KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, September 8, 2019

IBADAH RAYA MINGGU, 19 MEI 2019




IBADAH RAYA MINGGU, 19 MEI 2019


KITAB WAHYU
(Seri: 95)

Subtema: BEKERJA SAMPAI TETES DARAH YANG TERAKHIR (KASIH KARUNIA DAN KEBENARAN)

Shalom.
Selamat sore, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita sekaliannya.
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita.
Oleh sebab itu, dalam doa kita mohonkan kepada Tuhan, supaya kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita sore ini.

Kalau saat ini kita diberi kesempatan untuk mendengarkan firman Tuhan, semata-mata bukan karena gagah hebat dan kuat kita, baik juga diberi kesempatan kepada saya di dalam memberitakan firman Tuhan, bukan semata-mata karena gagah hebat dan kemampuan saya, jadi baik saya yang menyampaikan firman, maupun saudara yang mendengarkan firman Tuhan, betul-betul karena kemurahan Tuhan.
Tidak ada seorang pun yang dapat membuka gulungan kitab itu baik yang di langit, baik yang di bumi, maupun yang di bawah bumi, selain Dia, Anak Domba Allah yang telah disembelih, Singa dari suku Yehuda, Tunas Daud.

Segera kita memperhatikan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.
Sebelum kita membaca Wahyu 10: 5-7, pada minggu yang lalu, di ayat 4 dituliskan: “Meteraikanlah apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!
Sekilas kita melihat ayat 4 ini, sepertinya Tuhan begitu kejam sekali, sepertinya Tuhan tidak memberi kesempatan untuk kita boleh mendapatkan pembukaan rahasia firman. Tetapi setelah kita selidiki dalam kitab Daniel, ternyata gulungan kitab itu dimeteraikan, tujuannya adalah supaya selanjutnya diselidiki. Pada saat kita menyelidiki, pada saat itulah terjadi pembukaan rahasia firman. Saat pembukaan rahasia firman terjadi, maka pintu sorga terbuka, dan dalam kesempatan itulah Tuhan mencurahkan berkat-berkat-Nya bagi kita sekaliannya.
Dan itu sudah saya sampaikan pada minggu yang lalu, semoga itu masih jelas dalam ingatan kita masing-masing, sebab firman itu telah dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging kita masing-masing.

Sekarang kita memperhatikan ayat 5-7.
Wahyu 10:5-7
(10:5) Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit, (10:6) dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi! (10:7) Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi."

-       Penekanan pada ayat 5 adalah: “malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit”
-       Kemudian penekanan pada ayat 6 dikatakan: “tidak akan ada penundaan lagi”
-       Sedangkan pada ayat 7 dituliskan:apabila ia (malaikat yang ketujuh) meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah.”

Kita akan mulai memeriksa ayat 5, yaitu: MALAIKAT YANG BERDIRI DI ATAS LAUT DAN DI ATAS BUMI MENGANGKAT TANGAN KANANNYA KE LANGIT.
Kuasa atas bumi dan laut datang dari atas atau langit, demikian juga firman Allah berasal (datang) dari langit atau dari atas.

Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Firman itu adalah Allah, tetapi masih dalam bentuk “Logos”, yaitu firman yang ditulis pada dua loh batu dan yang pernah ditulis pada lembaran-lembaran dari gulungan kitab.
Pendeknya; Logos atau seluruh firman yang tertulis di dalam kitab suci, itulah pribadi Allah seutuhnya.

Yohanes 1:3
(1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Ayat 3 ini menunjukkan kepada kita, bahwa; Firman Allah itu berkuasa, firman Allah memiliki kuasa yang luar biasa, memiliki daya cipta, yaitu segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Wahyu 10:6
(10:6) dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi!

Dia yang menciptakan segala sesuatu; langit dan segala isinya, bumi dan segala isinya, termasuk laut dan segala isinya. Riwayat penciptaan atas langit, bumi, dan laut ditulis dengan jelas di dalam Kejadian 1:1-31.

Kejadian 1:31
(1:31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Begitu Allah selesai menjadikan segala sesuatu, langit dengan segala isinya, bumi dengan segala isinya, laut dengan segala isinya, maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik. Bukan hanya baik, tetapi sungguh amat baik, berarti sempurna adanya, tidak ada sesuatu yang kurang.

Yohanes 1:4-5
(1:4) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. (1:5) Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Firman yang berkuasa itu tidak hanya berkuasa menciptakan yang tidak ada menjadi ada, tetapi; di dalam Dia (firman) ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia, selanjutnya terang itu bercahaya di dalam kegelapan, (berkuasa atas kegelapan).
Kalau kita sungguh-sungguh hidup dengan firman, wujudnya adalah bersekutu dengan tubuh dan darah Yesus (bersekutu dengan korban Kristus), maka kehidupan kita ini akan bercahaya, berkuasa atas kegelapan, sehingga kegelapan tidak berkuasa atas hidup kita. 

Kejadian 2:7
(2:7) ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Manusia dibentuk dari debu tanah, dari kepala sampai ujung kaki. Selanjutnya, Tuhan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Jadi, jelas; di dalam Dia ada hidup, dan hidup itu juga adalah terang, dan terang itu bercahaya dalam kegelapan, dan terang itu berkuasa atas kegelapan.
Biarlah kita bersekutu dengan firman-Nya. Wujudnya: bersekutu dengan tubuh dan darah Yesus (korban Kristus).

Seharusnya, di dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang dunia, dan terang itu bercahaya di dalam kegelapan, tetapi kenyataannya; dalam Kejadian 3, hidup manusia ada dalam gelap.
Nikah yang pertama rusak, hubungan tubuh dengan Kepala terputus, hubungan manusia dengan Allah terputus.
Kalau nikah ini rusak, hubungan kita dengan Tuhan pasti terputus, di situ banyak kali kita menyangkali Tuhan, termasuk menyangkali hati nurani ini. Itulah sebabnya daging itu lemah, tetapi roh penurut.

Kita tau hal yang baik, yang suci, yang benar, yang kudus, yang mulia, tetapi seringkali itu juga kita sangkali di hadapan Tuhan. Mengapa bisa terjadi? Karena manusia hidup dalam kegelapan, sebab nikah yang pertama sudah rusak sehingga hubungan manusia dengan Allah terputus, sehingga terjadilah penyangkalan demi penyangkalan.

Kejadian 2:6
(2:6) tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu --

“Kabut naik ke atas dari bumi”, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat Tuhan, itu menunjuk kepada doa penyembahan.
Dalam anatomi tubuh manusia, doa penyembahan terkena pada leher. Jadi, leher fungsinya adalah untuk menundukkan diri, menundukkan kepala di hadapan Tuhan, menunjuk kepada doa penyembahan.

Kalau sudah tidak ada lagi doa penyembahan, maka hubungan Allah dengan manusia terputus. Kalau hubungan kita dengan Tuhan terputus, di situlah seringkali kita menyangkali Tuhan, menyangkali hati nurani yang baik, yang benar, yang suci, yang mulia.
Pada akhirnya, batang leher dari imam Eli terputus, karena dia seringkali menyangkali Tuhan, membiarkan anaknya dalam kenajisan, tidak mau menegur di dalam kenajisan dan kejahatan anak-anaknya.
Dalam hal itu, imam Eli menyangkali nama Tuhan, akhirnya dia mati karena batang lehernya putus.

Akhirnya, hidup manusia ada di dalam kegelapan, hubungan manusia dengan Allah terputus. Ketika hubungan itu terputus, di situ kita menyangkali Tuhan.
Sebelum ayam berkokok, tiga kali Petrus menyangkali Tuhan.
-       PENYANGKALAN PERTAMA, Petrus berkata: “Aku tidak tahu apa yang engkau katakan”, berarti; sudah tahu tetapi pura-pura tidak tahu, itu adalah penyangkalan yang pertama terhadap salib.
Banyak imam-imam semacam ini; sudah tahu apa yang harus dia kerjakan, tetapi dengan sengaja pura-pura tidak tahu.
-     PENYANGKALAN YANG KEDUA, Petrus berkata: “Aku tidak kenal Dia”, berarti tidak mengakui keberadaan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat, namun diawali dengan bersumpah.
Kalau kita perhatikan injil Matius 5, di situ dikatakan; jangan bersumpah baik demi apapun. Ya di atas ya, tidak di atas tidak, lebih dari pada itu berasal dari Setan.  
-      PENYANGKALAN YANG KETIGA, Petrus kembali berkata: “Aku tidak kenal Dia”, tetapi diawali dengan kata mengutuk dan bersumpah.
Bayangkan, kalau kutuk nenek moyang tidak putus sampai kepada anak cucu karena ulah kita, sampai kepada keturunan yang kesekian, sama artinya hidup yang sia-sia. 
Itu resiko kalau hubungan kita dengan Tuhan terputus; seringkali kita menyangkali Tuhan, tidak peduli dengan perasaan Tuhan yang begitu pilu.

Pendeknya, hidup manusia di dalam kegelapan. Mengapa? Karena kegelapan merupakan tempat paling efektif untuk menyembunyikan segala jenis dosa, segala jenis kejahatan, segala jenis kenajisan.

Yohanes 1:6-8
(1:6) Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; (1:7) ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. (1:8) Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.

Karena hidup manusia sudah berada di dalam kegelapan, maka Yohanes diutus untuk memberi kesaksian tentang terang itu.
Sebetulnya, di atas tadi sudah saya katakan; di dalam Dia ada hidup sebab Dialah firman, dan di dalam hidup itu ada terang, selanjutnya terang itu bercahaya di dalam kegelapan. Tetapi kenyataannya, Adam jatuh dalam dosa, nikah yang pertama hancur dan rusak berkeping-keping, hubungan kita dengan Tuhan terputus.
Oleh sebab itulah, Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis untuk bersaksi tentang terang itu.

Kita diutus di bumi provinsi Banten ini; untuk menjadi terang, dan di manapun kita diutus; harus menjadi terang.
Tidak ada sesuatu apa pun yang tersembunyi karena tidak ada yang dapat kita sembunyikan di mata Tuhan.

Roma 5:12
(5:12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.

Maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa, maka manusia kehilangan kemuliaan Allah karena dosa.
Sekali lagi; hidup manusia itu ada di dalam gelap dan maut telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang ternyata telah berbuat dosa. Upah dosa adalah maut (binasa).

Karena ulah nikah Adam yang pertama, akhirnya maut itu menjalar ke dalam dunia, karena akhirnya semua orang berbuat dosa.

Roma 5:13-14
(5:13) Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. (5:14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.

Dosa itu sudah menjalar kepada semua orang, dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa, juga atas mereka yang tidak berbuat dosa. Yang tidak berbuat dosa, maksudnya; seperti cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam. Mungkin si A tidak jatuh dalam dosa mencuri, tetapi jatuh dalam dosa dusta.
Tetapi intinya; semua manusia telah berbuat dosa, berarti maut telah menjalar ke dalam dunia.

Keadaan semacam ini berada di ujung tanduk, beresiko tinggi, sangat riskan sekali karena sudah diambang maut.
Apakah saudara bisa menyelamatkan diri saudara dengan uang yang ada? Apakah saudara bisa tertolong selamat dengan harta yang saudara punya, kedudukan, jabatan, dan pendidikan yang tinggi? Tidak.
Intinya; upah dosa adalah maut. Hidup yang riskan di ujung tanduk.

Yohanes 1:9-10
(1:9) Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. (1:10) Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.

Dia yang menciptakan langit dan isinya, bumi dan isinya, serta laut dan isinya, tetapi anehnya yang diciptakan tidak mengenal Sang Pencipta, Sang Khalik. Kalau yang dibentuk tidak mengenal yang membentuk (sang pencipta), ini namanya sudah tidak tahu diri. Memang, kehidupan kita ini sudah tidak tahu diri lagi, tidak tahu mengucap syukur, tidak tahu berterima kasih kepada Tuhan.

Seharusnya, ucapan syukur kita kepada Tuhan kita naikkan bukan karena diberkati. Kalau bersyukur karena diberkati, orang dunia yang tidak mengenal Tuhan juga tahu.
Tetapi ucapan syukur sudah seharusnya bagaikan asap dupa kemenyan yang berbau harum, artinya; kita bersyukur kepada Tuhan semata-mata bukan karena berkat-berkat secara jasmani, tetapi kita bersyukur dalam setiap tarikan nafas hidup yang Tuhan berikan kepada kita, dengan demikian masih ada kesempatan untuk bersekutu dengan korban-Nya, lewat ibadah dan pelayanan ini. Itu yang disebut ucapan syukur bagaikan dupa yang berbau harum. Asap dupa kemenyan itu naik di hadirat Tuhan.

Jelas, manusia sudah tidak tahu diri, tidak ada lagi ucapan syukur dan terima kasih atas segala kemurahan Tuhan, sebab sesungguhnya Dia adalah Sang Khalik, Sang Pencipta yang membentuk manusia dari seonggok tanah liat.
Bagaimana saudara, apakah ucapan syukur hanya sebatas karena diberkati? Lulus sekolah diberkati, dapat pekerjaan diberkati, lalu mengucap syukur, apakah hanya sebatas itu? Tidak salah, memang harus mengucap syukur.
Tetapi yang Tuhan mau, ucap syukur itu harus seperti asap dupa kemenyan, artinya; ucap syukur bukan lagi karena berkat-berkat jasmani. Itu harus disadari oleh orang-orang yang tidak tahu diri.

Yohanes 1:11
(1:11) Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.

Selain tidak tahu diri, juga orang-orang kepunyaan-Nya tidak menerima-Nya, menolak Sang Pencipta, dan menyangkali Tuhan, menyangkali hati nuraninya yang benar dan suci, menyangkali segala sesuatu yang ada, yang baik dari Tuhan. 

Inilah kondisi (keadaan) hidup rohani, di mana nikah yang pertama sudah rusak, dan akhirnya maut manjalar ke dalam dunia, karena ternyata manusia sudah berbuat dosa. Bukan hanya tidak tahu diri, tetapi akhirnya menolak dan menyangkali Tuhan berkali-kali.
Seringkali kita menyangkali Tuhan;
-       Kita tahu yang baik, tetapi pura-pura tidak tahu.
-       Kita tahu yang benar, tetapi pura-pura tidak tahu.
-       Kita tahu yang suci, tetapi pura-pura tidak tahu.
-       Kita tahu yang mulia, karena Tuhan mulia, tetapi kita pura-pura tidak tahu.
Seringkali (berkali-kali), bahkan tidak ada henti-hentinya menyangkali Tuhan dalam banyak perkara.

Bagaimana saudara melihat keadaan semacam ini, apa masih bertahan dengan sifat manusiawi yang hidup menurut hawa nafsu, yaitu keinginan-keinginan daging yang jahat saja?
Firman Allah telah dibentangkan begitu rupa bagi kita malam ini.

Tadi kita sudah melihat; seharusnya hidup itu adalah terang, tetapi kenyataannya hidup manusia sudah berada di dalam gelap, itulah Yohanes 1: 3-11. Sekarang, kita perhatikan ayat 12-14.
Yohanes 1:12-14
(1:12) Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (1:13) orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. (1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Tadi; firman itu adalah Allah, tetapi masih dalam bentuk logos, yaitu ditulis di dalam dua loh batu dan di dalam setiap lembaran-lembaran gulungan kitab, tetapi hasilnya; hidup manusia ada di dalam gelap, dan di dalam gelap itulah semua dosa berkecamuk, semua dosa bergerilya dengan bebas, dan manusia seringkali menyangkali Tuhan termasuk hati nurani.
Lalu pada ayat 14, firman itu telah menjadi manusia, firman itu telah menjadi daging, jelas ini berbicara tentang korban Kristus untuk mengadakan pendamaian terhadap dosa manusia.

Dua loh batu yang pertama yang berisikan sepuluh hukum Allah telah hancur karena dosa bangsa Israel, yaitu menyembah patung anak lembu emas tuangan. Oleh karena berhala ini, bangsa Israel jatuh ke dalam dosa makan dan minum (itulah dosa daging), kemudian dosa kawin dan mengawinkan (itulah dosa kenajisan).
Akhirnya, dua loh batu yang berisikan sepuluh hukum hancur dilemparkan oleh Musa, itulah gambaran dari Yesus, Anak Allah, telah menyerahkan segenap hidup-Nya untuk dipecah-pecahkan di atas kayu salib.

Sebelum saya lanjutkan, saya mau tambahkan sedikit, terkhusus kepada imam-imam (semua orang yang sudah mengambil bagian dalam pelayanan), bahwa kedudukan dari imam-imam itu berdiri antara Allah dengan manusia berdosa untuk memperdamaikan dosa manusia kepada Allah.
Jadi, baik pemimpin pujian, pembaca firman, singer, kolektan, pemain musik, guru sekolah minggu, dan setiap mereka yang disebut imam, berdiri antara Allah dengan manusia yang berdosa, tugasnya; untuk memperdamaikan dosa manusia kepada Allah.
Maka seorang imam sudah harus siap untuk memecah-mecahkan segenap hidupnya. Untuk memperdamaikan dosa, kitalah yang menjadi korban, bukan mengorbankan orang lain, apalagi memanfaatkan kelemahannya.

Dari “logos” sudah menjadi “rhema”, sama artinya; firman (yang tertulis) sudah menjadi daging, itu berbicara korban untuk mengadakan pendamaian dosa.
Kesimpulannya; Yesus, Anak Allah penuh kasih karunia dan kebenaran.

Roma 5:20
(5:19) Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. (5:20) Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,

Oleh karena ketaatan satu orang, yaitu Kristus, semua orang menjadi orang benar. Yesus tidak perlu berkali-kali untuk mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib, cukup hanya oleh satu korban, kita diselamatkan, kita dibenarkan dan dikuduskan.

Tadi kita sudah melihat; oleh karena manusia yang pertama (Adam yang pertama), manusia jatuh ke dalam dosa maka hubungan manusia dengan Tuhanpun terputus sehingga banyak sekali kita menyangkali Tuhan.
Tetapi oleh karena ketaatan Kristus (Adam yang kedua) orang yang berdosa dibenarkan. Cukup hanya karena satu korban kita DIBENARKAN, DISUCIKAN, DISEMPURNAKAN.

Yesus adalah Tabernakel sejati, kalau tiga kata di atas dikaitkan dengan pola Tabernakel, maka:
1.     Dibenarkan, terkena pada HALAMAN.
Di situ terdapat dua alat, itulah;
-       MEZBAH KORBAN BAKARAN, itu berbicara tentang korban Kristus, menunjuk kepada pertobatan.
-       KOLAM PEMBASUHAN, itu berbicara tentang baptisan air, berarti; masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
2.     Disucikan terkena pada RUANGAN SUCI.
Di situ ada tiga alat yaitu;
-       MEJA ROTI SAJIAN, artinya; disucikan oleh firman Allah.
-       PELITA EMAS, artinya; disucikan oleh Roh Allah.
-       MEZBAH DUPA, artinya; disucikan oleh kasih Allah.
3.     Disempurnakan terkena pada RUANGAN MAHA SUCI.
Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat, yaitu TABUT PERJANJIAN.
Pengertian rohani dari Tabut Perjanjian ada dua, yaitu:
-       Tahkta Allah.
-       Hubungan nikah antara Kristus (sebagai Mempelai laki-laki sorga) dengan gereja Tuhan (sebagai mempelai perempuan-Nya) berdasarkan kasih.
Tabut Perjanjian terdiri dari dua bagian:
-       Peti dari Tabut Perjanjian, menunjuk kepada gereja Tuhan yang sudah disempurnakan.
-       Tutup Pendamaian dengan dua kerub diatasnya, menunjuk kepada Allah Trinitas, yakni; Tuhan Yesus Kristus.

Kalau Tuhan bekerja, Dia tidak bekerja setengah-setengah, Tuhan bekerja dengan pekerjaan yang sungguh agung dan mulia; setelah dibenarkan selanjutnya disucikan, setelah disucikan selanjutnya disempurnakan.
Manusia seringkali bekerja setengah hati, tetapi Tuhan tidak bekerja setengah hati untuk kita di dalam rangka pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Dia Allah telah menyerahkan Anak-Nya yang tunggal sebagai korban pendamaian, harta kekayaan satu-satunya yang Dia punya, Dia serahkan untuk manusia.
Beda dengan kita; kalau bekerja, kalau melayani, kalau beribadah hanya setengah hati. Tetapi perlu untuk diketahui; kalau bekerja setengah hati untuk Tuhan, sampai kapan pun tidak akan sampai pada kesempurnaan.

Mari kita belajar; dari pribadi yang bukan siapa-siapa menjadi kehidupan yang luar biasa, dengan lain kata; dari zero menjadi hero, itulah Rasul Paulus; dari yang bukan siapa-siapa (penganiaya jemaat) menjadi seorang pahlawan iman, dia bekerja tidak setengah hati, dia bekerja sampai tetes darah yang terakhir, dia berlari sampai tujuan, dia bekerja sampai garis akhir, sampai terwujudnya kesatuan tubuh Kristus.

Yusuf telah menubuatkan empat belas tahun;
-       Tujuh tahun yang pertama, itulah kelimpahan firman
-       Tujuh tahun yang kedua, itulah kelaparan yang hebat.
Tujuh tahun kelaparan ini dibagi dua, yaitu;
-       tiga setengah tahun yang pertama
-       tiga setengah tahun yang kedua
Itu mewakili PERJANJIAN LAMA, di mana Yusuf bekerja dengan sungguh-sungguh, dia menyelesaikan pekerjaannya, supaya ada kelangsungan hidup.

Mewakili PERJANJIAN BARU: Di dalam Perjanjian Baru terdapat dua puluh tujuh kitab suci, di antaranya Rasul Paulus menuliskan empat belas surat, berarti yang lainnya tinggal tiga belas kitab.
Kalau kita perhatikan; sebelum Paulus dipanggil dan menerima jabatan Rasul, dia memiliki tujuh kelebihan yang luar biasa, semuanya itu ditulis di dalam kitab Filipi 3:5-8, tetapi setelah dia memiliki Kristus, tujuh perkara ini dianggap menjadi sampah dan kotoran. Bukan hanya tubuh binatang yang dijadikan sebagai korban penghapus dosa lalu dibakar di luar perkemahan, tetapi kotorannya juga harus dibakar di luar perkemahan, artinya semua yang di belakang menjadi sampah supaya ia memiliki Kristus.
Dari ciri-ciri ini kita bisa melihat, bahwa; Rasul Paulus adalah orang yang bekerja tidak setengah hati demi terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna yaitu: Mempelai Wanita Tuhan.

Demikian juga pribadi Yesus Kristus, Dia Tuhan dan Juruselamat, Dia Anak Domba yang disembelih untuk mengadakan pendamaian dosa.
Kalau kita perhatikan silsilah Yesus Kristus di dalam injil Matius, di situ terdapat tiga kali angka empat belas.
-       Empat belas yang pertama; dari Abraham sampai kepada Daud,
-       Empat belas yang kedua; dari Daud sampai ke pembuangan,
-       Empat belas yang ketiga; dari pembungan sampai Yesus lahir.
Dari angka ini sudah menunjukkan, bahwa Yesus, Anak Allah, luar biasa di dalam menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Dialah rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad, tetapi yang telah dinyatakan kepada kita semua, supaya dengan demikian Tuhan menunjukkan keadilan-Nya kepada kita semua. 
Kalau andaikata mereka semua yang hidup pada zaman hukum Taurat dibinasakan, itu bukan keadilan Tuhan, tetapi Tuhan biarkan itu sampai genap firman Tuhan dinyatakan, bahwa; Dialah rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari keturunan ke keturunan dan sekarang rahasia yang tersembunyi itu dinyatakan supaya dengan demikian Tuhan menunjukkan keadilan-Nya bagi kita pada masa sekarang.
Pendeknya; Tuhan tidak bekerja setengah-setengah, Dia sempurna dalam pekerjaan-Nya.

Roma 3:21-22
(3:21) Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, (3:22) yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. (3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. (3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. (3:26) Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.

Di sini Allah menunjukkan keadilan-Nya: ”Karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.”
Kalau kita berbuat dosa, Tuhan itu masih sabar, Tuhan memberi pengampunan, dengan demikian, Tuhan telah menunjukkan keadilan-Nya kepada kita.

Kemarin mungkin kita berbuat salah, apa kita langsung mendapat hukuman dari Tuhan, lalu binasa? Tidak. Kita masih merasakan masa kesabaran-Nya sampai hari ini. Tujuannya apa? Untuk menunjukkan keadilan-Nya kepada kita semua.
Saya memikirkan ini semua; sungguh luar biasa Tuhan itu kepada kita, Dia bekerja tidak tanggung-tanggung, tidak setengah hati, tetapi dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi, dan kekuatan-Nya diserahkan kepada kita.
Kekuatan itu sudah kita lihat di taman Getsemani, Dia berdoa dan meneteskan peluh seperti titik-titik darah, segenap kekuatan diberikan-Nya, tidak setengah kekuatan, tidak setengah hati.
Bagaimana pengikutan kita yang setengah hati ini? Tidakkah saudara melihat betapa agung dan mulia korban Kristus itu?

Roma 5:20-21
(5:20) Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, (5:21) supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak
Hukum Taurat tidak bisa menyelamatkan manusia. Dengan banyaknya aturan-aturan, termasuk aturan-aturan gereja, justru di situ banyak terjadi dosa. Kita tidak terikat dengan organisasi, kita harus terikat dengan korban Kristus; kasih dan kemurahan Tuhan.

“di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah”
Jadi jelas, Yesus Anak Allah penuh kasih karunia dan kebenaran.
Saat ini adalah masa kesabaran. Tuhan nyatakan, Tuhan tunjukkan kepada kita, itulah keadilan-Nya kepada kita sekaliannya.

Oleh karena kasih karunia, akan berkuasa oleh kebenaran untuk membawa kita sampai kepada hidup yang kekal. Kalau Tuhan bekerja, Dia bekerja dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi, dan kekuatan. Agung dan mulialah korban-Nya.
Maka jelas, malaikat yang kuat ini;
-       di tangan kirinya ada gulungan kitab,
-       kaki kanannya menginjak laut,
-       kaki kirinya menginjak bumi,
-       tetapi tangan kanannya teracung ke langit.
Tuhan berkuasa atas laut dan bumi, dan firman Allah juga berasal dari atas, dari langit, berkuasa atas kehidupan kita.

Awalnya, firman masih dalam bentuk Logos, namun pada akhirnya firman menjadi manusia, jelas itu korban.
Mungkin kita pernah menjadi kehidupan yang hancur, hidup dalam nikah yang rusak, hubungan terputus dengan Tuhan, banyak kali kita menyangkali Tuhan, tetapi di mana dosa bertambah-tambah, di situ juga kasih karunia berlimpah-limpah. Yesus, Anak Allah, penuh kasih karunia dan kebenaran. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment