KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, September 24, 2019

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 JULI 2019



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 JULI 2019

KITAB RUT
(Seri: 55)

Subtema: PENGAJARAN FIRMAN ALLAH BENAR DAN MURNI, BESAR DAN MULIA

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba Tuhan, yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet Youtube, Facebook, di manapun anda berada. Oleh sebab itu, mari kita memohon kepada Tuhan dengan rendah hati supaya kiranya TUhan membukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci dari KITAB RUT.
Rut 2: 10
(2:10) Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"

Kalimat yang harus kita perhatikan adalah: “Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah
Dalam hal ini Rut menunjukkan suatu sikap yang baik setelah dia mendapatkan bekal dan jaminan dari Boas, yaitu pada ayat 8-9.
Sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah adalah tanda:
a.     Ketundukan Rut.
b.    Kedewasaan Rut.

Kita kembali memperhatikan tentang: KEDEWASAAN RUT.
Dewasa, artinya; telah meninggalkan sifat kanak-kanak atau telah akil balig.
Kanak-kanak ini mempunyai sifat yang tidak bisa menyukakan hati Tuhan dan sesama.

Berkaitan dengan itu kita memperhatikan Galatia 4.
Galatia 4: 1-2
(4:1) Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; (4:2) tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.

Selama seseorang belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba.
Hamba di sini menunjuk budak dosa, maksudnya; belum terlepas dari kelemahan-kelemahannya dan pelanggaran-pelanggarannya, sehingga seorang yang belum akil balig, ia berada di bawah perwalian, ia berada di bawah pengawasan, dengan kata lain; belum dipercaya untuk menjadi ahli waris Kerajaan Sorga, sama artinya kepadanya belum dipercayakan untuk melayani pekerjaan Tuhan.

Jadi, pelayanan itu adalah kepercayaan Tuhan. Pelayanan itu tidak bisa ditentukan oleh hasrat dan keinginan manusia.
Berdiri di hadapan saudara, dalam pemberitaan firman nabi, firman Kristus yakni; Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, itu karena kepercayaan Tuhan. Sidang jemaat mendengarkan Pengajaran Mempelai, itu kepercayaan Tuhan.
Apalagi imam-imam di dalam hal melayani Tuhan, itu karena kepercayaan Tuhan, karena yang kita layani adalah Tuhan.
Maka begitu banyak pengalaman yang sudah saya lihat, betul-betul seorang imam yang melayani karena kepercayaan Tuhan, bahkan seorang imam yang turun dari pelayanan, itu karena Tuhan yang menentukan segala sesuatunya. Saya tidak pernah sesuka hati menaikkan seseorang untuk melayani Tuhan, sebaliknya saya juga tidak sesuka hati menurunkan seseorang supaya dia turun dari pelayanan. Jadi kalau seseorang turun dari pelayanan, itu karena ulahnya, itu bukan karena keinginan saya.
Itu sebabnya, seseorang yang belum akil balig, dia tetap berada di bawah perwalian, masih tetap di bawah pengawasan, masih dijaga-jaga, belum dipercaya untuk dilepaskan.

Ciri-ciri belum akil balig atau masih kanak-kanak rohani, sesuai dengan Galatia 4: 3-8.
YANG PERTAMA: Takluk kepada roh-roh dunia (ayat 3).
Sebetulnya roh-roh dunia adalah roh antikris, tandanya; lebih mencintai mamon dari pada Tuhan, sama dengan; menyangkal Bapa maupun Anak, sama artinya; menyangkal salib Kristus.
YANG KEDUA: Takluk kepada hukum Taurat (ayat 4-5).
Hukum Taurat, menunjuk; perjanjian yang pertama, berarti; menjalankan ibadahnya dalam bentuk Taurat atau ibadah lahiriah. Ibadah lahiriah, misalnya; mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan, sama dengan; mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan.
YANG KETIGA: Memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah” (ayat 8).
Ini sama dengan menyembah berhala. Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, contohnya:
-       Keras hati.
-       Kebenaran diri sendiri.
-       Meninggalkan Tuhan atau ibadah pelayanan hanya karena pekerjaan, usaha, bisnis, kesibukan-kesibukan atau perkara-perkara lahiriah lainnya.

Lebih jauh kita melihat KEDEWASAAN RUT.
1 Korintus 13: 11
(13:11) Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

Rasul Paulus berkata: “Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu
Sifat kanak-kanak yang dimaksud:
a.     Berkata-kata seperti kanak-kanak.
b.     Merasa seperti kanak-kanak.
c.     Berpikir seperti kanak-kanak.

Contoh berkata-kata seperti kanak-kanak (Seri 4)
1 Korintus 13: 1
(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

Seorang hamba Tuhan dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika ia tidak mempunyai kasih, sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Kalau gong dan canang dipukul akan mengeluarkan bunyi atau suara, dan kalau dipukul lagi akan tetap mengeluarkan bunyi atau suara yang sama, tidak akan mengeluarkan bunyi atau suara yang berbeda.
Mengapa demikian? Karena gong maupun canang kedua-duanya adalah alat musik yang tidak berjiwa.

1 Korintus 14: 6-7
(14:6) Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran? (14:7) Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi -- bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda?

Orang lain tidak dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan oleh seruling dan kecapi kalau kedua-duanya tidak mengeluarkan bunyi atau suara yang berbeda.
Sama halnya dengan seorang hamba Tuhan yang sedang menyampaikan firman Tuhan dengan menggunakan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat dan menggunakan bahasa intelektual, bahasa yang tinggi-tinggi, tetapi ia tidak mempunyai kasih.

Tidak mempunyai kasih, artinya; menyampaikan firman Tuhan kepada sidang jemaat…
a.     Tanpa penyataan Allah .
b.     Tanpa pengetahuan.
c.     Tanpa nubuat.
d.     Tanpa pengajaran.
Pendeknya; menyampaikan firman Tuhan tanpa kasih (tanpa empat perkara di atas) = alat musik yang tidak berjiwa.
Tidak berjiwa, artinya; tidak peduli dengan jiwa-jiwa dan tidak peduli dengan orang lain atau tidak peduli dengan sidang jemaat yang dia layani, sekalipun dalam penderitaan, berbeban berat, bahkan sekalipun terpuruk karena dosa.

Sebelumnya saya sudah menyampaikan tanpa penyataan Allah, tanpa pengetahuan dan tanpa nubuat, sekarang kita akan memperhatikan; tanpa pengajaran.

Tentang: TANPA PENGAJARAN.
Hosea 4: 6
(4:6) Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.

Allah berfirman: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah
Pertanyaannya: Mengapa umat Allah tidak mengenal Allah?
Jawabnya: Karena mereka menolak pengenalan itu = menolak atau melupakan pengajaran Allah mereka.

Yesaya 5: 24
(5:24) Sebab itu seperti lidah api memakan jerami, dan seperti rumput kering habis lenyap dalam nyala api, demikian akar-akar mereka akan menjadi busuk, dan kuntumnya akan beterbangan seperti abu, oleh karena mereka telah menolak pengajaran TUHAN semesta alam dan menista firman Yang Mahakudus, Allah Israel.

Bangsa Israel menolak pengajaran Tuhan semesta alam serta menista firman Yang Mahakudus, Allah Israel, sehingga mereka menjadi sama seperti;
-       Lidah api memakan jerami.
-       Rumput kering habis lenyap dalam nyala api.
Pendeknya; tidak bertahan hidup untuk selama-lamanya di hadapan Allah.

Tidak berhenti sampai di situ, selanjutnya akar-akar mereka akan menjadi busuk, artinya; tanpa dasar atau tanpa penopang, sehingga menjadi suatu kehidupan yang lemah dan tidak berdaya = hidup tanpa kemurahan dan tanpa pertolongan dari Tuhan.
Jadi, bukan hanya dibakar seperti jerami, tetapi akar mereka juga akhirnya menjadi busuk, itu akan terjadi kalau menolak pengajaran dari Tuhan, seperti bangsa Israel; tanpa pertolongan akhirnya mereka dibuang ke Babel, dikuasai roh najis.

Hosea 8: 1-3
(8:1) Tiuplah sangkakala! Serangan laksana rajawali atas rumah TUHAN! Oleh karena mereka telah melangkahi perjanjian-Ku dan telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku. (8:2) Kepada-Ku mereka berseru-seru: "Ya Allahku, kami, Israel mengenal Engkau!" (8:3) Israel telah menolak yang baik -- biarlah musuh mengejar dia!

Di sini kita melihat; Peringatan keras kepada bangsa Israel sehingga mereka tidak luput dari penghukuman, mengapa demikian? Karena mereka telah melangkahi perjanjian Tuhan dan mendurhaka terhadap pengajaran firman Tuhan, mereka menolak yang baik.
Akibatnya; Tuhan tidak mendengar doa dan seruan mereka, sebaliknya mereka diserahkan kepada tangan musuh.

Hosea 8: 4
(8:4) Mereka telah mengangkat raja, tetapi tanpa persetujuan-Ku; mereka mengangkat pemuka, tetapi dengan tidak setahu-Ku. Dari emas dan peraknya mereka membuat berhala-berhala bagi dirinya sendiri, sehingga mereka dilenyapkan.

Tanda yang terlihat dengan jelas dalam diri seseorang, apabila ia mendurhaka terhadap pengajaran firman:
a.     Mengangkat raja dan pemuka tanpa persetujuan Tuhan dan tanpa sepengetahuan Tuhan, ini menunjuk kepada orang yang tidak dengar-dengaran.
b.     Membuat berhala dari emas dan perak bagi mereka, artinya; hidup dalam penyembahan berhala, akibatnya; mereka dilenyapkan.

Kalau menolak pengajaran Firman, maka yang terlihat di dalam diri seseorang: ia menjadi suatu kehidupan yang tidak dengar-dengaran. Orang yang tidak dengar-dengaran suka mendahului kehendak Tuhan.
Sekalipun seorang pelayan Tuhan mengerjakan pekerjaan yang banyak tetapi kalau tidak dengar-dengaran, itu yang disebut mendahului kehendak Allah, tidak ada artinya sekalipun pekerjaan itu banyak. Sama seperti apa yang dikerjakan oleh bangsa Israel ini; mengangkat raja dan pemuka tetapi tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan Tuhan, itu tidak ada artinya, dan akhirnya mereka menyembah berhala dan binasa. Ini kehidupan yang tidak dengar-dengaran; suka mendahului Tuhan.
Jadi, pekerjaan yang banyak bukan menjadi suatu ukuran, tetapi yang menjadi suatu ukuran dan yang berkenan kepada Tuhan adalah dengar-dengaran.

Hosea 8: 11-12
(8:11) Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa. (8:12) Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku, itu akan dianggap mereka sebagai sesuatu yang asing.

Mereka memperbanyak mezbah tetapi justru mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa.
Mezbah, menunjuk kepada; pelayanan.
Sebetulnya, semakin kita memperbanyak diri dalam hal melayani Tuhan atau semakin tinggi intensitas kita dalam hal melayani Tuhan, maka seharusnya semakin meminimalisir dosa (dosa semakin berkurang), itu logikanya. Tetapi di sini tidak demikian; mereka memperbanyak mezbah-mezbah tetapi justru mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa.
Kehidupan yang tidak dengar-dengaran suka mendahului kehendak Tuhan, sehingga sekalipun mereka banyak melayani Tuhan, justru pelayanan itu membuat mereka berdosa. Hati-hati kalau tidak dengar-dengaran, justru pelayanan itu menjadi dosa.

Jadi saudara mau banyak bekerja baik di rumah masing-masing, baik di rumah Tuhan, tetapi kalau tidak dengar-dengaran, tidak ada artinya; justru pekerjaan itu yang membuat seseorang berdosa. Dan mata saya sudah melihat; kita menggunakan alasan pekerjaan ini dan itu untuk membenarkan diri, lalu mempersalahkan yang salah, bahkan sampai mempersalahkan yang benar. Ini harus diperhatikan dengan baik.

Hosea 8: 13
(8:13) Mereka mencintai korban sembelihan; mereka mempersembahkan daging dan memakannya; tetapi TUHAN tidak berkenan kepada mereka. Sekarang Ia akan mengingat kesalahan mereka dan akan menghukum dosa mereka; mereka harus kembali ke Mesir!

Mereka mencintai korban sembelihan lalu mempersembahkan daging atau korban dan memakannya, namun tetap saja Tuhan tidak berkenan kepada mereka, sebab:
-       Tuhan akan mengingat kesalahan mereka.
-       Tuhan akan menghukum dosa mereka.
-       Mereka akan kembali ke Mesir, kembali diperbudak dosa.
Inilah yang terjadi kalau menolak pengajaran firman yang benar dan murni.

Jadi korban yang banyak yang dipersembahkan kepada Tuhan bukan menjadi suatu ukuran, sebab Tuhan tetap mengingat kesalahan mereka, bahkan Tuhan tetap menghukum dosa mereka, bahkan mereka akan kembali ke Mesir, kembali diperbudak dosa.
Ukurannya bukan pekerjaan yang banyak atau korban yang dipersembahkan banyak-banyak, bahkan yang rindu melayani dengan berkobar-kobar tetapi tidak dengar-dengaran, kita melihat; “Tuhan akan mengingat kesalahan mereka, tetap menghukum dosa mereka dan mereka akan kembali ke Mesir, kembali diperbudak dosa.”

Maka penting sekali untuk menghargai pengajaran firman yang benar dan murni, jangan kita panas hati.
Saya heran sekali melihat seseorang ketika ditegor, namun panas hati, sudah salah namun merasa diri lebih baik dan lebih benar, sudah salah namun melawan, sudah salah namun menunjukkan sikap yang arogansi. 
Lihat; “Ia akan mengingat kesalahan mereka dan akan menghukum dosa mereka; mereka harus kembali ke Mesir”, ingatlah hal ini.
Jadi pada akhirnya, mereka yang tidak menghargai atau mendurhaka terhadap Pengajaran Mempelai ia akan kembali kepada Mesir, diperbudak dosa.

Sekarang, bandingkan dengan kehidupan yang mengharapkan pengajaran (menghargai pengajaran firman).
Yesaya 42: 1-4
(42:1) Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. (42:2) Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. (42:3) Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. (42:4) Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.

Di sini dikatakan: “segala pulau mengharapkan pengajaran firman.”
Mengapa demikian? Sebab pengajaran itu memberi harapan dan kekuatan yang baru.
Lihat, kuasa dari pengajaran firman yang benar:
-       Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya.
-       Sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya.
Betul-betul pengajaran firman yang benar itu memberi harapan besar kepada mereka yang putus asa dan memberi kekuatan yang besar kepada mereka yang lemah tidak berdaya.

Jadi, setelah kita mengerti, kita dapat mengambil kesimpulan; kita ini adalah orang yang berbahagia dan patutlah bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan menyatakan pengajaran firman yang benar dan murni kepada kita.

Tanda hidup di dalam pengajaran:Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan”
Artinya; tidak hidup di dalam hawa nafsu yaitu keinginan-keinginan daging yang jahat.
Lihat, orang yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat; mudah sekali mengungkapkan kata-kata. Kalau orang banyak bicara dan cepat mengucapkan kata-kata, pasti ia hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat.
Pengajaran itu yang mendidik kita untuk semakin mengenal Tuhan, sehingga karakter di luar Tuhan dapat kita kenal dengan mudah. Maka saudara jangan heran kalau saya cepat sekali mengerti keadaan seseorang.

Praktek hidup di dalam pengajaran: Tidak mengomel, tidak bersungut-sungut, tidak menggerutu di dalam memikul salibnya atau mengikut Tuhan.

Yesaya 51: 7
(51:7) Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka.

Menyimpan pengajaran di dalam hati atau menghargai pengajaran firman yang benar di dalam hati, maka:
a.     Tidak takut ketika ia diaibkan manusia.
b.     Tidak terkejut ketika dinista oleh manusia.
Apapun yang diperbuat manusia; tidak ada rasa takut sekalipun orang mengaibkan dia, menghina dan menghakimi dia, tidak kuatir, tidak bimbang, tidak ragu di dalam hal melayani pekerjaan Tuhan.

Jadi, antara orang yang mendurhaka terhadap orang yang menghargai pengajaran, sangat kontras sekali, (berbanding terbalik).
Setelah kita melihat perbandingan antara orang yang mendurhaka terhadap pengajaran firman dan orang yang menghargai pengajaran firman.

Jalan keluarnya.
Yesaya 42: 21-22, 24
(42:21) TUHAN telah berkenan demi penyelamatan-Nya untuk memberi pengajaran-Nya yang besar dan mulia; (42:22) namun mereka suatu bangsa yang dijarah dan dirampok, mereka semua terjebak dalam geronggang-geronggang dan disembunyikan dalam rumah-rumah penjara; mereka telah menjadi jarahan dan tidak ada yang melepaskan, menjadi rampasan dan tidak ada yang berkata: "Kembalikanlah!" (42:24) Siapakah yang menyerahkan Yakub untuk dirampas, dan Israel kepada penjarah? Bukankah itu TUHAN? Sebab kepada-Nya kita telah berdosa, dan orang tidak mau mengikuti jalan yang telah ditunjuk-Nya, dan kepada pengajaran-Nya orang tidak mau mendengar.

Di sini kita memperhatikan; Tuhan menyatakan suatu pekerjaan yang baik dan mulia dan suatu pekerjaan yang tulus dari Tuhan, yaitu: memberi pengajaran besar dan mulia, tujuannya: untuk menyelamatkan umat-Nya.
Malam ini kita sudah menerima pengajaran yang besar dan mulia, itu hasil dari pekerjaan Allah yang besar di atas bukit Golgota, tujuannya; untuk menyelamatkan kehidupan yang berdosa, menyelamatkan saya dan saudara sebagai manusia yang hina karena dosa.

Namun;
-       Mereka menjadi jarahan dan tidak ada yang melepaskan
-       Mereka menjadi rampasan dan tidak ada yang berkata: “Kembalikanlah!”
Pendeknya; tidak mendapatkan kemurahan dan pertolongan dari Tuhan.
Mengapa bisa demikian? Sebab mereka tidak mau mengikuti jalan yang ditunjukkan Tuhan dan mereka menolak pengajaran firman yang benar dan murni.

Maka saya tidak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Tuhan, karena kebaikan-Nya, rahmat-Nya yang dianugerahkan-Nya kepada kita, di mana Tuhan telah menyatakan pengajaran firman Allah yang benar dan murni, pengajaran firman yang besar dan mulia sampai detik ini.
Itulah sebabnya, sampai kapan pun saya tidak akan pernah melepaskan pengajaran firman yang murni, pengajaran firman Allah yang mulia dan besar ini.
Saya kira, kita juga harus sungguh-sungguh hidup di dalamnya. Lepaskan diri dari pikiran manusiawi, lepaskan diri dari perasaan, lepaskan diri dari cara berpikir yang lama, supaya kita boleh hidup di dalam pengajaran firman yang benar dan murni, pengajaran firman yang mulia dan besar ini.

Yesaya 42: 23
(42:23) Siapakah di antara kamu yang mau memasang telinga kepada hal ini, yang mau memperhatikan dan mendengarkannya untuk masa yang kemudian?

Siapa yang mau memperhatikan pengajaran firman yang benar dan murni ini?
Sipaya yang mau mendengarkan pengajaran firman yang besar dan mulia ini?
Kita harus menerima pengajaran firman yang benar dan murni atau pengajaran firman yang besar dan mulia demi masa depan. Jangan berpikir pendek, demi masa depan.

Saudara melihat, orang yang tidak menghargai kebaikan Tuhan, mendurhaka kepada pengajaran firman, lihat hidupnya; sengsara setengah mati dan tidak mempunyai masa depan. Apakah saudara mau ikuti contoh yang seperti itu? Bisa saudara lihat dari lingkungan keluarga, bisa saudara lihat dari lingkungan di sekitar kita, apakah saudara mau seperti itu? Tentu tidak.
Tetapi kalau kita mau menghargai pengajaran firman yang benar dan murni, yaitu pengajaran firman yang besar dan mulia, tujuannya; demi masa depan yang indah.
Tidak ada masa depan di dalam hasrat manusia, tidak ada masa depan di dalam keinginan manusia, tidak ada masa depan di dalam kemampuan manusia. Masa depan dijamin oleh pengajaran firman yang benar dan murni, dijamin oleh pengajaran yang besar dan mulia.
Kalau rahasia firman dibukakan; segala yang tertutup akan terbuka, cepat atau lambat, sejauh mana kita hidup di dalam pengajaran firman yang benar dan murni.
Kalau terjadi pembukaan firman; yang tertutup akan terbuka, pintu sorga terbuka dan berkat-berkatnya dicurahkan.
Perhatikanlah dengan seksama, jangan bermasa bodo hanya karena kepentingan sesaat.  Oleh sebab itu, kita harus menerima pengajaran firman demi masa depan yang indah.

Syarat menerima pengajaran firman.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Syarat untuk menerima firman pengajaran yang benar dan mulia, itulah pengajaran yang besar dan murni adalah: berada di gunung Sion, sebab dari gunung Sion keluar pengajaran.
Sion -> puncak gunung yang paling tertinggi, itu digambarkan dalam Wahyu 21: 9-11; pengantin perempuan Mempelai Anak Domba, itulah yang disebut gunung yang besar lagi tinggi, itulah puncak yang tertinggi.
Juga Golgota adalah gunung yang tinggi lagi besar, berarti; salib Golgota itulah jembatan, itulah yang menuntun kita, itulah yang membawa kita untuk sampai kepada gunung Sion.

Jadi, tetaplah setia memikul salib-Nya, tetap mengikuti Tuhan dengan sangkal diri dan pikul salib, itu nanti yang akan membawa kita sampai ke gunung Sion. Dan itulah kemurahan Tuhan, sebab Yesus telah menderita di luar Pintu Gerbang, itulah bukit Golgota.
Jadi salib itu kemurahan. Kalau akhirnya kita dibawa sampai ke gunung Sion, itu kemurahan. Tetaplah layani Tuhan disertai sangkal diri dan pikul salib, tidak ada cara lain, tidak ada jalan lain, itu jalan yang sempit, yang sesak, sebaliknya jalan yang lebar membinasakan. Tidak ada jalan lain, hanya salib jalan satu-satunya.

Kegunaan dari pengajaran: Mengajar kita tentang jalan-jalan Tuhan.

Mari kita lihat JALAN-JALAN TUHAN.
1 Petrus 2: 19-21
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. (2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

Kita dipanggil untuk menanggung penderitaan yang tidak harus kita tanggung, itu merupakan kasih karunia.
Inilah pengikutan yang benar; mengikuti tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah itu dengan tepat dan benar, berarti menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung.
Kemudian, kalau kita mengikuti tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah itu dengan tepat dan benar, maka dosa rontok seketika itu juga, dosa berguguran dalam setiap langkah kita mengikuti langkah Tuhan. Itulah kuasa dari pengajaran.

Berbahagialah ia yang mau mendengar dan memperhatikan pengajaran firman yang benar dan murni, pengajaran firman yang besar dan mulia. Puji Tuhan, Haleluya...
Jadi betul, salib itulah yang membawa kita sampai kepada puncak gunung yang tertinggi. Itulah syarat untuk menerima pengajaran, sebab dari Sion keluar pengajaran yang mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya.

Roma 6: 17
(6:17) Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.

Pengajaran firman yang benar dan murni, besar dan mulia berkuasa untuk melepaskan kita dari dosa.
Hamba-hamba Tuhan disebut juga hamba kebenaran. Hamba kebenaran, berarti dipimpin oleh kebenaran itu sendiri, dipimpin oleh pengajaran itu sendiri untuk membawa kita sampai kepada puncak tertinggi, itulah gunung Sion.

Efesus 4: 21-23
(4:21) Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, (4:22) yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, (4:23) supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,

Pengajaran firman yang benar dan murni berkuasa untuk membaharui roh dan pikiran kita.
-       Apa tandanya dibaharui dalam roh? Berarti; mengalami pembaharuan manusia batiniah. Manusia rohani = manusia batiniah.
Ketika manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, maka manusia lahiriah semakin hari semakin merosot, tidak lagi mengutamakan perkara lahiriah.
-       Apa tandanya dibaharui dalam pikiran? Berarti; memiliki pikiran Allah, dengan lain kata lepas dari pikiran manusiawi.
Kalau berpikir secara manusiawi, berarti memikirkan apa yang dikehendaki oleh manusia, tetapi tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah.
Kalau kita hanya memikirkan apa yang dipikirkan manusia, menjadi batu sandungan seperti Petrus, menjadi batu sandungan di dalam rencana penyelamatan oleh kerja kuasa Allah, itulah karya di Golgota.

Lewat Pengajaran firman yang benar dan murni, “kita dibaharui dalam roh, kita dibaharui dalam pikiran.”
Bayangkan, kalau kita tidak mengalami pembaharuan manusia batiniah, maka kita akan lebih mengutamakan hal yang lahiriah dari pada perkara rohani (ibadah pelayanan).
Tetapi puji Tuhan, oleh pengajaran firman yang benar dan murni, besar dan mulia ini, kita dibaharui dalam roh, kita dibaharui dalam pikiran kita masing-masing.

Efesus 4: 24
(4:24) dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Sampai pada akhirnya kita semua menjadi manusia baru, diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Ada kebenaran dan kekudusan yang tidak sungguh-sungguh, yaitu pura-pura benar, pura-pura kudus. Tetapi oleh karena pengajaran firman ini, kita diciptakan menjadi manusia baru di dalam Kristus Yesus, diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Inilah manusia baru di dalam Tuhan; kebenaran dan kekudusannya sungguh-sungguh, asli dari Tuhan, tidak dibuat-buat. Itu hebatnya pengajaran firman yang kita terima sampai saat ini, tidak menjadi pribadi yang ganda.
Pribadi yang ganda itu; di dalam rumah Tuhan seperti benar dan kudus, tetapi di luar Tuhan tidak benar dan tidak kudus, itu pribadi yang ganda, tidak asli.

Ciri-ciri manusia baru yang diciptakan menurut kehendak Allah.
YANG PERTAMA.
Lukas 20: 20-21
(20:20) Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh kepada-Nya mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya mereka dapat menjerat-Nya dengan suatu pertanyaan dan menyerahkan-Nya kepada wewenang dan kuasa wali negeri. (20:21) Orang-orang itu mengajukan pertanyaan ini kepada-Nya: "Guru, kami tahu, bahwa segala perkataan dan pengajaran-Mu benar dan Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah.

Pengajaran yang benar dan murni itu tidak mencari muka atau tidak memandang muka, melainkan hidup dengan jujur di hadapan Allah.
Maka kita belajar untuk mempertahankan roh yang demikian.

Inilah ciri-ciri manusia baru menurut kehendak Allah; tidak memandang muka, melainkan jujur di hadapan Allah.
Kita juga mengasihi sesama tidak boleh mencari muka, tidak boleh memandang muka, harus dengan jujur mengasihi Tuhan dan sesama.

Ciri-ciri manusia baru yang diciptakan menurut kehendak Allah.
YANG KEDUA.
Markus 1: 21-22
(1:21) Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. (1:22) Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.

Ciptaan baru, manusia baru menurut kehendak Allah, dia memiliki kuasa dan tidak hidup seperti ahli Taurat, dia lepas dari roh ahli Taurat, maka perkataan dan perbuatannya sama, sehingga ia memiliki kuasa (berkuasa); perkataannya berkuasa, perbuatan sebagai kesaksiannya berkuasa untuk menolong orang lain, kesaksian hidupnya berkuasa, segala sesuatu yang melekat di dalam dirinya berkuasa untuk menolong orang lain.
Berbeda dengan ahli Taurat; mulut dengan hati tidak sama, sehingga hidupnya tidak berkuasa.

Yohanes 6: 45
(6:45) Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.

Sampai pada akhirnya, pengajaran yang benar dan murni akan menarik kita, membawa kita dekat dengan Yesus, Anak Allah, Dialah Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
Dekat dengan Yesus berarti kelak bersanding dengan Dia. Siapa yang bersanding dengan Yesus, Anak Allah? Dialah mempelai wanita Tuhan.

Jadi, inilah kuasa dari pengajaran firman yang benar dan murni; menarik kita kepada Yesus, membawa kita dekat kepada Yesus, Dialah Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga yang menyelamatkan tubuh-Nya, yaitu gereja Tuhan yang sempurna.
Oleh sebab itu, sekali lagi saya tandaskan; kita bersyukur, kita mengucapkan terima kasih kepada Tuhan sedalam-dalamnya dari ketulusan hati yang paling dalam ini, karena Tuhan sudah menyatakan kasih dan kemurahan-Nya lewat Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel yang membawa kita dekat kepada Yesus, Anak Allah, Dialah Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.

Namun syarat untuk menerima Pengajaran Mempelai adalah tinggallah di gunung Sion.
Sion adalah puncak gunung tertinggi, gambaran dari pengantin perempuan Mempelai Anak Domba (Wahyu 21: 9-11), digambarkan seperti gunung yang besar lagi tinggi. Tetapi bukit Golgota juga adalah gunung yang besar, berarti Salib itu yang akan menghantar kita sampai kepada puncak yang tertinggi, maka saya sarankan; tetap bertahan. Ikut Tuhan, berarti; sangkal diri, pikul salib, sampai nanti kita dibawa kepada puncak yang tertinggi.

Kegunaan dari pengajaran adalah mengajar kita tentang jalan-jalan Tuhan.
Apa jalan Tuhan? Menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung. Ketika mengikuti tapak-tapak yang berdarah itu dengan tepat dan benar, dosa rontok berguguran seketika itu juga.
Kemudian kita juga sudah melihat ciri-ciri manusia baru yang dibentuk oleh Allah; dia berkuasa, tidak seperti ahli Taurat. Kebenarannya, kekudusannya asli dari Tuhan, sampai nanti membawa kita mendekat kepada Yesus, Anak Allah, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga yang kita kasihi, yang kita nanti-nantikan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment