KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, October 4, 2025

IBADAH RAYA MINGGU, 28 SEPTEMBER 2025


IBADAH RAYA MINGGU, 28 SEPTEMBER 2025

 

KITAB WAHYU 19:10

(Seri: 5)

 

Subtema: MENYEMBAH ALLAH ATAU MENYEMBAH SETAN

 

Shalom.

Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, yang telah memungkinkan kita untuk berada dalam hadirat-Nya, sehingga kita bisa merasakan sukacita, bahagia saat kita duduk diam mendengarkan Sabda Allah.

 

Saya juga tidak lupa menyapa anak Tuhan, umat ketebusan Tuhan, Bapak/ibu, Saudara/i yang turut bergabung bersama dengan GPT “Betania” Serang & Cilegon lewat online / live streaming / video internet baik dari Facebook, Youtube atau dari media sosial lainnya. Kiranya Tuhan juga memberi damai sejahtera dimanapun saudara berada.

 

Selanjutnya marilah kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu. Kita masih berada pada Wahyu 19:10. Namun tetap berdoa dalam roh, mohon kemurahan Tuhan supaya Firman yang dibukakan meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.

 

Wahyu 19:10 -- Perikop: “Perjamuan kawin Anak Domba”

(19:10) Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat."

 

Satu dari tua-tua itu berkata kepada Rasul Yohanes: "Sembahlah Allah!"

Kalimat ini diakhir dengan tanda seru (!), artinya: penyembahan kepada Allah adalah suatu keharusan. Supaya dengan demikian, tidak ada lagi kesempatan untuk menyembah yang lain baik itu berhala maupun ilah-ilah zaman.

Akan tetapi, orang Kristen / anak-anak Tuhan juga harus berhati-hati dan penuh dengan segala kewaspadaan, karena ternyata setan juga menghendaki untuk disembah seperti yang tertulis dalam Matius 4:8-9. Sedangkan, sarana yang digunakan iblis adalah kerajaan dunia dengan segala kemegahan, keindahannya itulah MAMON.

 

2 Tesalonika 2:3-4 -- Perikop: "Kedurhakaan sebelum kedatangan Tuhan"

(2:3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (2:4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.

 

Sebelum Tuhan datang ke dunia ini untuk kedua kalinya, maka akan datang terlebih dahulu murtad dan manusia durhaka:

-          Ia akan meninggikan dirinya lebih dari segalanya.

-          Menyatakan diri sebagai allah yang berharap untuk disembah.

Singkat kata, manusia durhaka atau antikris adalah manifestasi dari iblis/setan.

 

Itu sebabnya di atas tadi saya sudah sampaikan; sembahlah Allah! Tetapi kita harus hati-hati dengan segala kewaspadaan, mengapa? Karena setan juga berharap untuk disembah, termasuk manifestasinya itulah antikris atau manusia durhaka.

 

Jadi hati-hati saudara, jangan karena uang kita meninggalkan Tuhan, jangan karena menjaga perasaan saudara/i kita meninggalkan Tuhan, sebab itu adalah manusia durhaka / antikris. Jangan kita turut menyembah manifestasi dari antikris, sembahlah Tuhan Allahmu!

 

2 Tesalonika 2:9-10

(2:9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.

 

Manusia durhaka atau antikris adalah manifestasi dari iblis/setan.

Penampilan atau kedatangannya akan disertai dengan;

-          Rupa-rupa perbuatan ajaib,

-          Tanda-tanda heran,

-          Mujizat-mujizat palsu.

Semua itu adalah tipu daya jahat kepada orang-orang, secara khusus kepada dia yang tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang bersumber dari Salib Kristus.

Kebenaran yang sejati datang dari salib Kristus, di luar itu tidak ada lagi kebenaran yang sejati, adanya kebenaran yang palsu.

 

Jadi, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, iblis/setan memiliki keinginan untuk disembah. Supaya hal itu terwujud (manusia menyembah setan), maka iblis/setan menggunakan rupa-rupa tipu daya jahat, antara lain:

-       Kerajaan dunia dengan kemegahannya itulah mamon

-       Disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda heran, dan mujizat-mujizat palsu

 

Itulah pentingnya tergembala, supaya Gembala Agung memelihara kawanan domba-Nya. Banyak orang Kristen berkata; aku tidak menyembah setan, namun tanpa sadar rohnya sudah menyembah setan dan menyembah manifestasi dari setan itu sendiri.

 

Kita kembali membaca…

Matius 4:9

(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

 

Iblis berkata kepada Yesus: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

Jadi, baik setan maupun manifestasinya itulah manusia durhaka atau antikris, berharap supaya manusia menyembah mereka, dengan 2 (dua) tawaran  yaitu;

-          Kerajaan dunia dengan kemegahannya itulah mamon.

-          Serta, tanda-tanda heran, mujizat-mujizat dan perbuatan-perbuatan yang ajaib.

 

Oleh sebab itu, kita harus tahu dimana kita harus beribadah, dimana kita menyatakan diri kepada Tuhan sebagai suatu kawanan domba Allah. Di tempat dimana hanya sibuk mengadakan mujizat? Atau dalam penggembalaan dimana pemimpinnya hanya pandai cerita dongeng-dongeng, dan cerita mamon? Hati-hati! Jangan kita terbius, sebab jika sudah terbius maka setan akan sesuka hati mengobrak abrik hidup ini. Tetapi jika Tuhan membius kita lewat pengalaman kematian, maka sesuka hati Tuhan membentuk kita. Tetapi, yang saya tahu, Tuhan membawa kita masuk dalam pengalaman kematian untuk membawa kita segambar dan serupa dengan Allah.

 

Pertanyaanya: Mengapa iblis minta untuk disembah?

 

Jawabnya….

1 Petrus 1:10-12

(1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. (1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. (1:12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan

 

Yesus Kristus telah menderita sengsara dan mati di atas kayu salib, bangkit pada hari ketiga dan 40 hari kemudian Dia naik ke Sorga = Dipermuliakan. Itulah yang disebut dengan Berita Injil yang disampaikan oleh hamba-hamba Tuhan yang diurapi oleh Roh Kristus, itulah hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.

 

Saudara, dari sini kita melihat ternyata ada kecemburuan malaikat kepada manusia, sebab manusia memiliki wadah di dalam hal menampung darah Yesus untuk pengampunan dosanya. Sedangkan malaikat adalah roh, bukan tubuh dan darah, sehingga apabila malaikat berbuat dosa, tidak taat kepada Allah, langsung diusir dari kerajaan Sorga lalu secepatnya dilemparkan ke bumi, derajatnya pun diturunkan sampai ke dunia orang mati.

 

Mari kita lihat terlebih dahulu…

Yesaya 14:10-11

(14:10) Sekaliannya mereka mulai berbicara dan berkata kepadamu: 'Engkau juga telah menjadi lemah seperti kami, sudah menjadi sama seperti kami!' (14:11) Ke dunia orang mati sudah diturunkan kemegahanmu dan bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan sebagai lapik tidurmu, dan cacing-cacing sebagai selimutmu."

 

Apabila malaikat menjadi lemah, maksudnya; berbuat dosa dan tidak taat kepada Allah di Sorga, maka pada saat itu juga dia diturunkan ke dunia orang mati, tidak mendapat tempat dalam kerajaan Sorga melainkan dikeluarkan ke bumi dan derajatnya diturunkan sampai ke dunia orang mati.

 

Yesaya 14:12

(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!

 

Singkat kata, malaikat yang tidak taat kepada Allah atau berbuat dosa, langsung berubah menjadi setan, dengan bukti: berusaha mengalahkan bangsa-bangsa.

Jadi, setan itu berusaha mengalahkan bangsa-bangsa karena dia mendambakan supaya manusia menyembah setan.

 

Saudara, perhatikan baik-baik:

-          Prinsip Sorgawi: Mengampuni dan menyelamatkan manusia dari maut, itulah Berita Injil yang harus disampaikan, bukan berita yang lain (dongeng).

-          Prinsip setan: Mengalahkan bangsa-bangsa atau berusaha membuat manusia berdosa dan membinasakannya.

 

Kita sudah melihat di atas tadi, setan berusaha mengalahkan manusia Yesus, tetapi manusia Yesus terlalu tangguh di hadapan setan.

 

Yesaya 14:13-14

(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. (14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!

 

Tampak dengan jelas ada 5 (lima) ke-aku-an dari iblis (setan), yaitu;

1.       Aku hendak naik ke langit,

2.       Aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah,

3.       Aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara,

4.       Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan,

5.       Aku hendak menyamai Yang Mahatinggi!

 

Ke-aku-an yang ke-5 dari iblis: Hendak menyamai Yang Mahatinggi atau menyamai Allah (menyamai dirinya dengan Allah). Hal itu dibuktikan dengan:

a.       Ia dapat memperkaya manusia dengan mamon.

b.       Ia dapat mengadakan tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, perbuatan ajaib.

Jadi, betul saja dalam  mengadakan perkara-perkara lahiriah, setan sama dengan Allah, ia bisa menyamai Allah.

Namun, tujuan setan adalah untuk membinasakan manusia lewat mamon dan mujizat itu. Ini harus kita ketahui dengan baik supaya hidup kita tertolong.

 

Itulah “persamaan” setan dengan Tuhan. Sedangkan “perbedaan antara setan dan Tuhan adalah: TUHAN yang kita sembah dapat menghidupkan orang mati (memberikan nyawa),  sementara setan tidak sanggup memberikannya.

Setan dapat membuat sorga khayalan, itu sebabnya orang yang sudah masuk perdukunan dan yang ilmunya sudah sangat tinggi; dia bisa dibawa ke alam yang lain yang suasananya “seperti” kerajaan Sorga.

 

Sekali lagi saya tandaskan, setan tidak bisa memberikan nyawa kepada manusia dan apapun yang dibuat oleh setan sifatnya sementara. Jadi, nyawa Tuhan berikan kepada kita, supaya kelak kita berada dalam kekekalan.

Roma 4:17 ---  seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan Firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. --- itulah perbedaan mutlak antara setan dengan Allah Israel, Allah yang hidup, Allah yang benar dan berkuasa.

 

Contoh: Allah menghidupkan orang mati yaitu; Kisah dimana Elia menghidupkan anak seorang janda di Sarfat.

 

Kita awali dari…

1 Raja-Raja 17:17 -- Perikop: "Elia dan janda di Sarfat"

(17:17) Sesudah itu anak dari perempuan pemilik rumah itu jatuh sakit dan sakitnya itu sangat keras sampai tidak ada nafasnya lagi.

 

Setelah diberkati oleh Tuhan, anak janda Sarfat mendadak jatuh sakit hingga ia mati.

 

1 Raja-Raja 17:18

(17:18) Kata perempuan itu kepada Elia: "Apakah maksudmu datang ke mari, ya abdi Allah? Singgahkah engkau kepadaku untuk mengingatkan kesalahanku dan untuk menyebabkan anakku mati?"

 

Inilah yang terjadi kalau sudah datang kemalangan dan banyak orang seperti ini. Andai saja orang Kristen dewasa rohani, pasti bertindak bijaksana, perkataannya juga bijaksana; tidak omong kosong. Tetapi di sini kita melihat, janda di Sarfat tidak bijaksana, sebab langsung dengan lancang mempersalahkan / memvonis hamba Tuhan di saat terjadi kemalangan.

 

Sebetulnya, peristiwa kematian anak ini ternyata menjadi koreksi bagi janda Sarfat, itu sebabnya dia berkata: Singgahkah engkau kepadaku untuk mengingatkan kesalahanku dan untuk menyebabkan anakku mati?"

Pendeknya, janda Sarfat SADAR setelah dikoreksi, barulah dia ingat segala kesalahannya. Andaikata peristiwa kematian anaknya itu tidak terjadi, ia tidak akan pernah ingat bahwa dia pernah melakukan kesalahan dan kesalahan itu pun belum pernah diakui.

 

Kalau kita berdosa, maka dosa itu harus diakui, tetapi kalau tidak diakui; dosa itu tidak dapat diampuni. Semua dosa dapat diampuni oleh Tuhan, disucikan oleh darah salib, hanya satu dosa yang tidak diampuni yaitu; dosa yang tidak diakui. Jadi, kita harus mengakui darah salib supaya kita jangan hidup dalam kenajisan percabulan.

 

Jadi sekali lagi saya sampaikan, janda Sarfat “sadar” setelah dikoreksi dan hal itu diakui di hadapan Elia, seorang hamba Tuhan yang diurapi oleh Tuhan.

 

Mari kita tujukan dulu hati kita terhadap apa yang diajarkan oleh rasul Paulus kepada anak kekasihnya itulah Timotius.

2 Timotius 3:16 -- Perikop: "Iman bertumbuh dalam penganiayaan dan dalam pembacaan Kitab Suci"

(3:16) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

 

Tulisan yang diilhamkan Allah atau Firman yang diurapi Tuhan itulah ayat menerangkan ayat atau ayat satu menjelaskan ayat lain sampai terbuka rahasia Firman, Firman yang semacam ini berkuasa ...

-          Untuk mengajar kita semua.

Saudara, kita perlu diajar oleh TUHAN, karena masih banyak kekeliruan di dalam diri kita.

Ingat kedatangan TUHAN sudah dekat.

-          Menyatakan kesalahan.

Jadi, saudara jangan berpikir datang beribadah untuk tidak dikoreksi Firman, itu pikiran yang salah total, itu pemikiran yang idiot. Lalu pergi mencari gereja ber-AC, yang tidak ada pengoreksian, yang pemimpinnya lemah lembut dalam pemberitaannya.

Oleh sebab itu, beri diri (relakan diri) untuk dikoreksi oleh Firman Allah terkait dengan masa lalu yang belum diakui.

-          Untuk memperbaiki kelakuan.

Jangan pernah merasa kita sudah baik, semestinya seperti Alkitab; kita masih kurang baik. Dan kalau kita merasa tidak baik, berarti; selalu ingin diperbaiki oleh Tuhan.

-          Untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Jadi, didikan salib adalah cara Tuhan untuk mendidik setiap orang termasuk saya, dalam kebenaran.

Inilah yang dialami oleh janda di Sarfat itu. Sarfat itu di daerah Sidon, jadi janda di Sarfat itu bukan orang Israel.

 

Saudara, kita juga bukan orang Yahudi, kita adalah bangsa kafir. Tetapi, Tuhan datang menghampiri kita dan menghimpunkan kita dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, lalu kita digembalakan Oleh Pengajaran Tabernakel itu adalah kemurahan Tuhan; yang tidak layak menjadi layak.

Bangsa kafir adalah bangsa yang mudah sekali diseret dalam penyembahan berhala dan kenajisan percabulan. Itu sebabnya, bangsa kafir disebut orang-orang yang tidak bersunat. Tetapi lihatlah,  di Sarfat ada satu bangsa kafir yang tertolong itulah janda di Sarfat serta satu anak laki-laki yang kecil.

 

Sesudah dikoreksi Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, lewat hamba Tuhan yang diurapi, mari kita lihat…

2 Timotius 3:17

(3:17) Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

 

Lewat koreksi Firman yang diurapi itulah Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, maka setiap orang yang menjadi kepunyaan Allah akan diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

 

Dari sini kita bisa melihat siapa yang menjadi milik Allah, itulah yang mau dan rela hatinya dikoreksi oleh Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan.

 

Kembali kita membaca…

1 Raja-Raja 17:19-22

(17:19) Kata Elia kepadanya: "Berikanlah anakmu itu kepadaku." Elia mengambilnya dari pangkuan perempuan itu dan membawanya naik ke kamarnya di atas, dan membaringkan anak itu di tempat tidurnya. (17:20) Sesudah itu ia berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Apakah Engkau menimpakan kemalangan ini atas janda ini juga, yang menerima aku sebagai penumpang, dengan membunuh anaknya?" (17:21) Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya." (17:22) TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali.

 

Singkat kata di sini kita melihat; Tuhan mendengarkan doa hamba Tuhan yang diurapi, yang tulus dalam melayani, itulah Elia. Sehingga, nyawa anak itu pulang ke tubuhnya, dan ia hidup kembali.

Memang nyawa itu sumbernya dari Tuhan, tetapi ada kaitannya dengan seorang pemimpin yang diurapi, pemimpin yang sungguh-sungguh dalam penyerahan dirinya kepada Tuhan, bukan pemimpin yang bermain-main dalam melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan. Jadi saudara, nyawa manusia itu ditentukan oleh Allah Israel, tidak bisa ditentukan oleh setan, itulah perbedaan yang mutlak.

 

Imamat 17:11 -- Perikop: "Larangan tentang makan darah atau bangkai."

(17:11) Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.

 

Nyawa makhluk ada di dalam darah. Oleh sebab itu, Tuhan telah mengerjakan pekerjaan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia di atas kayu salib. Itulah Mezbah Korban Bakaran, yang menjadi korban-Nya adalah Tuhan Yesus.

Itu sebabnya Tuhan melarang; makan darah binatang, karena di dalam darah itu ada nyawa dan Yesus menebus kita  dengan darah-Nya, dimana darah-Nya tercurah di atas kayu salib bagi kita semua.

 

Saudara, kalau kita berdamai dengan Tuhan, pasti kita juga berdamai dengan sesame.

 

2 Korintus 5:18-20

(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

 

Oleh karena korban Kristus, kita diperdamaikan dengan Allah. Oleh sebab itu seorang hamba Tuhan / utusan, dipercayakan kepadanya 2 (dua) hal:

a.       Pelayanan pendamaian, maksudnya; seorang hamba TUHAN harus rela berkorban.

b.       Berita pendamaian, artinya; seorang gembala sidang harus menyampaikan Pengajaran Salib.

Kalau berita tentang mamon, berkat-berkat, kerajaan dunia dengan kemegahannya, itu bukan berita pendamaian, itu berita kebinasaan.

 

2 Korintus 5:21

(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

 

Inilah wujud dari pelayanan pendamaian dan berita pendamaian, yaitu; yang benar dijadikan dosa = rela berkorban untuk dosa orang lain.

 

Kalau seorang hamba Tuhan tidak tahan banting, jangan sampaikan Pengajaran Mempelai. Untuk menyampaikan Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel harus tahan banting. Rela untuk tidak disukai, dicueki, tidak dihargai oleh orang lain, harus sudah siap, yang penting tujuan kita; selamat. Hamba Tuhan dan para imam; tidak boleh cengeng.

 

Kita kembali membaca…

1 Raja-Raja 17:21

(17:21) Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya."

 

Lihatlah apa yang dikerjakan oleh Elia, ia betul-betul tampil sebagai hamba Tuhan yang masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, sebab ia mengunjurkan badannya di atas anak itu sebanyak tiga kali.

Angka tiga berbicara soal pengalaman kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Kemudian dalam doa Elia berseru kepada TUHAN. Ketika Yesus menaikkan doa penyahutan kepada Bapa; “Eli, Eli lama sabakhtani”, bukan persoalan hidup-Nya yang dibawa kepada Bapa di Sorga, bukan sengsara yang dialami-Nya, tetapi hati ku dan hati mu, segala persoalan hidup manusia.

 

Lalu hiduplah anak itu --- karena Yesus telah mati di atas kayu salib dan mencurahkan darah-Nya atas kita

Kalau kita simak pengertian ini dengan rendah hati, sudah pasti hancur hati kita --- karena begitu besar kasih Allah dicurahkan atas kita sekaliannya. Tetapi kalau datang beribadah hanya sebatas Taurat saja, pengertian ini tidak ada artinya.

 

-          Kuasa kematian Yesus; mengubur hidup lama.

-          Kuasa kebangkitan Yesus; kita dibaharui menjadi manusia baru.

 

1 Raja-Raja 17:23

(17:23) Elia mengambil anak itu; ia membawanya turun dari kamar atas ke dalam rumah dan memberikannya kepada ibunya. Kata Elia: "Ini anakmu, ia sudah hidup!"

 

Setelah anak itu hidup, Elia menyerahkan anak itu kepada ibunya.

Tuhan Yesus telah mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa kita di atas kayu salib dan kita hidup. Tetapi jangan salah, kita juga harus belajar seperti apa yang dikerjakan Elia yaitu; setelah masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan; harus diserahkan kepada ibu.

Ibu à Gembala sidang. Jadi, sesudah kita ditebus dari perbuatan yang lama, selanjutnya harus menyerahkan diri kepada seorang gembala. Sebab, kita tidak bisa hidup kekal kalau tidak diserahkan kepada ibu, itulah seorang gembala sidang.

Banyak orang Kristen tidak mengerti soal penggembalaan, hanya tahu soal ibadah.

 

Jadi sekali lagi saya sampaikan, hidup rohani kita harus diserahkan kepada ibu, supaya hidup rohani kita menjadi seorang yang tergembala dengan baik. Demikian juga anak-anak Tuhan / gereja Tuhan, harus juga diserahkan kepada seorang gembala sebagai Gembala Agung. Pendeknya, tergembala dengan baik adalah suatu tanda kehidupan.

 

1 Tesalonika 2:7

(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

 

Saudara, di sini kita melihat, seorang gembala yang tulus; ramah kepada anak-anak rohaninya.

Jadi, sesudah diselamatkan, harus diserahkan kepada seorang ibu yang ramah, supaya kehidupan itu sampai kepada kekekalan. Karena tugas dari seorang gembala (ibu) adalah mengasuh dan merawat anak-anak rohaninya (sidang jemaat).

Itulah kelanjutan keselamatan yang dikerjakan Yesus di atas kayu salib.

 

1 Raja-Raja 17:24

(17:24) Kemudian kata perempuan itu kepada Elia: "Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan Firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar."

 

Setelah melihat peristiwa yang terjadi yang menimpa kehidupan janda Sarfat tersebut, akhirnya ia berkata kepada Elia:

a.       Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah, diutus oleh Tuhan untuk menyampaikan berita pendamaian dan pelayanan pendamaian sebagaimana dalam 2 Korintus 5:20.

b.       Firman Tuhan yang kau ucapkan itu adalah benar.

 

Secara khusus kita perhatikan, apa maksud: Firman Tuhan yang kau ucapkan itu adalah benar. Di sinilah hal krusial / penting itu yang harus kita perhatikan dengan seksama.

 

Mari kita lihat….

1 Raja-Raja 17:7-9

(17:7) Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu.  (17:8) Maka datanglah Firman TUHAN kepada Elia: (17:9) "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan."

 

Setelah sungai Kerit kering, Elia Tuhan perintahkan ke Sarfat, wilayah Sidon. Dan seorang janda telah Tuhan persiapkan untuk memberikan Elia makan.

 

Jadi dimulai dari saya seorang gembala sidang, kemudian imam-imam, semestinya, cukup melayani Tuhan dengan benar, dengan sungguh-sungguh, dalam pengudusan dan penyerahan diri, dalam tahbisan yang benar, niscaya; DIPELIHARA oleh Tuhan secara ajaib (tidak masuk logika). Dan hal itu sudah saya alami sampai hari ini; dari tidak ada jemaat sampai ada jemaat.

 

1 Raja-Raja 17:10-11

(17:10) Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum." (17:11) Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."

 

Sesampainya Elia di Sarfat sesuai dengan petunjuk Tuhan, akhirnya janda itu diperintahkan oleh Elia untuk;

-          Mengambil air minum dalam kendi,

-          Mengambil sepotong roti.

 

Elia berani melakukan itu karena petunjuk Tuhan. Karena, sebelum ia ke Sarfat, Tuhan sudah beritahu di Sarfat ada seorang janda yang memelihara engkau. Maka, kalau itu perintah Tuhan, Elia sebagai seorang hamba Tuhan yang diurapi pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Nampaknya, Elia seperti sesuka hati terhadap janda itu, tetapi, kalau itu adalah rencana Tuhan; turuti saja.

 

Kemudian….

1 Raja-Raja 17:12

(17:12) Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."

 

Janda Sarfat tidak memiliki roti, kecuali:

-          Segenggam tepung dalam tempayan.

-          Sedikit minyak dalam buli-buli.

Itu berarti, setelah segenggam tepung itu diolah dan dimakan bersama dengan anaknya, maka mereka akan mati. Dan hal itu diceritakan dengan jujur kepada Elia, hamba Tuhan yang diurapi itu.

 

Saudara, sesudah segenggam tepung diolah lalu dimakan olehnya dan anaknya, sesudah itu mati -- kehidupan janda Sarfat ini digambarkan seperti dua tiga potong kayu api. Dua tiga potong kayu api disebutlah itu kayu kering = kehidupan yang kering-kering rohani. Kehidupan yang kering-kering, setelah dikumpulkan akan dilemparkan ke dalam api.

 

Mari kita lihat “kehidupan yang kering-kering” …

Yohanes 15:5 -- Perikop: "Pokok anggur yang benar."

(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

 

Yesus adalah pokok anggur yang benar dan kita ranting-rantingnya. Jika ranting melekat pada pokok anggur maka ranting akan berbuah banyak. Sebaliknya, di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat banyak, bahkan tidak dapat berbuat apa-apa; yang baik, yang benar, yang manis, yang suci, justru kerohanian menjadi kering-kering.

Jadi, kita harus ada dalam persekutuan yang indah dengan Tuhan supaya berbuah.

 

Yohanes 15:6

(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

 

Ranting yang kering dicampakkan ke dalam api neraka.

Demikianlah kehidupan janda di Sarfat dengan satu anak itu sebelum Elia datang; bagaikan ranting yang kering. Andaikata, Elia tidak datang pada hari yang tepat, pasti janda di Sarfat dan anaknya itu akan mati, sebab segenggam tepung adalah bahan makanan yang terakhir.

Itulah kehidupan yang kering-kering, tidak ada persekutuan dengan Tuhan; menjadi kayu api dan dicampakan di dalam api neraka.

 

Itu sebabnya, kalau Tuhan menghimbau kita supaya tetap dalam persekutuan yang indah lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, itu bukan maunya saya, itu adalah maunya Tuhan, tetapi, Tuhan tidak memaksa. Sebab, Tuhan mau ranting itu tidak menjadi kering melainkan berbuah banyak, dan buahnya itu manis, sehingga dapat dicicipi oleh Tuhan dan sesama, baik dalam perkataan, perbuatan kita di tengah-tengah ibadah pelayanan.

 

1 Raja-Raja 17:13

(17:13) Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.

 

Di sini kita melihat, Elia berkata kepada janda Sarfat: "Janganlah takutdengan lain kata; jangan kuatir, jangan cemas.

Kenapa seseorang takut, kuatir dan cemas? Penyebabnya adalah karena pikiran dan perasaannya yang diutamakan. Tetapi Tuhan tahu keadaan rohani kita sekarang, itu sebabnya Tuhan berkata; jangan takut, jangan kuatir, jangan cemas.

 

Elia kembali berkata kepada janda Sarfat: "Pulanglah, buatlah seperti yang kau katakan" artinya; kita diajar oleh Tuhan untuk menjadi suatu kehidupan yang taat, setia, dan dengar-dengaran, di situlah letak keberhasilan dan pertolongan Tuhan dinyatakan.

 

Tanda taat, setia dan dengar-dengaran: mendahulukan Tuhan, di dalam hal membuat sepotong roti bundar kecil dari segenggam tepung. Memang, kalau kita pakai logika, itu tidak mungkin. Sebab, janda di Sarfat itu hanya mempunyai segenggam tepung dan sedikit minyak, dan kalau itu diolah, maka dia dan anaknya akan mati. Tetapi, meskipun demikian, Elia tidak mau menggunakan pikiran dan perasaan manusia daging, ia tetap mengikuti pikiran dan perasaan Tuhan untuk menolong janda Sarfat dan anaknya.

 

Pertanyaannya; apa yang dimaksud sepotong roti bundar kecil?

 

Kita bagi hal itu menjadi beberapa bagian…

SEPOTONG ROTI à Pribadi Yesus Kristus, sebab Dia memang roti hidup.

Yohanes 6:33, 35

(6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."  (6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

 

Yesus adalah roti hidup, roti yang turun dari Sorga. Barangsiapa makan roti hidup, tidak lapar dan tidak haus = bebas dari dosa kejahatan dan dosa kenajisan.

 

Yohanes 6:48-50

(6:48) Akulah roti hidup. (6:49) Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. (6:50) Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.

 

Kalau kita menikmati roti hidup maka ia tidak akan mati.

Kalau tadi tidak lapar dan tidak haus, di sini meningkat lagi menjadi tidak mati, itulah jaminannya.

 

Yohanes 6:51

(6:51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."

 

Makan roti hidup, maka ia akan hidup selama-lamanya.

Inilah jaminan dari sepotong roti.

 

ROTI BUNDAR à Kasih Allah yang tidak berkesudahan

Yohanes 3:16

(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Inilah kasih Allah yang tidak putus-putus supaya kita beroleh hidup kekal.

Kenapa saya katakana kasih Allah tidak ada putus-putusnya? Begini, hari ini kita berbuat dosa, tetapi kalau masih ada kesempatan, Tuhan mengampuni. Besok berbuat dosa, tetapi, kalau masih ada kesempatan; Tuhan ampuni, itulah kasih yang tidak berkesudahan. Berbeda dengan setan, kalau kita salah; dihantamin dan mendakwa terus, karena setan tidak punya kasih.

 

Oleh sebab itu, nikmatilah roti bundar supaya kita memiliki kasih. Hari ini kita disakiti oleh si A; kita ampuni, besok disakiti oleh si B; kita ampuni, begitulah seterusnya.

 

KECIL/ROTI TIPIS, berbicara tentang kerendahan di hati dan rela dikecilkan.

Bialah kita menikmati roti tipis dan roti kecil, kita mau merendahkan diri dan mau menjadi kecil. Kalau kita mau merendahkan diri, maka Tuhan akan meninggikan kita. Dan jika kita mau menjadi kecil, maka tidak ada tempat untuk jatuh dengan dosa yang lain, karena sudah kecil dan rendah. Tempatnya Dimana lagi? Sudah jadi kecil dan rendah. Mau jatuh kemana sudah tidak ada tempat untuk jatuh. Itu kalau menikmati roti kecil/tipis. Bagaimanapun orang mau menjatuhkan dia tidak bisa, tidak ada tempat lagi. Itulah pentingnya roti tipis/kecil ini. Ingat Yesus telah jatuh ke tanah berarti merendahkan diri-Nya dan mati. Itulah roti tipis dan roti kecil. Ini teladan yang harus kita teladani.

 

1 Raja-Raja 17:14-16

(17:14) Sebab beginilah Firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."

 

Kalau mendahulukan Tuhan dengan membuat sepotong roti bundar kecil maka yang ada pada kita tidak akan berkesudahan sampai pada Tuhan datang untuk yang kedua kali. Termasuk segenggam tepung dan sedikit minyak dalam buli-buli, tidak akan berkurang. Berarti TUHAN pelihara asal kita dahulukan TUHAN karena kita memang belajar untuk menjadi satu kehidupan yang taat, setia, dan dengar-dengaran.

 

Apakah itu terbukti?

1 Raja-raja 17:15

(17:15) Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.

 

Kita sampai hari ini dipelihara Tuhan, sampai tapal batasnya Tuhan. Sesudah nanti antikris memerintah atas seantero dunia, maka TUHAN YANG MEMELIHARA KITA. Kita boleh bekerja sekarang, seorang petani bisa bertani, seorang paladang berladang, seorang PNS menjadi PNS, dari situ TUHAN pelihara sampai tapal batas TUHAN, tetapi saat antikris menjadi raja atas seantero dunia, TUHAN yang memelihara kita karena tidak selamanya kita PNS di dunia ini, tidak selamanya kita pebisnis di dunia ini, tidak selamanya kita karyawan di sebuah perusahaan di atas muka bumi ini.

 

Jadi pada saat antikris menjadi raja dan memerintah atas seantero dunia, TUHAN yang memelihara kita sampai waktu yang ditentukan TUHAN, sampai tapal batasnya TUHAN.

 

Tidakkah saudara merasa bersyukur malam hari ini? Kehadiran kita tidak menjadi sia-sia karena saudara tidak pernah merasa bosan menerima seluruh isi hati TUHAN. Itu cara TUHAN menolong kita – dengar-dengaran --.

Kalau memang cara TUHAN seperti suka-sukanya TUHAN, ya sudah ikuti saja, apa susahnya di situ? Jenderal Naaman mengalami hal yang sama, namun pegawainya mengatakan; “Turuti saja untuk mandi di sungai Yordan, kalau hal itu membuat sembuh, mengapa panas hati?” Jenderal Naaman pun berkata; “Ya sudah suka-suka Mu lah TUHAN.” Akhirnya anak rohani Elia yaitu Elisa membaptis dia dan sembuh / tahir dari kusta.

Kalau memang sembuh, tertolong, dan selamat, ya biarkan saja suka-sukanya TUHAN, kita tidak usah panas hati.

 

1 Raja-raja 17:16

(17:16) Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti Firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

 

Sebetulnya awal berjumpa, Elia abdi ALLAH, tetapi janda Sarfat ini belum percaya dengan semua Firman yang disampaikan. Namun sesudah semua peristiwa itu menimpa janda Sarfat, barulah dia berkata; “Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi ALLAH dan Firman TUHAN yang kau ucapkan itu adalah benar.”

 

Akhirnya janda itu mengakui. Mengapa? Karena dia mau merendahkan diri – taat, setia, dengar-dengaran – dia sudah mendahulukan TUHAN di dalam membuat sepotong roti bundar kecil kepada abdi ALLAH.

Yang punya tepung siapa? Mengapa Elia sesuka hati? Tetapi akhirnya janda Sarfat taat, setia, dengar-dengaran dengan segala kerendahan hati. Akhirnya TUHAN tolong janda Sarfat dan anaknya pun tertolong.

 

Biarlah nikah kita tertolong, diberkati, buah nikah kita dalam rumah tangga kita juga ditolong oleh TUHAN dan kita harus mengakui seperti pengakuan janda Sarfat; “Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi ALLAH dan Firman TUHAN yang kau ucapkan itu adalah benar.” Biar suka-sukanya TUHAN tidak perlu panas hati, AMIN.

 

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment