KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, September 20, 2019

IBADAH RAYA MINGGU, 23 JUNI 2019




IBADAH RAYA MINGGU, 23 JUNI 2019

KITAB WAHYU
(Seri: 99)

Subtema: MAKAN GULUNGAN KITAB (PERJANJIAN LAMA)

Shalom.
Puji Tuhan, oleh karena kasih dan rahmat-Nya, sehingga kita boleh diperkenankan untuk berada di dalam rumah Tuhan, untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu.
Dan secara khusus saya bersyukur kepada Tuhan, saya boleh diberi kekuatan untuk berdiri di dalam hal memberitakan firman Tuhan sebagai perpanjangan lidah Tuhan. Biarlah kiranya nanti kita boleh merasakan uluran perpanjangan tangan Tuhan, pertolongan Tuhan untuk memulihkan hidup, ibadah, pelayanan, nikah dan rumah tangga kita, sehingga berkat berkelimpahan menjadi bagian dalam kehidupan kita masing-masing.
Sebab itu, mari kita berdoa dan memohon dengan segala kerendahan hati, supaya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita sekalian-Nya.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada, kiranya damai sejahtera dan bahagia itu turun memenuhi kehidupan kita masing-masing.
Biarlah nanti kita dipuaskan oleh sungai air kehidupan, dipuaskan oleh kasih Tuhan, sehingga kita tidak mencari lagi kepuasan dari yang lain.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.
Wahyu 10:9-10
(10:9) Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu." (10:10) Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.

Perintah yang harus dilakukan oleh Rasul Yohanes ialah:
-       Mengambil gulungan kitab dari tangan malaikat yang berdiri di atas laut dan di atas bumi.
-       Selanjutnya, gulungan kitab itu harus dimakan oleh Rasul Yohanes.
Inilah perintah yang juga harus dikerjakan oleh gereja-gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini, yaitu; mengambil dan selanjutnya gulungan kitab itu harus dimakan, sampai pada akhirnya makanan itu mendarah daging.

Selajutnya, kita akan melihat makanan yang harus dimakan, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru.

Tentang: MAKANAN DALAM PERJANJIAN LAMA.
Imamat 11:1-3
(11:1) Lalu TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun, kata-Nya kepada mereka: (11:2) "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi: (11:3) setiap binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu makan.

Binatang yang boleh dimakan dari segala binatang berkaki empat, ialah: binatang yang berkuku belah serta bersela panjang dan memah biak.

Mari kita telusuri lebih dalam pada ayat 4-7.
Imamat 1:4-7
(1:4) Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu. (1:5) Juga pelanduk, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu. (1:6) Juga kelinci, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu. (1:7) Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.

Binatang yang tidak boleh dimakan dari yang memamah biak dan dari berkuku belah adalah:
-       Kelompok yang pertama: Unta, pelanduk, kelinci.
Binatang ini memang memamah biak, tetapi tidak bekuku belah, ini binatang yang tidak boleh dimakan atau haram.
-       Kelompok yang kedua, mewakili babi hutan.
Yang memang berkuku belah dan bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, binatang ini tidak boleh dimakan atau haram.

Pendeknya: Binatang yang boleh dimakan dari segala binatang yang berkaki empat ialah binatang itu harus memamah biak dan harus berkuku belah dua bersela panjang.

Kita akan melihat pengertian dari memamah biak dan berkuku belah dua.
TENTANG: Memamah Biak.
Artinya; makanan yang sudah ditelan oleh binatang itu, tetapi dikunyah kembali, seperti kambing domba dan lembu sapi; siang hari makan rumput, tetapi malam hari dikunyah kembali apa yang sudah ditelan.

Lebih jauh kita melihat binatang yang berkuku belah dua dan memamah biak..
Mazmur 1:1-2
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, (1:2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

“Merenungkan Taurat itu siang dan malam”, berarti; firman Tuhan dimamamah biak, sama seperti lembu sapi dan kambing domba; siang hari makan rumput, malam hari dikunyah kembali.

Kehidupan yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam disebutlah itu memamah biak, sedangkan binatang yang memamah biak, itulah binatang yang boleh dimakan, tidak haram. Dan keadaan orang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam, ia akan mengalami kebahagiaan.
Kalau merenungkan yang lain (hal-hal yang tak suci), bahkan tersirat di dalam hati dan pikiran, itu tidak boleh, itu yang haram, itu yang membuat najis. Jangan kita merenungkan yang lain-lain, apalagi memikirkan yang najis, jangan sampai itu tersirat di dalam hati dan pikiran kita masing-masing.

Ciri-ciri orang yang merenungkan firman siang dan malam:
1.     Tidak berjalan menurut jalan orang fasik.
2.     Tidak berdiri di jalan orang berdosa.
3.     Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.
Sejenak kita akan memperhatikan tiga hal tersebut.

YANG PERTAMA: Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik
Berarti; berjalan menurut nasihat orang yang bijaksana. Kiranya kita terus dengan hati yang terbuka merindukan pembukaan firman.

Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

Tugas dari orang-orang bijaksana adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran, sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di langit (di cakrawala).

Matius 2:1-2
(1:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (1:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Ketika bintang itu terbit di Timur, maka orang-orang majus yang memang berasal dari Timur mengerti, bahwa; Raja orang Yahudi telah lahir.
Pendeknya: Bintang itu menjadi petunjuk bagi orang-orang majus yang datang dari Timur.

Matius 2:9-11
(2:9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. (2:10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. (2:11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.

Bintang yang terbit di Timur itu tidak hanya menjadi petunjuk, selanjutnya menuntun orang-orang majus sampai tiba di tempat di mana Yesus berada, di mana Yesus dilahirkan. Sesudah itu, masuklah orang-orang majus itu dan sujud menyembah kepada Dia.

Orang bijaksana sama seperti bintang yang bercahaya di cakrawala, dan tugas mereka adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran untuk sampai puncaknya hidup di dalam penyembahan.
Kebenaran itu tidak jalan di tempat, tetapi terus memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Imam-imam harus hidup dalam penyembahan, dengan lain kata, berada pada puncak rohani, tidak boleh mengelak penyembahan. Singkatnya, seorang imam (pelayan Tuhan) harus hidup dalam penyembahan.

Di dalam doa penyembahan itulah orang-orang majus mempersembahkan persembahan mereka berupa emas, kemenyaan dan mur.
-       Emas, menunjuk; orang yang tahan uji, itulah orang-orang yang hidup di dalam Pengajaran Firman yang murni, tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan, sama dengan; tabiat dari ANAK ALLAH.
-       Kemenyan, menunjuk; doa penyembahan. Kehidupan yang sudah berada di dalam doa penyembahan, itulah orang yang kidup di dalam kasih Allah, sama dengan; tabiat dari ALLAH BAPA.
-       Mur, menunjuk; kehidupan yang diurapi, sama dengan; tabiat dari ALLAH ROH KUDUS.
Ketika orang-orang majus mempersembahkan ketiga hal tersebut, menunjukkan bahwa; mereka adalah saksi-saksi Ilahi

Saya ulas kembali: Kalau kerohanian seseorang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, kerohanian yang semacam ini, akan mempersembahkan tiga persembahan; emas, kemenyan, dan mur. Ketika seseorang mempersembahkan ketiga hal tersebut, menunjukkan bahwa; mereka itu adalah saksi-saksi Illahi.
Kalau tingkat rohani kita sampai kepada doa penyembahan, di situlah kita tampil menjadi saksi-saksi ilahi dengan tiga persembahan yang kita persembahkan kepada Tuhan.

Matius 2: 10
(2:10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.

Ketika orang-orang majus melihat bintang itu, bersukacitalah mereka, artinya; orang-orang bijaksana yang bercahaya, seperti bintang di cakrawala, menjadi kesukaan bagi mereka yang memerlukan dan yang membutuhkannya.
Sebaliknya, orang-orang bijaksana bukanlah menjadi kesukaan bagi mereka yang tidak memerlukan dan yang tidak membutuhkannya.

Wahyu 1:20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."

Ketujuh bintang pada tangan kanan-Nya ialah malaikat ketujuh jemaat, yaitu pemimpin-pemimpin atau guru-guru di dalam rumah Tuhan, tepatnya disebutlah gembala sidang, itulah orang-orang bijaksana, sama seperti bintang yang bercahaya di cakrawala.
Tugas ketujuh malaikat sidang jemaat ini adalah untuk menuntun ketujuh sidang jemaat di Asia kecil.
Itulah tugas dari gembala sidang, itulah tugas dari orang bijaksana, yang digambarkan seperti bintang yang bercahaya di cakrawala unutk menuntun sidang jemaat (umat Tuhan) sampai kepada kebenaran.

Di dalam Wahyu pasal 2-3, terdapat tujuh sidang jemaat, mereka memiliki kelebihan-kelebihan, tetapi pada mereka juga terdapat kelemahan-kelemahan. Itu sebabnya Tuhan menempatkan, ketujuh bintang, itulah ketujuh malaikat sidang jemaat untuk menuntun sidang jemaat yang di Asia kecil ini sampai kepada kebenaran.
Akhirnya nanti, ketujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil itu menjadi tujuh pelita yang menyala-nyala di atas Kaki Dian Emas, menjadi terang dunia atau menjadi saksi-saksi ilahi.

Ciri-ciri orang yang merenungkan firman siang dan malam:
YANG KEDUA: “Tidak berdiri di jalan orang berdosa.”
Berarti; berdiri di jalan orang benar atau kaki berpijak di jalan Tuhan.

Kisah Para Rasul 18:24-26
(18:24) Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. (18:25) Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. (18:26) Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.

Apolos mahir dalam soal-soal kitab suci, terkhusus mengenai baptisan Yohanes.
Pendeknya: Dia berani menjelaskan jalan Allah, sebab ia telah menerima Pengajaran dalam jalan Tuhan.
Kesimpulannya: Baptisan Yohanes adalah jalan Allah.

Bila dikaitkan dengan poal Tabernakel baptisan Yohanes, terkena dengan alat yang ada di Halaman, yaitu KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA.
Kolam pembasuhan Tembaga, berbicara tentang:
1.     Baptisan air, menunjuk; pengalaman kematian dan pengalaman kebangkitan Yesus Kristus.
Artinya; mati terhadap dosa dan dari kehidupan yang lama untuk bangkit dalam kehidupan yang baru...Roma 6:3-6.
2.     Pembaharuan, menunjuk; kehidupan yang sudah dibaharui.
-       Ketika manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, maka manusia lahiriah akan semakin merosot.
-       Tetapi kalau seseorang belum mengalami pembaharuan manusia batiniah, maka yang lahiriah itu akan menjadi prioritas yang utama dalam kehidupannya.
Satu hal yang harus kita ketahui: Kalau seseorang yang hanya memiliki perhiasan-perhiasan dalam bentuk yang lahiriah, menunjukkan bahwa; kehidupan semacam ini belum menempatkan Kristus sebagai Kepala, atau kedudukannya belum berada di dalam tanda ketundukannya kepada Kristus, sebagai kepala.
3.     Penyucian oleh mandi air dan firman Allah ... Efesus 5:26.
Disucikan dan dimandikan oleh mandi air dan firman Allah berarti; dibutuhkan firman yang limpah, sama seperti orang yang mandi; supaya bersih dibutuhkan air yang banyak.
Jadi, tidak cukup menyampaikan satu dua ayat, lalu ditambahkan cerita-cerita isapan jempol, seisi dunia diceritakan, tidak cukup. Tetapi harus menyampaikan Firman yang limpah, bagaikan sungai air kehidupan yang mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, jernih bagaikan Kristal.
Kristal, berarti; transparan, luar dan dalam sama, itu menunjuk kepada; orang yang jujur, sementara yang orang jujur dipimpin oleh ketulusan hatinya. Ketulusan ini; menunjukkan bahwa; ia berkobar-kobar di dalam melayani pekerjaan Tuhan.

Kalau kita kaitkan dengan anatomi (tubuh) manusia, posisi Kolam Pembasuhan Tembaga tepatnya berada di antara lutut dengan pangkal paha.

Syarat untuk dibaptis: Terlebih dahulu bertobat.
Dalam pola Tabernakel, bertobat terkena pada MEZBAH KORBAN BAKARAN.
Itu sebabnya nabi Yohanes berseru kepada orang-orang yang hendak dibaptis: “Bertobatlah sebab Kerajaan Allah sudah dekat.” Seseorang tidak boleh dibaptis sebelum bertobat, sebab itu anak kecil tidak boleh dibaptis. Anak kecil itu bukan untuk dibaptis, tetapi untuk diserahkan kepada Tuhan, menjadi milik Tuhan, anak Tuhan.

Kalau kita kaitkan dengan anatomi (tubuh) manusia, posisi dari Mezbah Korban Bakaran ada di antara mata kaki sampai dengan lutut, itulah tungkai bawah.

Inilah jalan Tuhan yang diajarkan oleh Apolos, yang disebut juga jalan kebenaran, di sinilah kaki berpijak, di sinilah kita berdiri untuk menopang Ruangan Suci dengan tiga alat di dalamnya.
Tiga alat di dalam Ruangan Suci, menunjuk; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
1. MEJA ROTI SAJIAN, menunjuk; Ketekunan di dalam ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan Perjamuan suci, sama dengan; persekutuan dengan Firman Allah dan persekutuan dengan tubuh dan darah Yesus Kristus.
2. PELITA EMAS, menunjuk; Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian, sama dengan; persekutuan dengan Roh-El Kudus.
3. MEZBAH DUPA, menunjuk; Ketekunan dalam ibadah Doa Penyembahan, sama dengan; persekutuan dengan kasih Allah. Puncak kerohanian kita adalah Doa Penyembahan, itu harus kita ketahui dengan baik. Jadi, jangan kita mengecilkan Ibadah Doa Penyembahan.

Kisah Para Rasul 18:27
(18:27) Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya.

Apolos menjadi orang yang sangat berguna, menjadi orang yang sangat berarti bagi orang-orang yang percaya di Akhaya.
Kalau kita bandingkan dengan orang-orang majus yang dari Timur itu: Begitu melihat bintang itu terbit, mereka sangat bersukacita, mengapa? Karena mereka sangat memerlukan dan membutuhkannya.
Berarti; orang-orang yang percaya di Akhaya ini sangat membutuhkan pribadi Apolos di dalam hal menyapaikan jalan Tuhan supaya kaki mereka betul-betul berpijak di jalan Allah untuk menopang Ruangan Suci. Untuk tekun dala tiga acam ibadah pokok.

Kisah Para Rasul 18:28
(18:28) Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.

Berdiri di jalan orang yang benar dapat membuktikan, bahwa; Kristus adalah Mesias.
Mesias, menunjuk; Pemimpin, yaitu Dia yang diurapi.
Jadi, kalau kita berdiri di jalan yang benar, kaki kita berpijak di jalan Tuhan, itu sudah sangat membuktikan bahwa; Kristus adalah Mesias.

Matius 23:10-12
(23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. (23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. (23:12) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Orang yang mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, menunjukkan bahwa; dia adalah orang yang rendah hati, persis seperti kaki yang menjadi pendirian kita, posisinya tepat di bawah, suatu posisi yang sangat rendah (paling bawah), tetapi sanggup menopang Ruangan Suci dengan tiga alat yang ada di dalamnya.

Kiranya kita boleh berbahagia kalau kita betul-betul merenungkan firman Tuhan siang dan malam, kemudian dua ciri yang sudah saya sampaikan ini akan terlihat dalam kehidupan kita masing-masing.

Ciri-ciri orang yang merenungkan firman siang dan malam:
YANG KEDUA: “Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh”
Pencemooh, sama dengan; pengejek-pengejek. Di hari-hari terakhir ini akan tampil pengejek-pengejek, yaitu; orang-orang pendurhaka, orang-orang yang memberontak kepada Allah.
Tetapi kita tidak perlu terpengaruh dengan kelompok atau kumpulan pencemooh, sebab memang; menyangkal diri dan memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini adalah suatu kebodohan bagi orang dunia, tetapi kita tidak perlu peduli dengan pemahaman dunia ini.

Amsal 13:1
(13:1) Anak yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak mendengarkan hardikan.

Seorang anak pencemooh tidak mendengarkan hardikan, tidak mendengarkan didikan ayahnya.

Bersamaan dengan itu, lebih jelas kita perhatikan Amsal 15: 12.
Amsal 15:12
(15:12) Si pencemooh tidak suka ditegur orang; ia tidak mau pergi kepada orang bijak.

“Si pencemooh atau pengejek tidak suka ditegur orang”, kemudian “ia tidak mau pergi kepada orang bijak”, dengan lain kata; dia tidak memerlukan orang bijak yang digambarkan seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala, dia tidak butuh petunjuk dari Tuhan, dia tidak, butuh untuk dituntun oleh orang bijaksana sebab dia tidak memerlukan teguran dan tidak memerlukan didikan.
Tadi kita sudah melihat: Tujuh bintang itu ada di tangan kanan Tuhan, namun si pencemooh tidak butuh tangan kanan Tuhan, tidak butuh pembelaan dari Tuhan. Dia tidak butuh pemimpin-pemimpin dan guru-guru di dalam rumah Tuhan, dia tidak butuh gembala sidang sebagai tangan kanan Tuhan.

Tetapi orang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam; ia tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, sebab dia sangat memerlukan orang bijaksana, dia mau dituntun supaya mendapat pembelaan dari Tuhan. Kalau seseorang memerlukan orang bijaksana, pasti orang yang semacam ini mau ditegur.

Banyak masalah yang kita hadapi di atas muka bumi ini, bagaikan menghadapi jalan buntu. Kita tidak akan mungkin dapat menyelesaikan masalah ketika menghadapi jalan buntu, kalau kita tidak mendapatkan pertolongan dari Tuhan. Hanya Tuhan yang dapat menyelesaikan persoalan kita, hanya Tuhan yang dapat menyelesaikan segala perkara, sebab Dia sudah terlebih dahulu menanggungnya di atas kayu salib, itulah pembelaan dari tangan kanan Tuhan.

Hosea 7:3-4
(7:3) Mereka menyukakan raja dengan kejahatan mereka, dan para pemuka dengan kebohongan mereka. (7:4) Sekaliannya mereka orang-orang berzinah, bagaikan dapur perapian yang menyala terus, ketika tukang bakar roti berhenti membesarkan apinya, sementara ia meremas adonan sampai menjadi muai oleh ragi.

-       “adonan sampai menjadi muai oleh ragi”, itu adalah dosa Israel di bidang agama, yaitu kenajisan.
-       “menyukakan raja dengan kejahatan mereka, dan para pemuka dengan kebohongan mereka”, itulah dosa Isreal di bidang kenegaraan.

Hosea 7:5-7
(7:5) Pada pesta raja kita mereka membuat sakit para pemuka dengan anggur yang menghangatkan; (7:6) Batin mereka seperti dapur perapian; hati mereka menyala-nyala; semalam-malaman murka mereka surut, pada waktu pagi menyala kembali seperti api yang menjilat. (7:7) Mereka semua sudah panas seperti dapur perapian, dan memakan habis para hakim mereka. Semua raja mereka sudah tewas, tidak ada seorang di antara mereka yang berseru kepada-Ku.

Hati atau batin dari si pencemooh itu, sama seperti; dapur perapian, yang menyala-nyala semalam-malaman, berarti; hati mereka tidak surut, tidak padam, sehingga dosa terjadi baik di bidang agama maupun di bidang kenegaraan.
-       Raja kaitannya dengan kenegaraan.
-       Imam kaitannya berkaitan dengan agama.

Kalau hati (batin) tidak surut atau terus menyala-nyala terhadap dosa kejahatan, terhadap dosa kenajisan, berarti; mereka ini adalah orang yang tidak menghargai ibadah dan pelayanan, itulah dosa Israel di bidang agama dan dosa Israel di bidang kenegaraan. 
Mengapa bisa terjadi? Karena mereka duduk dalam kumpulan pencemooh. Sebab itu; biarlah kiranya kita mengucap syukur terimakasih kepada Tuhan, oleh karena kemurahan-Nya kita boleh berada di dalam kumpulan-kumpulan di mana Allah berhadirat.

Amsal 20:1
(20:1) Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut, tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya.

“Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut.”
Si pencemooh adalah orang yang hidup di dalam hawa nafsu dan orang yang hidup dalam hawa nafsu daging adalah orang bodoh, tidak bijaksana.

Anggur yang memabukkan, itulah hawa nafsu daging. Hawa nafsu daging inilah yang menyebabkan seseorang menjadi pencemooh, pengejek, tidak menghargai korban Kristus, tidak menghargai ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
Memang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; dia tidak hidup menurut Roh, tidak memikirkan perkara yang dari Roh, tidak memikirkan perkara-perkara yang di atas, yaitu ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
Jadi betul, si pencemooh itu tidak berlaku bijaksana. Orang yang tidak menghargai ibadah itu tidak bijak, siapakah dia? Itulah si pencemooh.
-       Kalau seorang isteri melihat suami beribadah, tetapi tidak berubah, lalu isteri berkata: “beribadah, tetapi tidak berubah”, maka sudah jelas isteri semacam ini hidup di dalam hawa nafsu.
-       Sebaliknya, ketika suami melihat isteri beribadah, tetapi belum berubah, lalu suami berkata: “engkau belum berubah”, ini si pencemooh, hidup dalam hawa nafsu daging, tidak menghargai ibadah dan pelayanan.

Tetapi orang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam; ia tidak duduk pada kumpulan pencemooh, tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Inilah makanan yang tidak haram itu, yang harus kita nikmati sampai mendarah daging.

Kita akan melihat pengertian dari memamah biak dan berkuku belah dua.
TENTANG: Berkuku belah dua, yaitu bersela panjang
Berkuku belah dua, menunjuk; Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

PERJANJIAN LAMA, ditulis oleh para nabi.
Tugas nabi adalah: bernubuat, yaitu; menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati atau menyingkapkan segala yang terselubung, sama artinya; dosa dibongkar dengan tuntas.
Maka kalau dikaitkan dengan lima jari, posisi dari pada nabi ini terkena pada jari telunjuk; dia menunjuk dosa sampai pada kedalaman dosa sekalipun ditunjuk, semua dosa yang terselubung tersingkap, sama artinya; dosa dibongkar dengan tuntas. Tidak ada lagi yang terselubung, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan, tidak ada lagi sesuatu yang najis yang tersirat dalam hati dan pikiran.

1 Korintus 14:24-25
(14:24) Kemudian imam harus mengambil domba tebusan salah dan minyak yang satu log itu, lalu imam harus mempersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN. (14:25) Ia harus menyembelih domba tebusan salah dan imam harus mengambil sedikit dari darah tebusan salah itu dan membubuhnya pada cuping telinga kanan orang itu dan pada ibu jari tangan kanan dan ibu jari kaki kanannya.

Tugas dari nabi: Menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati, berati; menyingkapkan segala yang terselungung, sama artinya; dosa dibongkar dengan tuntas.
Ketika dosa dibongkar dengan tuntas, maka yang terjadi adalah sujud menyembah Allah dan terjadi pengakuan. Ada pengakuan terhadap kehadiran Tuhan, ada pengakuan terhadap pertolongan Tuhan, ada pengakuan terhadap berkat-berkat Tuhan. Orang jujur suka mengaku; mengaku kebaikan dan kemurahan Tuhan.
Berbeda dengan orang yang dosanya belum dibongkar dengan tuntas: Tidak ada pengakuan dengan kehadiran Tuhan, pertolongan Tuhan dan berkat-berkat yang tercurah.

PERJANJIAN BARU, ditulis oleh rasul-rasul.
Ada 27 (dua puluh tujuh) kitab dalam Perjanjian Baru;
-       14 (empat belas) kitab di antaranya ditulis oleh Raulus,
-       13 (tiga belas) kitab sisanya ditulis oleh rasul-rasul yang lain.
Tugas dari seorang rasul adalah: untuk menyatakan pewahyuan dari Tuhan. Sebagaimana Rasul Yohanes di pulau Patmos, dia mendapat pewahyuan dari Tuhan, sehingga apa yang dia dapat dari Tuhan dituliskan dan dikirimkan  kepada 7 (tujuh) malaikat sidang jemaat yang ada di Asia Kecil .

Efesus 1:15-17
(1:15) Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, (1:16) aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, (1:17) dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Doa Rasul Yohanes kepada sidang jemaat di Efesus adalah untuk menyatakan pewahyuan kepada sidang jemaat, sehingga kita boleh mengenal Tuhan dengan benar, memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Juga dikatakan di dalam Perjanjian Lama: “Kalau tidak ada Wahyu, liarlah rakyat.”
Liar, berarti; mengambil jalannya masing-masing, menuruti keinginan hati sendiri, tidak menuruti keinginan hati Tuhan.

Inilah makanan yang tidak haram yang boleh untuk dinikmati di hari-hari terakhir ini.
Rasul Yohanes bukan hanya mendapat perintah untuk menerima gulungan kitab dari malaikat yang berdiri di atas laut dan di atas bumi, tetapi juga selanjutnya Rasul Yohanes harus memakan gulungan kitab itu.
Gereja Tuhan juga harus menikmati makanan semacam ini di hari-hari terakhir ini, dan kita sudah melihat makanan yang mewakili di dalam Perjanjian Lama. Kita berdoa untuk melihat makanan yang bisa dinikmati yang mewakili dalam Perjanjian Baru.

Tuhan Yesus sangat baik, sebab Dia sangat memperhatikan kehidupan kita, Dia tahu kebutuhan pokok kita. Dia menunjukkan mana makanan yang boleh untuk kita nikmati dan mana makanan yang tidak boleh untuk kita nikmati, Dia berikan pengertian itu kepada kita supaya terjadi pertumbuhan rohani yang sehat yang mengarah kepada Kristus Kepala. Amin.

TUHAN YESUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment