KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, September 17, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 JUNI 2019



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 JUNI 2019


KITAB KOLOSE
(Seri: 54)

Subtema: RASUL PAULUS MENGASUH DAN MERAWATI JEMAAT DI KORINTUS (YANG KEDUA).

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia, kiranya memenuhi ruangan ini dan memenuhi setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, dan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada.
Sebab itu, mari kita mohon lewat doa dengan rendah hati, supaya Tuhan kiranya membukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya, sekaligus membawa kita nanti rendah untuk sujud di kaki salib Tuhan.
Segala puji hormat kemuliaan hanya bagi Dia.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3: 4
(3:4) Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Kalimat yang harus kita perhatikan: “Apabila Kristus, yang adalah hidup kita
Singkatnya; Kristus adalah hidup kita, bukan yang lain-lain, bukan harta, kekayaan, uang, kedudukan dan jabatan yang tinggi, serta perkara-perkara lahiriah lainnya.

Efesus 1: 22-23
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Kita patut bersyukur, sebab:
-       Kristus telah diberikan kepada jemaat sebagai Kepala.
-       Sedangkan jemaat adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Kita berdoa supaya kiranya hidup, ibadah, pelayanan, nikah dan rumah tangga kita dipenuhi oleh kemuliaan Allah, supaya kita boleh merasakan suasana sorga selama kita ada di bumi ini.

Efesus 5: 22-23
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, (5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Kristus adalah Kepala jemaat, Dialah yang menyelamatkan tubuh, yaitu sidang jemaat.
Dalam hal ini kita patut bersyukur kepada Tuhan karena Kristus yang menjadi Kepala atas tubuh, bukan serigala dan burung.
-       Serigala, menunjuk; roh-roh jahat di udara dengan segala tipu dayanya.
Pekerjaan dari serigala ialah menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba, sehingga domba-domba menjadi liar, tidak tergembala.
-       Burung, menunjuk; roh najis.
Pekerjaan dari roh najis ialah menghambat pembangunan tubuh Kristus, menghambat terbentuknya kesatuan tubuh Kristus, dengan kata lain; merusak nikah suci, sehingga hubungan manusia dengan Allah terputus. Akibatnya; manusia menyangkali Tuhan dan terus menerus menyangkali Tuhan. Menyangkali Tuhan, berarti telah menyangkali hati nurani, yang adalah alarm terakhir.

Efesus 5: 24
(5:24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

Karena Kristus adalah penyelamat tubuh, maka kita harus sadar dengan sesadar-sadarnya, bahwa; kedudukan dari sidang jemaat, sebagai tubuh, sudah seharusnya berada dalam tanda ketundukannya kepada Kristus, sebagai Kepala.
Tunduk, berarti; kaki tidak menginjak kepala. Tidak mungkin kaki dapat menginjak kepala, tetapi itu bisa terjadi kalau serigala dan burung yang menjadi kepala atas tubuh, hal ini harus diperhatikan dengan baik.

Galatia 2: 6
(2:6) Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu -- bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka -- bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku.

Berkedudukan sebagai orang yang terpandang atau orang kaya, tidak terlalu penting bagi Rasul Paulus.
Dengan bukti; Rasul Paulus tidak dapat dipengaruhi oleh orang yang terpandang atau oleh orang kaya itu di dalam hal melayani Tuhan.
Sebab itu; sidang jemaat juga perlu berdoa untuk saya, sebagai gembala sidang, supaya kiranya saya tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun dan oleh apapun di dalam hal melayani Tuhan, supaya ibadah dan pelayanan kita di hadapan Tuhan ini benar dan berkenan.

Rasul Paulus tidak dapat dipengaruhi oleh orang yang terpandang dan orang kaya di dalam hal melayani Tuhan. Mengapa demikian? Karena Rasul Paulus menyadari, bahwa; Allah tidak memandang muka, maksudnya; Allah tidak memandang;
-       apakah ia orang kaya atau miskin,
-       apakah ia orang yang terpandang atau hina,
-       apakah ia orang yang bodoh atau orang yang pandai. 
Tubuh Kristus terdiri dari banyak anggota;
-       ada yang miskin dan ada yang kaya,
-       ada yang pandai dan ada juga yang bodoh,
-       ada yang terpandang dan ada juga yang hina.
Hal itu tidak terlalu penting bagi Tuhan. Yang terpenting adalah kedudukan dari sidang jemaat, sebagai tubuh Kristus, sudah seharusnya berada di dalam tanda ketundukannya kepada Kristus, sebagai Kepala. Itu yang terpenting untuk kita perhatikan.

Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat.
Pendeknya; kasih Kristus itu ditandai dengan pengorbanan.

Bukti bahwa Kristus adalah penyelamat tubuh.
YANG PERTAMA: Sidang jemaat dikuduskan dan dimandikan dengan air dan firman” (ayat 25-26).
Sejauh ini kita telah memberi diri dikuduskan dan disucikan oleh air dan firman yang limpah, sehingga kiranya kita mendapat pertumbuhan rohani yang baik dan pertumbuhan rohani yang sehat dari Tuhan.

Bukti bahwa Kristus adalah penyelamat tubuh.
YANG KEDUA: Kristus mengasuh dan merawati sidang jemaat, sebagai tubuh-Nya” (ayat 28-29).
Berkaitan dengan mengasuh dan merawati, lebih rinci kita melihat di dalam 1 Tesalonika 2: 7
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat, sama seperti seorang ibu.
Ibu, menunjuk; gembala sidang, tugasnya ialah mengasuh dan merawati sidang jemaat, sebagai anak-anak rohaninya.

Sebagai bukti bahwa Rasul Paulus mengasuh dan merawati sidang jemaat, sebagai anak rohani: Di dalam PERJANJIAN BARU terdapat 27 (dua puluh tujuh) kitab, 14 (empat belas) kitab di antaranya ditulis oleh Rasul Paulus.
Adapun empat belas surat yang ditulis oleh Rasul Paulus antara lain kepada:
I.     TUJUH SIDANG JEMAAT YANG ADA DI ASIA KECIL, antara lain;
1.     Jemaat di Roma; 1 (satu) surat.
2.     Jemaat di Korintus; 2 (dua) surat.
3.     Jemaat di Galatia; 1 (satu) surat.
4.     Jemaat di Efesus; 1 (satu)  surat.
5.     Jemaat di Filipi; 1 (satu)  surat.
6.     Jemaat di Kolose; 1 (satu)  surat.
7.     Jemaat di Tesalonika; 2 (dua) surat
Jadi, Rasul Paulus mengasuh dan merawati tujuh sidang jemaat di Asia Kecil.

II.    TIGA ORANG ANAK ROHANI, yaitu:
1.     Timotius; 2 (dua) surat.
2.     Titus; 1 (satu) surat.
3.     Filemon; 1 (satu) surat.
Jadi, Rasul Paulus sebagai bapa rohani mengasuh tiga anak rohani yaitu; Timotius, Titus, dan Filemon.

III.  SECARA KHUSUS KEPADA ORANG IBRANI; 1 (satu) surat.

Minggu yang lalu kita sudah melihat surat Paulus secara khusus kepada orang Ibrani, yang dalam susunan Tabernakel terkena pada tirai atau tabir, menunjuk kepada; perobekan daging sepenuhnya yang telah dialami oleh Yesus di atas kayu salib, sehingga dengan demikian tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah, maka terbukalah jalan yang lebar untuk kita boleh berada di tempat yang kudus.
Itu sebabnya kita memberanikan diri untuk berada di tempat yang kudus, memberanikan diri untuk menghadap takhta kasih karunia, lewat pertemuan-pertemuan ibadah yang Tuhan percayakan kepada kita sekaliannya, sebab yang menjadi jaminan adalah penyaliban daging Yesus sepenuhnya di atas kayu salib.

Sekarang kita akan memperhatikan: Surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KORINTUS (11 Korintus).
Dalam susunan Tabernakel terkena pada PETI PERJANJIAN.
Tabut Perjanjian adalah alat yang terutama dan terpenting di dalam Tabernakel.

Sejenak kita memperhatikan tentang TABUT PERJANJIAN.
Keluaran 25: 22
(25:22) Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."
Bilangan 7: 89
(7:89) Apabila Musa masuk ke dalam Kemah Pertemuan untuk berbicara dengan Dia, maka ia mendengar suara yang berfirman kepadanya dari atas tutup pendamaian, yang di atas tabut hukum Allah, dari antara kedua kerub itu; demikianlah Ia berfirman kepadanya.

Di atas Tabut Perjanjian itulah Allah berhadirat dan berfirman, sekaligus memerintah umat-Nya.
Kalau hubungan tubuh dengan Kepala begitu intim, maka kita bisa mengerti isi hati Tuhan yang limpah, Dia akan menyatakan isi hati-Nya yang lebih dalam lagi untuk kita asal hubungan kita dengan Tuhan begitu intim.
Inilah yang harus kita kerjakan di hari-hari ini, dan itu sudah terbukti; Tuhan terus membukakan rahasia firman-Nya kepada kita.

Sekali lagi saya tandaskan: Tuhan tidak sembarangan menyatakan isi hati-Nya kepada kita sekaliannya. Itu hanya dikerjakan oleh orang-orang yang senantiasa melangsungkan hubungan intim dengan Tuhan.
Hal ini harus senantiasa tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Jangan lupa.

Tabut Perjanjian terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu:
BAGIAN PERTAMA: Peti dari Tabut, menunjuk; sidang mempelai wanita Tuhan.
Tabut Perjanjian itu terbuat dari kayu penaga, disalut luar dan dalamnya dengan emas murni. Ini adalah gambaran dari gereja Tuhan yang sudah mencapai kesempurnaan dan kemuliaannya, berarti; sekualitas dan sederajat dengan Mempelai Pria, baik lahir maupun batin. Kalau tidak sederajat, tidak mungkin berada dalam pesta nikah, perjamuan kawin Anak Domba. Emas, menunjuk; kemuliaan dan kesucian Roh-El Kudus.

Kita lihat; PENAMPILAN MEMPELAI PEREMPUAN.
Wahyu 21: 9-10
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

Pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, disebut juga dengan kota yang kudus, Yerusalem yang baru, yang turun dari sorga, dari Allah.

Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah. Berarti, sudah jelas; kualitas dari pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, sederajat dengan Mempelai Pria Sorga, baik lahir maupun batin.
Saya tandaskan: Tidak ada artinya kalau kita hanya baik, teratur, rapi tersusun bagian luarnya saja, tetapi bagian dalamnya atau manusia batiniahnya penuh dengan kejahatan dan kenajisan.

Kota itu bercahaya, sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Kristal, artinya; transparan, berarti; luar dan dalam sama, lahir batin sama, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi, dengan kata lain; lahir batin sudah disucikan.
Inilah alasan saya mengatakan, bahwa; pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, sederajat dengan Mempelai Laki-Laki Sorga, baik lahir maupun batin.

Tabut Perjanjian terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu:
BAGIAN KEDUA: Tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya, yang seluruhnya terbuat dari emas murni -> Allah trinitas, yakni: Tuhan, Yesus, Kristus.
-       Tutup pendamaian, menunjuk; Yesus, Anak Allah.
-       Kerub (yang pertama), menunjuk; Allah Bapa.
-       Kerub (yang kedua), menunjuk; Allah Roh-El Kudus.
Jadi, tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya, menunjuk; Allah Trinitas dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Kalau kita masih diijinkan oleh Tuhan untuk menerima Pengajaran Mempelai, itu adalah kemurahan. Karena memang, kalau kita mau menerima Pengajaran Mempelai, itu sama artinya; mau mengalami penyucian demi penyucian. Sementara ketika terjadi penyucian, itu bukanlah perkara mudah, itu suatu perkara yang sangat menyakitkan sekali (sakit bagi daging).
Kalau andaikata saudara dengan jujur mau menerima penyucian demi penyucian yang terjadi, itu artinya saudara memperoleh kasih karunia dari Tuhan untuk disempurnakan. Tetapi kalau kita masih menyangkal salib, sekalipun kita duduk diam bertahan untuk mendengar penyucian, itu tidak ada artinya.
Penyucian itu hanya terjadi kepada orang yang mau memberi diri disucikan. Mengikut Tuhan, berarti harus menyangkal diri, memikul salib dan ikut Tuhan.
Sebab itu; biarlah kita terus berjuang mencari kepuasan lewat hubungan intim dengan Mempelai Laki-Laki Sorga, supaya kita boleh bahagia di bumi seperti di sorga, baik dalam ibadah, pelayanan, nikah, rumah tangga, kita boleh merasakan suasana kebahagiaan itu.

Langkah yang harus ditempuh untuk mencapai kesempurnaan.
Imamat 16: 14-15
(16:14) Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali. (16:15) Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu.

Terjadi 7 (tujuh) kali percikan darah di atas tutup pendamaian dan 7 (tujuh) kali percikan darah di muka peti, baik dengan darah lembu maupun dengan darah domba jantan.
-       7 (tujuh) kali percikan darah di atas tutup pendamaian, menunjuk; sengsara yang dialami oleh Mempelai Pria Sorga bagi sidang mempelai wanita-Nya.
-       7 (tujuh) kali percikan darah di muka peti, menunjuk; sengsara yang dialami oleh gereja Tuhan sebagai penyucian untuk mencapai kesempurnaannya, sebagai mempelai wanita Tuhan.

Tiada mungkin kita menjadi mempelai wanita Tuhan (mempelai perempuan Anak Domba) kalau tidak mengalami sengsara salib, yaitu percikan darah, sebagai penyucian untuk mencapai kesempurnaan.
Inilah langkah untuk mencapai kesempurnaan, langkah untuk mencapai kemuliaan dari pengantin perempuan mempelai Anak Domba. Langkah ini memang harus kita tempuh, mau tidak mau, tidak boleh lari dan tidak boleh keluar dari situ, supaya kelak kita menjadi pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.
Orang yang mau hidup beribadah memang harus menanggung penderitaan, sengsara salib, aniaya karena firman. Kalau tidak mau hidup beribadah, ya sudah, tidak usah pikul salib.

1 Petrus 1: 2
(1:2) yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.

Orang-orang yang dipilih itu dikuduskan oleh Roh Tuhan.
Berarti, tidak ada seorang pun yang dapat menyucikan diri dengan kemampuan, dengan pengertiannya, dengan kekuatannya, dengan uang, dengan kedudukan, dan dengan jabatan yang tinggi, bahkan dengan ilmu pengetahuan yang tinggi (dengan pendidikan yang tinggi), dan lain sebagainya.

Maka kita patut bersyukur kepada Tuhan, sebab sampai saat ini, kita boleh berada dalam kegiatan Roh, berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya, supaya memperoleh pengudusan di dalam Tuhan. Di luar Tuhan, kita tidak dapat berbuat apa-apa.

Tujuan dikuduskan oleh Roh:
1. supaya taat kepada Yesus Kristus”, Dialah Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, yang menyelamatkan tubuh. Hamba-hamba Tuhan dan para imam atau pelayan-pelayan Tuhan memang harus taat kepada Yesus Kristus, harus menempatkan Kristus, sebagai Kepala, dengan kata lain; taat memikul salibnya.
2. menerima percikan darah-Nya”, artinya; menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, berarti; orang lain yang berbuat salah, tetapi kita yang harus menderita, kitalah yang menanggung akibatnya.

Mengikut Tuhan atau masuk dalam sengsara salib atau disebut dengan pengalaman kematian, itu adalah suatu pengalaman yang begitu unik sekali, pengalaman yang tidak bisa diselami oleh akal pikiran manusia, suatu pengalaman yang tidak bisa diterjemahkan dengan kata-kata, sebab banyak perkara yang terjadi di situ.
Kalau pengalaman seperti ini diterjemahkan dengan kata-kata, kesalahan orang lain kita terjemahkan dengan kata-kata, yang ada bukan lagi percikan darah, bukan lagi memuliakan Tuhan, justru menyakiti hati Tuhan.
Kesalahan yang tidak bisa dilihat oleh mata, tetapi bisa dilihat oleh mata batin, itu tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata, dan memang hal itu harus ditanggung, inilah yang disebut bagian dari percikan darah.

Inilah sengsara yang dialami oleh gereja Tuhan sebagai penyucian untuk mencapai kesempurnaannya, sebagai mempelai wanita Tuhan.

Sekarang, kita lihat; surat Rasul Paaulus yang kedua, yang dikirim kepada jemat di Korintus, dengan ciri-cirinya (ciri-ciri II Korintus).
2 Korintus 11: 2-3
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. (11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

Rasul Paulus cemburu, namun kecemburuan dari Rasul Paulus di sini adalah untuk memproteksi sidang jemaat di Korintus supaya mereka jangan menerima ajaran-ajaran lain yang akhirnya membuat mereka tidak sampai kepada perjalanan rohani yang terakhir, itulah perjamuan kawin Anak Domba, sebab Rasul Paulus berusaha untuk mempertunangkan sidang jemaat di Korintus kepada satu laki-laki, dan dia sendiri sedang berjuang dengan sepenuhnya untuk membawa sidang jemaat di Korintus sebagai perawan suci kepada Kristus, Dialah Mempelai Laki-Laki Sorga.

Seorang hamba Tuhan harus berjuang untuk membawa kehidupan nikah-nikah di bumi ini sebagai perawan suci kepada Kristus.
Itulah sebabnya terjadi penyucian oleh air dan firman, untuk membawa kita sebagai perawan suci kepada Kristus, dalam keadaan: kudus, tidak bercacat cela atau kerut atau yang serupa itu. Ini adalah langkah-langkah yang harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.

Itulah sikap dari pihak Rasul Paulus di dalam mengasuh dan merawati sidang jemaat di Korintus.

2 Korintus 11: 4
(11:4) Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.

Dari pihak jemaat di Korintus di hadapan Tuhan:
1.    Menolak pemberitaan tentang Yesus yang lain.
Yesus yang lain, menunjuk; sebuah ajaran yang mengajarkan bebas dari salib.
Sekarang ini Setan begitu gencar untuk memutarbalik fakta, di mana banyak hamba Tuhan mengatakan: Karena Yesus sudah menderita di atas kayu salib dan menanggung penderitaan kita, maka kita tidak perlu menderita. Ini adalah ajaran sesat.
2.    Menolak roh yang lain.
Roh yang lain, menunjuk; roh antikristus, itulah roh jual beli.
Pendeknya: Roh antikristus ini roh antikristus, itulah roh jual beli. cinta kepada Mamon, lebih dari pada Tuhan.

Lanjut kita memperhatikan; Ciri penulisan dari surat yang kedua yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus.
2 Korintus 12: 2, 4
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

Setelah 14 (empat belas) tahun melayani Tuhan, Rasul Paulus menceritakan pengalamannya ketika ia diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. Pada saat itu, ia mendengarkan kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia, ini hasil dari hubungan intim.
Berarti, ketika dia diangkat ke tingkat yang ketiga, itu berbicara tentang; hubungan nikah, hubungan intim.
Dalam pola Tabernakel, tingkat yang ketiga dari sorga terkena pada Ruangan Maha Suci. Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat Tabut Perjanjian, yang berbicara tentang takhta dan hubungan nikah.
Hasil dari hubungan nikah, hubungan intim antara tubuh dengan Kepala, ia mendengarkan kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan selain orang itu dengan Tuhan, dengan lain kata; ada logat ganjil (bahasa lidah / bahasa Roh).

Pengalaman Rasul Paulus ia ceritakan kepada jemaat di Korintus ini, jelas; ia layak untuk membawa Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel. Pendeknya, Rasul Paulus adalah: ahli bangunan yang cakap (1 Korintus 3:1). Sebab itu; kita tidak perlu ragu dengan apa yang dinyatakan Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus, dalam 2 Korintus 11: 2-4, bahwa betul-betul oleh perkenanan Tuhan, Rasul Paulus dipercaya untuk mempertunangkan sidang jemaat di Korintus kepada satu laki-laki. Dalam hal itulah dia sedang berjuang untuk membawa sidang jemaat di Korintus sebagai perawan suci kepada Kristus, Dialah Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, Dia penyelamat tubuh. Dia punya pengalaman dalam hal Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.

Hari-hari ini kita harus tingkatkan hubungan kita, hubungan nikah yang suci dengan Tuhan, harus semakin bertumbuh. Jangan sibuk dengan perkara lahiriah.
Sibukkanlah diri dalam hal melangsungkan hubungan nikah. Hubungan nikah kita harus semakin intim dengan Tuhan, supaya terdengar nyanyian baru, logat ganjil, sehingga terciptalah nikah-nikah suci di bumi, ada damai sejahtera, suasana sorga turun ke bumi, sambil kita menantikan kedatangan Yesus untuk yang kedua kali, di mana Dia tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga yang kita kasihi.

Kita berbahagia oleh karena Pengajaran Mempelai ini? Tentu harus berbahagia, melebihi dari segala sesuatu; harta, kekayaan, uang, pekerjaan, kedudukan, pendidikan yang tinggi, sebab Pengajaran Mempelai memberikan suatu jaminan yang pasti.

2 Korintus 13: 8
(13:8) Karena kami tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran; yang dapat kami perbuat ialah untuk kebenaran.

Kalau kita hidup dalam nikah yang suci, kita tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran, melainkan yang kita perbuat adalah untuk kebenaran, bukan untuk yang lain-lain lagi.

2 Korintus 13: 9
(13:9) Sebab kami bersukacita, apabila kami lemah dan kamu kuat. Dan inilah yang kami doakan, yaitu supaya kamu menjadi sempurna.

Sengsara salib, percikan darah adalah jalan satu-satunya bagi gereja Tuhan untuk mencapai kesempurnaannya, ada di dalam kemuliaan dari pengantin perempuan, mempelai Anak Domba. Diawali dengan: Jangan melawan kebenaran, jangan menyangkal salib.
Itulah surat yang kedua, yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus.

Saya berharap dalam doa kepada Tuhan; kiranya firman ini hidup dalam kehidupan kita, dan kita menghidupi firman yang sudah kita terima malam ini sampai betul-betul kita disucikan, tidak melawan kebenaran, tidak menyangkal salib, melainkan menyangkal diri dan pikul salib, bahkan sampai kepada percikan darah, untuk mencapai kesempurnaan, yaitu menjadi mempelai wanita Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment