IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 04 OKTOBER 2024
KITAB MALEAKHI
Subtema: MENJADI SATU DENGAN CARA TUHAN
Shalom…
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN oleh karena rahmat-Nya kita
dihimpunkan oleh TUHAN di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah lewat Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai Perjamuan Suci di dalam ruangan ini.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut
bergabung dalam penggembalaan GPT Betania lewat live streaming atau video internet, online dimanapun saudara
berada, kiranya damai sejahtera dari Sorga memerintah di tengah-tengah
perhimpunan ibadah ini sekaligus memberikan sukacita (kebahagiaan) saat duduk
diam mendengarkan Firman TUHAN Allah.
Mari
kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Study Maleakhi.
Tetapi
jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan dari TUHAN supaya Firman
yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.
Perikop: “Murka TUHAN terhadap para imam.”
Maleakhi
2:8-9
(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu
membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan
perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh
umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang
bulu dalam pengajaranmu.
Intinya,
para imam atau pemimpin umat Israel menyimpang dari jalan (ayat 8).
Alasannya:
karena para imam tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan (ayat 9).
Akibatnya:
Memandang bulu dalam pengajaran-Nya, berarti memperhatikan orang kaya (yang
punya uang), tetapi mengabaikan orang miskin (yang tidak punya uang).
Perikop: "Pemimpin-pemimpin yang fasik"
Yesaya
56:10-11
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang
buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu,
tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (56:11) anjing-anjing pelahap, yang
tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat
mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing
mengejar laba, tiada yang terkecuali.
Para
pemimpin umat Israel: mengambil jalannya sendiri (ayat 11).
Itu
berarti; mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan dengan lain kata;
menyimpang dari jalan TUHAN, sehingga mereka disebut: ORANG-ORANG BUTA. Kalau
tidak buta pasti melihat jalan TUHAN, tetapi karena mereka adalah orang-orang
buta, akhirnya mereka menyimpang dari jalan-jalan TUHAN.
Orang-orang
buta, berarti:
A.
Tidak tahu apa-apa.
B. Anjing-anjing
bisu tidak tahu menyalak.
C. Berbaring
melamun dan suka tidur saja.
D. Anjing-anjing
pelahap tidak tahu kenyang.
Saudara,
di malam ini kita masih membahas tentang: ANJING-ANJING PELAHAP TIDAK TAHU
KENYANG.
Istilah
lain dari pelahap tidak tahu kenyang adalah: rakus dan tamak.
Berarti:
senantiasa memperkaya diri sendiri tanpa mengenal kata cukup.
Amsal
30:15-16
(30:15) Si lintah mempunyai dua anak perempuan:
"Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan
kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!" (30:16) Dunia orang mati, dan rahim
yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah
berkata: "Cukup!"
Si
lintah mempunyai dua anak perempuan, yaitu: "Untukku!"
dan "Untukku!", menunjukkan bahwa si Lintah adalah pelahap yang
tidak tahu kenyang dan tidak mengenal kata cukup. Hal ini berbanding terbalik
dengan Firman TUHAN di dalam 1 Timotus
6:6:
-
Asal
ada makanan dan pakaian cukuplah.
- Ibadah disertai dengan rasa cukup memberi
keuntungan besar.
Alkitab
(Firman TUHAN) tidak berkata; rakus dan tamak memberi keuntungan besar, tetapi
ibadah yang disertai rasa cukup itulah memberi keuntungan. Jadi asal ada
makanan dan pakaian cukuplah.
-
Makanan
-> Firman Allah.
Lewat kebenaran
Firman Allah kita semua dikenyangkan dan dipuaskan.
Kalau kita sudah
kenyang, kita tidak akan suka jajan-jajan di luaran sana.
Kalau kita dipuaskan,
kita juga tidak akan mencari kepuasan dari tempat-tempat yang lain.
-
Pakaian -> Kebenaran.
TUHAN sudah memberikan kepada kita
pakaian tepatnya pada saat Yesus mati di atas kayu salib, pakaian-Nya dibagi
empat, kemudian jubah yang Maha Indah berbicara soal kasih dari seorang Imam Besar kepada umat-Nya karena tugas dari
Imam Besar Agung adalah mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa manusia
dan Jubah Maha Indah itu diperoleh dengan cuma-cuma lewat undian berarti
kemurahan saja.
Inilah
hal yang akan memberikan keuntungan besar, bukan karena seseorang serakah dan
tamak, bukan karena dia berhasil dalam bisnis kemudian pekerjaannya bagus,
tetapi tinggalkan ibadah pelayanan lalu dia disebut sebagai orang yang
beruntung, tidaklah demikian.
Jadi,
asal ada makanan dan pakaian; ibadah disertai rasa cukup memberi keuntungan
besar.
Jadi
jangan lebih dari cukup, kalau lebih dari cukup disebut dengan tamak dan
serakah, itulah si lintah mempunyai dua anak perempuan, namanya “untuk ku” dan “untuk ku.” Tidak ada rasa cukup.
Singkat
kata, “untukku” dan “untukku” adalah:
1.
Dunia orang mati.
2.
Rahim yang
mandul.
3.
Bumi yang tidak
pernah puas dengan air.
4.
Api yang tidak
pernah berkata cukup.
Selanjutnya
empat perkara tersebut akan kita bahas satu persatu diawali dari dunia
orang mati.
Terkait
dengan dunia orang mati, kita akan telusuri di dalam…
Mazmur
6:6
(6:6)
Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang
akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?
Lupa
kepada TUHAN dan tidak tahu mengucap syukur adalah dunia orang mati.
Doa
dan harapan saya kepada TUHAN supaya keluarga Allah sidang jemaat GPT BETANIA
tidak membawa dirinya ke dunia orang mati. Jangan kita lupa kepada TUHAN dan
biarlah kiranya tahu mengucap syukur kepada TUHAN.
-
Manusia tidak boleh lupa dan
melupakan TUHAN dengan sengaja.
Alasan konkritnya
adalah: karena TUHANlah yang membentuk manusia dari segumpal tanah liat.
- Manusia harus tahu bersyukur.
Alasan konkritnya
adalah; karena TUHANlah yang memberi nafas hidup dan umur panjang.
Dengan lain kata TUHAN memberi kesempatan untuk memperoleh peluang-peluang yang
baik termasuk peluang masuk ke dalam Kerajaan Sorga
Bila kita menyadarinya bahwa TUHANlah yang membentuk kita dari seonggok tanah
liat kemudian menyadari bahwa TUHANlah yang memberi nafas hidup dan umur
panjang, sehingga kita mendapat kesempatan untuk mengerjakan apa yang bisa kita
kerjakan di dalam hal menyenangkan hati TUHAN, maka tentu saja kita tidak akan
membawa diri ini kepada dunia orang mati.
Perlu
untuk diketahui: Dunia orang mati adalah takhta kekuasaan daripada Iblis/Setan
disebut juga Lucifer.
“Sebaliknya, ke
dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.” (Yesaya 14:14-15).
Itulah
takhta dari malaikat yang berbuat dosa berubah menjadi setan.
Jadi
terang sajalah kalau seseorang lupa dan melupakan TUHAN kemudian tidak tahu
beryukur itu karena setanlah yang menjadi rajanya. Andai kata TUHAN yang
menjadi rajanya maka dia akan tetap ingat TUHAN.
Hari-hari
ini saya juga melihat dari keluarga Allah sidang jemaat GPT BETANIA, mulai
terjadi pertumbuhan sehingga mengerti mengucap syukur, lanjutkan sampai kepada
tingkat yang sempurna. Jangan bersyukur angot-angotan, lagi senang dia dekat, tetapi
kalau tidak senang, menjauh, jangan. Beryukur harus sampai kepada kesempurnaan,
jangan bersyukur angot-angotan.
Contohnya;
ketika ditegur Firman jauh dari pengembalaan, tetapi ketika senang mendekat
bawa semua. Tetapi ada juga yang ketika senang tidak tahu bersyukur, ketika tidak
senang juga tidak tahu bersyukur, ada juga yang seperti itu. Ini kehidupan yang
tidak jelas, di persimpanagan jalan. Tetapi TUHAN memperhatikan kehidupan yang
tidak jelas, kehidupan yang berada dipersimpangan jalan. Karena orang-orang
yang diundang itu tidak mau memenuhi panggilan (undangan) akhirnya raja itu
mengutus utusannya untuk mengundang penjahat-penjahat yang ada di persimpangan
jalan. Ini kemurahan, hari ini TUHAN masih mengulurkan tangan-Nya, TUHAN masih
memberikan kesempatan untuk menghadap DIA dalam ketekunan tiga macam ibadah
pokok, jangan kita lupa TUHAN, tetapi belajar untuk tahu mengucap syukur (Matius 22:2-14).
Mazmur
9:18
(9:18) Orang-orang
fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan
Allah.
Orang-orang
fasik dengan sengaja membawa dirinya ke dunia
orang mati.
Pendeknya,
orang-orang fasik melupakan TUHAN, sebab Iblislah yang menjadi raja orang
fasik.
Lebih
rinci kita akan telusuri tentang orang-orang fasik yang melupakan TUHAN...
Mazmur
10:2-4
(10:2)
Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak
dalam tipu daya yang mereka rancangkan. (10:3)
Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba
mengutuki dan menista TUHAN. (10:4)
Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan
menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Dari
ayat 2-3 sudah jelas kefasikan itu
adalah kesombongan (tinggi hati). Seluruh pikiran dari orang-orang fasik adalah:
1. Allah tidak menuntut.
2. Tidak ada Allah.
Isi
pikiran dari orang-orang fasik ini menunjukkan kepada kita bahwa orang-orang
fasik sangat jelas melupakan TUHAN, melupakan TUHAN pencipta langit dan bumi. Adapun
isi pikiran orang fasik adalah:
Yang Pertama: Allah tidak akan menuntut.
Saudara,
pikiran semacam ini menunjukkan bahwa seseorang bebas melakukan segala sesuatunya
menurut kehendak sendiri karena alasannya Allah tidak akan menuntut.
Kenapa
orang bebas melakukan segala sesuatu menurut kehendaknya sendiri? Karena dalam
pemikirannya Allah tidak akan menuntut. Tetapi, terkadang manusia lebih takut
manusia karena kalau dia berbuat salah kepada manusia, manusia akan menuntut
dia.
Jadi
karena tuntutan ini, dia berhenti untuk menyakiti sesama, tetapi untuk
menyakiti hati TUHAN berani. Sengaja meninggalkan ketekunan tiga macam ibadah
pokok, sengaja untuk melakukan keinginan-keinginan sendiri, hal-hal yang lain
dan seterusnya.
Pendeknya, orang fasik "lebih takut" kepada manusia daripada takut TUHAN.
Seandainya dia takut TUHAN, dia tidak akan melakukan kesalahan di tempat yang
tersembunyi.
Jadi
ingat, orang fasik lebih takut kepada manusia daripada takut kepada TUHAN
karena kalau dia melakukan kesalahan dihadapan TUHAN, dia berpikir TUHAN tidak
akan menuntut. Sebaliknya kalau seseorang melakukan kesalahan dihadapan
sesamanya, umpama menyakiti sesamanya, maka sesamanya akan menuntut.
Maka
dari situ kita bisa melihat bahwa manusia lebih takut kepada manusia. Tetapi
mulai dari sekarang kita belajar untuk takut akan TUHAN. Jangan sampai ada di
dalam pemikiran (pengertian) ini bahwa Allah tidak akan menuntut supaya tidak
ada kebebasan di dalam melakukan dosa.
Dan
hal ini juga disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus.
1
Korintus 15:32
(15:32)
Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah
berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika
orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab
besok kita mati".
Jika
tidak ada kebangkitan maka semua orang akan berada di dunia orang mati,
sehingga semua orang bebas melakukan segala sesuatu sesuai kehendak sendiri,
termasuk bebas untuk melakukan dosa makan dan minum.
Sebagai
tambahan, dunia orang mati tidak pernah menghargai segala pengorbanan dan jerih
payah seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus, dia berjuang untuk melawan binatang
buas di Efesus. Pengertian rohani dari binatang buas antara lain adalah: antikris, nabi-nabi palsu dan naga. Kalau
kita berjuang melawan tritunggal dari setan ini, tetapi tidak dihargai maka
untuk apa kita kerjakan? Inilah dunia orang mati, tidak pernah menghargai
pengorbanan, tidak pernah mengerti arti dari kasih Allah yang sesungguhnya
itulah korban Kristus. Itu dunia orang mati, lupa TUHAN, tidak tahu beryukur.
Saya
sudah banyak sekali memberi contoh, kita ini sering kali lepas dari maut baik
di jalan raya saat mengendarai kendaraan roda dua, roda empat dan yang lain,
atau di tempat-tempat yang lain juga lepas dari maut, itu jelas karena TUHAN
yang memberi umur panjang, nafas hidup. Tetapi lihatlah dunia orang mati, tidak
pernah tahu beryukur, selalu lupa dengan
korban Kristus. Bebas melakukan segala sesuatu menurut kehendak sendiri
termasuk dosa makan dan minum. Itu dunia orang mati dan itu dipaparkan oleh
Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus sehingga jemaat di Korintus ini berbahagia
lewat pembukaan rahasia Firman oleh seorang hamba TUHAN yang luar biasa dipakai
TUHAN itulah Rasul Paulus. Itulah juga doa kita di hari-hari terakhir ini
supaya TUHAN terus membukakan rahasia Firman-Nya.
Terkait
dengan dosa makan dan minum kita lihat di dalam…
Lukas
17:28-29
(17:28) Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot:
mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam
dan membangun. (17:29) Tetapi
pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang
dari langit dan membinasakan mereka semua.
Dunia orang mati
pada zaman Lot: mereka
bebas melakukan segala sesuatu menurut kehendak sendiri.
-
Mereka
makan dan minum ialah; dosa merokok,
mabuk mabukan, serta mengonsumsi obat-obatan terlarang (narkotika).
Dosa yang disebabkan oleh hawa nafsu dan
keinginan-keinginan daging yang jahat.
Kemudian kelanjutan dari dosa makan dan
minum ini adalah:
o
Membeli dan
menjual
= dikuasai oleh roh jual beli itulah roh antikris. Tetapi syaratnya adalah menerima
tanda enam ratus enam puluh enam itulah cap meterai dari antikris.
o
Menanam dan
membangun.
Jadi
hati-hati dengan dosa makan dan minum karena kelanjutannya adalah membeli dan
menjual kemudian menanam dan membangun.
Kita
masih melanjutkan hal membangun, mungkin ini seri pemberitaan terakhir terkait
dengan membangun dan kiranya kita semua mendapat berkat pertolongan dan
kemurahan dari TUHAN lewat pemberitaan Firman malam ini.
Keterangan:
MEMBANGUN.
1
Korintus 3:9
(3:9)
Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan
Allah.
Anak-anak
TUHAN/hidup gereja TUHAN disebut juga "bangunan
Allah." Jadi kita semua adalah bangunan Allah.
Hidup
rohani anak-anak TUHAN atau hidup rohani gereja TUHAN adalah bangunan Allah.
Mengapa
hidup anak-anak TUHAN disebut bangunan Allah? Karena kita didirikan dan
dibangun oleh TUHAN.
Kita
tidak serta merta begini adanya, sekarang saya berusia hampir 52 tahun, artinya
tiba-tiba 52 tahun seperti itu, tidak.
Jadi
kita ini bangunan Allah karena TUHAN Allah yang membangun kehidupan kita pribadi
lepas pribadi. Sebab itu jangan lupa TUHAN, tahu bersyukur kepada TUHAN. Kalau
tahu beryukur kepada TUHAN maka akan mengerti keadaan orang lain.
Perikop: “Dasar dan bangunan.”
1
Korintus 3:10-11
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang
dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah
meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap
orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. (3:11) Karena tidak ada seorang pun
yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus
Kristus.
Rasul
Paulus adalah seorang arsitek hebat atau ahli bangunan yang cakap. Buktinya:
Rasul Paulus telah meletakkan dasar dari
tiap-tiap bangunan itulah pribadi Yesus
Kristus yang telah menderita
sengsara dan mati di atas kayu salib.
Pendeknya,
korban Kristus adalah dasar dari tiap-tiap bangunan, pondasi hidup
kita masing-masing.
Saudara,
kiranya korban Kristus kita jadikan sebagai dasar hidup kita masing-masing, baik
juga kepada yang belum menikah (pemuda dan pemudi) supaya nanti bila masuk
dalam nikah, dasar nikah mu pun adalah korban Kristus itulah kasih Allah. Kasih
Allah itulah korban Kristus, wujud kasih Allah, dasar dari tiap-tiap bangunan,
itulah pondasi hidup.
Jadi kalau
seseorang tidak dibangun di atas dasar Korban Kristus, nanti akan kaget apabila
masuk dalam nikah. Saudara harus percaya. Ketika melihat suami istri tertawa
senyum manis dan lain sebagainya, lalu saudara berpikir bahwa kemesraan itu
betul-betul dibangun di atas dasar kasih, belum tentu. Tetapi kalau hidup
nikahnya dibangun di atas dasar korban Kristus itulah kasih Allah pasti
senyumnya itu datang dari TUHAN. Setiap tindakan dan gerakannya itu datang dari
TUHAN, tidak ada trik dan intrik di situ. Pengertian inikan betul-betul
memotivasi kita sehingga ada gairah hidup, hanya orang bodoh dan orang fasik yang
menjauhkan diri dari pemberitaan Firman TUHAN di tengah ibadah pelayanan.
Gairah itu
datang dari TUHAN, nikah itupun ada gairah datang dari TUHAN. “… cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih
seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air
yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat
menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk
cinta, namun ia pasti akan dihina … Kidung
Agung 8:6-7.
Jadi senyum
suami kepada istri tulus karena dasarnya cinta kasih. Sebaliknya, senyum istri
kepada suami betul-betul tulus dasarnya cinta kasih, di dalamnya tidak ada trik
dan intrik, begitu juga imam-imam di tengah ibadah pelayanannya, tidak ada trik
dan intrik. Jadi tidak usah gelisah mendengarkan Firman.
Pendeknya, korban Kristus adalah dasar dari tiap-tiap bangunan, dengan lain
kata; pondasi hidup kita adalah korban Kristus, jangan yang lain-lain. Yang
lain umpama uang yang banyak, harta kekayaan tidak bisa menjadi dasar hidup
kita. Kalau semuanya itu tidak ada bagaimana? Dan kalaupun itu ada, kemudian
seseorang kelihatan bahagia, itulah yang disebut kebahagiaan palsu. Senyumnya
istri pun kepada suami karena dasarnya adalah uang harta dan yang lain-lain,
itu juga palsu, saudara harus tahu itu.
1
Petrus 2:6-7
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci:
"Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih,
sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan
dipermalukan." (2:7) Karena itu
bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya:
"Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu
penjuru, juga telah menjadi batu senTUHAN dan suatu batu sandungan."
Dasar
(pondasi) dari GUNUNG SION ialah: Batu
yang terpilih disebut juga Batu Penjuru yang mahal itulah pribadi Yesus
Kristus yang menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib, kemudian yang
percaya kepada batu yang terpilih tidak akan dipermalukan, tidak akan gelisah.
Jadi
korban Kristus disebut juga batu penjuru (batu pilihan) merupakan dasar
bangunan Gunung Sion. Maka untuk menjadi bangunan Gunung Sion mulai dari
sekarang kita harus meletakkan hidup kita di atas korban Kristus. Sebab kita tidak
mungkin menjadi Gunung Sion kalau tidak dari sejak sekarang kita meletakkan
hidup kita ini di atas korban-Nya.
Sebagaimana
dengan pujian yang biasa kita angkat;
Bait :
Biar selalu TUHAN
Kutinggikan kurban-Mu
Tinggikan kurban-Mu
Di hidupku
Ku tak ingin TUHAN
Melepaskan diriku
Dari kuat kuasa
kurban-Mu
Koor:
Di atas kurban-Mu
Kualaskan tahbisanku
Di atas kurban-Mu
Kupercayakan hidupku
Di atas kurban-Mu
Ku akan menang atas
smua
Dan ku menjadi
milik-Mu
Slamanya
Jadi
untuk menjadi milik TUHAN dasar hidup kita adalah korban Kristus. Tidak mungkin
kita tiba-tiba menjadi bangunan gunung Sion (Mempelai TUHAN), sementara dari
sejak sekarang (dari mulanya pun) dia tidak mau menghargai korban Kristus, itu
tidak mungkin.
Jadi
sekali lagi saya sampaikan, jangan seperti orang fasik membawa dirinya ke dunia
orang mati, lupa dan melupakan TUHAN serta tidak tahu bersyukur.
1
Korintus 3:12-13
(3:12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan
emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, (3:13) sekali kelak pekerjaan
masing-masing orang akan nampak. Karena hari TUHAN akan menyatakannya, sebab ia
akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji
oleh api itu.
Jadi
sebelum TUHAN datang pada kali yang kedua sebagai raja dan Mempelai Pria Sorga
dalam kemuliaan yang besar, kita (anak-anak TUHAN/Gereja TUHAN) harus terlebih dahulu
masuk dalam api ujian. Itu harus diketahui.
Ada
dua jenis bangunan:
-
Bangunan
yang terbuat dari: Emas, perak, dan batu
permata.
Inilah jenis bangunan yang didambakan
oleh TUHAN sebab apabila menghadapi api ujian pencobaan, jenis bangunan ini
tidak akan pernah berubah. Apa saja yang dilalap oleh api, pasti berubah
menjadi abu.
o
Emas tetaplah emas
sekalipun harus menghadapi api ujian pencobaan yang membakar hidupnya.
o
Perak tetaplah perak,
dia tidak akan berubah menjadi abu sekalipun dia melelah (mencair), hancur
hatinya karena dibakar api, dia tetap perak, tidak akan bisa bercampur dengan
lumpur dan lain sebagainya. Kemudian,
o
Batu permata
tetaplah batu permata, saat menhadapi api ujian pencobaan dia tidak akan pernah
berubah menjadi apapun.
Bangunan yang
terbuat dari emas, perak, dan Batu Pertama tidak akan pernah berubah menjadi
abu ketika menghadapi api ujian seperti Sulamit berkata; “Janganlah kamu perhatikan bahwa aku hitam, karena terik matahari
membakar aku…” Kidung Agung 1:6.
Aku hitam bukan karna dosa, tetapi karena terik matahari, begitu hebat
perjuangannya di dalam mengasihi TUHAN.
Kemudian
bangunan yang terbuat dari emas, perak, dan batu permata tidak pernah menjadi
seorang yang putus asa lalu menjerumuskan hidupnya ke dalam keputus asaan sebab
itu tidak benar. Orang yang putus asa suka mencari kambing hitam, alasannya
supaya dia diuntungkan, tamak, rakus, memperkaya diri, tidak ada kata cukup.
-
Bangunan
yang terbuat dari: Kayu, rumput kering,
jerami.
Saudara, jenis bangunan ini apabila
menghadapi api ujian pencobaan akan hangus terbakar, dilalap api = berubah
menjadi debu atau kembali ke tanah = binasa.
Jadi orang yang putus asa, orang yang
suka (gemar) dengan sungut-sungut daging akan kembali menjadi abu (debu tanah)
= binasa. Dari tanah (abu) kembali ke tanah (abu) = binasa.
Jadi
dari sinilah kita melihat bahwa karena kasih TUHANlah kita bisa menjadi satu
pribadi yang kuat tidak berubah sekalipun harus menghadapi api ujian pencobaan,
tidak terbakar hangus. Lihatlah orang dunia, satu kali bisa bertahan, tetapi apabila
terus menerus, menghadapi api ujian, langsung nampak (kelihatan) keasliannya.
Sungut-sungut, putus asa, cari kambing hitam, dan lain sebagainya. Tetapi
bangunan yang terbuat dari emas, perak, dan batu permata tidaklah demikian.
Sementara
kita semua merindukan satu tanah air sorgawi kembali kepada sang khalik, Sang pemilik
jiwa. Kalau saya tanya satu persatu dari antara kita yang hadir malam ini,
saudara rindu sorga atau rindu neraka? Saudara pasti menjawab saya rindu tanah
air seorgawi, rindu kembali kepada sang khalik, sang pemilik jiwa. Tetapi itu
di mulut, kenyataannya praktek hidup, perbuatan sehari-hari, menunjukkan bahwa
dia tidak rindu untuk masuk sorga, dia rindu masuk neraka. Kalau saja dia rindu
kembali kepada sang khalik, sang pemilik jiwa ini, rindunya tidak bisa
dihalangi oleh apapun, cinta nya tidak bisa dihalangi oleh apapun untuk terus
datang mendekat kepada TUHAN lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok, dia ingat
kandang penggembalaan, dia ingat tempat pembaringan, dia tidak lupa kandang
penggembalaan, dia tidak lupa tempat pembaringan karena dia bukan teman-teman
seperjalanan, dia sahabat Allah. Kalau teman satu kali putus, lupa TUHAN, tidak
tahu bersyukur biar sudah diberkati dari kecil. Putus karena dia hanya teman,
bukan sahabat.
Oleh
sebab itu kita bacalah…
1
Korintus 3:10B
(3:10B) Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan,
bagaimana ia harus membangun di atasnya.
“Tiap-tiap orang
harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya”
Jangan
seperti orang dunia, hidup ya hiduplah, bernafas ya bernafas saja.
Jadi
jangan asal hidup, jangan asal menghembuskan nafas, harus tahu arti hidup.
Jangan lupa kepada TUHAN, tahu bersyukur. Binatang itu asal hidup, tetapi dia hidup
untuk dimusnahkan, tetapi kita bukan binatang kita orang yang beradap, tahu beretika,
tahu bertata krama. Kita tidak seperti binatang yang tidak tahu etika dan tata
krama, hidupnya telanjang begitu saja di jalanan sana. Tetapi tidak malu, itu
tandanya dia sesudah besar akan dimusnahkan, disembelih.
Perlu
untuk diketahui, di dalam Wahyu 19
terdapat dua jenis bangunan:
1. Pembangunan
tubuh Kristus yang sempurna, itulah sidang mempelai wanita TUHAN, satu kali
masuk dalam perjamuan malam pesta kawin Anak Domba (Wahyu 19:6-8).
2.
Pembangunan
tubuh Babel, penuh dengan kenajisan percabulan, satu kali masuk dalam pesta
burung-burung (Wahyu 19:17-18).
Riwayat dari
pembangunan tubuh Babel kita baca di dalam…
Kejadian
11:1
(11:1)
Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
Pada
mulanya penduduk bumi mempunyai:
-
Satu
bahasanya. Dengan demikian mudah untuk membangun komunikasi satu dengan
yang lain, istilah lain mudah untuk membangun tali silaturahmi.
-
Satu
logatnya. Berarti; dialek, cara pengungkapan kata sama, sehingga keadaan
manusia terlihat dengan jelas. Tetapi kalau dialeknya sudah mulai meninggi maka
tensi juga meninggi. Tetapi kalau dialeknya lambat, pelan berarti lemah lembut
dan rendah hati.
Jadi
keadaan manusia semakin jelas, tetapi sekarang tidak sama seperti dahulu,
bahasanya sudah banyak kemudian logatnya (dialeknya) sudah berbeda-beda, ada
yang tinggi ada yang rendah, ada yang datar saja.
Jadi
itu tandanya komunikasi sudah menjadi sulit dibangun antara satu dengan yang
lain. Kemudian keadaan manusia sudah tidak nampak jelas lagi, sama seperti
iblis/setan menyamar seperti malaikat terang. Mengapa? Karena logatnya sudah
berbeda-beda. Tetapi dari semula tidaklah seperti itu. Satu bahasanya, satu
juga logatnya.
Kejadian
11:2-4
(11:2) Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan
menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. (11:3) Mereka berkata seorang kepada
yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya
baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala
sebagai tanah liat. (11:4) Juga kata
mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah
menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya
kita jangan terserak ke seluruh bumi."
Membangun
sebuah negeri (kota) dan sebuah menara puncaknya sampai ke langit berarti
sangat tinggi disebutlah itu pembangunan tubuh babel.
Saudara,
kalau seseorang diduduki oleh perempuan babel dengan lain kata dikuasai oleh
roh kenajisan pecabulan pasti dia membangun hidupnya sampai ke langit itu
berbicara soal kesombongan (keangkuhan) seperti keangkuhan orang fasik tadi.
Kemudian,
tujuan dari pembangunan tubuh babel: supaya mereka jangan berserak ke seluruh
bumi. Itu berarti supaya
mereka tetap menjadi satu kesatuan yang utuh (tidak terpisah-pisah).
Pertanyaannya;
Apakah mungkin membangun sebuah negeri dan sebuah menara tingginya sampai ke
langit yang berbicara soal keangkuhan, tujuannya supaya jangan berserak? Supaya
mereka tetap menjadi satu kesatuan yang utuh? Saya kira tidak mungkin. Tetapi
cara mereka supaya tetap menjadi satu ya dengan cara keangkuhan ini. Ini cara
yang salah saudara.
Demikian
juga orang dunia, membangun kehidupannya, derajat hidupnya, dan martabatnya
dengan keangkuhan, itu sebabnya manusia duniawi berpikir secara manusiawi,
berlomba-lomba menjadi orang cendikiawan, berlomba-lomba menjadi orang yang
terkenal. Berlomba-lomba setinggi lagit supaya kehidupannya diakui di dunia
ini. Lalu merasa bisa mempersatukan dirinya dengan yang lain, sesuatu yang
tidak mungkin, tetapi itu pemikiran dunia, berpikir secara manusiawi.
Kalau
kita perhatikan gereja lama, untuk diangkat menjadi Sintua itu karena dasarnya
kaya, karena dia punya kedudukan, jabatan, pangkat, atau dia punya uang yang
banyak di dunia ini, itu cepat sekali diangkat menjadi Sintua. Mereka berpikir dengan
cara seperti itu mungkin pelayanan itu akan mudah untuk mempersatukan. Tetapi sesungguhnya di dalam TUHAN tidak
seperti itu, itu pemikiran yang keliru. Itu sebabnya dalam penggembalaan GPT
Betania, yang muda, yang tidak punya harta pun diberi kesempatan untuk melayani
TUHAN, sementara yang angkuh tidak menghargainya. Kita harus belajar
menghargai.
Jangan
kita membangun negeri dan menara penyembahan kita dengan cara membangun sampai
ke langit (keangkuhan), tidak mungkin menjadi satu. Ingat itu.
Tetapi
ada kekeliruan di dalam hal membangun negeri dan menara babel…
1.
Batu
bata dijadikan sebagai batu.
Artinya yang
menjadi dasarnya ialah daging dengan segala tabiat-tabiatnya. Batu bata terbuat
dari tanah, itu berbicara soal daging dengan segala tabiatnya. Kesalahan yang
pertama ini sudah diterangkan dua minggu yang lalu.
2.
Ter
gala-gala sebagai tanah liat.
Artinya
mempersatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda dengan cara yang lain, bukan
dengan caranya TUHAN.
Gala-gala itulah
campuran dari damar/ter/minyak aspal dengan bahan lain untuk merekatkan
bangunan yang terbuat dari kayu.
Kita
tidak mungkin menjadi satu kalau tidak direkatkan (disatukan) oleh kasih TUHAN.
Kasih adalah pengikat yang mempersatukan bahkan nanti kasih yang menyempurnakan
kita (1 Petrus 4:8).
Kalau
tubuh sudah satu berarti sempurna, tetapi kalau tubuh masih kurang satu saja,
tangan kiri misalnya putus, maka akan kelihatan cacat cela. Jadi kasihlah
pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Tetapi
lihatlah kesalahan fatal kedua yang mereka lakukan, mereka menggunakan ter
gala-gala sebagai tanah liat. Gala-gala itu perekat dengan campuran yang lain supaya
menjadi satu, tetapi itu cara yang salah, yang mempersatukan tiap-tiap anggota
tubuh/bangunan/hidup rohani adalah kasih sebagaimana di dalam Kolose 3:14 dan akan dibuktikan di
dalam Efesus 2:19-20.
Efesus
2:19-20
(2:19) Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan
pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota
keluarga Allah, (2:20) yang dibangun
di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu
penjuru.
Di
dunia, kita adalah orang asing dan pendatang, tetapi di dalam sorga kita bukan
orang asing dan pendatang, tetapi sudah menjadi keluarga Allah. Jadi di bumi
sekarang ini kita orang asing dan pendatang.
Anggota-anggota
keluarga Allah disebut juga tubuh Kristus dibangun di atas dasar:
-
Para rasul.
a.
Dua belas rasul
hujan awal
membangun gereja supaya orang menjadi percaya kepada TUHAN itu berarti; bertobat kemudian berhenti berbuat dosa
(dibaptis darah), dibaptis air, lalu
dipenuhkan oleh Roh Kudus (dibaptis Roh Kudus), ketiga baptisan ini adalah saksi di
bumi.
b.
Dua belas rasul
hujan akhir
membangun hidup gereja supaya orang-orang percaya tadi menjadi mempelai TUHAN, membawa
gereja TUHAN sampai kepada kesempurnaan.
-
Para nabi.
Tugas nabi adalah bernubuat berarti
menyatakan hal-hal tentang masa yang akan datang lewat pembukaan rahasia
Firman.
Sedangkan
pondasi (landasan) hidup rohani kita adalah Yesus Kristus yang menderita
sengsara dan mati di kayu salib disebutlah itu batu penjuru yang mahal atau
batu pilihan. Jadi korban Kristus itu adalah batu penjuru yang mahal atau batu
pilihan atau pondasi hidup manusia.
Efesus
2:21
(2:21) Di
dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang
kudus, di dalam TUHAN.
Antara
anggota tubuh yang satu dengan anggota tubuh yang lain mereka menyatu dan disebut
sebagai bangunan yang rapi tersusun.
-
Sidang jemaat datang
menghadap TUHAN dalam setiap ketekunan tiga macam ibadah pokok rapi tersusun.
Ibadah tidak sekedar ibadah. Kemudian…
-
Imam-imam melayani TUHAN
di tengah-tengah ibadah rapi tersusun.
Imam-imam melayani tidak sekedar
melayani, bukan sekedar rutinitas saja. Gulung kabel, angkat alat-alat
elektronik, alat-alat musik, asal diangkat (rutinitas), tidak ada rasa
memiliki.
Tetapi
kehidupan (bangunan) yang sudah bertumbuh, bangunan ini rapi tersusun menjadi
satu karena Kristus dan kasih-Nya.
Itu
sebabnya ibadah ini kita kerjakan dengan rapi tersusun, melayani TUHAN dengan
rapi tersusun, tidak sekedar rutinitas, ada rasa memiliki, ibadah memiliki TUHAN
(Kasih-Nya), demikian juga melayani ada rasa memiliki pelayanan itu.
Singkat
kata; bangunan itu diikat menjadi satu oleh karena kasih Kristus bukan karena
yang lain-lain.
Jangan
kita ada dalam satu kandang penggembalaan karena yang lain-lain atau hanya
karena rutinitas, tetapi karena kasih Kristus, di dalam Dia tumbuh seluruh
bangunan. Berarti anggota tubuh yang berbeda; kaki, tangan, mulut, hidung,
semua menjadi satu karena diikat oleh kasih Kristus.
Jadi
setiap satu kali tarikan nafas ada TUHAN, setiap hembusan nafas ada TUHAN,
apapun yang kita kerjakan karena TUHAN, karena kasih Kristus, jadi ada rasa
memiliki, jangan asal kerja begitu saja, akhirnya rusak. Tetapi sesudah rusak
tidak peduli pula bahaya. Tetapi lihatlah bangunan yang sudah bertumbuh, rapi
tersusun, terikat menjadi satu, saling melengkapi satu dengan yang lain, tidak egois.
Efesus
4:15-16
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di
dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang
adalah Kepala. (4:16) Dari
pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu
oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap
anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Singkat
kata; seluruh tubuh rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua
bagiannya. Imam-imam melayani sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan
Roh El Kudus.
Kolose
2:19
(2:18) Janganlah
kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri
dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan
dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, (2:19) sedang ia tidak berpegang teguh
kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu
oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.
“Janganlah kamu
biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan
beribadah kepada malaikat.” Jangan kita beribadah kepada malaikat, dengan lain
kata melakukan semua ibadah dan pelayanan (kegiatan Roh) hanya untuk dilihat,
jangan, tidak boleh. Gembala sidang dan imam-imam itu malaikat.
“…Serta
berkanjang pada penglihatan-penglihatan.” Tidak sedikit hamba-hamba TUHAN
ketika ada tanya jawab dengan jemaat, dia ceritakan apa yang dia lihat ke
depan, tetapi sesuai dengan penglihatannya, dan banyak anak-anak TUHAN percaya
kepada penglihatan-penglihatan semacam ini, seharusnya kita beribadah ya
beribadah saja. Jangan hanya berkanjang kepada penglihatan. Banyak anak-anak TUHAN
seperti itu, ketika dia mendapat penglihatan dia menceritakan di media sosial
entah di Youtube, tiktok, facebook,
dan media sosial apa saja, mereka menangis dan menceritakan bahwa kedatangan TUHAN
sudah di ambang pintu, terharu, tidak salah. Tetapi yang salah adalah ketika
diajar untuk beribadah dengan benar, maksudnya; di tengah-tengah ibadah itu
kita menikmati korban sehari-hari yaitu: korban sembelihan dan korban santapan,
ibadah asal ibadah saja (sesuka hati) tanpa korban sehari-hari. Inilah yang
disebut berkanjang kepada penglihatan-penglihatan. Ngeri, tetapi dia tidak sadar
kalau itu sebuah kekeliruan. Tetapi kita tidak puas hanya berkanjang kepada penglihatan-penglihatan
saudara.
Jadi
bangunan itu mengalami pertumbuhan kemudian rapi tersusun menjadi satu kesatuan
tubuh yang sempurna jelas karena ada peran urat-urat dan sendi-sendi. Jadi peran urat-urat dan sendi-sendi jangan
dikecilkan saudara. Kesedihan daging anak mu, orang tua mu, saudara mu,
engkau menangis, harusnya saat berita salib disampaikan kita menangis
sejadi-jadinya. Tetapi ini, berita daging anak, orang tua, saudara laki-laki,
dan saudara perempuan kita menangis kan bodoh namanya, derita sengsara Yesus
tidak diceritakan dengan air mata. Kalau engkau menangis karena berita daging,
engkau manusia daging, belum mengalami pertumbuhan, tidak akan bisa menyatu
dengan anggota tubuh lain, dengan rapi tersusun dalam ibadah pelayanan. Jadi
jangan diabaikan peran dari urat-urat dan sendi-sendi.
Urat-urat -> hamba TUHAN
yang dipakai oleh TUHAN sesuai karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El
Kudus, sesuai pelayanan bagiannya. Coba saudara ingat sebelum tergembala, hidup
kita persis seperti istilah betawi, “lu ya lu, gue ya gue”, tetapi sekarang
kita tidaklah seperti itu lagi. Tetapi karena peran daripada urat-urat dan
sendi-sendi bangunan itu bertumbuh arahnya kepada satu pribadi Kristus, Kepala,
dari situ semua bangunan diikat menjadi satu, lewat kasih Allah lewat peran
daripada urat-urat dan sendi-sendi. Jangan kecilkan peran dari pada hamba-hamba
TUHAN apalagi Gembala Sidang, itu kaki tangan dari kasih mempelai untuk
mempersatukan semua anggota-anggota tubuh menjadi rapi tersusun, bukan dengan ter gala-gala sebagai tanah liat.
Ayub
10:11
(10:11)
Engkau mengenakan kulit dan daging kepadaku, serta menjalin aku dengan
tulang dan urat.
Peran
dari urat ini besar sekali untuk memberi pertumbuhan rohani sehingga kita semua
menjadi satu (rapi tersusun) dan pertumbuhan itu arahnya kepada Kristus sebagai
Kepala dan itu diakui oleh Ayub sendiri. Jadi saudara jangan pernah berkata
tidak perlu ke gereja, yang terpenting kasih TUHAN ada di hati ini, TUHAN ada di
hati ini, itu pengertian dari orang yang ketinggalan zaman.
Sedikit
kesaksian, dahulu sebelum saya terpanggil menjadi hamba TUHAN, kami dahulu
tinggal di Bekasi lalu di samping rumah itu ada ibu tua (nenek-nenek) kalau di
suku batak dipanggil opung. Kami sama-sama merokok, kami juga suka main kartu
berdua sampai larut pagi bersama dengan cucu-cucunya yang lain, taruh uang
walaupun itu seperak dua perak. Tetapi untuk mengisi kekosongan (waktu). Lalu
nenek ini berkata; “Nak tidak perlu ke gereja yang penting hati ini nya, TUHAN
ada di hati kita.” Bagaimana mungkin di dalam hati ada TUHAN, sedang ia main
kartu, tapi berkata TUHAN ada di hati? Merokok tapi TUHAN ada di hati?
Lalu
bagaimana supaya anggota-anggota tubuh yang berbeda menjadi satu, siapa yang
merekatkan? Siapa yang menjalin? Bukankah kasih Kristus sebagai Kepala lewat
urat-urat dan sendi-sendi sehingga bangunan itu mengalami pertumbuhan, rapi
tersusun?
Inilah
pengakuan Ayub dan ini juga merupakan mengakuan kita dihadapan TUHAN, mungkin
pengakuan ini tidak keluar dari mulut kita, tetapi tunjukkanlah lewat suara
perbuatan kita masing-masing.
Kemudian
tulang dengan tulang juga bersatu oleh urat-urat; hamba-hamba TUHAN yang dipakai
oleh TUHAN sesuai karunia jabatan.
Dan
ini juga dituliskan di dalam…
Yehezkiel
37:3-6
(37:3) Lalu Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia,
dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?" Aku menjawab:
"Ya TUHAN ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!"(37:4) Lalu firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah mengenai
tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering,
dengarlah firman TUHAN! (37:5)
Beginilah firman TUHAN ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas
hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. (37:6) Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan
daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu
nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa
Akulah TUHAN."
Kehidupan
rohani yang kering-kering seperti tulang-tulang kering di lembah masih bisa
dihidupkan kembali asal kita menyerah kepada kehendak TUHAN dan hamba TUHAN
Yehezkiel ini tahu persis rencana TUHAN.
Akhirnya
tulang-tulang kering hidup kembali sebab tulang kering diberi daging yang sudah
terlebih dahulu diikat oleh urat-urat sehingga terjadi pertumbuhan rohani yang
sehat, sesudah itu ditutup dengan kulit itulah kasih dari sorga sehingga
tulang-tulang itu menjadi hidup dan diberi nafas kehidupan dan kita pun hidup sampai
selama-lamanya.
Apa arti hidup
kita?
Efesus
2:22
(2:22)
Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di
dalam Roh.
Rumah
TUHAN adalah milik kepunyaan TUHAN sendiri, dengan lain kata; menjadi milik
kepunyaan TUHAN. Inilah arti hidup kita, bangunan bertumbuh rapi tersusun
berarti sudah menjadi satu antara anggota tubuh yang satu dengan anggota yang
lain. Lalu akhirnya, satu dengan yang lain dibangunkan menjadi tempat kediaman
Allah, menjadi rumah TUHAN, menjadi milik kepunyaan TUHAN.
Apa
tanda milik kepunyaan TUHAN? Kita senantiasa berada di dalam jalur
perlombaan/kegiatan Roh/ibadah pelayanan yang TUHAN percayakan, itulah arti
hidup, bangunan yang sudah bertumbuh, rapi tersusun, sudah menjadi satu.
Lihat
orang yang tidak menghargai ibadah pelayanan, sulit untuk dipersatukan, sulit
untuk dirangkul, merasa diri besar. Tetapi lihat bagunan yang sudah mengalami
pertumbuhan pasti rapi tersusun, terikat menjadi satu, urat-urat tidak sulit
mempersatukan dia, urat-urat tidak sulit merangkul dia. saya berharap kita
tidak menjadi satu kehidupan yang sulit dirangkul oleh kaki tangan TUHAN. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment