KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, September 28, 2019

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 18 JULI 2019



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 18 JULI 2019


KITAB RUT
(Seri: 57)

Subtema: RAJIN BERBUAT BAIK

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita sekaliannya.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook dimanapun anda berada.
Dan kita mohon kemurahan Tuhan, kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita untuk melawat setiap kehidupan kita; hidup, ibadah, pelayanan, nikah dan rumah tangga, segala sesuatu dipulihkan. Sehingga kita betul-betul menanggalkan kehidupan yang lama dan mematikan tabiat manusia duniawi, sehingga kita mengenakan pakaian yang baru dan hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun terlihat betul perubahan itu dalam kehidupan kita. Sehingga ibadah ini tidak dijalankan secara Taurat, tidak dijalankan secara lahiriah, tetapi betul-betul kita melayani Tuhan dengan dasar yang kuat itulah korban Krisus. Sehingga kehidupan kita kuat dan teguh hati, tidak mudah berubah-ubah seperti anak kecil, tidak berubah-ubah dengan situasi kondisi, dengan pengaruh yang jahat dan najis.
Kalau kita datang dengan tahbisan yang baik, dan benar, dan suci di dalam menyembah Tuhan maka tanda-tanda kenajisan itu tidak melekat di dalam diri kita masing-masing.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab, itulah kitab Rut 2:10.
Rut 2:10
(2:10) Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"

Kalimat yang harus kita perhatikan dari ayat ini adalah “Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah.” Dalam hal ini Rut menunjukkan suatu sikap yang baik setelah ia mendapatkan jaminan dan bekal dari Boas, sesuai dengan yang tertulis pada ayat 8 sampai dengan ayat 9.
Sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah adalah tanda:
a.   Ketundukan Rut.
b.   Kedewasaan Rut.

Kita kembali memeriksa tentang KEDEWASAAN RUT.
Dewasa artinya; telah meninggalkan sifat kanak-kanak atau telah akil balik.
Lebih jauh kita melihat tentang kedewasaan rohani ...
1 Korintus 13:11
(13:11) Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

Rasul Paulus berkata; “Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.”
Sifat kanak-kanak yang dimaksud disini:
a.   Berkata-kata seperti kanak-kanak.
b.   Merasa seperti kanak-kanak.
c.   Berpikir seperti kanak-kanak.

Biarlah kiranya kita semua, kehidupan rohani kita hari demi hari terlihat tanda kemajuan berarti semakin hari semakin dewasa. Baik saya juga sebagai hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala semakin hari harus semakin dewasa, berarti tidak terlihat lagi sifat kanak-kanak artinya: berkata-kata tidak seperti kanak-kanak, merasa tidak seperti kanak-kanak, berpikir tidak seperti kanak-kanak lagi, karena sudah dewasa rohani.

CONTOH MERASA SEPERTI KANAK-KANAK:
1 Korintus 13:2
(13:2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

Mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain;
-     mempunyai karunia untuk bernubuat.
-     mengetahui segala rahasia.
-     memiliki seluruh pengetahuan.
-     memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung.
Tetapi jika tidak mempunyai kasih, sama sekali tidak berguna.
Melayani pekerjaan Tuhan di tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini, jika tidak memiliki kasih hidupnya sama sekali tidak berguna di hadapan Tuhan.
Melayani pekerjaan Tuhan disertai dengan jerih lelah, disertai dengan jerih payah dan korban dan persembahan yang banyak, tetapi jika tidak disertai dengan kasih, tidak memiliki kasih sama sekali hidupnya tidak berguna.

Mat ius 7:22-23
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Di hari-hari terakhir ini banyak hamba-hamba Tuhan melakukan perkara-perkara yang besar, misalnya;
-     Bernubuat demi nama Tuhan.
-     Mengusir setan demi nama Tuhan.
-     Mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan.
Dengan melakukan perkara-perkara yang besar tersebut mereka merasa bahwa mereka telah mengasihi Tuhan, tetapi pada akhirnya Tuhan justru berterus terang dan berkata kepada mereka: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Inilah yang disebut merasa seperti kanak-kanak, perasaannya belum dewasa.
Jadi kalau belum dewasa rohani, bukan hanya sidang jemaat tetapi juga hamba Tuhan, dengan segala perbuatan yang banyak itu merasa bahwa dia sudah mengasihi Tuhan, tetapi justru kenyataannya Tuhan tadi berterus terang; “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Bukan setiap orang yang berseru; “Tuhan, Tuhan!” akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Allah, dengan kata lain menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Tuhan.

Matius 16:24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Syarat untuk mengikut Tuhan:
-     Sangkal dirinya.
-     Memikul salibnya.
-     Mengikut Tuhan.
Sangkal diri, sama dengan; tidak mengakui kelebihan-kelebihan di dalam diri.
Memikul salib, sama dengan; bertanggung jawab.
Mengikut Tuhan, berarti mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan oleh Yesus Kristus. Mati dan bangkit, dan akhirnya dipermuliakan bersama dengan Tuhan, itu mengikut Tuhan

Matius 19:16-19
(19:16) Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (19:17) Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." (19:18) Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, (19:19) hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Orang muda yang kaya bertanya kepada Yesus: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Jawab Yesus:
-       Jangan membunuh, artinya: jangan membenci sesama.
-       Jangan berzinah, artinya: berusaha untuk lepas dari dosa kenajisan, berarti lepas dari roh kenajisan.
-       Jangan mencuri, berarti jangan mengambil milik orang lain dan jangan mengambil miliknya Tuhan Yesus yaitu sepersepuluh.
-       Jangan mengucapkan saksi dusta, kalau ya katakan ya kalau tidak katakan tidak.
-       Hormatilah ayahmu dan ibumu, sidang jemaat yang saya layani adalah anak-anak rohani saya.
-       Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, kalau engkau tidak mau disakiti jangan sakiti orang lain, kalau engkau tidak mau dikhianati jangan khianati orang lain.

Matius 19:20
(19:20) Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"

Orang muda itu berkata kepada Yesus: "Semuanya itu telah kuturuti,” selanjutnya dia kembali berkata: ”apa lagi yang masih kurang?"
Kalimat ini menunjukkan bahwa dia merasa sudah sempurna, andai kata dia merasa bahwa kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan masih terdapat di sana sini maka dia tidak akan pernah berkata: ”apa lagi yang masih kurang?"

Tetapi kesempurnaan ini tidak berdasar, tidak beralasan, karena kesempurnaan itu kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel dimulai dari:
-     percaya terkena pada Pintu Gerbang,
-     lalu berada di Halaman dengan dua alat di dalamnya itulah;
Ø  Mezbah Korban Bakaran berarti bertobat.
Ø  Bejana Kolam Pembasuhan, itu menunjuk kepada; baptisan, yang berbicara tentang pengalaman  Yesus di dalam tanda kematian dan pengalaman dalam tanda kebangkitan Yesus Kristus.
Dan ini dasarnya untuk selanjutnya berada di Ruangan Suci dengan tiga alat di dalamnya:
1.   Meja Roti Sajian, menunjuk kepada; ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
2.   Pelita Emas, menunjuk kepada; Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
3.   Mezbah Dupa, menunjuk kepada; Ibadah Doa Penyembahan.
Sampai akhirnya berada di dalam Ruangan Maha Suci.
Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat itulah alat yang terutama yaitu Tabut Perjanjian.
Tabut Perjanjian arti rohaninya:
1. Takhta Allah -> ibadah pelayanan.
2. Hubungan nikah antara Kristus sebagai Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga dengan gereja Tuhan sebagai tubuh-Nya dan mempelai perempuan-Nya berdasarkan kasih.

Jadi dia mengaku dirinya sempurna tetapi tidak berdasar, “apalagi yang masih kurang?” menunjukkan bahwa dirinya sudah sempurna. Tetapi pengakuan ini belum berdasar, belum ada alasan yang kuat sekali.

Sebab itu kalau kita perhatikan ayat 21 ...
Matius 19:21
(19:21) Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

Maka supaya sempurna, Yesus berkata: “pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”
Itu syarat untuk mengikut Tuhan; sangkal diri, memikul salib, mengikut Tuhan atau sama dengan melakukan kehendak Allah Bapa.

Jadi bukan semua orang yang berseru; “Tuhan, Tuhan!” lalu masuk dalam kerajaan sorga, kemudian melakukan tiga perkara ajaib tadi lalu masuk dalam kerajaan sorga, tetapi siapa yang melakukan kehendak Allah Bapa yaitu menyangkal dirinya, memikul salibnya, lalu mengikut Tuhan.
Itu sebabnya tadi saya katakan, dia merasa sudah sempurna tetapi tidak berdasar, tidak memiliki alasan yang kuat. Kalau kita merasa diri benar tetapi bukan karena dibenarkan oleh darah salib, itu merasa seperti kanak-kanak, belum dewasa.

Matius 19:22
(19:22) Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda yang kaya itu tetapi bukan untuk menjual harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada orang miskin, tetapi pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Kesimpulannya: orang muda yang kaya tersebut merasa seperti kanak-kanak.
Tadi dia bangga sekali bahwa dia sudah melakukan apa yang dikatakan oleh Yesus: jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Kata orang muda itu kepada Yesus: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Dia bangga sekali, tetapi kenyataannya dia merasa seperti kanak-kanak.

Saya kira apa yang sudah saya sampaikan ini mungkin singkat tetapi alangkah baiknya, kita membuka hati untuk apa yang sudah kita terima malam ini dengan lebar-lebar sampai akhirnya firman itu berkuasa di dalam hati kita masing-masing, karena hanya Tuhan yang berkuasa untuk menjaga hati kita.

Matius 19:23-24
(19:23) Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (19:24) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Perlu untuk diketahui: “lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Mengapa? Karena orang muda kaya tadi merasa seperti kanak-kanak, dia belum dewasa secara rohani. Tadi dia merasa tidak ada lagi kekurangan, sebab itu dia berkata: “apa lagi yang kurang?” merasa sempurna tetapi tidak ada alasannya, tidak berdasar, tidak beralasan.

Matius 19:25-26
(19:25) Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" (19:26) Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."

Yesus berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin," tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Tidak ada yang mustahil asal kita mau terus menerus didewasakan oleh firman, persoalannya sekarang dalam keadaan ditandai dengan banyaknya kelemahan, ditandai dengan banyaknya kekurangan tetapi tidak mau didewasakan oleh firman Tuhan, itu yang menjadi persoalan besar, sehingga perkara ini menjadi mustahil.
Tetapi sebetulnya tidak ada yang mustahil asal saja kita mau terus didewasakan oleh firman Tuhan, itulah yang disebut firman Iman atau firman Kristus. Iman itu timbul dari pendengaran, pendengaran oleh firman Kristus. Firman Iman itu firman yang diurapi oleh Tuhan Yesus Kristus.
Apa tanda firman yang diurapi? Ayat yang satu menjelaskan ayat yang lain, jadi ayat satu menguatkan ayat yang lain sampai betul-betul terbuka rahasia firman. Jadi ayat-ayat firman Tuhan yang disampaikan oleh hamba Tuhan itulah yang disebut sesuai dengan Ilham Roh El Kudus, sebab firman Tuhan itu tidak bisa dan tidak boleh ditafsirkan dengan pengertian manusia.

Pertanyaannya: SIAPAKAN YANG MERASA SEPERTI KANAK-KANAK TADI?
Matius 7:15-16
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. (7:16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?

Serigala berbulu domba, menunjuk; nabi-nabi palsu.
Jadi nabi-nabi palsu sebetulnya mereka itu adalah serigala yang buas/binatang yang buas, dan itu telah dituliskan di dalam Injil Yohanes 10:12. Pekerjaan dari si serigala adalah menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba, sehingga domba-domba itu menjadi liar, tidak tergembala dengan baik.
Serigala, menunjuk kepada; roh-roh jahat di udara dengan segala tipu dayanya.

Kemudian Tuhan tidak akan memetik buah anggur dan buah ara dari pada pelayanan mereka yaitu nabi-nabi palsu yang disebut dengan serigala berbulu domba.
Mengapa demikian? Sebab mereka itu diumpamakan sama seperti semak duri dan rumput duri. Tidak mungkin buah anggur dapat dipetik dari semak duri, dan buah ara dapat dipetik dari rumput duri.
Itu sebabnya di atas tadi saya katakan Tuhan tidak akan memetik buah anggur dan buah ara dari pada pelayanan  nabi-nabi palsu.

Amsal 24:30-34
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. (24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh. (24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. (24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring," (24:34) maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Ladang si pemalas ditumbuhi dengan onak dan duri. Kenapa ladang si pemalas ditumbuhi onak duri? Karena mereka itu seorang pemalas. Jadi nabi palsu adalah pemalas.
Sementara ladang si pemalas itu hanya menghasilkan kemiskinan dan kekurangan.
-     Kemiskinan disini diumpamakan seperti seorang penyerbu, berarti hidupnya selalu penuh dengan ketakutan.
-     Kekurangan, digambarkan seperti orang yang bersenjata, berarti kehidupannya selalu berada dalam ancaman maut, teror demi teror.
Kalau setiap hari hidupnya seperti ini, lama-lama tinggal kurus kering saja, tidak ada kebahagiaan. Nikah yang semacam ini tidak ada kebahagiaan, mengapa? Karena membawa hidupnya ke dalam ladang si pemalas.
Jadi nabi-nabi palsu itu adalah pemalas, ladangnya itu akhirnya ditumbuhi onak dan duri, menghasilkan kemiskinan dan kekurangan.
Di dalam 1 Petrus 2:9; imamat rajani dipanggil dari kegelapan dan berada dalam terang untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah, yang rajin berbuat baik menurut surat tahbisan Titus.
Tetapi disini kita melihat binatang buas ini pemalas, sehingga ladangnya ditumbuhi onak dan duri yang hanya menghasilkan kemiskinan dan kekurangan.
Sebab itu jangan kita membawa diri kita kepada ladang si pemalas, itu hanya menyusahkan masa depan orang-orang muda, menurut hemat saya, tapi tidak tau menurut pandangan saudara.

Kemudian jangan juga kita membawa diri ke ladang dunia, karena ladang dunia menghasilkan dua hal:
1.   Kekuatiran, sesuai dengan Markus 4:7, 18-19; itulah benih yang ditaburkan di semak duri dikuasai kekuatiran dunia ini.
2.   Ketidaktaatan, sama seperti Adam tidak taat kepada firman, sehingga tanah akan menghasilkan onak dan duri.
Sebab itu biarlah kita memperhatikan hal ini dengan baik; Tuhan itu tidak mungkin memetik buah anggur dan buah ara dari pelayan nabi-nabi palsu, karena mereka digambarkan seperti semak duri dan onak duri/rumput duri.
Sebab itu hati-hati jangan kita membawa diri ke ladang si pemalas, juga jangan membawa diri ke ladang dunia. Ladang si pemalas menghasilkan kemiskinan dan kekurangan, ladang dunia menghasilkan kekuatiran dan ketidaktaatan.
Rajin berbuat baik itu tahbisan dari seorang hamba Tuhan, seorang imam, tidak boleh malas. Rajin berbuat baik berarti untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia

Kita sudah mendengarkan firman Tuhan yang singkat ini, kiranya firman yang saya sampaikan ini bagaikan menanam dan menyiram nanti selanjutnya Tuhan yang akan memberi pertumbuhan rohani yang sehat sampai membawa kehidupan kita dewasa rohani sehingga tidak merasa seperti kanak-kanak.

Titus 2:11-14
(2:11) Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. (2:12) Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini (2:13) dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, (2:14) yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.

Suatu umat kepunyaan-Nya sendiri yang rajin berbuat baik.
Siapa umat kepunyaan Allah? Itulah imamat rajani. Orang-orang yang melayani Tuhan harus rajin berbuat baik, tidak boleh malas, sebab itu jangan kita membawa diri kita ke ladang si pemalas dan jangan kita membawa diri ke ladang dunia.

Apa yang saudara lihat, yang bisa saudara kerjakan, kerjakan, jangan saudara melihat sepatu tercecer (kemana-mana), berantakan, rumah bak kapal pecah tetapi tidak mau bertindak, ini sudah tanda si pemalas membawa dirinya ke ladang si pemalas dan membawa diri ke ladang dunia.
Kalau melayani Tuhan harus rajin berbuat baik sebab itu merupakan bagian dari sangkal diri terus, pikul salib terus, dan ikut Tuhan kemana saja kita dibawa.

Khusus imam-imam penyembahan bersama-sama sabtu pagi, di luar itu menyembah sendiri saja, jangan malas, itu surat tahbisan yang sudah melayani, tahbiskan diri dengan baik.
Kalau engkau datang kepada Tuhan dengan tahbisan yang benar, yang suci, maka di dalam dirimu tidak ada tanda-tanda kemalasan, di dalam dirimu tidak ada tanda-tanda manusia dunia, di dalam dirimu tidak ada tanda kenajisan. Biar di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan.

Jangan salah mengerti, banyak orang Kristen setelah dia berkorban banyak, dengan jerih lelah yang banyak melayani Tuhan, dia merasa bahwa dia sudah mengasihi Tuhan, sebetulnya itu sebenarnya merasa seperti kanak-kanak,  itu belum menjadi ukuran. Tetapi yang Tuhan mau yaitu lakukanlah kehendak Allah, sangkal diri dan pikul salib, ikut Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment