KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, October 24, 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 20 OKTOBER 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 20 OKTOBER 2024


Wahyu pasal 18

(Seri 3)


Subtema: BUMI MENJADI TERANG OLEH KEMULIAANNYA


Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya, TUHAN himpunkan kita di atas gunung TUHAN yang kudus oleh dua tangan yang berkuasa, dua tangan yang penuh kasih Lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, saudara/i, bapa/ibu yang terkasih dimanapun berada, yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming/online/video internet; Youtube, Facebook dimanapun saudara berada.


Selanjutnya, kiranya TUHAN hadir di tengah-tengah kita membawa damai sejahtera dan sukacita bahagia saat kita duduk diam menikmati Sabda Allah. Namun, tetaplah berdoa dalam Roh supaya Firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.


Selanjutnya, mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.

Wahyu 18:1

(18:1) Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.

Rasul Yohanes melihat malaikat lain turun dari Sorga.

Saudara, malaikat ini sebenarnya adalah pribadi TUHAN Yesus Kristus, disebut juga sebagai malaikat yang kuat (Wahyu 10:1). Pada minggu yang lalu hal ini telah diterangkan.


Kemudian, malaikat ini mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya. 

Hal ini telah dinubuatkan (dituliskan) oleh nabi Yehezkiel.


Yehezkiel 43:1-2 dengan perikop: “TUHAN kembali ke Bait Suci dalam kemuliaan”

(43:1) Lalu dibawanya aku ke pintu gerbang, yaitu pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur. (43:2) Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah timur dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya.


Nabi Yehezkiel melihatpun suatu pemandangan yang indah, yang sangat menakjubkan (mendahsyatkan) yaitu: bumi bersinar atau menjadi terang oleh kemuliaan Allah.

Bumi tidak mungkin bersinar/menjadi terang tanpa kemuliaan Allah, itu harus diketahui.


Terkait dengan bumi bersinar atau menjadi terang oleh kemuliaan Allah…

1 Petrus 2:9

(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:


Bumi bersinar atau menjadi terang yang ajaib, jelas oleh karena kemuliaan TUHAN.


Singkat kata, bumi bersinar atau terang yang ajaib, itu menunjuk:

  • Bangsa yang terpilih itulah imamat yang rajani.

Imamat rajani berarti; melayani dalam suasana kerajaan Sorga, tidak berbau daging dan tidak terikat dengan yang lahiriah (perkara-perkara di bumi).

  • Bangsa yang kudus, itulah umat kepunyaan Allah sendiri, disebut juga jemaat sulung (anak sulung).


Praktek menjadi terang yang ajaib: 

Memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.

Karya Allah yang terbesar adalah salib di Golgota. Jadi bukan soal teologi prosperity, bukan berita tentang kemakmuran, kejayaan, berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan, itu bukan karya Allah yang terbesar. Jemaat harus tahu hal ini.

Kita boleh bersyukur dengan berkat yang kita terima, apapun itu bentuknya, baik itu gelar S1, S2, S3 sampai profesor, tidak salah, tetapi tolak ukur untuk menjadi suatu kehidupan yang suci, benar dan mulia, masuk dalam kerajaan Sorga, layak melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, bukan dari perkara itu. 


Lukas 2:23-24

(2:23) seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", (2:24) dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.


Semua anak sulung laki-laki harus dikuduskan bagi Allah.

Itu berarti; anak sulung laki-laki adalah milik kepunyaan Allah itu sendiri.

Dari sini sebetulnya kita dapat memaknai bahwa perempuan tidak boleh menjadi gembala sidang, apalagi mengajar, tetapi kalau menginjil boleh. Tetapi bukan itu hal penting yang mau saya sampaikan, itu hanya bagian dari penjelasan dari ayat ini saja.


Tugas milik kepunyaan Allah: mempersembahkan sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

Dengan demikian tergenapilah hukum TUHAN, Firman para nabi.


Mari kita lihat apa yang tertulis dalam hukum TUHAN atau Firman para nabi…

Bilangan 3:11-13 dengan perikop: “Orang Lewi”

(3:11) TUHAN berfirman kepada Musa: (3:12) "Sesungguhnya, Aku mengambil orang Lewi dari antara orang Israel ganti semua anak sulung mereka, yang terdahulu lahir dari kandungan, supaya orang Lewi menjadi kepunyaan-Ku, (3:13) sebab Akulah yang punya semua anak sulung. Pada waktu Aku membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, maka Aku menguduskan bagi-Ku semua anak sulung yang ada pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan; semuanya itu kepunyaan-Ku; Akulah TUHAN."


Singkat kata, suku Lewi diangkat menjadi anak sulung berarti; menjadi milik kepunyaan Allah sendiri.


Sedikit kesaksian, dahulu, jauh sebelum saya terpanggil menjadi hamba TUHAN, orangtua saya memaksa saya untuk menjadi hamba TUHAN. Padahal, menurut saya, saya merasa tidak layak, kemudian tidak fasih lidah, tidak pandai berbicara pada waktu itu, saya bisa mengucapkan satu, dua kata saja, untuk kelanjutannya masih dipikir-pikir lagi. 

Itulah sebabnya saya katakan bahwa saya tidak pantas untuk menjadi hamba TUHAN, biar adik saya saja, karena memang dia fasih lidah bahkan terlalu fasih lidah. Itu sebabnya, adik saya dipakai di acara adat-adat Batak untuk menjadi pembicara. Tetapi, alasan lain dari orangtua saya (mama tercinta) berkata; “kamu adalah anak sulung saya, jadi kamu harus menjadi hamba TUHAN.” Pada waktu itu saya tidak mengerti apa itu anak sulung secara rohani, tetapi sekarang barulah saya mengerti bahwasanya anak sulung laki-laki adalah milik kepunyaan TUHAN, itu Alkitab yang berkata, bukan saya.


Dari sini kita dapat melihat, menjadi terang yang ajaib jelas bukan karena keperkasaan, kekuatan tetapi karena roh kemuliaan Allah, 


Bilangan 8:18-19

(8:18) Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada orang Israel,(8:19) dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila mereka mendekat ke tempat kudus."


Suku Lewi diangkat menjadi anak sulung (menjadi milik kepunyaan TUHAN).


Tugas anak sulung (milik kepunyaan TUHAN):

  1. Untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.

Saya kira dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, kita harus kerjakan dengan penuh tanggungjawab dihadapan TUHAN, dan semuanya itu kita kerjakan dengan tulus ikhlas dengan lain kata; tidak ada kepentingan-kepentingan yang lain.

  1. Untuk mengadakan pendamaian bagi bangsa Israel.


Inilah yang dimaksud dengan sepasang burung tekukur atau dua anak burung merpati yang harus dipersembahkan anak sulung milik kepunyaan TUHAN itu sendiri. Sehingga dengan demikian, terang yang ajaib, imamat yang rajani betul-betul menggenapi Firman para nabi / hukum Taurat.


Kemudian, saya tambahkan sedikit, pada ayat 19 itu dikatakan; “untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila mereka mendekat ke tempat kudus.”

Saudaraku, banyak dari orang Kristen merasa sudah beribadah dan melayani TUHAN, mengerjakan apa yang TUHAN mau, merasa sudah berbuat baik tetapi pada akhirnya kena tulah (binasa) seperti anak sulung bangsa Mesir dan anak sulung dari semua hewan dari bangsa Mesir. Kenapa? Karena dosanya belum diperdamaikan dengan Allah.


Jadi, dari ayat ini kita bisa melihat bahwa begitu vitalnya keberadaan dari terang ajaib / imamat rajani / milik kepunyaan Allah sendiri. Sebab itu, sebagai anak-anak TUHAN, jemaat TUHAN, jangan kita menganggap enteng seorang pelayan TUHAN, apalagi gembala sidang, sebab itu adalah alat kemuliaan TUHAN supaya kehidupan anak-anak TUHAN berdamai dengan Allah. Untuk berdamai dengan Allah harus ada pengantara, harus ada yang menjadi pendamaian. Belajarlah menghormati apa yang patut kita dihormati, kalau itu datang dari TUHAN, supaya, panjang umurmu di tanah yang TUHAN berikan ini (Ulangan 11:21).


Kalau orang dunia saja bisa kita hormati karena kedudukannya, harusnya terhadap yang rohani kita lebih lagi. Sebab itu, buang harga diri, jangan menganggap diri besar, bawa diri rendah di kaki salib. Biarlah TUHAN semakin besar kita semakin kecil, TUHAN bertambah-tambah di dalam diri kita, supaya kita semakin berkurang-kurang dari hari demi hari yang kita lalui di dalam hal menantikan kedatangan TUHAN kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.


Kembali saya ucapkan terimakasih kepada orangtua saya, yang tidak henti-hentinya mendoakan saya untuk menjadi hamba TUHAN, kalau tidak dipaksa maka saya hanyalah anak sulung tetapi bukan milik kepunyaan TUHAN.

Jadi, kalau sepertinya TUHAN tegas kepada kita lewat pembukaan rahasia Firman, itu cara TUHAN untuk menjadikan kita sebagai anak sulung (milik kepunyaan TUHAN) disebut dengan terang ajaib.


2 Korintus 5:18-20

(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.


Seorang hamba TUHAN diutus untuk:

  1. Membawa berita pendamaian, itulah pengajaran salib, sebab salib tempat Yesus mengerjakan penebusan dan pendamaian terhadap dosa dunia.


  1. Mengadakan pendamaian, dengan demikian kehidupan yang jauh dan yang terhilang berdamai dengan Allah.

Dulu hidup kita jauh dari TUHAN, bahkan disebut kehidupan yang terhilang, tetapi oleh utusan TUHAN, mereka yang jauh dan terhilang berdamai dengan Allah. Dimulai dari berdamai dalam nikah, kemudian berdamai dengan nikah yang lebih besar yaitu; kandang penggembalaan, dan berdamai dengan orang lain.


Di dunia 1+1 = 2, tetapi di dalam TUHAN 1+1 hasilnya tetap 1. Demikian juga kehidupan yang terhilang (jauh dari TUHAN), kalau sudah diperdamaikan oleh darah salib; kita menjadi satu dengan Allah di dalam kerajaan Sorga yang kekal.


2 Korintus 5:21

(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.


TUHAN Allah membenarkan kita dengan salib Kristus, tidak dengan cara-cara yang lain.

Jadi, dalam hal ini, yang menjadi korban supaya jemaat dengan TUHAN berdamai adalah utusan TUHAN itulah terang yang ajaib / milik kepunyaan Allah / anak sulung laki-laki / imamat rajani.

Itulah yang dimaksud dengan terang ajaib oleh karena kemuliaan TUHAN.


Saudara, tidak semua orang bisa menjadi pendamaian, karena itu adalah suatu pekerjaan yang sangat menyedihkan, karena harus siap difitnah, diolok-olok, siap disakiti, siap diinjak-injak, siap untuk dihina dan diludahi. Memang rasanya sakit, tetapi harus ditanggung, supaya orang lain berdamai dengan Allah.

Saya belum sempurna dalam hal ini, masih jauh dari kata sempurna untuk menjadi pendamaian. Tetapi, sekalipun demikian, jangan kita patah arang, jangan menjadi lemah dan putus asa, jangan berkecil hati dulu, supaya kita jangan berdalih dan mencari kambing hitam untuk mempersalahkan ibadah dan pelayanan.


Supaya kita semakin mengerti tentang terang oleh karena kemuliaan TUHAN…

Matius 5:14

(5:14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.


Kamu adalah terang dunia. Inilah yang menjadi kerinduan TUHAN.

Saya berdoa dengan harap yang penuh; kiranya kita semua menjadi terang dunia sesuai dengan kerinduan TUHAN. Dan kalau pada akhirnya kita semua menjadi terang yang ajaib di dunia ini, jelas itu hanya karena kemuliaan Allah. 

Jadi, seorang pelayan TUHAN tidak pantas untuk bermegah atas kelebihan-kelebihannya, karena ia menjadi terang ajaib di dunia ini hanya karena kemuliaan TUHAN.


Kemudian, kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Di sini dikatakan; terang dunia sama seperti kota yang letaknya di atas gunung; tidak mungkin tersembunyi.

Pendeknya, kalau dia disebut sebagai terang dunia, maka, orang yang semacam ini sulit bagi dia untuk menyembunyikan dosa, menyembunyikan sesuatu yang tidak pantas, tidak baik, tidak suci.

Hai para imam! Kalau kalian mengaku sebagai terang ajaib, sebagai imamat yang rajani, sudah seharusnya sulit menyembunyikan sesuatu yang tidak baik, tidak suci, “ya” di atas “ya”, “tidak” di atas “tidak”, apapun resikonya, tempuh saja. 


Sementara, kota yang terletak di atas gunung 🡪 ibadah dan pelayanan


Sekarang kita lihat terang ajaib pada..

Matius 5:15

(5:15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.


Menjadi terang yang ajaib di dunia ini sama seperti pelita yang diletakkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam ruangan itu.

Ruangan Suci tidak akan menjadi terang jikalau Pelita Emas tidak ada di dalamnya, sebab Ruangan Suci ditutup dengan 4 lapis tudung, maka tentu saja, suasana Ruangan Suci akan menjadi gelap jika tidak ada Pelita Emas di dalamnya.


Kiranya kita semua menjadi pelita yang diletakkan di atas kaki dian untuk menerangi seisi rumah kita dimanapun kita tinggal. Bukan hanya suami saja yang menjadi pelita yang diletakkan di atas kaki dian, tetapi isteri juga harus menjadi pelita  yang diletakkan di atas kaki dian, bahkan buah hati (anak-anak) dan seluruh anggota keluarga dalam rumah itu juga harus menjadi pelita yang diletakkan di atas kaki dian supaya menerangi seisi rumah baik dalam perkataan maupun perbuatan.


Pendeknya, untuk menjadi terang maka pelita tidak diletakkan di bawah gantang.

Gantang 🡪 alat ukur / sukatan / takaran.

Berarti untuk menjadi pelita yang diletakkan di atas kaki dian menerangi seisi rumah, maka kita tidak boleh menggunakan ukuran / takaran kebenaran diri sendiri. Tidak mungkin menjadi pelita / terang yang ajaib di rumah kita, sementara kita suka mengukur orang lain; “kamu begini, kamu begitu, saya sudah begini, saya lebih baik dari kamu, persembahan saya lebih banyak dari kamu”, itu bukan terang, itu adalah pelita yang diletakkan di bawah gantang.


Inilah dua jenis terang yang ajaib; di dunia dan di dalam rumah kita masing-masing.


Sedangkan pelita emas / kaki dian emas 🡪 kehidupan yang sudah dibentuk (ditempa) oleh banyak ujian.


Keluaran 25:31 dengan perikop: “Mengenai kandil”

(25:31) "Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas tempaan harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya -- dengan tombolnya dan kembangnya -- haruslah seiras dengan kandil itu.


Kaki dian emas / pelita emas dibuat seluruhnya dari emas murni, baik kakinya, batangnya, kelopaknya, tombolnya, maupun kembangnya. Emas 🡪 kekayaan Sorgawi yang ada dalam Allah Trinitas yaitu; TUHAN, Yesus, Kristus (Efesus 1:3).


Kemudian, kandil itu dari emas tempaan.

Emas tempaan adalah emas yang dipanaskan supaya lunak; mudah dipukul dan dibentuk. 

Kalau emas sudah dipanaskan, maka ia akan mudah dipukul dan dibentuk. 

Jadi, menjadi pelita emas itu bukan dicor atau dicetak seperti lembu emas tuangan yang disembah Israel di padang gurun; sesudah dipanasi sampai mendidih lalu dicetak.

Pendeknya, para imam / hamba TUHAN, harus mengalami proses semacam ini (dipanaskan) supaya menjadi terang ajaib di dunia dan di rumah kita masing-masing, menjadi terang di tengah dunia yang gelap ini.


Lewat Ibadah Raya Minggu malam ini kita sedang dibentuk oleh TUHAN. Banyak cara TUHAN untuk membentuk kita, kita dipanaskan dengan banyak ujian, pergumulan, kesulitan, baik dalam keuangan, ekonomi, dan lain sebagainya. TUHAN punya maksud di situ supaya kita mudah dibentuk TUHAN menjadi pelita emas / terang yang ajaib. Jadi, jangan terlalu mudah bersungut-sungut.


Keluaran 25:39

(25:39) Dari satu talenta emas murni haruslah dibuat kandil itu dengan segala perkakasnya itu.


Kandil ternyata terbuat dari satu talenta emas. 1 talenta emas ± 34 kilogram.

Jadi, untuk menjadi pelita emas itu harganya mahal. Maka, imam-imam yang dipercayakan karunia jabatan oleh TUHAN, hargai apapun talenta yang diberikan. Jangan karena diberi kesempatan dengan mudah untuk melayani lalu saudara bermain-main.


Saudara, 1 talenta ± 34 kilogram, kalau 1 gram emas murni harganya Rp 1.000.000, maka kalau dikalikan 34 kilogram sudah berapa miliar? Artinya, kehidupan yang sudah ditempa oleh TUHAN itu harganya mahal di mata TUHAN. 

Satu talenta saja yang engkau punya, itu mahal. Umpama; hanya bisa di infokus atau  bernyanyi atau live streaming, itu mahal harganya, jangan dianggap enteng. Dan kalau TUHAN percayakan hanya satu talenta saja sehingga kita layak menjadi terang yang ajaib di dunia, di rumah kita masing-masing, itu karena roh kemuliaan TUHAN saja. 

Jadi, jangan kita anggap enteng ibadah dan pelayanan ini. 


Kalau kita memahami hal ini, maka kita tidak akan bermain-main lagi di tengah ibadah dan pelayanan. Hanya orang yang tidak memahaminya yang bermain-main. Misal ada 1 gram emas di tangan, lalu dipermain-mainkan, itu karena dia belum tahu bahwa itu berharga. Tetapi, kalau sudah tahu itu berharga, jangankan 1 gram, ½ gram emas di tangan; pasti dipelihara dengan baik, apalagi satu talenta.


Kita sudah melihat yang terkait dengan terang yang ajaib yang dikerjakan oleh roh kemuliaan TUHAN.

Di atas tadi kita sudah melihat dalam Wahyu 18:1; bumi menjadi terang oleh kemuliaan Allah. Sedangkan, Yehezkiel 43:2; bumi bersinar karena kemuliaannya.  Jadi, bumi bersinar atau menjadi terang itu hanya oleh karena kemuliaan Allah.


Kita akan melihat…

Proses menjadi terang yang ajaib:

Yehezkiel 43:3-5

(43:3) Yang kelihatan kepadaku itu adalah seperti yang kelihatan kepadaku ketika Ia datang untuk memusnahkan kota itu dan seperti yang kelihatan kepadaku di tepi sungai Kebar, maka aku sembah sujud. (43:4) Sedang kemuliaan TUHAN masuk di dalam Bait Suci melalui pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur, (43:5) Roh itu mengangkat aku dan membawa aku ke pelataran dalam, sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan TUHAN.


Kemuliaan Allah masuk dalam Bait Suci melalui pintu gerbang yang menghadap ke sebelah Timur


Kita lihat dulu pintu gerbang dalam…

Yohanes 14:6

(14:6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.


Ketika Yesus berkata:  "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup”, berarti Yesus adalah Pintu Gerbang Sorga.

Jadi, saudara jangan ragu mempertuhankan Yesus Kristus. Jangan malu karena TUHAN Yesus ditelanjangi, dihina, diludahi, justru kita bangga di situ.


Demikian juga kebanggaan kita di bumi ini yaitu; apabila kita bertahan dalam penderitaan. Sudah dihina oleh suami; bertahan dalam penderitaan, sudah dihina oleh isteri; masih bertahan, itu adalah kebanggaan yang sejati (hakiki). 

Sekali lagi saya tandaskan, kita harus bangga bahwa Yesus Kristus adalah pintu gerbang Sorga. Jangan malu walaupun ia ditelanjangi, dihina dan di injak-injak.


Pendeknya, Yesus Kristus adalah pintu gerbang Sorga. Mempertuhankan Yesus berarti mempunyai pintu gerbang untuk masuk ke Sorga. Tidak mempertuhankan Yesus Kristus berarti; tidak mempunyai pintu untuk masuk ke Sorga.

Saudara mempertuhankan ilah-ilah di bumi ini? Itu tidak punya pintu ke Sorga. Mempertuhankan aktivitas-aktivitas di bumi ini? Itu tidak punya pintu ke Sorga. Hanya TUHAN Yesuslah yang menjadi pintu dan membawa kita masuk ke dalam kerajaan Sorga, tidak usah ragu.


Tetapi anehnya, banyak orang Kristen mempertuhankan yang bukan TUHAN, dikira ada pintu untuk menuju kerajaan Sorga. TUHAN Yesus adalah pintu gerbang Sorga, tetapi banyak orang Kristen tidak mau mempertuhankan TUHAN Yesus Kristus. Sedangkan “tuhan” (ilah-ilah) zaman ini, tuhan yang tidak punya pintu; dipertuhankan, disebut apakah itu, orang bijak atau orang bodoh?

Kalau saudara mengatakan itu bodoh, kalau gitu jangan bodoh saudaraku, mari kita mempertuhankan TUHAN yang mempunyai pintu jalan ke Sorga. 


TUHAN Yesus adalah pintu, Ia sedang menunggu kita semua untuk dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga, tangan-Nya terbuka, hati-Nya terbuka lebar-lebar untuk kita semua. Dan itu juga disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus -- “Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu” (2 Korintus 6:12).
Kita punya TUHAN Yesus Kristus, Dialah pintu Sorga, tetapi mempertuhankan ilah zaman (ilah lain) yang tidak punya pintu masuk ke dalam kerajaan Sorga, itu adalah kekeliruan.


Kalau hati kita hanya tertuju pada perkara yang di bawah, “tuhan yang tidak dikenal”, “tuhan yang tidak punya pintu ke dalam Sorga”, hati Paulus sedih. Saya kira bukan hanya Paulus saja, tetapi setiap hamba TUHAN yang tulus hatinya melayani TUHAN juga pasti sedih. Hanya hamba TUHAN yang loba, yang penting kolekte (persembahan), yang tidak sedih; biar sudah salah ia akan tetap ramah tamah, tetapi ramah tamah dalam tanda munafik.


Pendeknya, percaya  bahwa TUHAN Yesus adalah pintu gerbang Sorga.


Yohanes 1:12

(1:12) Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;


Menerima Yesus sebagai pintu gerbang Sorga berarti; percaya kepada Yesus, sebab tidak mungkin kita terima Yesus sebagai pintu gerbang Sorga, kalau tidak percaya.

Jadi, orang yang menerima Yesus adalah orang yang percaya bahwa TUHAN Yesus Kristus adalah TUHAN dan Juruselamat, TUHAN Yesus adalah pintu kerajaan Sorga. 


Inilah proses untuk menjadi terang yang ajaib itu yaitu; kemuliaan itu masuk ke dalam bait Allah melalui pintu gerbang yang menghadap ke sebelah Timur. Dalam pola Tabernakel terkena kepada Pintu Gerbang artinya percaya.

Tetapi tidak cukup hanya percaya saudara, seperti kebanyakan Kristen lama; yang penting percaya pasti TUHAN Yesus selamatkan, tidak seperti itu. 


Kejadian 28:13 dengan periko: “Mimpi Yakub di Betel”

(28:13) Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.


Janji TUHAN; tanah Kanaan untuk Abraham, Ishak dan Yakub dan kepada kita semua.

Jadi, tanah Kanaan yang dijanjikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub hanya gambaran saja, karena TUHAN juga menjanjikan tanah air Sorgawi kepada kita. Pada dasarnya kita hanyalah pendatang dan orang asing di bumi ini, sebab itu kita jangan terlena di bumi ini.


Kejadian 28:14-19

(28:14) Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. (28:15) Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu." (28:16) Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya." (28:17) Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga." (28:18) Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya. (28:19) Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.


Betel artinya; rumah Allah (bait Elohim) yang adalah pintu gerbang Sorga.

Itulah pengakuan Yakub kepada kita semua (Yakub berganti nama menjadi Israel). Kita semua adalah Israel rohani.


Kemudian, Betel / rumah TUHAN / bait Allah disebut juga Tabernakel adalah tempat yang dahsyat.

Saudara, kita semua menjadi kehidupan yang dahsyat karena pengajaran mempelai dalam terang Tabernakel. 

Jadi, jangan ragu dengan Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel.


Bukti Betel adalah pintu gerbang Sorga.

Kejadian 28:12

(28:12) Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.


Sebuah tangga didirikan di bumi, ujung tangga itu sampai ke langit.

Tangga 🡪 salib Kristus.


Pendeknya, salib Kristus harus didirikan/ditegakkan di dalam rumah TUHAN, dengan lain kata; Pengajaran Salib harus disampaikan, ditegakkan di dalam rumah TUHAN, sebab itu adalah tangga (jembatan) dari bumi ke Sorga, bukan soal berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan, mujizat. Biar sejuta kali terjadi mujizat di depan mata, kalau di tengah ibadah dan pelayanan Pengajaran salib tidak didirikan, ditegakkan, ujung dari pelayanan itu tidak akan sampai ke Sorga.


Mohon maaf untuk para hamba TUHAN, jangan marah dengan pemberitaan semacam ini. Saya senang ada mujizat, terjadi keajaiban; yang sakit sembuh, yang lumpuh berjalan, saya senang, tetapi itu bukan tangga ke Sorga, itu bagian dari dinamika dalam ibadah dan pelayanan. Sebab itu, pengajaran salib harus ditegakakn dalam satu rumah peribadatan dan seorang gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) harus tahu tentang Betel (rumah TUHAN) bahasa Inggrisnya; Tabernacle. Kalau TUHAN memperkenalkan Betel kepada kita, kita harus terima, karena Betel itu sangat dahsyat, sehingga kita semua menjadi suatu kehidupan yang dahsyat.


Jadi, saya kira saudara tidak perlu ragu dengan apa yang kita terima malam ini. Kalau saudara ragu, bagaimana lagi TUHAN mau meyakinkan kita semua? Padahal TUHAN adalah pintu gerbang ke Sorga. 

Tangga dan setiap anak tangga itulah korban; hari ini ada persembahan, besok ada lagi persembahan, begitu seterusnya, itulah Pengajaran Salib tetapi ujungnya adalah langit (Sorga). 


Pendeknya, dari Tabernakel bumi sampai ke Tabernakel Sorga  tangganya adalah pengajaran salib di tegakkan di dalam rumah TUHAN. Kalau ini benar, terima, jangan lawan hati nurani, jangan lagi cari ibadah yang semarak-semarak untuk daging, itu ujungnya tidak sampai ke langit. Tetapi pengajaran salib mengajar kita untuk mempersembahkan korban di atas mezbah TUHAN, itu adalah anak-anak tangga yang ujungnya sampai ke langit. 


Jadi harus sabar melewati anak tangga. Jangan setiap kali ibadah menggerutu karena banyak persembahan di situ. Kalau andaikata persembahan saudara masuk kantong saya barulah saudara bersungut-sungut. Saya juga membawa korban persembahan (memberi contoh teladan) juga dan saya belajar untuk tidak bersungut-sungut, karena saya sadar itu adalah tangga dan anak-anak tangganya yang ujungnya langit (Sorga).

Jadi sekali lagi saya tandaskan, dari Tabernakel di bumi menuju Tabernakel Sorgawi, tangganya adalah salib di Golgota, ini yang harus disampaikan.


Saya kira pengertian ini harus mantap di dalam diri kita masing-masing.


Mazmur 122:1

(122:1) Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."


Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."

Kalau anak-anak diajak orangtua untuk pergi ke rumah TUHAN, harus bersukacita. Atau siapapun mengajak kita untuk pergi ke rumah TUHAN, harus bersukacita. 

Tetapi anehnya, kebanyakan orang lebih suka kalau diajak ke pantai, mall, jalan-jalan ke sana ke mari, darmawisata dan tinggalkan jam-jam ibadah. 


Mazmur 122:2-4

(122:2) Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem. (122:3) Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, (122:4) ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel.


Pintu Gerbang Sorga ternyata terhubung rapat (menyatu) dengan kemana suku-suku yang berziarah

Berziarah berbicara soal pengalaman kematian Yesus Kristus.

Jadi, kalau kita percaya kepada TUHAN, maka kita juga harus satu dengan pengalaman kematian Yesus Kristus, tidak cukup; “yang penting saya percaya, nanti masuk Sorga”, tidak begitu.


Pendeknya, orang yang menerima Yesus harus percaya kepada TUHAN, tetapi juga harus menyatu dengan pengalaman kematian Yesus Kristus. Pengalaman kematian berarti;

  • Daging tidak bersuara lagi dengan kata lain; tidak menuruti hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.

  • Tidak ngomel, bersungut-sungut (menggerutu), melainkan bersyukur kepada nama TUHAN; sesuai dengan perintah (peraturan) TUHAN


Jadi sekali lagi saya sampaikan; tidak cukup hanya percaya, tetapi sudah harus menyatu dengan sengsara derita bahkan masuk dalam pengalaman kematian Yesus Kristus dan dalam pengalaman itu, jangan bersungut-sungut, ngomel, tetapi harus bersyukur karena itu peraturan TUHAN bagi Israel.


Mazmur 118:19

(118:19) Bukakanlah aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada TUHAN. 


Kalau kita mau masuk ke dalam kerajaan Sorga harus melalui pintu gerbang Sorga = percaya, selanjutnya harus satu dengan sengsara derita dan pengalaman kematian Yesus Kristus, dan di tengah-tengah pengalaman kematian itu jangan bersungut-sungut, jangan ngomel, tetapi harus tahu bersyukur kepada TUHAN. Jangan lupa dan melupakan TUHAN!

Itu yang dimaksud dengan pintu gerbang Sorga.


Mazmur 118:20

(118:20) Inilah pintu gerbang TUHAN, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya. 


Jadi, kalau kita datang ke Betel (bait Elohim) lalu hanya duduk diam sesudah itu pulang, tidak ada sesuatu, tidak ada korban persembahan dipersembahkan di atas mezbah, itu bukan pintu gerbang menuju kerajaan Sorga.

Pintu gerbang TUHAN tidak hanya percaya, tetapi satu dengan sengsara derita bahkan satu dengan pengalaman kematian Yesus Kristus.


Mazmur 118:21

(118:21) Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku. 


Kembali pemazmur ini berkata: Aku bersyukur kepada-Mu, dengan adanya pintu gerbang semacam ini yaitu; percaya dan satu dengan kematian-Nya. 


Ini proses menjadi terang ajaib oleh kemuliaan Allah. 

Kemuliaan itu masuk melalui pintu gerbang yang menghadap ke sebelah Timur


Mazmur 118:23

(118:23) Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita


Betel (bait Elohim) / Tabernakel itu ajaib, itu yang mendahsyatkan kehidupan saya dan saudara, itu juga pengakuan Yakub.


Dampak positif bersyukur dengan salib.

Kejadian 28:13-15

(28:13) Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. (28:14) Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. (28:15) Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu."


TUHAN menjanjikan tanah air Sorgawi kepada Abraham, Ishak dan Yakub.

Supaya janji Allah itu tergenapi, maka:

  • TUHAN menyertai Yakub -- menyertai hidup gereja TUHAN di atas muka bumi ini sampai kedatangan TUHAN kembali untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.

Kalau TUHAN menyertai kita, kita aman dalam penyertaan TUHAN. Sebab itu, TUHAN juga disebut sebagai Imanuel artinya, TUHAN menyertai kita. Kalau TUHAN tidak menyertai kita, belum tentu kita sampai ke tanah air Sorgawi.

  • TUHAN melindungi Yakub kemana pun ia pergi.

Kalau TUHAN melindungi, itu satu paket dengan pembelaan TUHAN kepada kita semua. Kalau TUHAN dipihak kita, membela kita, siapa yang menjadi lawan kita? Tidak ada. 

TUHAN akan melindungi kita sampai puncak kesesakan, tepatnya pada saat antikris menjadi raja atas seantero dunia, di situ ada aniaya besar, itulah puncak kesesakan

Saudara, kalau TUHAN tidak menyertai dan melindungi, tidak mungkin janji Allah tergenapi yaitu untuk mewarisi tanah air Sorga. 


Jadi saudara, percayalah, ketika kita menghadap TUHAN dan terus melangkah naik melalui tangga dan anak-anak tangga itu, percaya saja kalau TUHAN menyertai dan melindungi. Kalau kita naik melalui tangga di situ sudah ada penyertaan TUHAN, perlindungan TUHAN. Tetapi, kalau kita tidak melalui tangga itu dan tidak melangkah melalui anak-anak tangga itu, tidak mungkin ada penyertaan dan perlindungan TUHAN.

Sekali lagi saya sampaikan; penyertaan dan perlindungan TUHAN adalah ketika kita naik melalui tangga dan melangkah sesuai dengan anak-anak tangga sebarapun banyaknya.


Kejadian 28:12

(28:12) Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.


Tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.

Ini adalah perlindungan dan penyertaan TUHAN. TUHAN perintahkan malaikat-Nya menjagai kita walaupun kita harus melalui banyak persoalan di bumi ini, anggap saja itu tangga dengan anak-anak tangga yang harus terus kita naiki.

Ini adalah jaminan dari TUHAN, kurang apa lagi jaminan ini bagi kita semua? Kenapa ragu dengan tangga dan anak tangga yang harus kita lalui? Kenapa lebih percaya kepada ilah lain (ilah zaman) ini?


Mulai sekarang bijaksanalah, bersikap seperti orang dewasa. Biarpun anak-anak, kalau rohani dewasa pasti dia menjadi satu kehidupan yang bijaksana.


Kejadian 28:16

(28:16) Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya."


Kita kan tidak menyadari kalau di dalam setiap ibadah dan pelayanan yang digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, ternyata TUHAN itu ada di tengah kita semua.


Kejadian 28:17

(28:17) Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."


Tanpa kita sadari ternyata betapa dahsyatnya Pengajaran Tabarenakel (bait Elohim).

Jadi yang mendahsyatkan kita adalah bait Elohim.


Saudara, malam ini TUHAN sudah menceritakan bagaimana TUHAN menjadikan kita terang yang ajaib oleh kemuliaan-Nya. Dan proses kemuliaan Allah masuk ke dalam bait Allah adalah melalui pintu gerbang di sebelah Timur. 

Setelah kita melihat proses demi proses yang kita lalui ini, kita harus bersyukur. Ingat ujung salib adalah kerajaan Sorga.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment