KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, September 14, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 03 JUNI 2019



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 03 JUNI 2019


KITAB KOLOSE
(Seri: 53)

Subtema: RASUL PAULUS MENGASUH DAN MERAWATI ORANG IBRANI

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, karena sore petang ini kita diijinkan untuk menjalankan, mengusahakan dan memelihara Ibadah Doa Penyembahan, yang seharusnya setiap hari Selasa jam 7 (tujuh) malam. Tetapi oleh karena perkenanan Tuhan, hari ini kita diijinkan untuk beribadah kepada Tuhan lewat Ibadah Doa Penyembahan. 
Selanjutnya, biarlah kiranya Ibadah Doa Penyembahan ini menyukakan hati Tuhan karena kita menjalankan ibadah ini dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi, kekuatan kita. Hati, pikiran, dan perasaan fokus tertuju kepada Tuhan. Dan biarlah kita melatih diri dalam hal itu, sehingga di luar ibadah hati, pikiran, dan perasaan hanya tertuju kepada Tuhan. Kristus Kepala gereja, Mempelai Pria Sorga, Dia yang menyelamatkan tubuh.
Bisa dibayangkan kalau serigala dan burung yang menjadi kepala atas tubuh, maka gereja Tuhan akan mengalami penderitaan yang hebat. Tetapi oleh kemurahan Tuhan, Tuhan memberikan Kristus sebagai Kepala atas sidang jemaat, sedangkan sidang jemaat adalah tubuh-Nya, kepenuhan Dia yang memenuhi kita dalam segala sesuatu.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet, Youtube, Facebook, di mana pun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita dan Tuhan jadikan hidup kita sebagai rumah doa bagi segala suku, kaum, bangsa dan bahasa lewat Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel. Kita berdoa, kita mohon dengan rendah hati supaya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya untuk melawat setiap kehidupan kita.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:4
(3:4) Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Kalimat yang harus diperhatikan dari ayat ini: “Apabila Kristus yang adalah hidup kita.”
Kristus adalah hidup kita. Kita hidup bukan karna yang lain–lain, kita hidup bukan karena harta kekayaan, uang, kita hidup bukan karena usaha, pekerjaan, bisnis, bukan karena kita memiliki pendidikan yang tinggi, melainkan Kristus adalah hidup kita.

Efesus 1:22
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

-       Kristus telah diberikan Tuhan kepada jemaat sebagai Kepala,
-       Sedangkan jemaat adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Oleh sebab itu, kita berdoa supaya hidup, ibadah, pelayanan bahkan nikah dan rumah tangga kita dipenuhi kemuliaan Allah, sehinggga kita boleh merasakan suasana sorga di bumi ini.

Efesus 5:22-23
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, (5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Kristus adalah Kepala jemaat, Dialah yang menyelamatkan tubuh, yaitu sidang jemaat. Dalam hal ini kita patut bersyukur, karena Kristus yang menjadi Kepala atas tubuh, bukan yang lain-lain.
Bisa dibayangkan; jika serigala dan burung yang menjadi kepala atas tubuh, maka sidang jemaat (gereja Tuhan) akan mengalami penderitaan dan kesusahan yang hebat.
-       Serigala, menunjuk; roh jahat di udara dengan segala tipu dayanya. Pekerjaan dari serigala ialah menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba sehingga domba-domba menjadi liar, tidak tergembala.
-       Burung, menunjuk; roh najis. Pekerjaan dari roh najis ialah menghambat pembangunan tubuh Kristus, dengan lain kata; merusak nikah suci, sehingga hubungan kita dengan Allah terputus. Akibatnya; anak-anak Tuhan menyangkali Tuhan, dan terus menerus menyangkali Tuhan. Dan itu sudah saya lihat sendiri; selama roh najis itu belum lepas dari kehidupannya, maka dia akan terus menerus menyangkali Tuhan, baik di tengah ibadah pelayanan, baik dari perkataan, pergerakan tubuhnya dari kepala sampai ke kaki, akan terus menerus menyangkali Tuhan.

Efesus 5:24
(5:24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

Karena Kristus adalah penyelamat tubuh, maka kedudukan dari sidang jemaat, sebagai tubuh, seharusnya berada di dalam tanda ketundukannya kepada Kristus, sebagai Kepala.
Demikianlah sepatutnya, dan itu harus kita sadari dengan sungguh-sungguh, tidak boleh diabaikan begitu saja.

Perhatikan nikah suci, hubungan intim dengan Tuhan. Kristus, Kepala, Dia suami, Dia penyelamat tubuh, maka tempatkan Kristus dengan sungguh-sungguh sebagai Kepala, sebagai suami, supaya selamat.
Suami isteri juga harus menghormati nikah. Kalau suami isteri tidak menghormati nikah, maka anak-anak tidak terdidik. Kalau anak-anak tidak terdidik, jangan salahkah Tuhan, tetapi kita harus kembali mengoreksi diri.
Mengapa tidak ada damai sejahtera di dalam nikah dan rumah tangga? Kita kembali koreksi diri. Jangan lantas menyalahkan ketika anak salah.
Saya mengatakan itu semua berdasarkan pengalaman.

Galatia 2:6
(2:6) Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu -- bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka - bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku.

Berkedudukan sebagai orang yang terpandang atau orang kaya, tidak terlalu penting bagi Rasul Paulus, dengan bukti; Rasul Paulus tidak dapat dipengaruhi oleh orang-orang yang terpandang, tidak dapat dipengaruhi oleh orang kaya di dalam hal melayani Tuhan.
Mengapa demikian? Karena Rasul Paulus menyadari betul, bahwa; Allah tidak memandang muka, maksudnya;
-       Allah tidak memandang apakah dia orang yang terpandang atau orang yang hina,
-       apakah dia orang kaya atau orang miskin,
-       apakah dia orang yang pandai atau orang yang bodoh.

Tubuh Kristus terdiri dari banyak anggota; ada yang miskin dan ada yang kaya, ada yang terpandang dan ada yang tidak terpandang, namun hal lahiriah itu tidak terlalu penting bagi Tuhan. Yang terpenting bagi Tuhan adalah kedudukan dari sidang jemaat, sebagai tubuh Kristus, harus berada di dalam tanda ketundukannya kepada Kristus, sebagai Kepala.

Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat.
Pendeknya; kasih Kristus itu ditandai dengan pengorbanan.

Bukti bahwa Kristus adalah penyelamat tubuh.
YANG PERTAMA: Sidang jemaat dikuduskan dan dimandikan dengan air dan firman” (ayat 25-26).
Hal yang pertama ini telah saya sampaikan pada minggu-minggu yang lalu, kiranya firman ini termeterai dalam kehidupan kita, dan kita mendapat pertumbuhan rohani yang baik dari Tuhan.

Bukti bahwa Kristus adalah penyelamat tubuh.
YANG KEDUA: Kristus mengasuh dan merawati sidang jemaat, sebagai tubuh-Nya” (ayat 28-29).
Berkaitan dengan mengasuh dan merawati, lebih rinci kita melihat di dalam 1 Tesalonika 2: 7
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat, sama seperti seorang ibu.
Ibu, menunjuk; gembala sidang, tugasnya adalah “mengasuh” dan “merawati” sidang jemaat, sebagai anak rohani.

Sebagai bukti bahwa Rasul Paulus betul-betul mengasuh dan merawati sidang jemaat, sebagai anak rohani: Di dalam PERJANJIAN BARU terdapat 27 (dua puluh tujuh) kitab, 14 (empat belas) kitab di antaranya ditulis oleh Rasul Paulus.
Adapun empat belas surat yang ditulis oleh rasul Paulus antara lain kepada:
I. TUJUH SIDANG JEMAAT YANG ADA DI ASIA KECIL, antara lain;
1. Jemaat di Roma; 1 (satu) surat.
2. Jemaat di Korintus; 2 (dua) surat.
3. Jemaat di Galatia; 1 (satu)  surat.
4. Jemaat di Efesus; 1 (satu)  surat.
5. Jemaat di Filipi; 1 (satu)  surat.
6. Jemaat di Kolose; 1 (satu)  surat.
7. Jemaat di Tesalonika; 2 (dua) surat
Jadi, Rasul Paulus mengasuh dan merawati tujuh sidang jemaat di Asia Kecil.

II. TIGA ORANG ANAK ROHANI, yaitu:
1.Timotius; 2 (dua) surat.
2. Titus; 1 (satu) surat.
3. Filemon; 1 (satu) surat.
Jadi, Rasul Paulus sebagai bapa rohani mengasuh tiga anak rohani yaitu; Timotius, Titus, dan Filemon.

III. SECARA KHUSUS KEPADA ORANG IBRANI; 1 (satu) surat.

Sekarang kita akan memperhatikan tentang: Surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada orang IBRANI.
Dalam susunan Tabernakel, surat yang ditulis Rasul Paulus kepada orang Ibrani secara khusus, terkena kepada TIRAI.
Tabir atau tirai adalah pintu ketiga dalam Tabernakel. Fungsinya: Memisahkan Ruangan Suci dengan Ruangan Maha Suci. Tabir atau tirai adalah jalan masuk ke dalam Ruangan Maha Suci, di mana terdapat TABUT PERJANJIAN, yang disebut dengan takhta Allah.
Jadi, tirai atau Tabir, menunjuk; perobekan atau penyaliban daging sepenuh.

Markus 15:37-38
(15:37) Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. (15:38) Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.

Yesus mati dan menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, maka tirai (tabir) Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.
Berarti; oleh karena pengorbanan tubuh-Nya (daging-Nya), yang disebut dengan tabir, maka terbukalah jalan lebar-lebar untuk masuk ke dalam Ruangan Maha Suci, yaitu Takhta Allah.

Ibrani 10:19-21
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, (10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

Yesus telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, sehingga dengan demikian, oleh darah Yesus, kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat Kudus.

Ibrani 9:11
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --

Sebagai Imam Besar, Yesus, Anak Allah, telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia.

Ibrani 10:9
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.

Yesus, Anak Allah, datang untuk melakukan kehendak Allah Bapa, maka yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
-       “Yang pertama”, menunjuk; ibadah menurut hukum Taurat, itulah ibadah lahiriah, dengan lain kata; pengudusan secara lahiriah.
-       “Yang kedua”, menunjuk; perjanjian yang baru, hidup di dalam kasih karunia.

Ibrani 10:10
(10:10) Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.

Kita dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.

Ibrani 9:12-14
(9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. (9:13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, (9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Yesus telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus, bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri.

Perbedaan antara darah Yesus dengan darah binatang:
-       Darah binatang untuk mengadakan pengudusan secara lahiriah, itulah yang dipersembahkan dalam ibadah yang pertama, ibadah yang dijalankan secara Taurat (ibadah lahiriah).
Darah binatang itu hanya menyucikan yang lahiriah, tampilan atau bagian luarnya terlihat bagus, tetapi batinnya najis, pikirannya najis, karena yang disucikan hanya secara lahiriah.
-       Sedangkan darah Yesus menyucikan hati nurani kita, menyucikan manusia batiniah (manusia dalam), sehingga tidak terlihat lagi perbuatan yang sia-sia.
Kalau hati nurani atau manusia batin sudah disucikan, baik perkataan yang terdengar maupun perbuatan pergerakan yang terlihat, pasti suci, tidak terlihat lagi hal-hal yang najis, tidak terdapat lagi hal-hal yang najis di dalam dirinya.

Kalau beribadah dengan sungguh-sungguh, dengan hati yang tulus murni, maka kita harus menjunjung tinggi korban Kristus, menghargai apa yang sudah dikerjakan oleh Yesus Anak Allah, dua ribu sembilan belas tahun yang lalu. Dia telah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, Dia telah mati di atas kayu salib, mempersembahkan tubuh-Nya atau daging-Nya sebagai korban, sehingga dengan demikian; tabir bait suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Berarti; Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup untuk kita selama-lamanya.
Bagaimana cara kita menghargai korban Kristus? Apa yang sudah kita terima, tertanam di dalam hati, untuk menyucikan hati nurani kita sekalian dari hal-hal yang jahat dan najis.

Yesus telah membuka jalan yang baru dan yang hidup untuk selama-lamanya. Darah-Nya berkuasa menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia, sedangkan darah binatang hanya berkuasa menyucikan secara lahiriah, hanya terlihat baik secara lahiriah, tetapi batinnya najis.
Yang disebut keluarga Allah, berarti; menjadi tiang penopang yang sudah dipancangkan di dalam rumah Tuhan. Kita semua, keluarga GPT “BETANIA”, jadilah penopang yang baik untuk Tuhan, bukan untuk saya, supaya tubuh (gereja Tuhan) terselamatkan.

Tujuan hati nurani kita disucikan dari perbuatan yang sia-sia adalah supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Ibrani 10: 21
(10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

Sebagai Imam Besar Ia telah mengadakan pendamaian dosa, sebagai kepala Rumah Tuhan. Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, Dia penyelamat tubuh.
-     Imam besar, tugasnya; memperdamaikan dosa.
-     Kepala Rumah Tuhan, tugasnya; untuk menyelamatkan tubuh, sidang jemaat-Nya.

Tadi kita sudah melihat; sebagai Imam Besar, Dia sudah mengadakan pendamaian dosa, Dia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita untuk selama-lamanya.

Ibrani 10:22-24
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. (10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

Marilah kita menghadap Allah atau beribadah kepada Allah, dengan tiga syarat mutlak yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh:
1.     “dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh”
2.     “teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita”
Kalau memang kita mengaku menaruh pengharapan kepada Kristus, maka pegang teguh pengakuan itu, jangan lepaskan lalu menaruh pengharapan kepada yang lain.
3.     “saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih”
Satu dengan yang lain harus saling memperhatikan. Kalau dia lemah, kuatkan. Kalau dia jatuh diangkat, jangan justru memanfaatkan kelemahannya.
Kemudian saling mendorong dalam kasih, berarti bukan saling menjatuhkan, bukan saling melemahkan, tetapi  mendorong bukan karena kepentingan diri.

Itu syarat mutlak di dalam menghadap Allah, syarat beribadah melayani Tuhan.

Dari ayat 22-24, kita menemukan tiga kata, yaitu: IMAN, PENGHARAPAN, dan KASIH.
1.   Iman, menunjuk; Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai dengan Perjamuan Suci.
Dalam susunan Tabernakel terkena pada MEJA ROTI SAJIAN, berarti; sidang jemaat diberi makan dengan limpah.
2.   Pengharapan”, menunjuk; Ibadah Raya Minggu, disertai dengan kesaksian.
Dalam susunan Tabernakel terkena pada KAKI DIAN EMAS, berarti; sidang jemaat diberi minum.
3.   Kasih, menunjuk; Ibadah Doa Penyembahan.
Dalam susunan Tabernakel terkena pada MEZBAH DUPA, berarti; sidang jemaat diberi nafas hidup.

Tiga macam ibadah pokok yang sedang kita kerjakan ini bukan semata-mata karena keinginan kita, bukan semata-mata karena kemauan manusia, bukan semata-mata karena peraturan gerejawi (organisasi), tetapi tiga macam ibadah pokok yang sedang kita kerjakan di hari-hari ini betul-betul ibadah yang turun dari sorga, dari Allah, persis seperti detik-detik ketika Allah turun di atas gunung Sinai, disertai dengan awan padat, api, dan bunyi sangkakala, dan ketiga-tiganya, menunjuk kepada; tiga macam ibadah pokok.
1.   Sangkakala yang ditiup, menunjuk kepada; Pengajaran Firman Allah yang disampaikan dengan tegas, sehingga sidang jemaat mengerti untuk melakukan sesuatu yang baik, yang benar, yang suci, dan mulia di hadapan Tuhan.
2.   Api yang menyala-nyala, menunjuk kepada; kuasa dari Roh El-Kudus. Kehidupan yang diurapi oleh Roh-El Kudus menjadi terang di tengah dunia ini, di manapun kita diutus.
3.   Awan Padat, menunjuk kepada; Doa Penyembahan.
Jadi jelas, tiga macam ibadah pokok yang sedang kita kerjakan ini betul-betul dari sorga, dari Allah, sesuai dengan detik-detik Allah turun di atas gunung Sinai untuk menghampiri Musa dan bangsa Israel.

Ibrani 10:25-26
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. (10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

Kita sudah mengerti tentang kebenaran, secara khusus tiga macam ibadah pokok, sebab itu; janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah tersebut, sebab resiko apabila sengaja meninggalkan tiga macam ibadah pokok, maka korban penghapus dosa, darah Yesus yang tercurah dari atas Kalvari, tidak berlaku lagi atas dia, apalagi seorang imam dengan berani meninggalkan ibadah dan pelayanan. Darah Yesus yang tercurah hanya berlaku bagi mereka yang tekun dalam tiga macam ibadah pokok, serta yang melayani di dalamnya.

Maka sangat disayangkan, kebiasaan dari orang Kristen hanya mengerti tentang Ibadah Raya Minggu saja. Seolah-olah Ibadah Raya Minggu adalah puncak dari tiga macam ibadah pokok.
Sekarang kita sudah mempunyai pengetahuan yang benar mengenai tiga macam ibadah pokok, untuk itu jangan dengan sengaja meninggalkan tiga macam ibadah pokok, supaya darah Yesus tetap menjadi jaminan di dalam hidup kita, dalam ibadah, pelayanan, nikah dan rumah tangga kita masing-masing, sebab hanya darah Yesus menjamin masa depan kita, menjamin segala sesuatu dalam hidup kita.
Biarlah di hari-hari terakhir ini kita saling menasihati satu dengan yang lain, saling memperhatikan satu dengan yang lain, kita semakin giat melakukannya, semakin giat untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Semakin giat, berarti; bukan bermalas-malas dalam tiga macam ibadah pokok, sedangkan orang yang tidak giat, berarti; dengan sengaja datang terlambat beribadah, dan terpaksa untuk beribadah.

Sudah mengerti tentang kebenaran, tetapi tidak giat untuk menjalankan tiga macam ibadah pokok, melayani dengan terpaksa, dengan sengaja terlambat, di mana akal sehatmu? Bahkan ia tidak mau berubah, padahal hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Jaminan hidup kita adalah darah Yesus. Sekalipun seseorang memiliki harta, kekayaan, uang yang banyak, kedudukan dan jabatan yang tinggi, bisnis luar biasa, pendidikan tinggi, sesungguhnya itu tidak bisa menjamin masa depan seseorang, tidak bisa menjamin keselamatan hidup manusia. Segala sesuatu yang ada di bumi sifatnya sementara, sebab itu darah dan daging tidak mewatisi Kerajaan Sorga.

Mari kita semakin giat melakukannya; giat di dalam tiga macam ibadah pokok, giat melayani di dalamnya, sebab darah Yesus jaminannya.
Mungkin hari ini sepertinya kita ini tidak ada apa-apanya, mungkin hari ini kita tidak memiliki ini dan itu, tetapi kalau kita giat melakukannya, giat untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok, maka darah Yesus jaminannya, darah salib Kristus taruhannya. Biarlah kita senantiasa bergantung kepada kemurahan hati Tuhan, oleh darah salib Kristus.

Kita bersyukur; sampai sejauh ini, Tuhan telah mengasuh dan merawati kehidupan kita (tubuh, jiwa, dan roh, hati, pikiran, dan perasaan) diasuh dan dirawati oleh Tuhan.
Sebagaimana juga Rasul Paulus di dalam pelayanannya berlaku ramah terhadap sidang jemaat, sama seperti seorang ibu. Ibu, menunjuk kepada; gembala sidang, tugasnya; mengasuh dan merawati sidang jemaat, sebagai anak-anak rohaninya, dan itu juga tugas saya; mengasuh dan merawati sidang jemaat, sebagai anak-anak rohani saya.

Lewat Pengajaran Mempelai ini, kita dipertunangkan kepada satu laki-laki. Lewat Pengajaran Mempelai ini, kita dibawa sebagai perawan suci kepada Kristus, Dialah Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
Rasul Paulus betul-betul mengasuh dan merawati sidang jemaat, sehingga sidang jemaat hidup kudus, tanpa cacat, cela, bahkan menjadi perawan suci, itulah kehidupan yang diasuh dan dirawati.
Itulah sebabnya kita semua harus sungguh-sungguh untuk memberikan diri di dalam hal diasuh, dirawat oleh Tuhan lewat penggembalaan yang Tuhan percayakan ini. Jangan bermain-main lagi, tetapi semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang sudah semakin mendekat, tidak lama lagi. Amin

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang





No comments:

Post a Comment