KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, September 20, 2019

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 20 JUNI 2019



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 20 JUNI 2019


KITAB RUT
(Seri: 53)

Subtema: TANPA PENGETAHUAN

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh berada di tengah-tengah kegiatan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci. Biarlah kiranya kasih dan kemurahan-Nya memenuhi kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada, baik di dalam maupun di luar negeri.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci dari KITAB RUT.
Rut 2: 10
(2:10) Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"

Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah
Dalam hal ini, Rut menunjukkan suatu sikap yang baik setelah mendapatkan bekal dan jaminan dari Boas.

Sujud menyembah dengan muka sampai ke tanah adalah tanda:
1. Ketundukan Rut.
2. Kedewasaan Rut.

Tentang: KEDEWASAAN RUT.
Dewasa, artinya; telah meninggalkan sifat kanak-kanak atau telah akil balig.
Suatu kerinduan yang besar dari seorang gembala sidang ialah; melihat sidang jemaat (anak-anak rohaninya) bertumbuh dewasa, berarti meninggalkan sifat kanak-kanak, dengan kata lain; telah akil balig.

Galatia 4: 1-2
(4:1) Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; (4:2) tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.

“Selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba.”
Hamba di sini menunjuk; budak dosa, tidak terlepas dari kelemahan-kelemahan, tidak terlepas dari pelanggaran-pelanggaran dosa.
Maka, seorang yang belum akil balig, ia berada di bawah perwalian dan berada di bawah pengawasan, berarti; belum dipercaya untuk menjadi ahli waris Kerajaan Sorga, sama artinya; kepadanya belum dipercayakan untuk melayani pekerjaan Tuhan.

Ciri-ciri belum akil balig:
1.     “Takluk kepada roh-roh dunia” (Galatia 4: 3).
Roh-roh dunia adalah roh-roh antikris, maksudnya; lebih mencintai Mamon dari pada Tuhan.
Tandanya: Menyangkal Bapa maupun Anak, sama artinya; menyangkal salib.
2.     “Takluk kepada Hukum Taurat” (Galatia 4: 4-5).
Hukum Taurat, menunjuk; perjanjian yang pertama, berarti; menjalankan ibadahnya dalam bentuk lahiriah, misalnya; mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan, sama artinya; mempersembahkan tubuh jasmani di tengah ibadah, tetapi menolak firman Tuhan, menolak nasihat, menolak didikan, tidak mau dikoreksi, tidak mau diperbaiki.
3.     Ia memperhambakan dirinya kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah” (Galatia 4: 8).
Ini sama dengan menyembah berhala. Segala sesuatu yang melibihi dari Tuhan adalah berhala, contohnya:
-       Keras hati, tidak mau berubah.
-       Kebenaran diri sendiri.
-       Meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena pekerjaan, usaha, bisnis, dan perkara-perkara lahiriah lainnya.

Inilah keberadaan dari seorang kanak-kanak, kehidupan yang belum akil balig, belum mau meninggalkan sikap kanak-kanak itu.

Berkaitan dengan kedewasaan Rut, kita akan membaca 1 Korintus 13.
1 Korintus 13: 11
(13:11) Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

Rasul Paulus berkata: “Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu
Sifat kanak-kanak yang dimaksud ialah:
1. Berkata-kata seperti kanak-kanak.
2. Merasa seperti kanak-kanak.
3. Berpikir seperti kanak-kanak.

Kanak-kanak itu sifatnya mudah berubah-ubah; mudah menangis, tetapi mudah juga tertawa, mudah senang, tetapi mudah kesal, kerohaniannya tidak stabil; sebentar berpegang pada kebenaran, sebentar ia lepaskan kebenaran itu begitu saja. Kehidupannya tidak menetap, tidak setia kepada Tuhan, tidak peduli dengan pengorbanan Kristus, yang adalah Kepala, itulah sifat kanak-kanak, itu sebabnya Tuhan tidak percayakan pelayanan kepada kehidupan yang masih kanak-kanak.

Contoh berkata-kata seperti kanak-kanak (Seri 2).
1 Korintus 13: 1
(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

Dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi tidak mempunyai kasih, sama dengan; gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Kalau gong dan canang dipukul, dia akan mengeluarkan bunyi atau suara. Kalau dipukul kembali, akan tetap mengeluarkan bunyi atau suara yang sama, ia tidak akan mengeluarkan bunyi atau suara yang berbeda-beda.
Mengapa demikian? Karena gong maupun canang, kedua-duanya adalah alat musik yang tidak berjiwa.

Apa bedanya manusia dengan binatang? Manusia memiliki jiwa, sedangkan binatang tidak, itu sebabnya;
-       binatang; hidup hanya untuk dimusnahkan,
-       tetapi manusia; jiwanya perlu untuk diselamatkan.

Kita akan memperhatikan 1 Korintus 14.
1 Korintus 14: 6-7
(14:6) Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran? (14:7) Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi -- bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda?

Orang lain tidak dapat mengetahui lagu apakah yang sedang dimainkan oleh seruling dan kecapi, kalau kedua-duanya tidak mengeluarkan bunyi atau suara yang berbeda-beda.
Sama halnya dengan seorang hamba Tuhan; menyampaikan Firman Tuhan dengan menggunakan semua bahasa manusia, semua bahasa malaikat, serta menggunakan bahasa yang tinggi dan intelektual, tetapi ia tidak mempunyai kasih.
Tidak mempunyai kasih, artinya; menyampaikan Firman Tuhan kepada sidang jemaat namun;
-       tanpa penyataan Allah atau
-       tanpa pengetahuan atau
-       tanpa nubuat atau
-       tanpa pengajaran.
Menyampaikan Firman Tuhan tanpa kasih (tanpa empat hal di atas), sama dengan; alat-alat musik yang tidak berjiwa, artinya; tidak peduli dengan jiwa-jiwa orang lain, tidak peduli dengan jiwa sidang jemaat yang dilayani.
Entah sidang jemaat itu berbuat dosa kejahatan, atau sidang jemaat berbuat dosa kenajisan, atau sidang jemaat seorang pencuri, atau pendusta, dia tidak peduli, dia tidak mau tegor, dia hanya menyampaikan firman tanpa kasih, melayani tetapi tidak mempunya kasih, tidak bisa mempengaruhi jiwa orang lain, sama halnya  dengan alat musik yang tidak berjiwa.

Paulah alat musik yang tidak berjiwa. menyampaikan firman tanpa kasih, unya kasih.a.ahasa manusia, gan; ITAB RUT.ada minggu yang lalu kita telah mendapatkan pemaparan tentang: “Tanpa Penyataan Allah”, semoga masih jelas dalam ingatan kita, berkat firman itu mendarah daging dalam kehidupan kita, bahkan memberi pertumbuhan rohani yang sehat, karena memang dimeteraikan oleh Roh Kudus.
Sekarang kita akan melihat pemaparan berikutinya, kiranya Tuhan kembali menyatakan kemurahan-Nya bagi kita, seperti pada minggu yang lalu.

Tentang: TANPA PENGETAHUAN.
Sebetulnya, di hari-hari ini gereja Tuhan harus memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, sebab apabila gereja Tuhan tidak memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, maka gereja Tuhan akan mengalami kerugian yang sangat besar sekali.

Amsal 29: 18
(29:18) Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.

“Bila tidak ada wahyu (pembukaan rahasia firman), menjadi liarlah rakyat”
Liar, berarti;
-       tidak tergembala dengan baik dan benar.
-       menuruti keinginan hati sendiri.
-       mengambil jalannya sendiri.
Liar digambarkan seperti kuda lepas kandang.

Berbahaya sekali kaa  dan benar.i sendiri.an seperti kuda lepas kandang.lau kehidupan seseorang liar, dan orang semacam ini tidak bisa dipercaya. Kehidupan yang liar itu; di depan mata terlihat baik, tetapi di belakang seperti kuda lepas kandang, tidak terkendali.
Seorang isteri tidak boleh liar, seorang suami tidak boleh liar, seorang imam tidak boleh liar, supaya ibadah ini kita kerjakan dengan tulus.
Kita bersyukur, karena Kristus adalah Kepala. Bisa dibayangkan kalau serigala dan burung yang menjadi kepala; sidang jemaat Allah tidak berhenti mengalami kesusahan, tidak berhenti dari penderitaan, tidak berhenti tangisan.

Sekarang kita lihat soal LIAR karena tidak ada Wahyu.
Keluaran 32: 25
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka –

Musa melihat bahwa bangsa Israel seperti kuda terlepas dari kandang. Mengapa? Sebab Harun telah melepaskannya. Melepaskannya, artinya; Harun membiarkan bangsa Israel menjadi liar, yakni; membuat patung anak lembu emas tuangan lalu sujud kepadanya.
Menyembah berhala atau allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah, sesungguhnya itu adalah sikap yang liar di mata Tuhan.

Keluaran 32: 1
(32:1) Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."

“berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami” Bangsa Israel meminta atau menginginkan allah asing untuk menjadi pemimpin bagi mereka, sebab bangsa Israel sudah tidak yakin dengan Musa.
Apa arti tidak yakin dengan Musa? Maksudnya, tidak mau lagi digembalakan, tidak mau mengikuti Musa, sebagai gembala yang ditunjuk oleh Tuhan untuk memimpin perjalanan bangsa Israel, dengan lain kata, tidak menghargai penggembalaan.

Sikap liar bangsa Israel ini menunjukkan bahwa mereka tidak memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, pendeknya; “tanpa pengetahuan.”
Andaikata mereka memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, bangsa Israel tidak mungkin menyembah allah asing, mereka pasti terus mengikuti Musa sebagai gembala yang akan menuntun perjalanan bangsa Israel (menghargai penggembalaan).

Demikian juga sidang jemaat (anak-anak Tuhan), gereja Tuhan di hari-hari ini: Kalau betul-betul memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, yaitu Yesus, Anak Allah, yang disalibkan, ia tidak akan mungkin menyembah allah asing yang pada hakekatnya bukan Allah.
Berbahagialah kawanan domba yang terus menerus mengikuti gembala, Yesus adalah Gembala Agung yang memelihara jiwa, sehingga Daud berkata: “Tuhan adalah gembalaku, tak kan kekurangan aku”...Mazmur 23:1-2.

Keluaran 32: 2
(32:2) Lalu berkatalah Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya kepadaku."

Yang lebih celakanya lagi, Harun, sebagai seorang imam besar, menuruti keinginan hati bangsa Israel, dengan kata lain; “melepaskannya.” Kalau sudah dilepaskan, sama seperti kuda lepas kandang; sehingga menjadi liar.
Sebab itu saya ulangi dengan tandas: Berbahagialah seseorang yang mau menjadi suatu kehidupan domba; tergembala dengan baik dan benar di dalam satu kandang penggembalaan, pasti dia tidak liar.

Selanjutnya, Harun memerintahkan untuk menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga isteri, anak laki-laki dan perempuan.
Menanggalkan anting-anting emas, artinya; melepaskan diri dari roh dengar-dengaran. Dampak yang ditimbulkan adalah: seseorang menjadi liar. Walaupun bagian tubuh yang di luar itu terlihat baik, tetapi batin manusia semacam ini (melepaskan diri dari roh dengar-dengaran) pasti liar. 
Sebaliknya, apabila seseorang memiliki roh dengar-dengaran, ia tidak liar, melainkan fokus kepada Kristus sebagai Kepala. Saudara tidak perlu ragu dengan apa yang saya sampaikan ini.

Sebetulnya, dengar-dengaran adalah salah satu perhiasan rohani yang paling disukai oleh Tuhan.
Samuel adalah pribadi yang dengar-dengaran, ia mendengar suara panggilan Tuhan, maka Samuel pun tidak membiarkan satu firman pun gugur dari kehidupannya, dengan lain kata; firman itu berhasil mengubahkan kehidupannya, firman itu berkuasa membentuk hidupnya. Pendeknya, Firman itu hidup dan berkuasa atas Samuel.

Keluaran 32: 3-4
(32:3) Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun. (32:4) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"

Dari anting-anting emas yang ditanggalkan, Harun membuat patung anak lembu emas tuangan, berarti; kalau seseorang melepaskan diri dari roh dengar-dengaran, maka di dalam dirinya akan timbul penyembahan berhala.
Itu tidak bisa dipungkiri; seseorang yang melepaskan diri dari roh dengar-dengaran, maka secara otomatis akan timbul banyak penyembahan berhala di dalam dirinya. Kiranya hal ini dapat dipahami dengan baik dan jangan diabaikan begitu saja.

Keluaran 32: 5-6
(32:5) Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!" (32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.

Setelah selesai membuat patung anak lembu emas tuangan, selanjutnya Harun mendirikan mezbah bagi patung anak lembu itu, serta mempersembahkan “korban bakaran” dan “korban keselamatan.”
-       Korban bakaran, berarti; mempersembahkan potongan-potongan daging, mulai dari kepala sampai ekor, di atas mezbah korban bakaran sampai pagi. Sampai pagi, berarti; sampai hangus.
-       Korban keselamatan, berarti; mau menjadi korban untuk memperdamaikan dosa orang lain supaya orang lain memperoleh keselamatan.

Mempersembahkan korban bakaran dan mempersembahkan korban keselamatan kepada berhala, itu merupakan perbuatan yang sia-sia, sesuatu yang tidak ada artinya, menghabiskan tenaga, pikiran, waktu, uang, materi dan sebagainya, sia-sia semua. Bukan hanya sia-sia, tetapi juga menyakiti hati Tuhan, dan  memilukan hati Tuhan.
Tidak sedikit orang Kristen rela berkorban untuk sesuatu yang tidak pasti, rela berkorban untuk sesuatu yang jahat dan najis, sengaja memilukan hati Tuhan, tidak mau mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan, bukankah itu adalah perbuatan yang sia-sia?
Tetapi kalau kita betul-betul mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan di dalam melayani pekerjaan Tuhan, itulah yang berkenan kepada Tuhan. Saya berharap kita semua semakin bertambah dewasa.

Kalau kita memperhatikan Keluaran 32: 5-6 ini, sungguh membuat kita geleng-geleng kepala: Bayangkan, Tuhan yang melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan menuntun mereka dalam perjalanan di padang gurun oleh dua tangan yang kuat, tetapi dengan sengaja bangsa Israel membuat patung anak lembu emas tuangan, lalu mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, itu adalah perbuatan yang sangat menyakiti hati Tuhan? Membuat hati Tuhan cemburu.
Berpikirlah secara jernih, gunakan akal sehat kita masing-masing, Tuhan sudah lepaskan kita dari lumpur dosa, lalu diberi kesempatan untuk beribadah, termasuk Ibadah Pendalaman Alkitab seperti malam ini, kemudian dipercayakan suatu karunia-karunia dan jabatan Roh Kudus untuk melayani di tengah-tengah ibadah itu, bukankah itu adalah kemurahan? Lalu dengan sengaja kita menyembah berhala dan mempersembahkan korban kepada berhala, di manakah hati nuranimu, di mana akal sehatmu? Mengapa lebih suka menyenangkan berhala dari pada Kristus, yang sejatinya adalah Kepala?
Untuk pekerjaan Tuhan hitung-hitungan, bahkan bersungut-sungut, kadang emosi seperti anak-anak, tetapi untuk sesuatu yang tidak berguna (tidak berfaedah) rela korbankan segalanya, di manakah hati nurani itu, di mana akal sehat itu?

1 Korintus 13: 3
(13:3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Membagi-bagikan segala sesuatu yang kita miliki, bahkan mau membakar diri seperti korban bakaran, itu tidak ada artinya dan tidak ada faedahnya, semuanya sia-sia kalau kita tidak mengasihi Tuhan dengan segenap hati, akal budi dan kekuatan.
Jadi apa yang dikerjakan (apa yang dipersembahkan) oleh bangsa Israel adalah persembahan yang sia-sia.

Keluaran 32: 6
(32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.

Kemudian, perbuatan sia-sia yang kedua yang diperbuat oleh bangsa Israel ialah “duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria
-       “Dosa makan minum”, itulah dosa merokok, narkoba, minum-muman keras.
-       “Bangunlah mereka dan bersukaria”, ini menunjuk kepada dosa kenajisan, sebab dalam terjemahan bahasa Inggris dituliskan, “rose up to play
Inilah yang terjadi, inilah yang dialami oleh bangsa Israel ketika mereka liar, betul-betul sikap mereka tidak terkendali lagi (bagaikan kuda lepas kandang / liar).

Apa yang dialami oleh bangsa Israel ini sangat ironis sekali, karena mereka tidak memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. 

Keluaran 32: 7
(32:7) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.

Tuhan berkata kepada Musa: “Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya
Keadaan dunia di hari-hari ini sudah semakin rusak seiring rusaknya kelakuan manusia, itu adalah tanda bahwa kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, dan ini juga merupakan tanda bahwa manusia di bumi ini sudah berlaku liar, tidak terkendali lagi, tidak suka mengikuti gembala, tidak mau tergembala dengan baik dan benar, merasa bosan untuk digembalakan dengan baik dan benar.
Pendeknya, dunia ini tidak menghargai penggembalaan sebab dunia ini tidak butuh penggembalaan.

Di dalam penyembahan berhala;
-       bangsa Israel mempersembahkan korban kepada berhala,
-       jatuh dalam dosa makan dan minum, juga jatuh dalam dosa kenajisan,
ini menunjukkan bahwa; kelakuan bangsa Israel betul-betul sudah rusak.

Keluaran 32: 8-9
(32:8) Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir." (32:9) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.

Di tangan mereka sudah ada kebenaran yang mereka peroleh dari Tuhan ketika di gunung Sinai, tetapi segera juga mereka menyimpang dari jalan Tuhan.
Betul-betul bangsa Israel ini seperti anak-anak; berkata-kata seperti kanak-kanak, merasa seperti kanak-kanak, berpikir seperti kanak-kanak, mereka tidak mempertahankan kebenaran yang sudah mereka peroleh (di tangan mereka), begitu mudahnya mereka melepaskannya. Padahal untuk memperoleh kebenaran itu, mereka telah melewati perjuangan yang begitu berat;
-       dimulai dari penyembelihan anak domba paskah,
-       lalu dengan kuasa yang besar, Tuhan membelah laut Teberau,
-       sesudah itu mereka berjalan sampai ke gunung Sinai lalu berkemah, dan di sanalah mereka menerima ketetapan, peraturan, dan perintah-perintah Tuhan.

Keluaran 32: 17-19
(32:17) Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan." (32:18) Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar." (32:19) Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.

Di tengah-tengah bangsa Israel menyembah berhala, “terdengarlah nyanyian berbalas-balasan.”
Nyanyian berbalas-balasan, berarti; tidak ada yang menang, tidak ada yang kalah, sama seperti; kejahatan dibalas dengan kejahatan, di situ tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah.
Kedudukan semacam ini merupakan kedudukan yang tidak jelas di mata Tuhan.

Seharusnya, kalau kita ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya, maka yang terdengar adalah bunyi peperangan, sebab orang yang melayani Tuhan itu disebut laskar Kristus, tentara Tuhan dengan kaki (sepatu) yang berderap-derap yang telah memperoleh kemenangan demi kemenangan, berarti menang terhadap dosa kejahatan, menang terhadap dosa kenajisan, menang terhadap dosa kemunafikan. Tetapi yang terdengar dari perkemahan bangsa Israel justru nyanyian berbalas-balasan.

Kita ini telah diangkat dari lumpur dosa? Tetapi kalau akhirnya di tengah-tengah ibadah tersebut ada nyanyian berbalas-balasan, ini adalah kehidupan yang tidak tahu diri, karena dengan hebatnya ia menyakiti hati Tuhan.
Sungguh ironis sekali, padahal Tuhan sudah melepaskan kita dengan darah-Nya, seperti bangsa Israel bebas dari tanah perbudakan oleh darah anak domba paskah yang tersembelih.

Akibat dosa kejahatan yang diperbuat oleh bangsa Israel.
Keluaran 32: 10
(32:10) Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar."

Oleh karena bangsa itu liar dan tegar tengkuk, maka akhirnya Tuhan memutuskan untuk membinasakan mereka dengan murka-Nya yang bernyala-nyala.
Maka sebagai seorang gembala sidang, saya nasihatkan dengan baik: Jangan melepaskan diri dari roh dengar-dengaran itu.

Tujuannya supaya kehidupan kita tidak binasa, keluarga sidang jemaat GPT “BETANIA” tidak binasa, kita lepas dari maut,  sebab itu mari kita lihat jalan keluarnya.

Jalan keluarnya.
Keluaran 32: 11-14
(32:11) Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat? (32:12) Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu. (32:13) Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya." (32:14) Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.

Akhirnya Musa melunakkan hati Tuhan dan Tuhan menyesal.  Inilah contoh gembala yang bertanggung jawab terhadap kawanan domba dalam penggembalaan.
Tuhan menyesal, artinya; tidak akan lagi membinasakan bangsa Israel.
Inilah yang sekarang sedang kita kerjakan dan kita perjuangkan: Berjuang dan berusaha untuk melunakkan hati Tuhan, supaya Tuhan menyesal.

Di dalam keadaan Tuhan menyesal, ada kaitannya dengan dua hal:
1.     Gunung Tuhan.
2.     Janji Tuhan kepada Abraham, Ishak dan Yakub.
Pendeknya: Gunung dan janji Tuhan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Saat ini kita berada di atas gunung Tuhan untuk mendapatkan janji-janji-Nya kepada kita. Itu cara untuk melunakkan hati Tuhan.

Efesus 1: 17
(1:17) dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Di atas gunung Tuhan, Ia akan memberikan kepada kita; roh hikmat dan wahyu.
Tujuannya: Untuk mengenal Dia dengan benar, dengan lain kata; untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.

Itu sebabnya tadi saya katakan di atas: Gereja Tuhan di hari-hari ini harus memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.

1 Petrus 1: 8-9
(1:8) Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, (1:9) karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

-       Sekalipun kita belum pernah melihat Dia, namun kita mengasihi Tuhan.
-       Sekalipun kita tidak melihat-Nya, namun kita percaya kepada Dia.
Dengan demikian, kita sudah memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Sekalipun mata jasmani tidak melihat, tetapi hati kita sudah memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah (melihat Allah).

1 Petrus 1: 10
(1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.

Tugas nabi adalah menyelidiki dan meneliti keselamatan, supaya akhirnya nabi-nabi bernubuat tentang kasih karunia yang akan diterima oleh gereja Tuhan.
Jangan sampai nabi-nabi bernubuat tentang perkara lahiriah, perkara di bawah, perkara di bumi, tetapi nabi-nabi harus bernubuat tentang kasih karunia yang akan diterima oleh sidang jemaat dari Tuhan, sebab keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi.

1 Petrus 1: 11
(1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.

Nabi-nabi meneliti, menyelidiki sesuai dengan ilham Roh Kudus, dan selanjutnya Roh itu juga sebelumnya telah memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang menimpa Kristus, dan Roh itu juga akan bersaksi tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah sengsara salib.
Jadi, seorang nabi tidak serta merta menyampaikan firman atau bernubuat tentang perkara lahiriah saja atau menyampaikan firman sesuai dengan pengertiannya saja, tetapi seorang nabi meneliti, menyelidiki apa yang harus disampaikan sesuai dengan ilham Roh Kudus, sebab Roh Kudus itu akan bersaksi tentang apa yang menimpa Kristus dan juga Roh Kudus itu akan bersaksi tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah salib Kristus.
Maka di atas gunung Tuhan, kita akan memperoleh hikmat dan wahyu, supaya kita mendapatkan kasih karunia dan rahmat dari Tuhan dan juga kemuliaan sesudah salib yang kita alami selama kita ada di bumi ini.

Jadi, tanpa pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, gereja Tuhan tidak akan mungkin memperoleh kasih karunia. Kita bersyukur, Tuhan baik kepada kita sekaliannya. Dia sangat memperhatikan kehidupan kita masing-masing.

Efesus 4: 13-14
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, (4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, berarti; sudah mencapai kedewasaan penuh.
Keuntungannya: Tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran palsu, merupakan permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.

Kehidupan yang masih kanak-kanak; pendiriannya mudah berubah-ubah, sebentar begini, sebentar begitu, tetapi kalau sudah dewasa, dengan lain kata memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah; pendiriannya tidak mudah diombang ambingkan oleh pengaruh yang tidak suci, tidak mudah diombang ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran palsu yang merupakan pekerjaan dari nabi-nabi palsu dengan segala kelicikan hati mereka.

Kita bersyukur kepada Tuhan, di atas gunung Tuhan kita mendapatkan janji Tuhan, kita memperoleh hikmat, kita memperoleh wahyu, tujuannya; supaya kita betul-betul memperoleh pengetahuan  yang benar tentang Anak Allah.
Kalau kita sudah mencapai puncak itu, maka kita memiliki pendirian yang kuat, sehingga tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran palsu, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci, tidak mudah dipengaruhi oleh kepalsuan-kepalsuan dari manusia yang licik. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment