KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, October 28, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 15 OKTOBER 2019


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 15 OKTOBER 2019

KITAB KOLOSE
(Seri:67)

Subtema: ESAU BERTOLAK-TOLAKAN DENGAN YAKUB

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur, terima kasih kepada Tuhan, Dialah Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, selayaknya Dia ditinggikan dan diagungkan, dan kita akan tersungkur di kaki Tuhan, sujud menyembah kepada Dia. Sebab memang, ibadah yang diukur adalah ibadah yang sudah memuncak, itulah penyembahan yang disertai dengan penyerahan diri. Penyerahan diri, berarti; kehendak Tuhan yang jadi, bukan kehendak manusia lagi, keputusan Tuhan yang jadi, bukan keputusan manusia lagi. 
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada. 

Mari kita berdoa, memohon dengan rendah hati, supaya Tuhan membukakan firman-Nya malam ini, dan ibadah ini tidak kita jalankan secara Taurat, tidak kita jalankan secara lahiriah, tetapi firman itu mendarah daging sehingga di manapun kita berada menjadi suatu kesaksian, menjadi contoh teladan untuk membangun setiap orang, baik perkataan membangun orang lain, baik perbuatan juga membangun orang lain, supaya nama Tuhan dipermuliakan. Inilah hasil dari ibadah pelayanan dalam penggembalaan, hasil yang diperoleh oleh kehidupan yang tergembala; suatu kehidupan domba yang tergembala, senantiasa taat, setia, dengar-dengaran, nama Tuhan dipermuliakan.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari KITAB KOLOSE.
Kolose 3:9-10
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Jangan lagi kamu saling mendustai”, berarti; antara satu dengan yang lain jangan lagi saling mendustai, tetapi sebaliknya, marilah kita menampilkan hati kita yang sebenar-benarnya di hadapan Tuhan dan di hadapan sesama, dengan cara; berkata jujur, sebab perkataan-perkataan yang keluar dari mulut berasal dari dalam hati seseorang.
Singkatnya: Dengan berkata jujur, menunjukkan bahwa; seseorang tidak hidup dalam kepalsuan.

Mazmur 12:3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.

Yang dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata dengan bibir yang manis, tetapi hatinya bercabang. Berarti, hatinya tidak semanis dan tidak seindah mulutnya ketika berkata-kata.

Contohnya.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

Di sini kita melihat: Tampilnya seekor binatang lain keluar dari dalam bumi. Adapun wujud dari binatang tersebut ialah bertanduk dua sama seperti anak domba, jelas ini menunjuk; hamba Tuhan atau pelayan-pelayan Tuhan. Tetapi yang sangat membingungkan, sekaligus membuat kita terheran-heran dari binatang ini adalah ketika ia berbicara sama seperti seekor naga, berarti; perkataannya penuh dengan perkataan dusta.

Kesimpulannya: Binatang yang keluar dari dalam bumi ini tidak lain tidak bukan ialah nabi-nabi palsu.
Jangan sampai lain di mulut, lain di hati, sebab itu adalah suatu kehidupan yang palsu. 

Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Sesungguhnya, nabi-nabi palsu adalah serigala yang buas, tetapi di tengah-tengah ibadah pelayanan; mereka datang dan menyamar seperti anak domba yang bertanduk dua, dan apabila nabi-nabi palsu itu berbicara persis seperti seekor naga. 
Dalam Perjanjian Lama, naga disebut ular.

Kejadian 3:1
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

Adapun ular itu yang paling cerdik dari segala binatang di darat. 
Cerdik, tetapi apabila tidak tulus, sama dengan; licik. Licik, berarti; perkataannya penuh dengan perkataan dusta.

Sebagai bukti: 
Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Dalam hal ini, ular itu telah berkata dusta kepada perempuan itu dengan kelicikannya. Untuk mengetahui bahwa ular itu telah berkata dusta, kita bandingkan dengan Kejadian 2:16.

Kejadian 2:16
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,

Tuhan Allah memberi perintah kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas.
Dengan demikian, apa yang telah diperintahkan Allah kepada manusia itu dilarang oleh ular dengan kelicikannya. Jadi sudah sangat jelas, perkataan ular kepada perempuan itu dalam Kejadian 3:1 adalah perkataan dusta.

Sekarang kita akan melihat: Tanggapan dari perempuan itu terhadap perkataan ular itu.
Kejadian 3:2-3
(3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

Sahut atau tanggapan perempuan itu kepada ular itu:
1. Tanggapan pertama: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan”, tetapi ia telah mengurangkan kata “bebas.”
2. Tanggapan kedua: “Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Di sini kita melihat, perempuan itu menambahkan kata “raba.”

Tanggapan yang pertama dan kedua dari perempuan ini, kita bandingkan kepastiannya dalam Kejadian 2:16-17.
Kejadian 2:16-17
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Tuhan memberi PERINTAH dan LARANGAN kepada manusia itu.
-  Perintah Tuhan Allah kepada manusia ialah “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas.
-  Larangan Tuhan Allah kepada manusia ialah “Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.

Setelah kita bandingkan tanggapan perempuan kepada ular dalam Kejadian 3: 2-3 dengan perintah dan larangan Tuhan Allah kepada manusia dalam Kejadian 2:16-17, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa: 
-   Perempuan itu telah mengurangkan kata “bebas” pada kalimat perintah.
-   Perempuan itu telah menambahkan kata “raba” pada kalimat larangan.
Singkatnya: Perempuan itu telah mengurangkan dan menambahkan perkataan dari Tuhan Allah.

Kejadian 3:3-4
(3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." (3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,

Setelah mendengar tanggapan dari perempuan itu, maka ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati.
Di sini kita melihat: Ular itu telah memutar balik fakta, sebab;
-  Apa yang diperintahkan oleh Tuhan Allah dilarang oleh ular itu untuk dilakukan.
-  Apa yang dilarang oleh Tuhan Allah itu yang diperintahkan oleh ular itu untuk dilakukan.
Dengan demikian, Iblis atau Setan bertolak belakang dengan cara kerja Allah di dalam penyelamatan manusia. 
Setiap orang yang bertolak-tolakan dengan Tuhan di dalam melayani pekerjaan Tuhan, berarti dia sedang mengikuti tabiat dari bapa pendusta, itulah Iblis atau Setan. 

Oleh sebab itu, jangan kita saling bertolak-tolakan di dalam melayani pekerjaan Tuhan. Di dalam nikah saja tidak boleh bertolak-tolakan, suami dengan isteri. Kalau seorang suami menjadi imam, berarti harus memimpin, isteri mengikuti dan anak juga mengikuti. 

Jangan kita bertolak-tolakan di dalam melayani pekerjaan Tuhan, seperti jemaat di Korintus bertolak-tolakan dengan pelayanan Rasul Paulus di dalam 2 Korintus 6:11-16. Satu sisi jemaat di Korintus mendapat tempat di hati Rasul Paulus dengan seluas-luasnya, tetapi di sisi lain, jemaat di Korintus menutup pintu hati mereka terhadap pemberitaan firman Tuhan, karena memang pada saat itu sidang jemaat di Korintus berada dalam noda kekafiran, menjadi pasangan yang tidak seimbang, berarti; bertolak-tolakan dengan cara kerja Allah. Umpama: 
-  Kebenaran dengan kedurhakaan.
-  Terang dengan gelap.
-  Orang-orang percaya dengan orang-orang tidak percaya.
-  Kristus dengan Belial.
-  Berhala dengan Bait Allah.
Seperti itulah keadaan dari sidang jemaat di Korintus. 
Oleh sebab itu, Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus: “Supaya timbal balik”, maksudnya; seperti Rasul Paulus yang membuka hati lebar-lebar bagi sidang jemaat di Korintus, maka jemaat di Korintus juga harus membuka hati lebar-lebar terhadap pembukaan firman Tuhan. 
Dalam setiap pertemuan ibadah, Tuhan ada di tengah-tengah kita, berarti; kehidupan kita ada di dalam hati Tuhan selebar-lebarnya. Jangan sampai kita menutup pintu hati kepada kehadiran Tuhan lewat pemberitaan firman Tuhan.

Maka dengan tandas saya katakan: Jangan bertolak-tolakan dengan Tuhan, berarti jangan kita bertolak-tolakan dengan apa yang baik, apa yang suci, apa yang benar, apa yang mulia, dan apa yang berkenan di hadapan Tuhan.
Ular adalah binatang yang paling cerdik dari semua binatang, tetapi ia tidak tulus. Banyak juga orang semacam ini; terlihat baik, sepertinya tidak salah perbuatannya, tetapi sebetulnya tersirat yang tidak baik. Jangan kita bertolak-tolakan dengan cara kerja Allah.

Contoh DUA PRIBADI yang BERTOLAK-TOLAKAN.
Kejadian 25:21-22
(25:21) Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung. (25:22) Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya dan ia berkata: "Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?" Dan ia pergi meminta petunjuk kepada TUHAN.

Mengandunglah Ribka, tetapi anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya. 
Kalau kita bertolak-tolakan dengan cara kerja Allah, maka Tuhan Allah, yang adalah Bapa yang kekal, sangat susah hati-Nya. Jangan kita buat hati Tuhan susah.

Kejadian 25:24
(25:24) Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya.

Setelah genap harinya untuk bersalin, ternyata Ribka melahirkan dua anak laki-laki kembar, tetapi kedua-duanya ini bertolak-tolakan. 

Kejadian 25:25-26
(25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. (25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.

Dua anak kembar yang dilahirkan Ribka itu ialah bernama Esau, anak yang kedua ialah Yakub
-  Esau ini seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu. 
-  Sedangkan Yakub tubuhnya tidak berbulu, klimis, bersih. 
Dari hal ciri ini pun sudah terlihat antara Yakub dengan Esau betul-betul bertolak-tolakan.
Bagi yang laki-laki: Jangan suka pelihara kumis dan janggut, belajar dengar-dengaran. Setelah kita dengar firman, langsung kita tanggapi dan responi dengan baik.

Mari perhatikan ayat 27, akan semakin terlihat perbedaan antara Esau dan Yakub, betul-betul anak kembar ini bertolak-tolakan dari sejak rahim ibunya.
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.

Lalu bertambah besarlah kedua anak itu. Kalau anak lahir, maka akan terjadi pertumbuhan rohani; ada pertumbuhan yang sehat, ada pertumbuhan yang tidak sehat.

Selanjutnya, kita akan melihat tabiat dari Esau dan Yakub.
Tabiat dari Esau:
1. Menjadi seorang yang pandai berburu.
2. Menjadi seorang yang suka tinggal di padang.
Tabiat dari Yakub:
1. Seorang yang tenang.
2. Suka tinggal di kemah.

Dari kedua tabiat ini, kita bisa melihat bahwa; Esau dan Yakub saling bertolak-tolakan. 
Jadi; 
-  Dari sejak di dalam rahim mereka sudah bertolak-tolakan.
-  Sampai mereka lahir juga bertolak-tolakan dengan tanda atau keadaan yang berbeda.
-  Kemudian setelah tumbuh besar pun tetap bertolak-tolakan dengan tabiat yang berbeda.

Kita akan memperhatikan tabiat Esau terlebih dahulu:
TABIAT ESAU, yang pertama: “Menjadi seorang yang pandai berburu.”
Kejadian 25:27-28
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. (25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.

Esau memang seorang yang pandai berburu daging, menunjukkan bahwa; Esau hidup dalam hawa nafsu, yaitu keinginan-keinginan daging yang jahat. 
Jadi, soal berburu daging, Esau itu sangat lihai. Dalam hal menuruti keinginan daging, Esau itu sangat lihai sekali. Semua keinginan daging yang jahat, dia pandai sekali. 

Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

Hidup menurut daging; memikirkan hal-hal yang dari daging, ia tidak mungkin memikirkan hal-hal yang dari Roh, ia tidak mungkin memikirkan perkara-perkara di atas, perkara-perkara rohani, itulah ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. 
Orang yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat, sekalipun ia ada di tengah-tengah ibadah, sekalipun ia melayani, sebetulnya hatinya tidak ada di situ. Ingat perkataan saya ini; hatinya tidak ada di situ, sekalipun dia ada di tengah ibadah, sekalipun ia melayani. Inilah yang terjadi kalau daging sudah berakar, karena memang Esau pandai sekali di dalam hal berburu daging. 

Roma 8:6-7
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. (8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

“Keinginan daging adalah maut.” Artinya, kalau seseorang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat akan mengalami kematian rohani, sebab mereka yang hidup menurut keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah. Mengapa? Karena orang yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging tidak takluk kepada hukum Allah, tidak takluk kepada kehendak Allah. 

Roma 8:8
(8:8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.

Itu sebabnya, mereka yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging tidak berkenan kepada Allah.
Pilih mana; mau berkenan kepada Allah, atau hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging? Banyak orang Kristen tahu jawaban yang benar, tetapi lebih suka terhadap yang tidak benar, tidak suka yang benar.

Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Ada 15 (lima belas) perbuatan daging, antara lain: (1) percabulan, (2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan, (7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.
Setiap orang yang hidup menurut hawa nafsu daging, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 

Kalau kita berbicara tentang Kerajaan Sorga, itu berbicara tentang “sukacita, damai sejahtera dan kebenaran.” Dan orang yang hidup menurut hawa nafsu daging, tidak memiliki tiga perkara itu. Sekalipun seseorang mencari kenikmatan lewat perbuatan daging, sebetulnya itu bukan sukacita, karena setiap orang yang hidup menurut hawa nafsu daging, tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga, itulah kebenaran, sukacita, dan damai sejahtera.

TABIAT ESAU, yang kedua: Esau suka tinggal di padang.”
Padang, menunjuk; dunia dengan segala yang ada di dalamnya.
Mari kita lihat apa saja yang ada di dalam dunia ini. Jangan mau diseret oleh keinginan sendiri, supaya jangan kita jatuh dalam pencobaan, supaya jangan kita sakit dan menderita, sebaliknya mengalami pemulihan. 

1 Yohanes 2:15
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.

Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu
Pendeknya: Mengasihi dunia, sama dengan; kehilangan kasih Allah Bapa. Dengan kata lain, Esau masih berada di bawah hukum Taurat atau hukum Taurat itu sangat melekat di dalam diri Esau. 

Kelemahan dari hukum Taurat: 
1. Tidak mengampuni orang lain, sebab kebenaran di bawah hukum Taurat adalah kejahatan dibalas dengan kejahatan.
2. Suka menunjuk-nunjuk dosa orang lain. Kalau seseorang marah, biasanya cenderung suka menunjuk-nunjuk dosa orang lain, menunjukkan bahwa; hukum Taurat itu masih melekat di dalam dirinya. Dia pamerkan semua kekurangan orang lain dari zaman dahulu sampai zaman sekarang, berarti hukum Taurat masih melekat di dalam dirinya. Tetapi ada cara yang halus untuk menunjukkan kekurangan orang lain, yaitu dengan mengadakan atau mengajak orang lain dengan nyanyian berbalas-balasan, itu juga sedang menunjukkan kekurangan orang lain kepada Setan.
Itulah orang yang hidup di bawah hukum Taurat, dan setiap orang yang hidup di bawah hukum Taurat tidak mengenal kasih Bapa.

Seharusnya, kasih Allah sudah menjadi jubah, terkhusus bagi orang-orang yang melayani Tuhan, tujuannya; untuk menutupi dosa atau mengampuni dosa orang lain, dengan lain kata; terwujudnya kesatuan tubuh yang sempurna. 
Kalau seorang imam mengenakan jubah yang maha indah, maka terwujudlah kesatuan tubuh yang sempurna, itulah tubuh Mempelai. Kalau kasih Allah sudah menjadi jubah, maka akan terwujud kesatuan tubuh yang berbeda-beda.
Marilah kita berlaku bijak menyikapi semua ini. Untuk apa mengikuti kepentingan daging kalau akhirnya anggota tubuh tercerai-berai? Semuanya menjadi kesia-siaan.

1 Yohanes 2:16
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

Segala sesuatu yang ada di dalam dunia, antara lain;
1.  Keinginan daging.
2.  Keinginan mata.
3.  Keangkuhan hidup.
Tiga perkara ini bersumber dari dunia. Kalau seseorang hidup menurut keinginan dagingnya, itu menunjukkan bahwa dia adalah manusia duniawi yang masih mempertahankan sifat manusiawi. Demikian juga kalau dia hidup menurut keinginan mata dan hidup di dalam keangkuhan, sudah jelas menunjukkan bahwa dia bersumber dari dunia, dia masih hidup secara manusia duniawi dan masih mempertahankan sifat manusiawi.

Pendeknya: Orang yang mencintai dunia ini tidak mengenal kehendak Allah Bapa.

1 Yohanes 2:17
(2:17) Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Orang yang mencintai dunia dengan segala apa yang ada di dalamnya tidak mengenal kasih Allah di dalam Kristus Yesus, ketika Yesus disalibkan di atas kayu salib, itulah kehendak Allah Bapa. 

Ayub 39:8-9
(39:8) Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang? (39:9) Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya.

Dunia ini sebenarnya tempat bagi orang yang tidak tergembala. 
Ingat, apa yang telah saya sampaikan dalam kesempatan Ibadah Raya Minggu, 13 Oktober 2019, bahwa; asal usul kita adalah dari sorga, dari Tuhan. Tuhanlah yang membentuk kita menurut gambar dan rupa Allah, tetapi karena Adam itu jatuh dalam dosa, ia diusir dari taman Eden bagaikan dilempar ke dalam dunia ini. Sebab itu, tidak boleh kita terlena dengan segala apa yang ada di dalam dunia ini. Sebetulnya dunia ini adalah tempat bagi orang yang tidak tergembala. 
Itu sebabnya di atas tadi dikatakan dengan jelas, bahwa: Segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini, itu bukan berasal dari Bapa. 

Dunia ini digambarkan dengan dua hal:
1.  Tanah dataran.
2.  Padang masin.

Tentang: TANAH DATARAN.
Sama dengan; tidak berlembah, tidak bergunung, sama seperti Mesir. Artinya; tidak mengenal pengalaman Yesus di dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya
-  Lembah dan gunung, menunjuk; pengalaman kematian dan kebangkitan.
-  Mesir, menunjuk kepada; dunia. 

Tentang: PADANG MASIN.
Yeremia 17:5-6
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! (17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.

Padang masin adalah tempat untuk mereka yang tidak tergembala. Sedangkan padang masin adalah negeri padang asin yang tidak berpenduduk, berarti; hidup seorang diri, jauh dari Tuhan, jauh dari peradaban manusia, tidak mengerti tentang sosialisasi, tidak mengerti untuk mengasihi Tuhan dan tidak mengerti untuk mengasihi sesama. Itulah keadaan dunia yang sebenarnya.
Dunia ini tidak memiliki kasih Bapa. Jadi, kalau seseorang kehilangan kasih, itu sama seperti padang masin, daerah yang tidak berpenduduk, tidak ada peradaban, tidak mengerti mengasihi Tuhan dan sesama, tanpa sosialisasi.

Sekarang kita akan memperhatikan tabiat Yakub.
TABIAT YAKUB, yang pertama: “Yakub adalah seorang yang tenang.”
1 Petrus 4:7
(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

Kesudahan segala sesuatu sudah dekat.” Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Hari Tuhan sudah dekat. Mengapa Tuhan nyatakan itu kepada kita malam ini?

Kuasailah diri, berarti; jadilah tenang. Tujuannya: Supaya dapat berdoa.
Tingkatan doa ialah:
1.  DOA PERMOHONAN, berarti; meminta.
2.  DOA PUASA, sama dengan; penyangkalan terhadap daging.
3.  DOA UCAPAN SYUKUR, artinya; senantiasa bersyukur, bukan saja pada saat senang, tetapi juga dalam kesusahan. Misalnya; mengucap syukur saat menyangkal diri dan memikul salib dalam ibadah pelayanan ini.
4.  DOA SYAFAAT, berarti; mendoakan orang lain, bukan untuk mendoakan diri sendiri lagi.
5.  DOA PENYEMBAHAN, ini adalah tingkatan yang lebih tinggi, puncak dari tingkatan doa.
Tentu tingkatan doa ini bisa kita kerjakan, bilamana kita menjadi suatu kehidupan yang tenang. Kuasailah diri, belajarlah untuk dengar-dengaran supaya tenang, dengan demikian kita dapat berdoa.

Yesaya 30:15
(30:15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

Hidup di dalam doa penyembahan adalah kekuatan kita untuk menghadapi si seteru, antara lain;
1.  Dunia dengan arusnya yang menghanyutkan untuk mematikan kerohanian anak-anak Tuhan.
2.  Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya yang jahat.
3.  Iblis atau Setan, dengan demonstrasi yang diadakannya lewat roh jahat dan roh najis.

Kalimat berikutnya; “Dengan bertobat dan tinggal diam.
Diam, berarti; menyerahkan segala persoalan kepada Tuhan. Seperti Tuhan berkali-kali berkata kepada bangsa Israel: “Kamu hanya berdiam saja. Aku akan berperang ganti kamu”, berarti; menyerahkan segala persoalan kepada Tuhan.
Ayo, diam, tenang, berserah. Jangan gelisah. Jangan ambil alih bagian Tuhan dalam segala perkara. 

Ulangan 33:12
(33:12) Tentang Benyamin ia berkata: "Kekasih TUHAN yang diam pada-Nya dengan tenteram! TUHAN melindungi dia setiap waktu dan diam di antara lereng-lereng gunungnya."

Kalau kita hidup di dalam penyembahan, kita diam pada-Nya dengan tenteram, maka Tuhan melindungi kita setiap waktu. Biarlah kita berada di lereng-lereng gunung-Nya. Biarlah kita berada di bawah kaki salib Tuhan, lewat doa penyembahan. Maka Tuhan akan melindungi kita semua, dan Tuhan akan pelihara kita. Tidak akan dibiarkan satu helai rambut pun rontok (gugur) dari kepala, kalau tidak seijin Tuhan. 

Jangan kita seperti Esau; pandai berburu daging. Terlihat adem, tenang, tetapi lihai berburu daging, jangan kita seperti itu. Tetapi biarlah kita diam di lereng-lereng gunung, berarti sujud menyembah di kaki salib Tuhan, supaya nyata perlindungan Tuhan, nyata pemeliharaan dan pembelaan Tuhan. Yesus adalah Tuhan, Dialah batu penjuru, gunung batu yang teguh. 
Tuhan itu baik. Pengertian kita tidak kekurangan.

Ulangan 33:13
(33:13) Tentang Yusuf ia berkata: "Kiranya negerinya diberkati oleh TUHAN dengan yang terbaik dari langit, dengan air embun, dan dengan air samudera raya yang ada di bawah; (33:14) dengan yang terbaik dari yang dihasilkan matahari, dan dengan yang terbaik dari yang ditumbuhkan bulan; (33:15) dengan yang terutama dari gunung-gunung yang sejak dahulu, dan dengan yang terbaik dari bukit-bukit yang berabad-abad, (33:16) dan dengan yang terbaik dari bumi serta segala isinya; dengan perkenanan Dia yang diam dalam semak duri. Biarlah itu semuanya turun ke atas kepala Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya.

Sampai nanti negeri diberkati oleh Tuhan, antara lain:
1.  Yang terbaik dari langit, cakrawala, itulah takhta Allah, menunjuk; ibadah dan pelayanan.
2.  Yang terbaik dari yang dihasilkan matahari.
3.  Yang terbaik dari yang ditumbuhkan bulan. Bulan, menunjuk; pribadi Yesus, Anak Allah. Biarlah kita berdiri di atas korban-Nya, itu yang terbaik bagi kita. 
Jangan berdiri di atas kebenaran diri sendiri, itu merusak diri sendiri.
4.  Yang terutama dari gunung-gunung yang sejak dahulu. Yesus adalah gunung batu.
5.  Yang terbaik dari bukit-bukit yang berabad-abad, itulah bukit Sion.
6.  Yang terbaik dari bumi serta segala isinya.
7.  Sampai menjadi kehidupan yang teristimewa di antara saudara-saudaranya.

Tuhan mau istimewakan kita, dimulai dulu dengan berdiam diri di lereng-lereng gunung, hidup di dalam penyembahan.

TABIAT YAKUB, yang kedua: Yakub suka tinggal di kemah.”
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Yang membangun Tabernakel adalah Musa, tetapi dalam hal rumah Tuhan disebut rumah Allah Yakub, sebab Yakub sudah membuktikan diri bahwa dia seorang yang suka tinggal di kemah.

Rumah Tuhan, menunjuk; rumah Allah Yakub, itulah gunung Sion. Dari rumah Allah Yakub terjadi dua hal:
1. Keluar pengajaran. Fungsinya: Mengajar kita tentang jalan-jalan Tuhan. Itu bisa kita temukan dalam 1 Petrus 2: 19-21, Ia telah meninggalkan teladan-Nya, supaya kita bisa mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan-Nya itu. Tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah itu kita ikuti dengan tepat dan benar, maka seketika itu juga semua dosa rontok.
2. Firman Tuhan dari Yerusalem, menunjuk; imam-imam atau hamba-hamba Tuhan yang menjadi teladan. Fungsinya: supaya kita berjalan menempuhnya, sama dengan; mengikuti contoh teladan dari imam-imam tersebut.
Itulah keadaan dari rumah Allah Yakub, itulah gunung Sion.

Ibrani 12:22
(12:22) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,

Bukit Sion, artinya;
1.  Kota Allah yang hidup. 
2.  Yerusalem sorgawi.

Tentang: Kota Allah yang hidup.
Berarti, ada aktivitas, ada kegiatan-kegiatan di tengah ibadah dan pelayanan.

Wahyu 22:3-5
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, (22:4) dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. (22:5) Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

Dari tujuh perkara ini, hanya ada dua kegiatan di dalam Kerajaan Sorga.
1.  Hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, sama dengan; beribadah kepada Tuhan.
2.  Mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya, sama dengan; melayani Tuhan sampai selama-lamanya.

Itulah kota Allah yang hidup; ada aktivitas, ada kegiatan Roh, ada ibadah dan pelayanan, itulah yang disebut keramaian kota.

Tentang: Yerusalem sorgawi.
Galatia 4:23-26
(4:23) Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji. (4:24) Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar -- (4:25) Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab -- dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. (4:26) Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.

Sara adalah Yerusalem sorgawi, sama dengan; perempuan merdeka, artinya; lepas dari perhambaan dosa. Kalau kita sudah lepas dari perhambaan dosa, maka Tuhan akan menggenapi janji-janji-Nya, seperti Sara melahirkan Ishak, anak janji.

Jadi, pada akhirnya, gunung rumah Tuhan disebut juga rumah Allah Yakub, itulah bukit Sion. Biarlah kita menjadi suatu kehidupan yang tenang dan juga tinggal diam di dalam kemah, itulah pribadi Yakub.

Dari apa yang sudah kita dengar antara pribadi Esau dan pribadi Yakub sungguh bertolak-tolakan. Biar kiranya kita hidup sama seperti Yakub; menjadi seorang yang tenang, kemudian tinggal di kemah, maka nyata pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan kita. Yang terpenting kita menjadi kehidupan yang tenang berada di lereng-lereng gunung, itu kekuatan kita. Penyembahan adalah kekuatan kita. Amin. 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang





No comments:

Post a Comment