
 
Kemudian, kehadiran dari mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu itu disertai dengan;
-          disertai dengan tanda-tanda yang dahsyat,
-          disertai dengan mujizat-mujizat,
sehingga sekiranya mungkin mampu menyesatkan orang-orang pilihan, mampu menyesatkan hamba-hamba TUHAN.
Kalau hamba TUHAN (orang pilihan) saja bisa disesatkan, bagaimana dengan ibadah yang tidak sungguh-sungguh, yang tidak mengerti pola Kerajaan Sorga (Tabernakel) dengan tiga macam ibadah pokok, apalagi yang keras hati? Itulah yang ada dalam perenungan saya. 
 
Pendeknya: Ukuran terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang disebut dengan Tubuh Mempelai, bukan karena tanda-tanda yang dahsyat dan bukan juga karena mujizat-mujizat yang diadakan oleh antikris; itu bukan barometer ibadah pelayanan di atas muka bumi ini. Itu hanya bagian dari karunia saja.
 
Kemudian, pada ayat 25 dikatakan: Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. Jadi, hal itu akan terjadi; Mesias palsu itulah antikris akan muncul sebelum TUHAN datang. Ada orang berkata: “Mesias ada di sana, Mesias ada di sini, persamaannya:
-          Mesias ada di padang gurun”, tetapi juga jangan kita pergi ke situ.
-          Persamaan yang lain, ada juga yang berkata: “Mesias ada di dalam bilik”, jangan kita percaya.
Pendeknya: Ukuran terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, yang disebut juga tubuh Mempelai perempuan TUHAN, bukan karena adanya tanda-tanda yang dahsyat, bukan karena adanya mujizat-mujizat yang diadakan oleh antikris; sebab, memang mereka akan mengadakan tanda yang dahsyat dan mujizat, tetapi itu bukan menjadi suatu ukuran yang tertinggi, bukan menjadi suatu barometer ibadah pelayanan di atas muka bumi ini. Itu hanya bagian karunia saja; ada karunia kesembuhan, karunia yang lain, dan sebagainya.
 
Matius 24:27
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
 
Kedatangan TUHAN itu setelah terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, terwujudnya pembangunan tubuh Kristus dari Timur sampai ke Barat.
 
Pembangunan tubuh itu dimulai dari Timur, itulah Pintu Gerbang, sampai diakhiri Ruangan Maha Suci, itulah sebelah Barat. Sebab, kedatangan TUHAN itu sama seperti kilat memancar dari sebelah timur (pintu gerbang) dan melontarkan cahayanya sampai ke barat (Ruangan Maha Suci); demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. Jadi, kedatangan Anak Manusia itu, setelah terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
 
Seperti yang sudah sampaikan di atas tadi: Sebelum berada pada masa aniaya yang besar itu, sudah seharusnya orang Kristen berada pada puncak ibadah, itulah doa penyembahan; sudah seharusnya orang Kristen masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi tubuh Mempelai yang sempurna. 
 
Barulah kita akan melihat persamaan dari kitab Ayub tadi, pada ayat 28.
Matius 24:28
(24:28) Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."
 
Dimana ada bangkai (yang tewas), di situ burung nazar berkerumun. Pendeknya: Gereja TUHAN, tubuh Mempelai sudah menyatu dengan kematian Kristus Yesus. Pengalaman kematian sudah kita nikmati; bangkai (kematian Yesus) sudah kita nikmati. Nikmati saja sengsara yang kita alami, nikmati saja penderitaan yang ada.
 
Jadi, tanpa ragu saya mengatakan, bahwasannya; Rasul Paulus adalah pekabar Mempelai. Hal itu terlihat dengan jelas lewat pernyataannya kepada jemaat di Korintus, dalam 2 Korintus 11:2-3, Rasul Paulus berkata: “Aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.” Rasul Paulus adalah pekabar mempelai; dia adalah bagian dari tubuh Mempelai. Kemudian, sebagai hamba TUHAN, Rasul Paulus pun sudah benar-benar menyatu dengan bangkai, sudah menyatu dengan kematian Kristus.
Rasul Paulus adalah pekabar Mempelai; Dia sudah menyatu dengan bangkai, dia sudah menikmati bangkai, dia sudah menikmati pengalaman kematian itu.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Rasul Paulus itu pekabar Mempelai. Banyak orang tidak tahu kalau Rasul Paulus adalah pekabar Mempelai. Tetapi kita yakin bahwa Rasul Paulus adalah pekabar Mempelai, dia sudah masuk dalam tubuh Mempelai, kemudian dia betul-betul menikmati bangkai.
 
Kita perhatikan soal “Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun”, pada pengakuan Rasul Paulus di hadapan TUHAN dan sidang jemaat di Filipi.
Filipi 3:10
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
 
Rasul Paulus berkata di hadapan TUHAN dan di hadapan sidang jemaat: Yang kukehendaki ialah mengenal Dia.
 
Sekarang pertanyaannya kepada kita: Apa yang kita kehendaki di dalam dunia ini?
-          Mengenal Dia atau keinginan untuk kaya?
-          Mengenal Dia atau keinginan untuk memiliki gelar tinggi?
-          Mengenal Dia atau keinginan untuk memiliki jabatan besar?
-          Mengenal Dia atau keinginan untuk menjadi cendekiawan?
Semuanya itu tidak salah, tetapi yang patut kita pikirkan dan yang terutama di atas muka bumi ini adalah yang kukehendaki ialah mengenal Dia.
 
-          Kalau diberkati, puji TUHAN;
-          kalau memiliki pendidikan dan gelar yang tinggi, puji TUHAN;
-          sampai akhirnya kelak menjadi pejabat tinggi, puji TUHAN;
tetapi lebih dari pada itu, yang kukehendaki ialah mengenal Dia.
Saya tidak menghalangi supaya saudara menjadi kaya, saya rindu supaya sidang jemaat GPT “BETANIA” kaya, saya rindu supaya sidang jemaat GPT “BETANIA” punya kedudukan, jabatan, bisnis yang hebat, tetapi yang terpenting adalah yang kukehendaki ialah untuk mengenal Dia.
 
Kemudian, yang dikehendaki Rasul Paulus berikutnya ialah, di sini dikatakan: Kuasa kebangkitan-Nya.
Berarti; hidup benar, hidup suci, atau berada di dalam tahbisan yang suci di dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, sama artinya; dosa dan pengaruh dosa yang ditimbulkan oleh musuh tidak berkuasa lagi.
Itulah kuasa kebangkitan;
-          hidup benar, hidup suci,
-          dosa dan pengaruhnya tidak berkuasa lagi.
 
Ada 3 (tiga) musuh yang menimbulkan dosa:
1.      Daging dengan segala keinginannya.
2.      Dunia dengan arusnya yang menghanyutkan.
3.      Iblis atau Setan = Roh-roh jahat dan roh-roh najis (roh yang menimbulkan kenajisan).
Itulah 3 (tiga) musuh abadi selama kita ada di atas muka bumi ini.
Tetapi, Rasul Paulus berkata: Yang kukehendaki adalah kuasa kebangkitan-Nya. Kita ini belum sempurna, tetapi kita harus bertahan dalam kuasa kebangkitan Kristus.
 
SYARAT untuk hidup di dalam kuasa kebangkitan Kristus ialah diawali dengan persekutuan di dalam penderitaan Kristus = Sengsara salib, sangkal diri pikul salib. Selanjutnya, sengsara salib (penderitaan Kristus) akan membawa kita menjadi serupa, akan membawa kita menjadi satu di dalam kematian Kristus.
Sengsara salib membawa Yesus pada kematian, lalu hari ketiga bangkit. Jadi, syarat untuk mempertahankan suasana kebangkitan, diawali dengan sengsara salib, yang selanjutnya membawa kita satu dalam kematian-Nya, dan hari ketiga bangkit.
 
Tiadalah mungkin seorang hamba TUHAN, tiadalah mungkin seorang pelayan TUHAN, tiadalah mungkin sidang jemaat (umat Kristen) dibenarkan dan hidup dalam kesucian, dengan kata lain; berada dalam suasana kebangkitan, kalau dia tidak satu dalam kematian Kristus. Jangan mau dibodoh-bodohi oleh hamba TUHAN yang selalu berbicara soal kebangkitan tetapi tidak memberitakan dasar yang teguh -- sengsara salib, korban Kristus sebagai dasar yang teguh --.
 
Filipi 3:11
(3:11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
 
Singkatnya: Kalau kita satu di dalam kematian TUHAN Yesus Kristus, maka kita juga satu di dalam kebangkitan-Nya.
 
Jangan kita datang dalam suasana kebangkitan yang palsu. Kalau kematiannya palsu, pasti kebangkitannya palsu. Jangan kita datang di tengah ibadah dan pelayanan ini dalam kepalsuan. Tetapi kalau kita matinya benar, maka bangkitnya juga benar; kalau matinya semu, maka bangkitnya semu.
Namun, untuk berada dalam kebangkitan yang benar, diawali dengan satu dengan kematian TUHAN Yesus Kristus.
 
Filipi 3:12
(3:12) Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
 
Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap, ditebus oleh darah salib Kristus.
 
Rasul Paulus mengajarkan soal kematian dan kebangkitan Yesus Kristus kepada jemaat di Filipi, bukan berarti dia sudah sempurna,  tetapi dia sedang berjuang untuk menjadi sempurna, dia berjuang untuk mengejar kesempurnaan itu.
Mengapa? Supaya panggilan TUHAN tidak menjadi sia-sia; supaya panggilan TUHAN kita -- sebagai umat TUHAN -- tidak menjadi sia-sia, darah salib yang menebus umat-Nya tidak menjadi sia-sia.
Biarlah kita kiranya berpadanan dengan panggilan Kristus, berpadanan dengan darah salib Kristus yang menebus kehidupan kita, supaya panggilan TUHAN tidak menjadi sia-sia, sebab TUHAN yang menangkap, TUHAN yang memanggil kita sebagai umat ketebusan oleh darah salib.
 
Jadi, jangan saudara berpikir saya ini sudah sempurna, tetapi kita sedang berjuang untuk mengarah kepada kesempurnaan, di awali dengan kematian, supaya hari ketiga bangkit. Kalau kita tekun di dalamnya, kelak dipermuliakan (sempurna).
 
Filipi 3:13
(3:13) Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
 
Di sini kita melihat, Rasul Paulus berkata: “Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku” Jadi, sudah jelas;
-          Rasul Paulus memiliki mata yang tajam, menembusi takhta Allah.
-          Selanjutnya, anak-anaknya menghirup darah.
-          Kemudian, di mana ada bangkai (ada yang tewas), di situ burung nasar berkerumun.
Rasul Paulus pekabar Mempelai, dalam 2 Korintus 11; dan dia juga sudah menyatu dalam bangkai (kematian TUHAN Yesus Kristus). Hal itu diajarkan kepada jemaat di Filipi, namun bukan berarti karena dia sempurna; dia pun sedang berjuang untuk mempertahankan penglaman kematian dan kebangkitan, supaya kalau bertekun di dalamnya kelak akan dipermuliakan (sempurna).
Yang ada ini akan berlalu, akan dibongkar, akan dihancurkan bersama dengan orang fasik yang pikirannya tidak tertuju kepada perkara di atas.
 
Pada ayat 13 ini dikatakan, bahwa; Rasul Paulus tidak menganggap bahwa dia sudah sempurna, tetapi yang pasti dia sedang berjuang untuk melupakan apa yang telah di belakangnya.
apapun yang di belakang, lupakan; termasuk embel-embel yang engkau miliki, baik itu gelar tinggi, pejabat tinggi, sekalipun engkau menjadi cendekiawan, lupakan dulu, sebab TUHAN nomor satu.
 
Lebih rinci tentang YANG DI BELAKANG, akan kita temukan dalam Filipi 3:1B-9, dengan perikop: “Kebenaran yang sejati”, itulah salib Kristus.
Mengapa saya katakan kebenaran sejati adalah salib? Sebab, di luar salib, tidak ada lagi kebenaran. Yang ada hanyalah kebenaran diri sendiri, hukum Taurat, hukum rimba, hukum yang lain-lainnya.
 
Filipi 3:1B
(3:1) Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.
 
Pemberitaan firman TUHAN ada kalanya harus diulang oleh seorang hamba TUHAN; namun, tujuannya adalah untuk memberi kepastian kepada sidang jemaat di Filipi.
Diulang bukan berarti karena dia kehabisan amunisi, diulang bukan berarti dia tidak punya pembukaan rahasia firman, tetapi soal pengalaman kematian harus terus menerus diulang, soal bangkai disampaikan berulang-ulang kepada sidang jemaat di Filipi, tujuannya adalah untuk memberi kepastian supaya sidang jemaat betul-betul diteguhkan soal pemberitaan firman tentang pengalaman kematian (bangkai).
 
Hal itu harus berulang-ulang, terus berulang-ulang disampaikan: Ayo, masuklah dalam pengalaman kematian, supaya hari ketiga berada dalam suasana kebangkitan.
Tiadalah mungkin seseorang berada dalam suasana kebangkitan, tiadalah mungkin seseorang hidup benar dan suci di tengah ibadah dan pelayanannya, kalau tidak diawali dengan pengalaman kematian TUHAN Yesus Kristus, kalau tidak diawali dengan menikmati bangkai.
 
Saya tidak sedang bermain-main untuk memimpin saudara ke arah keselamatan, saya tidak sedang cari uang, tetapi sedang bertugas berjuang. Bukan berarti karena saya sudah sempurna, tidak; melainkan sedang berjuang.
Cari hamba TUHAN yang sedang berjuang; jangan cari hamba TUHAN yang pandai bicara. Kalau mencari yang pandai bicara, manusia di luaran sana pun pandai bicara, tetapi tidak ada satu pun yang bisa dia lakukan untuk menyenangkan hati TUHAN.
Ini adalah hari-hari terakhir; sungguh-sungguhlah memperhatikan firman. Hargailah korban Kristus. Sengsara membawa kita kepada kematian, dan hari ketiga bangkit; jika bertekun di dalamnya, maka kelak dipermuliakan (sempurna).
 
Sekali lagi saya sampaikan penjelasan Filipi 3:1B, sekalipun pemberitaan firman diulang-ulang, tujuannya; “supaya satu dalam kematian”, kemudian diulang lagi atau diajarkan lagi untuk menikmati bangkai, tujuannya adalah untuk memberi kepastian kepada sidang jemaat di Filipi. Bukan karena Rasul Paulus kehabisan bahan, tidak ada kotbah, bukan, melainkan untuk memberi kepastian, supaya sidang jemaat di Filipi ini betul-betul diteguhkan oleh pengalaman kematian itu.
 
Filipi 3:2
(3:2) Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,
 
Yang dimaksud dengan pemberitaan firman yang diulang-ulang, tujuannya ialah selain kita diteguhkan, tetapi juga supaya kita hati-hati terhadap:
-          Yang Pertama: Hati-hati terhadap anjing-anjing.
-          Yang Kedua: Hati-hati terhadap pekerja-pekerja yang jahat dan penyunat-penyunat palsu.
 
Sejenak kita akan melihat 2 (dua) perkara di atas, dimulai dengan penjelasan tentang: ANJING-ANJING.
Kalau kita perhatikan di sini, tidak dirincikan oleh Rasul Paulus tentang anjing-anjing ini, tetapi dia tulis kembali di dalam ayat yang lain.
 
Anjing-anjing, berarti; lebih dari satu anjing; lebih dari satu tabiat dari anjing dengan segala kelemahan-kelemahannya.
 
Adapun tabiat-tabiat anjing secara khusus ada 3 (tiga), YANG PERTAMA: Kembali mengulangi kesalahan yang sama.
2 Petrus 2:22
(2:22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
 
Anjing kembali lagi ke muntahnya,  artinya; kembali lagi mengulangi kesalahan yang sama.
Kesalahan itu sudah dimuntahkan, sudah keluar dari tubuhnya, tetapi dijilat kembali, artinya; diulangi kembali untuk melakukan kesalahan yang sama; itulah tabiat anjing yang pertama.
 
Apa yang melatarbelakangi sehingga Rasul Petrus menuliskan hal: “Anjing kembali lagi ke muntahnya?” Mari kita perhatikan dengan seksama di dalam 2 Petrus 2:15-16.
2 Petrus 2:15-16
(2:15) Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. (2:16) Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu.
 
Jika seorang hamba TUHAN “meninggalkan jalan kebenaran” (jalan salib) = Meninggalkan pintu sesak, jalan sempit. Maka, lebarlah jalan bagi dia untuk memdapatkan upah di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya.
Sama seperti Bileam; sekalipun ia diperingatkan TUHAN oleh karena kejahatannya itu, lewat keledai yang dia tunggangi berbicara kepada dia seperti suara manusia, namun dia tidak mau mendengar perintah TUHAN, dia tidak menghiraukannya, dia tetap datang menemui Balak untuk mendapatkan upah di dalam hal melayani TUHAN.
Bileam lebih mengikuti jalan lebar, melayani untuk upah; dia tidak mau ikuti jalan kebenaran, jalan sempit, itulah pintu sesak.
 
2 Petrus 2:17
(2:17) Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.
 
Jika seorang hamba TUHAN melayani karena uang, melayani karena upah, maka dia disebut dengan guru-guru palsu, dia adalah pemimpin-pemimpin rumah TUHAN yang palsu.
 
Kemudian, di sini juga dinyatakan ...
Guru-guru palsu diumpamakan dengan 2 (dua) hal, Yang Pertama: Seperti mata air yang kering.
Artinya; kepadanya tidak diberi karunia untuk membukakan rahasia firman, tidak memiliki pembukaan rahasia firman.
Tetapi malam ini, saya yakin; TUHAN beri karunia untuk membukakan rahasia firman, untuk kita nikmati lewat Ibadah Raya Minggu pada saat ini.
 
Kalau tidak memiliki pembukaan rahasia firman, dalam 1 Timotius 6:3-4, Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat -- yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus -- dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita (ibadah salib), ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga.
Dia tidak mempunyai pembukaan, tetapi dia harus berlagak tahu, padahal tidak tahu apa-apa. Jadi, hamba TUHAN yang seperti ini, penyakitnya adalah mencari-cari soal dan bersilat kata. Sebentar bicara soal; “Pergi ke Amerika”, sebentar bicara; “Saya pergi ke Israel”, sebentar begini, sebentar begitu, padahal yang sebenarnya, dia sedang bersilat kata karena dia tidak mempunyai karunia pembukaan Firman = mata air kering.
 
Saudara mau mencari mata air kering atau mencari hamba TUHAN yang memiliki pembukaan firman? Jangan hanya mencari hamba TUHAN yang punya “nama”, tetapi tidak mempunyai pembukaan firman; dia hanya pandai bersilat lidah, pandai mencari soal-soal, berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Dia hanya bisa bicara “cas, cis, cus, cas, cis, cus”, seolah-olah “waw” untuk membuat orang-orang terpikat.
 
Biarlah kita semakin dewasa di hari-hari terakhir ini; jangan mau lagi dibodoh-bodohi oleh anjing-anjing. Hai, anjing-anjing, bertobatlah! Hai, orang yang berlagak tahu, bertobatlah!
 
Guru-guru palsu diumpamakan dengan 2 (dua) hal, Yang Kedua: Seperti kabut yang dihalau taufan.
Artinya; hamba TUHAN melayani, tetapi binasa. Tidak ada artinya, jika melayani tetapi binasa; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. Bayangkan; hamba TUHAN yang dihalaukan taufan, langsung lisut (binasa).
 
Oleh sebab itu, saudara harus bersyukur kepada TUHAN. Saya sedang tidak mengkultuskan diri saya, tetapi kita semua harus bersyukur kepada TUHAN, karena di tengah penggembalaan GPT “BETANIA” diberi karunia pembukaan rahasia firman TUHAN. Jangan mengembara lagi.
 
Selanjutnya, mari kita memperhatikan ayat 18-19.
2 Petrus 2:18-19
(2:18) Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. (2:19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.
 
CIRI-CIRI guru palsu di tengah-tengah pelayanannya:
A. Mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa.
Hampa = Kosong, tidak berisi. Contohnya:

-          Kotbah pidato.

-          Kotbah guyon-guyon semata. Satu ayat disertai dengan guyon-guyon, kemudian ditambah lagi “cas, cis, cus” seolah-olah dia hebat.

-          Kotbah filsafat-filsafat kosong. Cerita isapan jempol, dongeng nenek tua.

Tetapi bagi orang yang tidak mau menerima penyucian firman, yang tidak mau dikuduskan oleh penyucian air dan firman, pasti dia suka dengan perkataan hampa (kosong).
 
Ketika isteri pulang ke rumah, lalu berkata kepada suaminya: “Papa sih tidak ikut ibadah”. Lalu suaminya berkata: “Memang kenapa, Ma?” Isterinya berkata: “Wah, bukan main ...” Lalu suaminya kembali bertanya: “Loh, memang kenapa?” Jawab isterinya: “Pendeta tadi hebat.” Suaminya kembali bertanya: “Memang apa hebatnya?” Jawab isterinya: “Pintar guyon”.
Hanya satu ayat lalu dibarengi dengan guyon, lantas dia berkata bahwa hamba TUHAN itu “hebat”. Tetapi ketika firman dibukakan, lalu terjadi penyucian, malah disebut “tidak hebat”. Itu adalah suatu kebodohan; guyon dibilang hebat, padahal sebenarnya hamba Tuhan tersebut sedang berlagak tahu.
 
B. Dikuasai oleh roh cabul di dalam melayani TUHAN.
Sama dengan; melayani TUHAN, tetapi sibuk berbicara soal kelimpahan, sibuk berbicara soal kekayaan = Melacur rohani.
Mungkin hamba TUHAN itu tidak selingkuh, tetapi kalau dia memiliki nafsu cabul, artinya;
-          Melayani tetapi hanya bicara soal kelimpahan.
-          Melayani tetapi hanya bicara soal keberkatan.
-          Melayani tetapi hanya bicara soal sensasi-sensasi.
itu sama dengan; nafsu cabul.
 
Tujuan dari nafsu cabul adalah untuk memikat orang-orang yang baru bertobat.
Ketika ada orang-orang kaya yang baru bertobat, hamba TUHAN dengan nafsu cabul itu pun langsung memikat dan orang-orang itu pun langsung terpikat. Misalnya; dari agama seberang begitu terima Yesus, hamba TUHAN yang dikuasai roh cabul langsung memikat mereka yang baru bertobat yang kaya-kaya itu.
 
C. Mereka menjanjikan kemerdekaan.
Berarti; menjanjikan kelepasan dari perbudakan dosa. Padahal, mereka sendiri adalah hamba dosa yang penuh dengan nafsu cabul dan mata air kering, maka tidak mungkinlah mereka dapat menjanjikan kelepasan.
 
Setelah kita membaca ayat 15-19, selanjutnya kita perhatikan ayat 20-22.
2 Petrus 2:20-22
(2:20) Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula. (2:21) Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. (2:22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
 
Hamba TUHAN yang sudah meninggalkan dunia, sudah meninggalkan hidup lama, tetapi kembali mencemarkan diri hanya karena nafsu cabul, terlatih memikat orang yang baru bertobat (khususnya orang kaya), maka inilah yang disebut dengan; anjing-anjing yang kembali mengulangi kesalahan yang sama.
 
Dunia sudah dia lepaskan, dan sudah bertobat, menjadi hamba TUHAN oleh darah salib Kristus (oleh jalan kudus), tetapi setelah menjadi hamba TUHAN, di tengah ibadah dan pelayanan, ia dikuasai nafsu cabul, artinya; melayani karena uang, dengan kata-kata hampa, maka mereka sama dengan; anjing menjilat muntahnya.
Jadi, saudara jangan kagum dengan hamba TUHAN yang digambarkan seperti anjing-anjing ini. Jangan kagum, tetapi selidiki dulu Firman TUHAN, barulah lihat cara pelayanannya, artinya; ujilah dulu roh itu.
 
Adapun tabiat-tabiat anjing secara khusus ada 3 (tiga), YANG KEDUA:
Kita akan memperhatikan Matius 7, dengan perikop: “Hal pengajaran yang sesat”, berarti; pengajaran yang tidak benar.
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
 
Di sini dikatakan, bahwasanya; Nabi-nabi palsu disebut juga anjing hutan atau serigala berbulu domba.
 
Mari kita lihat pekerjaan anjing hutan, di dalam Injil Yohanes 10.
Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
 
Seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari ... Ini adalah contoh hamba TUHAN yang tidak bertanggung jawab. Jadi, kalau saya tegas, bukan berarti saya ini emosi atau membenci, tetapi saya mau menunjukkan tanggung jawab saya kepada TUHAN.
 
Pekerjaan dari pada anjing hutan (serigala berbulu domba) adalah “menerkam” (menyakiti) dan “mencerai-beraikan domba-domba” supaya domba-domba menjadi liar tidak tergembala, supaya domba-domba tidak taat, tidak setia, tidak dengar-dengaran. Itulah pekerjaan dari si serigala.
 
Barulah kita kembali untuk melihat lebih jauh tentang “anjing hutan” ini, di dalam Matius 7:16-20.
Matius 7:16-20
(7:16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (7:17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. (7:18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (7:19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (7:20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
 
Untuk mengenal anjing hutan (serigala berbulu domba), untuk mengenal nabi-nabi palsu, perhatikanlah kalimat; dari buahnyalah kita dapat mengenalnya.
-          Tidak mungkin pohon yang baik menghasilkan buah yang tidak baik.
-          Tidak mungkin pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang baik.
Jadi, roh itu perlu untuk diuji. Kita perlu mengenal hamba TUHAN dari buah pelayanannya. Apa buah pelayanannya?
 
Matius 7:21-23
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
 
Dahulu, waktu saya membaca ayat ini, saya pikir ayat ini salah. Tiga perkara ajaib dilakukan oleh hamba-hamba TUHAN, tetapi mengapa pada hari TUHAN, Ia justru berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu!” Setelah mengatakan hal itu, TUHAN lanjut berkata: Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Loh, di mana kejahatannya?
 
Buah pelayanan dari serigala berbulu domba (anjing hutan) ialah mengadakan 3 (tiga) perbuatan ajaib, yaitu:
1.      Bernubuat demi nama TUHAN.
2.      Mengusir Setan demi nama TUHAN.
3.      Mmengadakan banyak mujizat (tanda-tanda heran) demi nama TUHAN.
Tetapi TUHAN tetap berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah kamu sekalian pembuat kejahatan!
 
Bukan setiap orang yang berseru kepada TUHAN, seperti serigala berbulu domba berseru: “Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung; menyangkal diri, memikul salib, ikut TUHAN, itu yang menyelamatkan manusia dari dunia ini.
Tetapi kalau hamba TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan, sibuk hanya mengadakan 3 (tiga) perkara ajaib demi nama TUHAN, namun mengabaikan sengsara salib, itu adalah buah kejahatan.
 
Jadi, bukan karena berseru: “TUHAN”, lalu berseru lagi: “TUHAN. Saya mengusir setan dalam nama TUHAN” Kemudian, ketika mengadakan mujizat, ia mengatakan: “Dalam nama TUHAN”. Memang terjadi 3 (tiga) perkara ajaib itu, dan 3 (tiga) perkara ajaib itu dilakukan betul-betul semuanya demi nama TUHAN, tetapi sekalipun demikian, TUHAN berkata: Tidak semua orang berseru nama “TUHAN” lantas masuk sorga, melainkan orang yang menyangkal diri, memikul salib, ikut TUHAN.
 
Jadi, kalau hamba TUHAN tidak mengajarkan ajaran seperti ini (ajaran salib), namun hanya sibuk dengan 3 (tiga) perkara ajaib, sesungguhnya dia adalah anjing hutan, dia adalah serigala berbulu domba.
Hai, anjing hutan, perhatikanlah hal ini. Jangan terus bertahan sebagai anjing hutan. Sungguh, saya greget, apalagi jika ada hamba TUHAN yang memperdaya orang kaya. Saya paling tidak suka melihat hamba TUHAN seperti itu; ia tidak jujur kepada TUHAN.
 
Tetapi Yesus meminum cawan Allah, Dia menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung -- sebab Dia menderita karena dosa manusia --, dengan demikian; kehendak Allah terlaksana.
Kehendak Allah tidak akan pernah terlaksana, kalau di tengah ibadah dan pelayanan sibuk dengan 3 (tiga) perkara ajaib, tidak. Perkara lahiriah tidak ada kaitannya dengan sorga. Walaupun ada keajaiban, misalnya; yang miskin menjadi kaya, namun itu tidak ada kaitannya dengan sorga.
Hanya salib yang ada kaitannya dengan sorga, sebab penghubung (pengantara), yang menjembatani kita dari bumi ke sorga adalah salib. Keajaiban yang miskin menjadi kaya tidak bisa menjadi jembatan dari bumi ke sorga; kalau hamba TUHAN hanya sibuk dengan perkara itu, mereka adalah pembuat kejahatan, dan TUHAN tidak mengenal hamba TUHAN yang demikian.
 
Adapun tabiat-tabiat anjing secara khusus ada 3 (tiga), YANG KETIGA:
Lukas 16:20
(16:20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
 
Singkatnya: Badan Lazarus penuh dengan borok.
Borok à Kelemahan-kelemahan di dalam diri seseorang. Kelemahan itu bisa saja;
-          Kejahatannya, misalnya; cinta uang, dusta, mencuri, menipu, munafik, dan kecemaran yang lain.
-          Dikuasai roh najis atau hidup dalam kenajisan.
-          Akar pahit; iri hati, benci, dengki.
Itu semua disebut “borok.” Ataupun kelemahan-kelemahan = dosa.
 
Lukas 16:21
(16:21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
 
Perhatikan kalimat: Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
Pendeknya, tabiat anjing yang ketiga ialah menyukai kelemahan orang lain; suka bergaul dengan pendusta, suka bergaul dengan penipu, suka bergaul dengan penzinah, suka bergaul dengan orang yang korupsi, suka bergaul dengan orang yang malas, menyukai dan menjilat segala borok (kelemahan) orang lain.
Mengapa demikian? Biasanya, orang yang menjilat borok, pasti dia juga memiliki borok yang sama.
 
Jadi, anjing yang menjilat borok di sini bukanlah gambaran dari TUHAN Yesus yang menutupi kelemahan manusia, bukan. Anjing yang menjilat borok adalah gambaran dari bangsa kafir yang menyukai kelemahan (kekafiran).
Jangan sampai hamba TUHAN salah mengerti ayat ini, yang berkotbah sesuai dengan situasi kondisi, lalu berkata: “TUHAN sedang menutupi kelemahan”, tidak. Masakan TUHAN digambarkan seperti anjing untuk menutupi/menerima kelemahan orang lain? Pendeknya; noda kekafiran tidak dapat menutupi kelemahan (kekafiran) orang lain. TUHAN itu tidak digambarkan seperti anjing. TUHAN itu digambarkan dengan 2 (dua) hal:
-          Dimulai dari domba sembelihan.
-          Sesudah itu menjadi Singa dari suku Yehuda.
Tidak pernah domba berubah menjadi serigala (anjing hutan). Hanya anjing yang kedua tadi, itulah nabi palsu, yang menjadi anjing hutan, itulah serigala berbulu domba.
 
Jadi, jangan sampai ada hamba TUHAN yang salah mengerti, supaya jangan memiliki kelemahan yang ketiga, yaitu anjing menjilat borok, menyukai kelemahan. Mengapa anjing menjilat borok? Tentu karena dia penuh dengan borok. Seorang hamba Tuhan tidak menyukai borok, kalau dia tidak memiliki borok. Orang yang bersih tidak suka dengan yang borok. Orang yang suci hatinya, tentu tidak suka dengan borok orang lain (kelemahan-kelemahan orang lain).
 
Jangan sampai di antara kita ada yang menyukai kenajisan orang lain; sudah mengetahui kelemahannya adalah “najis”, lalu disukai, dipepet kenajisan itu. Hai, yang di rumah; perhatikan Firman TUHAN.
Jangan pandai-pandai mencari borok (kenajisan) orang lain lewat HP (android), sebab itu semua TUHAN tahu. Kalau orang tua sudah tahu kenajisan anaknya, jangan biarkan, jangan pandai-pandai mempunyai siasat, lalu mewujudkan kenajisan itu; engkau sangat berdosa besar di situ. Engkau tidak suka anakmu “jatuh”, tetapi engkau membuat siasat yang buruk dalam kenajisan.
Perhatikanlah pemuda-pemudi, perhatikanlah gerangan; jangan kita sukai kelemahan orang lain, jangan seperti anjing yang menjilat borok. Laki-laki yang melihat “perempuan najis”, jangan sukai kenajisannya. Perempuan melihat “laki-laki yang najis” , jangan sukai kenajisannya, tetapi doakan dia. Sudah tahu dia adalah “pendusta”, tetapi justru pandai mengambil hati si pendusta itu; seharusnya, doakan dia.
Kepada orang yang “jujur” tidak dekat, tetapi kepada yang “tidak jujur” justru pandai mengambil hatinya; bukankah itu adalah kebodohan? Hal itu menandakan bahwa dia penuh dengan borok. Kalau tidak, dia tidak akan suka dengan borok orang lain.
 
Itulah 3 (tiga) tabiat anjing. Itulah yang diajarkan oleh Rasul Paulus supaya berhati-hati kepada anjing-anjing, karena dia sendiri telah menikmati bangkai, menikmati pengalaman kematian TUHAN Yesus Kristus dan hari ketiga bangkit. Oleh sebab itu, biarlah kita juga bertekun di dalamnya, supaya apabila Yesus datang dalam kemuliaan-Nya, kita juga turut dimuliakan, bersama dengan Dia, sempurna.
 
Filipi 3:2
(3:2) Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,
 
Yang dimaksud dengan pemberitaan firman yang diulang-ulang, tujuannya ialah selain kita diteguhkan, tetapi juga supaya kita hati-hati terhadap:
-          Yang Pertama: Hati-hati terhadap anjing-anjing.
-          Yang Kedua: Hati-hati terhadap pekerja-pekerja yang jahat dan penyunat-penyunat palsu.
 
Sekarang kita akan melihat 2 (dua) perkara di atas, dimulai dengan penjelasan tentang: PEKERJA-PEKERJA YANG JAHAT DAN PENYUNAT-PENYUNAT PALSU.
2 Korintus 11:2-3
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. (11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
 
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi ... Cemburu ilahi berbeda dengan cemburu membabi-buta. Orang muda melihat teman perempuannya diambil orang, lalu dia marah-marah, sampai terjadi pertengkaran itu namanya cemburu dengan membabi-buta, berbeda dengan cemburu ilahi.
 
Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. Singkatnya; Rasul Paulus adalah pekabar Mempelai.
Biarlah kiranya kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel; itu yang benar supaya kita kelak berada dalam pesta nikah Anak Domba, bersanding dengan Dia dalam perjamuan malam kawin Anak Domba sebagai sasaran akhir dalam perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini. Jadi, bukan soal mujizat, bukan soal kesembuhan, bukan soal keberkatan dan keberhasilan, bukan soal kelimpahan; tetapi sasaran akhir dari ibadah pelayanan adalah pesta nikah Anak Domba. Itu sebabnya, Rasul Paulus betul-betul cemburu ilahi, maksudnya; jangan sampai ada terima ajaran lain.
 
Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus ... Rasul Paulus kuatir kalau gereja akhir zaman ini disesatkan dari kesetiaan yang sejati kepada salib Kristus, sama seperti gereja Hawa yang diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
Sekali digembalakan oleh Pengajaran Mempelai, tetap untuk selamanya, untuk membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Jangan sama seperti gereja Hawa; mau disesatkan oleh kelicikan nabi-nabi palsu yang licin perkataannya, pendeknya mau disesatkan oleh Setan Tri Tunggalnya.
 
2 Korintus 11:4
(11:4) Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.
 
Sebab kamu sabar saja ... Sabar dengan ajaran salib Kristus; sabar dengan Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel yang seluruhnya telah diperciki dengan darah salib Kristus. Sabar saja, jika ada hamba TUHAN datang memberitakan;
-          Yesus yang lain.
-          Roh yang lain.
-          Injil yang lain.
 
Pekerja-pekerja yang jahat atau penyunat-penyunat palsu, memberitakan ...
A. Memberitakan Yesus yang lain.
Ada dua pribadi "Yesus", yaitu:
-          Yesus Kristus; Pribadi yang tekun menanggung bantahan = Pribadi yang disalibkan.
-          Sedangkan Yesus yang lain adalah Yesus Barabas, Yesus yang menolak salib, itulah pemberontak yang dipenjarakan, lalu akhirnya dibebaskan dari salib (tidak disalib), sehingga akhirnya Yesus Kristus yang disalibkan.
Kalau ada ajaran yang tidak mengajarkan salib Kristus, itu adalah “Yesus yang lain”.
B. Memberitakan roh yang lain.
Roh yang lain à Roh antikris, roh jual beli; sibuk berbicara soal kelimpahan = nafsu cabul.
C. Memberitakan Injil yang lain.
Injil à Perjanjian Baru terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) Kitab. Tetapi, kita bisa melihat Injil yang lain di dalam Wahyu 13, itulah binatang yang keluar dari dalam laut (antikris), adapun wujudnya ialah:
-          Bertanduk 10 (sepuluh).
-          Berkepala 7 (tujuh).
-          Kemudian, 10 (sepuluh) mahkota di atas tanduk-tanduknya.
Jika dijumlahkan, 10 (sepuluh)  + 7 (tujuh) + 10 (sepuluh) = 27 (dua puluh tujuh). Tetapi anehnya, di dalam Wahyu 13:1 itu mengatakan; pada kepalanya tertulis nama-nama hujat = Dosa kesombongan.
Bicara Injil, tetapi sombong, itu adalah Injil yang lain. Kalau bicara Injil, seharusnya dengan rendah hati, bukan dengan nama-nama hujat.
Tetapi kita melihat dalam Wahyu 13:1, wujud dari antikris; 10 (sepuluh)  + 7 (tujuh) + 10 (sepuluh), memang betul 27 (dua puluh tujuh); seakan-akan itu adalah Injil, tetapi ujung-ujungnya ada nama-nama hujat, ada kesombongan; tidak menghargai kemah kediaman-Nya dengan segala kegiatan Roh yang ada di dalamnya, itulah nama hujat. Inilah Injil lain.
 
Jadi, inilah hamba-hamba TUHAN, pekerja-pekerja jahat, penyunat-penyunat palsu, yang memberitakan;
-          Yesus yang lain.
-          Roh yang lain.
-          Injil yang lain.
Mereka inilah hamba TUHAN, pekerja-pekerja jahat, penyunat-penyunat palsu.
 
Itu sebabnya, sampai hari ini, saya ini sedang berjuang untuk tidak disebut pekerja-pekerja jahat, tidak disebut penyunat-penyunat palsu. Lebih baik dengan kata-kata tegas, dari pada kata-kata lembut tetapi menghanyutkan, sesuai dengan pernyataan Amsal.
Kelak, saudara akan mengerti apa yang saya maksud ini. Hari ini mungkin hati saudara tergores, panas hati saat dengar Firman TUHAN, apalagi saat menerima penyucian air dan firman yang limpah, itu sakit bagi daging, tetapi kelak  saudara akan mengerti apa yang saya maksud ini.
 
Setelah kita melihat anjing-anjing, pekerja-pekerja yang jahat dan penyunat-penyunat palsu, selanjutnya kita bandingkan dengan Filipi 3:3.
Filipi 3:3
(3:3) karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
 
Yang benar, ialah; “kitalah orang-orang bersunat.”
Apa tandanya kita sudah bersunat? Sunat yang dimaksud di sini tidak perlu dengan penanggalan akan kulit khatan. Sunat di sini bukanlah seperti sunat-sunat yang dilakukan orang Yahudi, dengan memotong kulit khatan, bukan.
 
Kitalah orang-orang bersunat, maksudnya adalah:
Yang Pertama: Beribadah oleh Roh Allah.
Beribadah bukan karena kepentingan daging, beribadah bukan karena menjalankan ibadah Taurat, beribadah bukan supaya dilihat oleh orang lain seperti orang baik, tetapi kita beribadah oleh Roh Allah, kita menjalankan ibadah, betul-betul dengan pengaruh yang besar dari Roh Allah yang suci. Setiap kegiatan di tengah ibadah, betul-betul dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus.
Kitalah orang-orang bersunat, mengapa? Sebab kita beribadah oleh Roh Allah. Saudara duduk dengar Firman harus berada dalam pengaruh Roh Allah yang besar. Kalau duduk tanpa pengaruh Roh Allah yang besar, saudara adalah manusia munafik yang tidak ada artinya datang beribadah. Tetapi orang yang bersunat; beribadah oleh Roh Allah.
 
Yang Kedua: Bermegah dalam Kristus Yesus.
Berarti; tidak bermegah kepada perkara-perkara lahiriah. Sebagaimana dalam 2 Korintus 12, Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Korintus: Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.
Ketika Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga, disebut Firdaus, pada saat itulah dia menerima;
1.      Penglihatan-penglihatan dari TUHAN.
2.      Penyataan-penyataan dari TUHAN.
Sebetulnya, dengan apa yang dialami, dengan apa yang dia terima dari TUHAN, Rasul Paulus cukup memiliki alasan untuk bermegah, tetapi sekalipun dia memiliki kelebihan, melebihi dari 12 (dua belas) rasul Yesus, namun dia tidak mau bermegah.
Rasul Paulus menceritakan hal itu kepada jemaat di Korintus: entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, tetapi 14 (empat belas) tahun yang lalu, ia telah diangkat ke tingkat yang ketiga.
Sebenarnya, kelebihan ini cukup beralasan bagi Rasul Paulus untuk bermegah, tetapi dia tidak bermegah. Biarlah kita bermegah di dalam Kristus Yesus.
-          Kalau pun diberkati, tidak perlu bermegah.
-          Kalau pun saat ini kita memiliki kedudukan, jabatan tinggi, tidak perlu bermegah.
Itulah orang yang disebut dengan orang yang bersunat = orang yang bermegah dalam Kristus Yesus.
 
Yang Ketiga: Tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Perkara-perkara lahiriah itu adalah perkara-perkara di bawah, perkara-perkara duniawi, perkara-perkara yang sifatnya sementara, sebab yang ada ini suatu kali kelak akan berlalu, diganti dengan langit dan bumi yang baru, itulah mempelai wanita TUHAN.
Kalau diberkati, puji TUHAN; kalau memiliki uang yang banyak, puji TUHAN; tetapi jangan menaruh harap kepada uangmu. Kalau engkau memiliki gelar tinggi, lulus wisuda, memiliki gelar S1, S2, S3, jangan menaruh harap ke situ, sebab itu hanyalah bagian dari berkat TUHAN saja. Apapun jabatan saudara di dunia ini, jangan menaruh harap ke situ, tetapi berharaplah kepada TUHAN, sebab kitalah orang yang bersunat, sebab kulit khatan sudah ditanggalkan dengan 3 (tiga) bukti tadi. Beribadah oleh Roh Allah, kemudian bermegah dalam Kristus Yesus, dan yang terakhir Rasul Paulus berkata: “Tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah”.
 
Filipi 3:4-6
(3:4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (3:5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (3:6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
 
Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi, mengapa? Sebab, Rasul Paulus memiliki banyak kelebihan dan segudang pengalaman secara lahiriah, antara lain;

1.      Disunat pada hari kedelapan.

2.      Dari bangsa Israel.

3.      Dari suku Benyamin.

4.      Orang Ibrani asli

Empat hal ini tidak bisa luntur dari dalam dirinya, sebab itu sudah mendarah daging. Saya ini Daniel U. Sitohang, marga saya adalah “Sitohang”, dan itu tidak bisa dilunturkan dari dalam diri saya, misalnya; tadinya marga “Purba”, lalu dibuat menjadi marga “Sitohang”, itu tidak bisa. Atau, “Sitohang” menjadi “Purba”, itu tidak bisa. Itulah kelebihan yang pertama sampai yang keempat.

5.      Tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi. Rasul Paulus ini adalah orang Farisi, dan pendiriannya terhadap hukum Taurat, begitu luar biasa.

6.      Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat. Rasul Paulus adalah aktivis agamawi, tetapi tukang penganiaya, dia juga terlibat dalam kematian Stefanus, hamba Allah yang besar itu, sehingga Stefanus mati martir.

7.      Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Rasul Paulus hebat dalam mentaati hukum Taurat, tidak ada cacatnya.

Inilah 7 (tujuh) kelebihan yang dimiliki oleh Rasul Paulus secara lahiriah. Jadi, andaikata ada orang yang bermegah dalam hal lahiriah, Rasul Paulus lebih hebat lagi. Tetapi sekalipun demikian, Rasul Paulus tidak menaruh percaya kepada perkara-perkara lahiriah.
 
Filipi 3:7
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
 
Yang dahulu dianggap merupakan keuntungan bagi Rasul Paulus, sebagaimana 7 (tujuh) perkara di atas yang merupakan sesuatu yang luar biasa, tetapi Rasul Paulus berkata: apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
Kita ini sudah dipanggil dan ditebus oleh darah salib Kristus yang telah Dia kerjakan di atas kayu salib, bukan? Dan sekarang kita sudah menjadi milik Kristus. Biarlah kiranya segala sesuatu yang di belakang adalah kerugian, karena Kristus.
 
Jangan jadikan perkara lahiriah sebagai keuntungan, sedangkan Kristus dianggap sebagai kerugian.

-          Jangan sampai ibadah menjadi suatu kerugian, tetapi bekerja di luar sana dianggap sebagai keuntungan.

-          Jangan sampai melayani pekerjaan TUHAN adalah kerugian, tetapi mencari bisnis, sampai meninggalkan ibadah adalah keuntungan.

Pendeknya, kebenaran itu jangan diputar balik, kita harus menyadarinya.
Biarlah kiranya; yang dahulu merupakan keuntungan, sekarang dianggap rugi karena Kristus. Jangan diputar balik; meninggalkan ibadah, meninggalkan Kristus, meninggalkan pelayanan, karena pekerjaan menjadi keuntungan, bisnis menjadi keuntungan, atau kesibukan yang lainnya menjadi keuntungan. Jangan diputar balik; itu adalah kekeliruan. Tetapi yang benar ialah; segala yang di belakang dianggap rugi, karena Kristus adalah keuntungan bagi kita.
 
Filipi 3:8-9
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
 
Namun pada akhirnya, semuanya dianggap menjadi sampah karena TUHAN Yesus Kristus.
Mana yang kita jadikan sampah; TUHAN Yesus Kristus atau yang di belakang? Mana yang harus kita jadikan sampah; gelar yang tinggi, kedudukan yang tinggi, ijazah yang tinggi, uang yang banyak, atau Kristus yang dijadikan sampah dan kotoran? Sesungguhnya TUHAN Yesus Kristus lebih mulia, supaya yang ada ini dianggap sampah (kotoran). Jangan diputar balik. Tanamkan itu di hatimu, supaya Kristus ada di dalam hatimu.
 
Jangan berkata: “Oh Yesus, Oh TUHAN”, tetapi Pribadi Yesus Kristus tidak ada di dalam dirimu. Sekalipun dari sejak lahir kita sudah menjadi orang Kristen, tetapi kalau tidak jadikan yang ada ini sebagai sampah, maka Kristus tidak ada di dalam hati kita.
 
Filipi 3:10
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
 
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia ... Di mana ada bangkai, di situ burung nasar berkerumun.
 
Jadi, malam ini saya mau sampaikan dengan tandas: Pada Wahyu 13:7, Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
Kepada antikris diperkenankan untuk memerangi orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka. Kemudian, kepada antikris diberi kuasa atas setiap suku, umat, bahasa dan bangsa-bangsa, dan hal itu akan terjadi selama 42 (empat puluh dua) bulan = 3.5 (tiga setengah) tahun = 1 (satu) masa + 2 (dua) masa + ½ (setengah) masa = 3.5 (tiga setengah) masa = 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari lamanya.
Oleh sebab itu, sebelum masa aniaya yang besar itu, kita sebagai umat ketebusan TUHAN sudah seharusnya berada di dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, dengan kata lain; menjadi mempelai wanita TUHAN, sebab hanya kepada mempelai wanita TUHAN diberikan sayap burung nasar yang besar, supaya kita dipelihara, jauh dari mata ular, diterbangkan ke Selatan -- berarti, meninggalkan takhta Setan di sebelah Utara --, dan itu semua karena kemurahan TUHAN.
Kalau ibadah ini dibawa sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan, itu adalah kemurahan hati TUHAN, supaya kita terlepas dari Wahyu 13:7. Biarlah kita bersama belajar untuk sama seperti Rasul Paulus yang belajar untuk bertekun di dalam pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, supaya kelak apabila Yesus datang dalam kemuliaan-Nya, diiringi oleh para malaikat-Nya, maka kita juga kelak akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
 
Di mana ada bangkai, di situ burung nasar berkerumun. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya, diawali dengan sengsara salib, memikul salib, sampai kita masuk dalam pengalaman kematian, dan hari ketiga Yesus bangkit; lalu, bertekunlah di dalamnya, supaya kelak kita juga dipermuliakan (sempurna) bersama dengan Dia.
Tiadalah mungkin kita sempurna, kalau gereja TUHAN tidak dibawa masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi tubuh Mempelai. Supaya kelak kita menerima sayap burung nasar yang besar, maka ibadah ini juga harus memuncak sampai kepada doa penyembahan, suatu kedudukan yang sangat tinggi, suatu kedudukan yang sangat sulit dijangkau oleh Setan Tri Tunggalnya, secara khusus oleh antikris.
 
Saya berharap, apa yang sudah kita terima dari TUHAN, kiranya hal itu sampai kepada pribadi kita masing-masing. Firman itu dimeteraikan di dalam loh daging, ditukik di dalam hati kita masing-masing, sehingga kita semua menjadi surat Kristus, surat pujian, yang dapat dibaca dan dikenal, baik perkataan maupun perbuatan kita betul-betul adalah tubuh Kristus yang sempurna, yang layak menerima sayap burung nasar yang besar, menikmati bangkai. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
  

No comments:

Post a Comment