KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, September 1, 2019

IBADAH RAYA MINGGU, 12 MEI 2019



IBADAH RAYA MINGGU, 12 MEI 2019


KITAB WAHYU
(Seri: 94)

Subtema: KETUJUH GURUH DIMETERAIKAN, BUKAN DITULISKAN

Shalom.
Selamat sore, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi tanpa terkecuali, sehingga ibadah ini menjadi ibadah yang mengandung janji dan kuasa, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang, bahagia dalam Kerajaan Sorga untuk selama-lamanya.
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita.
Oleh sebab itu, dengan rendah hati kita datang di hadapan Tuhan, memohon kepada Dia supaya Tuhan membukakan firman-Nya, melawat setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.
Wahyu 10: 4
(10:4) Dan sesudah ketujuh guruh itu selesai berbicara, aku mau menuliskannya, tetapi aku mendengar suatu suara dari sorga berkata: "Meteraikanlah apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!"

Sebelum kita melihat penjelasan dari ayat 4 ini, tentu kita mengucap syukur dan berterimakasih kepada Tuhan; oleh kasih dan kemurahan-Nya, kita telah menikmati pembukaan firman, terkhusus mengenai 7 (tujuh) kali bunyi guruh menderu terdengar, sesuai dengan Wahyu 10:3B, dan kita semua diberkati oleh Tuhan, maka kesempatan sore ini, kita akan memeriksa ayat 4.

Di dalam kitab Wahyu ada tujuh kali bunyi guruh terdengar dan ketujuh bunyi guruh itu harus dimeteraikan, bukan untuk dituliskan, seperti yang dikatakan di sini: "Meteraikanlah apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!"

Sekarang kita bandingkan dengan Wahyu 1: 11
Wahyu 1:11
(1:11) katanya:"Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."

Semua penglihatan-penglihatan yang diterima oleh Rasul Yohanes harus ditulis ke dalam sebuah kitab, selanjutnya dikirim kepada 7 (tujuh) sidang jemaat yang ada di Asia Kecil.
Berbanding terbalik dengan Wahyu 10:4, semua penglihatan yang diterima oleh Rasul Yohanes yaitu: tentang ketujuh guruh tersebut dimeteraikan, bukan untuk dituliskan kepada 7 (tujuh) sidang jemaat yang ada di Asia Kecil.

Wahyu 1:12
(1:12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.

Penglihatan itu ditulis lalu dikirim kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil, sampai akhirnya menjadi 7 (tujuh) kaki dian emas atau menjadi kesaksian, menjadi terang di tengah dunia ini, itulah orang-orang yang diurapi oleh Roh Kudus.

Wahyu 1:9-10
(1:9) Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus. (1:10) Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,

Rasul Yohanes ada di pulau Patmos karena firman Allah dan karena kesaksian yang diberikan oleh Yesus, dan semuanya itu harus dituliskan dalam sebuah kitab, lalu dikirim kepada 7 (tujuh) sidang jemaat yang ada di Asia Kecil;
1.     Jemaat di EFESUS (Wahyu 2:1)
2.     Jemaat di SMIRNA (Wahyu 2:8)
3.     Jemaat di PERGAMUS (Wahyu 2:12)
4.     Jemaat di TIATIRA (Wahyu 2:18)
5.     Jemaat di SARDIS (Wahyu 3:1)
6.     Jemaat di FILADELFIA (Wahyu 3:7)
7.     Jemaat di LAODIKIA (Wahyu 3:14)
Itulah semua bukti-bukti penglihatan-penglihatan yang diterima oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos, dituliskan kepada 7 (tujuh) sidang jemaat yang ada di Asia Kecil tersebut.

Berbanding terbalik dengan ketujuh bunyi guruh yang menderu itu; bukan untuk dituliskan di dalam sebuah kitab, tetapi harus dimeteraikan. Sepintas kita melihat hal ini; sepertinya Tuhan kejam sekali, tidak mempedulikan ketujuh sidang jemaat di Asia Kecil, tetapi sebetulnya tidak, tentu Tuhan mempunyai maksud dan rencana yang indah .

Hal yang senada pernah Tuhan nyatakan kepada nabi Daniel, dan tentu Tuhan punya maksud yang baik dan mulia, bukan bermaksud untuk membinasakan umat-Nya, bukan untuk mencelakakan umat-Nya.

Daniel 12:8-9
(12:8) Adapun aku, memang kudengar hal itu, tetapi tidak memahaminya, lalu kutanya: "Tuanku, apakah akhir segala hal ini?" (12:9) Tetapi ia menjawab: "Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman.

Di sini kita melihat: Daniel mendapat firman Allah, yaitu suatu penglihatan tentang akhir zaman, tetapi apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar dari Tuhan, semuanya itu akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman.

Daniel 12:4,10
(12:4) Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah." (12:10) Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.

Penglihatan-penglihatan yang didengar dan dilihat oleh nabi Daniel, yang disebut juga firman Allah, semuanya itu harus dimeteraikan, harus disembunyikan sampai pada akhir zaman, sesuai dengan perintah Tuhan.
Tujuannya adalah supaya di akhir zaman ini, supaya di hari-hari terakhir ini, kita menyelidikinya dengan sungguh-sungguh, sehingga pengetahuan akan semakin bertambah-tambah, itulah yang disebut dengan pembukaan rahasia firman Allah. Kalau terjadi pembukaan rahasia firman Allah, maka pengetahuan juga akan semakin bertambah-tambah.

Jadi, bukan berarti Tuhan itu mau mencelakakan kita, tidak, tetapi Tuhan punya maksud dan tujuan yang baik dan mulia, supaya di hari-hari terakhir ini, di akhir zaman ini, kita menyelidiki segala yang tersembunyi, segala yang dimeteraikan,  supaya semuanya tersingkap, itulah yang disebut pembukaan rahasia firman Tuhan terjadi.
Di hari-hari terakhir ini, pembukaan rahasia firman harus terjadi, maka saya tandaskan kepada sidang jemaat supaya di dalam doa-doa kita, kita memohon supaya terjadi pembukaan rahasia firman Allah dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita.

Kuasa dari pembukaan rahasia firman ada tiga:
1.     Kehidupan kita disucikan.
2.     Kehidupan kita dimurnikan.
3.     Kehidupan kita diuji.
Maka 3 (tiga) perkara ini memang harus kita alami, yaitu; disucikan, dimurnikan, dan diuji.

Sekarang kita akan melihat tiga perkara ini satu persatu..
Tentang: DISUCIKAN.
Efesus 5:26      
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

Supaya kehidupan kita ini benar-benar suci, maka kehidupan kita ini harus disucikan oleh air dan firman yang limpah. Sama seperti orang yang mandi; tidak cukup dua tiga gayung untuk menjadi bersih, tetapi harus dengan limpah air firman, sehingga dengan demikian kita menjadi suci di hadapan Tuhan.

Perlu untuk diketahui: Setiap orang tidak dapat menyucikan dirinya dengan kemampuannya, dengan kecakapannya, dengan kepandaiannya, dengan hartanya, dengan kekayaannya, dengan segala sesuatu kelebihan yang dia miliki. Kehidupan seseorang menjadi suci karena memberi diri disucikan oleh air dan firman Allah yang limpah.

Wahyu 22:1

Sungai air kehidupan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, inilah air firman yang limpah.
Adapun sungai air kehidupan ini “jernih bagaikan Kristal”, menunjuk kepada suatu pemberitaan firman yang tidak dipalsukan.

2 Korintus 4:1-2
(4:1) Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.
(4:2) Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.

Di tengah-tengah pelayanannya, Rasul Paulus menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan, yaitu tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah yang disampaikannya.
Firman Allah yang ditambahkan dan dikurangkan, itu adalah firman yang dipalsukan, itu bukan firman yang benar dan murni.
-       Ditambahkan, artinya; menyampaikan satu dua ayat, lalu disertai atau ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, disertai dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong dan cerita-cerita lainnya.
Tetapi perlu juga saya sampaikan: Cerita isapan jempol tidak mungkin dapat menyucikan kehidupan sidang jemaat, sekalipun kesaksian dari pada hamba Tuhan itu luar biasa, belum tentu bisa menyucikan sidang jemaat. Kehidupan sidang jemaat hanya dapat disucikan oleh air dan firman yang limpah.
-       Dikurangkan, artinya: Pemberitaan tentang salib diganti dengan dua hal;
1.     Teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya di dalam mengikuti Tuhan.
2.     Tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat. Untuk kesekian kali saya katakan: sejuta kali mujizat terjadi di hadapan kita, tetapi kalau salib tidak ditegakkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu, semuanya tidak ada artinya, nol di hadapan Tuhan.

2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Rasul Paulus menyampaikan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, disebut juga cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, inilah yang benar.

2 Korintus 4:5
(4:5) Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.

Rasul Paulus berkata: “bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan”
Itu sebabnya tadi saya sampaikan: Sehebat apapun kesaksian atau pengalaman hidup dari seorang hamba Tuhan, hal itu tidak sanggup menyucikan (menguduskan) kehidupan dari sidang jemaat, tetapi yang benar adalah kita disucikan oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, itulah cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, maka dengan demikian kita diselamatkan.

Beda dengan orang yang ditentukan untuk binasa, adalah orang-orang yang tidak menikmati pembukaan rahasia firman, tidak melihat cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, tidak melihat firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, tidak menikmati pemberitaan firman Allah yang limpah.
Tetapi supaya kita senantiasa disucikan dari hari ke hari, maka kita sangat membutuhkan air firman yang limpah, itulah yang disebut dengan cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, itulah sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal.
Kristal, berarti; transparan, luar dan dalam sama, tampil apa adanya, tidak dibuat-buat, itu menunjuk kepada orang yang jujur, sedangkan orang jujur dipimpin oleh ketulusan hati.
Jernih bagaikan kristal, itulah firman yang tidak dipalsukan, tidak dicampuri dan tidak dikotori dengan firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.

Pendeknya, Rasul Paulus tidak menambahkan dan tidak mengurangkan firman Allah.

Tentang: DIMURNIKAN.
1 Petrus 1:1-2
(1:1) Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, (1:2) yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.

Orang-orang yang dipilih itu dikuduskan oleh Roh Tuhan. Saat ini kita berada di dalam kegiatan Roh, lewat ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan, tujuannya; supaya kehidupan kita ini dikuduskan dan disucikan oleh Roh itu sendiri.
Setelah kehidupan kita disucikan (dikuduskan) oleh Roh, selanjutnya kita menjadi taat kepada Yesus Kristus, tidak taat kepada yang lain-lain, tidak taat kepada harta, tidak taat kepada uang, tidak taat kepada pekerjaan dengan aturan-aturan yang ada di sana, tidak taat kepada menuntut ilmu dengan aturan-aturan yang ada di sana, dengan lain kata; menempatkan Kristus sebagai Kepala atas tubuh, sebab Kepala yang menyelamatkan tubuh, tidak yang lain-lain.
Selanjutnya, orang-orang yang dikuduskan oleh Roh itu menerima percikan darah, berarti; menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, supaya akhirnya kehidupan kita dimurnikan.

Kalau kita tidak taat kepada Yesus Kristus, tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala, dan tidak mengalami percikan darah, maka sampai kapan pun orang semacam ini tidak pernah dimurnikan di hadapan Tuhan.
Oleh sebab itu, sudah selayaknya kita mengucap syukur kepada Tuhan; lewat pembukaan rahasia firman Tuhan, kita dimurnikan oleh Tuhan, sebagaimana dalam 1 Petrus 1:1-2, orang-orang yang dipilih itu disucikan oleh Roh Tuhan, sampai akhirnya taat kepada Yesus Kristus, kemudian menerima percikan darah, tujuannya; supaya kehidupan kita dimurnikan. Kehidupan seseorang dimurnikan, karena:
-       Karena kita taat kepada Yesus Kristus.
-       Karena kita menerima percikan darah.
Kalau dua perkara ini tidak kita alami, maka kita tidak akan menjadi suatu kehidupan yang dimurnikan. Oleh sebab itu, saat kita dimurnikan, tidak perlu bersungut-sungut apalagi menentang dan memberontak.
Memang unik cara Tuhan untuk memurnikan kehidupan kita, tetapi itu adalah suatu keharusan.

1 Petrus 1:6-7
(1:6) Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. (1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Bergembiralah akan hal itu”, berarti;
1.     Kalau kita taat kepada Yesus Kristus dan menempatkan Kristus sebagai Kepala, sebagai Pemimpin, bergembiralah, karena kita tidak taat kepada yang lain-lain. Bergembiralah karena kita tidak jadikan uang, harta, kekayaan, usaha, pekerjaan menjadi kepala, karena itu semua tidak bisa menjamin kehidupan kita untuk menerima keselamatan.
2.     Apabila kita menerima percikan darah, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, bergembiralah akan hal itu. Sekali lagi saya tandaskan: tidak perlu memberontak, bersungut-sungut, apalagi menentang firman Allah, karena itu adalah cara Tuhan supaya kehidupan kita dimurnikan.

Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian iman kita, sebab kemurnian iman itu jauh lebih tinggi nilainya dari emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api. Kemurnian iman itu nilainya lebih tinggi dari logam mulia, dari emas tua manapun.

1 Petrus 8-9
(1:8) Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, (1:9) karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

Iman yang murni akan membawa kita sampai kepada tujuan hidup, itulah keselamatan yang kekal, hidup kekal di dalam Kerajaan Sorga. Oleh sebab itu, iman itu harus murni, tidak boleh dicampur-campur.
Kalau iman dicampur-campur, tidak membawa kita sampai pada keselamatan, itulah ibadah pelayanan yang dicampur dengan pengertian manusia; menambah jumlah jiwa dengan cara ajaran pengikut-pengikut Nikolaus, mengikuti ajaran Bileam yaitu menerima upah, dan lain sebagainya.

Kalau beribadah, beribadahlah sungguh-sungguh, dan kalau melayani Tuhan, layani Tuhan dengan sungguh-sungguh, tidak dicampur dengan yang lain-lain. Kita datang bukan untuk mencari upah uang, kita datang bukan untuk kepentingan manusia, tetapi betul-betul kita datang beribadah dan melayani dengan iman yang murni, yang membawa kita mencapai tujuan iman, itulah keselamatan jiwa.
Kita datang beribadah, kita mau melayani Tuhan dengan satu tujuan supaya mendapat pekerjaan, itu adalah iman dicampur-campur. Kalau iman dicampur-campur, nanti ketika sesuatu hal yang sesuai dengan keinginan itu tidak tercapai, di situ membuat hati kita murung, tidak ada sukacita, tidak ada kegembiraan, dan lain sebagainya.

Tetapi sekalipun kita belum pernah melihat Tuhan Yesus yang adalah Kristus Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga;
-       dengan kemurnian iman, kita tetap mengasihi Dia,
-       dengan kemurnian iman, kita tetap percaya kepada Dia,
-       dengan kemurnian iman, kita tetap bergembira sekalipun kita berduka saat di bumi ini.
Jadi, kemurnian iman itu penting. Sekalipun kita belum pernah melihat Dia, namun kita mengasihi-Nya, kita percaya kepada Dia, kemudian bergembira, karena sukacita mulia yang tidak terkatakan itu menjadi bagian kita masing-masing.

Semoga hari lepas hari kita semakin dewasa karena dimurnikan oleh pembukaan rahasia firman. Semua penglihatan atau firman Allah yang dilihat dan didengar oleh Rasul Yohanes; disembunyikan (dimeteraikan), bukan untuk ditulis. Hal yang senada juga pernah Tuhan nyatakan kepada Daniel, tetapi bukan bermaksud untuk menyakiti, mencelakakan umat-Nya. Maksud Tuhan di situ supaya kita terus menyelidiki apa yang masih tersembunyi sampai terjadi pembukaan rahasia firman, tujuannya tidak lain tidak bukan;
1.     Supaya kehidupan kita disucikan.
2.     Supaya kehidupan kita dimurnikan.

Tentang: DIUJI.
1 Petrus 4:12
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

Rasul Petrus menuliskan tulisannya, yaitu; supaya kita jangan heran akan nyala api siksaan sebagai ujian, sebab judul perikop dari ayat ini pun adalah “Menderita sebagai Kristen
Dalam suratan tahbisan, 2 Timotius 3: 12 dikatakan “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya”, maka jangan terheran-heran akan nyala api siksaan sebagai ujian.
Yesus sendiri sudah memberi teladan itu kepada kita, dan kita dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya, yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib, itulah korban pendamaian bagaikan tujuh kali percikan di depan tabut perjanjian dan tujuh kali percikan di atas tutup pendamaian.

1 Petrus 4:13-14
(4:13) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. (4:14) Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

Nyala api siksaan sebagai ujian itu memang harus terjadi, supaya lewat nyala api siksaan atau ujian ini; Roh kemuliaan ada di dalam hidup kita.
Roh kemuliaan itu belum turun selama kita belum memuliakan Tuhan, sebelum kita mengalami nyala api siksaan sebagai ujian. Roh kemuliaan itu akan menguasai kita ketika kita memuliakan Tuhan, lewat nyala api siksaan sebagai ujian, lewat salib yang harus kita pikul.

Sekalipun kita ini bawahan, sekalipun kita ini orang yang kecil dan hina di muka bumi ini, tidak mempunyai kedudukan dan jabatan yang tinggi, asal kita betul-betul mengalami nyala api siksaan sebagi ujian, maka Roh kemuliaan itu menguasai dia. Sebaliknya, sekalipun dia mempunyai kedudukan, jabatan yang tinggi, harta, kekayaan yang banyak, tetapi kalau dia tidak mengalami nyala api siksaan sebagai ujian, maka Roh kemuliaan itu tidak menguasai kehidupannya.
Jadi, kita harus memahami perbedaan antara kemuliaan yang dari Tuhan dan kemuliaan yang datang dari bumi.

Sekali lagi saya tandaskan: Jangan terheran-heran dengan nyala api siksaan sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kita, padahal nyala api siksaan sebagai ujian adalah sarana yang paling efektif, sarana yang sangat menguntungkan sidang jemaat, supaya ia dipenuhi dengan Roh kemuliaan.

1 Petrus 4:14
(4:15) Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. (4:16) Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.

Pembunuh, pencuri, penjahat, serta pengacau di belakangnya berdiri Iblis atau Setan, itulah musuh, tetapi kalau kita penuh dengan Roh kemuliaan, maka musuh akan dikalahkan, musuh akan rebah, tidak bertahan berdiri berhadapan dengan kita face to face, tidak tahan terhadap kemuliaan Allah itu sendiri. Itu pentingnya Roh kemuliaan itu.

Saat ini kita benar-benar diperhatikan oleh Tuhan, Tuhan mau mempermuliakan kehidupan yang kecil dan hina ini. Memang menderita oleh nyala api siksaan sebagai ujian adalah sarana yang tidak sesuai dengan akal pikiran, tidak masuk logika, tetapi itu harus. Itulah tentang kehidupan yang diuji.

Pertanyaannya sekarang: Siapakah yang akan disucikan, dimurnikan, dan diuji itu?
Daniel 12:10
(12:10) Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.

Perhatikan kalimat: “tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya”
Berarti, yang disucikan dan dimurnikan serta diuji lewat pembukaan rahasia firman ialah orang-orang yang bijaksana, bukan orang fasik, karena orang fasik tetap berlaku fasik.
Jadilah suatu kehidupan yang bijaksana; bijaksanalah mendengar firman, bijaksanalah saat memperhatikan firman, sesuai dengan Lukas 8: 18, “perhatikanlah cara kamu mendengar

Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

Orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala.
Maka sekali lagi saya tandaskan: Jadilah kehidupan yang bijaksana. Saat mendengar firman, bijaksana. Saat memperhatikan firman yang disampaikan, bijaksana.
Jangan selalu bersungut-sungut, jangan selalu mempersalahkan firman yang disampaikan, berlakulah bijaksana.

Tugas orang-orang bijaksana: Menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Bintang timur menuntun orang Majus dari Timur sampai tiba di tujuan, mereka melihat Yesus yang dilahirkan, Dialah Raja orang Yahudi. Kalau kita memberi diri dituntun oleh bintang-bintang di cakrawala, maka kita akan dituntun sampai kerajaan Allah.
Berlakulah bijaksana, jadilah suatu kehidupan yang bijaksana. Jangan menganggap enteng, jangan bermasa bodo terhadap pemberitaan firman, apalagi merasa diri pandai dan sudah mengerti firman, itu bukan orang yang bijaksana. Tetapi orang yang bijaksana; sungguh-sungguh mendengar dan memperhatikan firman yang disampaikan.

Orang yang bijaksana itu bercahaya seperti bintang-bintang di cakrawala.
Bintang-bintang -> hamba-hamba Tuhan, guru-guru kebenaran di dalam rumah Tuhan.
Tugas mereka adalah menuntun sidang jemaat kepada kebenaran sampai tiba di dalam Kerajaan Allah, bertemu dengan Raja di dalam Kerajaan Allah.
Kalau kita perhatikan Wahyu 1: 16, “di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang”, maka seorang hamba Tuhan harus menjadi tangan kanan Tuhan, harus menjadi guru-guru di dalam kebenaran di dalam rumah Tuhan, menjadi contoh teladan, menuntun sidang jemaat di dalam kebenaran untuk membawa sidang jemaat sampai kepada tujuan yang abadi. 

Filipi 2:12-15
(2:12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, (2:13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (2:14) Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, (2:15) supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,

Orang-orang yang bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan di tengah-tengah yang sesat hatinya.

Ada dua hal yang harus diperhatikan untuk menjadi bintang-bintang yang bercahaya, untuk menjadi orang yang bijaksana.
Yang Pertama: TAAT.
Berarti; taat kepada kebenaran, taat kepada kehendak Allah, tidak taat kepada aturan dunia.
Saat kita taat kepada kehendak Allah seringkali bertentangan dengan aturan-aturan dunia ini, tetapi kita harus taat kepada Kristus Kepala, taat kepada kehendak Allah, tidak taat kepada aturan-aturan yang ada di dunia ini.

Tanda kehidupan yang taat kepada Tuhan adalah mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar.
Kalau kita takut dan gentar kepada Tuhan, kita abaikan aturan-aturan yang ada di dunia ini, kita tidak takut dengan aturan-aturan dunia, seperti apapun aturan yang ada di dunia ini, kita tidak peduli apapun resikonya. Di dunia ini ada banyak aturan, tetapi orang yang taat kepada Tuhan, ia akan mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar kepada Tuhan.

Ketika kita taat kepada Tuhan, taatlah dengan sungguh-sungguh tanpa disertai dengan perasaan manusia daging, persis seperti imam-imam yang mengangkut Tabut Perjanjian, yang memang orang Lewi. Mengapa Tuhan memilih orang Lewi? Karena orang Lewi ini menyandang pedang, lalu selanjutnya membunuh orang-orang; teman-temannya, sesamanya, tetangganya yang hidup menurut daging.

Ada dua hal yang harus diperhatikan untuk menjadi bintang-bintang yang bercahaya, untuk menjadi orang yang bijaksana.
Yang Kedua: Mempunyai kemauan maupun pekerjaan yang dari Tuhan.
Kita beribadah dan melayani Tuhan karena kita mempunyai kemauan, tetapi bukan kemauan yang dari manusia, bukan kemauan karena memiliki pengertian manusia. Kita mau beribadah dan melayani karena kita mempunyai kemauan yang dari Tuhan.
Jadi, kita mengerjakan ibadah dan pelayanan ini karena kita mempunyai kemauan yang dari Tuhan. Jangan kita melayani karena ada maunya, jangan melayani karena ada kepentingan manusia, tetapi kita beribadah dan melayani karena kemauan Tuhan.

Tanda seseorang melayani pekerjaan Tuhan karena kemauan yang dari Tuhan adalah melakukan segala sesuatu (kegiatan-kegiatan Roh) dengan tidak bersungut-sungut dan dengan tidak berbantah-bantah.
Kalau ada seorang imam melayani tetapi disertai dengan bersungut-sungut, berarti ia melayani karena kemauannya,  berarti ia melayani karena kepentingannya. 
Kalau kita melayani Tuhan dengan dasar kerelaan dan kemauan yang dari Tuhan, maka kita akan melayani Tuhan dengan tidak bersungut-sungut, dengan tidak berbantah-bantah, sampai akhirnya kita menjadi orang yang bijaksana, sama seperti bintang-bintang di cakrawala, yang tugasnya; menuntun banyak orang kepada kebenaran.

Inilah orang-orang yang menghargai pembukaan rahasia firman. Inilah orang-orang yang mau disucikan dan dimurnikan dan diuji sampai menjadi suatu kehidupan yang bijaksana yang digambarkan seperti bintang-bintang di cakrawala.

Dampak negatif apabila tidak menghargai pembukaan rahasia firman.
Daniel 12:10
(12:10) Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.

Orang-orang fasik berlaku fasik, berarti; tidak memahami dan tidak peduli dengan pembukaan rahasia firman, dia hanya peduli dengan perbuatan-perbuatannya yang fasik, dia hanya peduli dengan kesukaan hatinya.
Kalau dia bukan orang fasik, dia akan menghargai, menjunjung tinggi, menghormati setinggi-tingginya pembukaan rahasia firman lebih dari yang ada di atas muka bumi ini.
Hal ini tidak bisa kita pungkiri, dan janganlah kita marah terhadap kebenaran firman.

Lebih terang lagi di sini dituliskan oleh nabi Hosea.
Hosea 4:6
(4:6) Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.

Nabi Hosea mengatakan: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah”, secara rinci; menolak pembukaan rahasia firman Allah, maka dia tidak pantas untuk menjadi seorang imam, dia tidak pantas menikmati berkat-berkat sampai kepada anak cucu.

Untuk menyeberangi laut Teberau, bangsa Israel dipimpin oleh tongkat Musa.
-       Tongkat itu pernah berubah menjadi ular di hadapan Firaun, berarti; terjadi mujizat.
-       Dan tongkat yang sama inilah yang menuntun dan membelah laut Terberau.
Tetapi kenyataannya, mayat-mayat dari pada bangsa Israel bergelimpangan di padang gurun, tidak ada yang sampai ke tanah perjanjian, kecuali Kaleb dan Yosua.
Maka untuk menyeberang sungai Yordan yang menuntun bangsa Israel ialah Tabut Perjanjian; Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.

Resiko menolak pembukaan rahasia firman:
1.     Tidak layak menjadi seorang imam.
2.     Anak-anaknya tidak menikmati berkat dari sorga, mayat bergelimpangan.
Tetapi puji Tuhan, lewat Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, bangsa Israel dipimpin untuk menyeberangi sungai Yordan, dan akhirnya tiba di tanah perjanjian.

Maka, selekasnya kita memperhatikan firman ini, berarti selekasnya melupakan segala yang di belakang. Untuk menikmati pembukaan rahasia firman, memang tidak boleh disertai dengan perasaan manusia daging.
Tetapi orang yang fasik, mereka itu berlaku fasik, tidak peduli dengan pembukaan rahasia firman, mereka hanya peduli dengan kesukaan sesaat, maka Hosea pun memberi nubuatan tentang perkara itu,  Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah”, karena menolak pembukaan rahasia firman. Hal ini harus kita beri perhatian khusus, supaya tidak berlaku fasik lagi.

Yehezkiel 12:27-28
(12:27) "Hai anak manusia, lihatlah, kaum Israel berkata: Penglihatan yang dilihatnya itu, harinya masih jauh, nubuatan yang diucapkannya, waktunya masih lama. (12:28) Oleh karena itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak satu pun dari firman-Ku akan ditunda-tunda. Apa yang Kufirmankan akan terjadi, demikianlah firman Tuhan ALLAH."

Bangsa Israel berlaku fasik di hadapan Tuhan, mereka tidak tanggap dengan pembukaan rahasia firman Tuhan, mereka menunda-nunda pembukaan rahasia firman, mereka tidak segera melakukan apa yang mereka dengar, mereka menunda-nunda untuk melakukannya, karena mereka berlaku fasik.
Tetapi perlu untuk diketahui: Tidak satupun dari firman Tuhan akan ditunda-tunda. Apa yang difirmankan oleh Tuhan akan terjadi, demikianlah firman Allah. 

Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, jangan lagi kita berlaku fasik dan berkata: Kedatangan Tuhan masih lama. Jangan kita berlaku fasik dan bersikap menunda-nunda untuk mempraktekkan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Ingat, Firman Tuhan tidak ditunda-tunda, akan segera terlaksana, maka sekaranglah waktunya bagi kita untuk lebih lagi menghargai pembukaan rahasia firman.

-       Tuhan mengatakan kepada Rasul Yohanes, bahwa; ketujuh bunyi guruh itu dimeteraikan, bukan untuk ditulis.
-       Juga Tuhan pernah berkata kepada Daniel, bahwa; firman Allah (penglihatan) yang didapat oleh Daniel harus disembunyikan (dimeteraikan).
Tujuannya; supaya kita sungguh-sungguh menyelidikinya, sehingga dengan demikian terjadilah pembukaan rahasia firman. Tetapi orang fasik tetap berlaku fasik, tidak menghargai pembukaan rahasia firman Allah.

Yehezkiel 12:9-10
(12:9) "Hai anak manusia, bukankah ditanya oleh kaum Israel, kaum pemberontak itu kepadamu: Apakah yang kaulakukan ini? (12:10) Katakanlah kepada mereka: beginilah firman Tuhan ALLAH: Ucapan ilahi ini mengenai raja di Yerusalem dan seluruh kaum Israel yang tinggal di sana.

Di sini kita perhatikan: “Hai anak manusia, bukankah ditanya oleh kaum Israel, kaum pemberontak itu kepadamu: Apakah yang kaulakukan ini?”
Jadi, oleh karena bangsa Israel berlaku fasik, apapun yang dilakukan oleh nabi Daniel, bagi mereka tidak ada artinya. Seindah apapun pembukaan rahasia firman, tidak ada artinya bagi orang fasik. Sekalipun lewat pembukaan rahasia firman ada suatu janji yang indah dinyatakan, yaitu janji keselamatan, tetapi bagi orang fasik itu tidak berarti.

Yesaya 29:11-12
(29:11) Maka bagimu penglihatan dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab yang termeterai, apabila itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat, sebab kitab itu termeterai"; (29:12) dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat membaca."

Baik yang dapat membaca maupun yang tidak dapat membaca, tidak dapat melihat pembukaan rahasia firman.
Baik orang Yahudi, baik orang kafir, kalau ia berlaku fasik; tidak pernah menghargai pembukaan rahasia firman.

Pertanyaan besar: Mengapa bisa seperti itu?
Mari kita perhatikan ayat 9-10.
Yesaya 29:9-10
(29:9) Tercengang-cenganglah, penuh keheranan, biarlah matamu tertutup, buta semata-mata! Jadilah mabuk, tetapi bukan karena anggur, jadilah pusing, tetapi bukan karena arak! (29:10) Sebab TUHAN telah membuat kamu tidur nyenyak; matamu -- yakni para nabi -- telah dipejamkan-Nya dan mukamu -- yaitu para pelihat -- telah ditudungi-Nya.

Bangsa ini menjadi bangsa yang buta, mengapa? Karena mata bangsa itu, yakni para nabi, sudah dipejamkan, sudah buta rohani. Kemudian, muka mereka, yaitu para penglihat, para hamba-hamba Tuhan, telah ditudunginya, sama seperti buta. Jadi, baik nabi, baik pelihat-pelihat sudah buta, dan akhirnya bangsa itu menjadi buta.

Sehingga tadi kita sudah melihat; yang dapat membaca, juga yang tidak dapat membaca, sama-sama tidak dapat melihat pembukaan rahasia firman, karena nabi dan pelihatnya sudah buta, maka bangsa itu pun buta.
Tetapi bagi kita, saya tandaskan; biarlah kita terus berdoa supaya Tuhan terus membukakan rahasia firman-Nya, supaya kehidupan sidang jemaat tidak menjadi kehidupan yang buta, melainkan kehidupan yang terus menikmati pembukaan rahasia firman, sampai kita betul-betul melihat keadaan sorga seutuhnya kelak. 
Nabi tidak boleh buta, pelihat juga tidak boleh buta, supaya kehidupan kita tidak menjadi buta rohani. Kalau hamba Tuhan hanya berbicara soal kesaksian hidup sepertinya hebat-hebat, itu tidak cukup untuk menyelamatkan kehidupan sidang jemaat. 

Yang tidak menghargai pembukaan rahasia firman Allah adalah orang fasik, ia tetap berlaku fasik.
-       Mereka mabuk bukan karena anggur, berarti hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat.
-       Mereka pusing bukan karena ara, berarti mereka pusing dengan perkara lahiriah.
Di situlah letaknya sehingga mereka tetap berlaku fasik.
Tuhan baik kepada kita, Dia memberi pengertian-pengertian kepada kita.

Kaitannya dengan Wahyu 5:7-8, Anak Domba Allah telah disembelih, sehingga Dia layak untuk membuka gulungan kitab, terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan.
Tetapi di sini kita melihat; bangsa yang buta ini tetap berlaku fasik. Orang fasik tetap berlaku fasik, tidak menjunjung tinggi korban Kristus.
Salomo memiliki hikmat dari sorga, juga Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Korintus, bahwa; pemberitaan firman tentang salib adalah hikmat Allah. Jadi, lewat korban Kristus inilah kita boleh menikmati hikmat Allah, menikmati pembukaan rahasia firman, tetapi bangsa yang buta tetap berlaku fasik, sehingga mereka menjadi bangsa yang buta.

Daniel 10:14
(10:14) Lalu aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu."

Apa tandanya bahwa sekarang ini adalah hari yang terakhir? Hari ini terjadi pembukaan rahasia firman Allah, itu tanda bahwa hari ini betul-betul adalah hari-hari terakhir.
Saat ini kita dengan sungguh-sungguh menyelidiki, meneliti segala hukum-hukum yang sudah ditulis oleh nabi Daniel supaya sampai akhirnya terjadi pembukaan rahasia, selanjutnya kehidupan kita ini menjadi bijaksana.
Kehidupan yang bijaksana adalah kehidupan yang sudah disucikan, sudah dimurnikan, dan sudah melalui nyala api siksaan sebagai ujian, sehingga dia layak menjadi bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala untuk menuntun banyak orang kepada kebenaran, seperti orang-orang Majus dituntun sampai menghadap Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu.

Biarlah kiranya firman ini melahirkan kehidupan kita, kita dilahirkan oleh pembukaan rahasia firman sampai kita menemukan Raja di atas segala raja.
Memang tujuh bunyi guruh itu harus dimeteraikan, bukan untuk ditulis, tetapi bukan berarti Tuhan mau mencelakakan kita. Tuhan mau ajar, Tuhan mau didik kita untuk terus menyelidiki dan menyelidiki, sehingga terjadilah pembukaan rahasia firman Allah.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment