IBADAH RAYA MINGGU, 6 OKTOBER 2024
Wahyu pasal 18
(Seri 1)
Subtema: JANGAN TERKECOH! MANUSIA HIDUP OLEH FIRMAN ALLAH
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya, kita dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus oleh dua tangan TUHAN yang berkuasa, tangan yang penuh kasih lewat Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian zangkoor dan kesaksian dari anak TUHAN itulah orangtua saya secara pribadi, yang telah disembuhkan dari sakit perut akut.
Sebetulnya, andaikata orang tua kami tidak di tolong dalam satu dua hari, mungkin sudah lain cerita. Tetapi, oleh karena kemurahan hati TUHAN, orangtua kami (opung Isai) ditolong oleh TUHAN, dan tanpa direncanakan, secepatnya dilarikan ke rumah sakit. Orangtua kami berada di rumah sakit selama tiga hari, tetapi TUHAN pulihkan di sana, dan sekarang bersama-sama dengan kita dan juga sudah menyaksikan cinta kasih-Nya kepada TUHAN, semua karena pertolongan TUHAN bagi kita semua.
Terimakasih juga saya ucapkan secara pribadi kepada sidang jemaat yang turut berdoa dan memperhatikan orang tua kami (opung Isai), baik tenaga, pikiran, waktu yang sudah diluangkan, TUHANlah yang membalaskan berlipat-lipat ganda.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten Indonesia, lewat live streaming/online/video internet baik itu; Youtube, Facebook maupun media sosial lainnya, dimanapun saudara berada. Biarlah kiranya TUHAN hadir di tengah ibadah kita ini membawa damai sejahtera sehingga kita ada dalam sukacita besar dan bahagia di saat kita mendengarkan Sabda Allah.
Namun sebelum itu, saya juga berpesan, jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita pribadi lepas pribadi.
Sesudah kita diberkati oleh kemurahan TUHAN dari Wahyu 17:1-18, sekarang kita akan masuk pada pasal yang baru itulah WAHYU 18. Kita akan awali terlebih dahulu dari…
PENDAHULUAN.
Saudaraku, Wahyu 18:1-24 dalam susunan Tabernakel terkena kepada MEJA ROTI SAJIAN dan BULI-BULI EMAS BERISI MANNA. Di dalam Tabut perjanjian terdapat 3 (tiga) hal, salah satunya adalah Buli-buli emas berisi manna.
Sebenarnya itu adalah wujud nyata dari pribadi Yesus Kristus, sebab Ia adalah Roti hidup, Roti yang turun dari Sorga; Ia telah memecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib.
Pendeknya, perkara-perkara di atas yang sebut tadi yaitu; Meja roti sajian dan Buli-buli emas berisi manna, itulah wujud dari pribadi Yesus sebagai Roti hidup yang telah dipecahkan di atas kayu salib.
3 (tiga) dimensinya dalam pola Tabernakel, bila “Centralnya” adalah Meja roti sajian…
Apabila turun ke bawah, terkena kepada Mezbah Korban Bakaran.
Apabila naik ke atas, terkena kepada Buli-buli emas berisi manna.
Kemudian, Buli-buli emas berisi manna berbicara iman yang tetap atau bersifat permanen di dalam kesempurnaan gereja TUHAN yakni; sidang mempelai TUHAN, sebab Buli-buli emas berisi manna ada di dalam peti dari Tabut Perjanjian.
Untuk melihat hal ini lebih dalam, terlebih dahulu kita perhatikan…
“RIWAYAT BULI-BULI EMAS BERISI MANNA”
Keluaran 16:33-34 dengan perikop: Manan Sabat
(16:33) Sebab itu Musa berkata kepada Harun: "Ambillah sebuah buli-buli, taruhlah manna di dalamnya segomer penuh, dan tempatkanlah itu di hadapan TUHAN untuk disimpan turun-temurun." (16:34) Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah buli-buli itu ditempatkan Harun di hadapan tabut hukum Allah untuk disimpan.
Buli-buli emas berisi manna di tempatkan di dalam Tabut Perjanjian di hadapan TUHAN, sesuai dengan perintah TUHAN kepada Musa.
Keluaran 16:35
(16:35) Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.
Israel makan manna selama 40 tahun lamanya di padang gurun.
Artinya bagi kita sekarang adalah:
Manusia hidup karena Firman Allah.
Hidup gereja TUHAN (anak-anak TUHAN) dipelihara oleh TUHAN lewat Firman TUHAN.
Jadi, manna Sorgawi 🡪 Roti hidup, Roti yang turun dari Sorga sesuai dengan tiga dimensi yang kita temukan dalam Tabernakel sebagaimana dalam Yohanes 6:33 --- Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.
Kalau tadi, bangsa Israel dipelihara oleh TUHAN dalam perjalanan di padang gurun selama 40 tahun. Sekarang, kita akan melihat ketika Yesus ada di padang gurun. Dan Yesus ada di padang gurun karena Roh TUHAN yang memimpin (Matius 4:1).
Ketika Yesus ada di padang gurun, Ia menghadapi 3 (tiga) jenis ujian atau pencobaan.
UJIAN YANG PERTAMA (Matius 3:3-4) yaitu:
Iblis setan berusaha menjadikan roti dari batu. Tetapi Yesus berkata; manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah (itulah Firman Allah).
Mengapa iblis setan berusaha menjadikan roti dari batu? Sebab iblis setan tahu persis bahwa sepuluh hukum Allah itu tertulis dalam dua loh batu. Maksudnya di situ adalah; setiap orang berhak untuk mencari nafkah terkait dengan kebutuhan pokok yaitu soal makan, minum, serta saya tambahkanlah; soal pakaian, sehingga, orang-orang beranggapan bahwa orang yang tinggalkan ibadah karena mencari nafkah itu adalah ibadah kepada TUHAN, padahal roti makanan itu terhubung langsung dengan hawa nafsu dan keinginan daging dari manusia itu sendiri. Itulah hebatnya setan, kadang-kadang kalau kita tidak mengerti siasat setan ini bisa juga terkecoh.
UJIAN KEDUA (Matius 4:5-7) yaitu:
Ketika Yesus berada di tempat tinggi itulah bubungan Bait Allah, saat itu iblis berkata kepada Yesus: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diriMu ke bawah”
Perlu untuk diketahui, bila kedudukan hidup rohani dari anak-anak TUHAN sudah berada di tempat yang tinggi, jangan kita menjatuhkan diri ke bawah, dengan lain kata; jangan menjatuhkan diri karena perkara-perkara di bumi ini, karena itu merupakan keangkuhan hidup dari seseorang.
Itu sebabnya, teramat lebih di hari-hari terakhir menjelang kedatangan TUHAN, terlebih dahulu datang 2 (dua) hal, yaitu:
Murtad.
Antikris, yang akan menjadi raja selama 7 tahun, secara khusus pertengahan tujuh masa yang kedua (3,5 tahun yang kedua)..
Oleh sebab itu, dalam Matius 24:15 dikatakan: Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel -- para pembaca hendaklah memperhatikannya --
Yang diperhatikan antara lain:
Orang-orang di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan (Matius 24:16).
Artinya: kehidupan yang masih kanak-kanak rohani segera tingkatkan kerohaniannya sampai berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan.
Orang-orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya (Matius 24:17).
Artinya: yang sudah berada dalam kegitan Roh, jangan jatuhkan diri dengan perkara-perkara di dunia ini -- itu adalah keangkuhan hidup.
Orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya (Matius 24:18).
Artinya: orang yang bekerja di ladang TUHAN, jangan kembali kepada tabiat yang lama -- itu adalah keangkuhan hidup.
Namun, kalau kita selidiki kembali, setan membenarkan keangkuhan hidup bahkan keangkuhan hidup itu dianggap sebagai ibadah kepada TUHAN, dengan alasannya: “… sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu” (Matius 4:6).
Tetapi Yesus berkata kepada iblis setan: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (Matius 4:7).
Jadi saudaraku, hati-hati dengan keangkuhan hidup, karena hal itu sama dengan mencobai TUHAN. Kalau kita sudah berada di tempat yang tinggi (menara gereja), jangan kita menjatuhkan diri ke bawah, jangan kita jatuh karena perkara-perkara di bumi, itu adalah keangkuhan, itu adalah kefasikan. Sama seperti Esau, dia jatuhkan dirinya kepada perkara-perkara di bawah, sebab memang Esau adalah manusia daging -- Esau adalah titisan setan.
UJIAN KETIGA (Matius 4:8-10) yaitu:
Dari atas gunung yang tinggi, iblis setan memperlihatkan kerajaan dunia dengan kemegahannya, kemuliaannya, keindahannya. Kemudian, setan berkata: “semua itu akan ku berikan kepada-Mu”, jika Engkau sujud menyembah aku.”
Jadi, kalau yang kita cari dalam hidup ini hanyalah kerajaan dunia dan kemuliannya, itu adalah penyembahan kepada setan.
Singkat kata, puncak ibadah atau penyembahan tertinggi dari setan tritunggal adalah kerajaan dunia serta kemegahannya, semaraknya, keindahannya, itulah harta, takhta dan wanita .
Jadi, ada 3 (tiga) “TA” yaitu…
“TA” yang pertama: Harta, itulah kekayaan, uang yang banyak dan seterusnya.
“TA” yang kedua: Takhta, itulah kedudukan, jabatan, pangkat, serta predikat dan apapun yang dianggap mulia.
“TA” yang ketiga: Wanita. Wanita ini jelas menunjuk kepada wanita Babel.
Saudaraku, kalau kita tanggap dengan pemberitaan Firman, kita akan memperoleh pengertian. Kalau pengertian dari Sorga sudah memenuhi hati dan pikiran kita = hikmat sudah menyatu dengan akal manusia dan itu yang menjadikan seseorang bijaksana, tahu membedakan antara yang baik dan yang tidak baik. Jadi, dalam mengambil keputusan, ia akan mengambil keputusan yang sifatnya menyenangkan hati TUHAN, tidak hanya keputusan kepada sepihak. Itulah pentingnya kita senantiasa mendambakan pembukaan rahasia Firman Allah.
Wahyu 18:3 dengan perikop: “Jatuhnya Babel.”
(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
Menjadi kaya oleh karena hawa nafsu perempuan Babel disebut mabuk anggur atau kenajisan percabulan.
Kita lihat ayat yang sama…
Yeremia 51:7
(51:7) Babel tadinya seperti piala emas di tangan TUHAN yang memabukkan seluruh bumi. Bangsa-bangsa minum dari anggurnya, itulah sebabnya bangsa-bangsa menjadi gila.
Kalau seseorang mabuk karena hawa nafsu yang disebabkan oleh perempuan Babel, itu namanya orang gila (tidak waras).
Ingat, penyembahan tertinggi dari setan tritunggal adalah kenajisan percabulan; kerajaan dunia dan kemegahannya, semarak kemuliaan yang ada di dunia itulah tiga “TA” tadi; harta, takhta, wanita.
Jadi jelas, perempuan Babel yang memabukkan bangsa-bangsa, raja-raja, pedagang-pedagang di bumi, dan kalau mabuk karena kenajisan percabulan perempuan Babel disebutlah bangsa-bangsa menjadi gila (tidak waras lagi).
Itulah mimpi orangtua saya (opung Isai) terhadap adik saya, di dalam mimpi itu TUHAN mengatakan: gila! karena adik saya sudah dimabukkan oleh kerajaan dunia dengan kemegahannya, bukan mabuk anggur oleh kerajaan Sorga. Itulah sebabnya saya mengajak beberapa jemaat berkunjung ke rumah adik saya untuk menyampaikan mimpi ini. Hal ini sedang berlangsung dalam hidup adik saya. Tetapi, jangan kita menjadi bagian dari bangsa-bangsa yang gila (tidak waras), karena sudah dimabukkan oleh anggur kenajisan percabulan dari perempuan Babel.
Kita lihat lagi, ayat referensi yang lain…
Daniel 8:12
(8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
Ibadah fasik berbicara soal berhasil-keberhasilan, berkat-keberkatan, dan kalau anak-anak TUHAN menjalankan ibadah fasik, maka dia masuk dan menjadi bagian dari bangsa-bangsa yang gila.
Doa dan harapan saya: kita bukanlah bagian dari bangsa-bangsa yang gila. Jangan kita gila secara rohani; tinggalkan jam-jam ibadah hanya karena kenajisan percabulan, kerajaan dunia, supaya jangan menjadi bagian dari bangsa yang gila.
Saudaraku, lupa kepada TUHAN, kemudian yang dicari hanya kerajaan dunia dan kemegahannya itulah 3 “TA” tadi, itu namanya gila (tidak waras). Ingat, TUHAN membentuk (menciptakan) manusia dari seonggok tanah liat, itu dari Sorga. Jadi, asal manusia itu dari Sorga bukan dari bumi, hanya saja, karena Adam dan Hawa berbuat dosa, akhirnya diusir dari taman Eden bagaikan kita dilempar di bumi ini. Tetapi kita hanyalah pendatang dan orang asing di bumi ini, karena kita memiliki kerinduan untuk memiliki tanah air Sorgawi. Jadi yang kita cari adalah kerajaan Sorga dan kemulian-Nya, itu yang disebut waras, jangan kita menjadi bangsa-bangsa yang gila.
Matius 4:10
(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Ketika iblis menyuruh Yesus untuk menyembah dia hanya demi kerajaan dunia dan kemegahannya, Yesus berkata kepada iblis: "Enyahlah, Iblis! Pendeknya, Yesus mengusir setan, Yesus tidak kompromi dengan setan.
Saudaraku, jangan kompromi dengan setan misalnya; “satu kali tidak beribadah, lalu hal itu dianggap tidak ada-apa”, jangan begitu. Tetapi, kita belajar dari TUHAN Yesus, dengan tegas Ia mengusir setan (ada ketegasan).
Alasan kita harus mengusir setan:
Semua makhluk harus menyembah TUHAN Allah.
Jangan menyembah kerajaan dunia dengan kemegahannya, termasuk aktivitas, bisnis, pekerjaan, dan apa saja yang ada di bumi ini. Kemudian, kalau menyembah jangan menangis karena derita keluarga, menangislah karena derita Yesus, itu yang benar.
Sebab hanya kepada Dia sajalah kita berbakti.
Jangan tinggalkan jam ibadah kepada TUHAN untuk berbakti kepada kegiatan di dunia, hanya karena kesibukan di bumi, itu salah, itu namanya kompromi dengan setan. Itu sebabnya orang gila itu disebut kerasukan setan, kalau tidak dilepaskan lama-lama menjadi gila, itulah bahayanya.
Pendeknya, bila kita berbakti kepada TUHAN, dengan lain kata; tidak berbakti kepada pekerjaan, kesibukan di dunia, kemudian kalau ibadah itu sudah memuncak sampai kepada tingkat ibadah tertinggi itulah doa penyembahan, maka tentu saja kita akan terlepas dari kenajisan percabulan (kerajaan dunia dengan kemegahannya).
Jadi saudara, dari tiga pencobaan yang dihadapi oleh TUHAN Yesus Kristus di padang gurun, kita dapat mengetahui bahwa; apabila seseorang terkecoh dengan ujian yang pertama (manusia hidup dari roti makanan), maka ia akan terjebak pada ujian yang kedua dan ujian yang ketiga -- itu sudah pasti.
Itu sebabnya, ada orang beranggapan, ketika dia tinggalkan jam ibadah lalu dia mencari nafkah terkait dengan kebutuhan pokok; soal makan, minum dan pakaian, dia katakan itu ibadah kepada TUHAN, sebenarnya tidak, itu bukan ibadah. Sebab, makan dan minum itu terhubung langsung dengan daging.
Saudara, kalau seseorang sudah terkecoh dengan ujian yang pertama, maka ia akan masuk dalam ujian yang kedua dan ujian yang ketiga. Jadi, setan memberikan kerajaan dunia dengan kemegahannya yang terdapat di dalamnya, tetapi sadarilah itu adalah jerat setan sehingga banyak orang:
Meninggalkan TUHANnya.
Tidak peduli dengan ibadah dan pelayanan.
Akhirnya; manusia menjadi egois, hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak peduli orang lain dalam kesusahannya, yang penting dirinya enak. Padahal jangan lupa, kita didoakan Imam Besar Agung untuk mendapatkan kebahagiaan di bumi.
Saudara, ini adalah satu contoh; kalau ingin melihat saudara dalam penggembalaan diberkati dan bahagia karena berkat dari TUHAN, maka, ia tidak akan menginginkan saudaranya itu pengangguran, pasti dia bantu cari-cari pekerjaan, bagaimanapun caranya, entah dari Youtube, Facebook dan apa saja, lalu secepatnya memberitahukan informasi yang ia dapat. Hal itu dilakukan karena dia mengasihi TUHAN -- mengasihi yang tidak kelihatan saja mampu, apalagi mengasihi yang kelihatan. Tetapi kalau misalnya ada orang membutuhkan pertolongan, “de / kak / bang tolong dong bagaimana caranya masuk ke sekolahan itu, karena abangkan pernah sekolah di situ” lalu dijawab: “ah cari aja di internet”, itu adalah gelagat dan tanda dari apa yang saya sampaikan di atas tadi.
Selagi orang lain bisa kita bantu, apa salahnya kita bantu? Saya sendiri berjuang untuk itu -- bagaimana caranya supaya sidang jemaat dapat makan dan minum, bagaimana caranya supaya sidang jemaat dapat pekerjaan yang layak, apa bisnis yang bisa dikelolah, saya berusaha untuk itu. Dari sidang jemaat masih kecil sampai dewasa, saya doakan terus. Hal ini saya sampaikan bukan untuk pamer.
Satu kali saat saya sedang fotocopy buku di salah satu tempat fotocopyan, lalu saya sempatkan bertanya: “ada tidak lowongan pekerjaan di sini?” untungnya ada. Padahal, kepentingan saya di situ hanyalah fotocopy saja.
Inilah pekerjaan orang waras saudara, mengasihi TUHAN dan sesama. Sebab tidak ada orang gila yang dapat mengasihi TUHAN dan sesamanya.
Ini adalah pengertian yang sangat indah, karena TUHAN mau menjadikan hidup, nikah rumah tangga, buah nikah kita indah dihadapan TUHAN.
1 Timotius 6:9
(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
Orang-orang yang hanya menginginkan kekayaan semata itulah kerajaan dunia dengan kemegahannya, dengan lain kata; dikuasai oleh kenajisan percabulan dari perempuan Babel, akhirnya:
Terjatuh ke dalam pencobaan (mencobai TUHAN) -- sudah berada di tempat yang tinggi tetapi sengaja menjatuhkan drii ke bawah karena perkara-perkara lahiriah.
Ayat referensinya: Matius 4;5-7
Terjatuh ke dalam jerat.
Ayat referensi: Matius 4:8-10
Terjatuh ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa.
Ayat referensi: Matius 4:3-4.
Jadi, 1 Timotius 6:9 = Matius 4:3-10, itulah 3 (tiga) pencobaan yang dihadapi Yesus di padang gurun.
1 Timotius 6:10
(6:10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Akar dari segala kejahatan ialah cinta uang, sampai mencuri miliknya TUHAN yaitu persepuluhan.
Saudara, kalau ada orang yang mengkambing hitamkan ibadah, dengan berkata banyak ini dan banyak itu, sebetulnya dia cinta uang, saya jamin. Kalau dia loyal kepada TUHAN, penuh dengan dedikasi, tidak ada kata-kata dan sungut-sungut yang mempersalahkan ibadah dan pelayanan. Karena, ikut TUHAN syaratnya; sangkal diri, pikul salib dan ikut TUHAN. Untuk apa kita memperoleh seisi dunia, kalau toh kehilangan nyawa? (Matius 16:24-25).
Kemarin saya terangkan kepada Grace, persembahan persepuluhan itu diikut sertakan dengan persembahan khusus, kenapa? Karena dia imam. Imam adalah kehidupan yang dikhususkan untuk membawa berita pendamaian dan pelayanan pendamaian.
Persepuluhan kaitannya adalah penggembalaan. Sedangkan, persembahan khusus kaitannya adalah Ruangan Maha Suci (Yehezkiel 20:37). Jadi, kalau sudah tergembala bawa persembahan persepuluhan,dan kalau sudah melayani, bawa persembahan khusus itulah Ruangan Maha Suci (Imamat 27:28).
Kita bandingkan dengan…
Keluaran 16:33
(16:33) Sebab itu Musa berkata kepada Harun: "Ambillah sebuah buli-buli, taruhlah manna di dalamnya segomer penuh, dan tempatkanlah itu di hadapan TUHAN untuk disimpan turun-temurun."
Di dalam Buli-buli emas ditaruhlah manna di dalamnya segomer penuh.
Kenapa harus segomer, kenapa tidak dua gomer atau tiga gomer supaya lebih banyak lagi?
Keluaran 16:36
(16:36) Adapun segomer ialah sepersepuluh efa.
Segomer ialah sepersepuluh efa.
Efa adalah takaran untuk gandum dan jelai, itulah Firman Allah.
Jadi, untuk Firman Allah takarannya (efanya) harus besar, karena manusia hidup bukan dari roti makanan saja, tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah. Berarti, kalau kita hidup dan dipelihara oleh Firman Allah, wajib mengembalikan miliknya TUHAN bahkan dari berkat apa saja yang engkau terima.
persembahan persepuluh adalah tanda pengakuan kita kepada TUHAN, bahwa kita telah dipelihara oleh TUHAN.
Kemarin ada anak TUHAN mancing di laut pas dia libur kerja, lalu dikirimlah ikan kue, cumi, udang, dan lain sebagainya. Saya hitung berapa semua itu, lalu saya ambil persepuluhannya. Jadi bukan dari kolekte atau persembahan persepuluh yang saya terima dari sidang jemaat saja, semua saya hitung baik-baik, sebab itu adalah tanda bahwa saya sudah dipelihara oleh Allah.
Pendeknya, mengembalikan sepersepuluh adalah tanda TUHAN memelihara hidup kita masing-masing.
Dampak negatif cinta akan uang:
1 Timotius 6:10
(6:10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Menyimpang dari iman.
Iman kita kepada Yesus yang mati di atas kayu salib, itu adalah iman teguh. Dan kalau iman kita kepada Yesus yang disalibkan, maka kita percaya TUHAN pasti pelihara kita.
Menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Jelas saja, kalau kita bandingkan dengan Mazmur 127:1-2…
Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;
Jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga
Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur --
Sesungguhnya tidak perlu menyiksa diri karena TUHAN memberikannya pada waktu tidur.
Tidur 🡪 pengalaman kematian = daging tidak bersuara -- tidak menuruti hawa nafsu daging dan tidak bersungut-sungut.
Jadi, jangan kita menyiksa diri, tenang saja.
Saudara, orang yang masuk dalam pengalaman kematian adalah orang yang dicintai-Nya, buktinya; TUHAN pelihara, tidak perlu menyiksa diri sampai jauh malam dengan lembur (overtime) dari pagi ke pagi hanya cari uang.
Perlu untuk diketahui:
Cinta akan uang atau keinginan yang kuat terhadap uang, jelas itu ada di dalam daging. Oleh sebab itu, jangan terkecoh dengan ujian yang pertama yang dialami Yesus di padang gurun. Itu sebabnya seringkali saya sampaikan; daging ini hanya sebatas takhta setan, tetapi setelah daging mengalami perobekkan dari atas sampai ke bawah; akhirnya daging tidak layak menjadi takhta setan, sebaliknya kita layak berada di dalam kerajaan Sorga.
Jadi saudara, berawal dari keinginan daging (ujian pertama), tidak puas dengan apa yang Allah berikan, akhirnya manusia mempunyai keinginan yang berlebihan yaitu; cinta akan uang, sampai akhirnya manusia masuk dalam jerat iblis setan.
Kalau kita dipuaskan oleh kasih TUHAN, kasih karunia, maka kita tidak lagi mempunyai keinginan yang berlebihan yaitu; cinta akan uang.
1 Timotius 6:7-8
(6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Kita lahir ke dunia ini tidak dengan membawa apa-apa. Akhirnya kita meninggalkan dunia ini pun (kembali kepada TUHAN) tidak membawa apa-apa. Jadi yang terpenting dalam hidup ini adalah asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Kalau kita sudah dipuaskan oleh makanan, juga kita puas dengan pakaian yang datang dari Sorga, maka orang itu tidak mungkin lagi cinta akan uang, mencari sesuatu yang berlebihan.
Makanan 🡪 Firman Allah sebagai makan rohani.
Kalau kita sudah dikenyangkan dan dipuaskan tentu saja manusia tidak ada lagi keinginan yang berlebihan; cinta akan uang.
Pakaian yang datang dari Sorga lewat salib Golgota 🡪 kebenaran dan kasih Allah.
Kalau kita sudah dipuaskan oleh pakaian yang sudah dibagi menjadi empat, maka, tidak mungkin lagi kita mencari kepuasan yang datang dari dunia ini.
Bukan hanya pakaian yang diberikan, TUHAN juga memberikan jubah yang maha indah kepada kita, itu sebabnya kita mendapat doa sampai diperdamaikan oleh Imam Besar Agung, karena belas kasih lewat undian (kemurahan TUHAN).
Ulangan 10:18
(10:18) yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian.
TUHAN Yesus kaya tetapi rela menjadi miskin supaya orang miskin menjadi kaya. Yesus adalah pribadi yang mulia, rela jadi hina supaya kita kelak dipermuliakan oleh karena salib kasar hina. Jadi, betul-betul Dia memperhatikan hak yatim dan janda.
Kalau kita hidup hanya memperhatikan diri sendiri, sampai kapanpun, ia tidak akan memperhatikan orang lain termasuk satu gereja. Dia tidak akan peduli, yang penting hidupnya sejahtera, dia makan, minum, dapat kerja, tidak ganggu orang dan tidak usil kepada orang. Tetapi TUHAN tidak seperti itu, Ia memperhatikan haknya yatim dan jand.
Jadi saudara, perhatikan hal ini, dari apa yang engkau punya saat ini, itu ada haknya yatim dan janda. Jadi, jangan hidup hanya untuk cinta akan uang dan jangan mempunyai keinginan yang berlebihan.
Yang hanya memperhatikan diri sendiri saya kira mulai dari sekarang harus menyesal disertai menangis. Kalau masih tidak peduli juga, urusan saudara dengan TUHAN, yang penting saya sudah memberitahu dan menasihati dari mulut ini, supaya TUHAN tidak persalahkan saya.
Jadi ingat dan tandai hal ini di hatimu; yang engkau punya ternyata itu juga bagian dari hak yatim dan janda, artinya; engkau harus perhatikan orang lain dalam kesusahannya dan TUHAN Yesus sudah melakukan itu.
1 Timotius 6:6
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
Asal ada makanan dan pakaian, memberi keuntungan yang besar, itulah arti kata “cukup”.
Jadi makanan dan pakaian sudah mencukupkan saya dan saudara. Kalau toh juga belum puas dengan makanan dan pakaian dari yang Allah berikan, maka orang-orang akan mempunyai keinginan yang berlebihan itulah cinta uang.
Pendeknya, kita harus puas dengan apa yang kita terima dari TUHAN setiap hari, sehingga bebas dari kekuatiran.
1 Timotius 6:17
(6:17) Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.
Berharaplah dan bergantunglah kepada TUHAN, hiduplah di dalam kasih karunia TUHAN Allah kita.
1 Timotius 6:18
(6:18) Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi
Suka memberi dan suka berbagi, karena apa yang kita punya ternyata itu juga bagian dari hak yatim dan hak janda.
Inilah akhir dari “pendahuluan” dari Wahyu 18. Kita doakan minggu yang akan datang, kita masuk dalam Wahyu 18:1.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment