KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, October 26, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 08 OKTOBER 2019




IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 08 OKTOBER 2019



KITAB KOLOSE
(Seri: 66)

Subtema: MENGURANGKAN KATA “BEBAS”, MENAMBAHKAN KATA “RABA”

Shalom.
Puji Tuhan, pertama-tama saya mengucapkan syukur kepada Tuhan, karena kasih dan kemurahan-Nya, kita dilayakkan untuk mengusahakan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak Tuhan, hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada. Kita berdoa, kita mohonkan kemurahan Tuhan dengan rendah hati supaya Tuhan membukakan rahasia firman-Nya untuk memberkati, memulihkan kehidupan kita.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 3: 9-10
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Jangan lagi kamu saling mendustai”, berarti antara yang satu dengan yang lain jangan lagi saling mendustai, tetapi sebaliknya marilah kita menampilkan hati kita yang sebenarnya di hadapan Tuhan dan sesama dengan cara berkata jujur, sebab perkataan-perkataan yang keluar dari mulut berasal dari dalam hati.

Mazmur 12: 3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.

Yang dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata dengan bibir yang manis, tetapi hatinya bercabang, berarti; hatinya tidak semanis mulutnya, dengan lain kata; hidup dalam kepalsuan.

CONTOHNYA.
Wahyu 13: 11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

“Seekor binatang lain keluar dari dalam bumi.” Adapun wujud dari binatang tersebut ialah bertanduk dua sama seperti anak domba, jelas ini menggambarkan sosok hamba Tuhan atau pelayan Tuhan. Tetapi yang sangat membingungkan kita, sekaligus membuat kita terheran-heran ialah apabila ia berbicara seperti seekor naga, berarti; perkataannya tidak sesuai dengan wujudnya.
Dengan demikian, kita dapat menarik kesimpulan, bahwa; binatang yang keluar dari dalam bumi, tidak lain tidak bukan adalah nabi-nabi palsu.

Berkaitan dengan itu, kita perhatikan Matius 7.
Matius 7: 15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Sesungguhnya, nabi-nabi palsu adalah serigala yang buas, tetapi mereka datang di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dengan menyamar seperti domba, berarti; perkataannya tidak sesuai dengan wujudnya, karena apabila nabi-nabi palsu berbicara, persis seperti seekor naga, dalam Perjanjian Lama disebut ular.

Kejadian 3: 1
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

“Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat.”
Cerdik tetapi tidak tulus, sama dengan; licik. Licik, berarti; perkataannya penuh dengan perkataan dusta.

Sebagai bukti, ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Dalam hal ini, ular itu telah berkata dusta, sebab firman Allah telah dipelintir dengan segala kelicikannya.

Kita BANDINGKAN dengan Kejadian 2: 16
Kejadian 2: 16
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,

Tuhan Allah memberi perintah kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas.
Hal ini bertolak belakang dengan perkataan ular kepada perempuan itu.

Tanggapan perempuan terhadap perkataan ular.
Kejadian 3: 2-3
(3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

Perempuan itu berkata kepada ular: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan”, selanjutnya ia berkata: “tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati

Sekarang kita BANDINGKAN tanggapan perempuan itu dengan apa yang disampaikan oleh Tuhan Allah kepada Adam dan perempuan itu.
Kejadian 2: 16-17
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Setelah kita bandingkan;
-       tanggapan perempuan itu kepada ular itu dalam Kejadian 3: 2-3,
-       dengan perintah dan larangan Tuhan kepada Adam dan Hawa dalam Kejadian 2: 16-17,
maka kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa; perempuan itu telah mengurangkan dan menambahkan firman Allah.
-       Perempuan itu mengurangkan kata “bebas” dari apa yang diperintahkan Tuhan Allah.
-       Perempuan itu menambahkan kata “raba” dari apa yang dilarang oleh Tuhan kepada Adam dan perempuan itu.

Selanjutnya kita akan membaca Kejadian 3.
Kejadian 3: 4
(3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,

Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati
Maksud dari perkataan ular itu ialah supaya perempuan itu makan dari buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, dengan lain kata supaya perempuan itu melanggar apa yang dilarang oleh Tuhan Allah.

Singkatnya:
-       Apa yang diperintahkan oleh Tuhan Allah kepada Adam dan isterinya justru dilarang oleh ular.
-       Apa yang dilarang oleh Tuhan Allah kepada Adam dan isterinya justru diperintahkan oleh ular itu untuk dilakukan.
Dalam hal ini, Iblis atau Setan bertolak belakang dengan cara kerja Allah di dalam penyelamatan manusia.

Kalau kita bertolak-tolakan di dalam melayani pekerjaan Tuhan, berarti kita sama dengan bapa pendusta, yaitu Iblis atau Setan yang bertolak-tolakan dengan cara kerja Tuhan di dalam penyelamatan manusia.
Hal ini harus dipahami. Harus diingat. Tidak boleh diabaikan dan tidak boleh dilupakan.

2 Korintus 6: 11-12
(6:11) Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu. (6:12) Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.

Kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus berkata: “hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu”, maksudnya adalah keberadaan dari jemaat di Korintus ini ada tempat yang luas dalam hati Rasul Paulus. Tetapi sebaliknya, untuk pemberitaan Injil hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati jemaat di Korintus.
Sebetulnya, Tuhan sangat memperhatikan sidang jemaat di Korintus, tetapi cara hidup dari sidang jemaat di Korintus ini bertolak belakang dengan cara kerja Allah.

2 Korintus 6: 13
(6:13) Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku --: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!

Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus: “Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!”, maksudnya ialah supaya ada hubungan timbal balik, sebab Tuhan telah membuka hati selebar-lebarnya bagi sidang jemaat di Korintus, bahkan sidang jemaat di Korintus ada di dalam hati Tuhan. Demikian halnya sidang jemaat di Korintus harus membuka hati untuk Tuhan dan firman Allah ada di dalam hati mereka.
Pada ayat 14-16, di situ kita dapat melihat praktek bertolak-tolakan antara sidang jemaat di Korintus dengan Tuhan.

Kalau kita melayani Tuhan dengan sehati sepikir, seiya sekata, melayani Tuhan satu Roh dan satu Tuhan, maka pekerjaan besar akan terjadi, sebab kalau kita bersatu, kita kuat. Tetapi andaikata ada satu di antara kita bertolak-tolakan di dalam melayani pekerjaan Tuhan, maka tidak ada yang bisa kita kerjakan, sebab itu; tidak boleh egois, tidak boleh gengsi, jangan malu merendahkan diri saat melayani pekerjaan Tuhan. Belajar untuk menempatkan Kristus sebagai Kepala. Hal ini harus dimengerti.
Lebih baik kita mengabaikan kepentingan pribadi supaya nama Tuhan dipermuliakan, dari pada bertahan dengan sifat manusiawi tetapi kita tidak memperoleh apa-apa. Apa untungnya kita mempertahankan harga diri? Tidak ada, kita tidak akan mendapat apa-apa dan tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Kejadian 3: 2-3
(3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

-       Perempuan itu mengurangkan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Allah, yakni kata “bebas”, dengan lain kata; melenyapkan kebebasan.
-       Perempuan itu menambahkan apa yang dilarang oleh Tuhan Allah, yakni kata “raba”, dengan lain kata; boleh meraba, boleh menyentuhnya.

Keterangan: Perempuan MENGURANGKAN kata “BEBAS”
Kejadian 2: 9
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya dan pohon kehidupan, inilah hal yang diperintahkan oleh Tuhan Allah kepada Adam dan Hawa untuk dimakan buahnya dengan bebas. Sedangkan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat adalah hal yang dilarang untuk dimakan buahnya.

Kita akan melihat PERINCIANNYA satu per satu.
-       Pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya, menunjuk; ROH ALLAH.
-       Pohon kehidupan, menunjuk; FIRMAN ALLAH.
Berarti, kalau perempuan itu mengurangkan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Allah, sama artinya;
-       membatasi kebebasan dari pekerjaan Roh Allah,
-       serta membatasi kebebasan dari pekerjaan Firman Allah dalam kehidupan kita.
Ini adalah suatu hal yang keliru.

Tentang: PEKERJAAN ROH ALLAH.
1 Tesalonika 5: 12-19
(5:12) Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; (5:13) dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. (5:14) Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. (5:15) Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang. (5:16) Bersukacitalah senantiasa. (5:17) Tetaplah berdoa. (5:18) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (5:19) Janganlah padamkan Roh,

Nasihat-nasihat penting untuk kita perhatikan dengan baik:
YANG PERTAMA:
1.     Menghormati pemimpin jemaat dan menjunjung pemimpin jemaat dalam kasih karena pekerjaan mereka.
2.     Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.
YANG KEDUA:
1.     Tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib.
2.     Hiburlah mereka yang tawar hati.
3.     Belalah mereka yang lemah.
4.     Sabarlah terhadap semua orang.
YANG KETIGA: Perhatikanlah supaya jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, sebaliknya berusaha untuk berbuat baik terhadap sesama = berusaha untuk hidup di dalam kasih karunia Allah (kemurahan yang besar), sehingga terlepas dari hukum taurat.
YANG KEEMPAT: Bersukacitalah senantiasa.
YANG KELIMA: Tetaplah berdoa.
YANG KEENAM: Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Kristus Yesus bagi kamu.

Itulah nasihat-nasihat yang harus kita perhatikan. Tetapi syarat untuk dapat melakukan keenam hal di atas adalah janganlah padamkan Roh. Jangan padamkan Roh Allah untuk kita bisa melakukan keenam perkara di atas. Puji Tuhan...

Lebih meningkat lagi tentang kebebasan dari pekerjaan Allah ini.
Efesus 4: 30-32
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. (4:31) Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. (4:32) Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Kebebasan dari pekerjaan Roh Allah lebih meningkat lagi, yaitu: janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kita menjelang hari penyelamatan.
Syaratnya:
-       Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, bahkan segala kejahatan, hendaklah dibuang dari antara kita.
-       Hendaklah kita ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra, dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kita sekaliannya.

Inilah kebebasan dari pekerjaan Roh Kudus.
Meterai dari milik kepunyaan Allah adalah Roh Kudus. Oleh sebab itu, jangan mendukakan Roh Kudus Allah yang telah dimeteraikan kepada kita menjelang hari kedatangan Tuhan pada kali yang kedua, yang sudah tidak lama lagi.

Kemudian, meningkat lagi di dalam injil Lukas 12.
Lukas 12: 10
(12:10) Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.

Kalau kita masih menentang Anak Allah saat ini dengan sikap, tindak tanduk yang kurang sopan, kurang rendah hati, masih ada pengampunan atas kita. Tetapi barangsiapa menghujat Roh Allah, ia tidak akan diampuni.

Saya tidak ragu mengatakan: Suatu kerugian yang besar kalau kita membatasi pekerjaan dari Roh Allah. Ijinkan Roh Allah itu manunggal, berkarya dalam kehidupan kita. Bukankah kehidupan kita ini adalah Bait Allah? Fungsinya adalah sebagai tempat Roh Allah berdiam. Kalau Roh Allah berdiam dalam Bait Allah, maka oleh Roh itu ada kegiatan-kegiatan di dalamnya, ada aktivitas, ada aksi dan ada akselerasi (percepatan), tidak berlambat-lambat dalam melayani pekerjaan Tuhan.

Jangan batasi pekerjaan dari Roh Kudus dengan cara:
1.     Jangan padamkan Roh Allah.
Jangan padamkan Roh Kudus dengan menunda-nunda pekerjaan Tuhan. Kalau kita melihat pekerjaan Tuhan untuk segera dikerjakan, kerjakanlah.
2.     Jangan mendukakan Roh Allah.
Daging itu mati, Roh yang menghidupkan, oleh sebab itu; jangan hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging. Mengapa? Supaya Roh Kudus jangan berduka. Di mana ada kematian, di situ Roh Kudus berduka. Kalau hidup menurut daging, maka Roh Kudus berduka, tetapi sebaliknya; kalau kita mau diajar dalam segala hal oleh karena pengurapan itu, maka tentu kita menjadi cekatan, sama seperti belalang yang berbaris dengan teratur, sama artinya; menyukakan Roh Kudus, menyukakan Pemimpin.
3.     Jangan menghujat Roh Allah.
Kalau kita menghujat Roh Allah, maka tidak akan ada lagi pengampunan.

Kalau kita membatasi pekerjaan dari Roh Kudus itu adalah sesuatu hal yang merugikan diri kita sendiri.
Dalam hal ini, perempuan itu banyak mengalami kekeliruan, bukan hanya kekeliruan kecil, tetapi kekeliruan besar.

Tentang: PEKERJAAN FIRMAN ALLAH.
Dalam Kejadian 1: 1-31, langit dan bumi dan segala isinya diciptakan oleh Firman Allah. Berarti kalau kita membatasi kebebasan dari pekerjaan Firman Allah, itu adalah kebodohan besar. Firman Allah yang membentuk kehidupan kita, sehingga pada akhirnya segambar serupa dengan Allah, sama mulia dengan Tuhan.

Kejadian 1: 31
(1:31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Kalau Firman Allah membentuk kita, maka semuanya baik, tidak ada yang tidak baik, mulai dari pada bentuk kehidupan rohani kita baik, wujud rohani kita baik, perkataan kita semua baik, perbuatan baik, solah tingkah akan terlihat baik, dalam hal melayani pekerjaan Tuhan juga semua baik, tidak asal-asalan dan tidak terpaksa.
Kemudian, pekerjaan dari Firman Allah ini tidak tanggung-tanggung, karena Firman Allah berkuasa di dalam hal membentuk kehidupan rohani kita sampai akhirnya kembali kepada wujud yang semula, segambar serupa dengan Allah, tanpa cacat cela.

Jangan kita bosan mendengar firman. Jangan batasi kebebasan dari pekerjaan Firman Allah. Kalau pun ada teguran untuk membentuk kehidupan rohani kita, ijinkan saja, jangan batasi, supaya kita dibentuk kembali,  sampai akhirnya segambar serupa dengan Allah, kembali kepada wujud semula.

Sesudah kita mendengar firman Tuhan, dengan tandas saya sampaikan: Mari kita bersikap bijaksana, memperhatikan dengan baik apa yang sudah kita terima malam ini. Jangan membatasi pekerjaan dari Roh Allah dan jangan membatasi kebebasan  pekerjaan dari Firman Allah.

Keterangan: Perempuan MENAMBAHKAN kata “RABA”
Berarti, boleh meraba atau boleh menyentuhnya. Apa yang boleh diraba atau disentuhnya?

Kejadian 2: 9
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya dan pohon kehidupan, inilah hal yang diperintahkan oleh Tuhan Allah kepada Adam dan Hawa untuk dimakan buahnya dengan bebas. Sedangkan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat adalah hal yang dilarang untuk dimakan buahnya.

Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, menunjuk; hukum Taurat. Tahu yang baik tetapi tahu juga yang jahat, itu adalah hukum Taurat. Sebab memang, di dalam hukum Taurat, jelas di situ dikatakan: mengasihi sesama -- itulah orang yang mengasihi --, tetapi membenci musuh, sama dengan; tahu yang baik tetapi tahu juga yang jahat.
Itu sebabnya, pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat adalah hal yang dilarang untuk dimakan buahnya, tetapi justru perempuan itu melanggar larangan Allah, dengan menambahkan kata “raba”, dengan kata lain; boleh merabanya, boleh menyentuhnya, arti rohaninya untuk masa sekarang ialah; boleh berbuat baik, boleh juga berbuah jahat, sama dengan; boleh berada di bawah hukum Taurat.

Matius 5: 38, 43
(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. (5:43) Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

Hukum Taurat itu:
-       Mata ganti mata dan gigi ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan. Sejauh mana kejahatan orang, sejauh itu kita membalas kejahatan orang.
-       Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu”, artinya; tahu yang baik tetapi tahu juga yang jahat.
Inilah yang dilarang oleh Tuhan untuk dimakan buahnya, supaya jangan binasa.

Ijinkanlah kebebasan dari pekerjaan Roh Allah, dan ijinkanlah kebebasan dari pekerjaan Firman Allah, tetapi jangan kita makan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, lepaskan diri dari hukum Taurat, jangan meraba / menyentuhnya, dengan lain kata, jangan hidup di dalamnya . Jangan lagi kita menjalankan ibadah menurut hukum Taurat.

Menjalankan ibadah secara Taurat, berarti; menjalankan ibadah secara lahiriah, yaitu mulut memuliakan Tuhan, tetapi hati jauh dari Tuhan, sama dengan; mempersembahkan tubuh jasmani di tengah ibadah, tetapi manusia batinnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan. Kalau kita menikmati buah ibadah semacam ini, maka berujung kepada maut.

Tadi malam saya berbincang-bincang dengan ibu gembala: Kalau saja keluarga Allah sidang jemaat GPT-BETANIA mengerti kasih karunia, maka kita limpah dengan ucap syukur. Mengapa? Karena sejauh ini, Tuhan telah menggembalakan kita dengan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel. Mungkin hari ini masih terdapat kekurangan di sana dan sini, tetapi yang pasti, kita sudah berada di jalur yang benar, tinggal kita mau merubah sikap.
Berbeda dengan mereka yang di luar Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, ibadah tidak berpola Kerajaan Sorga, sehingga mereka tidak tahu ujung dari ibadah mereka ke mana arahnya. Kalau arah ibadah pelayanan ini tidak berujung pada pesta nikah Anak Domba, maka berjuta kali kita berkorban, berjuta kali terjadi mujizat di tengah-tengah ibadah yang sedang kita jalankan, semua tidak ada artinya, karena arah dari ibadah pelayanannya tidak jelas bermuara ke mana. Inilah yang patut kita syukuri, tetapi terkadang kita anggap kecil, anggap remeh kasih karunia itu.

Ayo, jangan batasi kebebasan dari Roh Allah dan jangan batasi kebebasan dari pekerjaan Firman Allah. Perhatikan apa yang dilarang oleh Tuhan dan jangan melanggarnya, dengan mengurangkan kata “bebas”. Kemudian, yang tidak boleh dilupakan,  jangan sampai kita juga menambahkan kata “raba”, jangan kita meraba dan menyentuh hukum Taurat; tahu yang baik dan tahu yang jahat, sebab ibadah semacam ini berujung kepada maut.

Malam ini kita buktikan di bawah kaki salib Tuhan. Kita buktikan kebebasan dari pekerjaan Firman Allah dan kebebasan dari pekerjaan Roh Allah atas kehidupan kita pribadi lepas pribadi, besar kecil, tua muda, laki-laki perempuan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


jangan membatasi pekerjaan firman Allah dengan mengurangkan kata "bebas" jangan membatasi pekerjaan Roh Allah dengan menambahkan kata "raba" supaya jangan melanggar perintah dan larangan Allah
jangan membatasi pekerjaan firman Allah dengan mengurangkan kata "bebas"
jangan membatasi pekerjaan Roh Allah dengan menambahkan kata "raba"
supaya jangan melanggar perintah dan larangan Allah

No comments:

Post a Comment