IBADAH RAYA
MINGGU, 29 SEPTEMBER 2024
KITAB WAHYU
WAHYU 17:15
(Seri 3)
Subtema: DITERANGI OLEH
PENGAJARAN TABERNAKEL
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh karena kemurahan hati Tuhan,
kita dihimpunkan di atas gunung Tuhan yang kudus, beribadah lewat Ibadah Raya
Minggu yang disertai dengan kesaksian Roh maupun kesaksian dari Koor kaum muda
remaja yang sudah dipersembahkan. Puji nama Tuhan.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat ketebusan Tuhan yang turut
bergabung dengan penggembalaan GPT Betania Serang & Cilegon, Banten,
Indonesia lewat online atau live streaming atau video internet, baik
itu Youtube, Facebook atau media
sosial apa saja, kiranya Tuhan memberkati kita semua. Selanjutnya kiranya Tuhan
hadir di tengah-tengah ibadah kita ini membawa damai sejahtera-Nya sehingga
kita boleh merasakan satu sukacita dan kebahagiaan di dalam mengumpulkan sabda
Allah di ujung kaki salib-Nya. Puji Tuhan.
Mari
kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu.
Kita
sudah dekat dengan penghujung dari Wahyu
17, tetapi kita tetap terlebih dahulu akan membaca Wahyu 17:15.
Namun
jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh mohon kemurahan dari Tuhan supaya nanti
Firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas
pribadi.
Wahyu
17:15
(17:15)
Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita
pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan
bahasa.
Intinya,
perempuan Babel (pelacur besar) duduk di atas air yang banyak. Air yang banyak
menunjuk lautan dunia ini yakni; bangsa-bangsa yang datang dari berbagai suku,
kaum, dan bahasa. Dengan lain kata, penduduk bumi telah mabuk oleh anggur
percabulan dari perempuan babel/dikuasai oleh kenajisan percabulan dari
perempuan babel.
Tetapi
kita percaya, dengan tekun tiga macam ibadah pokok (tergembala dengan sungguh-sungguh) dalam
satu kandang penggembalaan dengan seorang gembala itu sama artinya TUHAN telah
menduduki, TUHAN telah menunggangi kehidupan kita untuk selanjutnya dibawa masuk
ke dalam Yerusalem yang Baru itulah Mempelai Wanita Tuhan sebagai muara dari
ibadah-ibadah di muka ini.
Adapun
penduduk bumi yang diduduki oleh perempuan babel terdiri dari berbagai lapisan
masyarakat dan golongan baik tua maupun muda, besar maupun kecil, kaya dan
miskin telah dikuasai oleh perempuan babel sebagaimana tertulis di dalam Wahyu 17:1-2.
Wahyu
17:1-2
(17:1) Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang
membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan
menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang
banyak airnya. (17:2) Dengan dia
raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah
mabuk oleh anggur percabulannya."
Jadi
semua lapisan masyarakat dan semua golongan termasuk raja-raja telah mabuk
anggur hawa nafsu percabulan dari perempuan babel. Tetapi malam ini kita sedang
minum anggur dari sorga, dipenuhkan oleh Roh El Kudus sehingga betul-betul
anggur sukacita dari sorga itu memabukkan kehidupan kita, kita penuh sukacita
dengan hasrat untuk datang memuji Tuhan, meninggikan Tuhan baik saat memuji
Tuhan, baik saat dengar Firman Tuhan, betul-betul kita dimabukkan dengan anggur
Mempelai.
Saudara,
hal itu bisa terjadi karena di tangan perempuan babel (perempuan cabul)
berisikan dua hal yaitu:
1.
Kekejian.
2.
Kenajisan
percabulannya.
Hal
itu tertulis di dalam Wahyu 17:4.
Itu
yang menyebabkan sehingga penduduk bumi dengan berbagai lapisan (golongan)
masyarakat tadi akhirnya mabuk anggur kenajisan percabulan.
Praktek
kekejian:
menghentikan korban sehari-hari.
Daniel
11:31
(11:31)
Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan
korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.
Jadi
praktek kekejian di tengah ibadah pelayanan ialah menghentikan korban
sehari-hari.
Adapun
korban sehari-hari itu ialah korban sembelihan dan korban santapan. Itu praktek
kekejian di tengah ibadah pelayanan.
Pendeknya;
-
Menghentikan
korban sembelihan
= mengecilkan (meringankan) ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan korban
berdarah-darah, itu merupakan kekejian bagi TUHAN.
-
Menghentikan
korban santapan
= mengecilkan (meringankan) Firman Allah, itu juga kekejian bagi Allah.
Supaya
kita diteguhkan bahwa itu adalah kekejian, maka kita akan membaca…
Perikop: “Sukatan dan timbangan yang benar.”
Ulangan
25:13-14,16
(25:13) "Janganlah ada di dalam pundi-pundimu dua
macam batu timbangan, yang besar dan yang kecil. (25:14) Janganlah ada di dalam rumahmu dua macam efa, yang besar
dan yang kecil. (25:16) Sebab
setiap orang yang melakukan hal yang demikian, setiap orang yang berbuat
curang, adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."
Ada
2 macam batu timbangan:
-
Batu
timbangan yang besar.
- Batu timbangan yang kecil.
Kemudian
di sini juga kita melihat, ada 2 macam efa:
-
Efa
yang besar.
- Efa yang kecil.
Pendeknya, memiliki dua macam batu timbangan dan dua macam efa itu adalah kekejian bagi TUHAN. Contoh:
-
Untuk ibadah dan pelayanan
menggunakan batu timbangan yang kecil, tetapi untuk yang lahiriah atau kegiatan-kegiatan
di bumi ini, ia menggunakan batu timbangan yang besar. Ibadah pelayanan
diringankan, kegiatan lahiriah dibesarkan, itukan perbuatan curang. Perbuatan
curang semacam ini, merupakan kekejian bagi TUHAN.
- Untuk Firman Allah ia menggunakan efa
atau takaran yang kecil, namun untuk perkara lahiriah, kegiatan di dunia, ia
menggunakan efa atau takaran yang besar. Perlu untuk diketahui; ini adalah
perbuatan yang curang di mata TUHAN, perbuatan curang semacam ini merupakan
kekejian bagi TUHAN.
Firman
Allah diringankan, tetapi perkara lahiriah dibesarkan, takaran Firman
dikecilkan, tetapi untuk yang lahiriah, menggunakan takaran besar, itu adalah
perbuatan curang, perbuatan curang semacam ini merupakan kekejian. Kemudian,
untuk ibadah pelayanan yang dihubungankan dengan korban berdarah-darah itulah
korban sembelihan, dia gunakan batu timbangan kecil, tetapi untuk perkara
lahiriah, perkara di bawah ini, untuk itu dia gunakan batu timbangan yang
kecil, ini merupakan perbuatan yang curang. Perbuatan yang curang semacam ini
merupakan kekejian bagi TUHAN.
Amsal
28:9
(28:9)
Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya
adalah kekejian.
Ada
lagi yang lebih halus, berdoa tetapi memalingkan telinga untuk tidak
mendengarkan Firman Tuhan, doanya adalah kekejian.
Selama
ini orang Kristen tahu bahwa orang yang berdoa adalah perbuatan yang baik,
betul, tetapi kalau ia memalingkan telinga untuk tidak mendengarkan Firman
Allah, doanya adalah kekejian.
Jadi
jangan pernah bedoa, memohon dan meminta-minta kepada Tuhan, kalau engkau
mengabaikan Firman TUHAN, doa mu itu kekejian.
Sedikit
kesaksian, beberapa tahun lalu saya pernah ikut dalam sebuah persekutuan hamba-hamba
TUHAN setiap hari rabu, di Serang, persekutuan beberapa hamba Tuhan, kadang yang
datang sepuluh, kadang kurang, dan kadang juga lebih dari sepuluh. Saya tidak
mau sebut tempatnya. Kemudian saat memuji Tuhan semua memuji Tuhan, tetapi
untuk Firman Tuhan persekutuan itu menggunakan efa kecil, 10-15 menit
pemberitaan Firman. Tetapi anehnya pada saat menaikkan doa syafaat setiap hamba-hamba
TUHAN menaikkan doa doanya, memohon supaya jiwa ditambahkan, memohon supaya
gedung gerejanya diperbesar, memohon berkat supaya Tuhan mencukupkan ini dan itu,
dan seterusnya dan seterusnya, dalam hati saya, ini kekejian.
Saya
sudah lama mengikuti persekutuan itu, dan saya juga sudah lama tahu bahwa itu
adalah kekejian, pada akhirnya saya tidak tahan, saya mundur dari persekutuan
tersebut. Tidak perlu bagi saya karena doa-doa semacam itu adalah doa-doa
kekejian.
Jadi
untuk takaran Firman ALLAH menggunakan efa kecil, tetapi untuk keinginan
manusia lewat doa ini doa itu menggunakan efa besar, itu kekejian.
Jadi
kiranya kita semakin dewasa dalam bersikap di tengah-tengah ketekunan tiga
macam ibadah pokok, juga imam-imam yang melayani di tengah-tengah ketekunan
tiga macam ibadah pokok harus semakin dewasa.
Ulangan
25:15
(25:15) Haruslah
ada padamu batu timbangan yang utuh dan tepat; haruslah ada padamu efa
yang utuh dan tepat -- supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan
kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
Singkat
kata; tidak boleh ada dua macam batu timbangan; ada batu timbangan yang besar,
ada batu timbangan yang kecil, kemudian tidak boleh ada dua macam efa, ada efa yang
besar ada efa yang kecil karena itu merupakan perbuatan yang curang yang
merupakan kekejian bagi TUHAN. Tetapi yang TUHAN mau hendaklah bagi kita ada batu timbangan yang utuh dan tepat.
Jadi untuk ibadah pelayanan kita gunakan batu timbangan yang besar, nanti untuk
perkara lahiriah dan kegiatan lahiriah, kita menggunakan batu timbangan yang
kecil karena dianggap ringan. Kemudian pada kita juga haruslah ada efa yang
utuh dan tepat.
Jadi
untuk mendengar Firman Tuhan Allah kita harus menggunakan efa yang besar.
Sementara untuk kegiatan lahiriah, waktu kita kepada kegiatan lahiriah, kita gunakan
efa yang kecil.
Itulah
batu timbangan yang utuh dan tepat, kemudian itulah efa yang utuh dan tepat
supaya jangan kita menjadi kekejian bagi TUHAN.
Praktek
kenajisan percabulan:
Sibuk dengan ibadah fasik.
Daniel
8:12
(8:12) Suatu kebaktian
diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran
dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
Ibadah fasik berbicara soal berhasil dan keberhasilan kemudian berkat dan keberkatan
(kemakmuran/theory prosperity),
kejayaan dan seterusnya.
Saudara,
kita ini tidak boleh berhenti berdoa, supaya gereja-gereja di dunia ini
berhenti untuk melaksanakan ibadah pelayanan dengan kedua praktek tersebut.
Itulah praktek kekejian dan praktek kenajisan percabulan. Kita harus berdoa
sungguh-sungguh, Tuhan sedang meletakkan beban itu di atas kedua pundak kita
masing-masing. Sebab itu kita dipanggil oleh TUHAN untuk berpadanan dengan
panggilan itu sendiri. Belajar untuk mengerti hati Tuhan, secara otomatically, nanti kita mengerti perasaan
orang-orang lain. Itulah sebabnya saya katakan, kita tidak boleh berhenti
berdoa dan teruslah berdoa, bersyafaatlah untuk gereja-gereja supaya
gereja-gereja di dunia ini berhenti untuk melaksanakan ibadah pelayanan dengan dua
praktek yang sangat tidak diharapkan oleh TUHAN itulah praktek kekejian dan
praktek ibadah pelayanan dengan kenajisan percabulan.
Maukah
saudara dan saya, kita semua memikul tanggung jawab ini di atas pundak kita
semua? Tidak kapok untuk melayani Tuhan lewat Pengajaran Pembangunan
Tabernakel?
Kemudian
selain berdoa, kita juga sedang berjuang untuk menyampaikan kebenaran yang
datang dari sorga dari Allah itulah Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel. Jadi tidak cukup hanya
berdoa, kita juga harus berjuang untuk menyampaikan kebenaran yang sejati,
kebenaran yang datang dari sorga dari Allah itulah Firman pengajaran Mempelai
dalam terangnya Pengajaran Tabernakel.
Jadi
tugas pokok dan fungsi kita di atas muka bumi ini adalah untuk menyebarluaskan Pengajaran Tabernakel dalam
terangnya Mempelai. Atau menyebarluaskan Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel karena itu dikehendaki oleh TUHAN ayat referensinya ada di
dalam Ibrani 8:5.
Jadi
supaya ibadah pelayanan kita di bumi sama dengan ibadah pelayanan yang ada di
sorga atau ibadah pelayanan di bumi ini merupakan pantulan dari ibadah
pelayanan di sorga dengan syarat, apabila kita menggunakan pola (Pengajaran)
Tabernakel dalam terangnya Mempelai sehingga hati TUHAN tidak muak sesuai
dengan Imamat 26:11. Tetapi kalau
ibadah pelayanan tidak menggunakan Pola yang sejati itulah pola Tabernakel
sorgawi, hati TUHAN muak melihat ibadah-ibadah itu. Biarpun di situ terjadi
berkat keberkatan, berhasil keberhasilan, mujizat terjadi, namun hati TUHAN
tetap muak.
Kalau
soal berkat pasti diberkati saudara, kesembuhan juga pasti terjadi. Kepada
Hagar saja Tuhan tetap berkati walaupun sudah diusir karena nanti yang mewarisi
Kerajaan Sorga adalah dari keturunan Ishak, anak Tunggal, sebab itu Hagar dan
anaknya Ismael diusir. Tetapi TUHAN juga memberkati dia, ketika Hagar melihat
anaknya menangis, tidak ada lagi air untuk diminum, TUHAN berikan air munim.
Jadi kalau soal berkat, diberkati saudara, tetapi tidak ada kaitannya dengan keselamatan
jiwa. Termasuk berkat kesembuhan, yang sakit sembuh tidak ada kaitannya dengan
kerajaan sorga. Itu hanya bagian dari kesibukan di tengah ibadah pelayanan,
bagian dari berkat-berkat yang harus kita terima dari sorga. Tetapi bukan itu
yang menentukan kita layak untuk masuk dalam Kerajaan Sorga.
Itu sebabnya sekali lagi saya sampaikan
dengan tandas, kita tidak cukup hanya berdoa, tetapi kita harus berjuang untuk
menyebarluaskan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Taberenakel, tidak boleh
egois saudara. Tuhan menggembalakan kawanan domba dengan hati yang tulus. Apa
buktinya? Di dalam Yohanes 10:11
Yesus berkata; "Akulah gembala yang
baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya". Tetapi
Yesus sebagai Gembala Agung yang baik, yang tulus, tidak hanya memperhatikan
domba-domba yang disebut sebagai bangsa Israel secara jasmani, tetapi TUHAN
Yesus sebagai Gembala Agung juga memperhatikan kawanan domba yang berasal dari
bangsa Kafir.
Sebagaimana di dalam…
Yohanes 10:14-15;
(10:14) Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal
domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku (10:15) sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan
Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. (10:16) Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari
kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan
mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Kalau
Tuhan Yesus menunjukkan kasih setia dan kasih sayang yang tulus maka tentu kita
harus mengikuti teladan semacam ini, memperhatikan yang lain juga di luar
kadang penggembalaan ini lewat doa dan berjuang menyebarluaskan Pengajaran
Mempelai dalam terangnya Tabernakel, tidak boleh egois saudara. Masih ada
bahkan banyak diantara kita yang memiliki pemikiran; yang penting saya sudah dapat
bekerja, berangkat pagi pulang sore, sampai di rumah, makan, nonton, tidur
lagi, bangun dan bekerja lagi, begitu saja isi pemikiran dari banyak diantara
kita. Pemikiran semacam ini sebetulnya merupakan pemikiran yang dangkal,
terlalu kerdil, terlalu kolot, tidak maju, walaupun nampak maju dari sisi study, namun dari sisi rohani, kolot
tidak maju (kampungan). Seharusnya, kalau yang jasmani saja bisa maju, yang
rohani juga harus lebih maju. Karena kalau yang jasmani maju, sedangkan yang
rohani merosot (diringankan) itu perbuatan curang, perbuatan curang semacam ini
merupakan kekejian bagi TUHAN. Jangan kita berlaku curang karena itu merupakan
kekejian. Jadi selain berdoa kita harus berjuang.
Kita
lihat perjuangan dari hamba TUHAN yang digambarkan di dalam…
Yehezkiel
1:22
(1:22) Di
atas kepala makhluk-makhluk hidup itu ada yang menyerupai cakrawala, yang
kelihatan seperti hablur es yang mendahsyatkan, terbentang di atas
kepala mereka.
Ayat
ini menceritakan kepada kita bahwa di atas kepala empat makhluk ada cakrawala
(langit). Artinya; keempat makhluk tersebut menjunjung tinggi Pengajaran
Tabernakel dalam terangnya Mempelai.
Coba
nanti saudara tandai di Alkitab saudara supaya saudara nanti jangan berpikir,
memangnya hanya orang yang memiliki Pengajaran Mempelai yang masuk sorga?
Jangan begitu. Inikan iman kita.
Lihat,
empat makhluk ini model hamba TUHAN yang menjunjung tinggi Pengajaran
Tabernakel. Cakrawala (langit) jelas itu menunjuk Kerajaan Sorga disebut juga
Tabernakel Sorgawi, berarti mereka menjunjung tinggi Tabernakel Sorgawi.
Ayat
referensinya ada, kalau ada penyebutan Tabernakel di bumi disebut juga
Tabernakel Musa yang dibangun sesuai dengan petunjuk yang diterima oleh Musa di
atas Gunung Sinai selama 40 hari 40 malam tidak makan dan minum. Maka ada juga
Tabernakel sorgawi dan itu dilihat langsung oleh Rasul Yohanes dalam kesempatan
penglihatan di Pulau Patmos, Istambul sekarang.
Apa
yang dia lihat, dia ceritakan di dalam Wahyu
4:2.
Wahyu 4:2
(4:2)
Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan
di takhta itu duduk Seorang.
Jelas
ini terkena pada Ruangan Maha Suci dan di dalam Ruangan Maha Suci ada Tabut
Perjanjian itulah takhta Allah menurut Keluaran
25:22; “Dan di sanalah Aku akan
bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua
kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku
akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk
disampaikan kepada orang Israel."
Tabernakel
Sorgawi inilah yang dilihat oleh Rasul Yohanes. Kalau dikaitkan dengan
Tabernakel di bumi dalam Wahyu 4:2
terkena pada Tabut Perjanjian (Ruangan Maha Suci), dan dalam Keluaran 25:25 menceritakan bahwa Tabut
Perjanjuan itu takhta Allah dan di situ Allah memerintah. Jadi sangat sinkron.
Ini bukan aliran sesat.
Kemudian,
di dalam …
Wahyu
4:3-5
(4:3)
Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata
sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan
zamrud rupanya. (4:4) Dan sekeliling
takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua
puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala
mereka. (4:5) Dan dari takhta itu
keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala
di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah. (4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal;
di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan
mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
-
Dua puluh empat
tua-tua
kalau dilihat persamaannya dengan Tabernakel di bumi terkena kepada Meja Roti Sajian.
-
Tujuh obor
menyala-nyala
kalau dilihat persamaannya dengan Tabernakel di bumi terkena kepada Pelita Emas.
-
Lautan kaca
bagaikan kristal
kalau dilihat persamaannya dengan Tabernakel di bumi terkena kepada Kolam Pembasuhan Tembaga.
-
Tetapi
apinya tidak ada, apinya ada di dalam
Wahyu 15:2, kalau dilihat
persamaannya dengan Tabernakel di bumi terkena kepada Mezbah Korban Bakaran.
Jadi
ini bukan ajaran sesat, supaya saudara tidak berkata; “Memangnya Pengajaran Tabernakel saja yang masuk sorga?” Yang saya
mau sampaikan adalah Pengajaran Taberenakel terlalu akurat untuk membawa kita
masuk dalam Kerajaan Sorga. Persoalannya ibadah-ibadah di bumi ini terlalu
banyak aturan-aturan dengan metode-metode manusiawi itu yang saya maksud.
Bagaimana ibadah semacam ini membawa sidang jemaat menjadi Mempelai Tuhan, milik
kepunyaan Allah sendiri?
Tetapi
kita sudah sama-sama melihat dari pembacaan di atas bahwa yang benar adalah
seorang hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala, dia harus sama seperti
empat makhluk; menjunjung tinggi Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel
supaya Perempuan babel jangan meraja lela di tengah-tengah ibadah pelayanan di
dalam rumah Tuhan. Ituloh yang saya maksud.
Yehezkiel
1:23
(1:23)
Dan di bawah cakrawala itu sayap mereka dikembangkan lurus, yang satu
menyinggung yang lain; dan masing-masing mempunyai sepasang sayap yang
menutupi badan mereka.
Empat
makhluk memiliki empat sayap:
-
Dua
sayap dikembangkan lurus yang satu menyinggung yang lain.
Artinya; di
dalam pembangunan Tabernakel/pembangunan Tubuh Kristus, hamba-hamba TUHAN saling
terkait satu dengan yang lain. Berada dalam Roh Tuhan yang satu dan yang sama.
Tetapi di ayat sebelumnya, dua sayap juga digunakan untuk terbang berarti lepas
dari ikatan-ikatan di bumi.
-
Dua
sayap digunakan untuk menutupi badan mereka.
Artinya; di
dalam pembangunan Tabernakel/pembangunan Tubuh Kristus, hamba-hamba TUHAN tidak
lagi dikuasai oleh tabiat-tabiat daging. Supaya nanti rencana Allah betul-betul
dinyatakan. Kalau ibadah bercampur daging, rencana Allah tidak bisa dinyatakan
di situ. Mungkin awal kita menerima Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel kaget-kaget, tetapi tidak jadi soal, biar saja kaget sampai Tuhan
datang, nanti kita akan lihat akhir dari ibadah pelayanan kita, nanti kita akan
sama-sama melihat sesuai dengan kesaksian dari pada Eloi tadi, anak berumur 10
tahun.
Tadi Eloi sudah
bersaksi, dengan menggunakan pola Tabernakel, tekun tiga macam ibadah pokok
lalu digiring, pada saat digiring ada portal menghalangi, lalu di portal itu
diberitahukan supaya nama terdaftar di sorga, tekun tiga macam ibadah pokok,
lalu sesudah itu dilewati lagi portal berikutnya, dari situ dilihatlah dunia
sudah mulai hancur seiring dengan rusaknya laku manusia. Di portal yang kedua
itu terlihatlah ada tangga naik ke atas seperti emas. Bukankah ibadah pelayanan
dengan menggunakan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel ini bagaikan
tangga naik ke atas (sorga)? Mengapa kita tidak melalui itu saja?
Itu sebabnya
dari tadi saja saya selalu berkata; mari kita berdoa untuk gereja-gereja,
supaya di tengah ibadah pelayanan itu tidak ada lagi praktek kekejian dan praktek
kenajisan percabulan. Tetapi tidak hanya berhenti hanya sebatas berdoa, harus
ada perbuatan yang harus kita tunjukkan kepada Tuhan yaitu berusaha untuk
menyebarluaskan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Pertanyaannya: Mengapa
kita harus berjuang untuk menyampaikan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran
Tabernakel?
Jawabannya
kembali kita baca di dalam…
Wahyu
17:16-17
(17:16) Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta
binatang itu akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi
sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan
api. (17:17) Sebab Allah telah
menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan untuk
memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman
Allah telah digenapi.
Mengapa
kita harus berjuang untuk menyampaikan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran
Tabernakel?
Jawabnya:
Sampai segala Firman Allah telah
digenapi dalam hidup gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini.
Jadi
lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel atau Pengajaran Tabernakel
dalam terangnya Mempelai nanti Firman Allah tergenapi dalam hidup gereja TUHAN
di hari-hari terakhir ini.
Mungkin
saudara berpikir, “Apa sih hebatnya
Pengajaran Tabernakel?”
Saya
akan buktikan saudara.
Yohanes
17:12
(17:12)
Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu
nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka
dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia
yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam
Kitab Suci.
Intinya
adalah Yesus sebagai Imam Besar Agung berdoa supaya hidup gereja TUHAN menjadi
satu. Maka supaya hidup gereja Tuhan menjadi satu, di sini nampak dengan jelas,
Tuhan memelihara, Tuhan juga menjaga hidup gereja Tuhan sehingga tidak
seorangpun yang binasa dari antara kita. Tetapi penggenapan dari Firman Tuhan,
ada juga yang ditentukan untuk binasa.
Perikop: “Yesus ditangkap”
Yohanes
18:9
(18:9)
Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya:
"Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorang pun yang
Kubiarkan binasa."
Orang-orang
yang menjadi milik Kristus tidak dibiarkan binasa untuk menggenapi Firman
Allah.
Saudara,
Yesus Kristus adalah Tabernakel sejati dan oleh karena Tabernakel sejati,
orang-orang yang menjadi milik Kristus tidak dibiarkan untuk binasa sehingga
dengan demikian Firman Allah tergenapi, yang menggenapi adalah Tabernakel
sejati, Yesus Kristus.
Perikop: “Lambung Yesus ditikam.”
Yohanes
19:33-36
(19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan
melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara
prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar
darah dan air. (19:35) Dan orang
yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya
benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. (19:36) Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah
yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan
dipatahkan."
Yesus
Kristus telah menderita sengsara bahkan telah mati di kayu salib untuk
menggenapi hukum Taurat/hukum dosa/hukum maut, menggenapi Firman Allah yang
tertulis dalam Kitab Suci. Buktinya:
- Prajurit-prajurit Romawi tidak mematahkan
kaki-Nya (ayat 33).
- Tidak ada tulang-tulang Yesus yang
dipatahkan (ayat 36).
Pendeknya,
Pengajaran Tabernakel membawa gereja TUHAN kepada pembangunan Tubuh Kristus
yang sempurna disebut juga:
-
Kesatuan
Tubuh Kristus yang utuh.
- Sidang mempelai TUHAN yang sempurna.
Kalau
tulang-tulang Yesus dipatahkan (diputuskan) itu bukan Tubuh yang sempurna, itu
bukan Tabernakel yang sempurna. Tetapi TUHAN Yesus telah mengenapi Firman
Allah.
Itu
sebabnya dari awal saya sampaikan, memang tidak bisa dipungkiri Pengajaran
Mempelai dalam terangnya Tabernakel harus disebarluaskan, kita tidak boleh
berhenti, walaupun dipandang mata sunyi sepi, tidak jadi soal asal hati Tuhan
senang.
Jadi saudara ku,
jelas sekali Pengajaran Pembangunan Tabernakel ini sudah terlaksana karena
TUHAN Yesus sudah menggenapi Firman Allah di atas kayu salib sehingga anggota
tubuh yang berbeda-beda; baik itu tulang kaki, tulang tangan, semua
tulang-tulang di dalam tubuh Yesus tidak ada satupun yang terputus. Demikian
juga, sesudah perempuan (gereja Tuhan) itu dibentuk, manusia pertama/manusia
nafsani itulah Adam berkata; "Inilah
dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan,
sebab ia diambil dari laki-laki." Lalu hal ini digenapi di dalam Yohanes 19:33-36; Yesus berkata; “Inilah tulang dari tulang-Ku, inilah Mempelai
Tuhan, inilah gereja Tuhan yang sempurna, sudah digenapi.
Jadi saudara
tidak usah bingung dengan Pengajaran Mempelai, tidak usah lagi bertanya-tanya; “Apa iya?” Jawabnya; “Iya 100%.”
Kalau
saudara hanya melihat semarak-semarak ibadah, saudara terlalu kerdil
pengertiannya, orang kerdil umurnya tidak panjang (pendek). Tadi sudah kita
baca di dalam Ulangan 25:15; “Haruslah ada padamu batu timbangan yang utuh dan tepat; haruslah ada padamu efa yang utuh dan tepat -- supaya lanjut umurmu di tanah yang
diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.”
Apa
saya buat-buat semua ayat ini? Tidaklah, karena saya tidak mau disebut sebagai
guru-guru palsu.
Jadi
jelas, kita harus dibangun oleh Pengajaran Tabernakel sehingga menjadi satu
kesatuan yang utuh, tidak ada yang patah, tidak ada yang putus. Puji Tuhan.
Pengajaran Tabernakel, mendahsyatkan, Pengajaran Mempelai, mendahsyatkan.
Inilah
kebahagiaan anak-anak Tuhan kalau digembalakan dengan benar, biar tidak ada
uang terus saja bahagia, biar grade
kita di tempat pekerjaan belum naik-naik tetap saja bahagia. Jadi kebahagiaan
sorga itu melebihi kebahagiaan yang ada di dunia ini, betul-betul Pengajaran
Tabernakel dahsyat.
Jadi
Tuhan yang membuat hidup kita dahsyat. Pengajaran Tabernakel yang membawa hidup
kita masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, sudah digenapi di atas
kayu salib.
Ciri-ciri apabila
Firman Allah telah digenapi (Tubuh yang sempurna).
Kita
kembali membaca…
Wahyu
17:16-17
(17:16) Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta
binatang itu akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi
sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan
api. (17:17) Sebab Allah telah
menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan
untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman
Allah telah digenapi.
Ciri-ciri
apabila Firman Allah telah digenapi (tubuh yang sempurna) adalah Allah telah menerangi hati mereka.
Saya
mendapat kesaksian dari beberapa sidang jemaat; “Dahulu Om, saya waktu beribadah di tempat lama, tidak mengerti
apa-apa, saya pikir hanya masuk ke gereja saja lalu masuk sorga.” Yang lain
juga menyaksikan hal yang sama. Kenapa ada pengertian semacam itu? Karena
hatinya telah diterangi oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Kata "mereka" -> binatang
dan sepuluh tanduknya.
Singkat
kata, mereka telah diterangi dari dosa yaitu; roh jual beli (roh antikris).
Sekarang
kita akan melihat kehidupan yang sudah
diterangi…
Wahyu
4:6
(4:6)
Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah
takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di
sebelah muka dan di sebelah belakang.
Di
tengah-tengah takhta dan di sekeliling takhta itu ada empat makhluk penuh
dengan mata di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Penuh dengan
mata
artinya; hidup dalam terang sebab kegelapan tidak lagi menguasai hidupnya,
dengan lain kata; tidak ada lagi dosa yang disembunyikan. Itulah yang disebut
dengan penuh dengan mata.
Kita
lihat persamaan dari perkara ini di dalam…
Matius
5:14
(5:14)
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak
mungkin tersembunyi.
Terang
dunia itu seperti kota yang terletak di atas gunung, maksudnya tidak
tersembunyi/tidak ada lagi dosa yang ditutup-tutupi (disembunyikan) dan tidak
suka main belakang.
Kita
semua ini ada di kota kudus TUHAN. Jadi kita tampil seperti kota di atas
gunung-Nya TUHAN karena kita adalah terang dunia. Tidak tersembunyi, tidak ada
lagi dosa yang ditutu-tutupi dan tidak suka main belakang.
Tetapi
terangnya ini belum sampai pada puncaknya, puncaknya ada di dalam…
Perikop: “Yerusalem yang baru.”
Wahyu
21:9-11
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang
memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu
ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan
kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung
yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu,
Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. (21:11)
Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang
paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Puncak dari
terang
adalah GUNUNG BESAR LAGI TINGGI itulah Mempelai Wanita TUHAN yang bercahaya
kemuliaan Allah bagaikan permata Yaspis, permata yang paling indah.
Tadi kedudukan kita kalau ada di atas kota, tidak tersembunyi. Puncaknya; Mempelai
Perempuan Tuhan bercahaya kemuliaan Allah bagaikan permata Yaspis, permata yang
paling indah, mengapa? Karena Permata Yaspis ini jernih seperti Kristal.
Kristal berarti transparan, luar dan dalam tidak ada lagi yang tersembunyi.
Jadi
arahnya Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel jelas membawa kita
menjadi Mempelai TUHAN bercahaya kemuliaan Allah, seperti permata Yaspis,
permata yang paling indah, jernih seperti Kristal. Kristal itu transparan, luar
dalam sama, tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada yang tersembunyi.
Inilah
puncak dari terang menjadi Mempelai TUHAN, menjadi permata Yaspis, menjadi
permata yang paling indah di mata TUHAN.
Banyak
macam permata di atas muka bumi ini, tetapi permata yang paling indah itulah
permata Yaspis itulah Permata hati Tuhan, Mempelai Wanita TUHAN, bercahaya
kemuliaan Allah. Kita rindu supaya kita semua juga turut dikristalkan oleh
TUHAN.
Jadi
proses kristalisasi terjadi manakala kita ada di tengah-tengah ibadah
pelayanan, tekun tiga macam ibadah pokok, tergembala dengan sungguh-sungguh dihadapan
TUHAN, itu proses kristalisasi.
-
Mata di sebelah
muka.
Artinya: hatinya telah diterangi terkait
dengan yang ada di depan itulah Kerajaan Sorga.
Jadi kalau hati kita rindu untuk masuk
dalam kota Kudus, Yerusalem Baru, masuk dalam Kerajaan Sorga, niscaya muka
(wajah) itu bercahaya kemuliaan, tidak ada orang masuk sorga, mukanya suram, banyak
yang ditutup-tutupi, tidak mungkin mustahil.
Jadi kalau hati kita rindu Kerajaan
Sorga, wajah kita juga penuh dengan kemuliaan Allah, bercahaya walaupun
kulitnya hitam. Tetapi sekalipun kulitnya putih kalau di hatinya tidak ada
Kerajaan Sorga, tidak akan bercahaya, redup walaupun putih. Mohon maaf kalau
yang kulitnya putih, bukan membela kulit hitam. Itu sebabnya Sulamit berkata di
dalam Kidung Agung 1:5-6; “Memang hitam aku, tetapi cantik...
Janganlah kamu perhatikan bahwa aku hitam, karena terik matahari membakar aku…”
-
Mata di sebelah
belakang.
Artinya; kehidupannya telah disucikan dan
dilepaskan dari dosa masa lalu entah itu kejahatan dalam bentuk apapun,
termasuk kenajisan dan percabulan-percabulan.
Inilah
kehidupan yang sudah diterangi, ini ciri dari Mempelai Perempuan Tuhan hidup
mereka diterangi, dan kehidupan yang diterangi ini kita temukan di dalam diri
empat makhluk, penuh dengan mata; mata di sebelah muka dan mata di sebelah
belakang.
Kalau
sudah diterangi dari dosa masa lalu dan diterangi tentang apa yang terkait
dengan Kerajaan Sorga maka hasilnya…
Wahyu
17:16-17
(17:16) Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta
binatang itu akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia
menjadi sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya
dengan api. (17:17) Sebab Allah
telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan
untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman
Allah telah digenapi.
Hasil
kalau hati sudah diterangi adalah kita membenci
dosa seperti binatang dan sepuluh tanduk membenci pelacur (perempuan Babel)
yang menimbulkan kenajisan percabulan.
Dahulu
kita bangga karena keberhasilan, berhasil di dalam perkara lahiriah, berhasil
dalam mengelola bisnis, berhasil di tempat pekerjaan, walaupun meninggalkan
jam-jam ibadah, tetapi sekarang sudah berbeda. Mengapa? Karena hidup kita sudah
diterangi lewat pembukaan rahasia Firman Allah dalam terangnya Roh El Kudus
lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, sampai pada akhirnya kita
benci kepada dosa masa lalu seperti binatang dan sepuluh tanduk akhirnya benci
kepada perempuan babel (pelacur besar) yang menimbulkan kenajisan percabulan.
Jadi
kalau ada anak TUHAN bangga dengan keberhasilan sementara dia tinggalkan
jam-jam ibadah, berarti belum tahu kebenaran Firman Allah, belum dewasa dihadapan
TUHAN, walaupun nampak dia pandai secara jasmani (lahiriah), tetapi secara
rohani belum dewasa. Jadi kedewasaan itu bukan ditentukan oleh yang lahiriah
dan untuk melihat pribadi kita, tidak boleh dengan cara kita. Untuk melihat
kedudukan rohani kita, harus dengan caranya TUHAN, berkaca kepada Firman Allah.
Jadi
kalau binatang yang keluar dari dalam laut (antikris) dan sepuluh tanduk (raja-raja)
yang akhirnya memerintah satu jam di bumi; hati mereka diterangi dan akhirnya
mereka membenci perempuan babel (pelacur besar), itu artinya mereka sudah
sehati sepikir, seia sekata dengan TUHAN.
Kita
lihat hal itu di dalam…
Wahyu
18:2
(18:2)
Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh
Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan
tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung
yang najis dan yang dibenci,
Tuhan
sangat membenci kenajisan percabulan, maka kalau binatang dan sepuluh tanduk membenci
perempuan babel, berarti binatang dan sepuluh tanduk itu sehati sepikir dengan
TUHAN.
Jangan
kita menyukai apa yang dibenci oleh TUHAN, tetapi kita harus membenci apa yang
dibenci oleh TUHAN. Ini namanya hati sudah melembut, sudah luluh hatinya kepada
kasih sayang dan kasih setia TUHAN, dan itu tanda Kerajaan Sorga sudah turun di
dalam diri orang itu.
Dahulu
kita mengeraskan hati, menyukai apa yang dibenci TUHAN, tetapi sekarang hati
kita sudah luluh, sudah melembut seperti Matius
24:32: “… Apabila ranting-rantingnya
melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.”
Jangan
kita menyukai apa yang dibenci oleh TUHAN, lembutkan hati malam ini bawa diri
rendah, lebih rendah dari waktu-waktu yang lalu, itu tanda Kerajaan Sorga sudah
dekat, kedatangan TUHAN sudah di ambang pintu saudara.
Jangan
keraskan hati lagi seperti bangsa Israel mengeraskan hati seperti di Meriba.
Jadi
binatang dan sepuluh tanduk membenci pelacur besar (perempuan babel), kemudian
setelah binatang dan sepuluh tanduk membenci perempuan babel, akhirnya
perempuan Babel menjadi:
-
Sunyi/sepi.
Artinya: praktek
kekejian dan praktek kenajisan percabulan tidak nampak lagi tengah-tengah ibadah
pelayanan itu, di dalam satu rumah TUHAN atau di dalam satu kandang penggembalaan,
yang nampak hanyalah kemuliaan dan semarak TUHAN ada di tengah-tengah ibadah
itu.
Jadi saudara
kita harus bisa membedakan mana kemuliaan yang sejati dan mana kemuliaan yang
sifatnya semu (dibuat-buat). Seperti yang saya tahu pada salah satu tempat
ibadah di Surabaya, di dalam sebuah ruangan (gedung) yang besar dibuat satu
lampu sorot, satu kali dia memancar terang tetapi tidak sampai sekian per detik,
dan itu di hidupkan pada waktu-waktu tertentu. Saya dalam hati wah luar bisa,
tetapi anehnya banyak orang kaya masuk di dalam tempat ibadah semacam itu.
Jadi kita harus
bisa membedakan mana semarak yang semu dan mana kemuliaan yang hakiki yang
datang dari sorga.
Pengertian ini
tentu membuat kita bahagia sehingga kita bertahan duduk diam mendengarkan
Firman TUHAN karena TUHAN yang membuat kita bahagia, kebahagiaan di dunia
sifatnya semu, habis uang, habis cita-cita, habis segala yang kita punya, habis
bahagianya, tetapi kebahagiaan dari sorga tidak berkesudahan, kasih mempelai
tidak berkesudahan. Anggur dalam nikah tidak berkesudahan, ada kebahagiaan
dalam nikah, suami tidak jengkel melihat istri, istri tidak jengkel melihat
suami, air anggur terus baru di dalam nikah. Tetapi lihatlah, praktek kekejian
dan praktek kenajisan percabulan di tengah ibadah pelayanan sudah tidak nampak
lagi, sunyi dan sepi sudah.
-
Telanjang
(dipermalukan).
Itu berarti semarak dan kemuliaan dari
perempuan babel sudah hancur, tidak ada lagi di tengah ibadah pelayanan atau di
dalam satu rumah TUHAN. Perlu untuk diketahui, kerajaan dunia dengan semaraknya
atau kerajaan dunia dengan kemuliaan dan kemegahannya pada akhirnya akan
berlalu seiring berlalunya langit dan bumi yang pertama.
Sebagaimana
dalam…
Wahyu 21:1
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit
yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
Rasul Yohanes melihat langit yang baru
dan bumi yang baru itulah Yerusalem Baru, Kota Kudus, Mempelai Wanita Tuhan, bercahaya
kemuliaan Allah. Mengapa itu tampil? Sebab langit yang pertama dan bumi yang
pertama telah berlalu, tidak hanya itu, tetapi laut pun (roh antirkis) tidak
ada lagi di tengah ibadah pelayanan itu, praktek kekejian dan praktek kenajisan
percabulan tidak ada lagi di tengah ibadah pelayanan itu karena TUHAN sudah
menerangi hati kita lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Sampai
hari ini tidak berkesudahan kasih setia-Nya bagi kita semua, selalu baru dan
selalu baru.
Singkat
kata; pengajaran Mempelai dan pengajaran Tabernakel mendahsyatkan sebagaimana
yang tertulis di dalam Yehezkiel 1:22.
Jangan
lupa ketika saya mengatakan; Pengajaran Mempelai
dalam terangnya Tabernakel.
Jemaat
menyahut; Mendahsyatkan.
Selanjutnya
kalau saya katakan; Mendahsyatkan.
Jemaat
menyahut; Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel.
Ibrani
4:12
(4:12)
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata
dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh,
sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati
kita.
Pedang
tajam bermata dua -> Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.
-
Mata pedang tajam pada sisi yang satu:
Pengajaran Mempelai.
-
Mata pedang tajam pada sisi yang
lain: Pengajaran Tabernakel.
Jadi
dua sisi pedang tersebut berkuasa untuk mengadakan penyucian terhadap perasaan manusia
yang terdalam.
Apa
itu perasaan yang terdalam?
-
Memisahkan jiwa
dan roh.
-
Memisahkan
sendi-sendi dan sum-sum.
-
Membedakan pertimbangan
dan pikiran hati.
Itu
perasaan terdalam, tetapi pedang tajam bermata dua, itulah pengajaran Mempelai
dan Pengajaran Tabernakel berkuasa untuk mengadakan penyucian terhadap perasaan
yang terdalam, yang tidak dapat dijangkau oleh mata manusia.
Kalau
hanya berbicara berkat-berkat, bagaimana mungkin ada penyucian di situ,
sementara untuk menjadi Mempelai Tuhan harus sempurna. Sibuk mengadakan
mujizat-mujizat di tengah ibadah pelayanan tanpa penyucian, didikan salib,
nasihat firman, bagaimana bisa menjadi gereja yang sempurna, tidak mungkin.
Jadi
pedang tajam bermata dua itulah pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel
berkuasa untuk mengadakan penyucian terhadap perasaan yang terdalam.
Seringkali
kita menampilkan keberadaan kita seperti suci pada bagian luar, tetapi bagian
dalam belum tentu, perasaan terdalam dari manusia itu belum tentu. Tetapi kuasa
pedang tajam bermata dua itulah pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel
betul-betul mengadakan penyucian yang terdalam terhadap perasaan manusia itu
sendiri.
Jadi
kita datang beribadah tidak main-main lagi, betul-betul kita menjalankan ibadah
yang berkualitas di mata TUHAN, ibadah yang bermutu menyenangkan hati TUHAN,
bukan hanya setor muka karena malu dengan tetangga disebut sebagai orang
Kristen maka setiap Ibadah Raya Minggu harus beribadah, tidak seperti itu.
Ibrani 4:13
(4:13)
Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab
segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita
harus memberikan pertanggungan jawab.
Jadi
oleh karena ayat ini kita harus menerima Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Taberakel, musti/harus, dasarnya adalah ayat ini.
Jadi
saudara dan kita semua termasuk yang bergabung dalam penggembalaan GPT BETANIA
lewat online atau live streaming video internet, dalam dan
luar negeri tidak perlu ragu dengan Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel, itu pedang tajam bermata dua dasarnya Ibrani 4:13.
Wahyu
17:18
(17:18)
Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang memerintah atas
raja-raja di bumi."
Perempuan
Babel/pelacur besar adalah kota besar (ibadah dan pelayanan), di
tengah-tengahnya ada raja-raja besar yang memerintah ibadah-ibadah di bumi. Dan
sekarang praktek kekejian dan praktek kenajisan percabulan tidak nampak lagi di
tengah ibadah dan pelayanan, dalam satu rumah Tuhan, dalam satu kandang
penggembalaan.
Hati
kita sudah diterangi, penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah
belakang, masa lalu sudah diterangi dan hati kita tertuju kepada Yesus tidak
lagi kepada yang lain. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment