KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, September 29, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 23 JULI 2019



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 23 JULI 2019


KITAB KOLOSE
(Seri: 59)

Subtema: ROH DAN PIKIRAN DIBAHARUI UNTUK MENGENAKAN PAKAIAN BARU


Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Dan kebahagiaan sorgawi kiranya memenuhi setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada.
Sebab itu; kita mohon dengan segala kerendahan hati supaya kiranya Tuhan membukakan firman-Nya untuk membawa kita rendah di bawah kaki salib Tuhan.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3: 5-10
(3:5) Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, (3:6) semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]. (3:7) Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. (3:8) Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. (3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Dosa masa lalu, maksudnya; waktu di luar Tuhan (disebut juga masa jahiliyah), yaitu: percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan keserakahan, semuanya itu sama dengan; penyembahan berhala.
Hal ini atau perbuatan ini harus dimatikan karena mendatangkan murka Allah.

Dosa masa sekarang, maksudnya; setelah di dalam Tuhan, yaitu: marah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata kotor, mendustai.
Hal ini atau perbuatan ini harus dibuang karena dosa masa lalu waktu di luar Tuhan yang bersifat duniawi itu telah dimatikan dan ditanggalkan, dan sekarang kita telah berada di dalam Tuhan, berarti; telah mengenakan manusia baru, itu sebabnya sekarang kita bisa berada di dalam takhta kasih karunia. Ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan ini merupakan takhta Kerajaan Sorga.

Sekarang kita bandingkan dengan Efesus 4.
Efesus 4: 17-19
(4:17) Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia (4:18) dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. (4:19) Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.

Dosa masa lalu atau dosa masa jahiliyah waktu di luar Tuhan, yaitu:
Yang Pertama:
1.     Tidak memiliki pikiran yang positif, dengan kata lain; pikirannya sia-sia.
2.     Pengertiannya yang gelap.
3.     Jauh dari hidup persekutuan dengan Allah.
Pertanyaannya: Mengapa terjadi hal-hal yang demikian terhadap orang-orang yang tidak mengenal Allah?
Jawabnya: Karena kebodohan dan kedegilan hati mereka.
Orang-orang yang di luar Tuhan yang tidak mengenal Tuhan, mereka itu condong kepada kebodohan dan condong kepada kedegilan hati mereka.

Yang Kedua: Perasaan mereka telah tumpul.
Dengan kata lain; tidak punya perasaan, tepatnya telah mati rasa.
Akibatnya:
-       Menyerahkan diri kepada hawa nafsu.
-       Mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.

Efesus 4: 20-24
(4:20) Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. (4:21) Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, (4:22) yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, (4:23) supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, (4:24) dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Kita sudah dipanggil oleh Tuhan dan sekarang kita sudah mengenal Kristus, oleh sebab itu; harus segera menanggalkan manusia lama dan segera mengenakan manusia baru.
Tujuannya:
1.     Supaya kita dibaharui di dalam roh.
2.     Dan dibaharui di dalam pikiran.

Mari kita simak dua perkara di atas.
Tentang: DIBAHARUI DI DALAM ROH.
Sama artinya; pembaharuan manusia batiniah.

2 Korintus 4: 16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

Ketika manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, maka secara otomatis; manusia lahiriah semakin merosot.
Sebaliknya; kalau manusia lahiriah belum merosot, dengan kata lain; manusia lahiriah masih menonjol, berarti; manusia batiniahnya belum dibaharui. Dan itu bisa terlihat dengan kasat mata.

Sekalipun manusia lahiriahnya merosot, tetapi Rasul Paulus tidak tawar hati dalam melayani pekerjaan Tuhan.
Tawar hati, berarti; sudah tidak ada rasa lagi atau tidak ada gairah untuk melayani Tuhan, mengasihi Tuhan, dan lain sebagainya.

2 Korintus 4: 17-18
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. (4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Ciri-ciri ketika manusia batiniah dibaharui:
1.     Tidak peduli atau tidak menghiraukan penderitaan yang dialami demi kemuliaan kekal.
2.     Tidak memperhatikan yang kelihatan melainkan yang tak kelihatan demi hidup yang kekal.
Inilah ciri-ciri manusia batiniah yang terus menerus dibaharui dari sehari ke sehari.

Pendeknya: Kemuliaan kekal dan hidup kekal jauh lebih penting dari segala-galanya.

2 Korintus 5: 1
(5:1) Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.

Ketika kemah atau tempat kediaman di bumi ini dibongkar, Tuhan telah menyediakan bagi kita kediaman di sorga, suatu tempat kediaman yang kekal.

2 Korintus 5: 2-3
(5:2) Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini, (5:3) sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang.

Kerinduan yang besar di dalam hati ini terhadap kemah, suatu tempat yang kekal, menunjukkan bahwa; kita telah mengenakan pakaian yang baru dan tidak kedapatan telanjang, tidak terlihat lagi kekurangan-kekurangan yang memalukan itu.

2 Korintus 5: 4
(5:4) Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.

Kerinduan yang mendalam untuk mengenakan tempat kediaman di sorga, sama dengan; mengenakan pakaian yang baru, tanpa menanggalkan yang lama. Artinya; kita sudah menyatu dengan pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus selama kita hidup di bumi ini.
Tujuan mengenakan pakaian yang baru: Supaya yang fana atau yang binasa ditelan oleh hidup.

1 Korintus 15: 53
(15:53) Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.

“yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa” dan “yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati” Arti rohaninya: Hidup di dalam tanda kematian dan kebangktian Yesus Kristus.

1 Korintus 15: 54
(15:54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.

Kalau kita sudah menyatu di dalam tanda kematian dan di dalam tanda kebangkitan Yesus Kristus selama kita hidup di dunia yang fana ini, maka firman Tuhan tergenapi di dalam diri kita masing-masing, yaitu: “Maut telah ditelan dalam kemenangan

Langit, bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya suatu kali nanti akan berlalu, sebab dunia ini adalah wadah yang fana. Tetapi kalau kita sudah mengenakan pakaian yang baru tanpa menanggalkan pakaian yang lama, dengan kata lain; sudah satu dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, maka maut tidak berkuasa lagi sekalipun kita berada di wadah, yaitu bumi yang fana ini.

1 Korintus 15: 55-56
(15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" (15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

Di dalam kemenangan itu, kita akan berkata:
-       Hai maut di manakah kemenanganmu?
-       Hai maut, di manakah sengatmu?
Sesungguhnya, perlu untuk diketahui:
-       Sengat maut ialah dosa. Kalau seseorang disengat satu kali oleh serangga, maka belum tentu ia akan mati, demikian halnya; kalau seseorang satu kali berbuat dosa, belum tentu ia mati, tetapi kalau seluruh hidup ini disengat, pastilah ia akan mati.
-       Kuasa dosa ialah hukum Taurat. Berarti; menjalankan ibadah secara Taurat, menjalankan ibadah lahiriah, yaitu; mulut memuliakan Tuhan, tetapi hati pikirannya jauh dari Tuhan, sama artinya; mempersembahkan tubuh jasmaninya di tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan, tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan.
Tetapi kalau kita sudah mengenakan pakaian yang baru tanpa menanggalkan yang lama, maka firman itu tergenapi dalam kehidupan kita, yaitu: Maut telah ditelan dalam kemenangan, yaitu kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Tentang: DIBAHARUI DI DALAM PIKIRAN.
Berarti; telah mengalami pembaharuan akal atau budi.

Roma 12: 2
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Ketika terjadi pembaharuan akal atau budi, maka tentu hidup kita berubah. Sebaliknya, kalau tidak terjadi pembaharuan akal atau budi, maka tentu hidupnya tidak akan berubah.

Tanda apabila hidup seseorang telah berubah: Ia dapat membedakan mana kehendak Allah, yaitu
-       Apa yang baik.
-       Apa yang berkenan.
-       Apa yang sempurna kepada Allah.

Roma 12: 3
(12:3) Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

Keuntungan terjadi pembaharuan akal atau budi: Kita dapat menguasai diri menurut ukuran iman yang dikaruniakan Allah kepada kita masing-masing, maksudnya; tidak akan memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut dipikirkan, tetapi kita akan menguasai diri menurut ukuran iman.

Anak-anak Tuhan jangan terlalu muluk-muluk di dalam hal berpikir. Berpikirlah sedemikian rupa menurut ukuran (takaran) iman. Ikuti saja maunya Tuhan, mengalir saja (mengikuti aliran-aliran dari sorga). Kalau kita lari dari maunya Tuhan, bahaya, resikonya tinggi. Jangan bermain api lagi kalau tidak mau dibakar api.
Hidup ini tidak muluk-muluk; bisa ibadah, bisa melayani sesuai karunia, sudah, cukuplah, nanti berkat dan pemeliharaan akan mengalir secara ajaib.
Bukan hanya manusia batiniah yang dibaharui, tetapi akal dan budi juga penting untuk mengalami pembaharuan. Jangan pertahankan mindset yang lama itu hanya untuk memuaskan hawa nafsu dan keinginan daging yang sifatnya sesaat, sebab banyak kerugian yang akan terjadi di depan. Pikiran pendek harus dirubah, tidak boleh tidak.

Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Akhirnya, maksud dan tujuan Rasul Paulus dari semula tercapai, yaitu; mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, inilah ibadah yang sejati.

Ini adalah cita-cita semula dari Rasul Paulus, dan saya juga mengikuti cita-cita Rasul Paulus ini supaya kita menjalankan ibadah yang sejati, ibadah yang hakiki, yaitu mempersembahkan tubuh kita ini kepada Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, sebagai persembahan yang hidup, sebagai persembahan yang kudus, sebagai persembahan yang berkenan kepada Allah, terkait dengan pembaharuan akal dan budi.
Jangan pertahankan mindset yang lama kalau tidak mau mengalami kerugian yang besar-besaran ke depan. Seseorang tidak akan dapat menjalankan ibadah yang sejati, ibadah yang hakiki di hadapan Tuhan, selama ia belum mengalami pembaharuan akal budi.

Inilah keadaan yang terjadi apabila seseorang telah mengalami hidup baru yang terus menerus dipertahankan.

Efesus 4: 24-30
(4:24) dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. (4:25) Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. (4:26) Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu (4:27) dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. (4:28) Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. (4:29) Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. (4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Hal-hal yang harus diperhatikan setelah mengenakan manusia baru:
1.     buanglah dusta”, berarti; melepaskan dusta dari kehidupan kita.
2.     berkatalah benar seorang kepada yang lain” Kalau A katakan A, kalau B katakan B, lebih dari pada itu berasal dari Setan.
3.     “Apabila kamu menjadi marah” ;
-       “janganlah kamu berbuat dosa” Kebanyakan orang kalau sudah marah, akhirnya timbul perbuatan dosa, itulah yang disebut pelampiasan dosa.
-       janganlah matahari terbenam”, artinya; jangan sampai dikuasai oleh kuasa kegelapan. Siapa yang berkuasa dalam kegelapan? Yang berkuasa dalam kegelapan adalah Iblis atau Setan.
-       janganlah beri kesempatan kepada Iblis
4.     janganlah ia mencuri lagi”, berarti; harus bekerja keras, melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri.
Terkait dengan jangan mencuri, saya tegaskan juga: Jangan juga minta-minta, artinya; harus bekerja keras, melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri.
Tujuannya: Supaya kita dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
5.     Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu”, tetapi pakailah perkataan yang baik yang berkuasa untuk membangun orang lain. Bercanda berlebihan bahkan sampai tertawa terbahak-bahak itu pun tidak terlalu penting, sebab itu bisa merusak pekerjaan Roh, menghilangkan kuasa Roh, dan saya rasa itu juga merupakan bagian dari berhala; seolah-olah Tuhan Yesus tidak mampu memberi kesukaan besar dari sorga untuk kita. Tidak salah tertawa karena ada yang lucu, tetapi kalau sudah berlebihan, itu sudah tidak benar. Hamba Tuhan kalau sudah bercanda berlebihan, itu sudah tidak benar, tidak ada urapannya.
Tujuan memakai perkataan yang baik untuk membangun orang lain adalah supaya orang yang mendengar itu memperoleh kasih karunia.
6.     janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah”, mengapa demikian? Sebab meterai dari orang-orang yang menjadi milik Allah adalah Roh Kudus, yang telah memeteraikan kita menjelang hari penyelamatan.
Hari-hari terakhir ini adalah hari penyelamatan, itu merupakan masa krusial, masa yang sangat penting sekali, sebab itu; jangan mendukakan Roh Kudus Allah apalagi menjelang hari penyelamatan, itu sangat menentukan kita; apakah kita ini milik Tuhan atau bukan.

Wahyu 7: 1-4
(7:1) Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon. (7:2) Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, (7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" (7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Jumlah mereka yang dimeteraikan dari 12 (dua belas) suku Israel adalah 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang, inilah yang menjadi milik kepunyaan Allah. Sebelum milik kepunyaan Allah ini dimeteraikan oleh Roh Kudus, di sini dikatakan: “Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!
Jadi, ada pemeliharaan Tuhan terhadap milik kepunyaan Allah.

Setelah milik kepunyaan Allah itu dimeteraikan, barulah bumi, laut, pohon-pohonan akan dirusakkan, tetapi milik kepunyaan Allah terpelihara dengan baik. Sebab itu; kalau kita sudah dipanggil oleh Tuhan dan sekarang berada dalam Kerajaan Sorga, lewat ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan dalam kandang penggembalaan ini -- persamaannya: kalau kita sudah mengenakan pakaian yang baru --, pertahankanlah enam hal di atas.

Bukankah tadi kita rindu untuk suatu tempat yang baru, sama artinya; mengenakan pakaian yang baru, tanpa menanggalkan pakaian yang lama, itulah pengalaman kematian dan kebangkitan di bumi yang fana ini. Kalau kita sudah mengenakan pakaian baru, sudah dipanggil oleh Tuhan, sekarang berada di dalam Tuhan, merasakan suasana sorga lewat ibadah pelayanan di tengah penggembalaan ini, perhatikanlah 6 (enam) hal dalam Efesus 4: 24-30, terkhusus yang terakhir: Jangan mendukakan Roh Kudus Allah, karena itu jaminan, itu meterai dari milik kepunyaan Allah.
Jangan jauhkan diri dari kegiatan Roh, jangan dukakan kegiatan Roh. Kesibukan dunia ini tidak bisa menjamin untuk kita menjadi milik kepunyaan Allah, tetapi yang menjamin supaya kita menjadi milik kepunyaan Allah adalah Roh Kudus Allah yang memeteraikan menjelang hari penyelamatan.

Saya review kembali:
Pada zaman jahiliyah ada percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan keserakahan, sama dengan; penyembahan berhala, dan itu harus ditanggalkan dan dimatikan. Tetapi setelah di dalam Tuhan, perhatikan juga, buang juga dosa marah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata kotor, mendustai.
Itu harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, supaya kita boleh betul-betul mengalami pembaharuan:
1.     Pembaharuan batiniah (manusia dalam, manusia rohani).
2.     Pembaharuan akal atau budi, mindset yang lama dirubah, jangan hanya memikirkan ini dan itu, memikirkan perkara lahiriah.

Malam ini kita datang di kaki salib:  Tuhan, baharuilah akal dan budiku. Tuhan, baharuilah manusia batiniahku.” Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment