KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, September 16, 2019

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 06 JUNI 2019



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 06 JUNI 2019


KITAB RUT
(Seri: 51)

Subtema: BELUM AKIL BALIG

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi tempat ini dan setiap kehidupan kita yang hadir seberapa pun yang ada malam ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, di mana pun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita. Sebab itu kita berdoa, kita mohon kemurahan Tuhan supaya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita malam ini.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan Perjamuan Suci dari KITAB RUT.
Rut 2:10
(2:10) Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"

“Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah.”
Dalam hal ini, Rut menunjukkan suatu sikap yang baik setelah dia mendapat jaminan dan bekal dari Boas rohani, yaitu Tuhan Yesus Kristus
Sujud menyembah dengan muka sampai ke tanah adalah tanda:
1.     Ketundukan Rut.
2.     Kedewasaan Rut.

Tentang ketundukan Rut telah disampaikan pada minggu-minggu yang lalu, sekarang kita akan memeriksa, tentang: KEDEWASAAN RUT.
Dewasa artinya; telah meninggalkan sikap kanak-kanak atau telah akil balig.

Galatia 4:1,3
(4:1) Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; (4:3) Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.

Kehidupan yang belum akil balig (kanak-kanak rohani), ia sama dengan seorang hamba, sebab ia takluk kepada roh-roh dunia atau menghambakan diri kepada roh-roh dunia.

1 Yohanes 4:1-4
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia. (4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.

Sebetulnya, roh-roh dunia, roh-roh yang ada di dalam dunia ini, tidak lebih tidak kurang adalah roh antikristus.

1 Yohanes 4:5
(4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.

Tanda bahwa seseorang takluk (menghambakan diri) kepada roh-roh dunia ialah berbicara atau sibuk tentang hal-hal duniawi.
Pendeknya: Roh-roh dunia atau roh antikristus anti terhadap:
1.     Salib Kristus atau pengorbanan Kristus.
2.     Takhta Allah yaitu ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan yang ada di dalamnya.
3.     Kerajaan Sorga atau perkara-perkara yang ada di atas.
Melainkan sibuk berbicara perkara-perkara di bawah, di bumi ini, dengan lain kata; tidak terlepas dari daya tarik bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Mengapa demikian? Karena baik hati, maupun pikiran mereka telah dikuasai oleh roh-roh dunia atau roh antikristus.

Galatia 4:1-2
(4:1) Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; (4:2) tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.

Apabila kehidupan seseorang belum akil balig, maka ia masih berada di bawah perwalian atau ia masih berada di bawah pengawasan, dengan kata lain; belum mendapat kepercayaan dari Tuhan.
Sesungguhnya, orang yang melayani Tuhan adalah orang yang dewasa, artinya; ia telah dipercayai oleh Tuhan untuk memikul sebuah tanggung jawab. Kehidupan yang dewasa, dia tidak berada di bawah perwalian, dia tidak perlu diawasi.

Inilah keadaan apabila kehidupan seseorang belum akil balig, belum dewasa secara rohani, masih berada di bawah perwalian, berada di bawah pengawasan, Tuhan belum mempercayakan suatu pelayanan kepadanya.

Galatia 4:4-5
(4:4) Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. (4:5) Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.

Selain takluk (menghambakan diri) kepada roh-roh dunia, seorang yang belum akil balig juga “takluk kepada hukum Taurat.”
Hukum Taurat, menunjuk kepada; perjanjian yang pertama, berarti; menjalankan ibadah dan pelayanan secara lahiriah. Sedangkan perjanjian yang kedua, berbicara tentang kasih karunia yang Tuhan nyatakan kepada kita setelah Yesus menggenapi hukum taurat di atas kayu salib.

Mari kita melihat sejenak: HUKUM TAURAT, menunjuk pejanjian yang pertama.
Ibrani 10:1
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.

Hukum Taurat hanya bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Jadi, hukum Taurat  tidak mungkin menyempurnakan dan memberi keselamatan kepada mereka yang hidup di dalamnya, sekalipun korban yang sama terus menerus dipersembahkan, tiap-tiap tahun sekali.

Ibrani 10:2-4
(10:2) Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. (10:4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.

Setiap tahun, Imam besar mengadakan pendamaian dosa, dengan membawa darah lembu jantan muda dan darah domba jantan. Selanjutnya sebagian darah itu harus dibawa masuk sampai ke Ruangan Maha Suci sesuai dengan  Imamat 16, setiap tahun dan terus menerus. Itulah hukum yang pertama atau perjanjian yang pertama.
Tetapi oleh karena korban yang dipersembahkan terus menerus setiap tahun (cara yang pertama), justru mengingatkan orang lain akan adanya dosa, mengapa demikian? Karena dia sadar, bahwa besok masih ada korban yang dipersembahkan untuk memperdamaikan dosanya. Pendeknya; hukum Taurat itu merangsang seseorang untuk berbuat dosa. Hukum Taurat itu tidak menyempurnakan dan tidak menyelamatkan.

Roma 7:5
(7:5) Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.

Hawa nafsu dosa dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh, agar berbuah bagi maut.
Sepuluh hukum Taurat tertulis di dalam dua loh batu. Di dalam hukum Taurat itu terdapat sembilan kali kata “jangan” sebagai larangan supaya bangsa Israel jangan berbuat dosa, tetapi dengan adanya kata “jangan” bangsa Israel justru terangsang untuk berbuat dosa, melanggar hukum Allah.

Roma 7:7
(7:7) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"

Kita tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: “Jangan mengingini.”
Ini sudah membuktikan kepada kita, bahwa hukum Taurat itu betul-betul merangsang keinginan untuk berbuat dosa.

Roma 7:8
(7:8) Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati.

“Tanpa hukum Taurat dosa mati”, artinya; seandainya tidak ada hukum Taurat, dosa itu habis.
Berarti, sudah sangat jelas, bahwa; hukum Taurat itu membangkitkan di dalam diri kita rupa-rupa keinginan atau bermacam-macam keinginan, itulah yang disebut hawa nafsu dosa.

Ibrani 10:3-4
(10:3) Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. (10:4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.

Darah lembu jantan dan darah domba jantan tidak mungkin menghapus dosa manusia, seperti yang dikerjakan dalam hukum Taurat, oleh Imam Besar di dalam Perjanjian yang pertama (Perjanjian Lama). Tetapi justru oleh korban yang dipersembahkan terus menerus setiap tahun itu, orang diperingatkan untuk kembali berbuat dosa.

Intinya: Darah binatang tidak mungkin menghapus dosa manusia, tetapi itu merupakan gambaran dan bayangan dari keselamatan, bukan hakekat dari keselamatan (kebenaran), itu sebabnya Yesus Kristus disebut Anak Domba yang disembelih.

Tadi kita sudah melihat di dalam surat Galatia: Orang-orang yang belum akil balig menghambakan diri kepada roh-roh dunia itulah roh antikris, juga takluk kepada hukum Taurat, sehingga mereka menjalankan ibadah hanya bersifat secara lahiriah. Hukum taurat hanyalah bayangan dari keselamatan, bukan hakekat dari keselamatan.

Ibrani 10:8
(10:8) Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat —.

Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --
Tuhan tidak menghendaki korban-korban dari binatang, sebagai korban bakaran dan korban penghapus dosa, Tuhan tidak berkenan meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. Itu sebabnya Allah mengutus Anak-Nya yang Tunggal untuk mempersembahkan tubuh-Nya sebagai korban di atas kayu salib, sesuai dengan apa yang tertulis di dalam gulungan kitab.

Ibrani 10:9-10
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. (10:10) Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.

Kita harus sadar: Kalau kita dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh korban Kristus, bukan oleh korban binatang lagi seperti pada perjanjian yang pertama (hukum Taurat).

Orang-orang yang menjalankan ibadah Taurat, berarti; menjalankan ibadah secara lahiriah, mereka keliru dalam mengikuti Tuhan.
Persamaan dari ibadah Taurat (ibadah lahiriah) adalah mulut memuliakan Tuhan, tetapi hatinya jauh dari firman Tuhan, dengan lain kata; tubuh jasmani dipersembahkan kepada Tuhan, tetapi manusia dalam (manusia batiniah) tidak dipersembahkan kepada Tuhan. Ini merupakan ibadah yang sia-sia.
Ibadah lahiriah adalah ibadah yang tidak mengandung janji dan kuasa, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.

Saudara tidak perlu takut kepada seorang gembala (hamba Tuhan), tetapi saudara takutlah kepada Tuhan. Jangan terlihat mulut memuji Tuhan, tetapi hati jauh dari Tuhan. Saudara pikir, saya senang kalau saudara takut kepada saya, lalu saudara tidak takut kepada Tuhan, dengan lain kata bebas berbuat dosa kejahatan dan dosa kenajisan di belakang sana? 

Ibrani 9:26
(9:26) Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.

Yesus Anak Allah adalah Imam Besar. Kalau pelayanan Yesus sama seperti pelayanan pada perjanjian yang pertama (hukum Taurat), maka Dia harus berulang-ulang disalib.

Tetapi hanya oleh satu korban kita telah disucikan dari dosa, dan disempurnakan untuk selama-lamanya. Cukup satu kali saja Dia dikorbankan untuk menguduskan, menyempurnakan untuk selama-lamanya, tidak perlu berulang-ulang, seperti pelayanan pada perjanjian yang pertama (hukum Taurat).
Sesuai dengan Ibrani 10:21, kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala rumah Allah. Ia telah mengadakan pendamaian dosa, sehingga tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah, dengan lain kata; Dia telah membuka jalan untuk kita memperoleh hidup yang kekal.

Mereka yang belum akil balig (belum dewasa rohani), masih berada di bawah perwalian dan masih berada di bawah pengawasan, belum dipercayakan untuk melayani pekerjaan Tuhan.

Ciri-ciri belum akil balig.
Galatia 4:8
(4:8) Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah.

Seorang yang belum akli balig, memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah yang hidup, dengan kata lain; hidup di dalam penyembahan berhala.
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, antara lain:
1. Merasa diri lebih baik, lebih benar, dan lebih suci dari orang lain, menunjuk; orang yang suka bermegah.
2. Meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena pekerjaan, hanya karena kesibukan-kesibukan, serta perkara-perkara lainnya di bumi ini. Kesibukan nomor satu, ibadah dan pelayanan domor dua.
3. Keras hati, itu disebut penyembahan berhala.

Mazmur 115:2-4
(115:2) Mengapa bangsa-bangsa akan berkata:"Di mana Allah mereka?" (115:3) Allah kita di sorga;Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! (115:4) Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia,

Mengapa bangsa-bangsa akan berkata: “Di mana Allah mereka?”
Jawabanya: Karena mereka telah memperhambakan diri kepada berhala-berhala, yaitu allah perak dan emas, buatan tangan manusia.
Kalau seseorang menyembah Allah yang hidup, maka dia harus sadar, bahwa; Allah yang hidup ada di dalam kerajaan Sorga, Dia bertakhta di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.

Kalau seseorang hidup di dalam penyembahan berhala (bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah), mereka itu  mengecilkan bangsa yang terpilih, milik kepunyaan Allah, dan berkata;
-       Di mana Allah mereka, kok miskin?
-       Di mana Allah mereka, kok tidak punya mobil?
-       Di mana Allah mereka, kok tidak punya rumah?
-       Di mana Allah mereka, kok selalu mengontrak? 
Mengapa bertanya dimikian? Karena mereka memperhambakan diri kepada berhala perak dan emas, buatan tangan manusia. Mereka mempertuhankan kekayaan, tidak lagi mempertuhankan Allah yang hidup, Allah di sorga, Dia bertakhta di tengah ibadah dan pelayanan malam ini, bertakhta di hati kita masing-masing. Tetapi karena dia tidak melihat Allah yang hidup, dia hanya melihat harta, kekayaan, uang yang banyak, maka mereka bertanya: Di mana Allah mereka?.

Tuhan menciptakan langit, bumi dan isinya, dan laut dengan segala isinya selama enam hari, dan hari ketujuh berhenti. Tuhan beri enam hari, tetapi hari ketujuh adalah hari perhentian. Ikuti contoh teladan Tuhan.
Kalau disebut mengikuti Tuhan, berarti; mengikuti contoh teladan Tuhan. Jangan ikuti contoh teladan bangsa-bangsa yang tidak mnegenal Allah Israel, Allah yang hidup.

Mazmur 115:5-7
(115:5) mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat,  (115:6) mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, (115:7) mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya.

Allah perak dan emas buatan tangan manusia, mempunyai;
-       mulut, mata, telinga, dan hidung.
-       kemudian mempunyai tangan, kaki, dan kerongkongan,
Namun semuanya itu tidak berfungsi, sehingga tidak dapat digunakan untuk memuliakan Allah yang hidup.

Karena kita tahu, bahwa; Allah ada di dalam Kerajaan Sorga, bertakhta, di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Kita tidak perlu mencari allah emas dan perak buatan tangan manusia, kita tidak sibuk dengan berhala, tetapi kita sibuk mencari Kerajaan Sorga, dengan bukti; kita datang ke bait Allah, beribadah dan melayani, di situ Allah bertakhta.
-       “mata, mulut, telinga, hidung, digunakan untuk memuliakan Tuhan.”
-       Juga di situ lah;
Ø  tangan digunakan untuk beribadah dan melayani,
Ø  kaki digunakan untuk mengikuti jejak, tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah,
Ø  kemudian kerongkongan, mengeluarkan suara untuk memuji Tuhan.
Tetapi mereka yang hidup di dalam penyemabhan berhala, sekalipun mempunyai mulut, mata, telinga, dan hidung, dan mempunyai tangan, kaki, dan kerongkongan, tetapi semuanya itu tidak dapat digunakan memuliakan Tuhan, karena mereka tidak mau datang mencari Tuhan di dalam rumah Tuhan.

Mazmur 115:8
(115:8) Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.

Allah perak dan emas buatan tangan manusia:
-       sekalipun punya tangan, kaki, dan kerongkongan,
-       sekalipun memiliki (empat indra); mata, hidung, mulut, dan telinga,
tetapi tidak dapat digunakan untuk memuliakan Tuhan.
Seperti itulah jadinya orang yang hidup di dalam penyembahan berhala.

Mazmur 115:9
(115:9) Hai Israel, percayalah kepada TUHAN! —Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka.

Anak-anak Tuhan harus percaya kepada Tuhan, tidak percaya kepada berhala perak dan berhala emas buatan tangan manusia, tidak percaya dengan harta, kekayaan, usaha, bisnis, pekerjaan dan lain sebagainya.
Kita harus percaya kepada Tuhan, Tuhanlah pertolongan kita, itu sebabnya kita datang untuk memuliakan nama Tuhan. Oleh karena itu mari kita gunakan indera-indera kita untuk memuliakan Tuhan, serta gunakan dua tangan, dan kaki memuliakan Tuhan, juga mari kita gunakan kerongkongan untuk memuji memuliakan Tuhan.

Contoh hidup di dalam mempenyembahan berhala.
1 Samuel 15:18-21
(15:18) TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka. (15:19) Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?" (15:20) Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. (15:21) Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."

Tuhan menyuruh dan memerintahkan Saul supaya:
-       membinasakan orang Amalek; semua rakyat sampai dengan rajanya, tanpa mengenal belas kasihan.
-       termasuk membunuh (menumpas) habis seluruh binatang mereka.
Tetapi Saul justru;
-       membiarkan Agag, Raja orang Amalek hidup
-       serta mengambil jarahan yang tambun-tambun dari orang Amalek itu sendiri.
Menunjukkan bahwa; Saul adalah orang yang keras hati, dia menolak perintah Tuhan.

Orang yang keras hati memang seringkali menyusahkan hati Tuhan. Orang yang keras hati bukan berarti dia tidak mengerti kebenaran; dia mengerti, hanya menolak untuk melakukannya.
Maka orang yang keras hati digambarkan seperti benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, tanahnya tipis, sehingga saat benih itu ditaburkan, dia segera tumbuh, tetapi pada saat ada aniaya karena firman, sengsara karena salib, dia murtad, dia meninggalkan ibadah, meninggalkan pelayanan.
Dia senang mendengarkan firman, tetapi firman yang dia dengar itu hanya sekedar tumbuh namun tidak berakar, karena tanahnya tipis. Itulah orang yang keras hati, dan kekerasan hati adalah penyembahan berhala.

Praktek keras hati: Suka mencari alasan-alasan untuk membenarkan diri.
Seharusnya;
-       orang Amalek; mulai dari rajanya sampai kepada semua rakyatnya harus ditumpas tanpa belas kasih.
-       Kemudian seluruh binatangnya yang tambun (gemuk) atau yang kurus harus ditumpas.
Tetapi di sini kita melihat: Saul suka mecari alasan-alasan untuk membenarkan diri.
Itu sebabnya di dalam 1 Samuel 15:19-21, Saul berkata kepada Samuel: “Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN”, dan berdalih dengan alasan:
1.     Alasan Pertama: "aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas
2.     Alasan Kedua: “Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal
Orang yang keras hati, suka berdalih, suka mencari alasan untuk membenarkan diri.

Pendeknya: Orang yang suka berdalih dan suka mencari alasan untuk membenarkan dirinya adalah orang yang sangat sukar untuk bertobat dan meninggalkan dosa masa lalunya, karena;
-       dia telah dibenarkan oleh gengsinya,
-       dibenarkan oleh harga dirinya,
-       dibenarkan oleh egoisnya,
tetapi tidak dibenarkan oleh darah salib Kristus sehingga dia tidak akan pernah bertobat.

Kesimpulannya: Orang yang suka mencari alasan untuk membenarkan dirinya, maka darah Yesus tidak berlaku atas dirinya, sekalipun ia ada di tengah ibadah dan pelayanan.
Sebaliknya, orang yang mau mengakui dosanya adalah orang yang dibenarkan oleh darah salib kristus, inilah yang disebut kebenaran karena iman, bukan lagi kebenaran karena melakukan hukum Taurat. Kebenaran karena darah salib, dibenarkan oleh iman.

Pilih mana: Dibenarkan oleh kebenaran diri sendiri atau dibenarkan oleh darah salib (kebenaran iman)?
Pada dasarnya banyak orang mengerti hal-hal yang baik dan yang tidak baik, tetapi prakteknya orang lebih suka membenarkan diri sendiri, bukan kebenaran karena iman, yakni dibenarkan oleh darah salib Kristus.

Perlu untuk diketahui: Satu kali kita berdalih atau mencari alasan untuk membenarkan diri, ingat; besok setan sudah menyediakan segudang alasan yang jauh lebih tepat dan masuk akal dari yang sekarang. Maka, jangan biasakan berdalih dan mencari alasan untuk membenarkan diri.

Saul berdalih untuk membenarkan diri, menunjukkan bahwa HUKUM TAURAT ITU MELEKAT DI DALAM DIRI SAUL. Setelah Samuel mendengar alasan Saul, mari kita baca 1 Samuel 15: 22.

1 Samuel 15:22
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.

Bukan korban persembahan yang menjadi tolak ukur supaya kehidupan kita berkenan kepada Tuhan, tetapi yang menjadi tolak ukur adalah:
-       Mendengar perintah Tuhan jauh lebih baik dari pada korban sembelihan yang banyak.
-       Memperhatikan firman Tuhan jauh lebih baik dari mempersembahkan lemak domba-domba jantan di atas Mezbah Korban Bakaran.
Singkatnya;
-       Yang Tuhan kehendaki: mendengarkan Firman Tuhan.
-       Yang Tuhan kehendaki: memperhatikan perintah Tuhan.

Saya menyesal sekali melihat seorang imam melayani Tuhan, tetapi tidak mau mendengar dan memperhatikan aturan-aturan di dalam penggembalaan.
Kalau seseorang tidak dengar-dengaran, orang seperti ini suka mendahului kehendak Tuhan.

Kemudian ...
1 Samuel 15:23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Oleh karena kekerasan hati Saul maka Samuel berkata; pendurhakaan (pemberontakan) setara dengan dosa bertenung. Bertenung, berarti mencari petunjuk dari arwah-arwah atau roh-roh lain, tidak mencari petunjuk dari Tuhan. Kemudian, Samuel berkata; kedegilan sama dengan menyembah berhala dan terafim.

Dampak negatif keras hati:
Saul ditolak sebagai raja. Berarti kalau anak-anak Tuhan keras hati, dia ditolak sebagai anak Tuhan. Kalau seorang imam (pelayan Tuhan) keras hati maka dia ditolak sebagai imam (pelayan Tuhan), kalau seorang pendeta keras hati maka dia ditolak menjadi seorang pendeta, kalau seorang gembala sidang keras hati maka sesungguhnya dia ditolak oleh Tuhan sebagai seorang gembala sidang sekalipun dia berada di dalam Bait Allah. Sesungguhnya dia sudah ditolak oleh Tuhan, tinggal tunggu waktunya saja.
Saul masih tetap menjadi raja, walaupun ia sudah ditolak sebab memang Tuhan sudah memilih seorang yang setia kepada dia. Daud belum duduk di atas takhta sebagai raja atas Israel, tetapi sebetulnya dia sudah dipilih.

Daud itu seorang yang berkenan di hati Tuhan. Sebelum dia dipilih, tampil tiga orang abang-abangnya yang gagah perkasa, lalu Samuel hendak mengurapi dan berkata; “ini dia yang dipilih oleh Tuhan”, sampai kepada anak yang ketujuh, ternyata Tuhan tidak memilih. Alasan Tuhan: bukan yang dilihat oleh mata manusia yang dilihat oleh Tuhan, manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati. Itu sebabnya, sekalipun Saul masih duduk di atas takhta, sebetulnya dia sudah ditolak oleh Tuhan.


1 Samuel 15:24
(15:24) Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.

Seharusnya selagi masih ada kesempatan sebagai tanda kemurahan dari Tuhan, di situ kita harus segera mengakui segala kejahatan dan segala kenajisan, jangan setelah ditolak, terlambat sudah.
Jangan sampai kita ditolak dulu baru mengakui dosa, seperti Saul sudah terlambat.

Alasan Saul untuk tidak mendengar dan memperhatikan Firman Tuhan; ternyata karena dia takut kepada rakyat, bukan takut kepada Tuhan. Dia hanya takut kepada manusia, takut tidak disukai manusia, tetapi tidak takut kepada Tuhan.
Biasanya kalau takut tidak disukai manusia, dia hanya berusaha memperbaiki bagian lairiahnya tetapi hatinya tidak. Apalah arti; membenarkan diri dengan cara mencari alasan, tetapi ditolak Tuhan. Apa artinya kita memperbaiki bagian lahiriah (bagian luar), tetapi hati kita ditolak oleh Tuhan, tidak ada artinya.
Saul ini takut kepada rakyat, tetapi tidak takut kepada Tuhan, maka dia berani melanggar perintah Tuhan, menjadi orang yang keras hati, itulah akibat jika hidup di dalam penyembahan berhala.

1 Samuel 15:25-26
(15:25) Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN." (15:26) Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel."

Samuel berkata kepada Saul; “Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel."
Jadi oleh karena kekerasan hati (penyembahan berhala) dari Saul inilah, dia ditolak menjadi raja atas bangsa Israel. Sebab kesempatan tidak dia gunakan dengan baik.

1 Samuel 15:27
(15:27) Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak.

“Saul memegang punca jubah Samuel tetapi terkoyak.”
Jadi Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak.
Arti rohaninya untuk kita sekarang adalah:
1.         Tidak bergantung kepada kemurahan Tuhan yaitu kebangkitan-Nya.
     Yesus telah bangkit, maut telah dikalahkan.
     Punca jubah, itulah gamis baju Efod, berwarna biru, disitulah bergantung giring-giring dan buah delima berselang-seling. Jadi ketika punca jubah itu terkoyak, artinya; tidak tergantung kepada kebangkitan Yesus Kristus.
2. Tidak menghargai kehadiran Imam Besar di tengah-tengah ibadah dan pelayanan =  tidak menghargai korban pendamaian.
Kalau Tuhan membukakan rahasia firman-Nya maka berkuasa untuk menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati. Itulah tanda bahwa Imam Besar hadir di tengah ibadah ini untuk mengadakan pendamaian dosa.
Kemudian, tanda hadirnya Imam Besar di tengah ibadah adalah giring-giring harus bersuara. Itulah logat ganjil, bahasa lidah / bahasa roh, hasil dari persekutuan (hubungan yang intim) kita dengan Tuhan.
Maka kalau punca jubah koyak; berarti tidak ada hubungan intim dengan Tuhan, sehingga tidak menghasilkan logat ganjil (bahasa lidah / bahasa Roh).
Jadi betul-betul, sekalipun Saul menjadi raja, sesungguhnya dia sudah merusak pemerintahan Allah, merusak ibadah dan pelayanan sebab Allah memerintah di dalam Tabernakel, di luar Tabernakel Allah tidak memerintah lagi.

Jadi apa yang diperbuat oleh Saul ini sungguh jahat sekali. Itu bukan kejahatan kecil, itu perbuatan jahat yang luar biasa. Menyembah berhala dan keras hati itu kejahatan luar biasa, jangan anggap enteng.
Amalek menghalang-halangi bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun. Perjalanan Padang Gurun itu adalah perjalanan salib, dari sana Tuhan membawa mereka untuk masuk ke tanah Kanaan, namun orang Amalek menghalang-halangi bangsa Israel bahkan menghabisi barisan pada bagian belakang, yang letih lesu dan yang berbeban berat.
Maka kalau melihat kerohanian orang lain masih lemah, artinya; masih terdapat kejahatan dan kenajisan, jangan manfaatkan kelemahannya, sebab itu sama dengan sedang menghambat pejalanan salib.
Itulah alasan Tuhan untuk memerintahkan Saul menumpas habis orang Amalek sebab mereka telah menghalang-menghalangi bangsa Israel dalam perjalanan mereka di Padang Gurun (perjalanan salib).

1 Korintus 12:2
(12:2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.

Pada akhirnya, bangsa Kafir (bangsa yang di luar Tuhan) = kehidupan yang masih belum akil balig tanpa sadar atau tanpa berpikir panjang ditarik kepada berhala-berhala yang bisu dan itu suatu kerugian yang besar.

Galatia 4:3,9
(4:3) Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia. (4:9) Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?

Saudaraku, sebetulnya roh-roh dunia itu lemah dan miskin.
-   Lemah = tidak kuat karena roh-roh dunia tidak memberi kekuatan. Sedangkan dalam 1 Korintus 1:22-24; “pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah kekuatan Allah.” 
-   Miskin = tidak kaya karena yang memberi kekayaan adalah Tuhan. Dia kaya, tetapi rela menjadi miskin supaya kita menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.

2 Korintus 8:7-9
(8:7) Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, — dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami — demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. (8:8) Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu.
(8:9) Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.

Dia kaya, tetapi rela menjadi miskin supaya kehidupan kita yang miskin ini menjadi kaya karena kemiskinan-Nya di atas kayu salib. Jadi salib kristus yang memberikan kekayaan kepada kita, bukan roh-roh dunia.
Oleh karena salib Kristus, kita semua kaya dalam segala sesuatu, kaya dalam iman, kaya dalam perkataan-perkataan yang membangun, menghibur, dan menasihati, kaya dalam pengetahuan tentang Anak Allah dan Kerajaan sorga, kaya dalam kesungguhan untuk membantu pekerjaan Tuhan, kaya dalam kasih terhadap pelayan-pelayan Tuhan yang sudah menyampaikan firman, demikian juga kita kaya dalam pelayanan kasih.
Roh-roh dunia itu miskin, tidak mengerti pekerjaan Tuhan, tidak mengerti membantu pelayanan kasih. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment