KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, September 13, 2019

IBADAH RAYA MINGGU, 02 JUNI 2019



IBADAH RAYA MINGGU, 02 JUNI 2019


KITAB WAHYU
(Seri: 96)
           
Subtema: DUA TANGAN TUHAN PENUH KUASA

Shalom.
Selamat sore, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi tempat ini dan memenuhi setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi tanpa terkecuali. 
Kita berdoa, kita mohon kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan bukakan firman-Nya bagi kita untuk memulihkan hidup, ibadah, pelayanan, nikah, dan rumah tangga kita dipulihkan oleh Tuhan.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya minggu dari KITAB WAHYU.
Wahyu 10:5-7
(10:5) Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit, (10:6) dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi! (10:7) Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi."

-       Pada ayat 5 adalah: “malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit”
-       Kemudian pada ayat 6 dikatakan: “tidak akan ada penundaan lagi”
-       Sedangkan penekanan pada ayat 7, yaitu:apabila ia (malaikat yang ketujuh) meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah.”

Kita akan mulai memeriksa ayat 5, yaitu: “malaikat yang berdiri di atas laut dan di atas bumi mengangkat tangan kanannya ke langit.”
Kita sejenak melihat, memeriksa di dalam Ulangan 32.
Ulangan 32:39
(32:39) Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorang pun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.

Hidup dan mati manusia ada di tangan Tuhan. Memikul salib sampai remuk dan kita menderita sampai sakit, tetapi Ia juga yang menyembuhkan.
Jadi, kita dapat menarik kesimpulan, bahwa; semuanya ditentukan hanya oleh tangan Tuhan yang penuh kuasa.

Itu bisa kita buktikan di dalam Kejadian 2.
Kejadian 2:7
(2:7) ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Manusia dibentuk oleh dua tangan Tuhan dari seonggok tanah liat, dan akhirnya manusia yang dibentuk oleh dua tangan Tuhan menjadi manusia yang hidup.
Ayat lain mengatakan: “hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya”, berarti bukan kegelapan yang menguasai anak-anak yang hidup di dalam Tuhan.

Pendeknya: Tidak ada lagi dosa yang disembunyikan, tidak ada lagi perzinahan di dalam hati dan pikiran.
Terimalah firman Tuhan dengan lemah lembut dan rendah hati supaya kita mudah dibentuk oleh Tuhan.

Lebih lengkap lagi kita memperhatikan dalam Yesaya 64.
Yesaya 64:7-8
(64:7) Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami. (64:8) Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.

Kita ini dibentuk oleh dua tangan Tuhan dari tanah liat. Jadi jelas, Tuhanlah yang membentuk manusia dengan dua tangan Tuhan yang kuat, bukan siapa-siapa.

-       Dalam Kejadian 2, Manusia dibentuk dengan dua tangan Tuhan dan akhirnya manusia itu menjadi hidup.
-       Tetapi kenyataannya, pada Kejadian 3, Manusia (Adam) akhirnya jatuh ke dalam dosa.
Nikah yang pertama telah hancur, sehingga hubungan manusia dengan Tuhan terputus, dan pada saat itulah manusia menyangkali Tuhan, dan berulang-ulang menyangkali Tuhan.
Persis seperti Ibrani 1, Allah berulang-ulang berfirman kepada bangsa Israel dengan perantaraan para nabi-nabi-Nya. Kalau Allah berulang-ulang berfirman dengan perantaraan para nabi-Nya kepada bangsa Israel, menunjukkan bahwa; bangsa Israel berulang-ulang melakukan kesalahan.
Dan Allah juga berfirman dengan berbagai cara melalui perantaraan pada nabi-nabi-Nya, dengan cara yang halus, dengan cara yang keras, dengan cara yang lembut, namun nenek moyang bangsa Israel tetap saja berulang-ulang melakukan kesalahan. Bagaimana dengan kita?

Roma 5:12-13
(5:12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (5:13) Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.

dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang
Berarti; maut telah menjalar kepada semua orang karena semua orang telah berbuat dosa, dengan lain kata; upah dosa ialah maut. 

Roma 5:14
(5:14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.

Maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai zaman Musa, bahkan atas zaman ini, sebab semua orang telah berbuat dosa, sekalipun kesalahan itu tidak sama seperti kesalahan yang dibuat oleh Adam, tetapi intinya; manusia telah berbuat dosa, dan upah dosa adalah maut.

Roma 5:17-18
(5:17) Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. (5:18) Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.

-       Oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa dan semua orang beroleh penghukuman.
-       Tetapi oleh ketaatan satu orang, semua orang beroleh pembenaran untuk memperoleh hidup. 
Singkatnya: Kita hidup dan berkuasa oleh karena salib Kristus.

Kalau kita hidup dengan mengandalkan manusia daging, kita tidak mempunyai kuasa apa-apa di dalam diri kita, tetapi oleh karena salib, kita hidup dan berkuasa.

Yohanes 19:33-34
(19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Yesus telah mati di atas kayu salib, maka prajurit-prajurit tidak lagi mematahkan kaki-Nya, melainkan menikam lambung-Nya dan segera mengalir keluar darah dan air, dengan demikian kita dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru di dalam Kristus Yesus.

Lewat kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, kita semua menjadi satu kesatuan, sebab tidak ada tulang-tulang-Nya yang dipatah-patahkan, itulah yang disebut dengan kesatuan tubuh Kristus.
Tidak berhenti sampai di situ, lewat kematian Yesus Kristus, bangsa Kafir yang dahulu hidup jauh dari Tuhan dilahirkan kembali. Tanda kelahiran seorang anak didahului dengan tanda darah dan air (ketuban), demikianlah bangsa kafir dilahirkan kembali sehingga menjadi ciptaan baru di dalam Kristus Yesus.
Kehidupan yang dilahirkan adalah kehidupan yang telah dikandung di dalam rahim ibu.

Kita lihat; SUaSANA KETIKA DIKANDUNG DI DALAM RAHIM IBU.
Mazmur 139:13-14
(139:13) Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. (139:14) Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya

Tuhan yang membentuk buah pinggang kita, Tuhan yang menenun kita di dalam kandungan ibu.
Sebelum dilahirkan, kita sudah dibentuk dan ditenun di dalam rahim (kandungan) ibu, itu merupakan suatu peristiwa yang dahsyat dan ajaib, suatu peristiwa yang mengagumkan dan luar biasa, itu sebabnya pemazmur ini bersyukur kepada Tuhan dan jiwa kita benar-benar menyadarinya.

Bayangkan, kita adalah bangsa Kafir;
-       yang dahulu hidup jauh dari Allah,
-       tidak mengenal Tuhan dan Juruselamat, tidak mengenal kebenaran,
-       tidak mengerti apa maunya Tuhan,
tetapi sekarang kita dibentuk sedemikian rupa;
-       dibentuk sedia kala seperti Tuhan membentuk kita dari tanah liat,
-       setelah terbentuk lalu diberi nafas hidup, sehingga kita hidup, dan hidup itu adalah terang, dan terang itu menguasai kegelapan.
Itu merupakan suatu peristiwa yang luar biasa dan dahsyat.

Kalau kita dibentuk dari sejak rahim ibu, ditenun dari sejak kandungan, itu merupakan suatu peristiwa yang luar biasa.
-       orang yang keras hati dan keras kepala dibentuk,
-       orang yang jahat dan orang yang najis dibentuk,
dan akhirnya mereka hidup, dan hidup itu adalah terang, dan terang itu menguasai kegelapan. Bukankah itu suatu peristiwa yang luar biasa ?

Kaitan ketika Tuhan membentuk kita, pada ayat 13 dikatakan: “Engkaulah yang membentuk buah pinggangku.”
Buah pinggang, itu menunjuk; ginjal. Ginjal itu kaitannya dengan air, itu berbicara tentang; pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, itulah yang membentuk kita sehingga kita dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru di dalam Kristus Yesus. Itu suatu peristiwa yang luar biasa dan jiwa kita harus benar-benar menyadari itu. 

Yesaya 44:2
(44:2) Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau: Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih!

Tuhan menolong kehidupan yang dibentuk dari sejak kandungan, sebab itu Tuhan berkata: “Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih!”
Kehidupan yang sudah dibentuk oleh Tuhan tidak perlu takut dalam banyak perkara, sebab kehidupan yang dibentuk dijadikan sebagai Yesyurun, itulah kehidupan yang dipilih. Kehidupan yang dipilih merupakan kehidupan yang dikasihi oleh Tuhan, berarti indah di pemandangan Tuhan, itulah hamba Tuhan.

Yesaya 49:1
(49:1) Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku.

Tuhan sudah memanggil dan menyebut nama kita dari sejak kandungan.
Berbahagialah kalau nama disebut, tetapi berhati-hatilah kalau sampai Tuhan berdiam diri.

Yesaya 49:3
(49:2) Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. (49:3) Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."

Yang disebut dengan Yesyurun, itulah hamba Tuhan. Dan yang dipilih dan dikasihi di sini adalah bangsa Israel.
-       membuat mulutku sebagai pedang yang tajam
Mereka dipilih dengan satu tujuan, yaitu untuk membuat mulut mereka sebagai pedang yang tajam.
Semua perkataan yang keluar dari mulut itu berkuasa membangun, menghibur, dan menasihati. Jadi, tidak ada kata-kata yang sia-sia di hadapan Tuhan.
Yang menjadi jaminan kalau mulut kita menjadi pedang tajam adalah berlindung di dalam naungan tangan Tuhan.
Ini suatu jaminan yang luar biasa, jaminan yang membawa kita sampai dekat kepada Tuhan, sedangkan harta, kekayaan, uang, kedudukan, jabatan, bahkan pendidikan yang tinggi tidak mampu membawa kita dekat kepada Tuhan.  Jadi, ingat: Tuhan membuat mulut kita sebagai pedang tajam.
-        membuat aku menjadi anak panah yang runcing
Anak-anak panah, menunjuk kepada; ayat-ayat firman Allah. Jaminannya adalah disembunyikan di dalam tabung panah-Nya. Tabung itu tempatnya minyak, itulah urapan Roh Kudus.
Ayat firman itu jaminannya adalah urapan Roh Kudus. Firman tidak bisa terlepas dengan Roh Kudus. Di mana ada firman, di situ ada Roh Kudus bekerja sama.
Kesimpulannya: Kalau kita dijadikan sebagai anak panah yang runcing, maka jaminannya adalah Roh Tuhan.
Tidak mungkin kita menjadi ayat-ayat firman yang tertulis, surat pujian, surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal, kalau kita tidak ada jaminan, tetapi kita menjadi anak panah yang runcing karena Roh Tuhan yang menjadi jaminannya.

Yesaya 49:5
(49:5) Maka sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya -- maka aku dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku menjadi kekuatanku --, firman-Nya:

Tuhan memilih bangsa Israel menjadi Yesyurun, tujuannya; supaya mengembalikan Yakub kepada Tuhan, supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya.
Kalau kita kembali kepada Tuhan dan dikumpulkan bersama dengan Dia, maka kita dipermuliakan di mata Tuhan.

Ingat nats dalam Injil: “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”
Tidak bersama dengan Tuhan, berarti; melawan Tuhan. Imam-imam sebaiknya berpihak kepada penggembalaan. Kalau tidak mengumpulkan bersama dengan Dia, berarti ia mencerai-beraikan, merusak penggembalaan ini.
Tuhan memilih Yakub menjadi Yesyurun untuk mengembalikan umat Tuhan, supaya kita dikumpulkan bersama dengan Dia, tidak lagi tercerai-berai oleh karena dosa kejahatan dan oleh dosa kenajisan, dan lain sebagainya.

Jadi, betul, tugas dari seorang hamba Tuhan itu untuk membawa kembali anggota tubuh yang lain kepada Tuhan, sehingga betul-betul kita dikumpulkan bersama dengan Dia. Jadilah Yesyurun-Yesyurun yang sudah dibentuk dari sejak kandungan ibu.

Wujudnya dapat kita lihat di dalam Perjanjian Baru, di dalam pribadi Rasul Paulus.
Galatia 1:15-16
(1:15) Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, (1:16) berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;

Tuhan telah memilih Rasul Paulus sejak dari kandungan ibunya, dan ia dipanggil oleh karena kasih karunia, oleh karena kemurahan Tuhan; Rasul Paulus diutus untuk memberitakan injil di antara bangsa-bangsa yang bukan Yahudi dan Rasul Paulus sesaat pun tidak meminta pertimbangan kepada manusia.

Kalau melayani Tuhan, layanilah dengan sungguh-sungguh, jangan pakai perasaan manusia daging, itu Yesyurun.
Tetapi pikirkanlah apa yang menjadi kerinduan Tuhan yang terbesar supaya kita satu, sama seperti Anak dengan Bapa menjadi satu.

Yesaya 46:3-4
(46:3) "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim. (46:4) Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.

Kehidupan yang didukung dari sejak kandungan dan yang dijunjung dari sejak rahim berarti; sampai masa tua dan rambut putih mereka tetap ada dalam gendongan dua tangan Tuhan, dengan tujuan:
1.     Ditanggung oleh Tuhan.
2.     Dipikul oleh Tuhan.
3.     Diselamatkan oleh Tuhan.

Ulangan 32:9-11
(32:9) Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya. (32:10) Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya. (32:11) Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya,

“Allah mengelilingi dan mengawasi, serta menjaga bangsa Israel di padang gurun”, sebagai biji mata Tuhan, karena Israel adalah milik kepunyaan Tuhan, menjadi bagian Tuhan.
Laksana rajawali mendukung anak-anaknya di atas kepak sayapnya, demikianlah Tuhan dengan kekuatan dua tangan Tuhan, mendukung bangsa Israel dan membawa Israel untuk mendekat kepada Tuhan.

Kalau hari ini kita boleh mendekat kepada Tuhan, itu semata-mata bukan karena kekuatan kita, bukan karena kecakapan kita, dan bukan karena kita memiliki kelebihan, bukan karena harta, kekayaan, dan perkara lahiriah lainnya, melainkan oleh karena kekuatan dua tangan Tuhan yang menarik kita, bagaikan mengambil puntung dari api.

Ulangan 32:12
(32:12) demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.

Oleh karena kekuatan tangan Tuhan yang membawa bangsa Israel untuk mendekat kepada Tuhan, bukan berhala, bukan siapa-siapa, bukan perkara lahiriah.

Suasana padang gurun itu:
1.     di tengah-tengah ketandusan”
Tandus, sama dengan; kering-kering , sama seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur menjadi kering, dan tidak menghasilkan buah anggur yang manis, kehidupannya tidak dapat dicicipi dan dinikmati oleh Tuhan.
2.     “auman padang belantara”
Berarti, di situ binatang buas dengan buasnya menerkam dan menghabisi kehidupan rohani kita.
Kalau kita jauh dari Tuhan, keadaan kita sama seperti berada di padang belantara; hidup rohani kita dihabisi dan digrogoti oleh binatang buas, itulah daging, hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.

Demikian juga kondisi rohani kita; Kalau akhirnya kita bisa lepas dari sana, dan sore ini kita mendapat kesempatan untuk mendekat kepada Dia lewat ibadah ini, semata-mata bukan karena gagah dan kuat kita, melainkan oleh karena dua tangan Tuhan yang kuat. Tuhan mau supaya kita tetap ada di dalam gendongan dua tangan Tuhan yang kuat, sampai masa tua, rambut putih, ditanggung, dipikul, dan akhirnya selamat.

Ulangan 32:15
(32:15) Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, -- bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun -- dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah Gunung Batu keselamatannya.

Namun, setelah Yesyurun bertambah gemuk, setelah bangsa Israel bertambah-tambah kekayaannya, hartanya semakin banyak, hal-hal yang lahiriah di dalam hidupnya semakin banyak, akhirnya mereka meninggalkan Tuhan, mereka melupakan Tuhan, karena mereka memandang rendah Gunung Batu keselamatan.
Gunung Batu keselamatan, menunjuk kepada; korban Kristus yang memberi keselamatan.
Berarti, mereka tidak lagi mengarahkan pandangan mereka kepada salib di Golgota, tidak lagi memandang korban Kristus, tidak lagi menjunjung tinggi korban Kristus, mereka lupakan korban Kristus, sebaliknya mereka mengarahkan pandangan mereka kepada hal-hal yang membuat mereka gemuk.

Ulangan 32:16-17
(32:16) Mereka membangkitkan cemburu-Nya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hati-Nya dengan dewa kekejian, (32:17) mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat yang bukan Allah, kepada allah yang tidak mereka kenal, allah baru yang belum lama timbul, yang kepadanya nenek moyangmu tidak gentar.

Selanjutnya, di sini kita perhatikan:
-       Mereka membangkitkan cemburu Tuhan dengan allah asing.
-       Mereka menimbulkan sakit hati Tuhan dengan dewa kekejian.
Singkatnya: mereka membuat Tuhan cemburu dan menimbulkan sakit hati Tuhan, karena pada akhirnya mereka menyembah kepada berhala. Pada saat mereka menyembah berhala, mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat, yang bukan allah.

Memang itu harus terjadi:
-       Kalau kita sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan, menjunjung tinggi korban Kristus, betul-betul menyembah Allah yang hidup, Allah Abraham, Ishak, Yakub, maka kita tentu akan mempersembahkan korban kepada Tuhan, mulai dari korban sembelihan, korban bakaran, korban keselamatan, dan korban-korban lainnya. 
-       Sebaliknya, kalau orang Kristen jatuh dalam penyembahan berhala, mau tidak mau dia harus mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat, roh najis, roh yang lain-lain, dan itu merugikan kehidupan anak-anak Tuhan.

Berapa banyak korban persembahan yang sudah dipersembahkan kepada roh jahat dan roh najis, kadang itu bisa dan menimbulkan sakit hati Tuhan.
-       Kita beribadah, tetapi tidak membawa korban dan persembahan.
-       Kita melayani, tetapi tidak membawa korban dan persembahan.
Itu yang membangkitkan cemburu Tuhan, menimbulkan sakit hati Tuhan. Sadarilah.

Saya tidak perlu tanya satu per satu; sudah berapa banyak korban yang telah dipersembahkan kepada roh najis, sebaliknya sudah berapa banyak berkorban untuk pekerjaan Tuhan?
Padahal hidup mati manusia ditentukan oleh dua tangan Tuhan. Kita dibentuk oleh dua tangan Tuhan. Setelah dibentuk, kita hidup, dan hidup itu adalah terang, dan terang itu berkuasa terhadap kegelapan.
Tetapi kenyataannya tidak; justru setelah bangsa Israel gemuk, mereka melupakan Tuhan. Kehidupan yang didukung dari sejak kandungan, dijunjung dari sejak rahim, melupakan Sang Pencipta.

Ulangan 32:18
(32:18) Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah kaulalaikan, dan telah kaulupakan Allah yang melahirkan engkau.

Bangsa Israel telah melupakan Allah yang melahirkan mereka. Gunung batu yang memperanakkan mereka telah diabaikan, dikecilkan, dilalaikan.
Bukankah tadi; oleh karena kematian Yesus (oleh karena korban Kristus di atas kayu salib), kita menjadi satu dan bangsa kafir dilahirkan kembali? Tetapi setelah dilahirkan, justru mengabaikan dan melalaikan gunung batu yang melahirkan itu.
Sangat ironis sekali, hal itu terjadi karena sudah mempertuhankan allah, yang bukan Allah yang hidup. Perhatian mereka sudah kepada hal-hal yang membuat mereka gemuk.  Yang lebih parah lagi: Yesyurun menendang ke belakang, berarti; kembali mengulangi kesalahan-kesalahan di masa lalu.

Sesungguhnya, inilah yang harus kita sadari: Manusia telah dilimpahkan kasih karunia, sebab Yesus, Anak Allah, telah mati terhadap dosa, Dialah Gunung Batu keselamatan. Oleh karena dosa Adam, maut telah menjalar sehingga semua orang telah berbuat dosa, tetapi oleh karena ketaatan satu orang, itulah pribadi Kristus, kita menikmati kelimpahan kasih karunia.
Itu yang harus kita pahami, tidak boleh dilupakan. Tidak boleh membuat hati Tuhan sakit dan pilu. Jangan membangkitan cemburu Tuhan.

Saya sudah sampaikan hal itu, bahwa; Tuhan melahirkan bangsa Israel untuk dijadikan hamba-Nya, disebutlah Yesyurun, kehidupan yang dipilih dan dikasihi. Tetapi kenyataannya, mereka melupakan itu, ini mengandung resiko, berarti; mengecilkan kasih karunia yang dianugerahkan.

Dampak negatif (resiko) mengabaikan kasih karunia.
Ulangan 32:39
(32:39) Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorang pun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.

Hidup mati manusia ditentukan oleh dua tangan Tuhan yang berkuasa.
Kehidupan manusia bukan ditentukan oleh perbuatan manusia, bukan ditentukan oleh hal-hal yang membuat manusia itu gemuk. Harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, atau pendidikan yang tinggi, tidak bisa menentukan hidup manusia.
Kita memikul salib dan sakit, tetapi Tuhan yang menyembuhkan, Dia yang menyembuhkan, dua tangan Tuhan yang menentukan. Itu kasih karunia. Jangan diabaikan.

Ulangan 32:40-41
(32:40) Sesungguhnya, Aku mengangkat tangan-Ku ke langit, dan berfirman: Demi Aku yang hidup selama-lamanya, (32:41) apabila Aku mengasah pedang-Ku yang berkilat-kilat, dan tangan-Ku memegang penghukuman, maka Aku membalas dendam kepada lawan-Ku, dan mengadakan pembalasan kepada yang membenci Aku.

Karena bangsa Israel tidak menghargai kasih karunia yang dianugerahkan dengan limpah itu, akhirnya Tuhan mengangkat tangan-Nya ke langit; pada saat itulah pedang yang terasah, pedang yang tajam mengadakan pembalasan kepada orang yang membenci, yaitu orang yang tidak menghargai kasih karunia itu sendiri.

Selama Tuhan turun tangan untuk menentukan hidup, mati manusia dan segala sesuatu, biar kita mengangkat dua tangan. Selagi Tuhan masih mengulurkan kemurahan-Nya kepada kita, biar kita menyerah untuk dibentuk oleh Tuhan.
Tuhan sudah menganugerahkan kasih karunia-Nya dengan limpah, tetapi kalau kita turun tangan, kalau kita mengecilkan kasih karunia, maka pada saat itulah Tuhan angkat tangan, lalu pedang yang tajam itu akan mengadakan pembalasan kepada orang-orang yang membenci, yaitu orang-orang yang tidak menghargai kasih karunia yang dianugerahkan dengan limpah. Camkanlah itu.

Wahyu 10:5-6
(10:5) Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit, (10:6) dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi!

Ketika Tuhan mengangkat tangan-Nya, maka malaikat yang kuat ini bersumpah kepada Dia yang menciptakan langit dengan segala isinya, bumi dan segala isinya, laut dan segala isinya dan berkata: “Tidak akan ada penundaan lagi!”, artinya; penghukuman akan berlangsung, tidak ditunda-tunda lagi, kesempatan sudah habis.

Kesempatan masih ada walaupun tinggal sedikit, manfaatkanlah. Dua tangan Tuhan sedang terulur sekarang.
Kalau Tuhan turun tangan, kita angkat tangan, hargai kemurahan-Nya. Kalau tidak, Ia akan mengangkat tangan, mengadakan pembalasan dengan pedang yang diasah, pedang yang tajam itu terhadap orang yang membenci, yaitu yang tidak mengahargai kasih dan kemurahan yang dianugerahkan dengan limpah, dan tidak ada penundaan lagi.

Bagaimana respon saudara terhadap firman ini?
Apakah hanya sekedar untuk dengar dan mengerti, tetapi tidak untuk dilakukan? Itu mengandung resiko. Hati-hati, jangan bermain-main dengan nyawa saudara. Hanya karena kesibukan di bumi, nyawa taruhannya.
Kesempatan Tuhan berikan, dua tangan sudah terulur sebagai tanda kemurahan, seharusnya kita angkat tangan, menyerah, rela dibentuk seperti apapun Tuhan membentuk, itu kesempatan. Kalau tidak menghargai kesempatan itu, maka tidak akan ada penundaan lagi.

Wahyu 10:7
(10:7) Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi."

Pada waktu malaikat yang ketujuh meniup sangkakala yang ketujuh, maka genaplah keputusan rahasia Allah.
Sebenarnya hal ini sudah dinubuatkan oleh para nabi, dan hari ini juga kita sudah menerimanya. Tetapi banyak juga orang Kristen tidak peduli, tidak mau tahu, melalaikan kemurahan dari dua tangan Tuhan, padahal dua tangan Tuhan ini yeng menentukan hidup kita, bukan dua tangan manusia, bukan perbuatan manusia.

Genaplah keputusan rahasia Allah. Tidak akan ada penundaan lagi.

Kita lihat; RAHASIA ALLAH.
Efesus 5:32
(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

“Rahasia ini besar”, tetapi yang dimaksud adalah hubungan Kristus dan jemaat, itulah hubungan nikah.
Jadi, rahasia yang dimaksud adalah hubungan nikah. Sudah sejauh mana hubungan kita dengan Tuhan?
Hubungan kita dengan Tuhan itu merupakan hubungan nikah;
-       Kristus adalah Kepala gereja, Mempelai laki-laki Sorga.
-       Sedangkan gereja Tuhan adalah tubuh-Nya, sebagai mempelai perempuan-Nya.

Hubungan kita dengan Tuhan bukan hanya sebatas hubungan antara anak dengan Bapa. Kita bukan lagi anak-anak yang hanya meminta-minta, dikit-dikit minta, dikit-dikit minta, tidak mengerti apa-apa.
Tetapi rahasia ini, yang dimaksud adalah hubungan nikah, itulah hubungan kita dengan Tuhan.

Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah perjamuan kawin Anak Domba (pesta nikah Anak Domba);
-       Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
-       Sedangkan gereja Tuhan, himpunan besar dari empat penjuru (Timur, Barat, Utara, Selatan), tampil sebagai mempelai wanita-Nya, berdasarkan kasih.
Itulah sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.

Kalau orang Kristen hanya selalu berdoa untuk meminta ini dan itu, itu merupakan anak-anak. Pikirannya hanya sebatas hal-hal yang membuat dirinya gemuk, seperti harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, pendidikan yang tinggi, atau mujizat, tetapi tidak mengerti sasaran akhir dari perjalanan rohani gereja Tuhan di atas muka bumi ini, dia tidak mengerti bermuara di mana.
Yang benar adalah perjalanan rohani kita berakhir dalam sebuah perjamuan kawin Anak Domba, di mana Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, gereja Tuhan dari empat penjuru bumi, tampil sebagai mempelai wanita-Nya berdasarkan kasih.

Kita sudah melihat: Genaplah keputusan rahasia Allah, itulah hubungan nikah (tubuh dengan Kepala), gereja dengan Kristus sebagai Kepala, Mempelai Pria Sorga. Dan rahasia nikah itu sudah tergenapi, itulah pesta nikah Anak Domba.

Berkenaan dengan itu marilah kita perhatikan ayat 11.
Wahyu 19:11
(19:11) Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

Karena sudah tergenapi keputusan rahasia Allah, maka tampillah seekor kuda putih dan yang menungganginya bernama "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Mengapa? Karena sudah tergenapi keputusan rahasia Allah, pesta nikah (perjamuan kawin Anak Domba). Tidak akan ada penundaan lagi. Tidak ada lagi kesempatan.

Wahyu 19:13-15
(19:13) Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah." (19:14) Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. (19:15) Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.

Si penunggang kuda itu ternyata memakai jubah yang telah dicelup dalam darah, dan nama-Nya ialah Firman Allah, itulah pedang yang diasah, pedang yang tajam.
Ketika genaplah keputusan rahasia Allah, itulah perjamuan kawin, di situ Tuhan sudah angkat tangan. Lalu tampillah Firman Allah, pedang yang tajam, pedang yang sudah diasah tadi akan membalaskan, memukul habis segala bangsa yang membenci Dia.
Jadi, jangan bermain-main, sebab tidak akan ada penundaan lagi.

Hai, yang didukung dari sejak kandungan. Hai, engkau yang dijunjung dari sejak rahim. Jangan main-main, kita sudah dilahirkan oleh Gunung Batu keselamatan.
Jangan main-main lagi dengan hanya memusatkan perhatian kepada hal-hal yang membuat dirimu gemuk, itu membangkitkan kecemburuan Allah, menimbulkan pilu hati Tuhan, sehingga oleh berhala itu, banyak kita mempersembahkan korban kepada roh jahat dan roh najis. Tidak sedikit korban yang sudah kita persembahkan kepada roh jahat dan roh najis, dan itu menimbulkan pilu hati Tuhan, membangkitkan kecemburuan Tuhan.

Tidak akan ada penundaan lagi, genaplah keputusan rahasia Allah, itulah pesta nikah Anak Domba. Maka Dia angkat tangan, lalu pedang-Nya yang diasah, yang tajam mengadakan pembalasan kepada orang-orang yang membenci, yaitu orang-orang yang tidak menghargai kemurahan Tuhan.
Berapa banyak kita melakukan dosa? Tidak terhitung. Tetapi berapa kali Tuhan mengampuni kita, sampai hari ini diberi kesempatan untuk menikmati kemurahan dari dua tangan Tuhan yang terulur, sebab itu; biar kita selalu mengangkat tangan.

Jadi, yang mengadakan pembalasan adalah pedang yang diasah, pedang yang tajam, karena tidak akan ada lagi penundaan. Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakala yang ketujuh, sehingga genaplah keputusan rahasia Allah.
Kisah ini pun sebetulnya sudah disampaikan kepada murid-murid, sehingga kita pun mengerti rencana Tuhan.

Yohanes 12:46
(12:46) Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.

Tuhan datang ke dalam dunia sebagai terang, tujuannya; supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya jangan tinggal di dalam kegelapan. Artinya, penghukuman dari pedang yang diasah itu tidak akan begitu saja berlangsung sebelum Tuhan mengulurkan dua tangan-Nya. 
Kalau pedang yang tajam tiba-tiba mengahakimi (mengahabisi) manusia, sehingga manusia binasa, itu namanya pengadilan (penghakiman) tanpa belas kasih. Tetapi Tuhan sudah terlebih dahulu datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya tidak ada lagi dosa yang disembunyikan, itulah dua tangan yang diulurkan sebagai tanda belas kasih-Nya, kemurahan-Nya, kasih karunia-Nya yang dianugerahkan kepada kita dengan limpah.

Yohanes 12:47
(12:47) Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.

Yesus datang ke dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.
Jadi, jikalau seseorang mendengarkan perkataan-Nya, tetapi tidak melakukannya, Yesus tidak menjadi hakimnya.

Yohanes 12:48
(12:48) Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.

Kalau Yesus ditolak dan semua perkataan-Nya ditolak, Ia tidak akan menjadi hakimnya, tetapi firman Allah yang telah dikatakan itulah yang menjadi hakimnya pada akhir zaman.
Hal ini telah kita buktikan dan kita baca dalam Wahyu 19:11-15. 

Tuhan tidak serta merta menghakimi sehingga manusia binasa, tetapi Tuhan sudah terlebih dahulu mengulurkan dua tangan sebagai tanda kemurahan-Nya.
Kalau ternyata kemurahan-Nya juga ditolak, Tuhan tidak akan menghakimi, sebab Dia datang ke dunia untuk menyelamatkan. Yang menjadi hakimnya di akhir zaman adalah firman itu sendiri, itulah pedang yang diasah, yang tajam.

Jadi, orang Kristen di akhir zaman ini (di hari-hari terakhir ini) tidak boleh anggap enteng korban Kristus, Gunung Batu keselamatan yang melahirkan kita. Jangan bermain-main lagi dengan nyawa, sebab waktu sudah sangat singkat.
Ketika Tuhan masih memberikan nyawa, memberikan nafas hidup, sesungguhnya itu adalah kemurahan Tuhan.

Wahyu 19:13
(19:13) Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."

Ayat ini sinkron dengan injil Yohanes 12:47, Yesus datang ke dalam dunia sebagai terang, dan perkataan-Nya ditolak, akhirnya Dia disalibkan, itulah jubah yang dicelup dalam darah, nama-Nya: Firman Allah.

Jadi, sudah jelas: Saat Tuhan angkat tangan, berarti tidak akan ada penundaan lagi, maksudnya; keputusan rahasia Allah akan digenapi segera.
Maka, kesempatan yang ada ini kita gunakan dengan baik, jangan bermain-main lagi dengan nyawa. Kalau Tuhan sudah panjangkan umur, nyawa ditambahkan terus, hargai korban Kristus.
Kalau Tuhan ijinkan hari ini juga umur pendek, sesungguhnya Tuhan bisa lakukan itu, saudara tahu persis. Coba saudara renungkan: berapa kali kita lepas dari maut dalam perjalanan? Kalau Tuhan mau kita binasa saat itu, Tuhan bisa adakan, sebab tangan Tuhan yang menentukan hidup mati manusia.
Tetapi kalau nyawa masih dipanjangkan, itu kesempatan untuk menghargai kemurahan Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment